PENGETAHUAN DASAR TATA RUANG kota
PENGETAHUAN DASAR TATA RUANG
( MINGGU III )
BENTUK RUANG
Bentuk ruang yang paling sederhana terdiri dari :
4 ( empat ) dinding.
Lantai dan
Langit-langit.
Bentuk ruang seperti itu jelas dan memberi kesan kearah vertikal dan horisontal.
KESAN-KESAN RUANG
Ruang yang tidak tinggi atau lebar akan terasa menyempit / menyesakkan.
Ruang yang rendah terasa menekan
Sebaliknya ruang yang terlalu tinggi akan menyebabkan kita merasa kecil.
Susunan jendela yang kecil dan tinggi tempatnya memberikan kesan sesak.
Sedangkan ruang yang memiliki bagian jendela yang berukuran besar dan
ditempatkan rendah, akan memberikan kesan perasaan bebas serta terasa luas.
Ruang yang terlalu tinggi akan terasa lebih rendah kalau diberi unsur garis
horisontal pada dindingnya.
Plafon berwarna gelap dengan garis-garis mendatar menimbulkan kesan rendah.
Sebaliknya garis-garis vertikal akan memberikan kesan mempertinggi ruangan.
Sebuah ruang sempit akan terasa lebih luas jika pada dindingnya digunakan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
wallpaper dengan dekorasi berukuran kecil.
Sebaliknya ruang yang sempit akan terasa lebih sempit lagi jika pada dindingnya
digunakan wallpaper dengan dekorasi berukuran besar.
Dinding melintang bagian belakang dapat lebih dimajukan dengan menggunakan
dekorasi besar serta kuat dan untuk melebarkan, digunakan pula garis mendatar.
Gang yang panjang dan sempit diperpendek dan diperluas oleh dekorasi bergaris
tegak
pada dinding, plafon dan lantai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Reaksi-reaksi garis, baik garis horisontal atau vertikal, bentuk-bentuk dekorasi,
warna muda / tua, penempatan benda besar / kecil merupakan cara yang dapat
digunakan
untuk mengubah kesan ruang sehingga akan diperoleh bentuk ruang
dengan proporsi
yang serasi.
TATA RUANG HARUS DISUSUN BERDASARKAN TUJUANNYA
Untuk mendapatkan komposisi ruang yang baik diperlukan kesatuan bagian-bagian
dalam ruang, kesatuan itu dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan
pandangan yang serasi, kegunaan suatu susunan harus merupakan harmoni
dengan tuntutan tata ruang yang serasi dan indah.
Susunan suatu ruang pertama-tama harus sesuai tujuannya.
Maksudnya adalah bahwa penggunaan dan penyusunan perabot ditentukan oleh
kebutuhan praktis dan kebiasaanya ( kebiasaan hidup penghuninya )
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Untuk itu perlu diperhatikan keselarasan antara : Perabot, ruang gerak dan ruang
pemersatu.
Perabot yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sama disatukan menjadi
satu kelompok fungsi, misalnya :
- Dalam sebuah ruang keluarga dapat dibentuk sebuah kelompok duduk
dengan menempatkan :
sofa
- meja rendah
kursi
- meja sudut
- Kelompok makan, diisi dengan :
-
meja makan
-
Kursi yang sesuai dll
- Kelompok bekerja, diisi dengan :
-
meja tulis
-
kursi
-
papan tempat surat dll
Kesatuan kelompok-kelompok fungsi tersebut harus diatur dengan baik
sehingga
masih tersedia ruang sirkulasi untuk berjalan.
Perabot tersusun dalam kelompok-kelompok fungsi :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kelompok tempat duduk, kelompok ruang makan dan kelompok sudut tempat
membaca serta masih tersisa cukup ruang untuk sirkulasi.
Susunan perabot dalam kelomok menurut kegunaannya
Terlihat tidak adanya aturan dan ruang untuk berjalan terhalang.
Perabot tidak teratur, jalan lintas terhalang
Kesimpulan :
Bahwa pengelompokan perabot berdasarkan fungsinya, merupakan
dasar penyusunan tata ruang yang baik.
KONTRAS DALAM TATA RUANG
Bila kita akan mengatur sebuah ruang, bukan hanya segi kegunaannya melainkan
juga segi keindahannya yang harus kita perhatikan.
Untuk menciptakan kontras yang baik kita dapat memanfaatkan :
- Bentuk-bentuk garis bidang dan benda.
- Nilai warna cerah dan gelap.
- Pengaturan menurut besarnya.
- Kesan warna serta bahan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Menata ruang adalah menciptakan kesan optik dengan menggunakan kontras
timbal balik dalam bentuk, warna dan bahan. ( perlu diketahui bahwa perbedaan
yang menyolok dapat dirangkum dengan penyatuan yang serasi ).
Kita mengenal pasangan perbedaan ( kontras ) seperti :
- Besar kecil
- Kontras garis
- Cerah gelap
- Kontras jenis warna
- Bidang benda
- Kasar halus dll
Contoh-contoh :
- Kesan hidup satu perangkat tempat duduk dengan dekorasi yang meriah
baru akan menonjol kalau beralaskan permadani yang tenang dan
sederhana.
Antara kursi berlapisan kotak-kotak dengan permadani polos terdapat kontras
Sedangkan permadani dengan dekorasi yang sama cerahnya akan
menghilangkan kesan hidup tsb.
Kontras yang besar terjadi, kalau sebuah perabot yang antik dipasang bersama
dengan
yang modern, ketegangan yang tercipta : - kuno dan baru
- berprofil dan lurus
Bisa saja menarik kalau unsur-unsur kontras mendapatkan ruang gerak dan tidak
disusun terlalu berdesakan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Bentuk berbeda tertumpuk secara berlebihan
Bentuk kontras mendapatkan cukup ruang gerak
UNSUR PENGIKAT DALAM TATA RUANG
Untuk menjaga keharmonisan keseluruhan tata ruang penting sekali semua bagian
terangkum oleh suatu ikatan cara yang paling sederhana adalah :
Memberi warna yang sama pada dinding.
Menutup lantai seluruhnya dengan ubin berdekorasi atau dengan permadani
( karpet ).
Memanfaatkan garis-garis horizontal pada perabot secara bersambungan.
Penggunaan jenis kayu atau pelapis yang sama.
Selain itu, perlu dipilih benda – benda pengisi ruang sesuai dengan tingkatan
kualitasnya, pemilihan yang baik akan menambahkan kesatuan ruang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
TATA RUANG YANG HARMONIS
Tata ruang yang harmonis adalah tata ruang yang memperhatikan semua unsur-unsur
hidup seperti : kesan-kesan yang diciptakan oleh bentuk, warna dan bahan yang disatukan
dalan suatu susunan yang sesuai atas dasar suatu pandangan atau ide pengaturan
tertentu, karena ide inilah berbagai pasangan kontras dan unsur pemersatu mendapatkan
bobot dan kedudukannya dalam rangka kompetisi keseluruhan.
Penyusunan harmonis, karena unsur-unsur diatur sesuai dengan tingkatannya
Contoh perumpamaan :
Dasar tata ruang dapat diibaratkan sama dengan musik orkes, bunyi setiap alat musik
merupakan pendukung berbagai jenis-jenis suara, suara 1, 2 dan 3 sehingga suara
terdengar merdu. Dalam tata ruang pun, watak bagian-bagian ditentukan dan
dibedakan oleh ide komposisi mana yang memegang peranan pertama, kedua dan
ketiga.
Misalkan pada contoh gambar diatas, kesan harmonis tercapai pada ruang tersebut
karena semua suara teratur dengan baik, yaitu :
Suara pertama diduduki oleh kelompok tempat duduk.
Sedangkan dinding tirai dan permadani bertindak sebagai suara dua dan tiga.
Pada gambar dibawah ini, kesan harmonis tidak tercapai karena suara-suara dalam
ruang tersebut memiliki kekuatan yang sama, campur-baur menjadi satu sehingga
menghilangkan kesan masing-masing.
Kamar ini menimbulkan kesan tidak harmonis, karena unsur-unsurnya tidak teratur dengan
baik
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM
MENENTUKAN FURNITURE
Dalam kehidupan-kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan yang
erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Manusia hidup membutuhkan
ruang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan keperluan seperti alat penerangan,
alat pengatur udara, tempat duduk atau furniture dan lain sebagainya. Ruang kosong
tanpa ada benda satupun tentu tidak akan memuaskan kebutuhan hidup tetapi apabila
ruang tersebut telah dilengkapi dengan furniture, barulah ruang dianggap berfungsi dan
dapat dioperasionalisasikan. Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan
kerja guna mendapatkan kenyamanan bagi si pemakai dan pemilihan furniture dan segi
fungsi juga tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus
mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual yang
kesemuanya saling berkaitan antara antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.
Setelah semua aspek tersebut terperhatikan, kemudian pada tahap berikutnya
mengorganisir bagaimana cara menterjemahkan “ disain “.
Disain furniture dibagi atas dua kategori :
Furniture yang berbentuk case ( kotak ) termasuk chests, meja tulis, lemari
buku, dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, type furniture semacam ini di
indonesia masih terbuat dari kayu sedang penggunaan bahan-bahan lain
semakin populer.
Furniture yang diberikan penutup :
seluruhnya
atau
sebagian
diberi
Misalnya sofa, kursi-kursi yang
penutup
termasuk
perlengkapan-
perlengkapan tidur.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Beberapa perabot membutuhkan penutup atau pelapis berupa taplak untuk meja, bed
cover untuk di tempat tidur, dan masih banyak lagi perabot yang membutuhkan penutup.
Disain furniture terikat oleh berbagai macam aspek antara lain :
Apa dan siapa yang akan mempergunakan furniture dalam ruang tersebut
tergantung dari :
- jenis pekerjaan
- Kelompok atau perorangan
- Pasangan setengah umur
- Laki-laki atau wanita
- Orang penting atau berada
- Orang yang sehat atau penderita cacat
Hal ini perlu diketahui karena kebutuhan mereka masing-masing berbeda.
Posisi terhadap bentuk ruang.
Faktor geografi, type rumah, apartemen dan gaya arsitektur ikut menentukan
letak dan bentuk tatanan dalam ruang. Misalnya ruang dari rumah didaerah
pegunungan dengan ruang di daerah perkotaan, masing-masing mempunyai
disain yang berbeda
Faktor tersebut besar pengaruhnya terhadap penentuan posisi, bahan bentuk
maupun ukuran furnitur.
Bagaimana bentuk yang diinginkan atau suasana yang ingin dicapai : setiap orang
mempunyai keinginan yang berbeda, tergantung dari kebiasaan hidup mereka
masing-masing seperti taraf sosial, agama, pendidikan, dan pengalaman
menjadikan fungsi tiap ruang, problem ruang, jenis peralatan, berbeda.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Semua aspek perlu diperhatikan guna penentuan pemilihan bentuk furniture dan
suasana ruang seperti yang diinginkan : elegant, sophisticated, formal, informal,
exotic, santai, riang gembira, sederhana atau minimalis dan sebagainya.
Semua ini dapat dicapai dengan cara penciptaan disain yang orisinil dengan
furniture yang tepat untuk masing-masing.
Cost atau biaya yang diperlukan :
Keadaan ekonomi atau masalah biaya juga ikut menentukan pemilihan jenis
furniture.
Disain furniture berkait erat dengan gaya hidup yang dapat untuk status penghuni
dalam kedudukan dimasyarakat. Faktor kenyamanan, digunakan mutu barang
yang baik, sehingga dihasilkan bentuk furniture yang kadang-kadang melampaui
persyaratan minimal karena, sukar dirawat. Meskipun dalam pemakaiannya
ternyata kurang nyaman tetapi bisa untuk mencerminkan gaya hidup orang-orang
berada.
Disain kursi harus bisa menampung segala kegiatan dengan kondisi yang nyaman
tetapi juga mampu menimbulkan kesan wibawa bagi orang yang mendudukinya.
Pengisian ruang dengan pemilihan disain furniture, merupakan pencerminan kepribadian
seseorang. Kebutuhan yang berbeda-beda dalam satu ruang hendaknya disesuaikan
dengan selera orang yang akan memakai tanpa mengesampingkan fungsi furniture.
Unsur pokok adalah “ manusia “ karena mereka yang akan mempergunakannya bisa jadi
dia seorang anak, mungkin orang tua, bahkan mungkin dia seorang cacat tubuh
( handicaped person ) maka dalam penyiapan disain furniture harus dibedakan.
Secara umum seorang desainer harus dapat merancang kebutuhan yang berlaku umum
( universal ) sehingga type furniture haruslah mempertimbangkan aktivitas-aktivitas yang
secara umum terjadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Setiap disain furniture diserasikan dengan perlengkapan-perlengkapan yang lain misalnya
dalam garis, warna dan tekstur. Penampilannya dapat mewakili perasaan atau fungsi
ruang dan apabila benda-benda tersebut digabung secara keseluruhan harus tercapai
keharmonisan dalam suatu unit atau dalam satu kesatuan dalam ukuran-ukuran serta
disesuaikan dengan dimensi ruang, barulah kemudian ditentukan bentuk-bentuk furniture.
Unsur-unsur ergonomi, kenyamanan,fungsi,komposisi, keseimbangan ( balance ), irama
( rithme ) dan lain-lain dijadikan sebagai pertimbangan utama.
Furniture yang digunakan harus bisa melayani segala kebutuhan dan kegiatan manusia
dan usahakan agar jangan sampai fungsi perabot tidak tercapai yang kemungkinan besar
disebabkan oleh kesalahan perancang.
PENGARUH PSIKOLOGIS PADA KEBUTUHAN PERABOT
Aspek-aspek psikologis dari keinginan untuk beristirahat dibutuhkan kenyamanan dari
furniture yang mereka gunakan.
Bekerja harus diimbangi dengan istirahat dan tidur yang cukup. Kelelahan bisa dinetralisir
dengan tidur, oleh karena itu dibutuhkan furniture yang mampu untuk memberi kenikmatan
tubuh manusia saat istirahat dan tidur.
Kursi merupakan perlengkapan tata ruang yang utama dan fungsinya dalam keadaan
yang paling sederhana bisa berperan tanpa memperhatikan elemen-elemen lain, maka
kehadiran kursi didalam ruang minimal harus ada.
Kualitas kursi dapat mewakili kedudukan sosial seseorang dalam masyarakatnya, seperti
yang ada sekarang banyak orang-orang membeli kursi-kursi besar berukir agar tampak
lebih berwibawa daripada pemenuhan fungsi.
Duduk adalah sikap wajar bagi tubuh manusia, duduk dapat mengurangi kelelahan otot,
kaki, pinggul dan punggung. Penyembuhan dari cacat tubuh juga dianjurkan dengan cara
melakukan sikap duduk yang baik agar dapat mengurangi tekanan pada punggung dan
mencegah perkembangan kebungkukan tulang punggung.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Bagi orang-orang muda, sebaiknya mengambil sikap duduk dengan posisi ke depan atau
ke belakang, dengan mengaktifkan secara lurus tulang punggung untuk menjaga
kerampingan dari tulang punggung bagian bawah.
Pada posisi duduk normal, pinggul tertekan ke belakang dan tulang kemudi berada pada
posisi hampir tegak lurus tepat diatas lantai. Kebanyakan cacat tubuh disebabkan oleh
perputaran badan ke belakang sehingga tulang menjadi tertekan.
Kita kembali pada pembicaraan sikap menggambar yang sehat dengan mematuhi
persyaratan sebagai berikut :
Pada posisi tersebut keteganga otot belakang harus di kurangi.
Para ahli menganalisa sikap-sikap duduk ternyata erat hubungannya dengan kebiasaan,
kenikmatan dan anthropometric. Penelitian disain kursi yang layak bersangkutan dengan
unsur kesehatan tubuh guna menjaga penambahan kekuatan tulang belakang. Sikap
duduk yang nikmat harus memperhatikan pula kesehatan organ-organ tubuh yang lain.
Kebutuhan bentuk dan ukuran kursi seseorang akan berubah karena usia bartambah, dan
kesehatan menurun. Seperti kita ketahui bahwa postur tubuh manusia terus berubah
antara lain, akan menjadi bungkuk, gemuk, penglihatan dan pendengaran berkurang dan
lain sebagainya.
Berikut ini gambaran bentuk kursi untuk sikap duduk manusia normal.
Tempat duduk untuk beristirahat.
Berdasarkan percobaan dari Grandjean dan Burandt.
Penilaian terhadap detil-detil konstruksi dari 2 macam kursi empuk ( easy chair ) dengan
serentetan percobaan maka akan didapat ukuran-ukuran sebagai berikut :
Tinggi tanganan kursi : Tinggi dari level tempat duduk.
Kemiringan sandaran : Sudut antara sandaran belakang dan tempat duduk.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kemiringan kepala : sudut antara sandaran belakang dan sandaran kepala.
Ukuran pola dan tekstur, apakah sudah cocok untuk mendukung bentuk perabot?
Hal tersebut penting guna mempertinggi daya tarik perabot itu sendiri sedang intensitas
warna pola atau warna-warna yang berani bisa mempengaruhi suasana ruang secara
langsung.Keseimbangan formal yang simetris memberi kesan ruang menjadi luas dan
mudah dicapai.
Pemikiran pertama yaitu masalah kebutuhan furniture yang memenuhi persyaratan,
kemudian pada tahap berikutnya kita coba membuat beberapa alternatif dari komposisi
konvensional ditambah dengan dasar pengetahuan ergonomic meja dan kursi beserta
studi ruang maka akan kita dapatkan komposisi perabot menjadi sebagai berikut :
Dari berbagai macam percobaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perancangan
disain furniture perlu alat beberapa rekomendasi yang bisa memenuhi persyaratanpersyaratan kesehatan sebagai berikut :
Kursi harus mempunyai kenyamanan mantap dari otot-otot tubuh, dengan
membawa penahan tulang punggung pada sikap duduk sempurna.
Bagian belakang tubuh dalam sikap konvek di sekitar pinggang pada posisi
ketinggian tertentu, agar tulang punggung bisa bersatu dengan tulang pinggang
dan membentuk sikap konkaf pada ketinggian dada.
Landasan tempat duduk sebaiknya mempunyai kemiringan 20 derajat – 26
derajat sedang sudut antara sandaran dengan landasan sebesar 105 derajat –
110 derajat.
Tinggi landasan duduk adalah 35 – 40 cm panjang kebelakang 47-48 cm
Bantalan kursi harus cukup terisi, sesuai ketentuan bahwa bagian / punggung
dapat tenggelam atau tertekan sedalam 6-10 cm.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
TEMPAT DUDUK SAAT KERJA
Kursi kerja biasanya diberi sandaran karena dituntut untuk melayani sikap yang
mendukung posisi punggung, sehingga tercapai kenyamanan yang lebih baik saat
istirahat.
Saran-saran persyaratan kursi kerja
Tinggi dandaran antara bahu dengan bantalan pinggang setinggi 18-20 cm di
atas permukaan tempat duduk.
Penahan pinggang sebaiknya dapat diubah-ubah ( ajustable )
Penahan pinggang setinggi 20-23 cm diatas permukaan tempat duduk,
Penahan pinggang setinggi 12-35 cm diatas permukaan tempat duduk.
Tempat diatas permukaan alas duduk, sandaran harus terbuka atau cekung
sehingga apabila digunakan untuk duduk tegak, ischium bisa berputar ke
belakang tanpa rintangan.
Penggunaan bantalan pinggang juga dianjurkan tetapi menurut Kroemer
disarankan tidak melebihi 2 cm.
Ukuran bantalan pinggang
Tinggi : 20 – 30 cm
Lebar : 300 – 37 cm
Percobaan-percobaan yang dilakukan di kalangan para pelajar menunujukkan hasil yang
positif, mereka lebih menyukai sandaran dengan lengan beradius kurang lebih 80 cm dan
lengkungan tersebut ternyata cocok untuk penahan pinggang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Penyelidikan terhadap karyawan kantor menunjukan bahwa mereka selalu menyesuaikan
tinggi tempat duduk dengan permukaan meja kerja, Hal ini untuk menghindari rasa sakit
pada lutut dan menjadikan bentuk tidak baik pada tubuh bagian atas.
Tinggi tempat duduk yang optimal sebaiknya diukur dari tinggi ambang permukaan meja.
Pada penyelidikan dasar tempat duduk ideal terdapat pada 27-30 cm dibawah permukaan
meja kerja.
Apabila jarak vertikal 27-30 cm dapat diterima kemudian baru diukur tinggi tempat duduk
dan yang bersifat umum mencapai 35-40 cm sudah dianggap cukup baik.Sebagian besar
para profesional lebih menyukai tempat duduk kerja yang dapat distel, sehingga mereka
dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian yang dibutuhkan.
Tinggi meja tulis 68-72 cm, dan jarak dari ambang meja ke permukaan dari 38-53 cm.
Meja yang mempunyai tinggi 78 cm maka kursi dapat distel antara 48 – 53 cm, dan
sandaran distel dari 0 – 18 cm. Kursi dengan mekanisme yang demikian mungkin mahal
untuk digunakan pada rumah tangga karena itu bila ada tempat duduk dengan tinggi 40
cm dianggap sudah memenuhi syarat.
Ukuran-ukuran dalam perhitungan ergonomi masih juga perlu memperhitungkan faktorfaktor ruang yaitu kemungkinan tentang adanya gerakan dan pergeseran dari perabot
tersebut kearah depan, kebelakang, ke kiri atau ke kanan, maka penataan dalam ruang
harus dapat menjamin kemudahan tersebut. Faktor-faktor lain seperti : pemeliharaan,
kekuatan, kenyamanan dan biaya pembuatan tidak boleh mengorbankan keindahan
bentuk furniture.
REKOMENDASI PERANCANG DISAIN KURSI MEJA
Posisi kursi harus stabil. Keempat kaki harus terpisah sekurang-kurangnya selebar
dan sepanjang tempat duduk.
Kursi dan meja hendaknya kebebasan dari tiap gerak tangan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kursi dan kerja harus dianggap sebagai satu set. Meja kerja usahakan agar jarak
dari tempat duduk ke permukaan meja 25 cm, dan jarak dari tempat duduk dengan
bagian bawah meja minimum 19 cm.
Tempat duduk dibuat cekung pada bagian muka dan miring pada bagian belakang
3-5 derajat sedang pada tepi depan seyogyanya dibuat bulat.
Panjang minimum 40 cm dan dimensi tempat duduk dibuat yang ideal.
Sandaran dengan tinggi 55-60 cm vertikal diatas, tempat duduk, bantalan pinggang
dibuat agak cekung atau sedikit cekung setinggi dada agar otot-otot punggung bisa
istirahat.
Jika masih menyukai kursi meja tradisional yang menggunakan penyangga harus
dilengkapi dengan per supaya terasa empuk.
Penyangga pinggang setinggi 20-30 cm dan lebar 30-70 cm.
Sandaran belakang dan penyangga pinggang diberi sedikit tonjolan dengan radius
80-120 cm.
Ketentuan-ketentuan untuk ketinggian pada tempat duduk.
- Tempat duduk non-adjustable tanpa sandaran kaki tinggi 38-40 cm.
- Tempat duduk non-adjustable dengan landasan kaki tinggi 45-48 cm.
- Jarak obyek dari tempat duduk yang adjustable 35-53 cm.
Kursi kerja dilapisi busa pada tempat duduknya dan sandaran tubuh tidak boleh
tertekan lebih 2-3 cm. Lapisan penutup dipilih bahan yang dapat menyerap
keringat lebih baik.
Bahan pelapis harus kuat dan tahan lama, mudah dibersihkan, tekstur yang
memadai, kualitas sedang warnanya sesuai dengan perlengkapan lain yang telah
ada dalam ruang yang didisain seperti, warna lantai, gordyn, permukaan meja dan
material dekorasi lainnya.
Kursi kerja juga harus dapat menanggung beban yang cukup kuat untuk diduduki
oleh orang kurus sampai yang tergemuk dan bantalan kursi dicari bahan yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
dapat kembali pada bentuk semula seperti sebelum diduduki.
Sistem pengadaan perabot yang memadai dan tidak membedakan perlu
dicapai dalam disain interior perkantoran.
TEMPAT DUDUK ( KURSI ) SERBAGUNA
Profil kursi serbaguna mempunyai penyangga yang melengkung dengan bentuk agak
bundar berguna untuk menahan tulang pinggul dan tulang belakang pinggul yang terletak
antara 7-20 cm diatas titik terdalam dari tempat duduk dengan sandaran agak cembung.
Tinggi sandaran minimal 85 cm dari lantai dengan syarat bahwa titik tertinggi dari tempat
duduk tidak lebih dari 43 cm sandaran sebaiknya memakai lapisan untuk penyangga
pinggang.
Landasan duduk sebaiknya dicetak sedemikian rupa agar bagian pinggul datar sedang
bagian paha belakang agak naik, dan berfungsi sebagai tempat sandaran. Hendaknya
dijaga agar sandaran dengan penyangga pinggang masih bisa digunakan untuk orang
kecil kedalaman alas duduk bantalan pinggang ke bagian tepi tidak boleh lebih 43 cm,
karena landasan duduk yang dalam akan menyebabkan pinggul bergeser ke muka
sehingga punggung tidak bisa menyangga bagian tulang belakang.
Lebar tempat duduk rata-rata 40 cm. Untuk kedalaman alas duduk dianjurkan agar kurang
lebih 1 cm dari standar shackel yaitu antara 40-43 cm.
Tinggi tempat duduk dari permukaan lantai tergantung pada profil dan postur pemakai.
Alas duduk yang tinggi pada bagian paha harus mempunyai ketinggian 43 cm pada bagian
depan sedang pada bagian paha dapat diberi sedikit lengkungan.
Tempat duduk yang datar dibuat dengan ketinggian 44-66 cm dan bagian tepi muka agak
melengkung.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disarankan untuk memakai lapisan karet busa setebal 2-4 cm diseluruh permukaan
tempat duduk dan secara ergonomics lebih nyaman lagi bila ditambah bantalan. Kondisi
tersebut dibutuhkan untuk meratakan tekanan saat duduk dan agar terbagi secara lebih
luas dan kecuali itu juga dimaksud untuk memberi daya tahanyang lebih baik saat digeser.
Bahan pelapis harus dapat menyerap udara dan uap air, tahan terhadap gesekan dan
dapat menyerap panas, dengan diberi lubang-lubang pada tempat duduk dan sandaran.
Kursi serbaguna harus bisa berkompromi dengan fungsi lain untuk melayani sikap duduk
yang berbeda-beda. Sudah barang tentu kursi serbaguna harus bisa memuaskan bagi si
pemakai, untuk melayani pada tiap keadaan dengan penuh kenyamanan.
Kebutuhan kursi untuk ruang rapat dan tempat-tempat lain dimana kebutuhan khususnya
belum dapat diduga sebelumnya maka sebaiknya berukuran rendah karena pada
umumnya ukuran rendah lebih disukai daripada kursi berukuran tinggi. Kursi serbaguna
bisa digunakan pada ruang tamu atau ruang-ruang tunggu yang tidak membutuhkan waktu
yang lama.
Menurut wotika persyaratan-persyaratan untuk suatu kursi direkomendasikan sebagai
berikut :
Kursi serbaguna harus mudah digerakkan kedepan maupun ke belakang.
Pada bagian belakang dibuat penonjolan yang tidak terlalu drastis agar dada
tidak terlalu cembung, dengan tinggi 85 cm dari lantai.
Bila diduduki tinggi bantalan kursi tidak kurang dari 43 cm di atas lantai.
Tinggi bangku antara 43-46 cm.
Disarankan agar dilapisi karet busa setebal 2-4 cm pada seluruh permukaan
kursi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Mengingat bahwa kegiatan sehari-hari ditempat tinggal bisa dibagi dalam tiga jenis
aktivitas yang berbeda yaitu kegiatan pada pagi hari, siang dan yang satunya lagi aktivitas
di malam hari, maka perabot yang tersedia perlu disesuaikan dengan luas ruang yang
masing-masing berbeda.
Didaerah kegiatan yang dilakukan pada siang guna melayani berbagai macam kegiatan
berbeda dengan kegiatan malam yang mempunyai fungsi untuk beristirahat dan tidur.
Semua ini merupakan faktor penting bagi kesehatan dan untuk menjaga agar tercapai
keseimbangan emosi dalam hidup.
Daerah untuk malam hari harus terasa nyaman, intim atau akrab, berselera tinggi dengan
perlengkapan yang lebih baik dan hal ini bisa dimungkinkan karena sejak dimulainya tahap
perencanaan sampai tahap akhir perancang masih mempunyai kebebasan untuk
mengembangkan fantasi dan bereksperimentasi.
Kebutuhan furniture untuk ruang tidur.
Ranjang untuk tidur sebagai perabot paling banyak membutuhkan perawatan terutama
pada pagi hari, cara yang benar dan baik dalam membereskan atau membenahi tempat
tidur dikerjakan dengan sikap jongkok atau berlutut pada satu kaki dilantai. Bagi pelayan
yang mempunyai sakit punggung harus dijaga agar postur tubuh tidak terganggu demi
kebaikan ruas-ruas tulang belakang.
Banyak juga yang melakukan dengan menekuk lutut atau pinggul dan sikap ini bisa
dibenarkan bila tempat tidur yang melebihi tinggi dari 50 cm.
Kebutuhan ruang untuk membereskan tempat tidur dalam ergonomi direkomendasikan
sebagai berikut :
Jenis ranjang tidur dan ruang kerja di sekitar tempat tidur :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Minimum
Maksimum
Ranjang rendah ( 40 cm )
95 cm
100 cm
Ranjang tinggi ( 50 cm )
66 cm
80 cm
Ruang kerja yang dibutuhkan sebagai standart dibrberapa negara berkisar antara 40-85
cm.Di Inggris berlaku peraturan bahwa disekeliling tempat tidur masih harus tersedia
ruang untuk lewat selebar 70 cm atau 40 cm dan minimum cukup untuk membereskan
tempat tidur dan membersihkan lantai bawah tempat tidur.
Kasur menurut Selart mempunyai tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga
kesehatan saat tidur :
Kenyamanan di saat berbaring
Daya simpan panas yang baik
Penyerapan keringat yang baik
Kenyamanan di saat berbaring terutama bagi para penderita reumatik, hendaknya dijaga
agar punggung tetap sempurna dan sambungan tulang sakit harus dibebaskan dari
tegangan otot-otot dan berat tubuh.
Oleh karena itu kasur harus dapat memberi dukungan yang sama rata kepada seluruh
tubuh dalam segala posisi dan bila kembali melesat pada bentuk semula setelah terpakai.
Contoh diatas merupakan postur yang benar dan baik ketika kasur digunakan untuk
berbaring, sikap ditengah menunjukan postur yang tidak baik yang ditimbulkan oleh
bentuk kasur yang menyerupai perahu. Demikian menurut alasan Neufert.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Rekomendasi ukuran-ukuran ranjang tidur yang ideal adalah sebagai berikut :
Panjang 210 cm
Lebar ( 1 orang ) 100-200 cm
Lebar ( 2 orang ) 180 cm
Tinggi dari lantai 60-70 cm
Ruang sekeliling tempat tidur 66-100 cm
Spring bed dan kasur harus fleksibel, mengikuti sikap manusia saat tidur agar
tulang belakang dapat terbentuk dengan sempurna sementara otot-otot dapat
rileks.
Tempat tidur yang mempunyai alas keras merupakan problem tersendiri namun
demikian terdapat sekelompok orang yang menyukainya untuk itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
PEMILIHAN FURNITURE UNTUK RUANG KELUARG
Ruang keluarga merupakan pusat pertemuan kehidupan rumah tangga dianggap penting
daripada ruang-ruang lainnya, begitu pula dengan ruang tidur yang selalu didahulukan
sebagai ruang utama oleh orang-orang yang sedang membangun rumah.
Pada masa kini sebuah tempat tinggal ( HOME ) dianggap sebagai organisme hidup yang
dinamis dan dengan dasar pemikiran tersebut maka penghuni menganggap dan
membayangkan bahwa rumah merupakan area yang luas yang dapat dibagi-bagi menjadi
tempat untuk tidur, membaca, tempat untuk hiburan keluarga, belajar, beristirahat dengan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
kursi malas, menonton TV, mendengarkan siaran radio, menikmati musik baik untuk
keluarga sendiri maupun bersama dengan temandisainer yang baik akan menata atau
mengatur ruang dengan fungsi yang berlain-lainan atau berkesinambungan walau
ruangnya sempit sekalipun. Sekarang telah menjadi kebiasaan umum, ruang keluarga dan
ruang makan menyatu dan bersambungan.
Ruang tengah dijadikan sebagai inti atau center point dari rumah, sehingga perlu diberi
perhatian yang lebih besar dengan membuat karakter kuat agar ruang tersebut tampak
menjadi lebih penting. Seperti telah dikatakan berulang kali, bahwa suatu tempat tinggal harus
dapat mewakili dan bahkan menjadi cermin kepribadian kita. Hal ini berarti bahwa kita harus
dapat menjelaskan apa yang sebenarnya diinginkan oleh seorang desainer, tetapi sebaiknya
bagi desainer juga harus berhati-hati untuk tidak mengekang keinginan klien dengan jalan
memaksakan selera sendiri, penyelesaian untuk perbedaan tersebut diusahakan dengan
membuat pilihan pada keinginan klien atau bekerja sama sehingga bermanfaat bagi kedua
belah pihak.
Arti dari sidang partition atau folding door hendaknya jangan diabaikan begitu saja karena
maksudnya untuk membentuk pembagian daerah yang cukup jelas dalam ruang tanpa
membuat pengelompokan yang hakiki dan permanen. Memang tidak ada aturan yang tegas
dalam mendisain interior tetapi yang penting adalah bahwa penghuni harus bisa menikmati
tempat tinggal dengan sepuas-puasnya serta mampu memperlihatkan kepribadian dan status
sosialnya di masyarakat.
DISAIN FURNITURE UNTUK RUANG TIDUR
Penampilan sebuah ruang selalu berhubungan dengan sistem disain, khususnya dalam
perancangan dapur yang sejak dahulu sampai sekarang tetap menjadi perhatian yang tiada
habisnya karena dianggap sebagai tempat penentu kerukunan keluarga. Ruang dapur
hakekatnya tidak pernah berubah sifat karakteristiknya walaupun fashion telah berubah sejalan
dengan aspek kehidupan yang terus berubah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kemajuan teknik telah berhasil membuat bentuk dapur menyerupai laboratorium klinik dengan
perlengkapan serba elektris, praktis, sehat terorganisasi dengan baik, didukung perlengkapan
yang sistem kerjanya serba otomatik dan terbuat dari bahan aluminium dan stainless steel yang
mudah dalam perawatan.
Orang-orang masa kini menyukai kehidupan di “ dapur “ karena disamping fungsinya untuk
tempat masak juga digunakan sebagai tempat untuk bersosialisasi dengan sikap duduk makan
dan bercengkrama. Penggunaan bahan kayu atau jenis bahan-bahan lain dimaksud untuk
memperindah bentuk dapur agar bobotnya sama seperti ruang-ruang yang lain.
Pemilihan bahan-bahan material dapur dicari yang sangat praktis dan menarik agar tampak
sophisticated dan mudah dirawat. Walaupun peralatan-peralatan tersebut mahal harganya, tapi
bisa memberikan keuntungan bagi pemilik. Bagi mereka yang mampu membuat dapurnya
sendiri diusahakan untuk mengkombinasikan keindahan bentuk perlengkapan yang sesuai
kemajuan teknik dengan cara-cara memasak yang lebih efisien.
Pada realitanya seorang desainer kadang-kadang dalam pemilihan furniture kurang
memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Pada keadaan tertentu dimana kesempatan
merencana interior tidak memungkinkan, maka desainer dituntut untuk bisa menciptakan
sendiri furniture yang dibutuhkan dan disinilah letak perbedaan yang hakiki antara methode
desain baru dengan methode yang lama. Dalam methodologi disain yang baru perencana
disain interior dilibatkan secara langsung sejak awal perancangan bangunan.
KEBUTUHAN FURNITURE UNTUK RUANG MAKAN
Kita biasa makan di ruang makan tetapi kebiasaan tersebut cenderung mulai banyak
ditinggalkan, kesukaan yang baru yaitu menciptakan ruang makan dengan suasana khusus
yang lebih bersuasanakan santai, tenang dan terpadu dengan lingkungan.
Ruang makan bisa disatukan pantry dan dapur sedang di daerah dapur bersih bisa disediakan
meja pantry yang sekaligus merangkap sebagai meja makan sehingga berbentuk seperti bar
atau cafe.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disain ruang dapur yang disatukan dengan alam lingkungan dengan cara memasukkan
suasana luar yang serasi, sejuk, kehijauan taman melalui jendela kaca yang luas dan sekaligus
sebagai pusat pengawasan ke seluruh rumah dan halaman atau tamu yang datang.
Sistem pencahayaan pada ruang dapur harus terang dan jelas terutama pada daerah service
sedang pada daerah makan bisa dibuat remang-remang ( redup ). Sebagai usaha menciptakan
suasana romantis. Selera adat istiadat dan kebiasaan budaya makan dari masyarakat
setempat harus dipelajari dan diperhitungkan guna mendapatkan disain ruang makan yang
memenuhi harapan penghuni. Misalnya bagi masyarakat Sunda lebih menyukai ruang makan
tanpa kursi berupa bale-bale dimana orang bisa duduk bebas dalam jumlah orang yang
banyak.
KEBUTUHAN FURNITURE UNTUK KAMAR MANDI
Kita telah menerima dasar pemikiran bahwa ruang tamu merupakan tempat yang representatif
bagi tamu yang berkunjung tetapi lain lagi dengan kamar mandi yang masih dianggap sebagai
pelengkap rumah yang berfungsi biologis sehingga diletakkan secara tersembunyi dan hanya
diberlakukan sebagai unsur utilitas atau service semata. Kebiasaan tersebut mungkin
disebabkan oleh naluri atau tradisi dari nenek moyang, yang menganggap bahwa membuang
air besar masih dianggap kurang sopan atau tabu bila dikedepankan pada umum, lain halnya
dengan orang-orang romawi yang sangat memperhatikan kebersihan tempat mandi dan
kebiasaan tersebut sangat terkenal.
Sekarang kamar mandi telah mendapatkan fungsi yang layak dan paling tidak kamar mandi
telah disadari sebagai tempat yang sangat dibutuhkan oleh siapapun di waktu pagi maupun di
malam hari. Adalah salah jika kita tetap menganggap bahwa fungsi kamar mandi hanyalah
sekedar sebagai alat sanitasi semata. Almari dan perlengkapan-perlengkapan lain yang serba
putih dari gaya lama sebagai lambang kebersihan kini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan
sedang bagian permukaan yang halus berangsur-angsur diganti dengan bermacam-macam
texture dengan keramik yang berwarna lembut hingga warna yang kuat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disain dinding keramik yang berwarna tunggal kini telah berubah menjadi disain yang berani
dengan mempergunakan warna-warna cerah dari bahan-bahan seperti : kayu, fibre, stainless
steel, marmer, mozaik dan sebagainya.
Furnising tidak terbatas pada alat-alat sanitasi dan lantai serta dekorasi dinding, tapi juga
meliputi peralatan-peralatan mandi dengan jangkauan yang lebih luas ; almari, rak, cermin,
system pencahayaan khusus yang kesemuanya tertuju untuk kebutuhan kenyamanan dan
efisiensi sebelum dan sesudah mandi.
Pilihan yang berhati-hati terhadap bahan, warna, peralatan serta perlengkapan akan
menjadikan kamar mandi terlihat lebih fantastis tidak saja membantu agar daerah tersebut
menjadi lebih terhormat tetapi juga dapat untuk memperlihatkan selera kepribadian suatu
tempat tinggal dari pemilik.
DISAIN INTERIOR KAMAR ANAK
Anak-anak membutuhkan tempat dimana mereka bisa tumbuh berkembang dengan bebas, dan
ungkapan perasaan seperti pengembangan daya kreativitas.
Tuntutan tersebut terus tumbuh dan berkembang setiap hari, dari permainan baru yang bisa
ditemukan pada dunia anak-anak itu sendiri.
Ruang terbuka dari alam dibawa masuk ke dalam rumah untuk membantu perkembangan anak
secara total dengan melengkapi berbagai medium, terutama untuk pengenalan isi, karakter dari
bentuk-bentuk mainan yang bisa untuk membantu aktivitas si anak dalam menumbuhkan daya
imajinasi dan kualitas karya kedalam bebtuk-bentuk visual dan penuh kreativitas.
Furniture sebaiknya praktis tetapi fungsional bisa untuk bermain didalam ruang dan tempat
mudah dibersihkan dan dirapikan kembali.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana mengusahakan agar suasana tidak terlalu formal
dengan memberi aksen yang sesuai dengan jiwa si anak seperti poster, white board, lukisan,
tangga tali untuk senam dan mungkin kotak karton yang besar untuk dibuat mainan.
Ruang dalam dunia anak merupakan sebuah dunia kecil, bagaikan rumah bagi dirinya sendiri
yang berada di dalam rumah besar milik orang tuanya. Anak-anak menyukai warna dan benda
apa saja yang dapat membantu untuk mengembangkan daya hayal mereka. Bagi mereka
ruang merupakan mainan yang besar beraneka warna dan tempat hidup yang segembira
mungkin. Phisik mereka tumbuh cepat, selera dan kebiasaan-kebiasaannya juga terus berubah
mengikuti pertumbuhan sehingga furnising tidak perlu rumit dan mahal, karena tidak digunakan
untuk waktu yang lama.
Pada ruang anak akan lebih baik jika tersedia beberapa benda yang sederhana tapi dapat
membantu daya imajinasi dan kreativitas. Faktor penting bagi pertumbuhan seorang anak
adalah
“ kebebasan “ yang tidak dapat dibeli di department store atau boutique, tetapi
diberikan dengan penuh kasih sayang secara hati-hati dalam diri mereka dari hari ke hari
dengan tiada putusnya.Ruang anak sebagai kerangka lingkungan alamiah merupakan elemen
yang penuh vitalitas tetapi hendaknya tetap memilih unsur ketenangan sehingga menjadikan
anak merasa betah tinggal dirumah.
Kehidupan anak dengan alam lingkungannya mempunyai hubungan erta yang kelak dapat ikut
membantu pembentukan karakter bagi dirinya. Biarlah anak menemukan unsur-unsur pribadi
dari dirinya sendiri. Sedangkan orang tua disana dituntut untuk membantu mentediakan
prasarana dan sarana tetapi bukan dengan menciptakan suasana yang harus diterima oleh si
anak.
Kreativitas adalah modal utama anak untuk pengembangan diri dan pribadi sehingga
bentuk ruang dan peralatan bisa mendukung kegiatan anak dalam pembentukan pribadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
( MINGGU III )
BENTUK RUANG
Bentuk ruang yang paling sederhana terdiri dari :
4 ( empat ) dinding.
Lantai dan
Langit-langit.
Bentuk ruang seperti itu jelas dan memberi kesan kearah vertikal dan horisontal.
KESAN-KESAN RUANG
Ruang yang tidak tinggi atau lebar akan terasa menyempit / menyesakkan.
Ruang yang rendah terasa menekan
Sebaliknya ruang yang terlalu tinggi akan menyebabkan kita merasa kecil.
Susunan jendela yang kecil dan tinggi tempatnya memberikan kesan sesak.
Sedangkan ruang yang memiliki bagian jendela yang berukuran besar dan
ditempatkan rendah, akan memberikan kesan perasaan bebas serta terasa luas.
Ruang yang terlalu tinggi akan terasa lebih rendah kalau diberi unsur garis
horisontal pada dindingnya.
Plafon berwarna gelap dengan garis-garis mendatar menimbulkan kesan rendah.
Sebaliknya garis-garis vertikal akan memberikan kesan mempertinggi ruangan.
Sebuah ruang sempit akan terasa lebih luas jika pada dindingnya digunakan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
wallpaper dengan dekorasi berukuran kecil.
Sebaliknya ruang yang sempit akan terasa lebih sempit lagi jika pada dindingnya
digunakan wallpaper dengan dekorasi berukuran besar.
Dinding melintang bagian belakang dapat lebih dimajukan dengan menggunakan
dekorasi besar serta kuat dan untuk melebarkan, digunakan pula garis mendatar.
Gang yang panjang dan sempit diperpendek dan diperluas oleh dekorasi bergaris
tegak
pada dinding, plafon dan lantai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Reaksi-reaksi garis, baik garis horisontal atau vertikal, bentuk-bentuk dekorasi,
warna muda / tua, penempatan benda besar / kecil merupakan cara yang dapat
digunakan
untuk mengubah kesan ruang sehingga akan diperoleh bentuk ruang
dengan proporsi
yang serasi.
TATA RUANG HARUS DISUSUN BERDASARKAN TUJUANNYA
Untuk mendapatkan komposisi ruang yang baik diperlukan kesatuan bagian-bagian
dalam ruang, kesatuan itu dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan
pandangan yang serasi, kegunaan suatu susunan harus merupakan harmoni
dengan tuntutan tata ruang yang serasi dan indah.
Susunan suatu ruang pertama-tama harus sesuai tujuannya.
Maksudnya adalah bahwa penggunaan dan penyusunan perabot ditentukan oleh
kebutuhan praktis dan kebiasaanya ( kebiasaan hidup penghuninya )
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Untuk itu perlu diperhatikan keselarasan antara : Perabot, ruang gerak dan ruang
pemersatu.
Perabot yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sama disatukan menjadi
satu kelompok fungsi, misalnya :
- Dalam sebuah ruang keluarga dapat dibentuk sebuah kelompok duduk
dengan menempatkan :
sofa
- meja rendah
kursi
- meja sudut
- Kelompok makan, diisi dengan :
-
meja makan
-
Kursi yang sesuai dll
- Kelompok bekerja, diisi dengan :
-
meja tulis
-
kursi
-
papan tempat surat dll
Kesatuan kelompok-kelompok fungsi tersebut harus diatur dengan baik
sehingga
masih tersedia ruang sirkulasi untuk berjalan.
Perabot tersusun dalam kelompok-kelompok fungsi :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kelompok tempat duduk, kelompok ruang makan dan kelompok sudut tempat
membaca serta masih tersisa cukup ruang untuk sirkulasi.
Susunan perabot dalam kelomok menurut kegunaannya
Terlihat tidak adanya aturan dan ruang untuk berjalan terhalang.
Perabot tidak teratur, jalan lintas terhalang
Kesimpulan :
Bahwa pengelompokan perabot berdasarkan fungsinya, merupakan
dasar penyusunan tata ruang yang baik.
KONTRAS DALAM TATA RUANG
Bila kita akan mengatur sebuah ruang, bukan hanya segi kegunaannya melainkan
juga segi keindahannya yang harus kita perhatikan.
Untuk menciptakan kontras yang baik kita dapat memanfaatkan :
- Bentuk-bentuk garis bidang dan benda.
- Nilai warna cerah dan gelap.
- Pengaturan menurut besarnya.
- Kesan warna serta bahan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Menata ruang adalah menciptakan kesan optik dengan menggunakan kontras
timbal balik dalam bentuk, warna dan bahan. ( perlu diketahui bahwa perbedaan
yang menyolok dapat dirangkum dengan penyatuan yang serasi ).
Kita mengenal pasangan perbedaan ( kontras ) seperti :
- Besar kecil
- Kontras garis
- Cerah gelap
- Kontras jenis warna
- Bidang benda
- Kasar halus dll
Contoh-contoh :
- Kesan hidup satu perangkat tempat duduk dengan dekorasi yang meriah
baru akan menonjol kalau beralaskan permadani yang tenang dan
sederhana.
Antara kursi berlapisan kotak-kotak dengan permadani polos terdapat kontras
Sedangkan permadani dengan dekorasi yang sama cerahnya akan
menghilangkan kesan hidup tsb.
Kontras yang besar terjadi, kalau sebuah perabot yang antik dipasang bersama
dengan
yang modern, ketegangan yang tercipta : - kuno dan baru
- berprofil dan lurus
Bisa saja menarik kalau unsur-unsur kontras mendapatkan ruang gerak dan tidak
disusun terlalu berdesakan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Bentuk berbeda tertumpuk secara berlebihan
Bentuk kontras mendapatkan cukup ruang gerak
UNSUR PENGIKAT DALAM TATA RUANG
Untuk menjaga keharmonisan keseluruhan tata ruang penting sekali semua bagian
terangkum oleh suatu ikatan cara yang paling sederhana adalah :
Memberi warna yang sama pada dinding.
Menutup lantai seluruhnya dengan ubin berdekorasi atau dengan permadani
( karpet ).
Memanfaatkan garis-garis horizontal pada perabot secara bersambungan.
Penggunaan jenis kayu atau pelapis yang sama.
Selain itu, perlu dipilih benda – benda pengisi ruang sesuai dengan tingkatan
kualitasnya, pemilihan yang baik akan menambahkan kesatuan ruang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
TATA RUANG YANG HARMONIS
Tata ruang yang harmonis adalah tata ruang yang memperhatikan semua unsur-unsur
hidup seperti : kesan-kesan yang diciptakan oleh bentuk, warna dan bahan yang disatukan
dalan suatu susunan yang sesuai atas dasar suatu pandangan atau ide pengaturan
tertentu, karena ide inilah berbagai pasangan kontras dan unsur pemersatu mendapatkan
bobot dan kedudukannya dalam rangka kompetisi keseluruhan.
Penyusunan harmonis, karena unsur-unsur diatur sesuai dengan tingkatannya
Contoh perumpamaan :
Dasar tata ruang dapat diibaratkan sama dengan musik orkes, bunyi setiap alat musik
merupakan pendukung berbagai jenis-jenis suara, suara 1, 2 dan 3 sehingga suara
terdengar merdu. Dalam tata ruang pun, watak bagian-bagian ditentukan dan
dibedakan oleh ide komposisi mana yang memegang peranan pertama, kedua dan
ketiga.
Misalkan pada contoh gambar diatas, kesan harmonis tercapai pada ruang tersebut
karena semua suara teratur dengan baik, yaitu :
Suara pertama diduduki oleh kelompok tempat duduk.
Sedangkan dinding tirai dan permadani bertindak sebagai suara dua dan tiga.
Pada gambar dibawah ini, kesan harmonis tidak tercapai karena suara-suara dalam
ruang tersebut memiliki kekuatan yang sama, campur-baur menjadi satu sehingga
menghilangkan kesan masing-masing.
Kamar ini menimbulkan kesan tidak harmonis, karena unsur-unsurnya tidak teratur dengan
baik
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM
MENENTUKAN FURNITURE
Dalam kehidupan-kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan yang
erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Manusia hidup membutuhkan
ruang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan keperluan seperti alat penerangan,
alat pengatur udara, tempat duduk atau furniture dan lain sebagainya. Ruang kosong
tanpa ada benda satupun tentu tidak akan memuaskan kebutuhan hidup tetapi apabila
ruang tersebut telah dilengkapi dengan furniture, barulah ruang dianggap berfungsi dan
dapat dioperasionalisasikan. Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan
kerja guna mendapatkan kenyamanan bagi si pemakai dan pemilihan furniture dan segi
fungsi juga tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus
mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual yang
kesemuanya saling berkaitan antara antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.
Setelah semua aspek tersebut terperhatikan, kemudian pada tahap berikutnya
mengorganisir bagaimana cara menterjemahkan “ disain “.
Disain furniture dibagi atas dua kategori :
Furniture yang berbentuk case ( kotak ) termasuk chests, meja tulis, lemari
buku, dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, type furniture semacam ini di
indonesia masih terbuat dari kayu sedang penggunaan bahan-bahan lain
semakin populer.
Furniture yang diberikan penutup :
seluruhnya
atau
sebagian
diberi
Misalnya sofa, kursi-kursi yang
penutup
termasuk
perlengkapan-
perlengkapan tidur.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Beberapa perabot membutuhkan penutup atau pelapis berupa taplak untuk meja, bed
cover untuk di tempat tidur, dan masih banyak lagi perabot yang membutuhkan penutup.
Disain furniture terikat oleh berbagai macam aspek antara lain :
Apa dan siapa yang akan mempergunakan furniture dalam ruang tersebut
tergantung dari :
- jenis pekerjaan
- Kelompok atau perorangan
- Pasangan setengah umur
- Laki-laki atau wanita
- Orang penting atau berada
- Orang yang sehat atau penderita cacat
Hal ini perlu diketahui karena kebutuhan mereka masing-masing berbeda.
Posisi terhadap bentuk ruang.
Faktor geografi, type rumah, apartemen dan gaya arsitektur ikut menentukan
letak dan bentuk tatanan dalam ruang. Misalnya ruang dari rumah didaerah
pegunungan dengan ruang di daerah perkotaan, masing-masing mempunyai
disain yang berbeda
Faktor tersebut besar pengaruhnya terhadap penentuan posisi, bahan bentuk
maupun ukuran furnitur.
Bagaimana bentuk yang diinginkan atau suasana yang ingin dicapai : setiap orang
mempunyai keinginan yang berbeda, tergantung dari kebiasaan hidup mereka
masing-masing seperti taraf sosial, agama, pendidikan, dan pengalaman
menjadikan fungsi tiap ruang, problem ruang, jenis peralatan, berbeda.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Semua aspek perlu diperhatikan guna penentuan pemilihan bentuk furniture dan
suasana ruang seperti yang diinginkan : elegant, sophisticated, formal, informal,
exotic, santai, riang gembira, sederhana atau minimalis dan sebagainya.
Semua ini dapat dicapai dengan cara penciptaan disain yang orisinil dengan
furniture yang tepat untuk masing-masing.
Cost atau biaya yang diperlukan :
Keadaan ekonomi atau masalah biaya juga ikut menentukan pemilihan jenis
furniture.
Disain furniture berkait erat dengan gaya hidup yang dapat untuk status penghuni
dalam kedudukan dimasyarakat. Faktor kenyamanan, digunakan mutu barang
yang baik, sehingga dihasilkan bentuk furniture yang kadang-kadang melampaui
persyaratan minimal karena, sukar dirawat. Meskipun dalam pemakaiannya
ternyata kurang nyaman tetapi bisa untuk mencerminkan gaya hidup orang-orang
berada.
Disain kursi harus bisa menampung segala kegiatan dengan kondisi yang nyaman
tetapi juga mampu menimbulkan kesan wibawa bagi orang yang mendudukinya.
Pengisian ruang dengan pemilihan disain furniture, merupakan pencerminan kepribadian
seseorang. Kebutuhan yang berbeda-beda dalam satu ruang hendaknya disesuaikan
dengan selera orang yang akan memakai tanpa mengesampingkan fungsi furniture.
Unsur pokok adalah “ manusia “ karena mereka yang akan mempergunakannya bisa jadi
dia seorang anak, mungkin orang tua, bahkan mungkin dia seorang cacat tubuh
( handicaped person ) maka dalam penyiapan disain furniture harus dibedakan.
Secara umum seorang desainer harus dapat merancang kebutuhan yang berlaku umum
( universal ) sehingga type furniture haruslah mempertimbangkan aktivitas-aktivitas yang
secara umum terjadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Setiap disain furniture diserasikan dengan perlengkapan-perlengkapan yang lain misalnya
dalam garis, warna dan tekstur. Penampilannya dapat mewakili perasaan atau fungsi
ruang dan apabila benda-benda tersebut digabung secara keseluruhan harus tercapai
keharmonisan dalam suatu unit atau dalam satu kesatuan dalam ukuran-ukuran serta
disesuaikan dengan dimensi ruang, barulah kemudian ditentukan bentuk-bentuk furniture.
Unsur-unsur ergonomi, kenyamanan,fungsi,komposisi, keseimbangan ( balance ), irama
( rithme ) dan lain-lain dijadikan sebagai pertimbangan utama.
Furniture yang digunakan harus bisa melayani segala kebutuhan dan kegiatan manusia
dan usahakan agar jangan sampai fungsi perabot tidak tercapai yang kemungkinan besar
disebabkan oleh kesalahan perancang.
PENGARUH PSIKOLOGIS PADA KEBUTUHAN PERABOT
Aspek-aspek psikologis dari keinginan untuk beristirahat dibutuhkan kenyamanan dari
furniture yang mereka gunakan.
Bekerja harus diimbangi dengan istirahat dan tidur yang cukup. Kelelahan bisa dinetralisir
dengan tidur, oleh karena itu dibutuhkan furniture yang mampu untuk memberi kenikmatan
tubuh manusia saat istirahat dan tidur.
Kursi merupakan perlengkapan tata ruang yang utama dan fungsinya dalam keadaan
yang paling sederhana bisa berperan tanpa memperhatikan elemen-elemen lain, maka
kehadiran kursi didalam ruang minimal harus ada.
Kualitas kursi dapat mewakili kedudukan sosial seseorang dalam masyarakatnya, seperti
yang ada sekarang banyak orang-orang membeli kursi-kursi besar berukir agar tampak
lebih berwibawa daripada pemenuhan fungsi.
Duduk adalah sikap wajar bagi tubuh manusia, duduk dapat mengurangi kelelahan otot,
kaki, pinggul dan punggung. Penyembuhan dari cacat tubuh juga dianjurkan dengan cara
melakukan sikap duduk yang baik agar dapat mengurangi tekanan pada punggung dan
mencegah perkembangan kebungkukan tulang punggung.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Bagi orang-orang muda, sebaiknya mengambil sikap duduk dengan posisi ke depan atau
ke belakang, dengan mengaktifkan secara lurus tulang punggung untuk menjaga
kerampingan dari tulang punggung bagian bawah.
Pada posisi duduk normal, pinggul tertekan ke belakang dan tulang kemudi berada pada
posisi hampir tegak lurus tepat diatas lantai. Kebanyakan cacat tubuh disebabkan oleh
perputaran badan ke belakang sehingga tulang menjadi tertekan.
Kita kembali pada pembicaraan sikap menggambar yang sehat dengan mematuhi
persyaratan sebagai berikut :
Pada posisi tersebut keteganga otot belakang harus di kurangi.
Para ahli menganalisa sikap-sikap duduk ternyata erat hubungannya dengan kebiasaan,
kenikmatan dan anthropometric. Penelitian disain kursi yang layak bersangkutan dengan
unsur kesehatan tubuh guna menjaga penambahan kekuatan tulang belakang. Sikap
duduk yang nikmat harus memperhatikan pula kesehatan organ-organ tubuh yang lain.
Kebutuhan bentuk dan ukuran kursi seseorang akan berubah karena usia bartambah, dan
kesehatan menurun. Seperti kita ketahui bahwa postur tubuh manusia terus berubah
antara lain, akan menjadi bungkuk, gemuk, penglihatan dan pendengaran berkurang dan
lain sebagainya.
Berikut ini gambaran bentuk kursi untuk sikap duduk manusia normal.
Tempat duduk untuk beristirahat.
Berdasarkan percobaan dari Grandjean dan Burandt.
Penilaian terhadap detil-detil konstruksi dari 2 macam kursi empuk ( easy chair ) dengan
serentetan percobaan maka akan didapat ukuran-ukuran sebagai berikut :
Tinggi tanganan kursi : Tinggi dari level tempat duduk.
Kemiringan sandaran : Sudut antara sandaran belakang dan tempat duduk.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kemiringan kepala : sudut antara sandaran belakang dan sandaran kepala.
Ukuran pola dan tekstur, apakah sudah cocok untuk mendukung bentuk perabot?
Hal tersebut penting guna mempertinggi daya tarik perabot itu sendiri sedang intensitas
warna pola atau warna-warna yang berani bisa mempengaruhi suasana ruang secara
langsung.Keseimbangan formal yang simetris memberi kesan ruang menjadi luas dan
mudah dicapai.
Pemikiran pertama yaitu masalah kebutuhan furniture yang memenuhi persyaratan,
kemudian pada tahap berikutnya kita coba membuat beberapa alternatif dari komposisi
konvensional ditambah dengan dasar pengetahuan ergonomic meja dan kursi beserta
studi ruang maka akan kita dapatkan komposisi perabot menjadi sebagai berikut :
Dari berbagai macam percobaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perancangan
disain furniture perlu alat beberapa rekomendasi yang bisa memenuhi persyaratanpersyaratan kesehatan sebagai berikut :
Kursi harus mempunyai kenyamanan mantap dari otot-otot tubuh, dengan
membawa penahan tulang punggung pada sikap duduk sempurna.
Bagian belakang tubuh dalam sikap konvek di sekitar pinggang pada posisi
ketinggian tertentu, agar tulang punggung bisa bersatu dengan tulang pinggang
dan membentuk sikap konkaf pada ketinggian dada.
Landasan tempat duduk sebaiknya mempunyai kemiringan 20 derajat – 26
derajat sedang sudut antara sandaran dengan landasan sebesar 105 derajat –
110 derajat.
Tinggi landasan duduk adalah 35 – 40 cm panjang kebelakang 47-48 cm
Bantalan kursi harus cukup terisi, sesuai ketentuan bahwa bagian / punggung
dapat tenggelam atau tertekan sedalam 6-10 cm.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
TEMPAT DUDUK SAAT KERJA
Kursi kerja biasanya diberi sandaran karena dituntut untuk melayani sikap yang
mendukung posisi punggung, sehingga tercapai kenyamanan yang lebih baik saat
istirahat.
Saran-saran persyaratan kursi kerja
Tinggi dandaran antara bahu dengan bantalan pinggang setinggi 18-20 cm di
atas permukaan tempat duduk.
Penahan pinggang sebaiknya dapat diubah-ubah ( ajustable )
Penahan pinggang setinggi 20-23 cm diatas permukaan tempat duduk,
Penahan pinggang setinggi 12-35 cm diatas permukaan tempat duduk.
Tempat diatas permukaan alas duduk, sandaran harus terbuka atau cekung
sehingga apabila digunakan untuk duduk tegak, ischium bisa berputar ke
belakang tanpa rintangan.
Penggunaan bantalan pinggang juga dianjurkan tetapi menurut Kroemer
disarankan tidak melebihi 2 cm.
Ukuran bantalan pinggang
Tinggi : 20 – 30 cm
Lebar : 300 – 37 cm
Percobaan-percobaan yang dilakukan di kalangan para pelajar menunujukkan hasil yang
positif, mereka lebih menyukai sandaran dengan lengan beradius kurang lebih 80 cm dan
lengkungan tersebut ternyata cocok untuk penahan pinggang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Penyelidikan terhadap karyawan kantor menunjukan bahwa mereka selalu menyesuaikan
tinggi tempat duduk dengan permukaan meja kerja, Hal ini untuk menghindari rasa sakit
pada lutut dan menjadikan bentuk tidak baik pada tubuh bagian atas.
Tinggi tempat duduk yang optimal sebaiknya diukur dari tinggi ambang permukaan meja.
Pada penyelidikan dasar tempat duduk ideal terdapat pada 27-30 cm dibawah permukaan
meja kerja.
Apabila jarak vertikal 27-30 cm dapat diterima kemudian baru diukur tinggi tempat duduk
dan yang bersifat umum mencapai 35-40 cm sudah dianggap cukup baik.Sebagian besar
para profesional lebih menyukai tempat duduk kerja yang dapat distel, sehingga mereka
dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian yang dibutuhkan.
Tinggi meja tulis 68-72 cm, dan jarak dari ambang meja ke permukaan dari 38-53 cm.
Meja yang mempunyai tinggi 78 cm maka kursi dapat distel antara 48 – 53 cm, dan
sandaran distel dari 0 – 18 cm. Kursi dengan mekanisme yang demikian mungkin mahal
untuk digunakan pada rumah tangga karena itu bila ada tempat duduk dengan tinggi 40
cm dianggap sudah memenuhi syarat.
Ukuran-ukuran dalam perhitungan ergonomi masih juga perlu memperhitungkan faktorfaktor ruang yaitu kemungkinan tentang adanya gerakan dan pergeseran dari perabot
tersebut kearah depan, kebelakang, ke kiri atau ke kanan, maka penataan dalam ruang
harus dapat menjamin kemudahan tersebut. Faktor-faktor lain seperti : pemeliharaan,
kekuatan, kenyamanan dan biaya pembuatan tidak boleh mengorbankan keindahan
bentuk furniture.
REKOMENDASI PERANCANG DISAIN KURSI MEJA
Posisi kursi harus stabil. Keempat kaki harus terpisah sekurang-kurangnya selebar
dan sepanjang tempat duduk.
Kursi dan meja hendaknya kebebasan dari tiap gerak tangan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kursi dan kerja harus dianggap sebagai satu set. Meja kerja usahakan agar jarak
dari tempat duduk ke permukaan meja 25 cm, dan jarak dari tempat duduk dengan
bagian bawah meja minimum 19 cm.
Tempat duduk dibuat cekung pada bagian muka dan miring pada bagian belakang
3-5 derajat sedang pada tepi depan seyogyanya dibuat bulat.
Panjang minimum 40 cm dan dimensi tempat duduk dibuat yang ideal.
Sandaran dengan tinggi 55-60 cm vertikal diatas, tempat duduk, bantalan pinggang
dibuat agak cekung atau sedikit cekung setinggi dada agar otot-otot punggung bisa
istirahat.
Jika masih menyukai kursi meja tradisional yang menggunakan penyangga harus
dilengkapi dengan per supaya terasa empuk.
Penyangga pinggang setinggi 20-30 cm dan lebar 30-70 cm.
Sandaran belakang dan penyangga pinggang diberi sedikit tonjolan dengan radius
80-120 cm.
Ketentuan-ketentuan untuk ketinggian pada tempat duduk.
- Tempat duduk non-adjustable tanpa sandaran kaki tinggi 38-40 cm.
- Tempat duduk non-adjustable dengan landasan kaki tinggi 45-48 cm.
- Jarak obyek dari tempat duduk yang adjustable 35-53 cm.
Kursi kerja dilapisi busa pada tempat duduknya dan sandaran tubuh tidak boleh
tertekan lebih 2-3 cm. Lapisan penutup dipilih bahan yang dapat menyerap
keringat lebih baik.
Bahan pelapis harus kuat dan tahan lama, mudah dibersihkan, tekstur yang
memadai, kualitas sedang warnanya sesuai dengan perlengkapan lain yang telah
ada dalam ruang yang didisain seperti, warna lantai, gordyn, permukaan meja dan
material dekorasi lainnya.
Kursi kerja juga harus dapat menanggung beban yang cukup kuat untuk diduduki
oleh orang kurus sampai yang tergemuk dan bantalan kursi dicari bahan yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
dapat kembali pada bentuk semula seperti sebelum diduduki.
Sistem pengadaan perabot yang memadai dan tidak membedakan perlu
dicapai dalam disain interior perkantoran.
TEMPAT DUDUK ( KURSI ) SERBAGUNA
Profil kursi serbaguna mempunyai penyangga yang melengkung dengan bentuk agak
bundar berguna untuk menahan tulang pinggul dan tulang belakang pinggul yang terletak
antara 7-20 cm diatas titik terdalam dari tempat duduk dengan sandaran agak cembung.
Tinggi sandaran minimal 85 cm dari lantai dengan syarat bahwa titik tertinggi dari tempat
duduk tidak lebih dari 43 cm sandaran sebaiknya memakai lapisan untuk penyangga
pinggang.
Landasan duduk sebaiknya dicetak sedemikian rupa agar bagian pinggul datar sedang
bagian paha belakang agak naik, dan berfungsi sebagai tempat sandaran. Hendaknya
dijaga agar sandaran dengan penyangga pinggang masih bisa digunakan untuk orang
kecil kedalaman alas duduk bantalan pinggang ke bagian tepi tidak boleh lebih 43 cm,
karena landasan duduk yang dalam akan menyebabkan pinggul bergeser ke muka
sehingga punggung tidak bisa menyangga bagian tulang belakang.
Lebar tempat duduk rata-rata 40 cm. Untuk kedalaman alas duduk dianjurkan agar kurang
lebih 1 cm dari standar shackel yaitu antara 40-43 cm.
Tinggi tempat duduk dari permukaan lantai tergantung pada profil dan postur pemakai.
Alas duduk yang tinggi pada bagian paha harus mempunyai ketinggian 43 cm pada bagian
depan sedang pada bagian paha dapat diberi sedikit lengkungan.
Tempat duduk yang datar dibuat dengan ketinggian 44-66 cm dan bagian tepi muka agak
melengkung.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disarankan untuk memakai lapisan karet busa setebal 2-4 cm diseluruh permukaan
tempat duduk dan secara ergonomics lebih nyaman lagi bila ditambah bantalan. Kondisi
tersebut dibutuhkan untuk meratakan tekanan saat duduk dan agar terbagi secara lebih
luas dan kecuali itu juga dimaksud untuk memberi daya tahanyang lebih baik saat digeser.
Bahan pelapis harus dapat menyerap udara dan uap air, tahan terhadap gesekan dan
dapat menyerap panas, dengan diberi lubang-lubang pada tempat duduk dan sandaran.
Kursi serbaguna harus bisa berkompromi dengan fungsi lain untuk melayani sikap duduk
yang berbeda-beda. Sudah barang tentu kursi serbaguna harus bisa memuaskan bagi si
pemakai, untuk melayani pada tiap keadaan dengan penuh kenyamanan.
Kebutuhan kursi untuk ruang rapat dan tempat-tempat lain dimana kebutuhan khususnya
belum dapat diduga sebelumnya maka sebaiknya berukuran rendah karena pada
umumnya ukuran rendah lebih disukai daripada kursi berukuran tinggi. Kursi serbaguna
bisa digunakan pada ruang tamu atau ruang-ruang tunggu yang tidak membutuhkan waktu
yang lama.
Menurut wotika persyaratan-persyaratan untuk suatu kursi direkomendasikan sebagai
berikut :
Kursi serbaguna harus mudah digerakkan kedepan maupun ke belakang.
Pada bagian belakang dibuat penonjolan yang tidak terlalu drastis agar dada
tidak terlalu cembung, dengan tinggi 85 cm dari lantai.
Bila diduduki tinggi bantalan kursi tidak kurang dari 43 cm di atas lantai.
Tinggi bangku antara 43-46 cm.
Disarankan agar dilapisi karet busa setebal 2-4 cm pada seluruh permukaan
kursi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Mengingat bahwa kegiatan sehari-hari ditempat tinggal bisa dibagi dalam tiga jenis
aktivitas yang berbeda yaitu kegiatan pada pagi hari, siang dan yang satunya lagi aktivitas
di malam hari, maka perabot yang tersedia perlu disesuaikan dengan luas ruang yang
masing-masing berbeda.
Didaerah kegiatan yang dilakukan pada siang guna melayani berbagai macam kegiatan
berbeda dengan kegiatan malam yang mempunyai fungsi untuk beristirahat dan tidur.
Semua ini merupakan faktor penting bagi kesehatan dan untuk menjaga agar tercapai
keseimbangan emosi dalam hidup.
Daerah untuk malam hari harus terasa nyaman, intim atau akrab, berselera tinggi dengan
perlengkapan yang lebih baik dan hal ini bisa dimungkinkan karena sejak dimulainya tahap
perencanaan sampai tahap akhir perancang masih mempunyai kebebasan untuk
mengembangkan fantasi dan bereksperimentasi.
Kebutuhan furniture untuk ruang tidur.
Ranjang untuk tidur sebagai perabot paling banyak membutuhkan perawatan terutama
pada pagi hari, cara yang benar dan baik dalam membereskan atau membenahi tempat
tidur dikerjakan dengan sikap jongkok atau berlutut pada satu kaki dilantai. Bagi pelayan
yang mempunyai sakit punggung harus dijaga agar postur tubuh tidak terganggu demi
kebaikan ruas-ruas tulang belakang.
Banyak juga yang melakukan dengan menekuk lutut atau pinggul dan sikap ini bisa
dibenarkan bila tempat tidur yang melebihi tinggi dari 50 cm.
Kebutuhan ruang untuk membereskan tempat tidur dalam ergonomi direkomendasikan
sebagai berikut :
Jenis ranjang tidur dan ruang kerja di sekitar tempat tidur :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Minimum
Maksimum
Ranjang rendah ( 40 cm )
95 cm
100 cm
Ranjang tinggi ( 50 cm )
66 cm
80 cm
Ruang kerja yang dibutuhkan sebagai standart dibrberapa negara berkisar antara 40-85
cm.Di Inggris berlaku peraturan bahwa disekeliling tempat tidur masih harus tersedia
ruang untuk lewat selebar 70 cm atau 40 cm dan minimum cukup untuk membereskan
tempat tidur dan membersihkan lantai bawah tempat tidur.
Kasur menurut Selart mempunyai tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga
kesehatan saat tidur :
Kenyamanan di saat berbaring
Daya simpan panas yang baik
Penyerapan keringat yang baik
Kenyamanan di saat berbaring terutama bagi para penderita reumatik, hendaknya dijaga
agar punggung tetap sempurna dan sambungan tulang sakit harus dibebaskan dari
tegangan otot-otot dan berat tubuh.
Oleh karena itu kasur harus dapat memberi dukungan yang sama rata kepada seluruh
tubuh dalam segala posisi dan bila kembali melesat pada bentuk semula setelah terpakai.
Contoh diatas merupakan postur yang benar dan baik ketika kasur digunakan untuk
berbaring, sikap ditengah menunjukan postur yang tidak baik yang ditimbulkan oleh
bentuk kasur yang menyerupai perahu. Demikian menurut alasan Neufert.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Rekomendasi ukuran-ukuran ranjang tidur yang ideal adalah sebagai berikut :
Panjang 210 cm
Lebar ( 1 orang ) 100-200 cm
Lebar ( 2 orang ) 180 cm
Tinggi dari lantai 60-70 cm
Ruang sekeliling tempat tidur 66-100 cm
Spring bed dan kasur harus fleksibel, mengikuti sikap manusia saat tidur agar
tulang belakang dapat terbentuk dengan sempurna sementara otot-otot dapat
rileks.
Tempat tidur yang mempunyai alas keras merupakan problem tersendiri namun
demikian terdapat sekelompok orang yang menyukainya untuk itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
PEMILIHAN FURNITURE UNTUK RUANG KELUARG
Ruang keluarga merupakan pusat pertemuan kehidupan rumah tangga dianggap penting
daripada ruang-ruang lainnya, begitu pula dengan ruang tidur yang selalu didahulukan
sebagai ruang utama oleh orang-orang yang sedang membangun rumah.
Pada masa kini sebuah tempat tinggal ( HOME ) dianggap sebagai organisme hidup yang
dinamis dan dengan dasar pemikiran tersebut maka penghuni menganggap dan
membayangkan bahwa rumah merupakan area yang luas yang dapat dibagi-bagi menjadi
tempat untuk tidur, membaca, tempat untuk hiburan keluarga, belajar, beristirahat dengan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
kursi malas, menonton TV, mendengarkan siaran radio, menikmati musik baik untuk
keluarga sendiri maupun bersama dengan temandisainer yang baik akan menata atau
mengatur ruang dengan fungsi yang berlain-lainan atau berkesinambungan walau
ruangnya sempit sekalipun. Sekarang telah menjadi kebiasaan umum, ruang keluarga dan
ruang makan menyatu dan bersambungan.
Ruang tengah dijadikan sebagai inti atau center point dari rumah, sehingga perlu diberi
perhatian yang lebih besar dengan membuat karakter kuat agar ruang tersebut tampak
menjadi lebih penting. Seperti telah dikatakan berulang kali, bahwa suatu tempat tinggal harus
dapat mewakili dan bahkan menjadi cermin kepribadian kita. Hal ini berarti bahwa kita harus
dapat menjelaskan apa yang sebenarnya diinginkan oleh seorang desainer, tetapi sebaiknya
bagi desainer juga harus berhati-hati untuk tidak mengekang keinginan klien dengan jalan
memaksakan selera sendiri, penyelesaian untuk perbedaan tersebut diusahakan dengan
membuat pilihan pada keinginan klien atau bekerja sama sehingga bermanfaat bagi kedua
belah pihak.
Arti dari sidang partition atau folding door hendaknya jangan diabaikan begitu saja karena
maksudnya untuk membentuk pembagian daerah yang cukup jelas dalam ruang tanpa
membuat pengelompokan yang hakiki dan permanen. Memang tidak ada aturan yang tegas
dalam mendisain interior tetapi yang penting adalah bahwa penghuni harus bisa menikmati
tempat tinggal dengan sepuas-puasnya serta mampu memperlihatkan kepribadian dan status
sosialnya di masyarakat.
DISAIN FURNITURE UNTUK RUANG TIDUR
Penampilan sebuah ruang selalu berhubungan dengan sistem disain, khususnya dalam
perancangan dapur yang sejak dahulu sampai sekarang tetap menjadi perhatian yang tiada
habisnya karena dianggap sebagai tempat penentu kerukunan keluarga. Ruang dapur
hakekatnya tidak pernah berubah sifat karakteristiknya walaupun fashion telah berubah sejalan
dengan aspek kehidupan yang terus berubah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Kemajuan teknik telah berhasil membuat bentuk dapur menyerupai laboratorium klinik dengan
perlengkapan serba elektris, praktis, sehat terorganisasi dengan baik, didukung perlengkapan
yang sistem kerjanya serba otomatik dan terbuat dari bahan aluminium dan stainless steel yang
mudah dalam perawatan.
Orang-orang masa kini menyukai kehidupan di “ dapur “ karena disamping fungsinya untuk
tempat masak juga digunakan sebagai tempat untuk bersosialisasi dengan sikap duduk makan
dan bercengkrama. Penggunaan bahan kayu atau jenis bahan-bahan lain dimaksud untuk
memperindah bentuk dapur agar bobotnya sama seperti ruang-ruang yang lain.
Pemilihan bahan-bahan material dapur dicari yang sangat praktis dan menarik agar tampak
sophisticated dan mudah dirawat. Walaupun peralatan-peralatan tersebut mahal harganya, tapi
bisa memberikan keuntungan bagi pemilik. Bagi mereka yang mampu membuat dapurnya
sendiri diusahakan untuk mengkombinasikan keindahan bentuk perlengkapan yang sesuai
kemajuan teknik dengan cara-cara memasak yang lebih efisien.
Pada realitanya seorang desainer kadang-kadang dalam pemilihan furniture kurang
memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Pada keadaan tertentu dimana kesempatan
merencana interior tidak memungkinkan, maka desainer dituntut untuk bisa menciptakan
sendiri furniture yang dibutuhkan dan disinilah letak perbedaan yang hakiki antara methode
desain baru dengan methode yang lama. Dalam methodologi disain yang baru perencana
disain interior dilibatkan secara langsung sejak awal perancangan bangunan.
KEBUTUHAN FURNITURE UNTUK RUANG MAKAN
Kita biasa makan di ruang makan tetapi kebiasaan tersebut cenderung mulai banyak
ditinggalkan, kesukaan yang baru yaitu menciptakan ruang makan dengan suasana khusus
yang lebih bersuasanakan santai, tenang dan terpadu dengan lingkungan.
Ruang makan bisa disatukan pantry dan dapur sedang di daerah dapur bersih bisa disediakan
meja pantry yang sekaligus merangkap sebagai meja makan sehingga berbentuk seperti bar
atau cafe.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disain ruang dapur yang disatukan dengan alam lingkungan dengan cara memasukkan
suasana luar yang serasi, sejuk, kehijauan taman melalui jendela kaca yang luas dan sekaligus
sebagai pusat pengawasan ke seluruh rumah dan halaman atau tamu yang datang.
Sistem pencahayaan pada ruang dapur harus terang dan jelas terutama pada daerah service
sedang pada daerah makan bisa dibuat remang-remang ( redup ). Sebagai usaha menciptakan
suasana romantis. Selera adat istiadat dan kebiasaan budaya makan dari masyarakat
setempat harus dipelajari dan diperhitungkan guna mendapatkan disain ruang makan yang
memenuhi harapan penghuni. Misalnya bagi masyarakat Sunda lebih menyukai ruang makan
tanpa kursi berupa bale-bale dimana orang bisa duduk bebas dalam jumlah orang yang
banyak.
KEBUTUHAN FURNITURE UNTUK KAMAR MANDI
Kita telah menerima dasar pemikiran bahwa ruang tamu merupakan tempat yang representatif
bagi tamu yang berkunjung tetapi lain lagi dengan kamar mandi yang masih dianggap sebagai
pelengkap rumah yang berfungsi biologis sehingga diletakkan secara tersembunyi dan hanya
diberlakukan sebagai unsur utilitas atau service semata. Kebiasaan tersebut mungkin
disebabkan oleh naluri atau tradisi dari nenek moyang, yang menganggap bahwa membuang
air besar masih dianggap kurang sopan atau tabu bila dikedepankan pada umum, lain halnya
dengan orang-orang romawi yang sangat memperhatikan kebersihan tempat mandi dan
kebiasaan tersebut sangat terkenal.
Sekarang kamar mandi telah mendapatkan fungsi yang layak dan paling tidak kamar mandi
telah disadari sebagai tempat yang sangat dibutuhkan oleh siapapun di waktu pagi maupun di
malam hari. Adalah salah jika kita tetap menganggap bahwa fungsi kamar mandi hanyalah
sekedar sebagai alat sanitasi semata. Almari dan perlengkapan-perlengkapan lain yang serba
putih dari gaya lama sebagai lambang kebersihan kini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan
sedang bagian permukaan yang halus berangsur-angsur diganti dengan bermacam-macam
texture dengan keramik yang berwarna lembut hingga warna yang kuat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Disain dinding keramik yang berwarna tunggal kini telah berubah menjadi disain yang berani
dengan mempergunakan warna-warna cerah dari bahan-bahan seperti : kayu, fibre, stainless
steel, marmer, mozaik dan sebagainya.
Furnising tidak terbatas pada alat-alat sanitasi dan lantai serta dekorasi dinding, tapi juga
meliputi peralatan-peralatan mandi dengan jangkauan yang lebih luas ; almari, rak, cermin,
system pencahayaan khusus yang kesemuanya tertuju untuk kebutuhan kenyamanan dan
efisiensi sebelum dan sesudah mandi.
Pilihan yang berhati-hati terhadap bahan, warna, peralatan serta perlengkapan akan
menjadikan kamar mandi terlihat lebih fantastis tidak saja membantu agar daerah tersebut
menjadi lebih terhormat tetapi juga dapat untuk memperlihatkan selera kepribadian suatu
tempat tinggal dari pemilik.
DISAIN INTERIOR KAMAR ANAK
Anak-anak membutuhkan tempat dimana mereka bisa tumbuh berkembang dengan bebas, dan
ungkapan perasaan seperti pengembangan daya kreativitas.
Tuntutan tersebut terus tumbuh dan berkembang setiap hari, dari permainan baru yang bisa
ditemukan pada dunia anak-anak itu sendiri.
Ruang terbuka dari alam dibawa masuk ke dalam rumah untuk membantu perkembangan anak
secara total dengan melengkapi berbagai medium, terutama untuk pengenalan isi, karakter dari
bentuk-bentuk mainan yang bisa untuk membantu aktivitas si anak dalam menumbuhkan daya
imajinasi dan kualitas karya kedalam bebtuk-bentuk visual dan penuh kreativitas.
Furniture sebaiknya praktis tetapi fungsional bisa untuk bermain didalam ruang dan tempat
mudah dibersihkan dan dirapikan kembali.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1
Hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana mengusahakan agar suasana tidak terlalu formal
dengan memberi aksen yang sesuai dengan jiwa si anak seperti poster, white board, lukisan,
tangga tali untuk senam dan mungkin kotak karton yang besar untuk dibuat mainan.
Ruang dalam dunia anak merupakan sebuah dunia kecil, bagaikan rumah bagi dirinya sendiri
yang berada di dalam rumah besar milik orang tuanya. Anak-anak menyukai warna dan benda
apa saja yang dapat membantu untuk mengembangkan daya hayal mereka. Bagi mereka
ruang merupakan mainan yang besar beraneka warna dan tempat hidup yang segembira
mungkin. Phisik mereka tumbuh cepat, selera dan kebiasaan-kebiasaannya juga terus berubah
mengikuti pertumbuhan sehingga furnising tidak perlu rumit dan mahal, karena tidak digunakan
untuk waktu yang lama.
Pada ruang anak akan lebih baik jika tersedia beberapa benda yang sederhana tapi dapat
membantu daya imajinasi dan kreativitas. Faktor penting bagi pertumbuhan seorang anak
adalah
“ kebebasan “ yang tidak dapat dibeli di department store atau boutique, tetapi
diberikan dengan penuh kasih sayang secara hati-hati dalam diri mereka dari hari ke hari
dengan tiada putusnya.Ruang anak sebagai kerangka lingkungan alamiah merupakan elemen
yang penuh vitalitas tetapi hendaknya tetap memilih unsur ketenangan sehingga menjadikan
anak merasa betah tinggal dirumah.
Kehidupan anak dengan alam lingkungannya mempunyai hubungan erta yang kelak dapat ikut
membantu pembentukan karakter bagi dirinya. Biarlah anak menemukan unsur-unsur pribadi
dari dirinya sendiri. Sedangkan orang tua disana dituntut untuk membantu mentediakan
prasarana dan sarana tetapi bukan dengan menciptakan suasana yang harus diterima oleh si
anak.
Kreativitas adalah modal utama anak untuk pengembangan diri dan pribadi sehingga
bentuk ruang dan peralatan bisa mendukung kegiatan anak dalam pembentukan pribadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA
TATA RUANG DALAM 1