PEDOMAN LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA (LDBI) TAHUN 2015

  

PEDOMAN

LOM BA DEBAT BAH ASA I N DON ESI A

(LDBI )

TAH U N 2 0 1 5

  

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

KATA PENGANTAR

  Penguatan kemampuan komunikasi efektif dan berpikir kritis menjadi kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi berkualitas. Kegiatan peningkatan kualitas siswa dalam komunikasi dan berpikir kritis sangat ideal jika dilekatkan dengan kegiatan yang bersifat kompetitif. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas mengembangkan kegiatan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI). Lomba ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Indonesia siswa Indonesia dan mengembangkan jejaring dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

  Di dalam debat, terdapat tuntutan penggunaan kombinasi kemampuan berbahasa Indonesia dan kemampuan berargumen. Semua yang disampaikan peserta harus selalu melalui alasan dan dukungan fakta yang jelas. Debat ini menuntut siswa tidak hanya mengetahui dan menganalisa isu-isu nasional tetapi juga isu-isu global.

  Agar kegiatan LDBI terlaksanan dengan baik, perlu pedoman yang menjadi acuan setiap kegiatan.Oleh karena itu, pedoman ini disusun agar penyelenggaraan LDBI dapat terlaksana dengan baik.Kepada semua pihak yang membantu tersusunnya pedoman umum ini kami mengucapkan terima kasih.

  Jakarta, Februari 2015 Direktur Pembinaan SMA,

  DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH Harris Iskandar, Ph.D.

  NIP.19620429 198601 1 001

  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................... iii

  I. PENDAHULUAN ........................................................ 1

  A. Latar Belakang ...................................................... 1

  B. Tujuan.................................................................... 2

  C. Sasaran ................................................................. 3

  D. Pengertian ............................................................. 3

  II. SISTEM DAN MEKANISME LOMBA ......................... 4

  A. Sistem Lomba ....................................................... 4

  B. Tahapan Seleksi .................................................... 5 1) Tingkat Sekolah ............................................... 5 2) Tingkat Propinsi ............................................... 5 3) Tingkat Nasional .............................................. 6

  

III. PESERTA ................................................................... 7

  A. Persyaratan ........................................................... 7

  B. Pendaftaran ........................................................... 7

  

IV. PENJURIAN ............................................................... 8

  A. Juri/Dewan Juri ...................................................... 8

  B. Mekanisme Penilaian ............................................ 8

  

V. SUSUNAN ACARA DAN JADWAL KEGIATAN ........ 10

  A. Susunan Acara ...................................................... 10

  B. Jadwal Kegiatan .................................................... 10

  

VI. SUMBER DAYA .......................................................... 13

  

VII. KODE ETIK PESERTA DAN JURI ............................ 14

  

VII. PENGHARGAAN ....................................................... 17

LAMPIRAN ....................................................................... 18

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Dalam banyak kasus, kita sering melihat proses pengambilan keputusan yang ditempuh melalui debat berlangsung tidak sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, banyak anggota legislatif yang menyela dalam persidangan sebelum diberi kesempatan pimpinan sidang atau menyuarakan hal yang bersifat pribadi untuk menyerang lawannya. Pelajar seringkali keras dalam menyuarakan pendapatnya tetapi pendapatnya tidak mempunyai landasan argumentasi yang kuat. Selain itu, para siswa seringkali beradu argumen dengan keras tetapi sebenarnya isinya kurang kuat dan cara penyampaiannya kurang elegan. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena lemahnya kemampuan anak bangsa Indonesia dalam membangun argumen yang analitis, kritis dan komprehensif. Sementara itu, perkembangan media dan teknologi yang semakin pesat ternyata berpengaruh terhadap kualitas penguasaan dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di masyarakat. Intensifnya tayangan media yang memunculkan bahasa-bahasa gaul serta asimilasi budaya yang semakin kuat dimasyarakat menjadikan bahasa nasional kita punya kecenderungan tergerus dan mengalami krisis identitas yang dapat mengancam eksistensinya sebagai simbol identitas nasional. Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyelenggarakan kegiatan yang bisa menghasilkan siswa yang bisa berpikir kritis, dan analitis, mampu menyampaikan pendapatnya dengan cara yang beradab, serta mampu menghargai dan memelihara kekayaan budaya bangsa. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.

  Kegiatan debat ini diharapkan dapat menjadikan siswa mampu menganalisis, membuat penilaian dan keputusan, menyampaikan fakta dan data, serta menyampaikan gagasannya ke publik dengan meyakinkan. Dalam debat, siswa akan dihadapkan pada persoalan-persoalan nyata yang dihadapi masyarakat dan umat manusia. Oleh karena itu, debat merupakan media yang tepat dalam melatih kemampuan negosiasi dan argumentasi para siswa. Jadi sudah tepat kiranya jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggung jawab utama pendidikan di Indonesia melaksanakan lomba debat antar siswa guna mewujudkan visi dan misi tersebut.

  B. Tujuan

  1) Meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia lisan, dan menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa. 2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, sehingga siswa mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. 3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis.

  C. Sasaran

  Sasaran LDBI adalah semua siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan swasta di Indonesia

D. Pengertian

  1) Pendebat adalah tiga orang peserta yang mengikuti perlombaan. 2) Ketua Panitia adalah orang yang mengatur jalannya perlombaan. 3) Ketua Juri adalah seorang Juri yang mengatur mekanisme penjurian. 4) Wakil Ketua Juri adalah satu atau beberapa juri yang ikut membantu tugas ketua Juri dalam penjurian. 5) Juri Undangan adalah Juri yang diundang oleh lembaga penyelenggara LDBI. 6) Juri N1 adalah calon Juri (guru) yang dikirim oleh tim untuk diikutkan dalam akreditasi penjurian. 7) Tabulator adalah orang yang bertanggungjawab terhadap tabulasi penilaian dalam perlombaan.

II. SISTEM DAN MEKANISME LOMBA

A. Sistem Lomba

  Sistem yang digunakan dalam LDBI adalah Asian Parliamentary System. Untuk LDBI tingkat Nasional, sistem perlombaan adalah sebagai berikut:

  1. Babak Penyisihan Terdapat lima babak penyisihan untuk menentukan enam belas tim terbaik yang berhak maju ke babak Perdelapan besar.

2. Babak Perdelapan final

  Babak ini merupakan sistem gugur, artinya tim hanya melakukan sekali perdebatan. Terdapat enam belas tim yang berdebat di delapan ruang debat dan satu tim terbaik di masing-masing ruang akan maju ke babak Perempat final.

  3. Babak Perempat Final.

  Babak ini diikuti oleh delapan tim terbaik yang lolos dari babak perdelapan besar dan berkompetisi di babak semifinal.

  4. Babak Semi Final Mempertemukan empat tim terbaik yang terbagi dalam dua ruang debat dan dua tim terbaik dari masing-masing ruang akan maju ke babak

grand final.

  5. Babak Final

  Babak ini merupakan babak puncak yang mempertemukan dua tim terbaik untuk menentukan juara 1 dan 2.

B. Tahapan Seleksi

  Tahapan LDBI melalui beberapa tahap perlombaan berikut:

  1. Tingkat sekolah Setiap sekolah mempunyai otoritas untuk menentukan satu tim debat.

  Satu tim terdiri atas tiga siswa sebagai pendebat dan satu orang sebagai Juri N1 yang selanjutnya berhak untuk mengikuti seleksi tingkatKabuaten/kota.

  2. Tingkat Kabupaten/ Kota Setiap Kabupaten/ Kota mempunyai kewenangan untuk menentukan satu tim debat yang nantinya akan mewakili Kabupaten/ Kota ke perlombaan tingkat Propinsi.

  3. Tingkat Propinsi Seleksi tingkat propinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi. Satu tim debat terbaik propinsi akan berlomba di tingkat nasional.

  4. Tingkat Nasional Seleksi tingkat nasional akan diikuti oleh para pemenang tingkat propinsi se Indonesia yang berjumlah 34 tim.

  Seluruh tim berjumlah136 orang yang terdiri atas 102 siswa pendebat dan 34 orang Juri N1.

III. PESERTA

  A. Persyaratan 1. Peserta LDBI adalah Warga Negara Indonesia.

  2. Pendebat adalah siswa aktif di Sekolah Menengah Atas(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari Dinas Pendidikan Propinsi.

  3. Satu tim terdiri atas tiga pendebat dan satu Juri N1.

  4. Juri N1 adalah guru wakil propinsi asal pendebat.

  5. Pendebat wajib mengikuti Seminar Debat dan Juri N1 wajib mengikuti Seminar Penjurian.

  6. Anggota tim tidak boleh diganti dengan alasan apapun.

  7. Peserta bukan 10 Pembicara Terbaik LDBI tahun 2014.

  B. Pendaftaran LDBI tingkat Nasional

  Dinas Pendidikan Propinsi mengirimkan daftar nama satu tim terbaik dalam bentuk Surat keputusan ke panitia LDBI di Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemterian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengikuti lomba debat Bahasa Indonesia tingkat Nasional.

IV. PENJURIAN

A. Juri/Dewan Juri

  Juri di LDBI terdiri atas Ketua Juri, Wakil Ketua Juri, Juri Undangan , Juri Terakreditasi, dan Juri Trainee.

  1. Ketua Juri dipilih oleh Direktorat Pembinaan SMA.

  2. Wakil ketua Juri dipilih oleh Direktorat Pembinaan SMA

  3. Juri Undangan di tentukan oleh Ketua dan Wakil Ketua Juri dengan sepengetahuan Tim Pendamping debat dari oleh Direktorat Pembinaan SMA. Juri undangan ini dipilih atas dasar kompetensi dalam debat atau pengalaman menjadi juri.

  4. Juri Terakreditasi adalah juri hasil akreditasi terhadap Juri N1pada awal perlombaan.Terdapat tiga jenis akreditasi, yaitu A, B, dan C.

  5. JuriTrainee adalah Juri N1yang tidak lulus akreditasi namun masih diberi kesempatan untuk ikut belajar menjadi juri.

B. Mekanisme Penilaian

  1. Penilaian ditentukan berdasarkan aturan dalam sistem Asian Parliamentary.

  2. Penilaian debat berdasarkan pada ketentuan berikut : 1. 67 : Pendebat tidak bicara sama sekali.

  2. 68-69 : Pendebat berbicara tetapi pidatonya tidak berbobot. 3. 70-73 : Substansi argument berbobot tetapi struktur tidak jelas.

  4. 74 : Substansi dan struktur pidato hampir lengkap 5. 75 : RATA-RATA ( struktur lengkap, tugas terpenuhi, respon cukup, menerima/ memberi interupsi, argumen jelas meskipun terdapat kekurangan).

  6. 76 : Penampilan sedikit di atas rata-rata. 7. 77-79 : Struktur lengkap, ide revolusioner. 8. 80-81 : Nilai yang layak untuk tim di babak final 9. 82-83 : Sempurna

V. SUSUNAN ACARA DAN JADWAL KEGIATAN

  

A. Acara dalam LDBI Tingkat Nasional adalah sebagai berikut:

1) Upacara Pembukaan.

  2) Merupakan pertemuan teknis antar tim peserta. Materi seminar adalah penjelasan sistem dan strategi perlombaan. 3) Seminar Penjurian. Seminar ini merupakan ajang akreditasi bagi calon Juri. Materi dalam seminar ini adalah tata cara penilaian. Seminar ini diikuti dengan tes bagi calon juri. Seminar ini diadakan bersamaan waktunya dengan Seminar Debat. 4) Malam kesenian 5) Perlombaan debat dari babak Penyisihan s.d. Final 6) Penutupan.

  B. Jadwal Kegiatan

  Jadwal Kegiatan LDBI 2015 adalah sebagai berikut:

  Waktu Kegiatan

  Hari I 15.00 – 12.00 Registrasi

  Hari II 09.00 - 08.00 Pembukaan 09.15 – 09.00 Pengucapan janji peserta dan juri 12.00 – 09.15 Seminar debat

  Seminar on adjudicating

  Waktu Kegiatan

  13.00 – 12.00 Istirahat 15.00 – 13.00 Eksibisi debat

  Akreditasi juri 15.30 – 15.00 Istirahat 18.00 – 15.30 Koreksi hasil akreditasi juri

  Hari III 10.00 – 08.00 Babak Penyisihan I 10.30 – 10.00 Tabulasi 12.30 – 10.30 Babak Penyisihan II 13.30 – 12.30 Istirahat 14.00 – 13.30 Tabulasi 16.00 – 14.00 Babak Penyisihan III 18.00 – 16.00 Tabulasi

  Hari IV 10.00 – 08.00 Babak Penyisihan IV 10.30 – 10.00 Tabulasi 12.30 – 10.30 Babak Penyisihan V 13.30 – 12.30 Istirahat 15.00 – 13.30 Tabulasi 15.30 – 15.00 Istirahat 16.00 – 15.30 Tabulasi 18.00 – 16.00 Persiapan Pengumuman Babak

  Eliminasi

  Waktu Kegiatan

  19.00 – 18.00 Istirahat 21.00 – 19.00 Pengumuman Babak Eliminasi

  Hari V 10.00 – 08.00

  Babak Perdelapan final 16.00 – 10.00 Wisata

  Hari VI 10.00 – 08.00

  Babak Perempat final 11.00 – 10.00 Tabulasi 12.30 – 11.00 Istirahat 13.00 – 12.30

  Persiapan Babak Semifinal 15.00 – 13.00

  Babak Semifinal 15.30 – 15.00 Istirahat 16.00 – 15.30 Tabulasi 18.00 – 16.00 Istirahat 19.00 – 18.00 Persiapan Babak Final 20.00 – 19.00 Babak Final 00 .21 – 20.00 Malam kesenian dan Penutupan

VI. SUMBER DAYA

  1) Kepanitiaan

  Panitia terdiri atas Panitia Pengarah dari Direktorat Pembinaan SMA; Panitia Pelaksana. Panitia Pelaksana terdiri atasKetua panitia, kordinator perlombaan, juri,

  

Laiason Officer (LO) dan seksi-seksi lain yang dirasa perlu.

  2) Sarana

  Sarana yang dibutuhkan dalam LDBI:

  a. Satu aula besar berkapasitas 200 orang untuk dipakai sebagai aula peserta debat. Aula ini dilengkapi dengan LCD projector dan sistem tata suara yang baik.

  b. Satu aula berkapasitas 80 orang untuk dipakai sebagai aula juri. Aula ini dilengkapi dengan LCD projector dan sistem tata suara.

  c. Satu ruang tabulasi.

  d. Tujuh belas ruang debat masing masing berkapasitas 20 orang. Ruang ini tidak perlu dilengkapi dengan LCD projector maupun sistem tata suara.

VII. KODE ETIK PESERTA DAN JURI

A. Yang harus dilakukan oleh para peserta dan juri

  Selama turnamen berlangsung, semua peserta dan juri wajib: 1) Berperilaku dalam semangat saling menghormati terhadap peserta lain di dalam acara, terhadap para tamu, dan sponsor dari turnamen, dan juga terhadap khalayak umum yang menghadiri berbagai acara dalam turnamen.

  2) Patuh terhadap hukum yang berlaku di Republik Indonesia 3) Patuh pada setiap peraturan, pedoman dan larangan yang ditentukan oleh panitia pelaksana untuk menjaga keteraturan dan keamanan para peserta. 4) Peserta wajib mengenakan seragam sekolah dalam setiap babak.

5) Peserta dan juri wajib mengenakan pakaian bebas pantas/ formal casual selama perlombaan.

B. Yang tidak boleh dilakukan oleh peserta dan juri

  Selama turnamen, peserta dilarang: 1) Mengeluarkan komentar, gurauan, ejekan, dan atau pelecehan yang menghina budaya, ras, agama, jenis kelamin maupun orientasi seksual orang lain atau perilaku lain yang dapat dianggap merendahkan orang lain, tanpa mempedulikan apakah tindakan itu dilakukan di depan maupun di belakang orang tersebut.

2) Mengintai atau melecehkan secara fisik individu lain.

  3) Turut serta dalam segala bentuk tindak kekerasan maupun ancaman untuk melakukan tindak kekerasan. 4) Turut serta dalam segala bentuk pelecehan seksual 5) Mengambil atau menggunakan barang individu lain tanpa ijin 6) Dengan sengaja mengakibatkan kerusakan terhadap individu lain atau lokasi lomba 7) Mengkonsumsi bahan-bahan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh hukum Republik Indonesia, atau memasok bahan-bahan tersebut kepada individu lain

  8) Mengkonsumsi atau berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obat terlarang yang dimana akan dapat merusak reputasi dari turnamen. 9) Peserta debat dengan orang dewasa yang berperan sebagai pelatih, juri, juri N1, pembina, panitia dan observer jika memiliki hubungan keterkaitan selama turnamen.

C. Perilaku selama BabakDebat

  1) Peserta di turnamen, terutama pelatih, pendamping, dan peserta dilarang untuk melakukan konfrontasi kepada juri dengan menggunakan pendekatan yang agresif setelah selesainya suatu ronde debat.

  2) Masukan, atau feedback, antara tim debat dan juri harus diberikan dan diterima dengan semangat yang konstruktif dan tidak dengan sikap konfrontatif.

VIII. PENGHARGAAN

  

A. Penghargaan LDBI tingkat nasional adalah sebagai berikut:

1) Sertifikat diberikan kepada peserta (Pendebat dan Juri).

  2) Piala diberikan kepada 10 pendebat terbaik. 3) Piala dan medali emas diberikan kepada Juara 1; Piala dan medali perak diberikan kepada Juara 2; dan Piala dan medali Perunggu diberikan kepada Juara 3 (dua tim). 4) Hadiah Tabanas diberikan kepada Juara 1,2& 3 (dua tim). 5) Piala, medali dan piagam penghargaan diberikan kepada 5 orang Juri N1 terbaik.

  B. Penghargaan di tingkat sekolah dan propinsi

  Setiap Sekolah, Kabupaten, dan Propinsi berhak memberikan penghargaan kepada pemenang LDBI di tingkat sekolah/ Kabupaten/Propinsi.

LAM PI RAN

  

KONSTITUSI LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA ( L D B I )

PASAL 1 FORMAT a. Format lomba debat bahasa Indonesia adalah format parlemen. Di dalam satu ruang debat terdiri atas dua tim (tim Pemerintah

  dan tim Oposisi), yang masing-masing tim terdiri dari tiga pembicara.

  b. Setiap peserta mendapat kesempatan berbicara/berpidato.

  Pidato terdiri atas pidato substantif dan pidato balasa. Pidato balasan hanya dilakukan setelah semua peserta melakukan pidato substantif. Pidato balasan dilakukan oleh pembicara kedua atau ketiga masing-masing tim, dengan tim oposisi sebagai pihak yang menyampaikan pidato balasan terlebih dahulu.

  c. Waktu penyampaian pidato substantif adalah 7.20 menit dan pidato balasan 4.20 menit.

  d. Metode pemberian sinyal waktu untuk setiap pembicara diputuskan oleh ketua juri dan atau panitia.

  e. Tambahan pada Pasal 1 (d), apabila tidak ada pemberian sinyal waktu, pada dasarnya anggota atau penonton dari masing-masing tim diperkenankan untuk memberikan sinyal kepada pembicara, yang dilakukan dengan sopan dan tidak mengganggu jalannya debat.

  f. Sebelum debat dimulai, setiap tim harus memberikan informasi kepada pimpinan ruang debat (

  chairperson), nama dan tugas dari masing-masing anggota tim. g. Pembicara yang boleh berpidato dalam sebuah debat adalah tiga pembicara untuk masing-masing tim yang di umumkan oleh pimpinan ruang debat ( chairperson)saat permulaan debat.

  h. Selama debat berlangsung, pembicara tidak diperkenankan untuk berkomunikasi dengan pelatih, anggota tim lain yang tidak berpidato di debat itu atau penonton, terkecuali memberikan sinyal waktu sesuai dengan yang dimaksud pada pasal 1 (e). i. Tanpa mengurangi ikatan yang terdapat pada pasal 1, jika, pada saat debat berlangsung pembicara yang seharusnya berpidato tidak dapat menyampaikan pidato, pembicara lain dari tim tersebut, yang telah diumumkan sebelumnya oleh pimpinan ruang sidang (

  chairperson),diperkenankan melakukan pidato substitusi.

  j. Apabila pidato substitusi dilakukan/diberikan sesuai dengan

  Pasal 1 (i), para juri akan memberikan nilai terendah dari standar nilai yang digunakan, terlepas dari kualitas pidatonya. (jika situasi seperti ini terjadi, nilai dari pembicara ini tidak akan dihitung dalam rangking pembicara individu atau kategori penghargaan). k. Hal yang berkenaan dengan pembicara substitusi kemudian tidak tertera dalam konstitusi ini, keputusan yang diberikan harus berdasar atas pertimbangan dan kebijaksanaan, dengan mengacu pada buku pedoman LDBI. l. Informasi dan hal lainnya akan mengacu pada buku pedoman LDBI.

PASAL 2 PERSYARATAN

  a. Setiap propinsi hanya dapat mengirim satu perwakilan tim untuk bertanding di LDBI.

  b. Setiap anggota tim propinsi harus:

  1. Berstatus sebagai siswa SMA aktif di propinsinya dalam kurun waktu enam bulan sebelum perlombaan dimulai.

  2. Berusia genap empat belas tahun dan tidak lebih dari sembilan belas tahun saat mengikuti perlombaan.

  c. Seleksi dan komposisi dari masig-masing tim propinsi harus berdasar pada peraturan-peraturan yang tercantum dalam buku pedoman.

  d. Satu tim hanya boleh terdiri dari tiga orang dan satu orang guru yang akan mengikuti akreditasi juri. Status guru tersebut disebut juri N1.

  e. Setiap propinsi yang mengirimkan satu tim di LDBI harus menyertakan seorang guru yang ditunjuk sebagai juri N1, yang akan mengikuti semua aturan yang tertera pada buku Pedoman Perlombaan sebagai juri N1.

  

PASAL3

PERTANDINGAN

  a. Setiap tim akan bertanding dengan lima tim lain selama babak penyisihan. Sistem perlombaan untuk babak penyisihan akan menggunakan metode yang sebelumnya telah ditentukan oleh ketua juri dan wakil ketua juri. b. Setiap tim akan mendapat jumlah pertandingan yang sama dengan tim yang lain pada tiap hari lomba. Setiap tim tidak diperkenankan berlomba lebih dari tiga kali dalam satu hari pada babak penyisihan.

  c. Pada akhir babak penyisihan, ranking tim didasarkan pada jumlah kemenangan yang diperoleh. Jika terdapat jumlah kemenangan yang sama maka akan ditentukan oleh jumlah nilai tim lalu selisih nilai rata-rata setiap tim (margin) secara berurutan. Dan jika masih terdapat kesamaan pada jumlah kemenangan dan margin, maka rangking akan ditentukan oleh nilai tim.

  d. Format pertandingan tim enam belas (16) besar pada Octo- Final, Octo A – Rangking 1 vs Rangking 16 Octo B – Rangking 2 vs Rangking 15 Octo C – Rangking 3 vs Rangking 14 Octo D – Rangking 4 vs Rangking 13 Octo E – Rangking 5 vs Rangking 12 Octo F – Rangking 6 vs Rangking 11 Octo G – Rangking 7 vs Rangking 10 Octo H – Rangking 8 vs Rangking 9

  e. Format pertandingan tim delapan besar pada Quarter-Final, Quarter A – Pemenang Octo A vs Pemenang Octo H Quarter B – Pemenang Octo B vs Pemenang Octo G Quarter C – Pemenang Octo C vs Pemenang Octo F Quarter D – Pemenang Octo D vs Pemenang Octo E f. Format pertandingan tim empat besar pada Semi-Final, Semi A – Pemenang Quarter A vs Pemenang Quarter D Semi B – Pemenang Quarter B vs Pemenang Quarter C g. Pemenang Semi-Final akan bertanding di babak Grand Final.

  h. Rangking tim lain akan ditentukan oleh capaian akhir setiap tim dalam perlombaan, sesuai dengan capaian tim saat babak penyisihan. (sesuai dengan pasal 3 (c)).

PASAL 4 DEWAN JURI

  a. Semua Lomba Debat Bahasa Indonesia akan dinilai oleh juri dengan jumlah panelis juri yang ganjil, dengan jumlah ideal minimal terdiri atas tiga juri.

  b. Jika jumlah juri akreditasi tidak mencukupi sehingga tidak memungkinkan menggunakan sistem juri panelis dalam setiap ronde debat seperti yang tertera pada Pasal 4 (a), ketua juri memiliki wewenang untuk membuat keputusan menggunakan juri tunggal dalam setiap ronde debat termasuk penempatan juri tunggal pada masing-masing ruang debat dengan mempertimbangkan kapabilitas dari juri tersebut untuk menjadi juri tunggal.

  c. Seorang Juri harus dapat berperilaku, bertindak dan merepresentasikan dirinya dengan sopan dan tingkah laku yang baik, hal ini kemudian diatur dalam buku pedoman debat LDBI. d. Juri tidak diperkenankan melakukan penjurian pada sesi debat dimana juri tersebut memiliki afiliasi individu maupun profesional terhadap salah satu tim.

  e. Seorang Juri tidak dapat menjadi pelatih tim saat perlombaan LDBI.

  f. Seorang juri dapat menjadi juri untuk tim yang sama lebih dari satu kali, dengan mempertimbangkan jumlah berapa kali juri tersebut telah menjadi juri tim yang sama.

  g. Sebuah kemenangan dalam debat ditentukan dari jumlah voting terbanyak dari panelis juri. Dalam kasus juri tunggal, wewenang mutlak ada pada juri tunggal.

  h. Standar penilaian, Peraturan lomba debat, dan prinsip sistem penjurian diatur dalam buku pedoman penjurian yang dijadikan sebagai sumber utama dalam konstitusi. i. Buku pedoman penjurian adalah bagian dari konstitusi dan dapat diamandemen dengan cara yang sama sebagaimana pasal-pasal diamandemen. j. Ketua juri dan atau panitia lomba harus memastikan bahwa dewan juri memahami buku pedoman penjurian dan segala panduan serta materi-materi lain yang diinstruksikan. k. Dewan juri harus melakukan penjurian sesuai dengan buku pedoman penjurian dan segala panduan serta materi-materi lain yang diinstruksikan. l. Untuk dapat menjadi juri undangan di LDBI seseorang harus:

  1. Memiliki Akreditasi Juri yang diakui dan nilai akreditasi, yang mana asal dan nilai dari akreditasi menjadi wewenang dari ketua juri.

  2. Memiliki pengalaman menjadi juri pada tingkatan lomba debat setingkat SMA dan Universitas atau sederajat. Aktif menjadi juri dalam lomba-lomba debat lain secara regular dalam kurun waktu dua tahun terakhir. m. Ketua juri dapat menerima seseorang yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi juri undangan pada LDBI jika:

  1. Seseorang telah menjadi juri pada LDBI sebelumnya dan atau,

  2. Menurut pandangan ketua juri, orang tersebut memiliki pengalaman yang mumpuni dan mampu untuk menjadi seorang juri undangan. n. Dewan juri pada LDBI, termasuk juri Grand-Final dipilih berdasarkan kemampuan mereka menjuri, tidak atas dasar posisi individu di pekerjaan atau kantor namun tetap mengac ke pasal 4 (d). o. Ketua juri dapat setiap saat, merujuk pada dinamika jalannya lomba, memutuskan bahwa juri tersebut untuk tidak menjadi juri pada saat itu atau tidak dapat lagi menjadi juri tanpa harus ada assessment lebih lanjut jika ketua juri merasa ada keraguan terhadap kemampuan kompetensi dan ada keberpihakan dilakukan oleh juri tersebut. p. Dalam melakukan penilaian sesuai dengan Pasal 4 (m), pertimbangan yang diambil oleh ketua juri:

  1. Apakah juri tersebut dapat atau tidak dapat memberikan alasan yang cukup untuk memberikan kemenangan pada salah satu tim;

  2. Apakah juri tersebut melakukan pelanggaran pada salah satu atau sebagian peraturan hingga taraf yang tidak dapat ditoleransi;

  3. Apakah juri tersebut ketika melakukan penjelasan dan alasan memberikan kemenangan salah satu tim dirasa tidak berimbang dan aneh (menurut perspektif ketua juri) hingga menimbulkan keraguan terhadap keputusannya;

  4. Apakah juri tersebut menggunakan obat-obat terlarang, minum minuman beralkohol yang berlebihan, atau kelelahan atau dalam kondisi tidak sehat atau hal lain yang menyebabkan juri tersebut tidak dapat menjuri secara baik atau tidak dapat menjuri sama sekali;

  5. Apakah keluhan telah diajukan terhadap juri tersebut yang mengacu pada Pasal 5 (g).

  6. Apakah segala tindak tanduk juri tersebut dipertanyakan;

  7. Hal lain yang menurut pertimbangan ketua juri relevan dalam kasus ini. q. Sebelum memutuskan apakah juri tersebut dapat atau tidak dapat lagi bertugas, Ketua juri dengan pertimbangan dari wakil ketua juri, mengambil langkah, apakah masalah dapat diselesaikan dengan dengan persuasif atau cara lain yang dianggap sesuai. r. Dalam melakukan penilaian terhadap juri teresebut, ketua juri dapat:

  1. Menginformasikan dirinya terhadap bukti dan fakta yang dirasa perlu;dan

  2. Berkonsultasi dengan Dewan juri inti. s. Keputusan yang telah dibuat dalam sebuah perdebatan di dalam lomba debat tidak dapat berubah dan atau dipengaruhi oleh pasal 4 (m)-(p).

PASAL 5 KETUA JURI DAN PROSEDUR PENGAJUAN KELUHAN a. Harus ada satu ketua juri dalam satu lomba debat.

  b. Ketua juri di tunjuk oleh Panitia pelaksana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

  Sesuai dengan konstitusi ini, ketua juri bertanggung jawab untuk:

  1. Menentukan juri-juri yang layak.

  2. Melakukan seminar penjurian sebelum pelaksanaan lomba debat.

  3. Memilah apakah juri-juri yang telah layak, dapat untuk menjadi juri dalam lomba debat.

  4. Menugaskan juri di setiap ruang debat.

  5. Menyimpan hasil dari semua debat.

  6. Menentukan rangking tim pada akhir babak penyisihan sesuai dengan data tabulasi.

  7. Menentukan undianuntuk Octo-Final, Quarter-Final, Semi- Final dan Grand-Final. dan;

  8. Hal lain berkaitan dengan proses penjurian dalam lomba debat. c. Sebelum perlombaan debat, ketua juri berhak menunjuk panelis dari juri senior dan juri berpengalaman yang diambil dari provinsi berbeda untuk membantu tugasnya, yang kemudian menempati posisi sebagai Wakil ketua juri.

  d. Merujuk pada pasal 5 (d), hal ini berlaku apabila Wakil Ketua juri belum di tentukan sebelumnya.

  e. Gabungan ketua juri dan wakil ketua juri dinamakan juri inti.

  f. Anggota dari tim juri inti berhak memberikan pertimbangan dan bantuan kepada ketua juri, tetapi tidak mengambil alih tugas, fungsi serta tanggung jawab dari ketua juri atau memiliki kekuasaan diatas ketua juri.

  g. Segala keluhan tentang juri di setiap ruang debat di ajukan kepada ketua juri:

  1. Dalam kurun waktu 24 jam terhitung saat keluhan atas permasalahan tersebut diutarakan, oleh: a. Seorang juri atau dewan juri yang diakreditasi oleh ketua juri dalam lomba debat tersebut, dan juri yang berada dalam satu panel saat kejadian keluhan tersebut terjadi;atau

b. Pelatih Official yang terdaftar atau pendamping

  (manager tim) atau guru dari tim yang berpartisipasi dalam lomba debat tersebut, dengan membuat keluhan secara tertulis.

  h. Keluhan mencakup, tetapi tidak terbatas pada salah satu atau lebih, perihal dibawah ini:

  1. Setelah menerima keluhan yang mengacu pada pasal 5(g), ketua juri akan memutuskan: a. Apakah keluhan tersebut dapat diselesaikan tanpa adanya penyelidikan lebih lanjut; atau b. Apakah keluhan tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut, yang mana ketua juri akan mengambil tindakan lebih lanjut termasuk, tetapi tidak terbatas untuk berbicara atau bertanya kepada:

  1. Juri yang dimaksud dalam keluhan tersebut; dan

  2. Juri lain yang berada dalam satu panel dengan juri tersebut; dan/atau

  3. Pelatih, guru, yang berada di debat tersebut; Dan/ atau

  4. Orang lain yang dirasa sesuai oleh ketua juri. i. Dengan pertimbangan dari juri inti, ketua juri akan memutuskan keluhan tersebut dengan:

  1. Menolak keluhan tersebut; atau

  2. Menerima keluhan tersebut; atau

  3. Tidak menindak lanjuti keluhan tersebut; atau

  4. Melakukan pembicaraan dengan juri tersebut; atau

  5. Tindakan lainnya yang dirasa perlu oleh ketua juri untuk menyelesaikan permasalahan. j. Tidak ada keputusan yang berkaitan dengan Pasal 5 (i poin 2) dibuat tanpa ada proses penyelidikan lebih lanjut yang mana pasal 5 (h poin 1a) mengacu dan khususnya, tanpa terlebih dahulu harus melakukan pembicaraan dengan juri yang dimaksud dalam keluhan tersebut. k. Setelah keluhan telah diputuskan berdasarkan Pasal 5 (i poin 1), ketua juri harus berbicara pada orang-0rang di bawah ini:

  1. Orang atau seseorang yang membuat keluhan, baik secara tertulis jika keluhan diajukan secara tertulis atau verbal jika keluhan disampaikan secara verbal.

  2. Dimana keputusan yang berdasar pada Pasal 5 (i poin 1) adalah hasil dari penyelidikan lebih lanjut dimana dimaksudkan oleh Pasal 5 (h poin 1a), juri yang menjadi subyek dari keluhan akan informasikan secara tertulis. l. Dimana segala keluhan yang telah diputuskan mengacu pada

  Pasal 5 (i poin 2), ketua juri akan menginformasikan secara tertulis pihak dibawah ini:

  1. Orang atau seseorang yang mengajukan keluhan;

  2. Juri yang menjadi subyek dalam keluhan tersebut; m. Keputusan yang telah dibuat tidak dapat berubah dan atau dipengaruhi oleh pasal 5 (g) – (l).

PASAL 6 MOSI/TOPIK

  a. Ketua Juri bersama juri inti akan memilih atau membuat semua mosi dalam perlombaan debat.

  b. Terdapat dua jenis mosi, mosi yang dipersiapkan dan mosi yang dikeluarkan tepat pada saat lomba berlangsung (impromptu).

  Kurang lebih empat minggu sebelum perlombaan dimulai, Juri inti akan mengirimkan kepada panitia perlombaan, daftar mosi yang telah diseleksi untuk mosi yang telah dipersiapkan termasuk untuk Grand-Final. c. Panitia lomba akan menginformasikan seluruh tim akan mosi yang dipersiapkan untuk debat.

  d. Setidaknya satu hari sebelum lomba dimulai juri inti telah mempersiapkan mosi yang dikeluarkan tepat pada saat lomba (impromptu) untuk babak-babak yang membutuhkan mosi impromptu.

  e. Jumlah mosi

   impromptu yang dipersiapkan oleh juri inti,

  mengacu pada Pasal 6 (d), setidaknya harus lebih banyak dari jumlah ronde yang menggunakan mosi impromptu.

PASAL 7 DEBAT IMPROMPTU

  a. Berdasar pada kebijaksnaan panitia, terdapat setidaknya satu babak debat atau setengah dari jumlah keseluruhan lomba yang menggunakan mosi

  impromptu, dengan asumsi bahwa

  setiap tim memiliki kemungkinan jumlah babak

  impromptu yang sama dengan tim lain pada saat babak penyisihan.

  b. Kebijakan akan waktu persiapan debat dan prosedur untuk debat impromptu diserahkan pada pihak tuan rumah, dengan ketentuan:

  1. Kedua tim yang bertanding menerima mosi

  impromptu pada saat yang sama.

  2. Sedapat mungkin, setiap tim menerima jumlah yang sama baik posisi pemerintah atau oposisi ketika melakukan debat

  impromptu, dan

  3. Pada saat debat

  impromptu kedua tim mendapat ruang persiapan dan kondisi yang tidak jauh berbeda. c. Dalam persiapan debat

  impromptu tidak perkenankan

  membawa kedalam ruang persiapan telephone, komputer atau alat komunikasi lain atau alat yang dapat mengakses informasi diluar ruang persiapan debat.

PASAL 8 PENGHARGAAN DAN SANKSI

  a. Penghargaan khusus akan diberikan pada akhir perlombaan kepada:

  1. Semua tim yang mencapai Okto-Final, Semi-Final atau Grand-Final di perlombaan debat. 2. 10 pembicara terbaik. 3. 10 akreditas juri N1 terbaik.

  b. Bentuk dari penghargaan yang dijelaskan pada Pasal 8 (a poin 1-3) sepenuhnya kebijakan dari panitia lomba pada saat itu.

  c. Tuan rumah di perkenankan untuk memutuskan memberi penghargaan lain.

  d. Sanksi yang diberikan untuk segala jenis pelanggaran dari konstitusi dan peraturan lainnya didasarkan pada pertimbangan dari ketua juri dan atau panitia lomba LDBI, dengan mempertimbangkan secara adil, bijaksana dan sesuai dengan pelanggarannya.