BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH
BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH
KETERTARIKAN TERHADAP PENELITIAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Bahasa sebagai
Sarana Komunikasi Ilmiah
Oleh
AINUN LUTFI ALFIATIN
1815153973
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KETERTARIKAN TERHADAP PENELITIAN KEMAMPUAN NATURALIS
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DENGAN MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE 5E)
Pada penelitian yang akan saya lakukan, saya mengambil judul yang terkait
dengan kemampuan naturalis siswa dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar (Learning cycle 5E). Dimana
berdasarkan pada observasi singkat yang telah saya lakukan sebelumnya, saya
menemukan antusias siswa pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) masih
sangat minim. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mungkin terjadi pada proses
pembelajaran diantaranya adalah kurangnya variasi guru dalam memberikan
pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dimana mayoritas guru masih
menggunakan metode ceramah sehingga terkesan membosankan. Selain itu strategi
yang digunakan masih berpusat pada guru (teacher centered) dan tidak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Di
samping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran masih sangat
jarang bahkan tidak pernah. Sehingga siswa dituntut untuk membayangkan secara
abstrak materi yang sedang dipelajari. Sedangkan pada hakikatnya menurut Jean Piaget
anak usia sekolah dasar berada pada tahapan perkembangan operasional konkrit. Pada
tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi,
tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. 1Dalam tahap ini, anak telah hilang
kecenderungan terhadap animism dan articialisme. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
seharusnya digunakan media pembelajaran yang konkrit supaya peserta didik lebih
mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang disingkat dengan IPA adalah salah satu mata
pelajaran pokok yang harus diajarkan di Sekolah Dasar.2 Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berfikir kritis dalam menganalisa suatu materi. Seharusnya dalam
pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik diajarkan melalui
proses praktikum atau observasi langsung ke lapangan yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik. Namun, pada praktiknya masih sering ditemukan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang tidak dilakukan secara konkrit. Hal ini sangat disayangkan
mengingat potensi peserta didik diyakini akan lebih baik jika melakukan pembelajaran
secara langsung di lingkungan sekitar. Selain dapat meningkatkan potensi peserta didik
dalam pembelajaran jika dilakukan pembelajaran secara langsung di lingkungan sekitar
akan meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik.
Kemampuan naturalis itu sendiri merupakan salah satu dari sembilan macam
kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Sudah seharusnya dalam proses
Fati ah I da, Perkembangan Teori Kognitif Jean Piaget , Intelektualita. Vol 3. No. 1. Juni 2015
Ne g Mu u Kur iawa , Tati “u iati, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (Ctl) dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar , Metodik Didaktik Vol. 10, No. 1, Juli 2015
1
2
pembelajaran seorang guru memperhatikan hal ini sebagai salah satu aspek untuk
memahami potensi kecerdasan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan
potensi kecerdasan masing-masing siswa secara maksimal. Pada dasarnya manusia
memiliki semua kecerdasan itu namun hanya beberapa kecerdasan saja yang menonjol
dari dirinya. Hal ini dapat disebabkan dari potensi bawaan yang dimiliki seseorang atau
potensi mana yang biasa diasah. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menggali
kemampuan naturalis peserta didik dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan naturalis
pada peserta didik yakni dengan pengamatan terhadap lingkungan di sekitar sekolah
secara langsung. Selain melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran hal ini juga
diyakini dapat menampilkan materi pembelajaran secara konkrit. Thomas Amstrong
mengungkapkan bahwa belajar dengan cara naturalis akan lebih bersemangat ketika
terlibat dalam pengalaman di alam terbuka.3
Siklus belajar (Learning Cycle 5E) merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student centered). Fase kegiatan pembelajaran pada siklus
belajar (Learning Cycle 5E) berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan yang telah
diorganisasi sedemikian rupa, meliputi pembangkitan minat (engagement), eksplorasi
(exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration), dan evaluasi
(evaluation).4 Aktivitas pada siklus belajar (Learning cycle 5E) lebih banyak ditentukan
oleh peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi yang harus
dicapai pada saat pembelajaran dengan berperan aktif pada proses pembelajaran. Siklus
belajar (Learning Cycle 5E) merupakan model pembelajaran yang berlandaskan pada
teori konstruktivistik. Konstruktivistik merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan).5 Pada
pembelajaran teori konstruktivistik menekankan pentingnya peserta didik membangun
sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan dalam proses pembelajaran. Sehingga
proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator. Siklus
belajar (Learning Cycle 5E) ini mempunyai tujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka alami dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu
proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik akan lebih bermakna sehingga peserta
didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan saya terkait dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Sekolah Dasar yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
Mila Dwi Ca dra, Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences , Jur al Pe didika Guru “ekolah Dasar Tahu ke IV Agustus
5
4
Elies “eptia a, Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Prestasi Belajar , Jur al Pe didika I do esia, O li e , http://u .a .id , diakses ta ggal 8 Mei
8
5
“u arsih, Implementasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran Mata Kuliah DasarDasar Bisnis , Jur al Pe didika Aku ta si I do esia Vol. VIII. No. – Tahun 2009 Hal 54 - 62
3
dan belum sesuai dengan potensi yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Oleh
karena itu, saya tertarik untuk meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dimana kemampuan naturalis itu sendiri
merupakan salah satu kemampuan yang di kemukakan oleh Howard Gardner yang
berkaitan dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berhubungan dengan
lingkungan alam. Selain itu rasa ingin tahu saya terhadap penggunaan Siklus belajar
(Learning Cycle 5E) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam membawa saya yakin
untuk mencoba meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah Ibda, “Perkembangan Teori Kognitif Jean Piaget”, 2018 Intelektualita. Vol 3
No. 1 Juni 2015
Neng Mumun Kurniawan, Tati Sumiati, “Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (Ctl) dan Aplikasinya dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar ”,
Metodik Didaktik Vol. 10, No. 1 Juli 2015
Mila Dwi Candra, “Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 12 Tahun ke IV Agustus 2015
Elies Septiana, “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belaja r”, Jurnal Pendidikan Indonesia
Sumarsih, “Implementasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran
Mata Kuliah Dasar-Dasar Bisnis”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Vol.
VIII. No 1 Tahun 2009 Hal 54 – 62
KETERTARIKAN TERHADAP PENELITIAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Bahasa sebagai
Sarana Komunikasi Ilmiah
Oleh
AINUN LUTFI ALFIATIN
1815153973
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KETERTARIKAN TERHADAP PENELITIAN KEMAMPUAN NATURALIS
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DENGAN MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE 5E)
Pada penelitian yang akan saya lakukan, saya mengambil judul yang terkait
dengan kemampuan naturalis siswa dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar (Learning cycle 5E). Dimana
berdasarkan pada observasi singkat yang telah saya lakukan sebelumnya, saya
menemukan antusias siswa pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) masih
sangat minim. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mungkin terjadi pada proses
pembelajaran diantaranya adalah kurangnya variasi guru dalam memberikan
pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dimana mayoritas guru masih
menggunakan metode ceramah sehingga terkesan membosankan. Selain itu strategi
yang digunakan masih berpusat pada guru (teacher centered) dan tidak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Di
samping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran masih sangat
jarang bahkan tidak pernah. Sehingga siswa dituntut untuk membayangkan secara
abstrak materi yang sedang dipelajari. Sedangkan pada hakikatnya menurut Jean Piaget
anak usia sekolah dasar berada pada tahapan perkembangan operasional konkrit. Pada
tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi,
tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. 1Dalam tahap ini, anak telah hilang
kecenderungan terhadap animism dan articialisme. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
seharusnya digunakan media pembelajaran yang konkrit supaya peserta didik lebih
mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang disingkat dengan IPA adalah salah satu mata
pelajaran pokok yang harus diajarkan di Sekolah Dasar.2 Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berfikir kritis dalam menganalisa suatu materi. Seharusnya dalam
pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik diajarkan melalui
proses praktikum atau observasi langsung ke lapangan yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik. Namun, pada praktiknya masih sering ditemukan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang tidak dilakukan secara konkrit. Hal ini sangat disayangkan
mengingat potensi peserta didik diyakini akan lebih baik jika melakukan pembelajaran
secara langsung di lingkungan sekitar. Selain dapat meningkatkan potensi peserta didik
dalam pembelajaran jika dilakukan pembelajaran secara langsung di lingkungan sekitar
akan meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik.
Kemampuan naturalis itu sendiri merupakan salah satu dari sembilan macam
kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Sudah seharusnya dalam proses
Fati ah I da, Perkembangan Teori Kognitif Jean Piaget , Intelektualita. Vol 3. No. 1. Juni 2015
Ne g Mu u Kur iawa , Tati “u iati, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (Ctl) dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar , Metodik Didaktik Vol. 10, No. 1, Juli 2015
1
2
pembelajaran seorang guru memperhatikan hal ini sebagai salah satu aspek untuk
memahami potensi kecerdasan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan
potensi kecerdasan masing-masing siswa secara maksimal. Pada dasarnya manusia
memiliki semua kecerdasan itu namun hanya beberapa kecerdasan saja yang menonjol
dari dirinya. Hal ini dapat disebabkan dari potensi bawaan yang dimiliki seseorang atau
potensi mana yang biasa diasah. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menggali
kemampuan naturalis peserta didik dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan naturalis
pada peserta didik yakni dengan pengamatan terhadap lingkungan di sekitar sekolah
secara langsung. Selain melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran hal ini juga
diyakini dapat menampilkan materi pembelajaran secara konkrit. Thomas Amstrong
mengungkapkan bahwa belajar dengan cara naturalis akan lebih bersemangat ketika
terlibat dalam pengalaman di alam terbuka.3
Siklus belajar (Learning Cycle 5E) merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student centered). Fase kegiatan pembelajaran pada siklus
belajar (Learning Cycle 5E) berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan yang telah
diorganisasi sedemikian rupa, meliputi pembangkitan minat (engagement), eksplorasi
(exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration), dan evaluasi
(evaluation).4 Aktivitas pada siklus belajar (Learning cycle 5E) lebih banyak ditentukan
oleh peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi yang harus
dicapai pada saat pembelajaran dengan berperan aktif pada proses pembelajaran. Siklus
belajar (Learning Cycle 5E) merupakan model pembelajaran yang berlandaskan pada
teori konstruktivistik. Konstruktivistik merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan).5 Pada
pembelajaran teori konstruktivistik menekankan pentingnya peserta didik membangun
sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan dalam proses pembelajaran. Sehingga
proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator. Siklus
belajar (Learning Cycle 5E) ini mempunyai tujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka alami dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu
proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik akan lebih bermakna sehingga peserta
didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan saya terkait dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Sekolah Dasar yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
Mila Dwi Ca dra, Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligences , Jur al Pe didika Guru “ekolah Dasar Tahu ke IV Agustus
5
4
Elies “eptia a, Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Prestasi Belajar , Jur al Pe didika I do esia, O li e , http://u .a .id , diakses ta ggal 8 Mei
8
5
“u arsih, Implementasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran Mata Kuliah DasarDasar Bisnis , Jur al Pe didika Aku ta si I do esia Vol. VIII. No. – Tahun 2009 Hal 54 - 62
3
dan belum sesuai dengan potensi yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Oleh
karena itu, saya tertarik untuk meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dimana kemampuan naturalis itu sendiri
merupakan salah satu kemampuan yang di kemukakan oleh Howard Gardner yang
berkaitan dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang berhubungan dengan
lingkungan alam. Selain itu rasa ingin tahu saya terhadap penggunaan Siklus belajar
(Learning Cycle 5E) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam membawa saya yakin
untuk mencoba meningkatkan kemampuan naturalis peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah Ibda, “Perkembangan Teori Kognitif Jean Piaget”, 2018 Intelektualita. Vol 3
No. 1 Juni 2015
Neng Mumun Kurniawan, Tati Sumiati, “Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (Ctl) dan Aplikasinya dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar ”,
Metodik Didaktik Vol. 10, No. 1 Juli 2015
Mila Dwi Candra, “Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 12 Tahun ke IV Agustus 2015
Elies Septiana, “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belaja r”, Jurnal Pendidikan Indonesia
Sumarsih, “Implementasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran
Mata Kuliah Dasar-Dasar Bisnis”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Vol.
VIII. No 1 Tahun 2009 Hal 54 – 62