View of PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009

  356 PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009 Nurningsih Buamona

  1 , Baharuddin

  2 , Burhanuddin Bahar

  3

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  2 Poltekkes Kemenkes Makassar

  3 Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK

  Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Sri Utami, 2012). Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi tentang faktor risiko penyakit kanker payudara di Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar sebanyak 286 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non probability sampling yaitu Purposive Sampling, didapatkan 74 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan responden tentang kanker payudara dikelompokkan menjadi dua kategori pengetahuan, yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian dari 74 orang responden, 28 orang (37.8%) memiliki pengetahuan baik, 46 orang (62.2%) memiliki pengetahuan cukup. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin Makassar angkatan 2009 berada dalam kategori cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diterima baik melalui media cetak, maupun media elektronik, serta kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker payudara.

  Kata Kunci : Kanker Payudara, Pengetahuan, Perilaku, Makanan, Obesitas.

  PENDAHULUAN

  Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti kaum wanita, meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara ini, walaupun masih sangat jarang terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhannya (Endang Pruwoastuti, 2008).

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah sesorang pelakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Ferry Efendi dkk, 2009).

  Kanker masih merupakan masalah kesehatan global yang mengancam penduduk dunia tanpa memandang ras, gender, ataupun status sosial ekonomi tertentu. Pada 2005, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat telah terjadi 7,6 juta kematian diseluruh dunia akibat kanker. Kanker pun merupakan salah satu objek investigasi terbesar dalam dunia kedokteran. Jutaan penelitian dan kajian ilmiah telah dilakukan. Berbagai institusi pendidikan, lembaga penelitian, ilmuwan, dan praktisi medis menunjukan perhatian yang besar pada penyakit ini. Beberapa langkah maju telah berhasil dibuat, khususnya dalam upaya deteksi dini dan terapi kanker. Kemajuan tersebut secara objektif dapat dibuktikan dengan meningkatnya angka harapan hidup pada penderita kanker. Namun, kita harus berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa jumlah penderita kanker terus meningkat. Kematian akibat kanker pun masih terus terjadi di berbagai belahan dunia (Monty P. Soemitro dkk, 2012).

  Kanker payudara menyentuh banyak kehidupan. Di Amerika Serikat ada lebih dari 2.5 juta survivor (orang yang selamat dari penyakit) kanker payudara. Peluang wanita didiagnosis kanker payudara invasif dalam hidupnya adalah 1 dari 7 dan hampir 2.000 pria didiagnosis kanker payudara tiap

BAHAN DAN METODE

  purposive sampling, suatu teknik penetapan

  Data primer diperoleh dari hasil pengumpulan kuisioner yang terdiri dari beberapa penyataan dan pertanyaan yang

  Pengumpulan Data

  Mahasiswi yang berhalangan hadir dan mahasiswi yang tidak bersedia menjadi responden.

  4. Mahasiswi yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi

  3. Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit atau kelainan pada payudara.

  2. Mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 yang aktif dalam perkuliahan.

  1. Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Besar sampel dalam penelitian berjumlah 74 orang. Kriteria inklusi

  357

  tahunnya. Dalam beberapa poin, kanker payudara akan mempengaruhi banyak dari kita dan kita akan dipenuhi banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban (Zora K. Brown, 2011).

  Penelitian ini dilakukan di Stikes Nani Hasanuddin Makassar yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  Lokasi, populasi, dan sampel

  Disamping itu, mengingat jumlahnya yang makin meningkat, masalah lain kanker payudara di Indonesia ini adalah sebagian besar penderita datang ke dokter dalam keadaan yang sudah stadium lanjut. Keadaan ini akan menyulitkan dalam penanganannya di samping biaya yang sangat besar, hasilnya pun tidak memuaskan. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengetahui tata cara penanganan kanker payudara itu sendiri mulai dari deteksi dini, diagnostik, terapi dan rehabilitasi serta folllow up. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui faktor risiko terjadinya kanker payudara. Berangkat dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah : Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang faktor risiko penyakit kanker payudara di kalangan mahasiswi stikes nani hasanuddin makassar angkatan 2009.

  Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa betapa pentingnya memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko terjadinya kanker payudara. Besarnya angka kebutuhan informasi dan pengetahuan mendapat perhatian tersediri dan selayaknya diberikan kepada mereka yang berisiko tinggi.

  Ketika kita bahkan tidak tahu secara pasti penyebab kanker payudara, kita masih bisa mengetahui faktor-faktor risiko tertentu yang dapat dikaitkan dengan penyakit ini. Faktor risiko adalah sesuatu yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk mengidap penyakit seperti kanker. Yang membedakan setiap kanker adalah faktor risiko. Sebagian faktor risiko, seperti merokok, minuman, dan makanan, bisa dikaitkan dengan hal-hal yang orang lakukan. Sedangkan yang lainnya, seperti usia seseorang, ras atau sejarah keluarga, tidak bisa diubah. Namun, faktor-faktor risiko tidak menyampaikan sesuatu kepada kita. Mempunyai satu faktor risiko, atau bahkan beberapa faktor resiko, tidak berarti orang tersebut akan mengidap kanker payudara (Zaviera Pamungkas, 2011).

  Telah banyak usaha yang dilakukan, baik oleh instansi, rumah sakit, maupun organisasi dalam menyebarkan informasi agar para wanita sadar dan waspada terhadap risiko-risiko yang berkaitan dengan kanker payudara. Begitu pula telah banyak program yang dibuat untuk membuat para wanita mengerti adanya kemungkinan dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memahami kanker payudara. Namun, usaha-usaha tersebut masih terasa kurang karena pola hidup, kebiasaan sehat, dan pengertian tentang kanker payudara masih belum merata (Zaviera Pamungkas, 2011).

  Angka kejadian kanker payudara di Sulawesi Selatan menempati peringkat kedua setelah kanker rahim. Berdasarkan data dari rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah pasien yang dirawat sepanjang tahun 2008 ditemukan 58 kasus kanker payudara, pada tahun 2009 ditemukan 72 kasus kanker payudara, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 132 kasus kanker payudara (Mila Karmila, 2013).

  Khusus di Indonesia, kanker payudara disebut-sebut ada di posisi kedua sebagai kanker yang paling banyak menyerang wanita. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa insidensi kanker payudara cenderung terus meningkat dan diperkirakan akan menjadi kasus kanker paling banyak di Indonesia (Monty P. Soemitro dkk, 2012).

  Proses pengambilan sampel menggunakan Non propability sampling yaitu

  10.8 Total 74 100.0 Pada Tabel 2 menunjukan bahwa responden dengan umur 21 tahun sebanyak

  46

  16 orang (21.6%), responden dengan umur 22 tahun sebanyak 50 orang (67.6%), dan responden dengan umur 23 tahun sebanyak 8 orang (10.8%).

  Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

  Pendidikan n % SMU SMK

  69

  5

  93.2

  6.8 Total 74 100.0 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMU sebanyak 69 orang (93.2%), dan responden dengan tingkat pendidikan SMK sebanyak 5 orang (6.8%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

  Pengetahuan Tentang Kanker Payudara n %

  Baik Cukup

  28

  37.8

  67.6

  62.2 Total 74 100,0 Berdasarkan Tabel 4 tentang distribusi npengetahuan tentang kanker payudara responden, diketahui bahwa 37.8% responden atau sebanyak 28 orang dengan pengetahuan baik dan 62.2% responden atau sebanyak 46 orang dengan pengetahun cukup. Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar

HASIL PENELITIAN

  Pengetahuan n % Baik

  34

  45.9 Cukup

  40

  54.1 Total 74 100,0 Pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa pengetahuan sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (45.9%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 40 Orang (54.1%). Tabel 6 Distribusi Perilaku Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar

  Perilaku n % Baik

  24

  32.4 Cukup

  50

  67.6 Total 74 100,0 Pada tabel 6 yang menunjukkan bahwa perilaku sebagai faktor risiko kanker payudara

  358

  telah disediakan oleh peneliti kepada responden. Pengumpulan data melalui koesioner dimaksudkan untuk mengetahui faktor resiko dari pengetahuan, perilaku, makanan, dan obesitas dengan kejadian penyakit kanker payudara. Data sekunder juga digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti jumlah keseluruhan mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Data ini diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

  9

  Pengolahan dan Analisis Data

  Setelah pengumpulan data, selanjutnya data diolah dengan menggunakan program SPSS 16.00 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Selecting

  2. Editing

  3. Koding

  4. Tabulasi Data

  5. Setelah data ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisis univariat untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat distribusi n, mean, median dan modus.

  Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

  Kelas n % Kelas A1 Kelas A2 Kelas A3 Kelas A4

  24

  32

  8

  9

  32.4

  12.2

  43.2

  12.2 Total 74 100.0 Pada Tabel 1 menunjukan bahwa responden dengan berdasarkan kelas A1 sebanyak 24 orang (32.4%), kelas A2 sebanyak 9 orang (12.2%), kelas A3 sebanyak 32 orang (43.2%), dan kelas A4 sebanyak 9 orang (12.2%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

  Umur n %

  21 Tahun

  22 Tahun

  23 Tahun

  16

  50

  21.6

70.3 Total

  PEMBAHASAN

  95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun

  SADARI, olahraga atau aktifitas fisik serta Diet merupakan cara untuk memelihara atau menjaga kesehatan organ tubuh, salah satunya ialah payudara. Para penderita kanker payudara umumnya memiliki aktifitas fisik yang rendah, tidak memeriksakan payudara secara rutin atau melakukan sadari, dan pola makan yang kurang baik serta kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang penting bagi tubuh.

  Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Ghana Syakira, 2009).

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk, pada tahun 2011 dengan judul “Resiko Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari Pengetahuan, Perilaku, Sikap dan Perilaku Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta” yang mengatakan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kejadian kanker payudara, yang di dalam penelitiannya mengatakan perilaku pencegahan sangat berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit, jika perilakunya baik maka akan menghilangkan resiko terpajan faktor penyebab, begitupun sebaliknya.

  Berdasarkan hasil data, sebanyak 50 responden (67.6%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 24 responden dengan tingkat pengetahuan baik (32.4%).

  Berdasarkan Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian, maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Sedangkan menurut Sunaryo (2006), perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Kristian Adi Pradana, 2012).

  2. Tingkat Pengetahuan tentang Perilaku sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin.

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk, pada tahun 2011 dengan judul “Resiko Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari Pengetahuan, Perilaku, Sikap dan Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta” yang mengatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kanker payudara.

  Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah faktor Internal (pendidikan dan umur) dan faktor Eksternal (lingkungan dan sosial budaya.

  Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hasil tahu dari wanita mengenai kanker payudara baik dari segi penyebab, gejala, deteksi dini, dan faktor risiko terjadinya kanker payudara.

  1. Tingkat Pengetahuan tentang Pengetahuan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin.

  359

  responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 24 orang (32.4%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 50 Orang (67.6%).

  29.7

  52

  22

  Cukup

  Obesitas n % Baik

  40.5 Total 74 100,0 Pada tabel 7 yang menunjukkan bahwa makanan sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 orang (59.5%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 30 Orang (40.5%). Tabel 8 Distribusi Obesitas Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar

  59.5

  30

  44

  Cukup

  Makanan n % Baik

  Tabel 7 Distribusi Makanan Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar

  74 100,0 Pada tabel 8 yang menunjukkan bahwa obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (29.7%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 52 Orang (70.3%).

  360

  setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring (Okva Midwife, 2012).

  Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker payudara dapat mengurangi risiko sebesar 25 persen dengan berolahraga sedang atau berat hingga 5 kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap kali latihan. Risiko tersebut akan menurun jika Anda berolahraga teratur dan mempertahankan gaya hidup sehat, berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Oktober dalam jurnal Breast Cancer Research. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan secara online bulan Februari dalam Journal of

  Clinical Oncology,

  wanita pasca menopause yang memulai berolahraga sedang hingga berat secara rutin menunjukkan perubahan kadar hormon dan protein yang diikuti oleh penurunan risiko kanker payudara. Beberapa temuan menunjukkan bahwa memulai program olahraga selama masa remaja dapat menunda timbulnya kanker payudara bagi wanita yang dapat membawa mutasi pada gen BRCA penyebab kanker payudara, tetapi tidak dapat mencegah penyakit berkembang (Linda Mayasari, 2012).

  Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari University of North Carolina-Chapel Hill. Memang selama ini menyusui lebih sering dianggap memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Namun sebenarnya menyusui juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan ibu dalam jangka panjang, menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara, penelitian tersebut dilakukan dengan mengamati dan menganalisis informasi detil tentang riwayat kesehatan dari 60.075 wanita beserta kebiasaan menyusui mereka. Delapan tahun berikutnya, resiko kemunculan kanker payudara pada para peserta riset dibandingkan. Dampak menyusui tidak terlalu mencolok terlihat pada para wanita di usia pre-menopaus. Tetapi ketika hasil riset dibatasi pada wanita dengan riwayat kanker payudara pada keluarganya, penurunan resikonya cukup signifikan, yaitu menurun hingga 59%.

  Salah satu cara mencegah kanker payudara adalah dengan menjaga pola makan yang sehat. Ditaksirkan satu dari tiga kasus pengidap kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan imun tubuh atau sistem kekebalan tubuh dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling diutamakan. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan (Satriyo Sukemi, 2013).

  Dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku sebagai faktor risiko kanker payudara. Sebagian besar responden masih memerlukan pengetahuan tentang perilaku sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang menderita penyakit panker payudara. Tingginya prevalensi kanker payudara pada mereka yang sudah menderita kanker payudara dapat membuat mahasiswi lebih waspada dan lebih peduli tentang penyakit ini.

  3. Tingkat Pengetahuan tentang Makanan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin.

  Orang-orang yang banyak menerima asupan makanan yang tinggi seratnya seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian juga memperlihatkan risiko rendah terkena kanker indung telur. Dari sejumlah penelitian dikatakan bahwa wanita yang mengkonsumsi daging merah atau aneka produk olahan daging akan memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, namun penelitian lainnya menemukan sebaliknya tak ada kaitan antara daging merah dan aneka daging yang telah diproses dengan penyakit kanker.

  Lemak jenuh yang ditemukan sebagian besar pada makanan kandungan protein hewani dikatakan memiliki kaitan erat dengan kanker payudara namun disejumlah penelitian lainnya hasilnya

  361

  bertentangan sama sekali. Sementara sebagian peneliti lainnya menganjurkan pola makan yang merupakan kombinasi dari petimbangan gizi dengan apa yang disukai masing-masing individu. Sebuah penelitian membandingkan pola makan 3.600 wanita yang menderita kanker payudara dan indung telur dan membandingkannya dengan 3.413 wanita yang sehat. Berdasarkan pada jawaban maka peneliti menemukan empat kelompok pola makan. Kelompok satu kelompok penganut pola `protein hewani. Kelompok kedua adalah kelompok yang memiliki pola makan kaya akan "vitamin dan serat”. Kelompok dengan pola makan "lemak tak jenuh".kelompok keempat dengan pola makan yang kandungan karbohidrat tinggi protein nabati dan sodium. Dari keseluruhannya peneliti menemukan kelompok yang mengkonsumsi atau memiliki pola makan kaya akan vitamin dan kaya akan serat adalah kelompok dengan risiko kanker indung telur yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok dengan pola makannya rendah vitamin dan rendah serat (Kristiyadi, 2009).

  Berdasarkan hasil data, sebanyak 30 responden (40.5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 44 responden dengan tingkat pengetahuan baik (59.5%).

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini Indrati dkk, dengan judul “Faktor Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita” yang mengatakan bahwa ada hubungan antara makanan dengan kejadian kanker payudara yang didalamnya mengatakan bahwa pada diet lemak yang tinggi akan meningkatkan produksi estrogen karena meningkatnya pembentukan jaringan adipose. Peningkatan konsentrasi estrogen dalam darah akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara karena efek poliferasi dari estrogen.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dapat ditaksir satu dari tiga kasus pengidap kankar payudara karena faktor pola makan. Dengan responden yang memiliki sebagian besar pengetahuan baik tentang makanan, mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin dapat lebih meningkatkan pengetahuan, informasi, serta dapat memperhatikan pola makan serta jenis makanan yang dimakannya, mengingat bahwa kebiasaan remaja masa kini telah bergeser jauh dari makanan yang sehat.

  4. Tingkat Pengetahuan tentang Obesitas sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin.

  Obesitas adalah kondisi berat badan yang melebihi dari berat badan ideal, karena adanya penumpukan zai gizi terutama lemak, karbohidrat dan protein. Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi.

  Menurut beberapa ahli juga berpendapat bahwa pengertian obesitas adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Pada umumnya, obesitas timbul karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dibakar. Jika keadaan ini berlangsung selama bertahun-tahun maka terjadilah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh dan mengakibatkan obesitas (Anonim, 2013).

  Penelitian menunjukkan beberapa bukti hubungan potensial antara obesitas dan kanker payudara. Sebuah penelitian yang mengamati penderita kanker payudara menemukan bahwa wanita yang telah mengurangi berat badan dan atau mempertahankan berat idealnya memiliki risiko terkena kanker payudara primer atau potensi kambuh lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang tidak demikian(Tipsdokter.com, 2012).

  Berdasarkan hasil data, sebanyak 52 responden (70.3%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 22 responden dengan tingkat pengetahuan baik (29.7%).

  Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara. Oleh karena itu sebagian besar responden masih memerlukan pengetahuan tentang obesitas sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang menderita penyakit kanker payudara. Mengingat prevalensi obesitas semakit meningkat, mahasiswi diharapkan dapat memperhatikan pola makan , mengonsumsi makanan tinggi serat dan vitamin, serta memperbaiki gaya hidup menjadi lebih baik, menjaga berat badan serta mencari informasi tentang obesitas sebagai pemicu kanker payudara lebih rutin agar dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara di indonesia.

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Loo

  362

  Hariyanto Raharjo, dengan judul “Pengaruh Diet Vegan Terhadap Insiden Terjadinya Kanker Payudara” yang mengatakan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan kejadian kanker payudara yang didalamnya mengatakan bahwa obesitas merupakan faktor yang signifikan untuk meningkatkan resiko terjadinya kanker.

  Pada orang yang bervegetarian cenderung mempunyai Body Mass Index yang lebih kecil dibandingkan dengan orang yang non-vegetarian, sehingga dengan berat badan yang lebih ringan mungkin merupakan faktor yang penting untuk menurunkan insiden kanker.

  KESIMPULAN

  Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Pengetahuan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 54.1%

  1. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Perilaku sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 67.6%

  2. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang Makanan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 59.5%

  3. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Obesitas sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 70.3%.

  SARAN

  1. Kepada petugas kesehatan diharapkan meningkatkan peran sertanya di masyarakat dalam memberikan informasi kesehatan khususnya tentang faktor risiko serta pencegahan kanker payudara, menghadirkan program kerja mengenai pentingkan ASI bagi ibu dan bayi, serta informasi tentang ASI yang berkaitan dengan penyakit kanker payudara sehingga wanita atau penderita kanker payudara bisa memahami secara jelas tentang kejadian kanker payudara serta cara pengobatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan (morbiditas) maupun angka kematian (mortalitas) di negara indonesia.

  2. Bagi institusi pendidikan agar menekankan pendidikan kesehatan terhadap wanita tentang pentingnya pengetahuan pencegahan, pengobatan dan intervensi keperawatan mengenai penyakit kanker payudara.

  3. Kepada para pelajar khususnya mahasiswi agar lebih dapat memperhatikan dan memperbaiki gaya hidup lebih menjadi lebih baik, memiliki pola makan yag kaya akan vitamin dan serat serta beraktifitas fisik yang tinggi.

  4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian tentang Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara, diharapkan agar lebih memperdalam penelitian untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan memuaskan.

  5. Kepada penderita diharapkan agar senantiasa dapat menjaga keseimbangan kondisi fisik dalam menghadapi kondisi yang berdampak negatif, sehingga mengurangi tekanan psikologis yang berpengaruh terhadap penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

  Adi, Kristian Pradana. 2012. Konsep Perilaku, (online), (http ://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/konsep- perilaku.html, diakses, 12 Juni 2013). Anonim. 2013. Pengertian Obesitas Tren Penyakit masa Kini, (online), (http://tunggo.com/pengertian-obesitas- tren-penyakit-masa-kini/ , di akses 27 Juli 2013). Brown, Zora K dkk. 2011. 100 Tanya-Jawab Mengenai Kanker Payudara. Edisi Ketiga. PT Indeks : Jakarta. Efendi, Ferry dkk. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Khusnul. 2011. Diet Sederhana Untuk Remaja, (online), (http://www.klipingku.com/2011/12/diet-sederhana- untuk-remaja.html, diakses, 8 April 2013). Kristiyadi. 2009. Hubungan Makana Berserat dan Risiko Kanker Payudara, (online), (http://kankersehat. blogspot.com/2009/05/diet-terkait-erat-dengan-risiko-kanker.html, diakses, 28 Juli 2013). Kristiyansari, Weni. 2011. ASI, Menyusui & SADARI. Nuha Medika : Yogyakarta.

  363 Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.

  Mayasari, Linda. 2012. 7 Jenis Kanker yang Dapat Dicegah dengan Olahraga, (online), (http://health.detik.com/ read/2012/07/26/123005/1975378/763/7-jenis-kanker-yang-dapat-dicegah-dengan-olahraga?l771108bcj, diakses, 27 Juli 2013). Midwife, Okva. 2012. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), (online), (http://okva-midwife.blogspot.com/ 2012/06/pemeriksaan-payudara-sendiri-sadari.html, diakses, 27 Juli 2013).

  Pamungkas, Zaviera. 2011 Deteksi Dini Kanker Payudara. Bukubiru. Jogjakarta. Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker Payudara : Pencegahan, Deteksi Dini. Kanisius : Yogyakarta. Soemitro, Monty P dkk. 2012. Blak-blakan Kanker Payudara : Temukan Sedini Mungkin. Qanita, PT Mizan Pustaka : Bandung.

  Sukemi, Satriyo. 2013. Faktor Resiko dan Cara Mencegah Kanker Payudara, (online), (http://cara-ciri- selalusehat.blogspot.com/2013/03/faktor-resiko-dan-cara-mencegah-kanker.html, diakses, 28 Juli 2013). Syakira, Ghana. 2009. Konsep Perilaku, (online), (http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-perilaku.html, diakses, 27 Juli 2013). Tipsdokter.com. 2012. Hubungan Antara Obesitas dan Kanker Payudara, (online), (http://www.tipsdokter.com/ articles/details/hubungan-antara-obesitas-dan-kanker-payudara.html, diakses, 12 Juni 2013). Utami, Sri. 2012. Aku Sembuh Dari Kanker Payudara : Mendeteksi Gejala Dini, Pencegahan, dan Pengobatan.

  Oryza : Jakarta Selatan. Wawan, A dkk. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika : Yogyakarta.