BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang Pematangsiantar)

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Hampir pada setiap kegiatan ekonomi, mendapat adanya perjanjian-

perjanjian diantara pelaku ekonomi tersebut. Misalnya seperti perjanjian jual-beli,
perjanjian kerja, pemborongan pekerjaan, asuransi, lisensi dan pinjam meminjam,
dan masih banyak perjanjian-perjanjian yang lainnya Dari semua kegiatan
tersebut, tidak ada yang terlepas dari jangkauan hukum yang dikenal dengan
sebutan Contract Law.
Mariam Darus Badrulzaman menyatakan bahwa suatu perjanjian, maka
pengertian perjanjian kredit itu tidak terlepas dari Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) dan Undang-Undang Perbankan, dan
perjanjian kredit adalah perjanjian pendahuluan. 1
Dalam pengembangan dunia usaha nasional supaya semakin mampu dalam
berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nsional, maka peningkatan
dalam kesempatan untuk berusaha bagi pengusaha kecil dan menengah, perlu
dibimbing agar memiliki kemampuan yang semakin kuat dalam mendukung

pembangunan dan menciptakan perekonomian yang lebih kokoh. Sehingga perlu
disediakan berbagai kemudahan dan bantuan misalnya seperti pemberian kredit
untuk mendorong usaha bagi pengusaha kecil dan menengah.

1

Mariam Darus Badrulzaman, (1) Perjanjian Kredit Bank, Citra Aditya,Bandung, 1991,

hal.23

1
Universitas Sumatera Utara

Pemberian kredit merupakan masalah yang lazim ditemui dalam suatu
usaha yang dikelola oleh orang atau badan hukum atau badan usaha. Masalah
kredit timbul dari kemajuannya peradaban manusia khususnya dibidang
perekonomian. Dimana ketika uang mulai dikenal sebagai alat kehidupan, pinjam
meminjam barang atau yang dikenal dengan istilah barter telah menimbulkan
berbagai kesulitan, sehingga manusia mulai mencari cara-cara yang lebih mudah
dalam melaksanakan tukar menukar barang berharga yang disukai masyarakat

luas. Dalam suasana itu, kredit dalam bentuknya yang sangat terbatas mulai
dikenal. Sejalan dengan perkembangan dalam peniagaan dan penggunaan kredit
sebagai alat pembiayaan, maka terlihat perkembangan yang sama pesatnya di
bidang perbankan. Para pengusaha mulai mengembangkan peranan kredit salah
satu sumber potensi dalam memulai dan mengembangkan usahanya.
Kredit sebenarnya mempunyai pasaran yang luas sekali. Jumlah peminta
kredit lebih banyak dan besar jumlahnya jika dibandingkan dengan adanya badan–
badan yang sanggup melayaninya. Salah satu peyaluran kredit yang diberikan
bank yaitu kepada pengusaha kecil dan menengah.
Bank sebagai pemberi kredit harus menyadari atas risiko yang akan timbul
dikemudian hari atas proses penyaluran kredit. Risiko yang terjadi antara lain bila
terjadi wanprestasi oleh penerima kredit. Wanprestasi yang dimaksudkan adalah
apabila seorang debitur yang dinilai layak menerima kredit atau pembiayaan
dalam bentuk lain tidak dapat menyelesaikan pembayaran atau tidak dapat

2
Universitas Sumatera Utara

mengangsur dikarenakan debitur sudah tidak mampu mengangsur maupun karena
debitur telah meninggal sebelum kredit lunas atau jatuh tempo.2

Hassanudin Rahman mengatakan, Bank merupakan produk yang paling
utama melakukan kegiatan dalam hal pemberian kredit atau bantuan permodalan
agar suatu usaha yang dikelola seseorang atau bantuan permodalan agar suatu
usaha yang dikelola seseorang atau badan hukum dapat lebih berkembang dan
mengembangkan usahanya lebih sedikit lebih baik dan lancar serta bertambah
kemajuannya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen – komponen
kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi dimasa mendatang. 3
Siwanto Sutojo mengatakan adapun jenis kegiatan bisnis utama Bank
umum antara lain, seperti menjunjung kelancaran mekanisme pembayaran di
masyarakat, mengumpulkan dana dari masyarakat, memberikan kredit korporasi,
menyediakan jasa penunjang perdagangan internasional, menyediakan jasa
pialang surat berharga, menyediakan jasa penitipan barang berharga dan surat
bernilai. 4
Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan telah memberikan
pengaturan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kredit.
Prinsip kehati-hatian dalam Undang-Undang Perbankan tersebut mencerminkan
bahwa Bank dalam memberikan kredit harus mengikat kepentingan nasabah yang
menyimpan dananya di Bank dan hal tersebut untuk keamanan Bank itu sendiri.

2


Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 29 ayat 3, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790
3
Hasanuddin Rahman, Aspek – Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia
(Panduan Dasar: Legal Officer),Citra Aditya Bakti,Bandung, 1998, hal.96.
4
Siswanto Sutojo, Analisa Kredit Bank Umum, Konsep dan Teknik, Pustakan Binaman
Presindo, Jakarta, 1997, hal 1.

3
Universitas Sumatera Utara

Yang dalam prakteknya, setiap Bank telah menyediakan perjanjian kredit baku
yang isinya telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak Bank.
Ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan mengisyaratkan bahwa dalam memberikan kredit bank umum wajib
mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal
8 tersebut menjelaskan bahwa untuk memperoleh keyakinan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fasilitas
kredit akan diberikan jika nasabah menyediakan barang jaminan atau ada
perjanjian yang dapat menjamin pemberian kredit terhadap si penerima kredit dari
nasabah. Oleh karena itu jaminan sangat penting artinya demi keamanan si
pemberi kredit (bank). Memberikan suatu barang sebagai jaminan kepada bank
berarti pemilik barang telah melepaskan sebahagian kekuasaannya tersebut. Pada
umumnya jaminan itu merupakan bentuk pengamanan kredit berupa kebendaan.
Penanaman modal dalam bentuk kredit pasti akan menghasilkan bunga
yang relatif tinggi. Namun, pada penanaman dana dalam bentuk kredit memiliki
resiko kemacetan dalam pengambilan kredit. Menyadari dengan akan adanya
resiko kemacetan pengambilan kredit, maka undang – undang perbankan telah
memberikan pengaturan tentang hal–hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian kredit. Hal ini juga diperhatikan oleh pihak bank yang ingin
memberikan pinjaman terhadap nasabah yang dalam konteks pembahasan ini
adalah pengusaha kecil dan menengah. Persoalan kredit macet dalam dunia
perbankan menjadi persoalan yang sangat serius. Sering kali dalam prakteknya

4
Universitas Sumatera Utara


terhambatnya pengambilan kredit itu disebabkan oleh faktor kurangnya
profesionalisme pihak pemberi kredit disamping lemahnya sisi penegakan hukum.
Peristiwa kredit macet ini sebenarnya tidak akan terjadi jika pihak bank benar –
benar menegakkan etika profesional dalam pengelolaan pemberian kredit.
Pengelolaan kredit perbankan haruslah mengacu kepada manajemen
profesionalisme yang dianut oleh dunia perbankan. Sering kali dalam praktek
penyaluran kredit itu lebih ditekankan kepada aspek ekonomis yang cenderung
untuk mengambil keuntungan secara maksimal. Analisa kredit apabila dilakukan
secara profesional dapat berperan sebagai saringan pertama untuk menjaga bank
agar tidak terjerumus kedalam kasus kredit macet atau kredit macet. Persoalanpersoalan tentang prosedur terhadap pemberian kredit kepada pihak debitur,
bagaimana kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi dan bagaimana
penyelesaian dilakukan oleh bank apabila debitur wanprestasi, menjadi latar
belakang penulis dan berkeinginan untuk mencoba menelaah persoalan-persoalan
tersebut di atas.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul Hubungan
Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit pada Usaha Kecil
Menengah Di Kota Pematangsiantar (Studi PT. Bank Sumut Cabang
Pematangsiantar).

B.


Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang diatas, dapat

dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu :

5
Universitas Sumatera Utara

1. Bagaimana tanggung jawab penjamin dalam pemberian kredit pada
Bank Sumut Pematangsiantar?
2. Bagaimana kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi pada Bank
Sumut Pematangsiantar?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kredit macet
(debitur wanprestasi) oleh Bank Sumut Pematangsiantar?

C.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam membahas masalah hubungan hukum antara


penjamin dengan pihak pemberi kredit kepada usaha kecil menengah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab penjamin dalam
pemberian Kredit.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan penjamin bila debitur
wanprestasi.
3. Untuk

mengetahui

Pematangsiantar

upaya

untuk

apa

yang


menyelesaikan

dilakukan
kredit

Bank
macet

Sumut
(debitur

wanprestasi).

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para
akademisi maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat

6

Universitas Sumatera Utara

memberikan manfaat guna pengembangan ilmu hukum secara umum
dan hukum perusahaan secara khusus di Indonesia.
2. Secara praktis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberi manfaat untuk
diterapkan oleh pengambilan kebijaksanaan dan pelaksanaan hukum
dibidang perjanjian kredit pada usaha kecil dan menengah

E. Metode Penelitian
Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah
sistematis dan logis dalam mencari data yang berkenaan dengan masalah tertentu,
untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara
pemecahanya. 5 Adapun metode penelitian skripsi ini, antara lain:
1. Jenis dan sifat penelitian
Jenis penelitian dala, penelitian ini adalah yuridis empiris. Yuridis empiris
yaitu suatu penelitian yang menekankan pada fakta-fakta yang diperolehnya dari
hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah serta juga berpedoman pada
teori hukum yang ada. 6 Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian
ini adalah prosedur terhadap pemberian kredit kepada pihak debitur, bagaimana

kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi dan bagaimana penyelesaian
dilakukan oleh bank apabila debitur wanprestasi.

5

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
2001, hal 3
6
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1998, h. 36.

7
Universitas Sumatera Utara

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analistis yang bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang
tertentu dan menganalisis permasalahan yang dikemukakan antara dua gejala atau
lebih.

7

2. Sumber data
Penulis melakukan penelitian guna mengumpulkan data yang bersumber dari
subjek yang diteliti. Penelitian ini pada hakikatnya merupakan metode untuk
menemukan secara khusus dari realitas yang tengah terjadi di tengah masyarakat. 8
Penelaahan ini dibedakan dalam dua sumber rujukan utama, yaitu:
a. Bahan hukum primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti. 9 Dalam penelitian ini adalah
wawancara dengan Risma selaku Officer PT. Bank

Sumut Cabang

Pematangsiantar
b. Bahan hukum sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yang berupa bahan tertulis seperti buku teks, artikel, makalah, jurnal,
peraturan perundang-undangan dan data dari instansi atau lembaga tempat
penelitian yang yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian

7

Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum , Cet. III, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010, hal. 36.
8
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, hal 52
9
Ibid, hal 53

8
Universitas Sumatera Utara

c. Bahan hukum tertier, yang merupakan bahan-bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
seperti kamus hukum dan ensiklopedia.
3. Pengumpulan data
Data Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu membaca, mengutip bukubuku atau referensi serta menelaah peraturan perundang- undangan,
dokumen dan informasi lain yang ada.dengan permasalahan yang akan
diteliti dalam penulisan skripsi ini.
b. Penelitian lapangan (field research)dengan langkah-langkah :
1) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan

narasumber

yang

ada

hubungannya

dengan prosedur

pemberian kredit kepada pelaku usaha kecil dan menengah yang
dijamin dengan adanya kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi
serta upaya apa yang akan dilakukan pihak Bank Sumut untuk
menyelesaikan kredit macet. Dalam penelitian ini pedoman wawancara
tidak terstuktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan.
2) Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi

dari

bahan-bahan

dokumen

baik

peraturan

perundangundangan, catatan-catatan, laporan-laporan maupun arsiparsip lainnya

9
Universitas Sumatera Utara

4. Analisis data
Analisa data adalah pengolahan data yang diperoleh baik dari penelitian
pustaka maupun penelitian lapangan. Terhadap data primer yang didapat dari
lapangan terlebih dahulu diteliti kelengkapannya dan kejelasannya untuk
diklasifikasi serta dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten untuk
memudahkan melakukan analisis. Data primer inipun terlebih dahulu di korelasi
untuk menyelesaikan data yang paling relevan dengan perumusan permasalahan
yang ada dalam penelitian ini. Data sekunder yang didapat dari kepustakaan
dipilih serta dihimpun secara sistematis, sehingga dapat dijadikan acuan dalam
melakukan analisis. Dari hasil data penelitian pustaka maupun lapangan ini
dilakukan pembahasan secara deskriptif analitis. 10
Deskriptif adalah pemaparan hasil penelitian dengan tujuan agar diperoleh
suatu gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematis terutama mengenai fakta
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Analitis artinya
gambaran yang diperoleh tersebut dilakukan analisis dengan cermat sehingga
dapat diketahui tentang tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu 51 membuktikan
permasalahan sebagaimana telah dirumuskan dalam perumusan permasalahan
tersebut.

F. Keaslian Penulisan
Pembahasan skripsi ini difokuskan kepada pembahasan tentang bagaimana
prosedur pemberian kredit kepada pelaku usaha kecil dan menengah yang dijamin

10

Ibid

10
Universitas Sumatera Utara

dengan adanya kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi serta upaya apa yang
akan dilakukan pihak Bank Sumut untuk menyelesaikan kredit macet (debitur
wanprestasi).
Berdasarkan penelusuran perpustakaan dan hasil – hasil pembahasan
skripsi yang sudah ada maupun sedang dilakukan ternyata belum ada pernah
dilakukan pembahasan

skripsi mengenai kedudukan penjamin (Borg) dalam

pemberian kredit bagi pelaku usaha kecil menengah di Bank Sumut kota
Pematangsiantar. Adapun judul yang ada di perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara antara lain:
Risky Adelia Budianty (2008) dengan judul penelitian Hubungan Hukum
Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah di
Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan. Adapun
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Tanggung jawab penjamin dalam pemberian kredit.
2. Kedudukan penjamin bila debitur Wanprestasi.
3. Upaya yang dilakukan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan
untuk menyelesaikan kredit bermasalah (debitur wanprestasi).
Citra K R P Tarigan (2015), dengan judul penelitian Tanggung Jawab
Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko
Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan).
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Perjanjian kredit pada perbankan.
2. Pengaturan hukum penjaminan kredit.

11
Universitas Sumatera Utara

3. Tanggung jawab perusahaan penjaminan kredit sebagai penjamin untuk
menanggulangi risiko kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat di Perum
Jamkrindo Cabang Medan.
Fachri (2016), dengan judul penelitian kedudukan penjamin dalam
pemberian kredit Usaha kecil dan menengah (Studi pada Bank Rakyat Indonesia
Medan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Hubungan Penjamin dengan Pihak Pemberi Kredit

2. Akibat Hukum Bagi Penjamin Jika Debitur Wanprestasi
3. Kedudukan Penjamin dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah Jika
Debitur wanpretasi.

Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha
penulis sendiri dengan adanya bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing
penulis, tanpa adanya penipuan, penjiplakan, atau hal-hal lainnya yang dapat
merugikan para pihak tertentu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian untuk skripsi ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik dan ilmiah.

G.

Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami bagaimana arah dan isi

penulisan skripsi ini, sehingga pembahasan dan penyajian dikatakan baik harus
tercipta keteraturan dalam penyusunannya. Maka dari itu penulis menuliskan
skripsi ini dalam beberapa bab yang saling berkaitan dan berkesinambunganL

12
Universitas Sumatera Utara

Skripsi ini terdiri dari 5 ( lima ) bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub
bab garis besar dari tiap bab adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab

ini

menguraikan

latar

belakang,

yaitu

apa

yang

melatarbelakangi penulis mengangkat judul ini. Perumusan
masalah yaitu hal-hal yang menjadi permasalahan dalam skripsi
ini, tujuan penulisan yaitu maksud dari penulis menulis skripsi
dengan judul tersebut, manfaat penulisan yaitu apa yang menjadi
manfaatnya bagi penulis dan setiap pembaca, metode penelitian
yaitu metode yang penulis gunakan dalam mengkaji setiap
permasalahan, keaslian penulisan yaitu penegasan bahwa skripsi
ini dapat dijamin keasliannya dan bukan merupakan bentuk plagiat
dari penulisan lain,dan sistematika penulisan yaitu uraian ringkas
dari isi skripsi ini.
BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGATURAN HUKUM
PERJANJIAN

KREDIT

BANK

PADA

USAHA

KECIL

MENENGAH

Bab ini memaparkan pengertian kredit secara umum, subjek dan
objek dalam perjanjian kredit, syarat – syarat perjanjian kredit,
dasar- dasar pertimbangan pemberian kredit, para pihak dalam
perjanjian kredit, dan dasar – dasar hukum pemberi kredit usaha
kecil menengah , serta kredit usaha kecil menengah.

13
Universitas Sumatera Utara

BAB III

TINJAUAN

UMUM

PEMBERIAN

TENTANG

KREDIT

PENJAMIN

TERHADAP

DALAM

USAHA

KECIL

MENENGAH
Bab ini memaparkan pengertian hukum penjamin dalam pemberian
kredit, fungsi penjamin kredit dalam pemberian kredit, dan
pengertian usaha kecil menengah.
BAB IV

ANALISIS KEDUDUKAN PENJAMIN ( BORG ) DALAM
PEMBERIAN

KREDIT

BAGI

USAHA

KECIL

DAN

MENENGAH
Bab ini memaparkan tanggung jawab penjamin dalam pemberian
kredit, kedudukan penjamin bila debitur wanprestasi, dan upaya
apa yang dilakukan oleh Bank Sumut untuk menyelesaikan kredit
macet ketika debitur Wanprestasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini, memaparkan bagian akhir dari penulisan skripsi ini yaitu
kesimpulan dari berbagai permasalahan dibahas sebelumnya.
Setelah mendapat kesimpulan, maka penulis mendapatkan dan
menyajikan

beberapa

poin

yang

merupakan

saran

dalam

permasalahan tersebut

14
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25