Loan Approval Decision Support System At Koperasi Unit Desa By Using The Satisficing Model
46 J u r n a l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1
ISSN: 1978-1520
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman
Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Menggunakan The
Satisficing Model.
( Studi Kasus : KUD Margasari Kabupaten Tegal)
Loan Approval Decision Support System At Koperasi
Unit Desa By Using The Satisficing Model
(Study Case: KUD Margasari Tegal District)
1, 2, 1 Sri Anjarwati , Emade Haryo Kuncoro2
Teknik Informatika S1, STMIK YMI TEGAL, Teknik Informatika S1, STMIK YMI TEGALKampus : Jl.Pendidikan No.1 Pesurungan Lor Kota Tegal, Indonesia e-mail : sri.anjarwati007@gmail.com , ucihamadera@gmail.com
Abstrak
Sistem pendukung keputusan merupakan salah satu produk perangkat lunak yangdikembangkan secara khusus untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Sesuai dengan namanya tujuan dari sistem ini adalah sebagai second opinion yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan
tertentu. Pengambilan keputusan yang berjalan saat ini masih manual, yaitu melalui proses
rapat sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaianya, dari permasalahan di
atas maka KUD Margasari membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung keputusan
dalam pemberian pinjaman, sesuai dengan prinsip pemberian pinjaman yang digunakan oleh
pihak KUD Margasari yaitu 5 C, yang mencakup karakter peminjam (Character), kapasitas
melunasi hutang (Capacity), kemampuan modal (Capital), jaminan (Collateral) dan kondisi
keuangan(Condition). Metode yang di gunakan adalahThe Satisficing Model.Dengan adanya
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman pada KUD Margasari dengan metode The
Satisficing Model ini dapat mempermudah proses pengambilan keputusanpemberian pinjaman
pada KUD Margasari, Kata kunci : Sistem Pendukung Pemberian Pinjaman, The Satisficing Model, Analisa 5C.
Abstract
Decision support system is one of software products which is especially developed tohelp decision making process. Based on its name, the purpose of this system is as second
opinion which can be used as considerations in making a decision of certain policy. The
decision making which is run up to now is still done manually, which is through a meeting,
therefore, it takes time which is relatively long to cope with. From the problem above, the KUD
Margasari needs an information system which can support the decision in providing loan, in
accordance with the principals used by KUD Margasari side, those are 5 C, the character of
customer(Character), the ability to pay back money lent(Capacity), capital ability (Capital),
valuable property owned by the customer(Collateral), and financial ability and condition
(Condition). The method used is The Satisficing Model. By the presence of the Loan Approval
Decision Support System at KUD Margasari with The Satisficing Model method, which can
simplify the process of deciding whether the customer will be given the loan they request at
KUD Margasari.Keywords: Loan Approval Decision Support System, The Satisficing Model, 5C Analyse
J ur na l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1 - 47
1. PENDAHULUAN
Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-
seorang demi kepentingan bersama dan Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Systempendukung keputusan
merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya tujuan dari sistem ini adalah sebagai second opinion yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan tertentu.Koperasi Unit Desa (KUD) Margasari merupakan suatu koperasi yang salah satu kegiatannya adalah menyediakan jasa simpan pinjam bagi anggotanya.Dalam pengajuan pinjaman yang dilakukan anggota KUD, pihak KUD harus berhati-hati dalam memberikan penilaian agar tidak menyebabkan kerugian bagi pihak KUD Margasari. Pengambilan keputusan yang berjalan saat ini masih manual, yaitu melalui proses rapat sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaianya[1].
Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman pada KUD Margasari,dapat mempermudah proses pengambilan keputusanpemberian pinjaman pada KUD Margasari, agar dapat mendukung dalam pengambilan keputusan mengenai layak atau tidaknya anggota KUD untuk diberikan pinjaman[2].Berdasarkan uraian diatas dapat di Indentifikasikan masalahyaitu bagaimana merancang dan membuat sistem pendukung keputusan pemberian pinjaman menggunakan metode the satisficing model pada KUD Margasari, agar dapat membantu pihak KUD dalam mengambil keputusan terkait kelayakan suatu pinjaman sehingga hasil keputusan menjadi lebih efektif dan efisien serta apakah sistem pendukung keputusan pemberian pinjaman ini dapat membantu meningkatkan kinerja pegawai pada KUD Margasari. Adapun yang menjadi batasan masalah dari sistem yang akan dibangun adalah bahwaSistem pendukung keputusan pemberian pinjaman ini menggunakan kriteria 5c yang mencakup karakter peminjam (Character), kapasitas melunasi hutang (Capacity), kemampuan modal (Capital), jaminan (Collateral) dan kondisi keuangan (Condition) dengan menggunakan metode
the satisficing model dalam menentukan kelayakan suatu pinjaman. Pada Sistem pendukung
keputusan dapat juga digunakan untuk pemilihan kepala sekolah dimana kepala sekolah mempunyai posisi penting dalam peningkatan mutu pendidikan karena kepala sekolah harus memiliki keahlian sebagai pendidik, manajer, akademisi, supervisor, pemimpin.[3]
2. METODE PENELITIAN
Metode Perancangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah The satisficing
model Esensi dari satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil
keputusan dapat menyederhanakan masalah-masalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Hal ini dikarenakan secara manusiawi dia tidak mungkin memahami dan mencerna semua informasi penting secara optimal. Didalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambil keputusan dengan rasionalitas terbatas, yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkret. Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi.Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang bertumpuk.Bagi para pengambil keputusan daripada mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya manusia sudah berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas yang sempit.[4]
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya rasionalitas terbatas, antara lain informasi yang datang dari luar sering sangat kompetitif atau informasi itu tidak sempurna, kendala waktu dan biaya, serta keterbatasan seorang pengambil keputusan yang rasional untuk mengerti dan
- 48 J u r n a l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1
ISSN: 1978-1520
memahami masalah dan informasi. Konsep ini memberikan tekanan pada batas-batas rasionalitas pengambilan keputusan, disamping dapat menjelaskan mengapa dua orang yang menggunakan informasi yang sama, bisa menghasilkan keputusan yang berbeda . Langkah-langkah model pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar 2.2.
1. Penetapan tujuan (kebutuhan) pengambil keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu.
2. Menyederhanakan masalah.
3. Penetapan standard minimum dari serangkaian kriteria keputusan.
4. Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi.
5. Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala lebih besar atau sama dengan standard minimum dari serangkaian keputusan.
6. Apakah alternatif yang memenuhi syarat keputusan itu ada? 7. Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik.
8. Jika tidak, dilakukan kembali pencarian alternatif pada langkah ke-5.
Gambar 1 The Satisficing Model Proses Pengambilan Keputusan. Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementas[5]. Fase proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar 2.1.
a. Fase Inteligensi Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus.Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
b. Fase Desain Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan.Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
J ur na l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1 - 49
c. Fase Pilihan Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis.Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu.Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada.Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
d. Fase Implementasi Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Gambar 2 Fase Proses Pengambilan Keputusan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk pemberian pinjaman yang ada di KUD Margasari melibatkan lima bagian yaitu calon debitur, unit simpan pinjam, j uru buku, bendahara dan Ketua KUD, alur yang terjadi yaitu sebagai berikut:
a. Calon debitur dating ke KUD Margasari dengan membawa persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, yaitu KTP (Suami-istri), Kartu Keluarga, dan slip gaji.
b. Lalu calon debitur tersebut mengisi formulir permohonan pinjaman dengan memberikan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan kepada unit simpan pinjam disertakan juga jaminannya.
c. Setelah mengisi formulir, maka berkas tersebut diserahkan kepada juru buku untuk dimasukan kedalam buku permohonan pinjaman.
d.
Lalu data calon debitur yang sudah dicek kemudian unit simpan pinjam melakukan survei ke tempat tinggal pemohon dan survei barang jaminan.
e. Setelah mendapatkan data peminjam yang telah disurvei lalu unit simpan pinjam melaporkan hasilnya kepada ketua KUD untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
f. Kemudian ketua KUD memberikan keputusan dan disampaikan kepada unit simpan pinjam, apabila pinjaman disetujui oleh ketua KUD maka formulir diberikan kepada bendahara koperasi untuk pencairan uangnya.
g. Setelah dicairkan maka juru buku akan mencatat dalam buku permohonan pinjaman bahwa permohonan pinjaman diterima.
ISSN: 1978-1520
9 300-400 m 2
4 Collateral BPKB Mobil
10 Motor
5 Rumah Permanen tipe > 70
10 Permanen tipe 60 - 65
9 Permanen tipe 50 - 54
8 Permanen tipe 36 - 45
7 Permanen tipe 25 - 29
6 Permanen tipe 15 - 21
5 No Kategeri Kriteria Sub Kriteria Skor Luas Tanah >500 m 2
10 400 - 500 m 2
8 200-300 m 2
2 Tidak
7 100-200 m 2
6 50-100 m 2
5 <50 m 2
5 Condition Prospek pekerjaan Baik
5 Cukup
2 Kurang
Tabel 2 Jumlah skor keseluruhan dan jumlah uang yang akan dipinjamkan
No Jumlah Uang Jumlah Skor
1 Rp 25.000.000,- 65-90
2 Rp 10.000.000,- 55-65
3 Rp 5.000.000,0 45-55
10
50 - J u r n a l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1
8 No Kategeri Kriteria Sub Kriteria Skor PNS Gol 1a-1d
Tabel 1 Kriteria
No Kategeri Kriteria Sub Kriteria Skor
1 Character Penilaian Masyarakat Baik
5 Cukup
2 Kurang Anggota Keluarga 1-3 10 4-5 9 6-7 8 ≥
7
5
2 Capacity Pekerjaan PNS Gol 4a-4d
10 PNS Gol 3a-3d
9 PNS Gol 2a-2d
7 BUMN
5 Hutang di tempat lain Ya, hutang= jumlah jaminan
10 Karyawan Swasta
9 Pensiunan PNS, BUMN
8 Wirausaha (laba perbulan > 5jt)
10 Wirausaha (laba perbulan 3-5jt )
9 Wirausaha (laba perbulan 2-3jt )
8 Wirausaha (laba perbulan 1-2jt )
7 Wirausaha (laba perbulan <1jt )
6 Petani, Peternak, dll
6
3 Capital Pendapatan perbulan >5 Juta
10 3-5 Juta 8 1-2 Juta 7 < 1 Juta
1 Ya, hutang < besar jaminan J ur na l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1 - 51
4 Rp 1-3 Juta 40-45
Contoh Kasus:
1. Data Calon debitur yang permohonan pinjamannya diterima :
a. Penilaian Masyarakat : Baik Skor: 5
b. Anggota Keluarga : 3 Skor: 10
c. Pekerjaan : PNS Gol 4a Skor: 10
d. Pendapatan perbulan : 3-5 jt Skor : 9
e. Hutang di tempat lain : Tidak Skor : 10
f. BPKB : Motor Skor: 5
g. Prospek Pekerjaan : Baik Skor: 5 Jadi Total Skor yang didapat adalah 54, dengan permohonan pinjaman sebesar Rp 5.000.000,- yang memiliki skor 45-55 maka permohonan DITERIMA.
2. Data Calon debitur yang permohonan pinjamannya ditolak :
a. Penilaian Masyarakat : Baik Skor: 5
b. Anggota Keluarga : 2 Skor: 10
c. Pekerjaan : PNS Gol 4a Skor: 10
d. Pendapatan perbulan : 3-5 jt Skor : 9
e. Hutang ditempat lain : Ya
f. Besar hutang : <jaminan Skor: 2
g. BPKB : Motor Skor: 5
h. Prospek Pekerjaan : Baik Skor: 5 Jadi Total Skor yang didapat adalah 46, dengan permohonan pinjaman sebesar Rp 10.000.000,- yang memiliki skor 55-65 maka permohonan DITOLAK.
Perancangan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka di dapatkan perancangan untuk kebutuhan Sistem Pendukung Keputusanpemberian pinjaman pada Koperasi Unit Desa (KUD) menggunakan The Satisficing Model.[6] 1. Flow Of Document (FOD) Proses Peminjaman.
52 - J u r n a l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1
ISSN: 1978-1520
Gambar 3 FOD Proses Peminjaman 2. Desain Model Data Desain model data digunakan untuk mendesain media penyimpan data pada data pemberian peminjaman pada nasabah.
J ur na l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1 - 53
Gambar 4 Desain Model Data Rancangan desain model data di atas terdiri dari 8 (delapan) tabel yaitu : Nasabah, penilaian, jenis pinjaman, kriteria, pinjaman, persyaratan, sub kriteria, dan user. Dari 8
(delapan) tabel tersebut saling berelasi dengan mengggunakan primary key sebagai penghubung atar tabel[7].
Pengujian Sistem
Pengujian sistem ini menggunakan metode pengujian black box.Pengujian ini berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak menggunakan data uji berdasarkan form yang terdapat dalam aplikasi dari sistem[8].
4. KESIMPULAN
Dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka di peroleh kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman pada KUD Margasari menggunakan The Satisficing Model dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk pihak KUD Margasari dalam mengambil keputusan terkait kelayakan permohonan pinjaman yang diajukan oleh nasabah serta dapat digunakan untuk membuat laporan nasabah, dan pinjaman.
- 54 J u r n a l V O I S T M I K T a s i k ma l a ya V o l . 5 , N o . 1
ISSN: 1978-1520
DAFTAR PUSTAKA
[1] Setiawira, Analisa dan Perancanagan Sistem, Elek Media Komputindi, Yogyakarta.[2] Afen Prana Utama, 2010, Perancanagan Perangkat Lunak Sisitem Pendukung Keputusan
Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit, repository.widyatama.ac.id, diakases tanggal 12 Nopember 2014.
[3] Alif Wahyu Oktaputra, Dr., Ir Edi Noersasongko,M.Kom, 2012, Sistem pendukung
keputusan kelayakan pemberian kredit motor menggunakan metode simple additive weighting pada perusahaan Leasing HD Finance, Yogyakarta, Universitas
DianNuswantoro, Semarang [4] Wahab R.A. 2010, Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Kredit Menggunakan The Satisficing Model, Universitas Komputer Indonesia.
[5] Agus Fatkhurohman, Kusrini,Hanif Al Fatta, 2014, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Kepala Sekolah untuk Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Magelang, Proceedings
STMIK STIKOM BALI KNS&I BALI [6] Fithry Tahel, Helmi Kurniawan, 2015, Sistem Pembuatan Keputusan Penetapan Calon
Sertifiksi Dosen Menggunakan Analytical Network Proses (ANP), Jurnal Eksplora
Informatika Volume 4 No. 2 [7] Sri Anjarwati, Nursekha, 2015, Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa STMIK
YMI Tegal menggunakan Fuzzy Multiple Atrribute Decision Making, Jurnal Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi Vol. 4 No.1 [8] Abdul Rokhim, Kusrini, Emha Taufiq Luthfi, 2015, Analisis Kelulusan Mahasiswa Jurusan
Sistem Informasi STMIK Amikom Yogyakarta, Eskpolra Informatika, Vol 4, No.2