BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Tentang Peran Serta Masyarakat Di SMP Negeri 26 Semarang

BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi
4.1.1 Profil SMP Negeri 26 Semarang
SMP Negeri 26 Semarang beralamat di Jl. Mpu
Sendok

II

kelurahan

Banyumanik
Sekolah

di

(NSS)

kota
SMP


Pudak

Payung

Semarang.
Negeri

26

Kecamatan

Nomor

Statistik

Semarang

201036304132 dan Nomor Induk Sekolah

adalah

(NIS)

200260 serta NPSN nya adalah 20328827. SMP Negeri
26

mempunyai

luas

lahan

rombongan belajarnya

13.300

m2,

jumlah

(rombel) 24 dan mempunyai


34 ruangan yang terdiri dari 24 ruang kelas dan 10
ruang lainnya.
SMP Negeri 26 bukanlah sekolah negeri yang
favorit di kecamatan Banyumanik tapi lebih merupakan
sekolah alternatif dari dua sekolah menengah negeri
lainnya

yang

Banyumanik.

juga

berada

Namun

di


lokasi

demikian

kecamatan

masih

banyak

peminatnya.
Tingkat penghasilan dari orang tua / wali siswa
yang bersekolah di SMP Negeri 26 Semarang adalah
sebagian besar menengah ke bawah, dimana pekerjaan
orang

tua

siswa


sebagian

besar

adalah

buruh

(bangunan, cuci, serabutan) dan yang lainnya adalah
karyawan

swasta

(pabrik,

penjaga

toko,

ojek),


terbanyak berikutnya adalah pegawai negeri sipil (PNS)
32

serta ada beberapa diantaranya TNI/POLRI karena
dekat dengan asrama Wiratama Kodam dan juga
asrama Polisi. Ada juga petani dan pedagang, serta
sebagian kecil tidak mempunyai pekerjaan yang tetap.
Berikut ini akan disajikan tabel data pekerjaan
orang tua / wali siswa di SMP Negeri 26 Semarang.
Tabel 4.1.1
Pekerjaan Orangtua / Wali siswa
No

Pekerjaan

Jumlah

Prosentase


189

31.39 %

1

PNS

2

TNI/POLRI

63

7.97 %

3

Petani


28

3.54 %

4

Swasta

196

24.81 %

5

Buruh

196

24.81 %


6

Pedagang

43

5.44 %

7

Lainnya

75

9.49 %

Jumlah
790
Sumber : Data Sekolah diolah


33

Tabel 4.1.2
Penghasilan orangtua / wali siswa
(gabungan kedua orangtua)
No

Penghasilan

Jumlah

Prosentase

1

Kurang dari Rp
500.000,-

252


31.89%

2

Antara Rp
500.000,- s.d Rp
1.000.000,-

232

29.37%

3

Antara Rp
1.000.000,- s.d
Rp 1.500.000,-

74

9.36%

4

Antara Rp
1.500.000,- s.d
Rp 2.000.000,-

63

7.97%

5

Lebih dari Rp
2.000.000,-

169

21.39%

Jumlah siswa

790

Sumber : Data Sekolah diolah

Dari
gabungan

data
dari

di

atas

orang

dapat
tua

dilihat

siswa

penghasilan

60%

memiliki

penghasilan di bawah satu juta rupiah per bulan.
Namun ada 21.39% yang berpenghasilan di atas dua
juta rupiah per bulan.

34

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 26 Semarang
Visi SMP Negeri 26 Semarang adalah : Unggul
dalam Prestasi Berbudi Pekerti Luhur yang Religius.
Sedangkan

yang

Melaksanakan

menjadi

Sholat

misinya

Dhuhur

adalah:(1)

berjamaah,Sholat

Jum’at, membaca Alqur’an, dan Persekutuan secara
rutin. (2) Meningkatkan stándar kualitas lulusan yang
Siap

berkompetisi.

meningkatkan

isi

(3)Mengembangkan

kurikulum.

(4)

dan

Meningkatkan

bimbingan dan layanan pembelajaran secara kreatif
dan inovatif. (5) Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia bagi pendidik dan tenaga kependidikan. (6)
Menyediakan dan mengembangkan fasilitas pendidikan
dan media pembelajaran yang efektif dan efisien. (7)
Meningkatkan mutu kelembagaan dan managemen
sekolah

yang

transparan

dan

akuntabel.

(8)

Meningkatkan kemampuan pengembangan pembiayaan
pendidikan

di

sekolah.

(9

)Melaksanakan

pengembangan sistem penilaian sesuai dengan Standar
Nasional

Pendidikan.

(10)

Mampu

menjaga

dan

memelihara kebersihan dan kebiasaan hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari.
Dan misi SMP Negeri 26 Semarang dijabarkan
dalam tujuan sekolah sebagai berikut; (1) mampu
menyelenggarakan sholat Dhuhur berjamaah, sholat
Jum’at, membaca Alqur’an, dan Persekutuan secara
rutin. (2) Mencapai persentase kelulusan 100 %. (3)
Terserapnya lulusan di sekolah yang berkualitas. (4)
Memperoleh

prestasi

dibidang

akademik.

(5)
35

Mempertahankan prestasi di bidang non akademik
pada beladiri dan atletik. (6) Memiliki kelengkapan
dokumen KTSP yang meliputi KD,SK,Silabus, RPP, dan
KKM. (7) Memiliki kelengkapan administrasi kesiswaan.
(8 )Guru mampu melaksanakan strategi pembelajaran
berbasis ICT. (9) Guru memenuhi kualifikasi dan
kompetensi

dalam

pembelajaran.

(10)

melaksanakan

Terpenuhinya

kegiatan

standar

minimal

kualifikasi pendidikan bagi pendidik (S1) dan tenaga
kependidikan

(D3).

(11)

Terpenuhinya

peralatan

laboratorium IPA dan Komputer. (12) Terpenuhinya
buku-buku pokok dan referensi untuk siswa dan guru
di perpustakaan. (13) Tersedianya ruang Multimedia
dengan kelengkapannya. (14) Terpenuhinya kebutuhan
jaringan internet yang lengkap ke sistem yang bisa
diakses oleh semua warga sekolah. (15) Terpenuhinya
lingkungan

sekolah

Tersusunnya
organisasi

yang

penataan

sekolah

dan

meliputi

7

K.

pengembangan
mekanisme

(16)

struktur

kerja.

(17)

Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan.
(18) Terselenggaranya Sistem Informasi Managemen
Sekolah. (19) Terciptanya pengawasan dan evaluasi
secara transparan dan akuntabel. (20) Memenuhi
pembiayaan

kebutuhan

sekolah

dari

pemerintah

maupun dari sumber lain. (21) Memenuhi kepemilikan
dokumen penilaian yang lengkap untuk semua mata
pelajaran sesuai dengan Stándar Nasional Pendidikan.
(22) Seluruh warga sekolah mampu menjaga dan
memelihara kebersihan dan keindahan sekolah serta
menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
36

4.2. Penyajian Data
4.2.1. Konteks

program peran serta masyarakat

(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang
Sejak

ditetapkannya

SK

Mendiknas

No.

044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah peran serta masyarakat di SMP Negeri 26
Semarang tidak langsung berubah dari BP3 menjadi
Komite Sekolah. Perubahan di SMP Negeri 26 Semarang
dari BP3 menjadi Komite Sekolah terjadi setelah
dikeluarkannya SK Kepala SMP Negeri 26 nomor
0622/177/2005.

Hal

itu

menunjukkan

bahwa

bagaimanapun juga peran serta masyarakat yang lebih
optimal diperlukan di SMP Negeri 26 Semarang.
Hal tersebut di atas diperkuat oleh Ibu Dra. Anny
Winarsih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 26
Semarang tentang perlunya peran serta masyarakat di
SMP Negeri 26Semarang ;
“ Ya perlu, peran serta masyarakat di SMP
Negeri 26 Semarang sangat diperlukan, karena
untuk mengetahui bagaimana proses maju atau
mundurnya sekolah tersebut. Dan peran serta
itu bermanfaat sebagai kontroling yang berupa
saran / kritik / masukan yang sangat
diperlukan sekolah.”
(Wawancara
tanggal 14 Januari 2015)

Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak
Henky Yulianto selaku salah satu guru yang ditunjuk
sebagai staff Pembantu Pimpinan di SMP Negeri 26
Semarang, yaitu ;

37

“ Ya perlu, SMP Negeri 26 sangat perlu adanya
peran serta dari masyarakat karena bisa
memberi masukan tentang kemajuan Sekolah,
dan mempunyai manfaat sebagai stake holder
yang bisa memberikan masukan, kritik dan
saran. “ (Wawancara tanggal 14 Januari 2015)

Demikian juga hal senada disampaikan oleh ibu
Sri Suyani selaku orang tua siswa yang menyatakan ;
“ Ya perlu, peran serta masyarakat masih sangat
diperlukan
karena
sebagai
cara
untuk
mengawasi kinerja sekolah dan juga kontrol dari
masyarakat, dan masyarakat bisa memberikan
masukan ke sekolah baik secara akademik
maupun
tentang
keadaan
lingkungan.”
(Wawancara 15 Januari 2015)

Pak Rudi Marwanto selaku salah satu guru di SMP
Negeri 26 juga memberikan pendapat saat wawancara
tanggal ;
“ Ya perlu, perlu peran serta masyarakat di
sekolah,
kerena
tanpa
dukungan
dari
masyarakat maka sekolah tidak akan bisa
mengontrol dan menjadi sekolah yang memiliki
mutu yang baik sebab tidak ada yang mengontrol
dan memberikan masukan yang berguna bagi
SMP Negeri 26 Semarang.”
(Wawancara 15
Januari 2015)

Dari

keempat

pernyataan

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa peran serta masyarakat sangat
diperlukan di SMP Negeri 26 Semarang, karena untuk
mengetahui proses maju mundurnya sekolah dan
merupakan

stakeholders

yang

sangat

dibutuhkan

sebagai controling.
Selain dari perlunya peran serta masyarakat juga
perlu adanya Komite Sekolah diungkapkan oleh Ibu
38

Dra. Anny Winarsih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP
Negeri 26 Semarang;
“ Ya perlu, perlu adanya Komite Sekolah, karena
Komite Sekolah sebagai mitra dalam kemajuan
dan mendampingi Kepala Sekolah sertaDewan
Guru. Manfaat dari Komite Sekolah memberi
masukan kepada pihak sekolah apabila sekolah
akan melaksanakan program-program sekolah. “
(Wawancara 14 Januri 2015)

Hal itu juga disampaikan oleh bapak Henky
Yulianto selaku salah satu guru yang ditunjuk sebagai
staff Pembantu Pimpinan di SMP Negeri 26 Semarang,
yaitu ;
“Ya perlu, Komite Sekolah diperlukan perannya
sebagai perwakilan orang tua siswa. Manfaat dari
Komite Sekolah bisa memberi dukungan , kritik
dan saran tentang kemajuan sekolah, baik
masalah
kurikulum,
sarana
prasarana,
keuangan dan lain-lain.” (Wawancara 14 Januari
2015)

Demikian juga ibu Sri Suyani selaku orang tua
siswa yang menyatakan ;
“ Ya sangat perlu, adanya Komite Sekolah yang
bermanfaat untuk jembatan atau penghubung
antara orang tua dengan sekolah serta
memberikan andil sebagai pengawas tentang apa
saja yang diperlukan dalam program-program
sekolah.” (Wawancara 15 Januari 2015)

Pak Rudi Marwanto selaku salah satu guru di SMP
Negeri 26 juga memberikan pendapat tentang perlunya
Komite Sekolah saat ;
“ Ya perlu, Komite Sekolah diperlukan di SMP
Negeri 26 Semarang apalagi ada Surat Keputusan
Mendiknas RI Nomor 044 / U / 2002 tentang
Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite
39

Sekolah yang bertujuan untuk mewadahi dan
menyalurkan aspirasi masyakat juga sebagai
mediator pada lingkungan sekolah.” (wawancara
tanggal 15 Januari 2015)

Keempat pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa Komite sekolah sangat diperlukan di SMP Negeri
26 Semarang, hal ini dikarenakan Komite Sekolah
sangat berperan sebagai pemberi masukan (advisor)
kepada

SMP

Negeri

26

Semarang

apabila

akan

melaksanakan program-programnya . Komite Sekolah
dapat juga memberikan

dukungan (suporting) kritik

dan saran tentang kemajuan SMPNegeri 26 Semarang.
Komite Sekolah juga bisa memberikan andil sebagai
pengawas (controling) tentang apa saja yang diperlukan
dalam program-program Sekolah.

Selain itu Komite

Sekolah juga bisa sebagai penghubung atau jembatan
(mediator) dari pihak orang tua murid menuju SMP
Negeri 26 atau sebaliknya.

4.2.2.

Input

program

peran

serta

masyrakat

(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang

Terkait dengan sangat diperlukannya peran serta
masyarakatdalam menunjang proses pembelajaran dan
peningkatan mutu sekolah, maka SMP Negeri 26
Semarang membentuk Komite Sekolah.
Pembentukan Komite Sekolah di SMP Negeri 26
Semarang di dasarkan dari tiga surat keputusan,
diantaranya (1) Surat Keputusan Mendiknas, nomor
044/ U / 2002 Tentang Dewan Pendidikan dan Komite
40

Sekolah

(2)

Surat

Keputusan

055/U/2002,

tanggal

Pembentukan

Komite

2

Mendiknas,

April

Sekolah

2002

(3)

nomor
tentang

Kepala

Dinas

Pendidikan Kota Semarang, nomor: 420/8607, tanggal
23

Oktober

2002,

tentang

Pembentukan

Komite

Sekolah dimana ke tiga surat keputusan tersebut
menyebutkan tentang perlunya pembentukan Komite
Sekolah.
Hal

tersebut

beralasan

karena

pada

Surat

Keputusan Kepala SMP Negeri 26 Semarang nomor 062
/ 177 / 2005 tentang kepengurusan Komite Sekolah
periode 2005-2008 ke tiga surat keputusan tersebut
menjadi

bagian

dari

dasar

terbentuknya

Komite

Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang.
Pembentukan Komite Sekolah di SMP Negeri 26
Semarang

berlangsung

pengurusnya
menempatkan

juga

tidak

begitu

saja,

dipilih

ulang

orang-orang

yang

pengurustapi

dulunya

tetap
sudah

menjadi pengurus BP3. Jadi bisa disampaikan hanya
berubah nama dari BP3 menjadi Komite Sekolah.
Hal itu sesuai dengan penegasan dari bapak Jarot:
“ Proses pembentukan Komite Sekolah di SMP
Negeri 26 Semarang berlangsung begitu saja
tidak
melalui
tahapan-tahapan
seperti
pemilihan pengurus suatu organisasi. Itu karena
ada himbauan dari Dinas pendidikan Kota
Semarang sehingga dikeluarkan SK Kepala
Sekolah nomor 062/177/2005
“(wawancara
tanggal 17 Januari 2015)

Namun proses pembentukan Komite Sekolah di
SMP Negeri 26 Semarang tidak seperti yang seharusnya
dengan pemilihan dan menyiapkan tahapan-tahapan
41

yang seharusnya seperti pemilihan pengurus pada
suatu organisasi. Pembentukan Komite Sekolah di SMP
Negeri

26

Semarang

hanya

dilakukan

dengan

mengubah nama dari BP3 menjadi Komite Sekolah.
Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang tidak
memiliki

sarana

prasarana

baik

berupa

gruang

pertemuan ataupun kantor. Untuk melakukan kegiatan
rapat pengurus Komite Sekolah masih menggunakan
atau meminjam ruang kepala sekolah, sedangkan
apabila mengadakan rapat pleno masih menggunakan
halaman depan sekolah yang digabung dengan teras
depan sekolah.
Hal ini ditegaskan dari hasil wawancara dengan
bapak Jarot:
“....Komite Sekolah di SMP Negri 26 Semarang
tidak
mempunyai
gedung
atau
ruangan
tersendiri, sehingga jika mengadakan rapat
pengurus Komite masih meminjam ruangan
kepala Sekolah dan jika mengadakan rapat pleno
sekolah kita memasang tenda di halam depan
sekolah yan digabungkan dengan teras depan
sekolah. Selain itu kami juga masih menyewa
alat-alat sound system....” (wawancara tanggal 17
Januari 2015)
Pernyataan tersebut dipertegas oleh bapak Wiedaryanto
yang menyatakan:
“... karena kami tidak mempunyai gedung atau
kantor khusus Komite Sekolah, maka kami
kalau mengadakan rapat pengurus meminjam
ruangan kepala sekolah atau di ruang kelas.
Begitu juga apabila kami mau mengadakan rapat
pleno, maka kami meminjam tenda yang dipasang
di halaman depan sekolah disambung dengan
teras depan sekolah...” (wawancara tanggal 18
Januari 2015)
42

Komite Sekolah juga

tidak mempunyai program

khusus Komite Sekolah. Program yang ada masih
melaksanakan program yang dibuat oleh sekolah. Hal
tersebut bisa dilihat notulen rapat tanggal 5 Nopember
2010

yang

pengurus

agenda

Komite

sosialisasi

acaranya

silaturahmi

program

sekolah

menyatakan
dan

rapat

memperiapkan

tentang

visi,

misi,

akreditasi sekolah, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria
kelulusan. Selain itu juga menyinggung sedikit tentang
permintaan dari sekolah untuk merehab kamar mandi
siswa.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengurus Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang
hanya melanjutkan kepengurusan BP3 dan Komite
Sekolah juga tidak memiliki program khusus. Selain itu
Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang juga tidak
mempunyai sarana prasana.
4.2.3.

Proses pelaksanaan peran serta masyarakat

(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang
Proses

pelaksanaan

masyarakat

program

peran

serta

(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26

Semarang merupakan salah satu tahapan yang sangat
penting. Proses pelaksanaan program peran serta
mayarakat
perannya

(Komite
sebagai

Sekolah)
pemberi

yang

sesuai

masukan,

dengan

pendukung,

pengawas dan juga sebagai mediator pada programprogram sekolah . Untuk membantu pelaksanaan
program sekolah dalam peningkatan mutu sekolah,
43

maka perta masyarakat dalam hal ini Komite Sekolah
mengadakan kegiatan-kegiatan yang kami teliti selama
lima tahun terakhir dari tahun 2010.
Seperti yang disampaikan oleh bapak Wiedaryanto
sebagai Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 26Semarang
yang menyatakan:
“ Sebagai pengurus Komite Sekolah kami juga
selalu aktif mengadakan pertemuan baik
pertemuan pengurus maupun pleno. Karena
kami harus selalu berperan untuk memberikan
masukan, dukungan, dan juga mengawasi
jalannya program sekolah. Kami juga harus
menjadi mediator yang bisa menghubungkan
antara orang tua siswa dan Sekolah.” (wawancara
tanggal 18 Januari 2015)

Hal ini diperkuat oleh pernyataan bapak ST.Jarot
Eko Darsono selaku sekretaris Komite Sekolah di SMP
Negeri 26 Semarang sebagai berikut:
“ Pengurus Komite Sekolah pada tanggal 5
Nopember 2010 mengadakan pertemuan pada
pukul 15.00 WIB dengan acara sosialisasi Program
Kerja Sekolah yang dihadiri oleh 9 (sembilan )
orang pengurus dari 11 pengurus. Untuk acara
detil dan apa saja rencana yang akan dilakukan
oleh Komite Sekolah bisa melihat Notulen yang
ada. Karena sesuai dengan peran dan fungsi kami
sebagai badan yang harus selalu mendukung,
memberikan masukan juga mengawasi jalannya
program-program sekolah dan kami juga harus
bisa menjadi mediator yang baik.” (Wawancara
tanggal 17 Januari 2015).
Kedua pernyataan tersebut diatas dibuktikan dalam
notula rapat Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang
tanggal 5 Nopember 2010 yang berisikan:

44

“...laporan dari pihak sekolah kepada Komite
Sekolah
dalam
rangka
peningkatan
mutu,
mempersiapkan kegiatan rapat pleno orang tua
siswa yang akan membahas sosialisasi tentang
KKM, visi dan misi sekolah, akreditasi sekolah,
kriteria kenaikan sekolah, serta kriteria kelulusan.”
Ada pandangan dari masyarakat bahwa peran dan
fungsi dari Komite Sekolah dan BP3 adalah sama, tetapi
sebenarnya adalah berbeda. Hal tersebut disampaikan oleh
bapak Y. Subagio sebagai bendahara Komite Sekolah SMP
Negeri 26 Semarang yang mengemukakan:
“ Komite Sekolah berbeda dengan BP3, kalau BP3
mempunyai peran dan tanggung jawab yang
berhubungan
dengan
dana
yang
sangat
dibutuhkan oleh sekolah untuk membantu
penyelenggaraan pendidikan walaupun dahulu
sudah ada dana dari pemerintah namun hal itu
tidak mencukupi. Sedangkan Komite Sekolah
peran dan fungsinya tidak berhubungan dengan
keuangan
karena
sekarang
untuk
dana
penyelenggaraan sekolah sudah ada bantuan dari
BOS dan dana pendampingan BOS (Bantuan
Operasional Siswa ) peran dari Komite Sekolah
sebagai pendukung, pemberi masukan, pengawas
dan mediasi dari orang tua siswa dengan pihak
sekolah .” (wawancara tanggal 18 Januari 2015)
Kenyataan tersebut dapat dilihat dari buku notula
rapat pengurus Komite Sekolah pada hari Selasa tanggal 6
Nopember 2012 yang dapat disimpulkan bahwa tahun 2013
BOS sebagai sumber dana dari pemerintah sudah on-line.
Sekolah akan mengadakan kegiatan rapat pleno pada pukul
09.00 WIB sampai 15.00 WIB dengan cara bertahap untuk
menyampaikan

program sekolah tentang langkah-langkah

peningkatan mutu sekolah yang akan dilaksanakan di SMP
Negeri 26 dan memperkenalkan personil-personil pembantu
pimpinan kepada orang tua siswa kelas VII. Selain itu
45

pengurus

Komite

mensosialisasikan

Sekolah

diminta

tentang

KKM

untuk

membantu

(Kriteria

Ketuntasan

Minimal), dan revisi Visi / Misi sekolah, kriteria kenaikan
kelas dan kriteria kelulusan.

4.3.

Pembahasan

4.3.1 Konteks

program peran serta masyarakat

(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang
Menurut Hamid (2000), salah satu pilar MBS
adalah Peran Serta Masyarakat (PSM). Peran serta
masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota
masyarakat

dalam

memecahkan

permasalahan

permasalahan masyarakat tersebut.
Dahulu sebelum ada dan dibentuk wadah yang
bernama Komite Sekolah peran serta masyarakat di
sekolah

disebut

dengan

BP3

(Badan

Pembantu

Penyelenggara Pendidikan). Peran dan fungsi dari BP3
adalah

suatu

badan

yang

membantu

menyelenggarakan pendidikan terutama pada bagian
financial. Sehingga untuk membantu maju mundurnya
penyelenggaraan sekolah yang berhubugan dengan
keuangan bergantung dengan kiprah dari BP3.
Saat ini Komite Sekolah menurut Anggaran Dasar
Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang pada pasal 7
berfungsi sebagai:
1. Mendorong tumbuh kembangkan perhatian dan
komitmen

masyarakat

terhadap

penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu.
2. Melakukan

kerja

sama

(perorangan/organisasi),

dengan

masyarakat

Pemerintah

dalam

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
46

3. Menampung
tuntutan

dan

dan

,

menganalisa
tuntutan

aspirasi,

berbagai

ide,

kebutuhan

pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
4. memberikan

masukan

rekomendasi

kepada

pertimbangan

Dinas

Pendidikan/

dan
Kepala

Kantor Departemen Agama Kota Semarang mengenai:
a.

Kebijakan dan program pendidikan

b.

Kreteria

kinerja

daerah

dalam

bidang

pendidikan
c.

Kriteria kinerja kependidikan, khususnya
guru / Tutor dan Kepala Satuan Pendidikan.

d.

Kriteria fasilitas pendidikan, dan

e.

Hal-hal

lain

yang

terkait

dengan

pendidikan.
5.

Mendorong

orang

tua

peserta

didik

dan

masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung

peningkatan

mutu

dan

pemerataan

pendidikan.
6.

Melakukan evaluasi dan pengawaan terhadap
kebijakan, program penyelenggaraan dan keluaran
yang dilaksanakan di sekolah.
Sedangkan

menurut

Anggaran

Dasar

Komite

Sekolah SMP Negeri 26 Semarang pasal 8 peranan dari
Komite Sekolah adalah :
1. Menberikan pertimbagan dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di sekolah.
1.

Membuat
pendidikan,

dukungan
baik

yang

penyelenggaraan
berwujud

financial,

pemikiran maupun tenga.

47

2.

Melakukan

pengawasan

dalam

rangka

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
dan keluaran pendidikan.
3.

Menjadi penghubung antara diketahui bahwa
peran serta masyrakat dan Komite Sekolah sekolah
dengan berbagai kalangan.
Terkait dengan hal di atas dapat diketahui bahwa
sangat

peran serta masyrakat dan Komite Sekolah
diperlukan

di

SMP

Negeri

26

Semarang

yang

bermanfaat untuk memberikan masukan, kritik dan
saran serta sebagai stake holder yang mengontrol
untuk kemajuan sekolah juga sebagai mediator antara
orang tua siswa dan sekolah.
Hal tersebut di atas sama dengan hasil penelitian
dari

Rufaidah,

(2011)

dalam

penelitiannya

yang

berjudul “Implementasi Peranan Komite Sekolah dalam
pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah
Dasar

Standar

menyatakan

Nasional

adanya

Kecamatan

fenomena

Lumajang

keberadaan



komite

sekolah yang diharapkan mampu berperan aktif dan
strategis

dalam

pelaksanaan

Manajemen

Berbasis

Sekolah di Sekolah Dasar Standar Nasional Kecamatan
Lumajang dan adanya kesenjangan yang terjadi didunia
pendidikan serta lahirnya Undang Undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
selanjutnya disempurnakan dengan lahirnya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010
Bab XIV pasal 186 tentang penyelenggaraan pendidikan
diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan
yang terjadi.
48

4.3.2.

Input

program

peran

serta

masyrakat

( Komite Sekolah ) di SMP Negeri 26 Semarang
Komite sekolah bertujuan untuk mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat di
lingkungan sekolah khususnya dan masyarakat pada
umumnya, meningkatkan tanggung jawab dan peran
serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat, serta
menciptakan

suasana

dan

kondisi

transparan,

akuntabel dan demokratis (Anggaran Dasar Komite
Sekolah SMP Negeri 26), maka kiprahnya dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat diperlukan.
Untuk

bisa

melaksanakan

tugas

dan

tanggung

jawabnya maka komite sekolah membutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai.
Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang sangat
diperlukan

keberadaannya,

namun

dalam

melaksanakan peran dan fungsinya di sekolah tidak di
dukung dengan sarana prasana yang dibutuhkan.
Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dapat
diketahui bahwa Komite Sekolah di SMP Negeri 26
tidak memiliki ruangan atau kantor tersendiri yang
dapat

digunakan

kegiatan

para

untuk

pengurus

melaksanakan
Komite

kegiatan-

Sekolah

maupun

anggota-anggota Komite yang lainnya.
Selain itu sarana dan prasarana lain juga tidak
dimiliki

oleh

Komite

Sekolah

di

SMP

Negeri

26

Semarang.
49

Dilihat

dari

notula

rapat

pengurus

Komite

Sekolah SMP Negeri 26 Semarang hari Jumat tanggal 5
Nopember 2010 di dalam susunan acara ada laporan
program, namun yang di laporkan bukan program
khusus Komite tetapi program sekolah yang harus
disosialisasikan kepada orang tua siswa.

Dari hasil

wawancara dari beberapa orang nara sumber yang
merupakan orang tua, guru dan pengurus Komite
Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang juga diketahui
bahwa Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang tidak
memiliki program khusus tentang Komite Sekolah.
4.3.3. Proses pelaksanaan peran serta masyarakat
(Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang
Fungsi Komite Sekolah menurut Sapari (2000) ada
empat yaitu : (1)Sebagai lembaga pertimbangan Komite
Sekolah memberikan pertimbangan, masukan, dan
rekomendasi

mengenai

kebijakan

dan

program

pendidikan, Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja
Sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan pendidikan,
kriteria tenaga pendidikan, kriteria fasilitas pendidikan
dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
(2)Sebagai

lembaga

mendorong

pendukung,

tumbuhnya

perhatian

Komite
dan

Sekolah
komitmen

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
aspirasi,

Kemudian
ide,

menampung

tuntutan,

dan

danmenganalisa

berbagai

kebutuhan

pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. (3)Sebagai
lembaga

pengontrol,

Komite

Sekolah

melakukan

evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
50

penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.

(4)Sebagai

lembaga

mediator,

Komite

Sekolah mendorong orang tua siswa dan masyarakat
untuk

berpartisipasi

mendukung

dalam

peningkatan

pendidikan

mutu

guna

pendidikan

dan

pemerataan pendidikan. Menggalang dana masyarakat
dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan.
Komite SMP Negeri 26 Semarang melaksanakan
fungsinya

yang

pertimbangan

pertama,

yakni

sebagai

Komite

Sekolah

lembaga

memberikan

pertimbangan, masukan, dan rekomendasi mengenai
kebijakan dan program pendidikan, Rencana Anggaran
Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS), kriteria
kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga pendidikan,
kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang
terkait

dengan

pendidikan

dengan

cara

selalu

memberikan saran dan masukan kepada sekolah
tentang program sekolah yang sudah direncanakan
pada saat acara pertemuan pengurus Komite dengan
Kepala Sekolah dan perwakilan bapak ibu guru yang
telah ditunjuk.
Komite
fungsinya

SMP
yang

Negeri
kedua,

26

juga

yakni

melaksanakan

sebagai

lembaga

pendukung (supporting agency), baik yang berwujud
finansial,

pemikiran,

maupun

tenaga

dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal
tersebut dapat dlihat dari hasil notula rapat dimana
ada

laporan

dari

pengurus

Komite

bidang

pembangunan pada hari Rabu tanggal 1 Juni 2011
51

yang melaporkan hasil sumbangan dana dari orang tua
siswa untuk pembuatan 15 kamar mandi siswa.
Pada fungsinya yang ketiga, yaitu sebagai lembaga
pengontrol

(controlling

agency)

dalam

rangka

ransparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
keluaran pendidikan di satuan pendidikan Komite SMP
Negeri 26 Semarang belum sepenuhnya dilaksanakan.
Hal tersebut tidak ada data yang menyebutkan bahwa
Komite SMP Negeri 26 berperan menyeluruh dalam
mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana kegiatan
sekolah, Komite hanya mengontrol keuangan atau dana
yang didapat langsung dari orang tua siswa saja.
Untuk fungsinya yang keempat, yaitu sebagai
lembaga mediator, Komite Sekolah mendorong orang
tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pendidikan

guna

mendukung

peningkatan

mutu

pendidikan dan pemerataan pendidikan. Menggalang
dana

masyarakat

penyelenggaraan

dalam

pendidikan

rangka
di

satuan

pembiayaan
pendidikan

sudah dilaksanakan oleh Komite SMP Negeri 26
Semarang pada saat akan menambah kamar mandi
siswa seperti yang terlihat pada notula rapat pengurus
Komite SMP Negeri 26 Semarang pada hari Jumat
tanggal

5

Nopember

2010

yang

mengagendakan

penggalangan dana pada rapat Pleno hari Sabtu tanggal
6 Nopember 2010 dengan rencana iuran orang tua
siswa kelas 7 Rp. 150.000,00 kelas 8 Rp. 125.000,00
dan kelas 9 Rp. 100.000,00 per siswa.
Sejak

lima

tahun

terakhir

program

yang

dilaksanakan adalah program kerja SMP Negeri 26
52

Semarang,

bukan

program

khusus

dari

Komite

Sekolah. Hal itu terjadi karena Komite Sekolah tidak
memiliki program khusus.
Komite

Sekolah

hanya

mengadakan

rapat

pengurus jika akan ada sosialisasi dari sekolah tentang
program KKM, penyampaian visi misi sekolah, kriteria
kenaikan kelas, kriteria kelulusan, atau akan ada
akreditasi sekolah.
Penelitian

tetang

Komite

Sekolah

yang

pernah

dilaksanakan oleh Utami, (2012) dengan judul Peran
Komite Sekolah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan di
SMA N 1 Temon, dan hasil yang diperoleh hampir sama
dengan Komite Sekolah SMP Negeri 26 Semarang, yaitu
1)

Sebagai

badan

pertimbangan:

memberikan

pertimbangan terhadap: penyusunan RKAS bersama
dengan

sekolah,

tenaga

pendidik

yang

dapat

diperbantukan, bantuan sarana dan prasarana serta
anggaran

sekolah,

tetapi

komite

memberikan

pertimbangan

pembelajaran.

Proses

sepenuhnya

terhadap

sekolah

terhadap

pembelajaran
guru.

2)

belum
proses

diserahkan

Sebagai

badan

pendukung meliputi: memantau sarana dan prasarana
sekolah melalui laporan kepala sekolah pada saat
rapat, namun komite sekolah tidak memantau tenaga
pendidikan di sekolah dan dalam hal dana masih
berasal dari bantuan orang tua siswa melalui iuran
komite

sekolah.

Komite

sekolah

belum

berhasil

mendapatkan dana dari masyarakat sekitar seperti dari
dunia usaha atau dunia industri. 3) Sebagai badan
pengontrol meliputi: memantau organisasi sekolah
53

melalui laporan dari kepala sekolah pada saat rapat,
memantau

anggaran

pendidikan

yang

dilakukan

selama 3 kali dalam setahun (awal tahun untuk
memantau perencanaan anggaran, pertengahan tahun
untuk memantau jumlah anggaran yang masuk dan
yang telah digunakan, dan akhir tahun untuk evaluasi
anggaran sekolah) dan memantau output pendidikan
melalui jumlah angka partisipasi siswa, angka bertahan
siswa dan hasil ujian sekolah. 4) Sebagai badan
penghubung meliputi: menghubungkan sekolah dengan
masyarakat

dan

lembaga

lain,

menyosialisasikan

program sekolah kepada orang tua siswa melalui rapat
sekolah dan surat edaran, dan menampung pengaduan
dan aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada
sekolah sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan
dalam penyusunan program sekolah.

54

55