mukmin yang kuat lebih baik dari pada
MAKALAH
MUKMIN YANG KUAT LEBIH BAIK DARI MUKMIN YANG LEMAH
Yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadits
DOSEN PENGAMPU
Tadjudin, M.Pd.I
Disusun oleh :
Nama
: Daris Sofiana
NIM
: 1721143098
Kelas
: PAI 2A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2015
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara karunia Allah yang dilimpahkan kepada umat ini adalah
bahwa Dia telah menjadikan Nabi-Nya sangat sayang kepada umatnya,
karena itu beliau tidak meninggalkan kebaikan kecuali beliau
menunjukkannya dan tidak juga kejelekan kecuali beliau memberikan
peringatan darinya. Allah memerintahkan kita semua agar mengamalkan
apa saja yang diperintahkan dan diarahkan oleh Rasul-Nya, Dia juga
memerintahkan agar kita menjauhi apa saja yang dilarang olehnya.
Makalah ini akan mepaparkan hadits tentang bab keimanan mengenai
iman yang kuat lebih baik dari iman yang lemah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi hadits yang menjelaskan tentang iman yang kuat
lebih baik dari iman yang lemah?
2. Bagaimana asbabul wurud dari hadits tersebut?
3. Bagaimana pendapat ahli mengenai hadits tersebut ?
4. Apa sajakah perkara-perkara iman itu?
5. Bagaimanakah ciri seseorang yang kuat imannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hadits yang menjelaskan tentang iman yang kuat
lebih baik dari iman yang lemah.
2. Untuk mengetahui asbabul wurud dari hadits tersebut.
3. Untuk mengetahui pendapat ahli mengenai hadits tersebut.
4. Untuk mengetahui apa saja perkara-perkara iman itu.
5. Untuk mengetahui ciri seseorang yang kuat imannya.
2
MUKMIN YANG KUAT LEBIH BAIK DARI MUKMIN YANG LEMAH
1. Hadits.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sasallam bersabda:
خيروأ ا
ن ِال ي
ي
ِ ف
م
ؤ
م
م
ِ ه
ى ِالل
إل
ِ ب
ح
ن ِال ي ا
ف
ف
ف
مؤ ي ف
ضعفي ي ف
ن ِال ض
ب
ا
م
ا ال ي م
ا
ي ِ ا ي ر ا
قو ف ب
م م
ف
ف
ا
فع م ا
ي ِك م ل
َجز
ماِي ان ي ا
عل
ص ِ ا
ل ِ ا
ن ِفباِلل ف
ه ِوال ات اعي ا
ٌا ف ي,خي يرر
ك ِاوا ي
ى ِ ا
حر ف ي
ست اعف ي
وافف ي
ا
ا
ٌوإ ا,ي
ت ِ ا
صاِب ا ا
ق ي
ذاواك ا ا
ن ِك ا ا
ك ِ ا
ِ ن
يرءفال ات ا م
كاِ ا
اف ي
ْل اويأضني ِفاعال ي م:ل
ن ِأ ا
ٌوال اك ف ي,ذا
ش ي
شي ي ا
م ا
شاِاءفاعا ا
قم ي.
ل ِال ض
ماِ ا
ن
ن ِل اويت ا ي
ْقاد امرالل ف:ل
فت ا م
ٌفاإ ف ض,ل
ح ِع ا ا
ه ِوا ا
طاِ ف
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah, dan keduanya memiliki kebaikan. Bersegeralah terhadap sesuatu yang
bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah di dalam
melakukannya dan janganlah merasa lemah, jika sesuau menimpamu, maka
janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya aku melakukannya, niscaya akan
begini dan begitu, akan tetapi ucapkanlah: ‘Inilah ketentuan dari Allah, dan Dia
melakukan apa yang dikehendaki-Nya’, karena kata (seandainya) dapat
membuka tipu daya syaitan.”1
2. Asbabul Wurud.
Hadits ini shahih, Diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 2664); Ibnu Majah (no.
79, 4168); Ahmad (II/226 no. 8777).
3. Analisa Pribadi.
Dijelaskan dalam hadits berikut, bahwa Allah swt. mencintai orang-orang
mukmin, terutama orang mukmin yang kuat, sebagaimana Allah pun mencintai
orang-orang yang bertakwa, berbuat baik, bertawakal, bersabar, bersyukur,
bertaubat, bersuci dan adil. Seorang mukmin yang bijak adalah seorang
mukmin yang selalu berusaha untuk mendapatkan cinta dari Allah dengan
melakukan amal-amal yang mewujudkan kecintaan tersebut, karena seorang
mukmin selalu bersegera di dalam melakukan sifat-sifat yang terpuji berupa
keimanan, ketakwaan, kesabaran, syukur, pemaafan, tawakal, keindahan,
kebersihan dan yang lainnya, diantara hal-hal yang dapat mendatangkan
kecintaan Allah Ta’ala dan selalu bersemangat untuk melakukan semua
perbuatan yang baik serta dapat mendekatkan dirinya kepada Allah sehingga
mendapatkan kecintaan dari Allah.
4. Pendapat Ahli.
Muhammad bin Falih. Jadilah Mukmin yang Kuat!: Lebih Baik dan Lebih
Dicintai Allah. (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005).hal.,10
1
3
Dan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan lafazh:
ل ِل ا ا
ئ ِفا ا
صاِب ا ا
ذا ِواك ا ا
ت ِك ا ا
ك ِ ا
ذا
ل ِت ا م
ش ر
افاِإ ف ي
و ِأنني ِفاعال ي م
ن ِا ا ا
ق ي ي
“Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya
aku melakukannya begini, niscaya akan (terjadi) begini dan begitu.’“ 2
Dalam Kitab Iman bab ke-2 Allah swt. berfirman dan mendefinisikan
adanya perkara-perkara iman.
Firman Allah swt.:
ا
م ِقفب ا ا
ل
ل ِالل ف
وا ِوم م
س ِيالب فضر ِأ ي
جويهاك م ي
ْ ِ) ِل اي ي ا:ِ ه ِت ااعاِالى
ن ِت موال ب ي
واقاوي ف
ن ِفباِلل ف ي
م ي
م ِيالْ ف
ن ِآ ا
ن ِيالب فضر ِ ا
ق ِوايال ا
يال ا
مغيرف ف
م ا
م ي
ب ِوال اك ف ض
خرف
شرف ف
ه ِواالي اوي ف
ماِ ا
ه ِذ افوي
حب ن ف
مل ائ فك ا ف
ل ِع االى ِ م
ن ِاوآاتى ِيال ا
وايال ا
ة ِوايالك فاتاِ ف
ب ِاوالن ضب في ني ي ا
ن ِواففي
يال م
ل ِاوال ض
ن ِال ض
م ا
مىَل ِوايال ا
قيرابى ِوايالي ااتاِ ا
ساِئ فل في ي ا
سب في ي ف
ساِ ِك اي ي ا
ن ِاواب ي ف
ا
ة ِاوآاتىَى ِالضزَ ا
م ِأ فاذا
م ِال
كاِ ا
صل ا ا
مومفو ا
ب ِواأاقاِ ا
ن ِب فعاهيد فه ف ي
ة ِوايال م
ض
النراقاِ ف
ي
س ِمأول ائ ف ا
ك
ا
ضاِارفء ِوا ف
ساِفء ِاوال ا
عاِها م
ن ِففي ِالابأ ا
دوا ِاوال ا
حي ي ا
صاِب فرف مي ي ا
ن ِالب اأ ف
وا ِواأويل ائ ف ا
ح
مت ض م
د ِا افيل ا ا
ٌ" ِ)قا ي,"ِ (ِ ن
قو ي ا
م ِال ي م
ك ِهم م
ن ِ ا
صد اقم ي
ال اذ في ي ا
ة
ن(" ِايلْي ا ا
مؤ ي ف
من موي ا
ال ي م
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan.
Tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.” (al-baqarah:177) Dan firman Allah,”Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman.” (al Mu’miniin: 1) 3
Dengan firman Allah swt. tersebut, keimanan akan semakin kuat dan kokoh
serta menjadikan umatnya sebagai mukmin yang kuat imannya apabila
perkara-perkara keimanan tersebut dijalankan dengan penuh keikhlasan dan
dengan niat hanya kepada Allah swt, sebagai rasa mahabbahnya kepada Allah
swt. Apabila benar-benar melakukan perkara tersebut, beruntunglah bagi
orang-orang yang beriman karena dicintai oleh Allah swt. Subhanallah.
2
Ibid.,11
Al-Albani Nashiruddin. Mukhtasar Shahih al-Imam al-Bukhari. (Jakarta: Gema
Insani, 2003).hal.,24
3
4
Kekuatan dan kelemahan pada diri seorang mukmin merupakan
pembahasan yang sangat penting, karena di dalam pembahasan ini, Rasulullah
saw. menjelaskan masalah yang sangat penting dan perlu diketahui juga
dihayati. Namun, ia akan menjadi kuat jika mewujudkan sebab-sebab yang
menjadikannya kuat lalu memegangnya dengan teguh.
Rasulullah mengungkapkan kekuatan iman ini secara mutlak, karena itu
yang dimaksud dengan kekuatan disini adalah umum, mencakup: 4
1. Kekuatan iman yang tertanam di dalam diri seorang mukmin, yang sama
sekali tidak dapat digoyahkan oleh keraguan, tidak dapat dirobohkan oleh
syubhat dan tidak dapat dilemahkan oleh syahwat, walaupun badan yang
dimilikinya sangat lemah tetapi keimanannya lebih kuat dari gunung.
2. Kekuatan keilmuan, hal ini yang membawa manusia kepada kekuatan iman
dan amal yang lurus juga perilaku yang benar.
3. Kekuatan kehendak jiwa, dengannya seseorang tidak akan merasakan
lemahnya keinginan, malas dan tidak bersemangat, karena yang timbul dari
dalam jiwanya adalah kepercayaan diri dan kebenaran yang selalu ia
lakukan, dengannya dia dapat menghadapi segala rayuan dan syahwat
yang menggodanya dengan kekuatan dan keberanian yang sangat dahsyat,
berbeda dengan orang-orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi
(tidak dengan penuh keyakinan), ia akan merasakan ketenangan ketika
mendapatkan kebaikan, sedangkan jika kejelekan menimpanya, maka dia
akan berubah menjadi tidak baik.
4. Kekuatan jasmani, hal ini yang sangat membantu di dalam
melaksanakannya amal sholeh, seorang mukmin memanfaatkan tersebut di
dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan sholat, puasa,
jihad, amar ma’ruf nahi munkar, membantu kaum papa, dan menolong
orang yang teraniaya, seorang mukmin tidak pantas selalu mengharapkan
bertambahnya kekuatan badan tanpa ada niat dalam dirinya untuk
memanfaatkan kemampuan tersebut di dalam ketaatan kepada Allah
sehingga tidak seperti hewan bahkan lebih hina lagi daripada hewan.
4
Ibid.,30
5
KESIMPULAN
Mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah dan lebih dicintai
oleh Allah swt. Adapun perkara-perkara yang harus dilakukan oleh mukmin
yang kuat adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan, dan peperangan.
Kemudian orang yang memiliki iman yang kuat adalah memiliki kekuatan
iman yang tertanam di dalam diri seorang mukmin, memiliki kekuatan keilmuan,
memiliki kekuatan kehendak jiwa, dan memiliki kekuatan jasmani
6
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Falih. 2005. Jadilah Mukmin yang Kuat!: Lebih Baik dan Lebih
Dicintai Allah. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir.
Al-Albani Nashiruddin. 2003. Mukhtasar Shahih al-Imam al-Bukhari. Jakarta:
Gema Insani.
7
MUKMIN YANG KUAT LEBIH BAIK DARI MUKMIN YANG LEMAH
Yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadits
DOSEN PENGAMPU
Tadjudin, M.Pd.I
Disusun oleh :
Nama
: Daris Sofiana
NIM
: 1721143098
Kelas
: PAI 2A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2015
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara karunia Allah yang dilimpahkan kepada umat ini adalah
bahwa Dia telah menjadikan Nabi-Nya sangat sayang kepada umatnya,
karena itu beliau tidak meninggalkan kebaikan kecuali beliau
menunjukkannya dan tidak juga kejelekan kecuali beliau memberikan
peringatan darinya. Allah memerintahkan kita semua agar mengamalkan
apa saja yang diperintahkan dan diarahkan oleh Rasul-Nya, Dia juga
memerintahkan agar kita menjauhi apa saja yang dilarang olehnya.
Makalah ini akan mepaparkan hadits tentang bab keimanan mengenai
iman yang kuat lebih baik dari iman yang lemah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi hadits yang menjelaskan tentang iman yang kuat
lebih baik dari iman yang lemah?
2. Bagaimana asbabul wurud dari hadits tersebut?
3. Bagaimana pendapat ahli mengenai hadits tersebut ?
4. Apa sajakah perkara-perkara iman itu?
5. Bagaimanakah ciri seseorang yang kuat imannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hadits yang menjelaskan tentang iman yang kuat
lebih baik dari iman yang lemah.
2. Untuk mengetahui asbabul wurud dari hadits tersebut.
3. Untuk mengetahui pendapat ahli mengenai hadits tersebut.
4. Untuk mengetahui apa saja perkara-perkara iman itu.
5. Untuk mengetahui ciri seseorang yang kuat imannya.
2
MUKMIN YANG KUAT LEBIH BAIK DARI MUKMIN YANG LEMAH
1. Hadits.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sasallam bersabda:
خيروأ ا
ن ِال ي
ي
ِ ف
م
ؤ
م
م
ِ ه
ى ِالل
إل
ِ ب
ح
ن ِال ي ا
ف
ف
ف
مؤ ي ف
ضعفي ي ف
ن ِال ض
ب
ا
م
ا ال ي م
ا
ي ِ ا ي ر ا
قو ف ب
م م
ف
ف
ا
فع م ا
ي ِك م ل
َجز
ماِي ان ي ا
عل
ص ِ ا
ل ِ ا
ن ِفباِلل ف
ه ِوال ات اعي ا
ٌا ف ي,خي يرر
ك ِاوا ي
ى ِ ا
حر ف ي
ست اعف ي
وافف ي
ا
ا
ٌوإ ا,ي
ت ِ ا
صاِب ا ا
ق ي
ذاواك ا ا
ن ِك ا ا
ك ِ ا
ِ ن
يرءفال ات ا م
كاِ ا
اف ي
ْل اويأضني ِفاعال ي م:ل
ن ِأ ا
ٌوال اك ف ي,ذا
ش ي
شي ي ا
م ا
شاِاءفاعا ا
قم ي.
ل ِال ض
ماِ ا
ن
ن ِل اويت ا ي
ْقاد امرالل ف:ل
فت ا م
ٌفاإ ف ض,ل
ح ِع ا ا
ه ِوا ا
طاِ ف
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah, dan keduanya memiliki kebaikan. Bersegeralah terhadap sesuatu yang
bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah di dalam
melakukannya dan janganlah merasa lemah, jika sesuau menimpamu, maka
janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya aku melakukannya, niscaya akan
begini dan begitu, akan tetapi ucapkanlah: ‘Inilah ketentuan dari Allah, dan Dia
melakukan apa yang dikehendaki-Nya’, karena kata (seandainya) dapat
membuka tipu daya syaitan.”1
2. Asbabul Wurud.
Hadits ini shahih, Diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 2664); Ibnu Majah (no.
79, 4168); Ahmad (II/226 no. 8777).
3. Analisa Pribadi.
Dijelaskan dalam hadits berikut, bahwa Allah swt. mencintai orang-orang
mukmin, terutama orang mukmin yang kuat, sebagaimana Allah pun mencintai
orang-orang yang bertakwa, berbuat baik, bertawakal, bersabar, bersyukur,
bertaubat, bersuci dan adil. Seorang mukmin yang bijak adalah seorang
mukmin yang selalu berusaha untuk mendapatkan cinta dari Allah dengan
melakukan amal-amal yang mewujudkan kecintaan tersebut, karena seorang
mukmin selalu bersegera di dalam melakukan sifat-sifat yang terpuji berupa
keimanan, ketakwaan, kesabaran, syukur, pemaafan, tawakal, keindahan,
kebersihan dan yang lainnya, diantara hal-hal yang dapat mendatangkan
kecintaan Allah Ta’ala dan selalu bersemangat untuk melakukan semua
perbuatan yang baik serta dapat mendekatkan dirinya kepada Allah sehingga
mendapatkan kecintaan dari Allah.
4. Pendapat Ahli.
Muhammad bin Falih. Jadilah Mukmin yang Kuat!: Lebih Baik dan Lebih
Dicintai Allah. (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005).hal.,10
1
3
Dan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan lafazh:
ل ِل ا ا
ئ ِفا ا
صاِب ا ا
ذا ِواك ا ا
ت ِك ا ا
ك ِ ا
ذا
ل ِت ا م
ش ر
افاِإ ف ي
و ِأنني ِفاعال ي م
ن ِا ا ا
ق ي ي
“Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya
aku melakukannya begini, niscaya akan (terjadi) begini dan begitu.’“ 2
Dalam Kitab Iman bab ke-2 Allah swt. berfirman dan mendefinisikan
adanya perkara-perkara iman.
Firman Allah swt.:
ا
م ِقفب ا ا
ل
ل ِالل ف
وا ِوم م
س ِيالب فضر ِأ ي
جويهاك م ي
ْ ِ) ِل اي ي ا:ِ ه ِت ااعاِالى
ن ِت موال ب ي
واقاوي ف
ن ِفباِلل ف ي
م ي
م ِيالْ ف
ن ِآ ا
ن ِيالب فضر ِ ا
ق ِوايال ا
يال ا
مغيرف ف
م ا
م ي
ب ِوال اك ف ض
خرف
شرف ف
ه ِواالي اوي ف
ماِ ا
ه ِذ افوي
حب ن ف
مل ائ فك ا ف
ل ِع االى ِ م
ن ِاوآاتى ِيال ا
وايال ا
ة ِوايالك فاتاِ ف
ب ِاوالن ضب في ني ي ا
ن ِواففي
يال م
ل ِاوال ض
ن ِال ض
م ا
مىَل ِوايال ا
قيرابى ِوايالي ااتاِ ا
ساِئ فل في ي ا
سب في ي ف
ساِ ِك اي ي ا
ن ِاواب ي ف
ا
ة ِاوآاتىَى ِالضزَ ا
م ِأ فاذا
م ِال
كاِ ا
صل ا ا
مومفو ا
ب ِواأاقاِ ا
ن ِب فعاهيد فه ف ي
ة ِوايال م
ض
النراقاِ ف
ي
س ِمأول ائ ف ا
ك
ا
ضاِارفء ِوا ف
ساِفء ِاوال ا
عاِها م
ن ِففي ِالابأ ا
دوا ِاوال ا
حي ي ا
صاِب فرف مي ي ا
ن ِالب اأ ف
وا ِواأويل ائ ف ا
ح
مت ض م
د ِا افيل ا ا
ٌ" ِ)قا ي,"ِ (ِ ن
قو ي ا
م ِال ي م
ك ِهم م
ن ِ ا
صد اقم ي
ال اذ في ي ا
ة
ن(" ِايلْي ا ا
مؤ ي ف
من موي ا
ال ي م
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan.
Tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.” (al-baqarah:177) Dan firman Allah,”Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman.” (al Mu’miniin: 1) 3
Dengan firman Allah swt. tersebut, keimanan akan semakin kuat dan kokoh
serta menjadikan umatnya sebagai mukmin yang kuat imannya apabila
perkara-perkara keimanan tersebut dijalankan dengan penuh keikhlasan dan
dengan niat hanya kepada Allah swt, sebagai rasa mahabbahnya kepada Allah
swt. Apabila benar-benar melakukan perkara tersebut, beruntunglah bagi
orang-orang yang beriman karena dicintai oleh Allah swt. Subhanallah.
2
Ibid.,11
Al-Albani Nashiruddin. Mukhtasar Shahih al-Imam al-Bukhari. (Jakarta: Gema
Insani, 2003).hal.,24
3
4
Kekuatan dan kelemahan pada diri seorang mukmin merupakan
pembahasan yang sangat penting, karena di dalam pembahasan ini, Rasulullah
saw. menjelaskan masalah yang sangat penting dan perlu diketahui juga
dihayati. Namun, ia akan menjadi kuat jika mewujudkan sebab-sebab yang
menjadikannya kuat lalu memegangnya dengan teguh.
Rasulullah mengungkapkan kekuatan iman ini secara mutlak, karena itu
yang dimaksud dengan kekuatan disini adalah umum, mencakup: 4
1. Kekuatan iman yang tertanam di dalam diri seorang mukmin, yang sama
sekali tidak dapat digoyahkan oleh keraguan, tidak dapat dirobohkan oleh
syubhat dan tidak dapat dilemahkan oleh syahwat, walaupun badan yang
dimilikinya sangat lemah tetapi keimanannya lebih kuat dari gunung.
2. Kekuatan keilmuan, hal ini yang membawa manusia kepada kekuatan iman
dan amal yang lurus juga perilaku yang benar.
3. Kekuatan kehendak jiwa, dengannya seseorang tidak akan merasakan
lemahnya keinginan, malas dan tidak bersemangat, karena yang timbul dari
dalam jiwanya adalah kepercayaan diri dan kebenaran yang selalu ia
lakukan, dengannya dia dapat menghadapi segala rayuan dan syahwat
yang menggodanya dengan kekuatan dan keberanian yang sangat dahsyat,
berbeda dengan orang-orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi
(tidak dengan penuh keyakinan), ia akan merasakan ketenangan ketika
mendapatkan kebaikan, sedangkan jika kejelekan menimpanya, maka dia
akan berubah menjadi tidak baik.
4. Kekuatan jasmani, hal ini yang sangat membantu di dalam
melaksanakannya amal sholeh, seorang mukmin memanfaatkan tersebut di
dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan sholat, puasa,
jihad, amar ma’ruf nahi munkar, membantu kaum papa, dan menolong
orang yang teraniaya, seorang mukmin tidak pantas selalu mengharapkan
bertambahnya kekuatan badan tanpa ada niat dalam dirinya untuk
memanfaatkan kemampuan tersebut di dalam ketaatan kepada Allah
sehingga tidak seperti hewan bahkan lebih hina lagi daripada hewan.
4
Ibid.,30
5
KESIMPULAN
Mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah dan lebih dicintai
oleh Allah swt. Adapun perkara-perkara yang harus dilakukan oleh mukmin
yang kuat adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), dan orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan, dan peperangan.
Kemudian orang yang memiliki iman yang kuat adalah memiliki kekuatan
iman yang tertanam di dalam diri seorang mukmin, memiliki kekuatan keilmuan,
memiliki kekuatan kehendak jiwa, dan memiliki kekuatan jasmani
6
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Falih. 2005. Jadilah Mukmin yang Kuat!: Lebih Baik dan Lebih
Dicintai Allah. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir.
Al-Albani Nashiruddin. 2003. Mukhtasar Shahih al-Imam al-Bukhari. Jakarta:
Gema Insani.
7