Asal usul Nama dan Berdirinya Kabupaten

Nama

: Ita Karina

Kelas

: XI IPA 3

No. Absen

: 24
Sejarah Nama dan Berdirinya Kabupaten Sumenep

Sumenep adalah nama salah satu Kabupaten diujung paling timur Pulau Madura, yang
konon katanya merupakan Kadipaten berpangaruh atas lahirnya Kerajaan Majapahit dahulu.
Berdirinya Kabupaten ini tak luput dari peran tokoh zaman kerajaan yang bijaksana dan pintar
yakni “Arya Wiraraja”.
Dalam tulisan kali ini, Warta Giligenting mencoba mengingatkan akan sejarah Sumenep
dilihat dari asal usul nama “Sumenep”.
Dari kabar yang berkembang di kalangan masyarakat Kabupaten Sumenep, soal asal usul
nama Sumenep masih terdapat perbedaan dalam memaknainya. Misalnya kalangan kelompok

terpelajar dan tinggal di sekitar pusat kabupaten Sumenep, umumnya menyebut dengan kata
Sumenep.
Sedangkan masyarakat yang tinggal di pedesaan, menyebutnya dengan kata
“Songennep”. Namun dari sumber Pararaton disebutkan kata Songennep dikenal atau lahir lebih
awal daripada sebutan Sumenep.
Pararaton menyebutkan sejumlah bukti antara lain sebutan Songennep lebih banyak
dipakai atau dikenal oleh sebagian besar penduduk kabupaten Sumenep. Kemudian, pengarang

buku sejarah dari Madura R. Werdisastro menggunakan istilah Songennep dalam bukunya
berjudul “Babad Songennep”. Sementara sebutan Songennep kurang populer di masyarakat
pedesaan Sumenep, (80% dari jumlah penduduk kabupaten Sumenep tinggal di desa).
Untuk menyeragamkan penyebutan Sumenep, maka pada ada inisiatif untuk merubah
nama Songennep menjadi Sumenep di zaman penjajahan Belanda. Perubahan itu terjadi pada
permulaan abad XVIII (1705), ketika Belanda memulai peran dalam menentukan politik
kekuasaan pemerintahan di Madura termasuk Sumenep.
Perubahan nama Songennep menjadi Sumenep, antara lain untuk penyesuaian atau
kemudahan dalam pengucapan agar lebih sesuai dengan aksen Belanda. Bagi mereka lebih
mudah mengucapkan Sumenep daripada melafalkan Songennep. Selian itu perubahan nama juga
untuk menanamkan pengaruh kekuasaan Belanda terhadap Masyarakat Sumenep, sama seperti
perubahan nama Jayakarta menjadi Batavia.

Arti Kata
Dilihat dari arti katanya, Songennep adalah nama asal pada masa kuno. Songennep
menurut arti etimologis (asal-usul kata), yaitu : Song berarti relung, geronggang (bahasa Kawi),
Ennep berarti mengendap (tenang). Jadi, Songennep berarti lembah bekas endapan yang tenang.
Selain itu ada juga yang mengartiikan bahwa Song berarti sejuk, rindang, payung. Ennep berarti
mengendap (tenang). Jadi, Songennep berarti lembah endapan yang sejuk dan rindang
Arti yang kata lainnya juga menyebutkan bahwa Song berarti relung atau cekungan.
Ennep berarti tenang. Jadi, Songennep berarti lembah, cekungan yang tenang atau sama dengan
pelabuhan yang tenang.
Dalam masyarakat Sumenep sendiri juga berkembang pengartian Songennep dibagi
menjadiMoso ngenep.Moso dalam bahasa Madura berarti lawan atau musuh, Ngenep berarti
bermalam. Jadi, Songennep berarti lawan atau musuh menginap atau bermalam. Cerita mengenai
asal-usul nama “Songennep” berdasarkan versi ini sangat popular di lingkungan masyarakat
Sumenep.
Cerita atau pendapat ini dihubungkan dengan suatu peristiwa bersejarah di Sumenep
tahun 1750, yaitu saat diserangnya dan didudukinya keraton Sumenep oleh Ke Lesap yang
berhasil menaklukkan Sumenep dan selama 1/2 bulan tinggal di keraton Sumenep. Karena
peristiwa tersebut, maka dinamakan Moso Ngenep yang artinya musuh bermalam.

Meski demikian, pengartian Moso Nginep dinilai tidak benar, sebab kitab Pararaton yang

ditulis tahun 1475-1485 sudah menuliskan nama Songennep. Ini berarti nama Songennep sudah
lahir sebelum Ke Lesap menyerang Sumenep.
Kitab itu menyatakan bahwa, Songennep berasal dari kata-kata Ingsun Ngenep.Ingsun
artinya saya, sedangkan Nginep artinya bermalam. Jadi Songennep berarti saya bermalam.
Pendapat ini kurang popular di kalangan rakyat dibandingkan dengan versi lainnya. Ada orang
yang menghubungkan dengan peristiwa ini dengan kejadian 700 tahunyang lalu, ketika Raden
Wijaya mengungsi ke Madura akibat dikejar-kejar Jayakatwang.
Kadipaten Sumenep
Saat itu Kadipaten Sumenep berada dibawah kekuasaan Kerajaan Singosari, dengan
penguasanya Raja Kertanegara. Dengan demikian Arya Wiraraja dilantik oleh Raja Kertanegara,
sehingga sumber prasasti yang berhubungan dengan Raja Kertanegara dijadikan rujukan bagi
penetapan Hari Jadi Kabupaten.
Sumber prasasti yang dapat dijadikan sebagai rujukan adalah prasasti antara lain, Prasasti
Mua Manurung dari Raja Wisnuwardhana berangkat tahun 1255 M, Prasasti Kranggan
(Sengguruh) dari Raja Kertanegara berangkat tahun 1356 M, Prasasti Pakis Wetan dari Raja
Kertanegara berangkat tahun 1267 M, Prasasti Sarwadharma dari Raja Kertanegara berangkat
tahun 1269 M.
Sedangkan sumber naskah (manuskrip) yang digunakan untuk menelusuri lebih lanjut
tokoh Arya Wiraraja, antara lain Naskah Nagakertagama karya Rakawi Prapanca pada tahun
1365 M, Naskah Peraraton di tulis ulang tahun 1631 M, Kidung Harsa Wijaya, Kidung

Ranggalawe, Kidung Pamancangan, Kidung Panji Wijayakramah, Kidung Sorandaka.
Dari sumber sejarah tersebut, maka sumber sejarah Prasasti Sarwadharma yang
lengkapnya berangkat tahun 31 Oktober 1269 M, merupakan sejarah yang sangat signifikan dan
jelas menyebutkan bahwa saat itu Raja Kertanegara telah menjadi Raja Singosari yang berdaulat
penuh dan berhak mengangkat seorang Adipati.
Prasasti Sarwadharma dari Raja Kertanegara di Desa Penampihan lereng barat Gunung
Wilis Kediri. Prasasti ini tidak lagi menyebut perkataan makamanggalya atau dibawah
pengawasan. Artinya saat itu Raja Kertanegara telah berkuasa penuh, dan tidak lagi dibawah
pengawasan ayahandanya Raja Wisnuwardhana telah meninggal tahun 1268 M. Prasasti
Sarwadharma berisi penetapan daerah menjadi daerah suatantra (berhak mengurus dirinya

sendiri) dan lepas dari pengawasan wilayah thani bala (nama wilayah/daerah saat itu di
Singosari). Sehingga daerah swatantra tersebut, yaitu daerah Sang Hyang Sarwadharma tidak
lagi diwajibkan membayar bermacam-macam pajak, pungutan dan iuran.
Atas dasar fakta sejarah ini maka pelantikan Arya Wiraraja ditetapkan tanggal 31 Oktober
1269 M, dan peristiwa itu dijadikan rujukan yang sangat kuat untuk menetapkan Hari Jadi
Kabupaten Sumenep pada tanggal 31 Oktober 1269 M, yang diperingati pada setiap tahun
dengan berbagai macam peristiwa seni budaya, seperti prosesi Arya Wiraraja dan rekan seni
Budaya Hari Jadi Kabupaten Sumenep.
Sumber: Warta Giligenting, Minggu, 19/02/2012

Label: arya wiraraja, dokumentasi, sejarah, songenep, sumenep

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65