GANGGUAN ILMU PENYAKIT JIWA.doc

GANGGUAN ILMU PENYAKIT JIWA

  Jiwa mempunyai 3 aspek:

  1. Kognitif (pikiran)

  2. Afektif (perasaan)

  3. Konatif (kemauan/psikomotor)

  Jiwa yang sehat (skinner):

  o Menerima diri sendiri Mengetahui dulu bentuk fisiknya dan tubuhnya dan diterima apa adanya yang kita punya. o Diterima oleh orang lain

  Walaupun keadaan tidak terlalu tidak menarik tapi kita dapat diterima dalam kelompok manapun. o Efesien dalam bekerja dan belajar Dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kemampuan dan waktu yang singkat. o Secara relatif bebas konflik

  Konflik adalah keragu-raguan yang tidak dapat mengambil keputusan Konflik terbagi atas 2: Mau, tidak mau Pilihan ganda Mengambil, melepaskan

  Masalah molaritas: Boleh ---- tidak boleh Masalah kejiwaan : Bisa ---- tidak bisa Yang diturunkan

  • Hormon --- chromosome
  • Susunan syaraf pusat Lingkungan sosial (diasuh )

  

STRES

  Stres adalah gangguan keseimbangan akibat fisik maupun psikologi terhadap tuntutan. Hal-hal yang menyebabkan stres disebut stresor Stresor dapat disebabkan fisik maupun psikologi  Stres fisik o Suhu (terlalu dingin atau panas) o Kelelahan o Suara o Rasa nyeri/sakit o Kerusakan lingkungan

   Stres psikologi

  a. Pribadi (konflik, frustasi, tekanan, dan krisis)

  Jiwa + tubuh

  Penjelasan:

  • Frustasi disebabkan karena tidak tercapainya keinginan.
  • Tekanan adalah tuntutan diri sendiri atau orang lain.
  • Krisis adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba.

  Stres dapat berakibat positif maupun negatif.

  • Akibat positif: Mengakibatkan daya dorong, motivasi untuk lebih baik.
  • Akibat negatif: Mal adaptif---gangguan jiwa

  Hubungan stres dengan prestasi

  Stres yang secukupnya/memadai akan mendorong prestasi, sebaliknya yang berlebihan akan menimbulkan prestasi. Batasnya disebut nilai ambang stres adalah suatu batas jika stresor lebih besar dari nilai tersebut maka akan menurunkan prestasi. p Nilai ambang stres r e s t a s i stres

  (Ambang stres menurut SEYLE)

  Daya tahan terhadap stres

  Mekanisme pertahanan diri:

  1. Fisik oSeluler --- sel leukosit oImunologis --- imunoglobin/antibody (humoral)

  2. Psikologi o Berorientasi tugas (coping mak) a. Stresor jelas

  b. Tidak terlalu berat/menyulitkan

  c. Realistik Tindakan dapat berupa:

  a. Menghadapi

  b. Mundur

  c. Cara kompromi o Mekanisme pertahanan ego (diri/pribadi) a. Stresor tidak jelas

  b. Berat/menyakitkan

  c. Tidak realistik Tindakan menghadapi antara lain: a. Penyangkalan (tidak berani mengakui karena terlalu menyakitkan).

  b. Rasionalisasi (menyangkal dengan mengunakan pikiran untuk menghadapi).

  c. Projeksi (melimpahkan kesalahan sendiri kepada orang lain). d. Displacemen (mengalihkan kejengkelan/salah sasaran). Misal siswa dipanggil menghadap, karena saking jengkelnya dia menendang pintu, karena takut langsung memukul yang bersangkutan.

  e. Komfrensasi (ketidak mampuan suatu bidang diganti dengan bidang lain).

  Identifikasi adalah proses menambah kepercayaan diri dengan menyamakan dirinya dengan orang lain. Contoh: Bintang film, Guru dll.

   Kesadaran menurun:

   Menurun : Trance (orang kebal), hipnosa (orang yang terhipnotis).  Meninggi : Terganggu

  Kesadaran dapat:  Normal : Misalnya dalam tidur, mimpi.

  1. Kesadaran Kesadaran adalah kemampuan berorientasi dengan lingkungannya melalui panca indera dan melakukan pembatasan juga dengan lingkungannya.

  Stres dibedakan menjadi: o Kompensasi --- sehat kembali (menjadi kuat). o Dekompensasi --- Sakit (terganggu).

  DEKOMPENSASI

  Pemerangan adalah mengurangi kecemasan disebabkan keinginan terlarang dengan cara mengekspresikannya. Contoh: Seorang yang jengkel kepada seseorang sehingga dia memukulnya. Setelah memukul kecemasannya tidak hilang bahkan bertambah.

  PEMERANGAN

  Penyekatan adalah mengurangi tingkat keterlibatan untuk mengurangi tingkat kecemasan. Contoh: Para gelandangan tidur dimana saja dirasa enak.

  PENYEKATAN

  IDENTIFIKASI

  f. Sublimasi (mengubah energi seksual menjadi non seksual).

  e. Kecewa, pemarah dan agresif

  c. Sulit memusatkan pikiran/perhatian d. Ragu-ragu, dan rendah diri.

  b. Mudah tersinggung

  a. Cemas, khawatir berlebihan

  2. Terhadap kejiwaan

  c. Sakit kepala, sakit perut, perut kembung, diare, letih, gangguan makan, sering kencing.

  b. Otot tegang

  a. Jantung berdebar-debar

  1. Terhadap fisik

  Dampak-Dampak stres

GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIWA

  a. Apatis adalah acuh tak acuh terhadap rangsangan. Perlu rangsangan sedikit lebih keras untuk mendapat perhatian. b. Somnolen adalah apatis yang berlanjut tetapi dia sudah mengantuk karena penyakit.

  c. Sopor hanya bereaksi dengan rangsangan keras. Ingatan, orientasi (waktu, tempat dan orang), pertimbangan sudah hilang.

  d. Koma, tidak ada respon terhadap rangsangan jika lebih dalam reflek pupil pun akan hilang.

  e. Delirium adalah kesadaran menurun dengan tanda-tanda umum gelisah dengan ingatan terganggu.

  Disosiasi adalah jenis kesadaran dimana sebagian tingkah laku memisahkan

  dirinya secara psikologi dari kesadaran (keserupan)

   Kesadaran terganggu (berubah) tidak normal, tidak menurun, tidak

  meninggi bukan disosiasi tetapi kemampuannya berorientasi dengan lingkungannya terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan atau norma.

  2. Ingatan

  Ada 3 proses utama mengingat: a. Pencatatan : tergantung perhatian dan suasana.

  b. Penahanan : tergantung keadaan otak.

  c. Pemanggilan kembali : tergantung pada emosional.

  Gangguan ingatan bisa terjadi pada salah satu atau lebih pada ketiga proses tersebut.

  Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat kembali suatu pengalaman total atau

  sebagian. Ada 2 macam amnesia: o Retrograde --- Ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman sebelum terjadi gangguan. o Anterograde --- Ketidak mampuan mengingat kembali pengalaman sesudah terjadi gangguan.

  3. Orientasi Orientasi adalah kemampuan seseorang mengenali lingkungannya (waktu, tempat, dan orang).

  4. Afek/Emosi Afek/emosi adalah perasaan yang menyertai pikiran dapat disertai komponen psikologik. Contohnya: bangga, sayang, kecewa, takut, marah, curiga.

   Depresi --- sedih, kecewa yang berlebihan.  Euforia --- Gembira, riang yang berlebihan.  Dangkal/tumpul adalah afek emosi yang miskin (tidak bereaksi apa-apa).

  5. Psikomotor Psikomotor adalah gerakan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa.

   Lambat : Hipo aktif, stupor(diam saja).  Meningkat : Tic (gerak otot yang tidak terkendali misal alis yang bergerak-gerak dan otot sehabis olahraga), hiperkinesa, gaduh gelisah.

   Otomatisme (gerakan yang tidak disadari).  Negativisme (gerakan menolak).  Kompulsi (adalah dorongan yang mendesak untuk melakukan sesuatu yang o Erotomania (dorongan-dorongan untuk berhubungan seks).

  Erotomania:

  • Nimfomania (dorongan seks pada perempuan).
  • Satiriaris (dorongan seks pada laki-laki). o Kleptomania (dorongan untuk mengambil barang bukan miliknya yang tidak dibutuhkan olehnya/tidak dipakai).

  o Trichotilomania adalah dorongan mecabut-cabut bulu.  Gagap (orang bicara terputus-putus, tersendat-sendat).

  6. Proses berpikir  Pertimbangan  Penalaran  Ingatan  Pemahaman Normal harus mengandung ide, symbol, dan asosiasi yang terarah serta berorientasi pada kenyataan. Beberapa factor yang mempengaruhi proses berpikir:

  • Fisik --- lelah, gangguan otak
  • Psikologik --- gangguan emosional  Sosial --- (gaduh rebut).
  • Yang mempengaruhi perhatian dan konsentrasi.

  Beberapa proses pikir yang abnormal:  Fobi : Ketakutan yang irasional.

  a. Bakteriofobi : ketakutan bakteri.

  b. Klaustrofobi : Ketakutan diruangan tertutup.

  c. Monofobi : Ketakutan sendirian.

  d. Niktofobi : Ketakutan gelap.  Waham Waham adalah pikiran yang diyakini benar walaupun terbukti tidak.

  • Waham kebesaran adalah merasa yakin dirinya besar. Misal dia seorang raja.
  • Waham dosa adalah waham merasa yakin dirinya berdosa.
  • Waham kejar adalah keyakinan dirinya dikejar-kejar atau mau dibunuh (mungkin dia bersembunyi).

  7. Persepsi Adalah daya untuk mengenal sesuatu menyangkut persamaan, perbedaan, kualitas serta hubungannya satu sama lain.

  Persepsi yang abnormal:

  • Ilusi adalah kesalahan persepsi atas rangsangan yang benar-benar ada. Misal: Suara orang dipersepsikan angin, daun dipersepsikan orang.
  • Halusinasi adalah kesalahan persepsi tanpa rangsangan. Misal: merasa mendengar bunyi, merasa ada yang meraba, mencium sesuatu yang tidak ada.

  8. Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan menyelesaikan masalah baru melalui pemikiran dan pertimbangan. Normal 100 – 120. Dapat berkurang karena kerusakan otak, gangguan jiwa berat, retardasi mental (keterbelakangan mental), dementia (pikun), bisa dibawah 70.

  

KEPRIBADIAN Kepribadian adalah keseluruhan pola pikir, perasaan dan perilaku untuk beradaptasi dalam kehidupan. Kalau kepribadian terganggu orang tidak mampu menyesuaikan diri ataupun mengganggu lingkungannya.

  1. Gangguang penampilan.

  Misalnya terlalu kritis, teliti, ataupun rewel.

  a. Kemunduran dalam kebersihan dan kerapian.

  Misalnya pakai baju satu minggu, mandi 2 kali seminggu.

  b. Terlalu bersolek.

  Bersolek atau berpakaian merangsang.

  c. Berpakaian kekanak-kanakan.

  d. Badan berbau Misalnya lama tidak mandi.

  e. Kemana-mana berkaca mata hitam dll.

  2. Gangguang pola hidup.

  Gangguang ini mencakup hubungan antara manusia, sifat-sifat dalam keluarga, pekerjaaan, rekreasi ataupun dalam masyarakat. Misalnya: Peran suami dan istri dikeluarga. Punya atau tidak pekerjaan yang layak. Rekreasi ada atau tidak. Bermasyarakat bagaimana kehidupannya.

PENYEBAB GANGGUANG JIWA

  Walaupun gejala utama kejiwaan, penyebab mungkin dibadan (somatic), lingkungan social (sosio genik) maupun psikologik. Penyebab biasanya tidak tunggal tetapi beberapa sekaligus saling mempengaruhi atau terjadi bersamaan.

  1. Gangguan perkembangan badan

  a. Faktor keturunan Contoh:

  • Mogolisme * Skizofremia (jiwa retak).

  b. Faktor konstitusi Konstitusi menunjukkan keadaan bioogik secara keseluruhan baik yang diturunkan maupun didapat. Misalnya bentuk badan, temporamen, fungsi susunan saraf hormone ataupun jenis golongan darah, seks (terlalu kurus, gemuk, cantik, jelek).

  c. Cacat congenital (cacat waktu lahir).

  • Bibir sumbing
  • Tanpa lengan
  • Buta

  2. Gangguan perkembangan psikologik a. Kehilangan dini (deprivasi).

  Misal terpisah dengan keluarga.

  b. Pola keluarga patologik (keluarga tidak sehat)

  • Sering berantem
  • Peminum * Ada yang bertindak sebagai raja dalam keluarga

  c. Badai masa remaja Tidak mampu melampaui masa remaja.

  • Remaja awal 13 - 16
  • Remaja II 16 - 18

  • Industrialisasi
  • Globalisasi

  KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA I. Psikosa (gangguan jiwa berat).

  a. Psikosa organic o Dimentia (pikun) o Psikosa alkoholik o Psikosa oleh karena infeksi otak

  Misal: malaria, syphilis, encephalitis o Epilepsi o Trauma kepala o Keracunan b. Psikosa non organic (fungsional).

   Skizofremia  Paranoid (curiga berlebihan)  Depresi  Gaduh gelisah

II. Nerosa

  o Nerosa cemas o Nerosa histerik o Nerosa fobik (ketakutan berlebihan) o Nerosa obsesi/0konpulsi (obsesi = melakukan pekerjaan berulang-ulang).

  III. Gangguan kepribadian o Gangguan kepribadian anti social.

  o GK paranoid o GK eksplosif (mengamuk tak karuan).

  IV. Depresi seksual

  o Homo seksual o Transeksual (banci/keadaan jiwa yang tidak sama dengan jenis kelaminnya).

  V. Psiko somatic (gangguan psikologik yang menyebabkan sakit-sakit badan).

  VI. Ketergantungan zat/obat.

  VII. Gangguan tingkah laku anak/remaja.

  VIII. Retardasi mental

  IX. Kondisi terikat budaya setempat

  • Latah * Kesurupan * Amuk * Koro

  X. Gangguan penyesuaian o Perkawinan o Pekerjaan o Sekolah

  • Keadan pembatasan: akan timbul gejala khas jika dalam keadaan stress
  • Gaya hidup maladaptif: sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, misal serius berlebihan, pesimis terus dll.

A. Psikosa Organik

  Adalah gangguan jiwa berat dengan kehilangan rasa realitas akan terdapat gangguan pada proses pola pikir, perasaan, psikomotor dan kemauannya. Penderita tidak dapat dimengerti ataupun dirasai lagi oleh orang normal. Penderita itu sendiri tidak memahami atau merasa sakit, orang awam biasa menyebutnya gila.

  Defenisis lain gangguan jiwa yang begitu berat sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.

a. Sindroma otak organic

  Adalah gangguan jiwa psikotik/nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Misal: Meningoecefalitis, gangguan pembuluh darah otak

  (stroke), payah jantung, intoxikasi, toxemia kehamilan.

  1. Delirium adalah sindroma otak organic (SOO) karena fungsi otak secara umum terganggu atau keracunan yang menghambat metabolisme otak.

  Gejala utama:

  • Kesadaran menurun * Gangguan orientasi, waktu, tempat, dan orang.
  • Gangguan komunikasi, gelisah, lemas, bingung, panik.
  • Kadang-kadang halusinasi.

  Biasanya hilang bila penyakit penyebabnya sembuh beberapa hari, sampai beberapa bulan. Bila menetap menyerang otak dapat menimbulkan gejala sisa neurologik, mental ataupun intelegency. Pada perawatan penderita harus juga terus dijaga terutama jika sangat gelisah sebab berbahaya untuk diri sendiri (jatuh, lari, loncat) ataupun orang lain. Kamar tidak boleh terlalu gelap tetapi sebaiknya tidak terlalu terang, dijaga oleh orang-orang yang sudah dikenalnya, diajak bicara yang menyenangkan.

  2. Dimentia (pikun) adalah kemunduran fungsi mental secara umum terutama intelegency disebabkan oleh kerusakan otak yang tidak dapat kembali lagi.

  • Dimentia senilis. Dimensia pada usia lanjut. Nerhi berkurang, reaksi lambat, daya kreatif dan inisiatif meneyempit dan menarik diri. Keterbatasan fisik dan mental, kesepian, perasaan tidak aman, dan tidak adekuat, menyebabkan mudah marah, mudah tersinggung dan sangat tergantung. Faktor-faktor biologik dan sosiopsikologik mempengaruhi kepribadian usia lanjut. Makin tidak matang kepribadiaanya atau makin sulit menyesuaikan diri, disaat muda makin mudah terganggu dalam usia tua. Berbagai aktifitas social ang baik dan macam-macam aktifitas mental dapat menghambat proses senilitis mental. Gejala-gejala: o Diatas usia 60 tahun lebih jelas, gangguan ingatan jangka pendek, lupa hal- hal yang baru terjadi, kurang ide dan pemikiran abstrak.

  o Menjadi egoisentrik, dan egoistic. o Lekas tersinggung dan marah-marah o Kadang-kadang timbul aktifitas seks yang berlebihan atau tidak pantas. o Menjadi acuh tak acuh terhadap dirinya. o Menyimpang barang-barang yang tidak berguna.

  • Waham. (dirampok, diracuni, tidak disukai ataupun miskin).

  Gangguan orientasi (keluar rumah tidak bisa pulang). Daya nilai berkurang sehingga bisa terjadi kecelakaan ataupun penipuan. Daya ingat makin terganggu sehingga hidup didalam saat ia masih muda atau masih kecil. o Pertahankan perasaan aman dan harga diri o Perhatikan dan coba memuaskan kebutuhan rasa kasih sayang, rasa diperhitungkan, rasa pencapaian sesuatu dan rasa perlu dibenarkan dan rasa perlu dihargai. o Kamar jangan gelap, letakkan barang-barang yang sudah dikenalnya sejak dulu, jika ada anoreksia (tidak suka makan) beri vitamin C.

B. Psikosa Fungsional

  Psikosa fungsional tidak/belum diketahui penyakit fisik yang berhubungan dengannya. Dalam kelompok ini termasuk:

  1. Skizofrenia

  2. Psikosa afektif

  3. Psikosa paranoid

  4. Psikosa reaktif

1. Skizofrenia

  a. Menurut KRAEPELIN disebut juga dementia precox (kemunduran intelegency sebelum waktunya).

  b. Menurt EUGEN BLEULER menyebut jiwa yang terpecah-pecah. (adanya disharmoni antara berpikir, perasaan, dan tingkah laku). Angka kejadian didunia antara 0,2 – 0,8% pertahun. Jadi dari 1000 orang --- 2 – 8 orang terkena skizofrenia pertahun. Sampai sekarang belum diketahui sebab-sebab skizofrenia. Dapat dikatakan factor keturunan mempunyai pengaruh. Penyakit-penyakit badaniah/ataupun stress dapat mencetuskan/mempercepat manifestasi skizofrenia tetapi tidak menyebabkan skizofrenia.

  Gejala-gejala :

  o Proses pikir ada gangguan pada asosiasi. Contohnya: Dulu waktu hari, ya memang matahari, lalu saya lari. Padamu ta’demu.

  Kadang-kadang pikiran berhenti beberapa detik sampai berhari-hari. o Afek emosi

  • Dangkal/tumpul
  • Berlebihan/dibuat-buat
  • Inadekuat o Kemauan - Lemah - Negativistik (berbuat tidak sesuai permintaan)
  • Ambivalensi (2 hal yang berlawanan atau tidak yang dimaui dalam waktu yang sama) o Psikomotor - Katatonik - Stupor (diam saja, tidak mau makan)
  • Mutisme (tidak mau bicara) o Waham Tak logis dan Bizar (aneh sekali). Contoh: Istri diyakini serong karena cecak berhenti 2 kali. Dunia akan kiamat karena anjing kencing mengangkat kaki.

  o Halusinasi (dengar, penciuman)

  Mendengar suara-suara mengancam atau memerintah atau mencium bau bunga dimana-mana. Penderita skizofrenia kesadaran dan intelegensi tidak menurun. Penderita dapat menceritakan pengalaman dan perasaannya.

  Prognosa (ramalan sembuh) :

  1/3 sembuh 1/3 --- kemasyarakat dengan sedikit kecacatan, perlu pengobatan terus-menerus. 1/3 jelek, tidak dapat berfungsi dimasyarakat menuju kemunduran mental dan menjadi penghuni tetap di rumah sakit jiwa atau menggelandang.

  Terapi:

  • Obat (anti psikosa)
  • Psiko terapi
  • Terapi kerja (tx kerja)
  • Rehabilitasi

2. Psikosa Afektif

  Psikosa dengan gangguan utama afek dan emosinya, jika tidak pada waktu serangan, dapat sembuh sempurna.

  a. Melancholia involusi

  Pada wanita lebih dari 45 tahun, pria lebih dari 55 tahun, saat kelenjar endokrin dan reproduksi mulai berkurng. Gejala-gejala: o Beberapa minggu/bulan permulaan cenderung hipochondrik (semua sakit). o Lekas marah. o Pesimis. o Insomnia. (susah tidur) o Tidak suka bekerja. o Sering menangis. o Minat menyempit. o Menarik diri. Jika sudah jelas timbul: o Depresi hebat. o Kecemasan. o Agitasi (gelisah berlebihan) o Hipochondriasis. o Waham dosa/penyakit. o Rasa mau mati. Terapi: * Obat (anti depresan).

  • Psikoterapi.
  • Rawat, awasi bunuh diri.

  b. Psikosa maniak depresi Adalah keadaan maniak atau depresi atau sebaliknya.

  Gejala-gejala mania: o Optimis.

  o Terlalu besar percaya diri setiap pekerjaan dianggap enteng. o Euforia (kegembiraan berlebihan) tidak sesuai dengan kenyataan. o Kadang-kadang ada halusinasi. o Sangat gelisah tak bisa diam. o Menghambur-hamburkan uang. o Bicara atau menyanyi-nyanyi. o Tidak tidur tidak merasa lelah. o Proses pikir

  • Arus cepat
  • Asosiasi bunyi
  • Waham besa

  Gejala-gejala depresi

  o Emosi selalu lelah o Pesimis o Tak mampu o Sangat rendah o Sedih hebat o Putus asa o Mukanya lesuh o Gerakan sangat lambat o Kurang merawat diri Proses pikir o Arus pikir tidak lancar o Miskin ide o Perasaan salah o Ide bunuh diri o Menjadi gila Keluhan badan o Lelah o Susah tidur o Susah makan o Terkena pada dada, kepala atau tungkai berat

  Terapi

  • MRS
  • Anti depresan --- psikosis
  • Elektro Convulsi Theraphi (ECT)

  

RETARDASI MENTAL (RM)

o Jumlahnya 1 – 3 % dari jumlah penduduk.

  o Retardasi mental (RM) adalah keadaan dengan intelegensi kurang sejak masa perkembangan. o Gejala utama adalah perkembangan mental secara keseluruhan walaupun yang utama adalah intelegensi (kognitif, afektif, prilaku) kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah baru. o Penyebab: Kemungkinan faktor keturunan atau hal lain yang tidak diketahui disebut

  RM primer. Sedangkan RM sekunder disebabkan oleh factor luar yang diketahui mempengaruhi otak saat (pre peri post) natal. o Sebab-sebab antara lain:

  1. Infeksi/intoksikasi

  • Encefalotatis
    • Toxemia growindarum
    • Bilirubinea --- bayi kuning

  2. Akibat roda paksa Pra, peri, post, natal misalnya: cidera persalinan atau abortus, pengaruh sinarx.

  3. Gangguan metabolisme pertumbuhan atau gizi terutama pada saat dibawah 4 tahun. Lama pertumbuhan otak akan berhenti sampai 4 tahun.

  4. Penyakit otak yang nyata (post natal)

  5. Pengaruh pranatal yang tidak jelas. Misalnya:

  • Anencephali * Hidrosophali

  6. Kelainan kromosom Sindroma mongolism atau down sindrom.

  7. Prematur 8. Gangguan jiwa berat pada saat anak-anak.

  9. Depresi social. o Tingkat-tingkat retardasi mental

  Dipakai beberapa criteria yang menentukan retardasi mental (RM):

  • IQ * Kemampuan di didik/dilatih.
  • Kemampuan sosial/kerja.

  Pembagian tingkat IQ.

  NO Nama

   I Q Tingkat Patokakan sosial Patokak pendidikan Sangat superior > 130 Tinggi sekali Bisa berguna bagi Terlalu pandai untuk sekolah 1. masyarakat--- Genius biasa Superior 110 – 130 Tinggi Dapat berfungsi biasa Menyelesaikan Perguruan

  2.

  tinggi (PT) dgn mudah

Normal 86 – 109 Normal Dapat berfungsi biasa Sedikit kesulitan di PT

  3. Bodoh – bebal 68 – 85 Taraf pembatasan Tidak sanggup Bersa Beberapa kali tidak naik di 4.

  ing mencari nafkah SD Debil – tolol 52 – 67 RM ringan Mencarinafkah secara Dapat dilatih dan didik

  5. Sederhana disekolah khusus

  Imbesial/dungu 36 – 51 RM sedang Tidak dapat mencari Tidak dapat di didik tapi 6.

  20 – 51 RM berat nafkah dapat dilatih Idiot/pandir < 20 RM berat * Tidakdapat mengen Tidak dapat dilatih dan di

  7. RM berat al bahaya didik

  • Tidak dapar mengur us diri sendiri

  o Penanganan: Yang penting adalah lingkungan keluarga yang mau memahami dan memberi semangat padanya serta fasilitas pendidikan dan latihan. RM taraf perbatasan, ringan, sedang, berat dapat mengembangkan social dan pekerjaan dengan baik serta berkemampuan berhubungan dan kasih sayang antar manusia yang wajar. o Faktor yang mempengaruhi pekerkembangan kepribadian RM Sepanjang hidupnya RM menghadapi lebih banyak resiko dari pada orang normal.

  Terdapat juga perkembangan hidup emosi yang dapat mempengaruhi hubungan antar manuia. Bila didalam keluarga terdapat anak lain yang pandai maka ketidak mampuan dapat merupakan trauma jika orang tua tidak mengerti maka harapan dan tuntutan yang normal diberikan terhadap anak RM bisa menjadi sumber frustasi ketegangan, kebingungan atau kerengangan hubungan orang tua dan anak. Sikap masyarakat berpengaruh terhadap reaksi orang tua. masyarakat modern yang mengutamakan kemampuan intelektual tidak begitu toleran terhadap penderita RM. Sikap toleransi emosi pribadi orang tua akan berpengaruh terhadap penerimaan RM oleh anak anak lain yang normal.

C. Psikosa Reaktif

  No Faktor Nerosa Psikosa

  Dekompensasi berat, kontak dengan kenyataan sangat terganggu tak berfungsi social Variasi luas, dengan waham, halusinasi, ggn perilaku hebat Sering kehilangan Jarang memahami Sering

  Dekompensasi ringan, kontak dengan kenyataan dan fungsi social terganggu Psikosa dan somatic bervariasi luas Jarang kehilangan orientasi terhadap lingkungan Masih memahami dirinya terganggu Perilaku jarang membahayakan diri

  5 Perilaku umum Gejala-gejala Orientasi Pemahaman diri Aspek social

  4

  3

  2

  1

  Adalah termasuk psikosa fungsional yang timbul karena stress psikologik yang tiba-tiba dan dirasakan berat oleh penderita, jadi penyebabnya jelas dan dipenuhi criteria psikosa. Misalnya: kematian anak-anaknya, suaminya/isterinya dan lain-lain secara tiba-tiba.

  Perbedaan latar belakang, budaya, adat, social ekonomi memberikan arti berbeda. Keadaan fisik tertentu juga membuat individu mudah terganggu karena stress, seperti: infeksi, kurang gizi, pemakaian obat-obatan tertentu.

  NEROSA

  4. Reaksi paranoid akut Sering terjadi setelah keadaan yang mengancam, misalnya perselisihan ditempat kerja, sering terjadi pada narapidana, transmigram maupun imigram, dan juga pada tentara.

  Gejala: banyak bicara, mondar-mandir, ribut, marah-marah.

  3. Gaduh gelisah reaktif Timbul oleh karena tekanan emosional yang tidak dapat disalurkan melalui cara lain.

  2. Kebingungan reaktif Terjadi setelah tekanan emosional kuat, nampak bingung, tidak tau berbuat apa, kemungkinan menjadi agresif.

  1. Psikosa rekatif depresi Gejala utama: depresi biasanya timbul oleh karena kehilangan, kematian, perpisahan, atau kekecewaan yang besar.

  Dilingkungan tertentu sangat menjunjung tinggi jujur. Ada 4 jenis psikosa reaktif:

  Adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional atas konflik-konflik tidak sadarkan. Perbandingan Nerosa denan Psikosa

  6 Pengobatan Jarang diperlukan op name Biasanya harus di opname Kebanyakan penyebab nerosa terdapat dalam perasaan yang ditekan, didesak, lalu diubah/dialihkan menjadi dorongan rasa kebencian, permusuhan, kebutuhan akan persetujuan dan keamanan. Jika tidak mampu menyesuaikan akan timbul konflik dan kecemasan sebagai sumber utama nerosa.

  Kecemaan akan memobilisasi pertahanan individu, cara individu mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejalanya.

  Jenis-jenis nerosa:

  1. Nerosa cemas

  2. Nerosa histerik

  3. Nerosa fobik

  4. Nerosa obsesif kompulsif (berulang-ulang)

  5. Nerosa depresif; dll

  1. Nerosa cemas Gejala-gejala: * psikologik: was-was dan khawatir.

  • Somatik: nafas sesak, rasa tertekan, kepala ringan, rasa ngilu, nyeri epigastrium, lekas lelah, palpitasi (dada berdebar-debar), keringat dingin.

  2. Nerosa histerik

  Pada nerosa histerik fungsi fisik dan mental hilang tanpa dikehendaki oleh penderita.

  Gejala-gejala:

  • Sering hilang timbul atau hilang tiba-tiba terutama bila penderita menghadapi keadaan yang menimbulkan emosi hebat dan mempunyai arti simbolik dari suatu konflik.

  Nerosa dibagi 2 jenis:

a. Reaksi konversi

  Kecemasan dikonversikan, diubah menjadi gangguan fungsional susunan syaraf somato motorik ataupun somato sensorik.

  Gejala-gejala yang mungkin timbul:

  • Kelumpuhan satu atau beberapa ekstrimitas, kejang, anestesi, analgesi (tidak sakit), buta atau tuli. Dengan timbulnya gejala-gejala ini maka kecemasan akan hilang (disebut keuntungan primer).

  Bisa juga didapatkan keuntungan sekunder berupa keuntungan material maupun emosional seperti menarik perhatian, lebih dilayani, mendapat cinta kasih, penggantian kerugian, hadiah dan lain-lain.

  Sikap penderita terhadap gangguannya juga asuh tak acuh (dalam bahasa Franch ”La belle indifference” artinya ”keacuhan yang indah”).

  Perbedaan Epilepsi dan Kejang Histerik

  No Gejala Epilepsi Histerik

  1 Tempat kejang Dimana saja Bila ada orang lain

  2 Lama serangan ± 2 menit 5 – 15 menit atau >

  3 Selama serangan Dimulai dengan teriakan Sering masih bersuara atau tak sadar dan diam

  4 Refleks patologis + (positif) + (negative)

  5 Buih dimulut Sering Tidak ada / jarang

  6 Tipe kejang Tonik lalu klonik Opistotonus (melengkung), atau kejang tak teratur atau diam saja

  7 Kesadaran Apnoe (henti napas), lalu Pulih kembali perlahan-lahan sering tidur

  8 Amnesia Total Sebagian

  9 Sebab Gangguan fungsi otak Stress psikologik Kepribadiannya disebut kepribadin histerik

  Ciri-cirinya:

  • Dramatis, mudah emosi, suka menggoda, exhibisionis (suka pamer), kurang mandiri, dan suka mempermainkan orang serta tidak serius.

b. Reaksi disosiasi

  Kadang-kadang kecemasan begitu hebat sehingga mengakibatkan pemisahan beberapa fungsi kepribadian. Dapat terjadi amnesia dan penderita acuh tak acuh terhadap amnesianya. Mungkin juga timbul gangguan kesadaran ”stupor” ataupun ”senja” sehingga dapat mnyerupai psikosa. Bisa juga kesadarannya tiba-tiba berubah dan identitasnya berubah, berbuat tidak seperti biasanya. Mungkin pergi ketempat-tempat yang jauh dan sesudahnya terjadi amnesia.

  Gejala klinik disosiasi:

  o Amnesia o Somnolen bulisme (jalan tidur) o Fugue (berkelana tanpa tujuan) o Kepribadian ganda

3. Nerosa fobik

  Ditandai oleh rasa takut hebat terhadap suatu benda yang sebenarnya tidak mengancam. Rasa takut tersebut dapat mengakibatkan pingsan, rasa lelah berlebihan, palpitasi (berdebar-debar), berkeringat, mual-mual, tremor sampai panik.

  Nerosa fobik dapat mengakibatkan kompulsi (tindakan harus dilakukan) atau obsesi (pikiran yang terus-menerus menekan). Misalnya: Bakteriofobi ----- Kompulsi (cuci tangan terus-menerus).

  

PSIKOSOMATIK (PSIKOFISIOLOGI)

Bila terjadi suatu konflik maka gejala-gejala yang akan timbul bersifat olistik.

  Gejala-gejala yang sebagian besar yang terletak dibidang kejiwan banyak dijumpai pada penderita-penderita nerosa. Disamping komponen psikologik hampir selalu terjadi juga gangguan fungsi badaniah terhadap alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif (organ-organ dalam). Inilah yang tejadi pada psikosomatik. Jika terkena pada susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik maka akan terjadi gangguan konveksi. Psikosomatik sering juga disebut psikofisiologik.

  Oleh karena bisanya hanya fungsi faalnya yang terganggu. Penderita psikosomatik sering sakit kepala dan sebagainya. Pada psikosomatik gejala-gejala kejiwaan jika diperiksa sepintas lalu tidak ditemukan.

  Ada 3 golongan psikosomatik:

  1. Ada keluhan badan (+), tetapi tidak terjadi penyakit badaniah yang mengakibatkan keluhan tersebut.

  2. Terdapat kelainan organ (+) dan terdapat penyebab primer adalah factor psikologik.

  3. Terdapat kelainan organ (+), factor psikologik timbul oleh karena kemungkinan besar timbul akibat kelainan fisik itu.

  

Bagan Komplikasi Karena Stres

  Stres emosi Stres fisik Pelepasan katekolamine Takhi cardi kenaikan kadar lemak Hipertensi labil

  Kerusakan otot jantung oleh Arteriosklerosis Hipertnsi tetap ---perdara karena ischemia (ateroma) han otak (stroke berdarah)

  Infark Infark otak Mati kematian jaringan

  (stroke tak berdarah) Kelainan ginjal

  Dari bagan terlihat bahwa emosi dapat menimbulkan kelaian fisiologik (fungsional), ataupun kelainan organic (struktural). Atau sebaliknya yang sudah dikenal dapat terganggu akibat penyakit badaniah.

  Hindari kata-kata yang mendiagnosa asal-asalan. Misalnya: Paru-paru ada plek, hampir typhus, jantung goyah/lemah, maag bengkak, ada luka diginjal, atau bilang tidak apa-apa.

  Jenis-jenis psikosomatik: Klasiikasi dibagi menurut organ yang terkena.

  1. Kulit

  • Alergi, urtikaria

  2. Otot dan tulang * Mialgia (nyeri otot), arthralgia (nyeri sendi), rheumatic arthritis.

  3. Saluran napas * Sindroma hiperventilasi (napas pendek, sesak, pusing, telinga berdenging).

  • Asma bronchiale.

  4. Jantung dan pembuluh darah * Hipertensi essential.

  • Sakit kepala vaskuler.
  • Migrain

  5. Saluran cerna * Sindroma asam lambung.

  • Muntah-muntah.
  • Konstipasi.
  • Diare.
  • Nyeri usus.
  • Saluran cerna atas mudah terangsang.
  • Kolon mudah terangsang.
  • Obesitas.

  6. Saluran alat kemih dan kelamin * Nyeri panggul.

  • Dismenorhoe.
  • Disparenia (senggama sakit).
  • Frigiditas (tak bergairah/perempuan).
  • Impotensi.
  • Ejakulasi prekox (sebelum waktunya).

  7. Endokrine * Sindroma menopause.

  • Hipertioid.