PRODUKSI BRIKET RAMAH LINGKUNGAN BERBAHA
Science Project OSN PERTAMINA 2013
PRODUKSI BRIKET RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN
DASAR LIMBAH SAGU SKALA INDUSTRI
RUMAH TANGGA
Nama Peserta Tim:
1. M. Zia Zul Haq
(Ketua)
2. Dale Akbar Yogaswara (Anggota)
3. Muhammad Yusuf
(Anggota)
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Proposal
: Produksi Briket Ramah Lingkungan Berbahan Dasar
Limbah Sagu Skala Industri Rumah Tangga
2. Nama Ketua Tim
: M. Zia Zul Haq
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Program Studi
: Biologi
5. Fakultas
: MIPA
6. Universitas
: Universitas Lambung Mangkurat
7. Alamat Rumah
: Komplek Griya Jati Permai Jalan Permata III No F7,
Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan
8. Alamat email
: [email protected]
9. Telepon seluler/HP
: 085249313151
Banjarbaru, 08 Oktober 2013
Mengetahui
Dosen Pembimbing,
Ketua Tim,
(Dindin H. Mursyidin, S.Si., M.Sc)
NIP 19790729 200501 1 003
(M. Zia Zul Haq)
NIM J1C109041/2009
Menyetujui
Pembantu Dekan III,
(Noer Komari, S.Si., M.Kes)
NIP. 19671010 199502 1 002
PERNYATAAN PENGUSUL
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: M. Zia Zul Haq
Tempat/Tanggal Lahir : Pagatan, 21 Juni 1990
NIM
: J1C109041/2009
Fakultas/ Universitas : MIPA/Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah
: Komplek Griya Jati Permai Jalan Permata III No F7,
Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan
dengan ini menyatakan bahwa
1. Proposal Science project yang diusulkan ini belum pernah dikerjakan dan atau
sedang dilaksanakan dengan sponsor/biaya dari lembaga lain,
2. Proposal Science project ini belum pernah diikut sertakan dalam lomba ilmiah
tingkat nasional/internasional sebelumnya,
3. Proposal Science project ini tidak mengandung unsur plagiat.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun untuk keperluan pengajuan Proposal Science project OSN
PERTAMINA 2013.
Dibuat di
: Banjarbaru
Pada tanggal : 08 Oktober 2013
Mengetahui,
Yang Membuat Pernyataan
Pembantu Dekan III,
Noer Komari, S.Si., M.Kes.
NIP.19671010 199502 1 002
M. Zia Zul Haq
NIM. J1C109041/2009
PRODUKSI BRIKET RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR
LIMBAH SAGU SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA
ABSTRAK
Limbah sagu merupakan bahan baku biomassa yang sangat potensial
untuk dijadikan sumber energi alternatif, salah satunya adalah briket biomassa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu yang melimpah di
Kalimantan Selatan untuk dijadikan briket ramah lingkungan, dan memproduksi
briket biomassa dari limbah tersebut yang memiliki standar komersial, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan keuntungan secara
ekonomi. Kegiatan dilakukan secara langsung dengan memanfaatkan limbah sagu
dari hasil proses produksi pengolahan pati sagu di Kecamatan Sungai Tabuk,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pembuatan briket limbah sagu dilakukan
menggunakan alat pengempa sederhana dan bahan baku perekat yang ada di
sekitar masyarakat pengolah pati sagu. Briket yang dihasilkan kemudian diuji
kualitasnya di Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan
(Baristanindag), Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dengan parameter uji meliputi
nilai kalor (kJ/Kg), kerapatan (gram/cm3), kekerasan (mm/detik/gram), dan
ketahanan beban (kg/cm2). Hasil kegiatan ini diharapkan dihasilkan briket limbah
sagu yang ramah lingkungan dan memiliki standar komersial sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat lokal maupun bahan bakar industri. Kegiatan ini
diharapkan pula dapat mengurangi dan meningkatkan standar kesehatan
masyarakat pengolah pati sagu di Kalimantan Selatan, karena selama ini limbah
tersebut tidak optimal dimanfaatkan masyarakat dan cenderung menimbulkan
permasalahan lingkungan dan kesehatan.
Kata kunci : Limbah sagu; Briket ramah lingkungan; Alat pengempa sederhana.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sumber energi fosil yang mahal dan cadangannya yang semakin menipis
mendorong dilakukannya eksplorasi terhadap berbagai sumber energi alternatif,
baru dan terbarukan, serta ramah terhadap lingkungan. Limbah sagu merupakan
salah satu jenis limbah biomassa yang dapat dijadikan sumber energi baru
(alternatif) tersebut. Menurut Djoefrie (2003), limbah sagu yang dihasilkan dari
proses pengolahan sagu, baik berupa kulit batang dan ampas diperkirakan
mencapai volume 72%. Oleh karena itu, jika diasumsikan bahwa dari satu hektar
lahan sagu diperoleh pati sagu sebanyak 30-60 ton, maka limbah sagu yang
dihasilkan mampu mencapai 154 ton (Djoefrie, 2003). Disamping itu, potensi
limbah sagu sebagai bahan baku (sumber) energi alternatif/baru di Indonesia
sangatlah besar. Flach (1997), melaporkan bahwa dari sekitar 2,47 juta hektar
lahan sagu yang ada di dunia, sekitar 1,4 juta hektarnya terdapat di Indonesia.
Oleh karena itu, jika diasumsikan pula bahwa dari 1,4 juta hektar lahan sagu
tersebut merupakan lahan produktif (mampu menghasilkan pati sagu), maka
potensi limbah sagu yang dihasilkan mampu mencapai 215,6 juta ton.
Namun demikian, sebagian besar limbah sagu yang dihasilkan dari proses
pengolahan pati sagu sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat, bahkan cenderung untuk langsung dibuang begitu saja ke lingkungan.
Padahal menurut beberapa laporan, limbah sagu sangat berpotensi untuk
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan secara umum
(Djoefrie, 1999). Dengan demikian, pemanfaatan atau pengolahan limbah sagu
menjadi sumber energi alternatif merupakan kegiatan yang sangat menarik dan
penting dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu hasil
pengolahan pati sagu oleh masyarakat petani di Kecamatan Sungai Tabuk,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menjadi briket ramah lingkungan, dan
menguji kualitasnya sehingga memiliki standar secara komersial. Oleh karena itu,
hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar masyarakat,
terutama dalam upaya diversifikasi sumber energi yang berkelanjutan dan
terciptanya lingkungan yang lebih sehat/bersih, serta peningkatan ekonomi
masyarakat.
Perumusan Masalah
Pembuatan briket ramah lingkungan dari limbah sagu yang dihasilkan
masyarakat petani sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu kegiatan pembuatan briket tersebut sangat
menarik dan penting untuk dilakukan. Namun demikian, berdasarkan latar
belakang tersebut timbul beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah limbah sagu yang dihasilkan masyarakat petani sagu di
Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan dapat diubah menjadi briket
ramah lingkungan?
2.
Bagaimana kualitas briket yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah
sagu tersebut?
Tujuan Penelitian
Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu yang dihasilkan
dari sisa pengolahan pati sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan, menjadi briket ramah lingkungan, dan menguji kualitasnya
sehingga memiliki standar secara komersial.
Manfaat dan Keutamaan Penelitian
Kegiatan ini akan sangat berguna:
1.
Sebagai wahana yang efektif bagi terbentuknya mahasiswa yang kreatif
dan berkarakter pemimpin untuk peduli terhadap permasalahan lingkungan
dan sosial yang terjadi di sekitarnya dan berperan aktif dalam upaya
pemecahan berbagai problem tersebut.
2.
Sebagai wahana yang efisien bagi mahasiswa dalam upaya pengembangan
iptek terutama pembuatan briket dari limbah sagu.
3.
Sebagai pendorong terciptanya jiwa wirausaha (enterpreunership)
mahasiswa untuk memproduksi briket ramah lingkungan dari limbah sagu
yang memiliki standar komersial.
4.
Transfer ilmu dan alih teknologi pembuatan briket dari limbah sagu bagi
masyarakat, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan teknologi yang
memadai untuk mengolah limbah sagu yang dihasilkan dan mendapatkan nilai
tambah secara ekonomi dari kegiatan tersebut.
Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1.
Produk briket ramah lingkugan dari limbah sagu yang memiliki kualitas
standar komersial.
2.
Teknologi tepat guna pembuatan dan produksi briket dari limbah sagu bagi
masyarakat petani pengolah sagu di Indonesia.
3.
Publikasi ilmiah.
Hipotesa
Limbah sagu dapat dikonversi menjadi briket ramah lingkungan dan
memiliki standar secara komersial.
KAJIAN PUSTAKA
Sagu (Metroxylon sagu Roxb.) dan Potensi Limbah yang Dihasilkannya
Sagu (secara umum) merupakan tanaman tahunan yang dapat menghasilkan
karbohidrat dalam jumlah besar (Anonim, 2000; McClatcheyet al., 2006).
Menurut Awg-Adeni et al. (2010),bahwa dalam tepung sagu terkandung amilosa
sebesar 27% dan amilopektin 73%. Flach (1997), bahkan melaporkan bahwa
dalam pati sagu terkandung karbohidrat hingga 85,90%, lebih tinggi dibandingkan
beras (80,40%), jagung (71,70%), ubi kayu (23,70%), dan kentang (23,70%).
Disamping itu, tanaman sagu memiliki produktivitas yang tinggi pula, yaitu
mencapai 25 ton pati kering/ha/tahun. Produktivitas ini setara dengan tebu, namun
lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu dan kentang dengan produktivitas pati
kering 10-15 t/ha/tahun. Oleh karena itu, tanaman ini sangat prospektif untuk
dikembangkan.
Di Indonesia, luas areal tanaman sagu diperkirakan mencapai 1,128 juta ha
atau 51,3% dari luas areal sagu dunia (Dirjen Bina Produksi Pertanian, 2003).
Flach (1997), memperkirakan bahwa dari sekitar 2,47 juta hektar lahan sagu yang
ada di dunia, sekitar 1,4 juta hektarnya terdapat di Indonesia, terutama di wilayah
Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun demikian, meskipun Indonesia
memiliki luas lahan sagu dan potensinya yang besar, namun sebagian besar
masyarakatnya belum memanfaatkan tanaman tersebut secara optimal. Disamping
itu, limbah sagu yang merupakan produk samping dari pengolahan pati sagu juga
belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal menurut Djoefrie (2003), limbah
sagu yang dihasilkan dari proses pengolahan sagu, baik berupa kulit batang dan
ampasnya diperkirakan mencapai 72%. Oleh karena itu jika diasumsikan bahwa
dari satu hektar lahan sagu diperoleh pati sagu sebanyak 30-60 ton, maka limbah
sagu yang dihasilkan mampu mencapai 154 ton (Djoefrie, 2003).
Pemanfaatan Limbah Sagu menjadi Produk yang Berguna
Sebenarnya, limbah sagu dari hasil samping pengolahan pati memiliki
potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang bernilai
ekonomis tinggi, diantaranya briket ramah lingkungan. Menurut Agustina &
Mawarni (2009), briket merupakan salah satu produk biomassa atau sumber
energi alternatif yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk energi
lain. Selain mudah dan murah, sumber energi baru ini pun relatif ramah terhadap
lingkungan. Namun demikian, kegiatan tersebut juga belum optimal dilakukan.
Sebagai contoh, limbah sagu dari hasil pengolahan petani sagu di Kecamatan
Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan, yang volumenya relatif besar (Dinas
Perkebunan Kalimantan Selatan, 2011) justru langsung dibuang begitu saja ke
lingkungan sungai dimana mereka beraktivitas. Padahal menurut Djoefrie (1999),
limbah sagu yang dihasilkan dari proses pengolahan tepung sagu mempunyai
potensi besar untuk mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, pemanfaatan limbah sagu yang dihasilkan masyarakat
petani sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan, menjadi briket
biomassa merupakan kegiatan yang sangat menarik dan penting dilakukan. Hal ini
karena kegiatan tersebut dapat memberikan nilai tambah yang besar masyarakat,
terutama dalam upaya diversifikasi sumber energi yang berkelanjutan dan
terciptanya lingkungan yang lebih sehat/bersih, serta peningkatan ekonomi
masyarakat sendiri.
METODE PENELITIAN
Pembuatan briket ramah lingkungan dari limbah sagu dalam penelitian ini
akan dilakukan secara sederhana, yaitu dengan cara dan peralatan yang sederhana
pula. Harapannya, hasil kegiatan ini dapat diaplikasikan bagi masyarakat dalam
skala rumah tangga. Secara umum prosedur pembuatan briket dari limbah sagu
terlihat pada Gambar 1 (Agustina & Mawarni,2009).
Limbah Sagu
Persiapan Bahan
(sortasi, pengeringan, pengarangan, penggilingan)
Penambahan Perekat dan Campuran
Pencampuran/pengadukan
Pengempaan
Pengeringan
Briket
Gambar 1. Bagan alir pembuatan briket dari limbah sagu
Berdasarkan gambar 1, dapat dijelaskan bahwa pada tahap persiapan
bahan, sortasi akan dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bahan briket
(limbah sagu) dari partikel lain, misalnya logam dan benda lain yang tidak
dikehendaki, sehingga dapat menurunkan kualitas briket yang dihasilkan. Tahap
Pengeringan akan dilakukan sebelum pengempaan, jika kadar air yang terkandung
dalam bahan terlalu tinggi, karena dapat menyulitkan pengempaan. Pengempaan
dilakukan untuk menghasilkan tingkat kepadatan briket yang dikehendaki.
Pengempaan dilakukan pula terhadap bahan baku yang telah diarangkan
(karbonisasi).
Sebelum
pengempaan,
dilakukan
penambahan/pencampuran
perekat dengan tujuan agar briket yang dihasilkan memiliki ‘keteguhan’ yang baik
(tidak mudah retak atau patah/pecah). Pada proses pengempaan, digunakan alat
press sederhana dengan pertimbahan agar nantinya dapat diaplikasikan di
masyarakat. Tahap terakhir adalah pengeringan untuk memastikan bahwa briket
yang dihasilkan siap digunakan sebagai bahan untuk masyarakat maupun
kalangan industri. Pengujian terhadap kualitas briket yang dihasilkan dilakukan di
Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan (Baristanindag),
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, meliputi nilai kalor (kJ/Kg), kerapatan
(gram/cm3), kekerasan (mm/detik/gram), dan ketahanan beban (kg/cm2).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. TTG Budidaya Pertanian: Sagu (Metroxylon sp.). editor Kemal
Prihatman. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
Jakarta.
http://www.ristek.go.id
Agustina, Sri Endah dan Endah Mawarti. 2009. Modifikasi Desain dan Uji Unjuk
Kerja Mesin Pengempa Briket Mekanis Tipe Kempa Ulir (screw pressing).
Makalah pada Seminar Nasional Biofuel. Bogor.
Awg-Adeni, D.S., S. Abd-Aziz, K. Bujang, and M.A. Hassan. 2010.
Bioconversion of sago residue into value added products. African Journal of
Biotechnology, 9 (14): 2016-2021.
Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan. 2011. Laporan Tahunan Komoditas
Perkebunan Kalimantan Selatan Tahun 2010. Dinas Perkebunan Kalimantan
Selatan.
Dirjen Bina Produksi Pertanian. 2003. Potensi Pertanaman Sagu di Indonesia.
Laporan Departemen Pertanian Jakarta.
Djoefrie, H.M.H.B. dan Soebijandojo. 1993. Pemanfaatan Limbah Sagu dan
Kotoran Ayam Sebagai Media Tanam dan Pemupukan NP Pada Pembibitan
Cengkeh. Prosiding Simposium Sagu Nasional. Fakulas Pertanian
Universitas Pattimura. Ambon. Hal 107-114
Djoefrie, H.M.H.B. 1999. Pemberdayaan tanaman sagu sebagai penghasil bahan
pangan alternative dan bahan baku agroindustri yang potensial dalam rangka
ketahanan pangan nasional. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanaman
Perkebunan Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 69 hal.
______________. 2003. Sagu sebagai salah satu pangan spesifik dan prospeknya
dalam agrobisnis. Prosiding lokakarya nasional pendayagunaan pangan
spesisik lokal papua, Jayapura, 2-4 Desember 2003.
Flach, M. 1997. Sago palm Metroxylonsagu Rottb. Promoting the Conservation
and Use of Underutilized and Neglected Crops. 13. International Plant
Genetic Resources Institute, Rome-Italy. 76.
McClatchey, W., H.I. Manner and C.R. Elevitch. 2006. Metroxylon amicarum, M.
paulcoxii, M. sagu, M. salomonense, M. vitiense and M. warburgii (sago
palm), ver 2.1. In: C.R. Elevitch (ed.) Species Profiles for Pacific Island
Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), Holualoa, Hawaii.
Downloaded from http://www.traditionaltree.org
LAMPIRAN
Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Muhammad Zia Zul Haq
L
Biologi
J1C109041/2009
Pagatan, 21 Juni 1990
[email protected]
085249313151
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Lulus
SD
SDN Trimulya 1
Pagatan
1999
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
MTs Nurul
Jihad Pagatan
2005
Judul Artikel Ilmiah
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1. Penerima Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
2. Penerima Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
SMA
MA Darul
Hijrah
Martapura
IPA
2009
Waktu dan
Tempat
-
Tahun
2012
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21Oktober 2013
Ketua Peneliti,
Muhammad Zia Zul Haq
Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Dale Akbar Yogaswara
L
Biologi
J1C111015/2011
Pelaihari, 14 Desember 1992
[email protected]
085252992121
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SDN Pelaihari 4
Jurusan
Tahun Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
SMPN 1
Pelaihari
2008
2005
Judul Artikel Ilmiah
-
SMA
SMAN 1
Pelaihari
IPA
2011
Waktu dan
Tempat
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1.
2.
-
Tahun
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21 Oktober 2013
Anggota Peneliti,
Dale Akbar Yogaswara
Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Muhammad Yusuf
L
Biologi
J1C111033/2011
Banjarmasin, 29 Agustus 1993
[email protected]
087815828517
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Lulus
SD
MI DarulUlum
Banjarmasin
2005
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
SMPN 4
Banjarmasin
2008
Judul Artikel Ilmiah
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1.
Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
2.
-
SMA
SMAN PGRI 2
Banjarmasin
IPA
2011
Waktu dan
Tempat
-
Tahun
2013
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21 Oktober 2013
Anggota Peneliti,
Muhammad Yusuf
PRODUKSI BRIKET RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN
DASAR LIMBAH SAGU SKALA INDUSTRI
RUMAH TANGGA
Nama Peserta Tim:
1. M. Zia Zul Haq
(Ketua)
2. Dale Akbar Yogaswara (Anggota)
3. Muhammad Yusuf
(Anggota)
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Proposal
: Produksi Briket Ramah Lingkungan Berbahan Dasar
Limbah Sagu Skala Industri Rumah Tangga
2. Nama Ketua Tim
: M. Zia Zul Haq
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Program Studi
: Biologi
5. Fakultas
: MIPA
6. Universitas
: Universitas Lambung Mangkurat
7. Alamat Rumah
: Komplek Griya Jati Permai Jalan Permata III No F7,
Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan
8. Alamat email
: [email protected]
9. Telepon seluler/HP
: 085249313151
Banjarbaru, 08 Oktober 2013
Mengetahui
Dosen Pembimbing,
Ketua Tim,
(Dindin H. Mursyidin, S.Si., M.Sc)
NIP 19790729 200501 1 003
(M. Zia Zul Haq)
NIM J1C109041/2009
Menyetujui
Pembantu Dekan III,
(Noer Komari, S.Si., M.Kes)
NIP. 19671010 199502 1 002
PERNYATAAN PENGUSUL
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: M. Zia Zul Haq
Tempat/Tanggal Lahir : Pagatan, 21 Juni 1990
NIM
: J1C109041/2009
Fakultas/ Universitas : MIPA/Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah
: Komplek Griya Jati Permai Jalan Permata III No F7,
Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan
dengan ini menyatakan bahwa
1. Proposal Science project yang diusulkan ini belum pernah dikerjakan dan atau
sedang dilaksanakan dengan sponsor/biaya dari lembaga lain,
2. Proposal Science project ini belum pernah diikut sertakan dalam lomba ilmiah
tingkat nasional/internasional sebelumnya,
3. Proposal Science project ini tidak mengandung unsur plagiat.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun untuk keperluan pengajuan Proposal Science project OSN
PERTAMINA 2013.
Dibuat di
: Banjarbaru
Pada tanggal : 08 Oktober 2013
Mengetahui,
Yang Membuat Pernyataan
Pembantu Dekan III,
Noer Komari, S.Si., M.Kes.
NIP.19671010 199502 1 002
M. Zia Zul Haq
NIM. J1C109041/2009
PRODUKSI BRIKET RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR
LIMBAH SAGU SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA
ABSTRAK
Limbah sagu merupakan bahan baku biomassa yang sangat potensial
untuk dijadikan sumber energi alternatif, salah satunya adalah briket biomassa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu yang melimpah di
Kalimantan Selatan untuk dijadikan briket ramah lingkungan, dan memproduksi
briket biomassa dari limbah tersebut yang memiliki standar komersial, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan keuntungan secara
ekonomi. Kegiatan dilakukan secara langsung dengan memanfaatkan limbah sagu
dari hasil proses produksi pengolahan pati sagu di Kecamatan Sungai Tabuk,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pembuatan briket limbah sagu dilakukan
menggunakan alat pengempa sederhana dan bahan baku perekat yang ada di
sekitar masyarakat pengolah pati sagu. Briket yang dihasilkan kemudian diuji
kualitasnya di Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan
(Baristanindag), Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dengan parameter uji meliputi
nilai kalor (kJ/Kg), kerapatan (gram/cm3), kekerasan (mm/detik/gram), dan
ketahanan beban (kg/cm2). Hasil kegiatan ini diharapkan dihasilkan briket limbah
sagu yang ramah lingkungan dan memiliki standar komersial sehingga dapat
digunakan oleh masyarakat lokal maupun bahan bakar industri. Kegiatan ini
diharapkan pula dapat mengurangi dan meningkatkan standar kesehatan
masyarakat pengolah pati sagu di Kalimantan Selatan, karena selama ini limbah
tersebut tidak optimal dimanfaatkan masyarakat dan cenderung menimbulkan
permasalahan lingkungan dan kesehatan.
Kata kunci : Limbah sagu; Briket ramah lingkungan; Alat pengempa sederhana.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sumber energi fosil yang mahal dan cadangannya yang semakin menipis
mendorong dilakukannya eksplorasi terhadap berbagai sumber energi alternatif,
baru dan terbarukan, serta ramah terhadap lingkungan. Limbah sagu merupakan
salah satu jenis limbah biomassa yang dapat dijadikan sumber energi baru
(alternatif) tersebut. Menurut Djoefrie (2003), limbah sagu yang dihasilkan dari
proses pengolahan sagu, baik berupa kulit batang dan ampas diperkirakan
mencapai volume 72%. Oleh karena itu, jika diasumsikan bahwa dari satu hektar
lahan sagu diperoleh pati sagu sebanyak 30-60 ton, maka limbah sagu yang
dihasilkan mampu mencapai 154 ton (Djoefrie, 2003). Disamping itu, potensi
limbah sagu sebagai bahan baku (sumber) energi alternatif/baru di Indonesia
sangatlah besar. Flach (1997), melaporkan bahwa dari sekitar 2,47 juta hektar
lahan sagu yang ada di dunia, sekitar 1,4 juta hektarnya terdapat di Indonesia.
Oleh karena itu, jika diasumsikan pula bahwa dari 1,4 juta hektar lahan sagu
tersebut merupakan lahan produktif (mampu menghasilkan pati sagu), maka
potensi limbah sagu yang dihasilkan mampu mencapai 215,6 juta ton.
Namun demikian, sebagian besar limbah sagu yang dihasilkan dari proses
pengolahan pati sagu sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat, bahkan cenderung untuk langsung dibuang begitu saja ke lingkungan.
Padahal menurut beberapa laporan, limbah sagu sangat berpotensi untuk
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan secara umum
(Djoefrie, 1999). Dengan demikian, pemanfaatan atau pengolahan limbah sagu
menjadi sumber energi alternatif merupakan kegiatan yang sangat menarik dan
penting dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu hasil
pengolahan pati sagu oleh masyarakat petani di Kecamatan Sungai Tabuk,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menjadi briket ramah lingkungan, dan
menguji kualitasnya sehingga memiliki standar secara komersial. Oleh karena itu,
hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar masyarakat,
terutama dalam upaya diversifikasi sumber energi yang berkelanjutan dan
terciptanya lingkungan yang lebih sehat/bersih, serta peningkatan ekonomi
masyarakat.
Perumusan Masalah
Pembuatan briket ramah lingkungan dari limbah sagu yang dihasilkan
masyarakat petani sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu kegiatan pembuatan briket tersebut sangat
menarik dan penting untuk dilakukan. Namun demikian, berdasarkan latar
belakang tersebut timbul beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah limbah sagu yang dihasilkan masyarakat petani sagu di
Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan dapat diubah menjadi briket
ramah lingkungan?
2.
Bagaimana kualitas briket yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah
sagu tersebut?
Tujuan Penelitian
Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu yang dihasilkan
dari sisa pengolahan pati sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan, menjadi briket ramah lingkungan, dan menguji kualitasnya
sehingga memiliki standar secara komersial.
Manfaat dan Keutamaan Penelitian
Kegiatan ini akan sangat berguna:
1.
Sebagai wahana yang efektif bagi terbentuknya mahasiswa yang kreatif
dan berkarakter pemimpin untuk peduli terhadap permasalahan lingkungan
dan sosial yang terjadi di sekitarnya dan berperan aktif dalam upaya
pemecahan berbagai problem tersebut.
2.
Sebagai wahana yang efisien bagi mahasiswa dalam upaya pengembangan
iptek terutama pembuatan briket dari limbah sagu.
3.
Sebagai pendorong terciptanya jiwa wirausaha (enterpreunership)
mahasiswa untuk memproduksi briket ramah lingkungan dari limbah sagu
yang memiliki standar komersial.
4.
Transfer ilmu dan alih teknologi pembuatan briket dari limbah sagu bagi
masyarakat, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan teknologi yang
memadai untuk mengolah limbah sagu yang dihasilkan dan mendapatkan nilai
tambah secara ekonomi dari kegiatan tersebut.
Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1.
Produk briket ramah lingkugan dari limbah sagu yang memiliki kualitas
standar komersial.
2.
Teknologi tepat guna pembuatan dan produksi briket dari limbah sagu bagi
masyarakat petani pengolah sagu di Indonesia.
3.
Publikasi ilmiah.
Hipotesa
Limbah sagu dapat dikonversi menjadi briket ramah lingkungan dan
memiliki standar secara komersial.
KAJIAN PUSTAKA
Sagu (Metroxylon sagu Roxb.) dan Potensi Limbah yang Dihasilkannya
Sagu (secara umum) merupakan tanaman tahunan yang dapat menghasilkan
karbohidrat dalam jumlah besar (Anonim, 2000; McClatcheyet al., 2006).
Menurut Awg-Adeni et al. (2010),bahwa dalam tepung sagu terkandung amilosa
sebesar 27% dan amilopektin 73%. Flach (1997), bahkan melaporkan bahwa
dalam pati sagu terkandung karbohidrat hingga 85,90%, lebih tinggi dibandingkan
beras (80,40%), jagung (71,70%), ubi kayu (23,70%), dan kentang (23,70%).
Disamping itu, tanaman sagu memiliki produktivitas yang tinggi pula, yaitu
mencapai 25 ton pati kering/ha/tahun. Produktivitas ini setara dengan tebu, namun
lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu dan kentang dengan produktivitas pati
kering 10-15 t/ha/tahun. Oleh karena itu, tanaman ini sangat prospektif untuk
dikembangkan.
Di Indonesia, luas areal tanaman sagu diperkirakan mencapai 1,128 juta ha
atau 51,3% dari luas areal sagu dunia (Dirjen Bina Produksi Pertanian, 2003).
Flach (1997), memperkirakan bahwa dari sekitar 2,47 juta hektar lahan sagu yang
ada di dunia, sekitar 1,4 juta hektarnya terdapat di Indonesia, terutama di wilayah
Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun demikian, meskipun Indonesia
memiliki luas lahan sagu dan potensinya yang besar, namun sebagian besar
masyarakatnya belum memanfaatkan tanaman tersebut secara optimal. Disamping
itu, limbah sagu yang merupakan produk samping dari pengolahan pati sagu juga
belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal menurut Djoefrie (2003), limbah
sagu yang dihasilkan dari proses pengolahan sagu, baik berupa kulit batang dan
ampasnya diperkirakan mencapai 72%. Oleh karena itu jika diasumsikan bahwa
dari satu hektar lahan sagu diperoleh pati sagu sebanyak 30-60 ton, maka limbah
sagu yang dihasilkan mampu mencapai 154 ton (Djoefrie, 2003).
Pemanfaatan Limbah Sagu menjadi Produk yang Berguna
Sebenarnya, limbah sagu dari hasil samping pengolahan pati memiliki
potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang bernilai
ekonomis tinggi, diantaranya briket ramah lingkungan. Menurut Agustina &
Mawarni (2009), briket merupakan salah satu produk biomassa atau sumber
energi alternatif yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk energi
lain. Selain mudah dan murah, sumber energi baru ini pun relatif ramah terhadap
lingkungan. Namun demikian, kegiatan tersebut juga belum optimal dilakukan.
Sebagai contoh, limbah sagu dari hasil pengolahan petani sagu di Kecamatan
Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan, yang volumenya relatif besar (Dinas
Perkebunan Kalimantan Selatan, 2011) justru langsung dibuang begitu saja ke
lingkungan sungai dimana mereka beraktivitas. Padahal menurut Djoefrie (1999),
limbah sagu yang dihasilkan dari proses pengolahan tepung sagu mempunyai
potensi besar untuk mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, pemanfaatan limbah sagu yang dihasilkan masyarakat
petani sagu di Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan, menjadi briket
biomassa merupakan kegiatan yang sangat menarik dan penting dilakukan. Hal ini
karena kegiatan tersebut dapat memberikan nilai tambah yang besar masyarakat,
terutama dalam upaya diversifikasi sumber energi yang berkelanjutan dan
terciptanya lingkungan yang lebih sehat/bersih, serta peningkatan ekonomi
masyarakat sendiri.
METODE PENELITIAN
Pembuatan briket ramah lingkungan dari limbah sagu dalam penelitian ini
akan dilakukan secara sederhana, yaitu dengan cara dan peralatan yang sederhana
pula. Harapannya, hasil kegiatan ini dapat diaplikasikan bagi masyarakat dalam
skala rumah tangga. Secara umum prosedur pembuatan briket dari limbah sagu
terlihat pada Gambar 1 (Agustina & Mawarni,2009).
Limbah Sagu
Persiapan Bahan
(sortasi, pengeringan, pengarangan, penggilingan)
Penambahan Perekat dan Campuran
Pencampuran/pengadukan
Pengempaan
Pengeringan
Briket
Gambar 1. Bagan alir pembuatan briket dari limbah sagu
Berdasarkan gambar 1, dapat dijelaskan bahwa pada tahap persiapan
bahan, sortasi akan dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bahan briket
(limbah sagu) dari partikel lain, misalnya logam dan benda lain yang tidak
dikehendaki, sehingga dapat menurunkan kualitas briket yang dihasilkan. Tahap
Pengeringan akan dilakukan sebelum pengempaan, jika kadar air yang terkandung
dalam bahan terlalu tinggi, karena dapat menyulitkan pengempaan. Pengempaan
dilakukan untuk menghasilkan tingkat kepadatan briket yang dikehendaki.
Pengempaan dilakukan pula terhadap bahan baku yang telah diarangkan
(karbonisasi).
Sebelum
pengempaan,
dilakukan
penambahan/pencampuran
perekat dengan tujuan agar briket yang dihasilkan memiliki ‘keteguhan’ yang baik
(tidak mudah retak atau patah/pecah). Pada proses pengempaan, digunakan alat
press sederhana dengan pertimbahan agar nantinya dapat diaplikasikan di
masyarakat. Tahap terakhir adalah pengeringan untuk memastikan bahwa briket
yang dihasilkan siap digunakan sebagai bahan untuk masyarakat maupun
kalangan industri. Pengujian terhadap kualitas briket yang dihasilkan dilakukan di
Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan (Baristanindag),
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, meliputi nilai kalor (kJ/Kg), kerapatan
(gram/cm3), kekerasan (mm/detik/gram), dan ketahanan beban (kg/cm2).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. TTG Budidaya Pertanian: Sagu (Metroxylon sp.). editor Kemal
Prihatman. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
Jakarta.
http://www.ristek.go.id
Agustina, Sri Endah dan Endah Mawarti. 2009. Modifikasi Desain dan Uji Unjuk
Kerja Mesin Pengempa Briket Mekanis Tipe Kempa Ulir (screw pressing).
Makalah pada Seminar Nasional Biofuel. Bogor.
Awg-Adeni, D.S., S. Abd-Aziz, K. Bujang, and M.A. Hassan. 2010.
Bioconversion of sago residue into value added products. African Journal of
Biotechnology, 9 (14): 2016-2021.
Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan. 2011. Laporan Tahunan Komoditas
Perkebunan Kalimantan Selatan Tahun 2010. Dinas Perkebunan Kalimantan
Selatan.
Dirjen Bina Produksi Pertanian. 2003. Potensi Pertanaman Sagu di Indonesia.
Laporan Departemen Pertanian Jakarta.
Djoefrie, H.M.H.B. dan Soebijandojo. 1993. Pemanfaatan Limbah Sagu dan
Kotoran Ayam Sebagai Media Tanam dan Pemupukan NP Pada Pembibitan
Cengkeh. Prosiding Simposium Sagu Nasional. Fakulas Pertanian
Universitas Pattimura. Ambon. Hal 107-114
Djoefrie, H.M.H.B. 1999. Pemberdayaan tanaman sagu sebagai penghasil bahan
pangan alternative dan bahan baku agroindustri yang potensial dalam rangka
ketahanan pangan nasional. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanaman
Perkebunan Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 69 hal.
______________. 2003. Sagu sebagai salah satu pangan spesifik dan prospeknya
dalam agrobisnis. Prosiding lokakarya nasional pendayagunaan pangan
spesisik lokal papua, Jayapura, 2-4 Desember 2003.
Flach, M. 1997. Sago palm Metroxylonsagu Rottb. Promoting the Conservation
and Use of Underutilized and Neglected Crops. 13. International Plant
Genetic Resources Institute, Rome-Italy. 76.
McClatchey, W., H.I. Manner and C.R. Elevitch. 2006. Metroxylon amicarum, M.
paulcoxii, M. sagu, M. salomonense, M. vitiense and M. warburgii (sago
palm), ver 2.1. In: C.R. Elevitch (ed.) Species Profiles for Pacific Island
Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), Holualoa, Hawaii.
Downloaded from http://www.traditionaltree.org
LAMPIRAN
Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Muhammad Zia Zul Haq
L
Biologi
J1C109041/2009
Pagatan, 21 Juni 1990
[email protected]
085249313151
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Lulus
SD
SDN Trimulya 1
Pagatan
1999
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
MTs Nurul
Jihad Pagatan
2005
Judul Artikel Ilmiah
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1. Penerima Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
2. Penerima Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
SMA
MA Darul
Hijrah
Martapura
IPA
2009
Waktu dan
Tempat
-
Tahun
2012
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21Oktober 2013
Ketua Peneliti,
Muhammad Zia Zul Haq
Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Dale Akbar Yogaswara
L
Biologi
J1C111015/2011
Pelaihari, 14 Desember 1992
[email protected]
085252992121
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SDN Pelaihari 4
Jurusan
Tahun Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
SMPN 1
Pelaihari
2008
2005
Judul Artikel Ilmiah
-
SMA
SMAN 1
Pelaihari
IPA
2011
Waktu dan
Tempat
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1.
2.
-
Tahun
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21 Oktober 2013
Anggota Peneliti,
Dale Akbar Yogaswara
Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telp/HP
Muhammad Yusuf
L
Biologi
J1C111033/2011
Banjarmasin, 29 Agustus 1993
[email protected]
087815828517
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Lulus
SD
MI DarulUlum
Banjarmasin
2005
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
Nama Pertemuan
No
Ilmiah/Seminar
1.
2.
-
SMP
SMPN 4
Banjarmasin
2008
Judul Artikel Ilmiah
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1.
Hibah PKM-P
Dirjen Dikti
2.
-
SMA
SMAN PGRI 2
Banjarmasin
IPA
2011
Waktu dan
Tempat
-
Tahun
2013
-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Science Project OSN Pertamina.
Banjarbaru, 21 Oktober 2013
Anggota Peneliti,
Muhammad Yusuf