BENTUK INTEGRASI ANTAR NEGARA kereta

DAFTAR ISI
Daftar Isi

1

BAB I
Latar Belakang

2

Rumusan Masalah

3

Tujuan

3

BAB II
Bentuk-bentuk integrasi antar negara


4

Analisis peluang yang muncul dari integrasi antar negara

17

BAB III
Kesimpulan

22

Saran

22

Daftar Pustaka

24

1


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era baru yang kini makin membuka kesempatan kerjasama antar
negara adalah integrasi di berbagai bidang. Era ini ditandai maraknya
kesepakatan integrasi bilateral, di mana dalam dua dekade terakhir
ditandai oleh pesatnya perkembangan integrasi dan proliferasi integrasi
ekonomi antar negara dan antar kawasan dunia. Pada tingkat regional,
adanya Regional Integration Agreement antara l ain melalui pembentukan
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di kawasan Asia Pasifik,
European Union (EU) di Eropa, Mercado Comun del Sur (MERCOSUR)
di Amerika Latin, dan North America Free Trade Area (NAFTA) di
Amerika Utara. Pada negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), integrasi
ekonomi dimulai sejak tahun 1967 dalam deklarasi di Bangkok. Selanjutnya
berlaku Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003.
Integrasi ekonomi dilandasi konsep memberikan manfaat ekonomi
bagi negara-negara anggota maupun non-anggota. Prinsip dasar integrasi
ekonomi adalah mengurangi atau menghilangkan semua hambatan
perdagangan di antara negara anggota dalam kawasan tertentu untuk dapat

meningkatkan arus barang dan jasa dengan bebas ke luar masuk melintasi
batas negara masing-masing anggota, sehingga volume perdagangan semakin
tinggi. Peningkatan volume perdagangan ini mendorong peningkatan
produksi, peningkatan efisiensi produksi, peningkatan kesempatan kerja, dan
penurunan cost production sehingga dapat meningkatkan daya saing produk
dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Integrasi ekonomi juga mendorong dan memperlancar aliran investasi
dari satu negara kenegara lainnya, baik di dalam negara-negara anggota
integrasi maupun masuknya investasi dari negara bukan anggota ke negara-

2

negara anggota integrasi. Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan dan
akumulasi investasi yang seterusnya mendorong peningkatan output negara
dan kawasan serta peningkatan perdagangan antarnegara.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk integrasi antar negara?
2. Bagaimana analisis peluang yang muncul dari integrasi antar negara
tersebut?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja bentuk integrasi antar negara?
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis peluang yang muncul dari integrasi
antar negara tersebut.

1 Ridwan, Dampak Integrasi Ekonomi Terhadap Ekonomi Di Kawasan ASEAN: Analisis Model
Gravitasi, Jurnal Organisasi dan Manajemen Volume 5 Nomer 2, September 2009, hlm. 95

3

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Bentuk-bentuk Integrasi Antar Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud
integrasi ialah pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh atau bulat.2
1.

Integrasi dalam bidang sosial politik
a. Integrasi dalam Bidang Politik.


Integrasi memudahkan antar negara dalam berhubungan,
termasuk dalam menjalin kerja sama dalam bidang diplomatik dengan
negara-negara lain karena hal ini mampu membuat negeri kita dikenal
oleh bangsa lain dengan lebih baik. Dengan adanya kunjungan dan
komunikasi

baik

langsung

maupun

tidak

langsung,

mampu

mempererat hubungan antara dua negara atau lebih. Jadi, jika sebuah

negara tidak mau terasing oleh masyakat dunia, kita harus mau
membuka diri supaya tidak tertinggal dalam hal apapun. Integrasi
antar negara memungkinkan untuk menjadikan negara-negara yang
lebih terbuka dan bahkan dalam hal ratifikasi-ratifikasi undangundang tertentu.
Para pengambil

kebijakan

publik

di

negara

sedang

berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah
sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan
akan kebebasan). Contoh konkrit integrasi di bidang politik yakni
APSC (ASEAN Politic Security Community) ialah Komunitas

keamanan berupaya untuk membangun apa yang telah dibangun
selama bertahun-tahun di bidang kerjasama politik dan keamanan,
para pemimpin ASEAN telah sepakat untuk membentuk Komunitas
Politik-Keamanan ASEAN (APSC). APSC harus bertujuan untuk
2 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka, 1993), hlm. 335

4

memastikan bahwa negara-negara di kawasan ini hidup damai dengan
satu sama lain dan dengan dunia di lingkungan yang adil, demokratis,
dan harmonis. Para anggota komunitas berjanji untuk mengandalkan
secara eksklusif pada proses damai dalam penyelesaian perbedaan
intra-regional dan menganggap keamanan mereka sebagai dasarnya
berhubungan dengan satu sama lain dan terikat oleh lokasi geografis,
kesamaan visi dan tujuan. Ini memiliki komponen-komponen berikut:
pembangunan politik; membentuk dan berbagi norma; pencegahan
konflik; resolusi konflik; pasca konflik pembangunan perdamaian;
dan


menerapkan

mekanisme.

APSC membayangkan ASEAN untuk menjadi komunitas aturan
berbasis nilai-nilai dan norma-norma bersama; daerah kohesif, damai,
stabil dan tangguh dengan tanggung jawab bersama untuk keamanan
komprehensif; serta wilayah yang dinamis dan berorientasi ke luar di
dunia yang semakin terintegrasi dan saling tergantung. APSC
Blueprint dipandu oleh Piagam ASEAN dan prinsip-prinsip dan
tujuan yang terkandung di dalamnya. Ini menyediakan peta jalan dan
jadwal untuk membangun APSC pada tahun 2015. Hal ini juga
menyisakan ruang untuk fleksibilitas untuk melanjutkan program /
kegiatan di luar 2015 untuk mempertahankan maknanya dan memiliki
kualitas yang abadi. The APSC Blueprint diadopsi oleh para
pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-14 pada tanggal 1 Maret
2009 di Cha-am /Hua Hin, Thailand.3
Dampak positif di bidang politik dengan adanya integrasi antar
negarai yaitu diantaranya pemerintah yang ada dilaksanakan secara
transparan, demokratis dan penuh kebebebasan. Dengan adanya

keterbukaan akan dapat dicegahnya praktek KKN untuk menuju
pemerintahan

yang

bersih

dan

berwibawa.

Dengan

adanya

3 http://www.asean.org/communities/asean-political-security-community

5

pemerintahan yang demokratis akan meningkatkan partisipasi rakyat

dalam pemerintahan. Rakyat akan percaya terhadap penguasa yang
menjalankan

pemerintahannya.

Pemerintah

akan

memperoleh

legitimasi dari rakyatnya. Masyarakat yang demokratis pun akan kritis
terhadap jalannya pemerintahan. Dengan begitu akan ada check and
balance, sehingga dapat dihindari adanya penyalahgunaan kekuasaan,
maupun praktek pemerintahan yang menyeleweng dari konstitusi.
b. Integrasi dalam Bidang Sosial

Integrasi menyebabkan sesuatu yang trend di negara-negara
yang menjadi pusat perkembangan mode ditiru oleh masyarakat yang
berada di kawasan lainnya. Mobilitas yang semakin tinggi berkat

kemajuan teknologi transportasi juga akan menyebabkan interaksi
antar bangsa yang berbeda budaya menjadi semaki intensif. Disini
perspektif global harus ditujukan untuk membekali siswa agar tidak
mengalami shok kebudayaan (cultural shock) akibat dari derasnya
informasi ataupun interaksi yang ada, sehingga di dalam masyarakat
tetap terjadi keseimbangan. Contoh konkrit integrasi dalam bidang
sosial adalah ASCC (ASEAN Socio Cultural Community) yakni
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN bertujuan untuk memberikan
kontribusi untuk mewujudkan Komunitas ASEAN yang berorientasi
pada orang dan bertanggung jawab secara sosial dengan tujuan untuk
mencapai abadi solidaritas dan persatuan di antara bangsa-bangsa dan
negara-negara anggota ASEAN. Ini berusaha untuk membentuk
identitas bersama dan membangun masyarakat peduli dan berbagi
yang inklusif dan di mana kesejahteraan, mata pencaharian, dan
kesejahteraan masyarakat ditingkatkan. ASCC difokuskan pada
memelihara manusia, sumber daya alam dan budaya untuk
pembangunan berkelanjutan secara harmonis dan orang-orang yang
berorientasi ASEAN. ASCC merupakan dimensi kerjasama ASEAN

6

yang menjunjung tinggi komitmen ASEAN untuk mengatasi aspirasi
daerah untuk mengangkat kualitas hidup masyarakat tersebut. Tujuan
dari ASCC

tersebut

dipertimbangkan

untuk

dicapai

dengan

menerapkan tindakan nyata dan produktif yang berpusat pada rakyat
dan bertanggung jawab secara sosial. Ini serangkaian kegiatan
koperasi telah dikembangkan berdasarkan pada asumsi bahwa tiga
pilar Komunitas ASEAN yang saling tergantung dan saling terkait dan
bahwa hubungan yang penting untuk memastikan melengkapi dan
kesatuan tujuan. ASCC Blueprint diadopsi oleh para pemimpin
ASEAN pada KTT ASEAN ke-14 pada tanggal 1 Maret 2009 di Chaam / Hua Hin, Thailand.4
Dampak positif integrasi dalam bidang sosial budaya antara
lain : Turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional,
menjunjung tinggi pelaksanaan HAM, mengadakan pertukaran pelajar
antar negara, meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial
budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan
dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju, meningkatkan etos
kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya, adanya rasa
solidaritas sosial yang tiggi antarbangsa di berbagai negara, terjadinya
kontak budaya melalui media massa yang dapat memberikan
informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain.
2.

Integrasi dalam bidang ekonomi
Pembahasan kunci dalam makalah ini ialah lebih kepada integrasi
ekonomi regional (regional economic integration) yakni kesepakatan
antara negara-negara di sebuah wilayah geografis untuk mengurangi dan
pada akhirnya menghapuskan, hambatan tarif dan non tarif terhadap

4 http://www.asean.org/communities/asean-socio-cultural-community
7

aliran barang dan atau jasa serta faktor produksi antara negara satu
dengan yang lain.5
Beberapa teori integrasi ekonomi antara lain Jovanovic (2006)
mendokumentasikan berbagai definisi integrasi yang berkembang dari
Tinbergen, Balassa, Holzman, Kahneert, serta Menis dan Sauvant, dan
kemudian menyimpulkan bahwa konsep integrasi ekonomi merupakan
konsep yang cukup kompleks dan harus didefinisikan secara hati-hati.
Secara umum integrasi ekonomi didefinisikan sebagai sebuah proses di
mana sekelompok negara berupaya untuk meningkatkan tingkat
kemakmurannya.
United Nation Conference on Trade and Development.
(UNCTAD) mendefinisikan integrasi ekonomi sebagai kesepakatan
yang dilakukan untuk memfasilitasi perdagangan internasional dan
pergerakan

faktor

produksi

lintas

negara.

Pelkman

(2003)

mendefinisikan integrasi ekonomi sebagai integrasi yang ditandai oleh
penghapusan hambatan-hambatan ekonomi (economic frontier) antara
dua atau lebih ekonomi atau negara. Hambatan-hambatan ekonomi
tersebut meliputi semua pembatasan yang menyebabkan mobilitas
barang, jasa, faktor produksi, dan juga aliran komunikasi, secara aktual
maupun potensial relatif rendah.
Ketika

integrasi

ekonomi

berlangsung,

terjadi

perlakuan

diskriminatif antara negara anggota dengan negara-negara bukan
anggota integrasi di dalam pelaksanaan perdagangan, sehingga akan
memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara
anggota. Krugman (1991) memperkenalkan suatu anggapan bahwa
secara alami blok perdagangan didasarkan pada pendekatan geografis
yang dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan bagi
anggotanya. Sedangkan Solvatore (1997) menguraikan integrasi
5 Charles W.L. Hill, Bisnis Internasional Perspektif Asia, (Jakarta:Salemba Empat, 2014), hlm. 304

8

ekonomi atas beberapa bentuk :
1. Pengaturan

Perdagangan

Preferensial

(Preferential

Trade

Arragements) dibentuk oleh negara- negara yang sepakat menurunkan
hambatan

hambatan

perdagangan

di

antara

mereka

dan

membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota.
2. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) di mana semua
hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif di antara negaranegara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing- masing
negara

anggota

masih

mempertahankan

atau

berhak

menentukan

menghilangkan

sendiri

apakah

hambatan-hambatan

perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara non- anggota.
3. Persekutuan Pabean (Customs Union) mewajibkan semua negara
anggota untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan
perdagangan di antara mereka, namun juga menyeragamkan
kebijakan perdagangan mereka terhadap negara lain non-anggota
4. Pasaran bersama (Common Market) yaitu suatu bentuk integrasi di
mana bukan hanya perdagangan barang saja yang dibebaskan namun
arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal juga dibebaskan
dari semua hambatan
5. Uni Ekonomi (Economic Union) yaitu dengan menyeragamkan
kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara
anggota di dalam suatu kawasan atau bagi negara-negara yang
melakukan kesepakatan.6
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi
antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut :

6Ridwan, Dampak Integrasi Ekonomi Terhadap Ekonomi Di Kawasan ASEAN: Analisis Model
Gravitasi, Jurnal Organisasi dan Manajemen Volume 5 Nomer 2, September 2009, hlm. 97-98
9

a. Globalisasi produksi, dimana perusahaan berproduksi di berbagai
negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal
ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk
yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha
dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global.
b. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk
memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk
portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai
contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon,
atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (buildoperatetransfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
c. Globalisasi

tenaga

kerja.

Perusahaan

global

akan

mampu

memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti
penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah
memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human
movement akan semakin mudah dan bebas.
d. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan
mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia
karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak
dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah
membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang
yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia (baik
yang berdomisili di kota ataupun di desa) menuju pada selera global.

10

e. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan
dan

penyeragaman

tarif

serta

penghapusan

berbagai

hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Integrasi ekonomi regional merupakan salah satu bentuk dari integrasi
antar negara. Beberapa contoh integrasi ekonomi regional yakni ASEAN
(Association of South-East Asian Nation) melalui AEC (ASEAN Economic
Community) atau lebih dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),
Uni Eropa melalui EFTA (European Free Trade Association), APEC, WTO,
NAFTA (North American Free Trade Agreement), dan sebagainya.
1.

ASEAN melalui AEC (ASEAN Economic Community)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) menjadi tujuan integrasi
ekonomi regional pada tahun 2015. AEC membayangkan berikut
karakteristik kunci: (a) pasar dan basis produksi tunggal, (b) wilayah
ekonomi yang sangat kompetitif, (c) wilayah pembangunan ekonomi
yang adil, dan (d) kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Daerah AEC kerjasama meliputi pengembangan sumber daya manusia
dan peningkatan kapasitas; pengakuan kualifikasi profesional; konsultasi
lebih dekat pada kebijakan ekonomi makro dan keuangan; Langkahlangkah pembiayaan perdagangan; peningkatkan infrastruktur dan
konektivitas komunikasi; pengembangan transaksi elektronik melalui eASEAN;

mengintegrasikan

industri

di

seluruh

wilayah

untuk

mempromosikan sumber daerah; dan meningkatkan keterlibatan sektor
swasta untuk membangun AEC. Singkatnya, AEC akan mengubah
ASEAN menjadi kawasan dengan pergerakan bebas barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas. Para
Pemimpin ASEAN mengadopsi Blueprint Ekonomi ASEAN pada KTT
ASEAN ke-13 pada tanggal 20 November 2007 di Singapura untuk

11

melayani

sebagai

rencana

induk

yang

koheren

membimbing

pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.7
2.

Uni Eropa melalui EFTA8
EFTA (European Free Trade Association) merupakan bentuk
integrasi ekonomi regional kawasan Eropa. Dalam bidang perdagangan
meskipun jumlah penduduknya hanya 7% dari jumlah penduduk dunia,
persentase PDB Uni Eropa adalah 25,8% dari PDB dunia, dan
perdagangannya dengan negara-negara lainnya di dunia mencapai sekitar
20% dari ekspor dan impor global (tidak termasuk perdagangan antar
Negara-Negara Anggota Uni Eropa sendiri). Hal ini berarti Uni Eropa
merupakan pelaku perdagangan terbesar di dunia, importir dan eksportir
terbesar, investor terbesar, perekonomian terbesar dalam hal PDB, dan
penerima investasi asing langsung nomor satu – karena perdagangan
dewasa ini tidak mencakup hanya barang-barang. (a) Pertumbuhan dan
lapangan kerja. Uni Eropa memiliki kebijakan perdagangan untuk Eropa.
Perdagangan dengan negara-negara lain menciptakan pertumbuhan dan
lapangan kerja di dalam negeri. Namun demikian transaksi-transaksinya
tentu saja saling menguntungkan – tidak ada negara yang dapat
berkembang di dalam perbatasan yang tertutup. Saat ini, sekitar 60% dari
setiap produk akhir Eropa – baik bahan baku, komponen atau lainnya –
secara langsung maupun tidak langsung berasal dari negara atau wilayah
lain di dunia. Hal ini saja merupakan alasan untuk menolak
proteksionisme: Eropa bergantung pada impor komoditas-komoditas dan
bahan baku penting serta butuh untuk mengakses pasar-pasar di seluruh
dunia. Uni Eropa berupaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan
perdagangan. Perdagangan yang terbuka dan adil mendorong adanya

7 http://www.asean.org/communities/asean-economic-community
8 http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/what_eu/what_we_do/index_id.htm

12

persaingan sekaligus memberikan manfaat bagi para konsumen. Uni
Eropa percaya pada sistem yang berdasarkan aturan, yang berpusat pada
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organisation/ WTO) dan
mekanisme-mekanisme multilateralnya. Uni Eropa akan menyambut baik
kemajuan dalam perundingan-perundingan perdagangan multilateral,
yang dikenal sebagai Putaran Doha. Namun untuk sementara, Uni Eropa
juga melaksanakan perundingan-perundingan perdagangan bilateral. (b)
Perjanjian-perjanjian bilateral. Pembicaraan sedang dilaksanakan dengan
negara-negara ASEAN dan India, negara-negara tetangga Uni Eropa di
bagian selatan dan timur, serta Kanada, dan memulai pembicaraan
dengan Jepang. Uni Eropa berkeinginan untuk mempererat hubungan
dengan Amerika Serikat, serta meningkatkan pengaturan investasi
dengan Cina. Sebuah perjanjian yang ambisius telah dicapai dengan
Korea Selatan. Di Amerika Latin, perjanjian telah dicapai dengan
Kolombia dan Peru. Sebuah perjanjian juga telah ditandatangani dengan
wilayah Amerika Tengah. Perjanjian-perjanjian juga sedang dirundingkan
dengan negara-negara di wilayah selatan Mediterania dan Eropa Timur,
seperti Georgia, Moldova dan Armenia. Kepastian bahwa perjanjianperjanjian yang ada tetap dilaksanakan merupakan sebuah prioritas.
Secara global, Uni Eropa memiliki lebih dari 200 Perjanjian Perdagangan
Bebas, yang mencakup lebih dari 35% perdagangan global. Selain bea
masuk, perjanjian-perjanjian bilateral juga dapat membahas tentang
pengadaan barang/ jasa oleh pemerintah, hak kekayaan intelektual,
peraturan yang transparan, pembangunan yang berkesinambungan,
layanan dan investasi. Secara bersama-sama, langkah-langkah tersebut
dapat membuat perdagangan menjadi lebih hemat biaya, lebih cepat dan
lebih dapat diperkirakan. (c) Pembangunan melalui perdagangan.
Perdagangan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mendorong
pembangunan. Melalui perdagangan dengan Uni Eropa, negara-negara
13

miskin dapat memperoleh pendapatan dari ekspor, meningkatkan
industrialisasi dan mendiversifikasikan perekonomian mereka. Uni Eropa
mengimpor

lebih

banyak

produk

pertanian

dari

negara-negara

berkembang dibanding Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru dan
Amerika Serikat secara bersama-sama. Prakarsa ‘Sistem Preferensi
Umum (Generalised

System

of

Preferences/

GSP)’ mendorong

pembangunan yang berkesinambungan dan tata pemerintahan yang baik.
Sistem tersebut menawarkan pengurangan tarif yang lebih besar untuk
negara-negara

berkembang

yang

sangat

rentan

(Negara-Negara

Tertinggal atau Least Developed Countries/ LDCs dapat mengekspor
apapun kecuali senjata ke Uni Eropa tanpa membayar bea masuk).
Negara-negara non-LDC dapat mengakses preferensi perdagangan
lainnya (skema GSP+) ketika mereka mengesahkan dan melaksanakan
konvensi-konvensi internasional di berbagai bidang seperti hak asasi
manusia dan standar pekerja, pembangunan yang berkesinambungan dan
tata pemerintahan yang baik. Perjanjian perdagangan lain diantaranya
adalah

Perjanjian

Kemitraan

Ekonomi

(Economic

Partnership

Agreements) dengan negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (African,
Caribbean and Pacific/ ACP), sementara program lain diantaranya
adalah Aid for Trade .Prakarsa-prakarsa tersebut bertujuan untuk
mencegah ‘perlombaan menuju dasar’ dalam perdagangan dan investasi,
dan Uni Eropa terus dengan gigih memerangi penggunaan pekerja anakanak sekaligus mendorong hak asasi manusia dan hak pekerja, tindakan
terkait dengan permasalahan iklim, dan tata pemerintahan yang baik.
3.

APEC
APEC

merupakan

singkatan

dari Asia-Pacific

Economic

Cooperation. Lembaga ini merupakan forum kerja sama ekonomi.
Anggotanya adalah negara-negara di kawasan Aspas, dibentuk pada
tahun 1989. Tujuan kerja sama ini untuk memperkuat pertumbuhan
14

ekonomi kawasan. Keanggotaan APEC terdiri dari banyak negara,
termasuk Indonesia. Perdagangan APEC mencapai 47 persen dari
perdagangan dunia. Sejak pembentukannya, berbagai kegiatan APEC
telah menghasilkan berbagai komitmen. Di antara komitmen tersebut
adalah pengurangan tarif dan hambatan nontarif lainnya. Komitmen
lainnya adalah menciptakan kondisi ekonomi yang lebih efisien dan
meningkatkan perdagangan. Indonesia merupakan salah satu negara yang
berperan

aktif

dalam

pembentukan

APEC.

Indonesia

perlu

mempersiapkan diri dalam menghadapi perdagangan dunia yang bebas.
Semua kegiatan tersebut adalah untuk mengamankan kepentingan
nasional RI. Kontribusi Indonesia terbesar bagi APEC adalah
disepakatinya “Tujuan Bogor” tahun 1994. Di antara tujuan itu adalah
liberalisasi perdagangan dan investasi asing. Komitmen ini mendorong
percepatan penghapusan tarif maupun peningkatan investasi asing. APEC
ternyata mampu meningkatkan arus barang, jasa maupun pertumbuhan
ekonomi negara anggotanya. Mitra dagang utama Indonesia sebagian
besar berasal dari kawasan APEC. Kita memiliki potensi untuk
4.

memanfaatkan pasar APEC bagi ekspor maupun investasi.
WTO
WTO merupakan singkatan dari World Trade Organization.
Artinya, Organisasi Perdagangan Dunia. Organisasi ini memiliki
kewenangan mengatur dan mengawasi persetujuan perdagangan bebas
antar negara. WTO juga bertugas menjadi penengah bila terjadi
perselisihan antara anggotanya. Organisasi ini resmi berdiri tahun 1995,
menggantikan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Artinya,
Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan. GATT memuat
aturan-aturan sistem perdagangan internasional.
Indonesia telah menjadi anggota WTO sejak tahun 1995. Posisi
dasar Indonesia pada beberapa masalah utama. Di bidang pertanian, yaitu

15

memperjuangkan penurunan tarif produk pertanian di negara maju.
Indonesia juga memperjuangkan penghapusan subsidi pertanian di negara
maju. Di bidang jasa, Indonesia memperjuangkan perlindungan industri
jasa di Negara berkembang. Hal ini mengingat melimpahnya impor jasa
akibat liberalisasi perdagangan. Di bidang kesehatan, kita berupaya
mendapatkan obat-obatan dengan harga murah.

B.

Analisis Peluang yang Muncul dari Integrasi Antar Negara
Faktor utama munculnya integrasi antar negara yakni faktor ekonomi dan
politis. Faktor politis terlihat dari upaya untuk membangun kawasan
perdagangan bebas, perserikatan pabean dan sejenisnya. Menghubungkan
ekonomi tetangga dan membuat mereka semakin bergantung satu sama lain
menciptakan insentif untuk kerjasama politik antar negara negara tetangga dan
mengurangi potensi konflik kekerasan. Selain itu dengan mengelompokkan
ekonomi mereka, negara negara dapat meningkatkan ketahanan politis mereka
di dunia.9 Sedangkan faktor ekonomi terlihat dari upaya antar negara membuka
perdagangan

bebas

untuk

merangsang

pertumbuhan

ekonomi

yang

berkeuntungan dinamis dari perdagangan. Karena perdagangan bebas dan
investasi adalah positive sum game (literer:permainan yang hasil akhir bernilai
positif atau dalam kata lain saling menguntungkan/bersifat mutualisme),
dimana berbagai negara bergabung unruk saling mendapatkan keuntungan.10
Contoh studi analisis peluang dari integrasi ekonomi ialah studi analisis AFTA
dan AEC/MEA dari perspektif negara Indonesia.

9 Charles W.L. Hill, Bisnis Internasional Perspektif Asia, (Jakarta:Salemba Empat, 2014), hlm. 308
10Ibid, hlm 307

16

AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN sebagai
wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi
kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat
menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema
Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPTAFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan
tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatanhambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA
adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor
barang bagi Brunei Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia,
Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Kamboja, Laos, Myanmar dan
Vietnam pada tahun 2015.
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015
yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia. Pertama,
negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan
basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam
jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu
negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat
kompetisi

yang

tinggi,

yang

memerlukan

suatu

kebijakan

yang

meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property
Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta
iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari
agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak
17

cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi;
menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan
dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki
perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha
Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan
ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini,
kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan
kemampuan, keuangan, serta teknologi.
Keempat,

MEA

akan

diintegrasikan

secara

penuh

terhadap

perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk
meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan
ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan
pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negaranegara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak
hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga
memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.
.Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik
karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak
ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya
akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi
Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan,
contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang
elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke
Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-

18

produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang
mendukung

masuknya Foreign

menstimulus

pertumbuhan

Direct

ekonomi

Investment (FDI)

melalui

yang

perkembangan

dapat

teknologi,

penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu,
kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk. Indonesia masih
memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan
tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam
oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya.
Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing
dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada
di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk
ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari sisi ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi
para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan
berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses
untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih
mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi
kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik
sesuai

dengan

kriteria

yang

diinginkan.

Dalam

hal

ini

dapat

memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi
pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga
kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi
industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat
keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).
19

Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis
memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak
tantangan

dan

risiko-risiko

yang

akan

muncul

bila

MEA

telah

diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat
lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi
risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara
otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik
dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya
peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di
Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri
di tahun 2015.
BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1. Bentuk-bentuk integrasi antar negara bisa bewujud integrasi dalam
bidang sosial politik maupun ekonomi. Integrasi dalam bidang ekonomi
ditunjukkan pada ASEAN melalui AEC, Uni Eropa melalui EFTA, WTO,
APEC dan sebagainya
2. Analisis peluang dari integrasi ekonomi ialah (studi kasus AEC) Pertama,
negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Kedua, MEA akan dibentuk sebagai
kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan
suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection,
Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Ketiga, MEA
pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi
yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM).
20

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian
global.
B.

Saran
Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Hingga penulis pahami jika
terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah kami baik dari
dosen pengampu maupun rekan mahasiswa. Karena dengan perbaikan
tersebut kami berharap makalah ini bermanfaat di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Hill, Charles W.L. 2014. Bisnis Internasional Perspektif Asia. Jakarta: Salemba
Empat
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka
Ridwan. 2009.

“Dampak Integrasi Ekonomi Terhadap Ekonomi Di Kawasan

ASEAN”. Analisis Model Gravitasi, Jurnal Organisasi dan Manajemen
Volume 5 Nomer 2
http://www.asean.org
http://eeas.europa.eu

21