View of FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI AKADEMIK IPS SEMESTER VI MAHASISWA PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN ANGKATAN 2009 STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

  313 FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI AKADEMIK IPS SEMESTER VI MAHASISWA PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN ANGKATAN 2009 STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Muhammad Subhan Syamsuddin

  Sampel berjumlah 75 orang responden yang didapatkan menggunakan teknik Simple Random

  Higher Education (Madinnatul, 2011)

  peringkat terbaik bagi pendidikan tinggi dan universitas di dunia dilakukan berdasarkan survei oleh majalah Newsweek. Sekolah dievaluasi pada beberapa langkah-langkah yang digunakan dalam dikenal peringkat yang diterbitkan oleh Shanghai Jiaotong University dan Times Higher Education Supplement. Lima puluh persen dari nilai yang sama berasal dari tiga bagian dari langkah-langkah yang digunakan oleh Shanghai Jiatong: jumlah sangat dikutip peneliti di berbagai bidang akademik 40 persen lainnya berasal dari skor yang sama berasal dari empat bagian dari langkah-langkah yang digunakan oleh Times

   Seratus besar universitas global adalah

  Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja (Sardiman,2011., 1)

  PENDAHULUAN

  Kata Kunci : Nilai Akademik, Motivasi Belajar, Sikap, Lingkungan.

  IPS semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin Makassar.

  0.014), lingkungan (p = 0.027) dengan nilai akademik IPS semester VI. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar, sikap dan lingkungan nilai akademik

  Sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi belajar (p = 0.041), sikap (p =

  .

  1 , Nurfadillah Sewang

  menpengaruhi tingkah laku individu atau seseorang dan merupakan faktor belajar yang penting.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan nilai Akademik IPS Semester VI Mahasiswa program studi SI keperawatan angkatan 2009 Stikes Nani Hasanuddin Makaassar . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan rancangan Cross Sectional dimana semua variabel diobservasi pada waktu yang sama

  (neural setting) sebelum memberikan respon konkret. Lingkungan adalah factor kondisional yang

  adalah hasil dari kegiatan pembelajaran yang dimulai dari siswa sebuah proses penerimaan siswa sampai mahasiswa menyelesaikan studi mereka. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Mahasiswa termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda . Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap merupakan kesiapan tatanan saraf

  ABSTRAK Nilai Akademik adalah

  (AlamatRespondensi:Revhank_23@rocketmail.com/085299978628)

  3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  3

  2 , H. Muzakkir

  Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke- 109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.

  314

  Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. ( Wahyu, 2013, 79)

  Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta). Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2- Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). ( Wahyu, 2013, 79)

  Gelar kesarjanaan dari perguruan tinggi bukan jaminan seseorang mendapat pekerjaan. Kompetensi lulusan yang tidak hanya sebatas nilai di balik ijazah cenderung menjadi rujukan dalam rekrutmen kerja. “Jika lulusan perguruan tinggi berpikir bekerja sendiri, atau menciptakan pekerjaan, bukan mencari kerja pada orang lain, itu lebih baik. Motivasi kuliah jangan semata untuk meraih pekerjaan,” kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof. Dr. Edy Suandi Hamid. Saat pembukaan kuliah 4.537 mahasiswa baru, dia menyatakan data menunjukkan sarjana menjadi pengangguran terbuka terbesar di negeri ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2010, lulusan perguruan tinggi menempati peringkat teratas sebagai pengangguran terbuka. Dari 8,59 juta penduduk yang menanggur, sebanyak 15,7 persen diploma dan 14,2 persen sarjana. Menurut dia mahasiswa harus menyadari kuliah tidaklah sekadar untuk mencari selembar sertifikat atau ijazah. Kemampuan akademik yang tinggi hendaknya dipadu dengan kegiatan lain seperti kepemimpinan dan berbagai pengalaman pelengkap kegiatan akademik. Dia mengingatkan mahasiswa jangan berpikir harus meraih nilai tinggi dengan menghalalkan segala cara seperti menyontek atau tindakan manipulasi lainnya ( Anonim, 2010, www.pikiran- rakyat.com.diakses pada 05 agustus 2010)

  Dari asumsi sementara terdapat kesan bahwa mahasiswa SI Keperawatan angkatan 2009 yang mengikuti Ujian Perbaikan pada semester VI sekitar 35%, maupun Semester Pendek dalam tiap mata kuliah. Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi adalah “kurangnya motivasi” Mengingat masih banyak faktor lain yang mungkin mempengaruhi seperti di antaranya adalah tujuan yang hendak dicapai, situasi yang mempengaruhi, kesiapan (readness) mahasiswa untuk belajar, minat dan konsentrasi mahasiswa dalam belajar, keteraturan waktu dan kesiapan dalam belajar, karena banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pendidikan, penelitian ini hanya membahas salah satu faktor yaitu faktor motivasi, sehingga penelitian ini merumuskan apakah motivasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar (Bagian Akademik Stikes Nani Hasanuddin Makassar, 2013)

  Masalah ini penting untuk diteliti, karena prestasi merupakan aspek yang sangat menentukan terhadap keberhasilan mahasiswa, baik selama mengikuti pendidikan maupun setelah selesai mengikuti pendidikan nantinya.

BAHAN DAN METODE

  Lokasi, populasi, dan sampel

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 juli – 23 juli 2013 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar.Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa angkatan 2009 Stikes Nani Hasanuddin Makassar, jumlah populasinya adalah 315 orang.dengan Besar sampel sebanyak 75 0rang.Jenis dan metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan rancangan Cross Sectional . Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dalam hal ini, pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Yang menjadi sampel adalah Mahsiswa angkatan 2009 Stikes Nani Hasanuddin Makassar pada saat penelitian berlangsung.Dengan criteria inklusi yaitu mahasiswa angkatan 2009 Stikes Nani Hasanuddin makassar yang hadir pada saat penelitian dan untuk diteliti.

  315 Pengumpulan Data

  61.3 Baik

  Non Islam

  16

  21.3 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 3, maka diketahui bahwa dari 75 orang responden,

  59 orang (78.7%) beragama islam dan 16 orang (21.3%) beragama non islam. Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Belajar mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar tahun 2013

  Motivasi belajar n % Kurang

  46

  29

  64 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 2, maka diketahui bahwa dari total 75 orang responden, 27 orang (36%) responden berjenis kelamin laki - laki, sedangkan 48 orang (64%) berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Agama mahasiwa stikes nani hasanuddin Makassar Tahun 2013

  38.7 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 4, maka diketahui bahwa motivasi belajar yang kurang sebanyak 46 orang (61.3%), sedangkan motivasi belajar yang baik sebanyak 29 orang (38.7%) responden. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2013

  Sikap n % Kurang

  42

  56 Baik

  33

  44 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 5, maka diketahui bahwa responden dengan sikap yang kurang sebanyak 42 orang (56%),

  Agama n % Islam 59 78,7

  48

  Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.Data primer adalah Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur kuesioner dan diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan. Sedangkan data sekunder adalah Data yang digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, adalah data-data yang diambil dari Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  36 Perempuan

  27

  Jenis kelamin n % Laki – laki

  Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut :Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang akan ditentukan, membagi kuesioner kepada responden, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data

  Pengolahan Data

  Setelah data diperoleh dimasukkan kedalam pengujian statistik untuk memperoleh kejelasan tentang factor-faktor yang berhubungan dengan nilai akademik IPS semester VI mahasiswa program studi SI keperawatan angkatan 2009 Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  Setelah data tersebut dilakukan editing, koding, dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa : Analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari masing-masing variabel dimasukkan kedalam variabel n. Selanjutnya dilakukan Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan uji

  Chi-Square pada program SPSS 16,0dengan nilai kemaknaan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN

  Umur Responden n % 21 tahun

  1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur mahasiswa Stikes Nani hasanuddin makassar Tahun 2013

  17.3 22 tahun

  44

  58.7 23 – 25 tahun

  18

  24 Total 75 100 Dari Tabel 1, maka diketahui bahwa kelompok umur responden yang paling banyak adalah kelompok 22 tahun dengan jumlah responden sebanyak 44 orang (58.7%), sedangkan kelompok umur responden yang paling sedikit adalah 21 tahun dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (17.3%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis kelamin mahasiswa stikes nani hasanuddin makassar Tahun 2013

  13

  316

  Nilai Akademik IPS Semester VI

  IPS Semester VI yang baik, dan 22 orang lainnya (29.3%) dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang rendah. Sedangkan dari total 42 orang responden (56%) dalam kategori sikap yang kurang, 26 orang responden (34.7%) dengan Nilai Akademik

  Total 37 49.4 38 50.6 75 100 p = 0,014 Berdasarkan Tabel 9, maka diketahui bahwa dari total 33 orang responden (44%) dalam ketegori sikap yang baik, 11 orang responden (14.7%) dengan Nilai Akademik

  Tinggi Rendah n % n % Baik 11 14.7 22 29.3 33 44 kurang 26 34.7 16 21.3 42 56

  Total

  Semester VI

  Sikap Nilai Akademik IPS

  Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square, maka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.041 dimana p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tabel 9 Hubungan Sikap dengan Nilai Akademik IPS Semester VI Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2013

  (38.7%) responden dengan kategori motivasi belajar yang baik, 10 orang responden (13.4%) diantaranya dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang tinggi dan 19 orang responden (25.3%) lainnya dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang kurang. Sedangkan dari total 46 orang (61.3%) responden dengan kategori motivasi belajar yang kurang, 27 orang (36%) responden dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang tinggi dan 19 orang responden (25.3%) lainnya dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang kurang.

  Total 37 49.4 38 50.6 75 100 p = 0,041 Berdasarkan Tabel 8, maka diketahui bahwa dari total 29 orang

  Baik 10 13.4 19 25.3 29 38.7 Kurang 27 36 19 25.3 46 61.3

  Total Tinggi Rendah n % n %

  Motivasi Belajar

  sedangkan responden dengan sikap yang baik sebanyak 33 orang (44%) responden. Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2013

  2. Analisis Bivariat Tabel 8 Hubungan Motivasi Belajar dengan Nilai Akademik IPK Semester VI Mahasiswa Stikes Nani Makassar Tahun 2013

  49.3 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 7, maka diketahui bahwa nilai akademik IPK semester VI dalam kategori yang Kurang adalah sebanyak 38 orang (50.7%) responden, sedangkan nilai akademik IPK semester VI yang dalam ketegori yang baik sebanyak 37 orang respoden (49.3%).

  37

  50.7 Baik

  38

  Kurang

  Nilai Akademik IPS Semester VI n %

  58.7 Total 75 100 Berdasarkan Tabel 6, maka diketahui bahwa responden dengan lingkungan yang kurang sebanyak 31 orang (41.3%) responden, sedangkan responden dengan lingkungan yang baik sebanyak 44 orang (58.7%) responden. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Akademik IPS Semester VI Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2013

  44

  41.3 Baik

  31

  Sosial Ekonomi n % Kurang

  IPS Semester VI yang tinggi dan 16 orang lainnya (21.3%) dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang rendah. Tabel 10 Hubungan Lingkungan dengan Nilai Akademik IPS Semester VI Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2013

  317 Lingkungan Nilai Akademik IPS

  Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada hubungan yang positif antaramotivasi belajar dengan nilai akademik IPS.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin Makassar. Semakin baik sikap, maka semakin terdorong seseorang untuk menperoleh nilai akademik yang tinggi.

  Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 75 orang responden didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 33 orang (44%) dengan sikap yang baik, sedangkan responden dengan sikap yang kurang sebanyak 42 orang (56%) responden..

  IPS Semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin Makassar.

  2. Hubungan sikap dengan Nilai Akademik

  Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi motivasi belajar seseorang, maka semakin terdorong seseorang untuk memperoleh nilai akademik yang memuaskan.

  Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Udyaksa Pratista Nugrahani (2010) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan Antara Persepsi terhadap tugas akademik dan Atraksi Interpersonal siswa terhadap guru dengan motivasi belajar pada siswa program rintisan sekolah bertaraf internasional (SMA Negeri 7 Purwokerjo ” yang menyatakan bahwaUji hipotesis ketiga dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap tugas akademik dan atraksi interpersonal siswa terhadap guru dengan motivasi belajar pada siswa RSBI SMA Negeri 7 Purworejo. Teknik yang dipakai adalah analisis regresi ganda. Berdasarkan output dari hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,693 pada p = 0,000 (p<0,01). Nilai positif pada koefisien korelasi rxy menunjukkan bahwa arah hubungan ketiga variabel adalah positif. Artinya semakin positif persepsi terhadap tugas akademik dan atraksi interpersonal siswa terhadap guru maka semakin tinggi pula motivasi belajar.

  Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Haratono (2012) yang Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar praktik klinik dengan nilai koefisien regresi 0,007 dan nilai t-hitung 5,176 > Nilai t-tabel dengan derajat kepercayaan 95% = 1,982.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin Makassar.. Semakin baik motivasi belajar seseorang, maka semakin tinggi dan semakin tinggi nilai akademik yang diperoleh.

  Semester VI Total

  Dari hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 75 orang responden, didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 29 orang (38.7%), responden bermotivasi yang baik, sedangkan responden dengan motivasi belajar yang kurang sebanyak 46 orang (61.3%) responden

  1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes nani Hasanuddin Makassar.

  PEMBAHASAN

  Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square, maka berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.027 dimana p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  IPS Semester VI yang tinggi dan 11 orang (14.7%) responden lainnya dengan Nilai Akademik IPS Semester VI yang rendah.

  Berdasarkan Tabel 10, maka diketahui bahwa dari total 44 orang (58.7%) responden dengan kategori lingkungan yang baik, 17 orang responden (22.7%) dengan Nilai Akademik IPS Semester VI tinggi dan 27 orang lainnya (36%) dengan Nilai Akademik IPS Semester VI rendah. Sedangkan dari total 31 orang responden (41.3%) dengan kategori lingkungan yang kurang, 20 orang responden (26.7%) dengan Nilai Akademik

  Total 37 49.4 38 50.7 75 100 p = 0,027

  Tinggi Rendah n % n % Baik 17 22.7 27 36 44 58.7 Kurang 20 26.7 11 14.7 31 41.3

  Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima, karena ada hubungan yang signifikan antara sikap

  318

  Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Sri Muslihah (2011) yang berdasarkan nilai korelasi 0.112 pada hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dengan prestasi akademik. Dengan kata lain terdapat faktor-faktor lain di luar penyesuaian sosial di lingkungan sekolah baik faktor internal maupun faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi akademik siswa meskipun penyesuaian sosial di lingkungan sekolah merupakan bagian yang penting dalam perkembangan seorang remaja.

  SARAN

  3. Ada hubungan antara lingkungan dengan nilai akademik IPS semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar

  2. Ada hubungan antara sikap dengan nilai akademik IPS semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar

  1. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan nilai akademik IPS semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa Nilai akademik sangat erat hubungannya dengan lingkungan baik faktor internal maupun faktor eksternal seseorang. Apabila lingkungan seseorang dalam keadaan yang baikmaka semakin tinggi prestasi akademik yang diperoleh.

  Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar.Semakin baik tingkat lingkungan mahasiswa maka semakin mudah mereka memperoleh nilai akademik yang memuaskan.

  Dari hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 75 orang responden didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 44 orang (58.7%) responden dengan lingkungan yang baik, sedangkan responden dengan keadaan lingkungan yang kurang sebanyak 31 orang (41.3%) responden.

  3. Hubungan Lingkungan dengan Nilai Akademik IPS Semester VI mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin baik sikap seseorang, maka semakin terdorong seseorang berperilaku yang baik berdasarkan dasar dari motivasinya.

  Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Asymp, Sig.) untuk hubungan antara tingkat keaktifan dengan sikap adalah sebesar 0,025. Nilai signifikansi 0,025 tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara tingkat keaktifan dengan sikap terhadap pendidikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α (0,1) maka H0 ditolak dan berarti terdapat hubungan antara tingkat keefektifan dengan sikap terhadap pendidikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap yang dimiliki oleh warga belajar maka akan semakin tinggi pula keaktifannya dalam kegiatan pembelajaran

  Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hermawan, (2011) yang dalam menunjukkan bahwa 100 persen warga belajar dengan sikap terhadap pendidikan yang rendah memiliki keaktifan yang rendah pula. Untuk warga belajar dengan sikap yang tinggi terhadap pendidikan, sebesar 33 persen memiliki keaktifan yang rendah dan 67 persen memiliki keaktifan yang tinggi. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi sikap terhadap pendidikan yang dimiliki oleh warga belajar maka akan semakin aktif warga belajar tersebut dalam proses pembelajaran. Sikap warga belajar terhadap pendidikan dilihat dari keingian, keyakinan, dan semangat warga belajar untuk melanjutkan sekolah maupun kesadaran terhadap pentingnya pendidikan

  Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku.

  Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran pada institusi pendidikan terutama pada staf akademik selaku pengelola program pendidikan dalam rangka menumbuh yang mengalami indeks prestasi dibawah kembangkan dan meningkatkan motivasi batas lulus. belajar pada mahasiswa beberapa saran yang

  2. Kepada mahasiswa , Seseorang itu akan dapat dikemukakan pada staf akademik, berhasil dalam belajar kalau pada dirinya antara lain : ada keinginan untuk belajar.

  1. Kepada instansi pendidikan terkait Sebagai Ada 2 (dua) unsur motivasi sebagai dasar lembaga penyelenggara Program Studi S1 permulaan yang baik untuk belajar : Ilmu Keperawatan dalam upaya a. Mengetahui apa yang akan dipelajari. menghasilkan tenaga-tenaga profesional

  b. Memahami mengapa hal tersebut harus yang memiliki pengetahuan, sikap dan dipelajari. keterampilan dibidang keperawatan yang Mengingat kedua unsur tersebut handal untuk dapat memenuhi tuntutan mempengaruhi kegiatan belajar. kebutuhan masyarakat khususnya dibidang

  3. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih kesehatan, perlu menerapkan peraturan mengkaji lebih dalam lagi tentang masalah akademis yang tegas untuk mahasiswa nilai akademik guna kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

  DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. http://www.pikiran-rakyat.com/node/119306.

  Anonim.2010.http://www.ubaya.ac.id/current_students/academic_cycles/0/Siklus-Kegiatan Akademik.html. Anonim. 2010. https://www.ubaya.ac.id/current_students/moral_ethics/0/Norma-Akademik-dan-Etika- Kampus.html Anonim. 2011. http://top10.web.id/desain-2/top-10-universitas-terbaik-dunia. Anonim. 2013. http://rakyatbengkulutv.com/?p=10101. FEB, UGM. 2013. http://feb.ugm.ac.id/id/akademik.html. Hamalik, Oemar. 2011. Proses belajar mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Salemba Medika. Jakarta. Madinnatul. 2011. http://madinnanurjanah.blogspot.com/2011/04/100-besar-universitas-global.html. Nasution, A., M. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT Bumi aksara. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Capta. Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Rusmi, Tri, Widayatun. 2010. Ilmu Perilaku. Sagung Sito. Jakarta. Sardiman, A., M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka cipta. Jakarta. Sofa. 2008. Motivasi dalam Pembelajaran. www.massofa.wordpress.com Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

  Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. PT Bumi Aksara. Jakarta. Trinanda. 2009. Motivasi belajar anak didik. www.trinanda.files.worpress.com Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. PT Bumi Aksara. Jakarta.

  Wahyu. 2013. http://acepwahyuhermawan79.blog.com/pemerataan-pendidikan-di-indonesia/ 319