MAKALAH Buku Matematika 1 KEPEMIMPINAN.docx

MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
“KEPEMIMPINAN”
Dosen Pengampu: Fikri S.Psi., M.Si

Disusun oleh:
Nama : Aan Supraditya
Npm

: 148110176

Kelas : P

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan usaha baru dengan
berbagai jenis usaha. Munculnya perusahaan-perusahaan ini diharapkan akan
menambah luasnya lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Di sisi yang lain
perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya manusia,
karena faktor tenaga kerja manusia memegang peranan yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Setiap manusia mempunyai watak dan perilaku
yang berbeda.
Hal itu disebabkan karena beberapa hal, misalnya latar belakang
pendidikan, keterampilan, watak dasar maupun faktor-faktor lainnya dari tenaga
kerja itu sendiri. Keberagaman perilaku tersebut akan mempengaruhi jalannya
kegiatan perusahaan. Hal ini tidak saja akan mempengaruhi hasil yang akan
dicapai oleh perusahaan, tetapi juga masyarakat yang menikmati hasil produksi
tersebut. Sebagaimana kita ketahui, bagaimanapun majunya teknologi jika tidak
ditunjang dengan dan oleh tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar
sasaran dari perusahaan tidak akan tercapai.
Tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan fungsinya akan menunjang
tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan. Di samping itu peran pemimpin
menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana
dan baik harus dapat memberikan kepuasan kepada para pekerjanya dan selalu
berusaha memperhatikan gairah serta semangat kerja mereka. Tentunya pihak

pimpinan harus mempunyai kemampuan dalam mengelola, mengarahkan,
mempengaruhi, memerintah dan memotivasi bawahannya untuk memperoleh
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pernikahan kepemimpinan?
2. Apa saja aspek dalam kepemimpinan?
3. Apa saja pendekatan dalam kepemimpinan?
4. Apa saja gaya kepemimpinn yang sering dipakai?

C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui serta menggali lebih dalam
mengenai kepemimpinan beserta lingkupnya mulai dari apa itu
kepemimpinan hingga gaya kepimimpinan yang banyak digunakan saat
ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian kepemimpinan

Menurut Edwin A. Fleishman kepemimpinan diartikan suatu usaha
mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi
untuk

mencapai

satu

atau

beberapa

tujuan

(Gibson,

Ivancevich

and


Donnely,1987:263). Sementara itu menurut A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya,
kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang
hendak

dicapai

kelompok

Menurut

Kadarusman

(2012)

kepemimpinan

(Leadership) dibagi tiga, yaitu: (1) Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3)
Organizational Leadership.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk

mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk tercapainya suatu tujuan
tertentu.

2. Aspek dalam kepemimpinan
Adapun dua aspek bagi seorang manajer dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan tertentu antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan
Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan
kelompoknya agar secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin
mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat
meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan menawarkan
informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi

sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok dalam melaksanakan
tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal
persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok
dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut
dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.


2. Gaya kepemimpinan
Yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadap
bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.

3. Pendekatan dalam kepemimpinan
Salah satu pendekatan yang

dikenal dalam menjalankan gaya

kepemimpinan adalah 4 sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis
Likert. Empat siste tersebut terdiri dari:
- Sistem 1, otoritatif dan eksploitif :
Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode
pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
- Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga

diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batasbatas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
- Sistem 3, konsultatif:
Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah halhal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan
keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih
digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.

- Sistem 4, partisipatif :
Sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja
dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan,
mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para
anggota

kelompok.

Untuk

memotivasi

bawahan,


manajer

tidak

hanya

mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba
memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.

4. Gaya kepemimpinan
Adapun gaya kepemimpinan yang banyak digunakan ialah:
a) Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang
lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan oleh
pimpinan. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya
dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran
serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Yang menonjol
dalam gaya ini adalah pemberian perintah.

b) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak
buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.

c) Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin
memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor,
2004). Gaya kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika staf yang
dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. dengan demikian
pimpinan tidak terlalu banyak memberikan instruksi kepada bawahannya, bahkan
pemimpin lebih banyak memberikan dukungan kepada bawahannya.
d) Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan
peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur
yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada

umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara
kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan
dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak
boleh lepas dari ketentuan yang ada.
e) Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif.
Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini
hanya bias berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan
keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan
kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka
hatinya.
f) Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Di sini bawahan hanyalah suatu

mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang
datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.

g) Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatik ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa ‘Tong Kosong Nyaring Bunyinya’. Mereka mampu
menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang
yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an.
h) Gaya Kepemiminan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka
hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini
adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak
sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
i) Gaya Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku
pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil
resiko dan mereka cenderung mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika
mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas sebelumnya, hanya
cocok pada situasi Continuation, Routine change , serta Limited change.
j) Gaya Kepemimpinan Analitis
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan keputusan
didasarkan pada proses analisis, terutama analisis logika pada setiap informasi

yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan menekankan pada
rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini
sangat mengutamakan logika dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang
masuk akal serta kuantitatif.
k) Gaya Kemimpinan Asertif
Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian
yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan
kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa
sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
l) Gaya kepemimpinan entrepreneur.
Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan
hasil akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan kerjasama. Gaya
kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari pesaing dan menargetkan
standar yang tinggi.
m) Gaya Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para
anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha
yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. Kepemimpinan visioner memerlukan
kompetensi tertentu.
n) Gaya Kepemimpinan Situasional
Inti

dari

teori

kepemimpinan

situational

adalah

bahwa

gaya

kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat
kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamental dari teori kepemimpinan
situasional adalah tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik.
Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir

semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang
tepat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suaru proses untuk memengaruhi aktivitas
Kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Ada banyak gaya kepemimpinan yang
sering digunakan antara lain otokratis, demokratis, visioner, karismatik, otoriter
dll. Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan
kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat
prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam
membantu kelompok, individu untuk mencapai tujuan.