Makalah Manajemen Kurikulum ( 1 )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out
put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guruguru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus
berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya
kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari
Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap
dan keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan
tuntunan Kurikulum SMK 2004. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh
kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh
kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan
tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan:
Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki berbagai garapan. Oleh karena itu,
diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kegiatan
termasuk ke dalam bidang garapan yang sesuai. Salah satu manajemen memiliki garapan
yaitu Manajemen Kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Manajemen Kurikulum ?
2. Bagaimana Organisasi Kurikulum ?
3. Bagaimana Struktur Program Kurikulum ?
4. Apa Saja Kegiatan-Kegiatan Manajemen Kurikulum ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Manajemen Kurikulum.
2. Mengetahui Organisasi Kurikulum.
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 1

3. Mengetahui Struktur Program Kurikulum.
4. Mengetahui Kegiatan-Kegiatan Manajemen Kurikulum.

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 2

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manajemen
Pengertian Manajemen dalam bahasa Inggris “management” dengan kata kerja
to manage yang secara umum berarti mengurusi atau mengelola. Dalam arti
khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang
yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”. Pengertian Manajemen
adalah suatu rangkaian proses yg meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan
seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik sumberdaya manusia (human
resource capital), modal (financial capital), material (land, natural resources or raw
materials), maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/
perusahaan.
Menurut James A.F. Stonner, pengertian manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

dan

pengendalian

upaya


dari

anggota organisasi sera penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk menapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut
pengoordinasian

Robbins

dan

Coulter

kegiatan-kegiatan

(2007)

pekerjaan


manajemen
sehingga

adalah

pekerjaan

proses
tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Efisiensi
mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input terkecil; digambarkan
sebagai “melakukan segala sesuatu secara benar.” Sedangkan efektivitas mengacu
pada menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai;
digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu yang benar.”
Menurut Heene dan Desmidt (2010) manajemen adalah serangkaian
aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkannya.

MANAJEMEN KURIKULUM

Page 3

Menurut Assauri (2004), “ pengertian manajemen adalah kegiatan atau
usaha yang

dilakukan

untuk

mencapai

tujuan

dengan

menggunakan

atau

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.”

Menurut Hersey dan Blanchard (2005), “Pengertian Manajemen adalah seni
dan ilmu

dalam

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan

pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah “penggunaan
sumber daya secara efektif mungkin untuk mencapai sasaran”.
2. Makna Manajemen Kurikulum
Dalam manajemen kurikulum kegiatan dititikberatkan kepada kelancaran
pembinaan situasi belajar mengajar. Tetapi disini sebelum kita bahas tentang bentukbentuk atau cara-cara pengadministrasiannya, kita perlu kemukakan pengertian dasar
mengenai beberapa aspek dari kurikulum itu sendiri.
Paham terakhir menyebutkan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman
pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan
didalam sekolah maupun diluar sekolah. pengalaman anak didik disekolah dapat
diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran
dikelas, praktik keterampilan, latihan-latihan olahraga dan kesenian, dan kegiatan
karya wisata atau praktik dalam laboratorium sekolah.

Kadang-kadang orang menyebutkan kurikulum adalah “rencana pendidikan
dan pengajaran” atau lebih singkat lagi “program pendidikan”. Memang masih banyak
diantara kita kaum pendidik (guru) yang berpandangan tradisional mengenai
kurikulum

ini.

Kurikulum

terdiri

atas

pelajaran

tertentu

yang

bertujuan


menyampaikan kebudayaan lampau sejumlah pengetahuan yang harus diajarkan
kepada anak-anak, karena seringnya pengetahuan ini diambil dari buku-buku
pelajaran tertentu yang dipandang baik maka kurikulum ditentukan oleh buku
pelajaran.
Jadi jelaslah pengertian kurikulum serupa membatasi pengalaman anak kepada
situasi belajar didalam kelas dan tidak ,enghiraukan pengalaman-pengalaman edukatif
diluar kelas.
Kurikulum disekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Berbagai
kegiatan dilakukan di sekolah mulai dari dibukanya pintu sekolah sampai dengan
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 4

lonceng pulang. Demikian juga dengan siswa yang mulai masuk sekolah, mereka
melakukan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum yang berlaku dan selalu
disesuaikan

dengan

perkembangan


ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

yang

berkembang. Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita
bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan kemajuan masyarakat.
Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum merupakan hal yang
penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan modal untuk membuat
keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh guru. Manajemen
kurikulum membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada disekolah
sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien.
Sucipto dan Raflis (1994:142) mengemukakan, kurikulum dapat diartikan

secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai
sejumlah mata pejaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas
kurikulum adalah pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama
mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti segala
usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya
menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam
pengertian kurikulum.
Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini telah
melahirkan Undang-undang nomor 20 tentan Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional,
disusul dengan Permendiknas 22 Tahun 2006 tentang standar isi, kemudian disusul
dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi kelulusan dan UU Nomor 24
tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Pembakuan UU dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi
penyelenggaraan pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian sehingga undang-undang dan
peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan dipahami. Untuk
memahami kurikulum pendidikan, perlu diketahui fungsi dasar pendidikan untuk
menambah wawasan berpikir yang dikemukakan Sutisna (1998), sebagai berikut :
Wawasan kepala Sekolah dan guru dalam mendidik dan mengajar siswa akan

lebih matang bila kepala sekolah dan guru memiliki berbagai pengetahuan yang
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 5

mendalam. Memiliki pengetahuan tentang fungsi pendidikan secara mendalam dan
memahaminya dengan baik akan memberi nuansa yang berbeda dengan tanpa
pengetahuan tersebut. Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-ubah yang
diberikan kepada fungsi pendidikan berasal dari empat fungsi dasar pendidikan yaitu :
1. Pengembangan individu yang meliputi aspek-aspek hidup pribadi; atis, estetis,
emosional, fisis.
2. Pengembangan cara berpikir dan teknik penyelidikan yang berkenaan dengan
kecerdasan yang terlatih
3. Pemindahan watisan budaya, menyangkut nilai-nilai sivik dan moral bangsa
4. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital yang menyumbang kepada
kesejahteraan ekonomi, sosial, politik dan lapangan kerja
Sekolah harus menyediakan pendidikan yang membawakan sekurangkurangnya sejumlah kecil unsur-unsur yang diuraikan tersebut. Keempat aspek itu
berkenaan dengan pribadi, kecerdasan, sivik moral, dan teknik. Aspek-aspek tersebut
tetap ada pada setiap zaman dalam kehidupan manusia. Walaupun demikian, setiap
generasi dalam periodenya menyusun keempat unsur fungsi pendidikan tersebut
menurut kebutuhan atau tekanan yang muncul pada zamannya.
Para ahli antropologi budaya memandang tuntutan-tuntutan masyarakat
terhadap sekolah dengan kata proses perubahan kultural secara siklus. Mereka
membuat hipotesa bahwa tahap-tahap pokoknya adalah revolusi., konservatisme,
reaksi dan transaksi. Menurut teori ini, prioritas yang diberikan kepada keempat
fungsi dasar pendidikan itu berbeda, tergantung pada tahap perubahan kultural.
Dengan menyesuaikan perumusan antropologi dari keempat fungsi dasar pendidikan
tersebut, urutan prioritas pendidikan pada tahap-tahap pokok perubahan kultural itu
adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Prioritas pendidikan pada tahap-tahapan pokok perubahan kultural
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Revolusioner

Konservatif

Reaksioner

Transaksional

Moral

Teknik

Moral

Kecerdasan

Kecerdasan

Pribadi

Teknik

Teknik

Teknik

Moral

Pribadi

Moral

Pribadi

Kecerdasan

Kecerdasan

Pribadi

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 6

Tahap perubahan kebudayaan yang sedang berjalan sekarang, khususnya pada
masyarakat yang sudah maju, diklasifikasikan sebagai transaksional. Daya pendorong
perubahan kultural yang pertama adalah revolusi ilmu dan teknologi dan yang kedua
adalah perubahan sosial. Industrialisasi dan modernisasi yang mendasari
pembangunan ekonomi serta meningkatnya mobilitas sosial dan urbanisasi yang
menyertainya juga pergeseran dalam pola serta nilai masyarakat tradisional ke arah
masyarakat modern adalah akibat memberikan alasan bagi penyusunan kembali
prioritas-prioritas di antara fungsi-fungsi dasar pendidikan. Hal tersebut menyarankan
bahwa fungsi-fungsi dasar dapat digunakan sebagai suatu perspektif yang luas dengan
maksud pendidikan dapat dikembangkan dan dinilai untuk membimbing perencanaan
program-program pendidikan.
Berdasarkan fungsi dasar pendidikan tersebut, dapat digolongkan tujuantujuan pendidikan ke dalam suatu kerangka konseptual seperti berikut :
Dimensi-Dimensi Tugas Pendidikan Sekolah
Suatu Kerangka Kerja Konseptual
A. Dimensi Pribadi
1. Religi
: Kesadaran Beragama
2. Fisik
: Kesehatan Jasmani dan Pertumbuhan
3. Emosi
: Kesehatan Mental dan Stabilitas Emosi
4. Etika
: Integritas Moral
5. Estetika
: Pengajaran Kultural dan Rekreasi
B. Dimensi Kecerdasan
1. Memiliki Pengetahuan
: Konsep-konsep dan informasi
2. Komunikasi Pengetahuan
: Keterampilan Memperoleh dan Menyampaikan
Informasi
\
3. Penciptaan Pengetahuan
: Cara Pemeriksaan, Diskriminasi, dan Imajinasi
4. Hasrat akan Pengetahuan
: Kesukaan akan Belajar
C. Dimensi Sosial
1. Hubungan antar Manusia
:
Kerjasama,
dan
Toleransi
2. Hubungan Individu Negara
: Hak dan Kewajiban
sivik, kesetiaan, patriotisme, dan solidaritas nasional
3. Hubungan Individu Dunia
: Antar hubungan bangsabangsa dan pemahaman dunia
4. Hubungan Individu dan lingkungan hidupnya
: Ekologi
D. Dimensi Produktif
1. Pilihan Pekerjaan
: Informasi Bimbingan
2. Persiapan untuk Bekerja
: Latihan dan Penempatan
3. Rumah dan Keluarga
: Mengatur rumah tangga, keterampilan
mengerjakan sesuatu sendiri, dan perkawinan
4. Konsumen
: Membeli, Menjual dan Investasi
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 7

Kategori-kategori tujuan tersebut dapat digunakan sebagia suatu kerangka
pekerjaan untuk mengembangkan program pendidikan sekolah sesuai dengan prioritas
pendidikan yang ditetapkan. Prioritas ini tentu akan bergantung pada tekanan yang
diberikan kepada dimensi tugas pendidikan berkaitan dengan tahap perkembangan
sosial, ekonomi dan politik pada suatu masyarakat. Pernyataan tersebut juga dapat
digunakan untuk menganalisis fungsi dan tujuan pendidikan dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) nomor 20 tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 yang
menyatakan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.”
2.2 Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang
akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan
mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran-pelajaran berbeda pula (Prof. Dr.
Nasution, 80).
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya, tetapi yang kami
pandang perlu untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada tiga macam, yaitu:
a. Separated Subject Curikulum
b.Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai
macam mata pelajaran (subject) yang terpisah-pisah satu sama yang lain,
seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan
yang lain, juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain.
Dengan demikian sukar terdapat kebulatan pengetahuan pada anak.
Sebagai contoh misalnya dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran
untuk “sekolah rakyak 6 tahun” (sekarang sekolah dasar). Terdiri atas ilmu
tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan, dan
masih ada juga ilmu alam. Untuk masa sekarang, semua mata pelajaran
tersebut diatas diintegrasikan dan diberikan predikat sebagai Ilmu
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 8

Pengetahuan Alam disingkat IPA. Tentu saja konsep dasar tinjauannya
sangat berbeda dengan lima mata pelajaran terdahulu. Separated subject
curriculum mengandung beberapa hal yang positif didalam praktik
pendidikan disekolah, yakni:
1) bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis.
2) organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun, mudah ditambah
atau dikurangi, jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah diorganisasi).
3) penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan
berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan
ujian umum atau tes hasil-hasil belajar yang seragam (uniform)
diseluruh Negara.
4) kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran
karena bersifat subject contered, guru-guru yang sudah berpengalaman
dan menguasai seluruh bahan pelajaran dari buku, maka pekerjaannya
menjadi rutin, setiap tahunnya hanya mengulang yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya.
5) kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah merupakan persiapan
masuk perguruan tinggi, di perguruan tinggi biasanya organisasi
kurikulum sesuai dengan prinsip terpisah-pisah itu. Jadi organisasi
kurikulum disekolah dasar dan menengah dengan begitu sesuai dengan
organisasi diperguruan tinggi.
Disamping hal-hal positif, Separated subject curriculum mendapat
kritik-kritik sebagai berikut:
1) mata pelajaran terlepas-lepas satu sama yang lain, hal ini tidak sesuai
dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.
2) tidak atau kurang memprihatinkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
3) dari sudut psikologis kurikulum demikian mengandung kelemahan,
banyak terjadi verbalistis dan menghapal, serta makna tujaun pelajaran
kurang dihayati oleh peserta didik.
4) kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalam dari perkembangan
zaman.
b. Correlated Curriculum
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 9

Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata
pelajaran satu sama yang lain ada hubungan, bersangkut paut (collated)
walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih
dipertahankan.
Prinsip berhubungan satu sama yang lain (kolerasi) ini dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara:
1) antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
2) memperbincangkan masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam
pelajaran.
3) mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas
masing-masing.
Panduan atau fungsi antara beberapa mata pelajaran ini disebut broadfields, broad fields merupakan kesatuan yang ditak terbagi-bagi atas
bagian-bagian.
Tetapi broad fields pada dasarnya masih bersifat subject curriculum,
hanya saja jumlah mata pelajaran menjadi berkurang, sehingga broad
fields dapat dianggap sebagai modifikasi dari subject curriculum yang
tradisional. (Prof, Dr. Nasution, 90)
Beberapa kebaikan correlated curriculum dapat disebutkan antara lain
sebagai berikut:
1) dengan kolerasi pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas
(berpadu).
2) dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang
lain, minat murid bertambah.
3) kolerasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena
memandang dari berbagai sudut.
4) dengan kolerasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsipprinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih
memungkinkan pengguna pengetahuan secara fungsional bagi muridmurid.
Adapun disamping kebaikan yang ada tersebut, ada keberatan yang
diajukan terhadap correlated curriculum ini yakni sebagai berikut :

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 10

1. Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat
dalam kehidupan sehari-hari sebab dasarnya subject contered.
2. Broad fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan
mendalam utntuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang
kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran diperguruan tinggi.
c. Integrated Curriculum
Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu
membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan
sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehiduan
disekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan
anak diluar sekolah.
Beberapa manfaat kurikulum yang integrated ini dapat disebutkan
sebagai berikut :
1. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan inti yang bertalian erat,
bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
2. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang
belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam
kehidupan mereka.
3. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah
dengan masyarakat.
4. Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir
sendiri dan bekerja sendiri atau bekerja dengan kelompok.
5. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan, dan
kematangan murid.
Keberatan-keberatan yang dilontarkan orang kepada kurikulum yang
integrated ini adalah sebagai berikut :
1. Guru-guru kita belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini.
2. Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sistematis.
3. Kurikulum ini memberatkan tugas guru.
4. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum sebab tidak ada
uniformitas disekolah-sekolah satu sama lain.
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 11

5. Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum.
6. Pada umumnya kondisi sekolah masih kekuraangan alat-alat untuk
melaksaanakan kurikulum ini.
Selanjutnya, menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA (halaman 95),
dikatakan memang sekolah-sekolah modern sudah mulai berangsur-angsur
meninggalkan kurikulum yang subject contered ini karena dianggap tidak
menghasilkan pribadi yang harmonis. Oleh karena itu, pelajaran disusun
sebagai keseluruhan yang disebut broad unit dengan cirri-cirinya adalah
sebagai berikut :
1. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
2. Unit menghapus batas-batas pelajaran.
3. Unit didasarkan pada kebutuhan anak.
4. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar
(didasarkan pada pusat minat dari anak).
5. Unit memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding dengan mata
pelajaaran yang biasa deri kurikulum tradisional.
6. Unit bersifat life centered (berhubungan dengan kehidupan).
7. Unit memanfaatkan dengan yang wajar dari dalam diri anak yang
sedang belajar.
8. Dalam unit anak dihadapkan kepada situasi-situasi yang mengandung
problema.
9. Unit dengan sengaja memajukan perkembangan sosial kepada anakanak sebabbanyak memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam
kelompok.
10. Unit direncanakan bersama oleh guru dan murid.
Demikian kita sudah mengenal tiga macam pengorganisasian
kurikulum, pertanyaan sekarang manakah yang dikembangkan disekolahsekolah dinegara kita? Apabila kita melihat berbagai bidang studi yang
tertera dalam banyak kurikulum baru yang telah dilakukan seperti
kurikulum 1975 dan kurikulum sekolah-sekolah kujuruan tahun 1976,
maka jelas bahwa kita sedang mengembangkan macam kurikulum yang
kedua yakni : Kurikulum yang berkolerasi (correlated curriculum),
sebagai contoh, misalnya disitu kita dapati bidang studi ilmu pengetahuan
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 12

sosial (IPS), yang biasanya menurut separated subject curriculum
disebutkan sebagai mata pelajaran sejara, geografi dan antropologi.
2.3 Struktur Program Kurikulum
Untuk melengkapi pengertian kita mengenai organisasi kurikulum baiklah kita
lanjutkan pembicaraan tersebut tentang struktur program kurikulum.
Dari beberapa sumber terutama Surat-surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia tentang pembakuan kurikulum, misalnya
No. 008/C/D/1975 tentang Pembakuan Kurikulum SD
No. 008/D/U/1975 tentang Pembakuan Kurikulum SMP
No. 008/E/U/1975 tentang Pembakuan Kurikulum SMA
Kita jumpai bahwa kurikulum pada garisbesarnya diperinci dalam beberapa
program pendidikan. Untuk sekolah-sekolah umum program pendidikan itu meliputi 3
macam
a. program pendidikan umum
b. program akademis, yang memberikan dasar-dasar untuk melanjutkan studi.
c. program pendidikan keterampilan.
Selanjutnya, setiap program memperoleh alokasi (penjatahan) waktu tertentu
yakni berapa jumlah jam pelajaran per minggu untuk setiap bidang studi bagi kelas-kelas
tersebut.
Sehubungan dengan struktur program ini, ada beberapa hal yang perlu
dipahami:
a. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran)
Ialah ikhtisar dari seluruh program pengajaran yang terdiri dari tujuan-tujuan
kurikuler, tujuan instruksional dengan ruang lingkup bahan-bahan pengajaran
yang disusun secara berurutan dan disusun menurut jangka waktu tertentu
(semester atau caturwulan), GBPP ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
bagi para Pembina pendidikan, kepala sekolah, dan guru dalam rangka
peningkatan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Jam Pelajaran
Ialah waktu pemberian jam pelajaran yang berlangsung 45 menit untuk
sekolah-sekolah lanjutan, di SD kelas 1 dan 2 hanya 30 menit, sedangkan pada
kelas 3 sampai dengan kelas 4, 40 menit.
c. Semester
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 13

Ialah satuan waktu pemberian jam pelajaran yhang berlangsung selama 120
hari belajar efektif, sedang pengertian “caturwulan” yang digunakan di SD
adalah satuan waktu yang berlangsung rata-rata 80 hari belajar efektif.
d. Program Pendidikan Umum
Ialah program pendidikan yang diberikan kepada semua siswa yang mencakup
pendidikan moral pencasila yang berfungsi bagi pembinaan warga Negara yang
baik, jadi program umum wajib diikuti oleh semua siswa.
e. Program Pendidikan Akademis
Ialah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan
studi ketingkat pendidikan selanjutnya.
f. Program Pendidikan Keterampilan
Ialah program pendidikan yang dapat dipilih siswa (keterampilan bebas) dan
ada juga yang bersifat terikat.
Bagi SD program keterampilan ini berfungsi untuk mengembangkan kesukaan
dan penghargaan kepada pekerjaan tangan dan sebagai bekal untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks.
Disekolah lanjutan program ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan
pra-vokasional dengan penghargaan agar bisa dikembangkan sendiri untuk bekal
bekerja dalam masyarakat apabila siswa tidak mampu melanjutkan studi nya.
Program pendidikan keterampilan memanglah kita jumpai terutama pada
sekolah-sekolah umum seperti : SD, SMP dan SMA. Sedangkan pada sekolahsekolah kejuruan seperti AMKK, STM, SMEA dan lain-lain kita akan jumpai
program pendidikan kejuruan disamping program pendidikan umum.
g. Program Pendidikan Kejuruan
Ialah program yang wajib diikuti siswa sesuai dengan jurusannya dan program
ini terdiri atas dasar kejuruan, teori dan praktik kejuruan.
Menurut Kurikulum tahun 1984 yang pernah diberlakukan bagi SMA (sekolah
menengah tingkat atas), struktur program kurikulum mengalami perubahan yang
cukup mendasar, yakni meliputi dua jenis program :
1. Program Inti
2. Program Pilihan
Program pilihan meliputi pilihan A (jalur untuk menakjutkan studi pada
bidang yang sejenis) dan pilihan B (jalur keterampilan).
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 14

2.4 Kegiatan-kegiatan Manajemen Kurikulum
Kegiatan manajemen dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi
belajar mengajar disekolah agar selalu terjamin kelancarannya.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan tiga
hal, yakni :
a. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru.
b. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.
c. Kegiatan Monitoring
Kegiatan yang pertama adalah kegiatan yang dilakukan sebelum proses belajar
mengajar. Menurut Drs. Ismed Syarif dkk. (1976 : 18-24) kegiatan dalam bidang
kurikulum ini masih diperluas mengatur kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Kami berpendapat ketiga kegiatan ini termasuk dalam proses belajar mengajar
sebab merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan.
Marilah kita bicarakan satu persatu :
a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
kegiatan ini meliputi :
1) pembagian tugas mengajar
2) pembagian tugas atau tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler
3) koordinasi penyusunan persiapan mengajar
keterangan :
1) pembagian tugas mengajar biasanya dibicarakan dalam rapat guru
menjelang permulaan pelaksanaan program baru (padaa awal tahun
ajaran atau menjelang semester baru).
Yang kita ketahui di sekolah dasar kita masih berlaku sistem guru
kelas sehingga pembagian tugas mengajar berarti pembagian tugas
untuk bertanggung jawab mengajar satu kelas tertentu. Tetapi ada
sekolah-sekolah lanjutan kita melaksanakan sitem guru vak (sistem
guru bidang studi) sehingga pembagian tugas mengajar itu berarti
penempatan guru pada kelas kelas tertentu dengan jumlah jam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yakni 18 jam dalam seminggu.
Jadi yang pokok adalah jatah tugas tersebut terpenuhi dan tidak
terbatas pada satu kelas dan ia mengajar sesuai dengan pendidikan
formal yang ditempuhnya. Tegasnya, seorang guru lulusan IKIP
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 15

jurusan matematika ia harus diberi tugas mengajar matematika, dan
seterusnya. Lain halnya apabila jika sesuatu sekolah dalam kekurangan
tenaga guru, maka pengaturan tugas ini kadang-kadang terpaksa
menyimpang, misalnya seorang guru IPA merangkap mengajar
kesenian atau olah raga.
Bertitik pangkal dari pembagian tugas mengajar tersebut sampailah
kita kepada pengertian “formasi guru” untuk sesuatu sekolah,
masyarakat umum menganggap yang dimaksud adalah masih adakah
“tempat” atau istilah populer “lowongan” untuk guru bagi sekolah itu.
Sebenarnya arti formasi disini ialah bagaimana keadaan penempatan
guru sehubungan dengan pembagian tugas mengajar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2) Pembagian tugas/tanggung jawab ekstra kurikuler:
Yang dimaksud kegiatan ekstra kurikuler ialah kegiatan di luar
ketentuan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini misalnya pekan olah
raga dan kesenian (Porseni), Usaha Kesehatan Sekolah (USK), gerakan
pendidikan pramuka, gerakan menabung, penyelenggaraan koperasi
sekolah, olah raga prestasi, dan lain-lain kegiatan yang semuanya itu
bersifat paedagogis (mendidik). Karena itu kegiatan ekstra kurikuler
dapat dikatakan sebagai penunjang pendidikan.
Perlu kami tekankan di sini bahwa kegiatan mengajar harus
diperiksa/diketahui dan disahkan oleh kepala sekolah. Hal ini bukan
sekadar formalitas, tetapi penting untuk pengawasan (supervisi) agar
jalannya pelajaran di sekolah sesuai dengan yang telah digariskan oleh
pemerintah c.q. departemen pendidikan dalam bentuk kurikulum
tersebut.
b. Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajarmengajar:
Kegiatan ini meliputi:
1) penyusunan jadwal pelajaran.
2) penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu
(caturwulan, semesteran, tahunan).
3) pengisian daftar kemajuan murid.
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 16

4) penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5) laporan hasil evaluasi.
6) kegiatan bimbingan penyuluhan.
Keterangan:
1) penyusunan jadwal pelajaran:
Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa yang akan diajarkan
pada suatu waktu dalam suatu kelas, dari sudut guru jadwal pelajaran
merupakan pedoman di kelas mana ia harus mengajar pada waktu itu,
dan berapa lama ia harus ada di kelas itu, untuk kemudian harus pindah
ke kelas yang lain lagi. Demikianlah jadwal pelajaran sebenernya
adalah penjabaran dari seluruh program pengajaran di sekolah. Jadwal
ini dapat dibedakan menjadi jadwal umum dan jadwal khusus. Jadwal
umum memuat pengaturan pemberian mata pelajaran pada seluruh
kelas dan menunjukkan pembagian waktu mengajar bagi seluruh guru
di sekolah itu, sedangkan jadwal khusus adalah kegiatan pemberian
mata pelajaran yang hanya berlaku bagi suatu kelas tertentu dan hari
tertentu. Jadwal pelajaran dibuat untuk satu minggu, sedang pada
minggu-minggu berikutnya jadwal itu persis sama dengannya.
Menurut Drs. Abu Ahmadi (1978: 73-74) penyusunan jadwal pelajaran
harus memperhatikan beberapa hal:
a. antara mata pelajaran satu dengan lainnya harus ada selingan agar
tidak menjemukan,
b. pelajaran jangan terlalu lama (kelas 1 dan 2 SD) satu jam pelajaran
30 menit, kelas 3-4 40 menit dan sekolah lanjutan 45 menit.
catatan :
Untuk suatu mata pelajaran maksimum 2 jam pelajaran jika
diberikan berurutan,
c. masing-masing mata pelajaran dicarikan waktu/saat yang sesuai,
biasanya pelajaran yang banyak membutuhkan daya pikir
dijadwalkan pada jam permulaan,
d. harus disediakan waktu istirahat agar murid tidak terlalu lelah,

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 17

e. jangan sampai kegiatan di suatu kelas dapat menggangu kegiatan di
kelas sebelahnya,
f. untuk sekolah-sekolah yang kecil (murid sedikit) dapat diberikan
kegiatan yang sama misalnya olah raga, kesenian, dan sebagainya.
2) Penyusunan Program
Dalam rangka penyusunan program ini yang harus dilihat adalah
urutan isi kurikulum sekolah yang bersangkutan.
c. Kegiatan Monitoring
Sebagaimana lazimnya penyelenggaraan pendidikan yang lain, dalam
penyelenggaraan sekolah potensial juga dilakukan monitoring dan evaluasi
secara kontinu dan berkesinambungan. Pada dasarnya, monitoring dan
evaluasi dilakukan dalam kerangka pembinaan sekolah, baik oleh pusat
maupun daerah.
1) Monitoring pelaksanaan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial, apakah
sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, sejauh mana kendala dan
hambatan ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus
ditempuh untuk mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama
pelaksanaan program dalam sekolah potensial. Monitoring lebih
berpusat kepada pengontrolan selama program berjalan dan lebih
bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi
sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian
tujuan. Oleh karena itu, antara pusat dan daerah (termasuk Komite
Sekolah) harus melakukan monitoring tersebut secara bersama-sama
sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2) Evaluasi Hasil
Kegiatan evaluasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui sejauh mana
kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial dan sejauh
mana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Kegiatan evaluasi tersebut dilakukan pada akhir tahun kegiatan/akhir
tahun ajaran sehingga dilakukan setiap satu tahun sekali. Tujuan utama
kegiatan evaluasi ini antara lain (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan
MANAJEMEN KURIKULUM
Page 18

program; (b) mengetahui keberhasilan program; (c) sebagai bahan
masukan dalam perencanaan penyelenggaraan sekolah potensial tahun
berikutnya;

(d)

memberikan

penilaian

tentang

kelayakan

dilanjutkannya sebagai penerima dan bantuan pembinaan, dan (e)
secara umum melakukan pembinaan bagi sekolah potensial agar pada
tahun berikutnya diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat secara
signifkan.
Secara substansi, pada dasarnya evaluasi yang dilakukan adalah
evaluasi kinerja sekolah penyelenggara sekolah potensial. Dengan
demikian, materi yang dijadikan bahan untuk melakukan evaluasi
adalah meliputi aspek-aspek pendidikan, baik yang termasuk dalam
SNP maupun aspek-aspek lainnya yang sesuai dengan RPS. Secara
metodologis, evaluasi tersebut dilakukan menggunakan pendekatan
expost facto, yaitu mengungkapkan apa saja yang telah terjadi dan
dilakukan oleh sekolah atau pihak lain yang terkait. Idealnya, dalam
evaluasi ini tidak dilakukan sampling responden, artinya semua
sekolah potensial, khususnya yang menerima dana bantuan, akan
dievaluasi. Instrumen dikembangkan dalam bentuk kuisoner atau
angket dari aspek-aspek pendidikan dalam SNP atau lainnya seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk kelengkapan data agar lebih
komprehensif, instrument juga dikembangkan dalam bentuk isian
terbuka (kualitatif dan kuantitatif). Sumber data diambil dari para
pengelola, guru, siswa, komite sekolah, dan Dinas Pendidikan
Kab/Kota. Hasil analisis dari data tersebut akan disampaikan kembali
kepada sekolah dan pihak lain yang terkait untuk dipergunakan sebagai
masukan dan perbaikan program pada tahun berikutnya.

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 19

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar manajemen yang merupakan ilmu sebagai suatu bidang pengetahuan
yang mengatur suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang dilandasi dengan keahlian
khusus. Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Manajemen Kurikulum meiiputi organisasi kurikulum, struktur program
kurikulum dan kegiatan-kegiatan di dalamnya.
Organisasi kurikulum terdiri dari 3 macam penting yaitu separated subject, correlated
dan integrated. Sedangkan kegiatan-kegiatan manajemen kurikulum terbagi menjadi 3
bagian penting pula yakni Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, kegiatan yang
berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar mengajar dan kegiatan monitoring.
3.2 Saran
Karya yang tim Penyusun susun ini bukanlah karya yang sempurna tapi sesuatu yang
lahir dari kerja keras. Tentunya hasil kerja keras penulis bukan tanpa kekurangan. Maka
Penulis senantiasa mengharapkan masukan dan kritikan Bapak Dosen Pembimbing,
rekan-rekan pembaca, dan mudah-mudahan rekan-rekan semua dapat menggali terus
potensi yang kita miliki agar kita dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang “Pengelolaan Pendidikan” yang tentunya dengan izin Allah SWT. Mudahmudahan dengan terciptanya makalah ini, khususnya bagi penulis dan umumnya untuk
para pembaca bisa mengembangkan pengetahuan tentang Manajemen Kurikulum serta
termotivasi dan terdorong terutama dalam mengmbangkan kurikulum di hari yang akan
dating supaya lebih baik lagi.

MANAJEMEN KURIKULUM
Page 20

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN MESIN PENGHALUS KAYU ( THICKNESSING PLANER )

25 161 1

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12