perbandingan pasar modal di dunia
BAB I
DESKRIPSI PASAR MODAL
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX)
Sejarah singkat mengenai BEI, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial
kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada akhirnya
terbentuklah BEI , merupakan bursa yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. BEI sebelumnya dikenal
sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum namanya berubah pada tahun 2007 setelah bergabung
dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Hingga pada akhir tahun 2012 tercatat 462 perusahaan yang
terdaftar di BEI. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham yang digunakan untuk
melihat pergerakan harga saham antara lain IHSG, LQ45 dan JII. Kemudian adanya Bapepam yang
merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal
yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal
2. Frankfurt Stock Exchange
Bursa Saham Frankfurt adalah pasar bursa saham terbesar ke 10 di dunia. Terletak di Frankfurt,
Jerman yang dimiliki dan di operasikan oleh Deutsche Börse. Bursa saham Frankfurt menyumbang
lebih dari 90% omset di pasar Jerman dan sebagian besar pasar di Eropa. Pada Tahun 2010 bursa
efek Frankfurt menyelesaikan transisi pada Mei 2011. Sekarang perdangan berlangsung secara
eksklusif melalui sistem Xetra. Sistem ini adalah sistem perdagangan sekuritas berbasis di Franfurt,
Jerman. Diciptakan untuk pasar modal dan diluncurkan pada November 1997. Sistem ini telah
diadopsi oleh internasional lebih dari 14 negara. Sekitar 47% peserta pasar di Frankfurt berasal dari
luar negri. Pada November 2010 perusahaan lebih dari 80 negara terdaftar di bursa saham Frankfurt
dengan 49% dari Amerika Utara dan Selatan, 31% dari Eropa, 14% dari Asia dan 6% dari Australia
dan Afrika. Bursa saham Frankfurt memiliki lebih dari 250 lembaga perdangan internasional dan
lebih dari 4.500 pedagang. Investor terhubung langsung ke Bursa saham Frankfurt mewakili 35%
dari modal investasi dunia. Indeks perdagangan di Frankfurt DAX adalah, DAXplus, CDAX,
DivDAX, LDAX, MDAX, sdaX, TecDAX, VDAX dan Eurostoxx 50.
3. JEPANG ( TOKYO STOCK EXCHANGE /TSE)
Pasar modal Jepang didirikan pertama kali tahun ke-11 kekaisaran Meiji atau tahun 1878, dan terus
beroperasi sampai puncak Perang Dunia II, dan harus tutup pada tanggal 10 Agustus 1945 hingga
kemudian beroperasi kembali pada tanggal 16 Mei 1949. Pasar Modal buka tanggal 4 Januari
sampai dengan 30 Desember, hari Senin sampai Jumat, sesi pagi pukul 9.00 sampai dengan pukul
11.00 dan sesi siang pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00.
Tokyo Stock Exchange yang didirikan pada tahun 1878 merupakan badan hukum dan memiliki hak
lebih dalam lingkup pemerintahan. Tokyo Stock Exchange meliputi 80% dari omset saham negara.
Trader utama adalah pemilik surat-surat berharga institusional. Di Jepang pemilik individu hanya
memiliki 20% yang terlibat dalam bursa saham, dan 80% termasuk dalam organisasi keuangan
perusahaaan asuransi dan korporasi. Pemilik tidak memperhitungkan deviden (di awal 1990 deviden
70 kali lebih murah daripada harga saham pasar), namun nilai saham meningkat dan pemilik
mendapatkan keuntungan dengan menjual saham dengan harga yang lebih tinggi (rata rata laba
tahunan dalam penjualan saham di tahun 1980-1994 adalah 34.7%). Metode perdagangan utama
adalah pelelangan dua arah secara terbuka. Hingga 80% dari semua saham yang diperdagangkan di
negara tersebut dijual dan dibeli di Tokyo Stock Exchange.
4. SINGAPURA (SGX)
Pada tahun 1970-an, pemerintah Singapura mengidentifikasi bahwa sektor keuangan merupakan
potensi yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi, terlebih untuk memperkuat perekonomian
Singapura. Sehingga Bursa Efek Singapura didirikan pada tahun 1973.
Bursa Efek Singapura terus berkembang akibat pengendalian fiskal yang dilakukan oleh pemerintah
dan pada tahun 1980-an, Singapura menjadi negara yang ketiga yang paling unggul keuangannya di
Asia. Di samping perkembangan tersebut, Bursa Efek Singapura juga mengalami kemunduran pada
Desember 1985. Untuk mengendalikan kemunduran tersebut, maka tahun 1986 dibentuk Securities
Industry Council yang bertugas membantu pemerintah dalam mempertahankan kendali atas
perdagangan efek. Bursa mengalami kemunduran lagi pada Oktober 1987 diakibatkan oleh kondisi
pasar dunia jatuh secara bersamaan. Kemunduran ini menyebabkan bursa memerlukan waktu
selama 4 tahun untuk pulih kembali ke kondisi semula.
Singapore Exchange atau SGX, adalah bursa saham Sinapura yang sebelumnya dikenal sebagai
Stock Exchange of Singapore (SES) sampai menggabungkan dengan Singapore International
Monetary Exchange (SIMEX) pada 30 November 1999. Bursa ini juga memperdagangkan sekuritas
lainnya seperti obligasi pemerintah dan derivatif seperti opsi saham.
Indeks pasar saham utama SGX adalah Indeks Strait Times (Strait Times Index, STI).
5. PAKISTAN ( KSE)
Bursa Efek Karachi (KSE), adalah bursa yang saat ini terletak di Gedung Bursa Efek (SEB) di
Bursa Efek Road, di jantung Karachi Business District, II chundrigar Road, Karachi, Sindh Provinsi
Pakistan. Bursa efek ini adalah yang terbesar di Pakistan dan salah satu bursa tertua di Asia Selatan
berdasarkan kapitalisasi pasarnya, dengan banyak konsorsium Pakistan serta perusahaan listing luar
negeri.
Didirikan pada 11 Oktober 1993, Bursa Efek Karachi (KSE) adalah yang terbesar dan merupakan
pertukaran yang paling likuid di Pakistan. Bursa ini dinyatakan sebagai "Best Performing Pasar
Saham Dunia untuk tahun 2002", posisi ini kembali lagi ditegaskan oleh Perdana Menteri Pakistan
pada Januari 2015. Namun, menurut analisis oleh Bloomberg, Pakistan merupakan peringkat ketiga
pada 2014 antara Sepuluh Terbaik Performa Pasar di dunia.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Jumlah Emiten
Jumlah emiten adalah jumlah perusahaan yang memiliki saham yang melakukan listing pada bursa
efek dan tercatat dalam bursa efek. Jumlah emiten terbagi menjadi 2 kategori yaitu dari dalam
negeri (domestic) dan luar negeri (foreign). Jumlah emiten menjadi indikator yang penting untuk
mengukur perkembangan pasar modal di suatu negara, karena semakin banyak emiten yang listing,
maka investor memiliki pilihan investasi saham yang semakin banyak pula, sehingga membuat
pasar modal di negara tersebut menjadi lebih menarik, sedangkan dari sisi lain semakin banyak
emiten yang listing juga dapat menunjukkan daya tarik pasar modal sebagai wadah untuk
menghimpun dana dari para investor untuk kepentingan ekspansi perusahaan namun diimbangi juga
kesejahteraan shareholders.
2.2 Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar, adalah sebuah istilah bisnis yang enunjuk ke
harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus dibayar seseorang
untuk membeli seluruh perusahaan. Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan
seringkali adalah pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan tersebut
dengan harga sekarang dari saham tersebut. Istilah kapitalisasi kadangkala digunakan
sebagai sinonim dari kapitalisasi pasar; dan dapat juga kapitalisasi pasar dan hutang
jangka panjang.
Indikator kapitalisasi pasar penting karena semakin besar kapitalisasi sebuah perusahaan
berarti akan diikuti naiknya harga saham sebuah perusahaan yang diperdagangkan pada
pasar modal, naiknya harga saham menunjukkan adanya peningkatan
permintaan/pembelian terhadap sebuah saham yang diakibatkan oleh kondisi
fundamental perusahaan yang baik pula, sehingga mendapat kepercayaan dari investor.
Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah emiten juga akan tercermin dari meningkatkan
kapitalisasi bursa dari sebuah negara.
2.3 Trading Volume
Merupakan gambaran seberapa banyak saham yang berada di pasar yang di perdagangkan dalam
suatu waktu tertentu. Dengan meliaht trading value paling tidak dapat mengetahui bagaimana setiap
aktivitas pasar saham dan melihat bagaimana prospek kedepan.
Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para
pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan
menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan
mendapatkan keuntungan diatas normal.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal
pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di
pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan
pasar seharusnya bereaksi positif.
Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif
diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan
lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan
menurunnya tingkat bid-ask spread.
2.4 Inflasi
Angka inflasi adalah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka inflasi yang tinggi. Jika angka inflasi
tinggi, biasanya BI / Bank Indonesia cenderung meningkatkan suku bunga. Jika suku bunga naik,
maka beban perusahaan bertambah, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank. Nah
dengan beban yang semakin bertambah tersebut, akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.
Selain itu, harga-harga bahan baku yang naik juga akan menambah beban perusahaan. Akibatnya,
jika inflasi naik dan suku bunga meningkat, harga saham beberapa perusahaan cenderung turun.
Karena itulah, angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor
saham.
Sebenarnya inflasi itu tidak selalu buruk. Inflasi dalam batas wajar dan normal menunjukkan
adanya pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi wajar, orang akan terdorong untuk terus bekerja,
menabung, dan berinvestasi. Nah inflasi yang tidak baik adalah inflasi yang berlebihan /
HIPERINFLASI sehingga uang menjadi tidak berharga. HIPERINFLASI juga membuat daya beli
masyarakat merosot tajam. Inflasi disebut ringan jika besarannya kurang dari 10% per tahun. Inflasi
disebut sedang jika besarannya antara 10%-30% per tahun dan tergolong berat jika besarannya
30%-100% per tahun.
2.5 Risk & Return
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Indikator ini akan menunjukkan seberapa besar yang akan diperoleh oleh investor atas investasinya
pada tingkat risiko tertentu. Hal ini akan membantu para investor dalam melakukan pengambilan
keputusan untuk berinvestasi.
BAB 3. ANALISIS PERBANDINGAN PASAR MODAL
3.1 JUMLAH EMITEN
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2010
420
765
2292
778
-
2011
440
746
2290
769
638
2012
459
747
2303
776
573
2013
483
750
3417
776
560
2014
507
753
3468
775
557
2015
-
-
-
-
561
JIka pasar modal di suatu negara jumlah emitennya dan variasi sektornya tidak banyak pilihan,
maka investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan
bertambahnya jumlah emiten, suplai saham akan semakin meningkat di bursa saham. Dengan lebih
banyaknya saham beredar, maka otomatis perdagangan semakin likuid.
Dilihat dari jumlah emiten yang dimiliki bursa saham masing-masing negara ,Jepang menempati
peringkat pertama. BEI sendiri merupakan bursa saham dengan jumlah emiten terkecil
dibandingkan dengan empat bursa saham lainnya. Walaupun begitu , BEI memiliki pertumbuhan
emiten yang konstan dan stabil,jika dibandingkan dengan SGX dan KSE yang menurun setiap
tahunnya. Hal ini menunjukkan BEI terus mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan
untuk menjadi wadah untuk kegiatan investasi dengan cara melakukan listing di BEI.
3.2 KAPITALISASI PASAR
(dalam billionUS$ )
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2012
397
1823
3681
414
44
1 Y Chg
1.71%
25.48%
3.96%
34.32%
33.31%
-5 Y ago
99
1108
3220
180
23
1762
4485
697
75.1
2015
406,7
Jika dilihat dari kapitalisasi pasarnya Jepang kembali unggul dengan 4485 bn US$ pada 2015. Jadi,
semakin mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah sahamnya yang
beredar di pasar akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan itu semakin besar. Dan pada umumnya
semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham ,maka semakin besar pula daya pikat saham
tersebut.
Namun , dilihat dari segi pertumbuhan ,kelima bursa saham di atas bertumbuh secara signifikan.
Hal ini mengindikasikan adanya pertumbuhan positif dari pasar modal di Indonesia. Pertumbuhan
positif ini dikarenakan bertumbuhnya pula minat investor pada pasar modal sehingga
mengakibatkan permintaan akan saham meningkat.
3.3 TRADING VOLUME
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2011
1203,55
38.740.150
108.68
0
64.191,66
2012
1053,76
31.193.325
136.691.66
16.816..400
116.7
2013
1342,66
52.314.241,67 219.508.33
274.586.633.3 150.483,33
3
2014
1347,096
91.983.266,67 140.98
221.269.925
139.18
2015
1367,36
71.657.550
247.967.175
-
14.891.67
RATA-RATA 1241,83
57.177.706,66 150.348,33
190.160.033,3 117.637,5
Trading volume ini merupakan gambaran seberapa banyak volume perdagangan saham dalam
pasar dalam waktu tertentu. Dengan melihat trading volume ini kita bisa mengetahui situasi
aktivitas pasar saham dan melihat prospek ke depannya apakah menguntungkan atau tidak.
Walaupun trading volume BEI lebih kecil dibandingkan ketiga bursa saham selain KSE ,tetapi tiap
tahunnya terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di paar modal
merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pelaku
pasar yaitu investor. Volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia
sangat pesat, setelah diterapkan otomatisasi perdagangan. Naiknya volume
perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli oleh para investor di
bursa. Volume perdagangan ini juga merupakan fungsi supplay an demand
serta dapat digunakan sebagai tanda perubahan menguat dan melemahnya
pasar. Naiknya volume perdagangan saham merupakan kenaikan aktivitas jual
beli oleh para investor di pasar modal. Kegiatan volume perdagangan yang
sangat tinggi dibursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik.
3.4 INFLASI
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2010
5%
0,71 %
-0.70%
2.80%
15 %
2011
5%
1,72 %
-0.30%
5.24%
9.75 %
2012
4%
2,09 %
0.00%
4.55%
7.93 %
2013
7%
1,65 %
0.30%
2.37%
9.18%
2014
6%
1,34 %
2.74%
1.02%
4.3 %
2015
6,38 %
0,40 %
2.20%
1.00%
2.11 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa baik Jerman, Jepang ,dan Singapura memiliki tingkat inflasi
yang paling rendah ,bahkan Jepang sempat memiliki tingkat inflasi 0 pada tahun 2012. Namun ,
inflasi kelima negara di atas masih termasuk sehat karena dibawah 10%. J ika inflasi naik dan
suku bunga meningkat, maka harga saham beberapa perusahaan cenderung turun . Karena
itu angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor saham.
3.5 RISK & RETURN
RETURN
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2011
4,785
-12,54
-17.96
-16.96
-7.24
2012
12,99
26,79
22.89
19
36.36
2013
0,364
23,49
46.95
0.56
42.63
2014
20,466
3,175
7.78
6.38
25.06
2015
-2,341
16,35
11.44
3.58
6.28
RATA-RATA
RETURN
0,697
1,101
14.22
2.51
20.61
RISIKO
4,1358
4,98
23.62
12.94
20.82
covar
5,93
4,44
1,66
5,15
1,01
Dari perhitungan risk & return kelima negara di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki
tingkat return rata-rata yang paling rendah ,yaitu 0,697%. Dapat dilihat pula tiap negara memiliki
tingkat return yang berfluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan tingkat risiko yang paling besar
dimiliki oleh Jepang ,hal ini sebanding dengan tingkat returnnya yang tinggi pula.
Covar digunakan untuk membandingkan antara tingkat pengembalian (Average Return) dan tingkat
resiko (Risk). Covar ini menentukan sejauh mana dua variabel yang berkaitan atau bagaimana dua
variabel tersebut bervariasi bersama. Semakin besar Average return dan risk nya maka hasil dari
Covar akan semakin kecil dan semakin kecil Average return dan risknya maka nilai Covar nya akan
semakin besar. Nilai Covar tertinggi dipegang oleh negara Indonesia dan diikuti oleh Singapura.
Nilai covar yang kecil (>= 1 menunjukkan imbal hasil yang sepadan dengan risiko , disini Jepang
dan Pakistan memiliki nilai covar yang kecil ,hampir 1. dan sebaliknya nilai covar yang besar
menunjukkan tingkat risiko yang tidak sepadan dengan return yang didapat. Para investor akan
memilih berinvestasi pada pasar saham dengan nilai covar yang lebih kecil.
BAB III. KESIMPULAN
http://www.jpx.co.jp/english/listing/stocks/co/tvdivq0000004xgb-att/tvdivq0000017jt9.pdf
https://secure.mas.gov.sg/msb-xml/Report.aspx?tableSetID=III&tableID=III.7
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EGDAXI+Historical+Prices
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EJKSE+Historical+Prices
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://www.tradingeconomics.com/germany/indicators
https://www.quandl.com/c/economics/stock-market-capitalization-by-country
http://chirpstory.com/li/12566
DESKRIPSI PASAR MODAL
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX)
Sejarah singkat mengenai BEI, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial
kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada akhirnya
terbentuklah BEI , merupakan bursa yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. BEI sebelumnya dikenal
sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum namanya berubah pada tahun 2007 setelah bergabung
dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Hingga pada akhir tahun 2012 tercatat 462 perusahaan yang
terdaftar di BEI. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham yang digunakan untuk
melihat pergerakan harga saham antara lain IHSG, LQ45 dan JII. Kemudian adanya Bapepam yang
merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal
yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal
2. Frankfurt Stock Exchange
Bursa Saham Frankfurt adalah pasar bursa saham terbesar ke 10 di dunia. Terletak di Frankfurt,
Jerman yang dimiliki dan di operasikan oleh Deutsche Börse. Bursa saham Frankfurt menyumbang
lebih dari 90% omset di pasar Jerman dan sebagian besar pasar di Eropa. Pada Tahun 2010 bursa
efek Frankfurt menyelesaikan transisi pada Mei 2011. Sekarang perdangan berlangsung secara
eksklusif melalui sistem Xetra. Sistem ini adalah sistem perdagangan sekuritas berbasis di Franfurt,
Jerman. Diciptakan untuk pasar modal dan diluncurkan pada November 1997. Sistem ini telah
diadopsi oleh internasional lebih dari 14 negara. Sekitar 47% peserta pasar di Frankfurt berasal dari
luar negri. Pada November 2010 perusahaan lebih dari 80 negara terdaftar di bursa saham Frankfurt
dengan 49% dari Amerika Utara dan Selatan, 31% dari Eropa, 14% dari Asia dan 6% dari Australia
dan Afrika. Bursa saham Frankfurt memiliki lebih dari 250 lembaga perdangan internasional dan
lebih dari 4.500 pedagang. Investor terhubung langsung ke Bursa saham Frankfurt mewakili 35%
dari modal investasi dunia. Indeks perdagangan di Frankfurt DAX adalah, DAXplus, CDAX,
DivDAX, LDAX, MDAX, sdaX, TecDAX, VDAX dan Eurostoxx 50.
3. JEPANG ( TOKYO STOCK EXCHANGE /TSE)
Pasar modal Jepang didirikan pertama kali tahun ke-11 kekaisaran Meiji atau tahun 1878, dan terus
beroperasi sampai puncak Perang Dunia II, dan harus tutup pada tanggal 10 Agustus 1945 hingga
kemudian beroperasi kembali pada tanggal 16 Mei 1949. Pasar Modal buka tanggal 4 Januari
sampai dengan 30 Desember, hari Senin sampai Jumat, sesi pagi pukul 9.00 sampai dengan pukul
11.00 dan sesi siang pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00.
Tokyo Stock Exchange yang didirikan pada tahun 1878 merupakan badan hukum dan memiliki hak
lebih dalam lingkup pemerintahan. Tokyo Stock Exchange meliputi 80% dari omset saham negara.
Trader utama adalah pemilik surat-surat berharga institusional. Di Jepang pemilik individu hanya
memiliki 20% yang terlibat dalam bursa saham, dan 80% termasuk dalam organisasi keuangan
perusahaaan asuransi dan korporasi. Pemilik tidak memperhitungkan deviden (di awal 1990 deviden
70 kali lebih murah daripada harga saham pasar), namun nilai saham meningkat dan pemilik
mendapatkan keuntungan dengan menjual saham dengan harga yang lebih tinggi (rata rata laba
tahunan dalam penjualan saham di tahun 1980-1994 adalah 34.7%). Metode perdagangan utama
adalah pelelangan dua arah secara terbuka. Hingga 80% dari semua saham yang diperdagangkan di
negara tersebut dijual dan dibeli di Tokyo Stock Exchange.
4. SINGAPURA (SGX)
Pada tahun 1970-an, pemerintah Singapura mengidentifikasi bahwa sektor keuangan merupakan
potensi yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi, terlebih untuk memperkuat perekonomian
Singapura. Sehingga Bursa Efek Singapura didirikan pada tahun 1973.
Bursa Efek Singapura terus berkembang akibat pengendalian fiskal yang dilakukan oleh pemerintah
dan pada tahun 1980-an, Singapura menjadi negara yang ketiga yang paling unggul keuangannya di
Asia. Di samping perkembangan tersebut, Bursa Efek Singapura juga mengalami kemunduran pada
Desember 1985. Untuk mengendalikan kemunduran tersebut, maka tahun 1986 dibentuk Securities
Industry Council yang bertugas membantu pemerintah dalam mempertahankan kendali atas
perdagangan efek. Bursa mengalami kemunduran lagi pada Oktober 1987 diakibatkan oleh kondisi
pasar dunia jatuh secara bersamaan. Kemunduran ini menyebabkan bursa memerlukan waktu
selama 4 tahun untuk pulih kembali ke kondisi semula.
Singapore Exchange atau SGX, adalah bursa saham Sinapura yang sebelumnya dikenal sebagai
Stock Exchange of Singapore (SES) sampai menggabungkan dengan Singapore International
Monetary Exchange (SIMEX) pada 30 November 1999. Bursa ini juga memperdagangkan sekuritas
lainnya seperti obligasi pemerintah dan derivatif seperti opsi saham.
Indeks pasar saham utama SGX adalah Indeks Strait Times (Strait Times Index, STI).
5. PAKISTAN ( KSE)
Bursa Efek Karachi (KSE), adalah bursa yang saat ini terletak di Gedung Bursa Efek (SEB) di
Bursa Efek Road, di jantung Karachi Business District, II chundrigar Road, Karachi, Sindh Provinsi
Pakistan. Bursa efek ini adalah yang terbesar di Pakistan dan salah satu bursa tertua di Asia Selatan
berdasarkan kapitalisasi pasarnya, dengan banyak konsorsium Pakistan serta perusahaan listing luar
negeri.
Didirikan pada 11 Oktober 1993, Bursa Efek Karachi (KSE) adalah yang terbesar dan merupakan
pertukaran yang paling likuid di Pakistan. Bursa ini dinyatakan sebagai "Best Performing Pasar
Saham Dunia untuk tahun 2002", posisi ini kembali lagi ditegaskan oleh Perdana Menteri Pakistan
pada Januari 2015. Namun, menurut analisis oleh Bloomberg, Pakistan merupakan peringkat ketiga
pada 2014 antara Sepuluh Terbaik Performa Pasar di dunia.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Jumlah Emiten
Jumlah emiten adalah jumlah perusahaan yang memiliki saham yang melakukan listing pada bursa
efek dan tercatat dalam bursa efek. Jumlah emiten terbagi menjadi 2 kategori yaitu dari dalam
negeri (domestic) dan luar negeri (foreign). Jumlah emiten menjadi indikator yang penting untuk
mengukur perkembangan pasar modal di suatu negara, karena semakin banyak emiten yang listing,
maka investor memiliki pilihan investasi saham yang semakin banyak pula, sehingga membuat
pasar modal di negara tersebut menjadi lebih menarik, sedangkan dari sisi lain semakin banyak
emiten yang listing juga dapat menunjukkan daya tarik pasar modal sebagai wadah untuk
menghimpun dana dari para investor untuk kepentingan ekspansi perusahaan namun diimbangi juga
kesejahteraan shareholders.
2.2 Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar, adalah sebuah istilah bisnis yang enunjuk ke
harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus dibayar seseorang
untuk membeli seluruh perusahaan. Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan
seringkali adalah pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan tersebut
dengan harga sekarang dari saham tersebut. Istilah kapitalisasi kadangkala digunakan
sebagai sinonim dari kapitalisasi pasar; dan dapat juga kapitalisasi pasar dan hutang
jangka panjang.
Indikator kapitalisasi pasar penting karena semakin besar kapitalisasi sebuah perusahaan
berarti akan diikuti naiknya harga saham sebuah perusahaan yang diperdagangkan pada
pasar modal, naiknya harga saham menunjukkan adanya peningkatan
permintaan/pembelian terhadap sebuah saham yang diakibatkan oleh kondisi
fundamental perusahaan yang baik pula, sehingga mendapat kepercayaan dari investor.
Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah emiten juga akan tercermin dari meningkatkan
kapitalisasi bursa dari sebuah negara.
2.3 Trading Volume
Merupakan gambaran seberapa banyak saham yang berada di pasar yang di perdagangkan dalam
suatu waktu tertentu. Dengan meliaht trading value paling tidak dapat mengetahui bagaimana setiap
aktivitas pasar saham dan melihat bagaimana prospek kedepan.
Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para
pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan
menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan
mendapatkan keuntungan diatas normal.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal
pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di
pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan
pasar seharusnya bereaksi positif.
Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif
diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan
lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan
menurunnya tingkat bid-ask spread.
2.4 Inflasi
Angka inflasi adalah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka inflasi yang tinggi. Jika angka inflasi
tinggi, biasanya BI / Bank Indonesia cenderung meningkatkan suku bunga. Jika suku bunga naik,
maka beban perusahaan bertambah, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank. Nah
dengan beban yang semakin bertambah tersebut, akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.
Selain itu, harga-harga bahan baku yang naik juga akan menambah beban perusahaan. Akibatnya,
jika inflasi naik dan suku bunga meningkat, harga saham beberapa perusahaan cenderung turun.
Karena itulah, angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor
saham.
Sebenarnya inflasi itu tidak selalu buruk. Inflasi dalam batas wajar dan normal menunjukkan
adanya pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi wajar, orang akan terdorong untuk terus bekerja,
menabung, dan berinvestasi. Nah inflasi yang tidak baik adalah inflasi yang berlebihan /
HIPERINFLASI sehingga uang menjadi tidak berharga. HIPERINFLASI juga membuat daya beli
masyarakat merosot tajam. Inflasi disebut ringan jika besarannya kurang dari 10% per tahun. Inflasi
disebut sedang jika besarannya antara 10%-30% per tahun dan tergolong berat jika besarannya
30%-100% per tahun.
2.5 Risk & Return
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Indikator ini akan menunjukkan seberapa besar yang akan diperoleh oleh investor atas investasinya
pada tingkat risiko tertentu. Hal ini akan membantu para investor dalam melakukan pengambilan
keputusan untuk berinvestasi.
BAB 3. ANALISIS PERBANDINGAN PASAR MODAL
3.1 JUMLAH EMITEN
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2010
420
765
2292
778
-
2011
440
746
2290
769
638
2012
459
747
2303
776
573
2013
483
750
3417
776
560
2014
507
753
3468
775
557
2015
-
-
-
-
561
JIka pasar modal di suatu negara jumlah emitennya dan variasi sektornya tidak banyak pilihan,
maka investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan
bertambahnya jumlah emiten, suplai saham akan semakin meningkat di bursa saham. Dengan lebih
banyaknya saham beredar, maka otomatis perdagangan semakin likuid.
Dilihat dari jumlah emiten yang dimiliki bursa saham masing-masing negara ,Jepang menempati
peringkat pertama. BEI sendiri merupakan bursa saham dengan jumlah emiten terkecil
dibandingkan dengan empat bursa saham lainnya. Walaupun begitu , BEI memiliki pertumbuhan
emiten yang konstan dan stabil,jika dibandingkan dengan SGX dan KSE yang menurun setiap
tahunnya. Hal ini menunjukkan BEI terus mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan
untuk menjadi wadah untuk kegiatan investasi dengan cara melakukan listing di BEI.
3.2 KAPITALISASI PASAR
(dalam billionUS$ )
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2012
397
1823
3681
414
44
1 Y Chg
1.71%
25.48%
3.96%
34.32%
33.31%
-5 Y ago
99
1108
3220
180
23
1762
4485
697
75.1
2015
406,7
Jika dilihat dari kapitalisasi pasarnya Jepang kembali unggul dengan 4485 bn US$ pada 2015. Jadi,
semakin mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah sahamnya yang
beredar di pasar akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan itu semakin besar. Dan pada umumnya
semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham ,maka semakin besar pula daya pikat saham
tersebut.
Namun , dilihat dari segi pertumbuhan ,kelima bursa saham di atas bertumbuh secara signifikan.
Hal ini mengindikasikan adanya pertumbuhan positif dari pasar modal di Indonesia. Pertumbuhan
positif ini dikarenakan bertumbuhnya pula minat investor pada pasar modal sehingga
mengakibatkan permintaan akan saham meningkat.
3.3 TRADING VOLUME
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2011
1203,55
38.740.150
108.68
0
64.191,66
2012
1053,76
31.193.325
136.691.66
16.816..400
116.7
2013
1342,66
52.314.241,67 219.508.33
274.586.633.3 150.483,33
3
2014
1347,096
91.983.266,67 140.98
221.269.925
139.18
2015
1367,36
71.657.550
247.967.175
-
14.891.67
RATA-RATA 1241,83
57.177.706,66 150.348,33
190.160.033,3 117.637,5
Trading volume ini merupakan gambaran seberapa banyak volume perdagangan saham dalam
pasar dalam waktu tertentu. Dengan melihat trading volume ini kita bisa mengetahui situasi
aktivitas pasar saham dan melihat prospek ke depannya apakah menguntungkan atau tidak.
Walaupun trading volume BEI lebih kecil dibandingkan ketiga bursa saham selain KSE ,tetapi tiap
tahunnya terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di paar modal
merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pelaku
pasar yaitu investor. Volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia
sangat pesat, setelah diterapkan otomatisasi perdagangan. Naiknya volume
perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli oleh para investor di
bursa. Volume perdagangan ini juga merupakan fungsi supplay an demand
serta dapat digunakan sebagai tanda perubahan menguat dan melemahnya
pasar. Naiknya volume perdagangan saham merupakan kenaikan aktivitas jual
beli oleh para investor di pasar modal. Kegiatan volume perdagangan yang
sangat tinggi dibursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik.
3.4 INFLASI
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2010
5%
0,71 %
-0.70%
2.80%
15 %
2011
5%
1,72 %
-0.30%
5.24%
9.75 %
2012
4%
2,09 %
0.00%
4.55%
7.93 %
2013
7%
1,65 %
0.30%
2.37%
9.18%
2014
6%
1,34 %
2.74%
1.02%
4.3 %
2015
6,38 %
0,40 %
2.20%
1.00%
2.11 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa baik Jerman, Jepang ,dan Singapura memiliki tingkat inflasi
yang paling rendah ,bahkan Jepang sempat memiliki tingkat inflasi 0 pada tahun 2012. Namun ,
inflasi kelima negara di atas masih termasuk sehat karena dibawah 10%. J ika inflasi naik dan
suku bunga meningkat, maka harga saham beberapa perusahaan cenderung turun . Karena
itu angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor saham.
3.5 RISK & RETURN
RETURN
INDONESIA
JERMAN
JEPANG
SINGAPURA PAKISTAN
2011
4,785
-12,54
-17.96
-16.96
-7.24
2012
12,99
26,79
22.89
19
36.36
2013
0,364
23,49
46.95
0.56
42.63
2014
20,466
3,175
7.78
6.38
25.06
2015
-2,341
16,35
11.44
3.58
6.28
RATA-RATA
RETURN
0,697
1,101
14.22
2.51
20.61
RISIKO
4,1358
4,98
23.62
12.94
20.82
covar
5,93
4,44
1,66
5,15
1,01
Dari perhitungan risk & return kelima negara di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki
tingkat return rata-rata yang paling rendah ,yaitu 0,697%. Dapat dilihat pula tiap negara memiliki
tingkat return yang berfluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan tingkat risiko yang paling besar
dimiliki oleh Jepang ,hal ini sebanding dengan tingkat returnnya yang tinggi pula.
Covar digunakan untuk membandingkan antara tingkat pengembalian (Average Return) dan tingkat
resiko (Risk). Covar ini menentukan sejauh mana dua variabel yang berkaitan atau bagaimana dua
variabel tersebut bervariasi bersama. Semakin besar Average return dan risk nya maka hasil dari
Covar akan semakin kecil dan semakin kecil Average return dan risknya maka nilai Covar nya akan
semakin besar. Nilai Covar tertinggi dipegang oleh negara Indonesia dan diikuti oleh Singapura.
Nilai covar yang kecil (>= 1 menunjukkan imbal hasil yang sepadan dengan risiko , disini Jepang
dan Pakistan memiliki nilai covar yang kecil ,hampir 1. dan sebaliknya nilai covar yang besar
menunjukkan tingkat risiko yang tidak sepadan dengan return yang didapat. Para investor akan
memilih berinvestasi pada pasar saham dengan nilai covar yang lebih kecil.
BAB III. KESIMPULAN
http://www.jpx.co.jp/english/listing/stocks/co/tvdivq0000004xgb-att/tvdivq0000017jt9.pdf
https://secure.mas.gov.sg/msb-xml/Report.aspx?tableSetID=III&tableID=III.7
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EGDAXI+Historical+Prices
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EJKSE+Historical+Prices
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://www.tradingeconomics.com/germany/indicators
https://www.quandl.com/c/economics/stock-market-capitalization-by-country
http://chirpstory.com/li/12566