MAKALAH P K N 1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha
bijaksana yang telah memberi petunjuk agama yang lurus
kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta
salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang
baik
.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini . Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang KASUS PELANGGARAN HAM DI
INDONESIA , semua ini dirangkum dalam makalah ini , agar
pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami
dan lebih singkat dan akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang
merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam bab tersebut .Selanjutnya, Pembaca akan masuk pada
inti pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan saran

makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai
permasalahan tentang KASUS PELANGGARAN HAM DI
INDONESIA Akhirnya, kami penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum
semmpurna untuk menjadi lebih sempurna lagi saya
membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk
membagikannya kepada saya demi memperbaiki kekurangan
pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi anda
semua. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

1

PENULIS
JAKARTA, 13 SEPTEMBER 2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................

..............1
DAFTAR
ISI.................................................................................................
..........2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG...................................................................
.......3.
B. RUMUSAN
MASALAH.....................................................................
.3
C. TUJUAN
PERMASALAHAN..........................................................
.....3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PELANGGARAN
HAM.................................................4

B. MACAM
PELANGGARAN
HAM........................................................4
C. CONTOH
PELANGGARAN
HAM
DI
INDONESIA................................5
D. UPAYA
PENYELESAIAN
DALAM
PELANGGARAN
HAM...................7
BAB III
PENUTUUP

2

A. KESIMPULAN..................................................................
..................10

B. SARAN............................................................................
.................10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
........11

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri
setiap manusia sejak manusia masih dalam kandungan sampai
akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak jarang menimbulkan
gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM
pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa
memunculkan pelanggaran HAM seorang individu terhadap
individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami
kemajuan dalam bidang penegakan HAM bagi seluruh

3

warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai
upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih
optimal. Namun seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM
kemudian juga sering terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami
menyusun makalah yang berjudul “Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Di Indonesia”,untuk memberikan informasi tentang
apa itu pelanggaran HAM.

B.

RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Pelanggaran Hak Asasi
Manusia” , maka masalah yang dapat diidentifkasi sebagai
berikut :
1.
Apa pengertian pelanggaran HAM ?
2.
Apa saja macam-macam pelanggaran HAM?

3.
Apa contoh pelanggaran HAM di Indonesia?
4.
Bagaimana upaya penyelesaian kasus pelanggaran
HAM?

C.

1.
2.
3.
4.

TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang kasus hak
asasi manusia di Indonesia yaitu:
Untuk mengetahui pengertian pelanggaran HAM.
Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran HAM.
Untuk mengetahui contoh pelanggaran HAM di Indonesia.
Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang
dimaksud
dengan
pelanggaran
hak
asasi
manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
4

termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar

berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM,
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini,
dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun
oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi
individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya.
B. MACAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
v Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genosida)
Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan
cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang
Pengadilan HAM).
2.

Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang
dilakukan berupa serangan yang ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk secara
paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
5

v Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1.
Pemukulan
2.
Penganiayaan
3.
Pencemaran nama baik

4.
Menghalangi
orang
untuk
mengekspresikan
pendapatnya
5.
Menghilangkan nyawa orang lain

C.

CONTOH
INDONESIA

PELANGGARAN

HAK

ASASI


MANUSIA

DI

Tragedi Trisakti sulut api reformasi 1998
LIMA belas tahun yang lalu, enam mahasiswa Universitas
Trisakti tewas tertembus peluru polisi. Mereka menjadi martir
saat melakukan aksi demonstrasi menolak pemilihan kembali
Soeharto sebagai Presiden, pada 12 Mei 1998 silam. Kematian
pejuang pro demokrasi itu, dengan cepat menyebar dan
membakar amarah rakyat.
Peristiwa itu terjadi saat ribuan mahasiswa menggelar
longmarch dari kampus Trisakti di Grogol, menuju Gedung DPR/
MPR di Slipi Jakarta. Namun, baru sampai depan kampus,
mereka sudah dihadang ratusan polisi bersenjata lengkap
dengan posisi siap menembak. Meski dihadapkan dengan
moncong sejata, pemuda-pemudi pemberani ini tak gentar.
Mereka tetap melangsungkan aksi demonstrasi dengan
menggelar mimbar bebas di jalan selama berjam-jam. Polisi
yang kesal kemudian menyuruh mahasiswa masuk, sambil
mengancam akan menembak jika mereka tak mendengar.
Mahasiswa pun setuju untuk kembali ke dalam kampus
dengan damai. Namun, saat akan masuk ke dalam kampus,
mereka mendapat provokasi hingga berujung pada bentrokan
fsik. Suasana berubah menjadi chaos, dan terdengar suara
rentetan tembakan ke arah massa pro demokrasi itu.
Enam
orang
dinyatakan
tewas
dalam
peristiwa
penembakan itu. Sementara 16 orang mahasiswa lainnya,
termasuk pelajar, dan masyarakat yang ikut dalam aksi
6

mengalami luka parah. Mereka dipukuli, diinjak, dan menjadi
korban penembakan brutal polisi.
Para mahasiswa yang tewas tertembak dalam tragedi
Trisakti adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur 1996),
Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi 96), Heri Heriyanto (Fakultas
Teknik Industri Jurusan Mesin 95), Hendriawan (Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen 96), Vero (Fakultas Ekonomi 96),
dan Hafdi Alifdin (Fakultas Teknik Sipil 95).
Selain mahasiswa, Samsul Bahri, siswa STM juga tewas.
Dia terkena peluru tajam pada bagian perutnya hingga
terburai, dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk operasi.
Sayang, nyawa pelajar pemberani ini tak tertolong.
Pada saat yang sama, di kampus Atmajaya, massa
mahasiswa yang tergabung dalam Forum Kota (Forkot) tengah
melakukan aksi mimbar bebas di dalam kampus. Saat
mendengar rekannya tewas tertembus timah panas, mereka
berencana bergabung dengan mahasiswa Trisakti. Namun, baru
sampai depan kampus, mereka dihadang polisi.
Pasca peristiwa itu, amuk massa terjadi dimana-mana,
hingga 15 Mei 1998. Ribuan gedung, toko, dan rumah
dihancurkan. Bahkan ada yang dibakar oleh massa. Sasaran
kemarahan massa saat itu dialihkan kepada etnis China. Tidak
hanya menjarah, massa juga membunuh, dan memperkosa
para wanita keturunan etnis minoritas itu.
Situasi benar-benar tidak terkendali. Mahasiswa ada yang
coba menenangkan, namun gagal. Sedang aparat kepolisian,
dan tentara yang berjaga-jaga di lokasi saat itu, hanya
menonton dari kejauhan. Alhasil, ribuan orang menjadi korban.
Ada yang tewas dalam bentrok, hilang diculik, hingga
terpanggang api saat melakukan penjarahan.
Berdasarkan data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF),
pelaku kerusuhan pada 13-15 Mei 1998 dibagi menjadi dua
golongan. Terdiri dari massa pasif (massa pendatang) yang
karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, dan kedua
kelompok provokator.
Para provokator ini, umumnya bukan dari wilayah
setempat. Secara fsik, mereka tampak terlatih, dan sebagian
memakai seragam sekolah seadanya (tidak lengkap). Bahkan
7

mereka tidak ikut menjarah, dan segera meninggalkan lokasi
setelah gedung atau barang terbakar. Belum diketahui siapa
provokator ini.
Mereka juga membawa dan menyiapkan sejumlah barang
untuk keperluan merusak dan membakar, seperti jenis logam
pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan, bom molotov, dan
sebagainya.
Kelompok inilah yang menggerakkan massa dengan
memancing keributan, memberikan tanda-tanda tertentu pada
sasaran, melakukan perusakan awal, pembakaran, dan
mendorong aksi penjarahan. Kelompok ini datang dari luar, dan
bukan penduduk setempat. Jumlah mereka hanya belasan,
tetapi sangat terlatih.
Kelompok ini mempunyai kemampuan ahli dan terbiasa
menggunakan alat untuk kekerasan. Mereka juga memiliki
mobilitas yang tinggi dan kerja yang sistematis. Dalam aksinya,
mereka kerap menggunakan sarana transportasi, seperti
motor, mobil/Jeep, dan alat komunikasi (HT/HP).
Pada umumnya, kelompok ini sulit dikenali walaupun di
beberapa kasus dilakukan oleh kelompok dari organisasi
pemuda (contoh di Medan, ditemukan keterlibatan langsung
Pemuda Pancasila). TGPF juga menemukan fakta adanya
keterlibatan anggota aparat keamanan dalam kerusuhan di
Jakarta, Medan, dan Solo.
Dalam kesimpulannya, TGPF menyatakan, kerusuhan Mei
bersifat saling terkait antar-lokasi, dengan model yang mirip
provokator. Skala kerusuhan ini sangat besar dan terdapat
keseragaman waktu. Lebih jauh, kerusuhan terjadi secara
berurutan, dan sistematis.
Tim juga menemukan, dugaan adanya faktor kesengajaan
yang mengandung unsur penumpangan situasi. Dimana para
provokator diduga sengaja menciptakan kerusuhan, sebagai
bagian dari pertarungan politik di tingkat elite.
Kesimpulan itu merupakan penegasan bahwa terdapat
keterlibatan banyak pihak, mulai dari preman lokal, organisasi
politik dan massa, hingga adanya keterlibatan sejumlah
anggota dan unsur di dalam ABRI yang ada di luar kendali
dalam kerusuhan itu.
8

D. UPAYAH PENYESLESAIAN DALAM PELANGGARAN HAM
Penyelesaian kasus trisakti nasibnya kurang lebih sama
dengan reformasi, yaitu mati suri. Bertahun-tahun sudah kasus
trisakti terjadi, tapi para pelaku tidak pernah terungkap dengan
terang benderang, sehingga mereka tak pernah dibawa ke
meja hijau.
Padahal Komnas HAM menengarai adanya pelanggaran HAM
berat pada penangan demonstrasi mahasiswa Trisakti 12 Mei
1998. Salah satu indikasi sulitnya membongkar kasus ini adalah
keterlibatan orang-orang penting (berkuasa) pada saat itu atau
bahkan sampai saat ini sehingga ada banyak kepentingan yang
menghalang-halangi penuntasa kasus ini.
Tahun demi tahun terus bergulir. Pemerintah (presiden) pun
telah beberapa kali berganti, namun penyelesaian kasus
trisakti tidak tahu rimbanya. Komnas HAM menyatakan bahwa
mereka telah menyerahkan laporan penyalidikan kasus itu
sejak 6 Januari 2005 kepada Kejaksaan Agung. Namun sampai
saat ini tidak ada tindak lanjut yang jelas yang dapat diketahui
masyarakat terutama keluarga korban.
Untuk itu diperlukan keseriusan, kejujuran, dan kebranian
berbagai pihak untuk menuntaskan kasus ini. Presiden serta
menkopolhukam dan kementrian hukum dan HAM yang ada
dibawahnya harus bertindak. DPR memberikan pengawasan
dan meningkatkan pemerintah, Kejaksaan Agung harus
mengambil langkah strtegis. Demikian juga keberadaan
Komnas HAM dan pihak lainnya untuk sama-sama mencari
solusi penyelesaiann kasus ini. Tanpa itu semua, sepertinya
kita masih harus menunngu bagaimana akhir dari tragedy
Trisakti.
Namun ada beberapa cara lagi yang menurut saya bisa
dilakukan untuk mengatasi kasus pelanggaran HAM pada kasus
Trisakti ini.
9

[ Pertama, pemerintah melalui Komnas HAM, harus
menyelidiki dengan seksama apa yang terjadi saat itu, siapa
yang menembaki mahasiswa itu dan mengapa mereka harus
ditembaki. Komnas HAM harus segera menuntaskannya agar
kepercayaan bangsa Indonesia terhadap pemerintahnya tidak
hilang akibat janji-janji kosong mengenai tindakan lanjut dari
tragedi di Trisakti.
[ Kedua, tidak hanya Komnas HAM, pemerintah pun harus
mendukung penyelesaian kasus ini, yaitu dengan mendukung
Komnas HAM dalam investigasi dengan menyediakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam investigasi. Parapejabat
tinggi militer pun harus mendisiplinkan mereka yang saat itu
bertugas “menjaga ketertiban massa”, karena ternyata mereka
membunuh empat mahasiswa dengan peluru bermesiu, bukan
peluru karet. Dan suatu hal yang tidak biasa menertibkan
massa dengan peluru karet.
[ Saat penyelidikan usai, giliran lembaga yudikatif kita untuk
mengadili dengan adil tiap mereka yang bertanggung jawab
akan aksi kekerasan dan penembakan yang terjadi. Jangan
sampai keputusan yang diambil tidak sebanding denagn
perbuatan mereka.
[ Bila ternyata Komnas HAM dan pemerintah ternyata tidak
sanggup melakukan penegakan HAM di Indonesia, masyarakat
kita harus meminta lembaga yang lebih tinggi lagi, yaitu PBB,
untuk mengambil alih kasus ini sebelum kasus ini kadaluarsa
dan ditutup sehingga mengecewakan masyarakat Indonesia.
[ Yang terakhir yang dapat saya uraikan agar menjadi suatu
cara untuk mengatasi terulangnya kejadian ini adalah
pembenahan akan jiwa pemerintah agar menghargai hak-hak
asasi dari warga Indonesia, melalui mengusahakn secara
maksimal agar hak mereka untuk hidup dijunjung tinggi, begitu
pula hak asasi lain seperti hak mereka untuk memperoleh
penghidupan yang layak, perekonomian yang baik, kebebasab
individu diakui sesuai nilai Pancasila yangberkembang dalam
masyarakat. Maka pemerintah Indonesia harus memperbaiki
hidup bangsa ini.

10

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia
sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan
agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi
oleh
perundang-undangan
RI,
dimana
setiap
bentuk
11

pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan
HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.
B.

SARAN
Sebagai
makhluk
sosial
kita
harus
mampu
mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di
samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran
HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjakinjak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita

DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.sindonews.com/read/2013/05/14/15/748499/
tragedi-trisakti-sulut-api-reformasi-1998
http://lylanet.blogspot.com/2013/09/kasus-pelanggaranham.html

12

http://sikkabola.wordpress.com/2012/08/28/kasus-pelanggaranham-tragedi-trisakti/
http://www.anneahira.com/kasus-trisakti.htm

13