Hutan Mangrove di Taman Wisata Alam Angk

Hutan Mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk
Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa di Jakarta, ada kawasan mangrove yang selain
berfungsi untuk melindungi dari abrasi dan dampak lingkungan, juga bisa menjadi tujuan
wisata. Jika Suaka Margasatwa Muara Angke lebih dikhususkan untuk kawasan konservasi,
Taman Wisata Alam Angke Kapuk lebih ditujukan menjadi lokasi wisata lingkungan
(ecotourism).
Bersama pacar dan Ollie, kami mengunjungi Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Kapuk
Muara, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pada hari Kamis, 11 September 2014. Kami
sengaja memilih hari kerja karena menghindari (dugaan) ramainya kawasan tersebut di akhir
pekan.

Menuju Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Sekolah Buddha Tzu Chi
Kami naik BKTB (Bus Kota Terintegrasi Busway) jurusan Monas-PIK (Pantai Indah Kapuk).
BKTB merupakan salah satu layanan transportasi yang diresmikan oleh Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo pada 5 Februari 2014.
Meski bernama bus kota, BKTB yang terdiri atas 18 armada ini bentuk dan warnanya sama
dengan bus Transjakarta, yaitu kuning-merah. Penumpang naik melalui halte Transjakarta,
dan jika tidak ada halte Transjakarta, naik-turun di lokasi dengan tanda tertentu.
BKTB Monas-PIK yang kami naiki menggunakan jalur Transjakarta dan bersinggungan

dengan 2 koridor Transjakarta, yaitu Blok M-Kota (Koridor 1) dan Pluit-Tanjung Priok
(Koridor 12).
Ongkosnya, jika turun di PIK akan diminta tambahan Rp 3.500 dan jika turun sebelum PIK di
luar halte Transjakarta dikenai ongkos tambahan Rp 2.500. Jika naik dari PIK di luar halte
Transjakarta, dikenai ongkos Rp 6.000.

Kami naik Transjakarta dari Blok M, kemudian turun di halte Monas untuk transit lalu naik
BKTB. Kami menunggu BKTB cukup lama, sekitar 30 menit. Selepas halte Bandengan
Selatan, kami dimintai ongkos dan diberi karcis BKTB bertuliskan “Unit Pengelola
Transjakarta Busway”.
Perjalanan dari Monas ke PIK kami tempuh dalam waktu 1 jam. Jalanan saat itu tidak begitu
macet. Kami turun di depan Sekolah Buddha Tzu Chi dan berjalan ke belakang menuju
Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Dari depan Sekolah Buddha Tzu Chi ke pintu gerbang
Taman Wisata Alam Angke Kapuk, kami berjalan sekitar 600 meter.
Selain menggunakan BKTB, menuju ke Taman Wisata Alam Angke Kapuk, jika naik
kendaraan pribadi dari arah tol Bandara Soekarno-Hatta, keluar di pintu Kapuk Muara,
kemudian mengarah ke Waterboom PIK. Jika dari Pluit, keluar di Muara Karang masuk ke
arah Rumah Sakit PIK, Waterboom PIK. Jika dari JORR Lingkar Barat, keluar di Pantai
Indah Kapuk, belok kiri lewat Garden House.
Untuk lokasinya, silakan lihat di peta Google (koordinat: -6.105361, 106.736000).


Taman Wisata Alam Angke Kapuk

bibit-bibit mangrove
Kami disambut dengan pintu gerbang Taman Wisata Angke Kapuk. Penjaga pintu berseragam
hijau dengan muka tanpa senyum melayani kami. Kami membeli tiket masuk seharga Rp
25.000 per orang. Tiket ini harus dijaga jangan sampai hilang karena nanti di dalam akan
diperiksa lagi.

Tak jauh dari gerbang masuk, ada masjid Al Hikmah yang terbuat dari kayu dan terletak di
atas danau. Kamar mandi dan tempat wudlu di masjid ini bagus dan bersih.
Dari pintu gerbang, kami berjalan ke dalam sekitar 200 meter dan bertemu pos pemeriksaan.
Selain diminta menunjukkan tiket, barang bawaan kami diperiksa, karena ada larangan
memotret menggunakan kamera, sedangkan memotret menggunakan ponsel diperbolehkan.
Jika tetap ingin memotret menggunakan kamera, akan dikenai tarif Rp 1.000.000. Di pos ini
juga terdapat penitipan barang, karena makanan dari luar juga tidak diperbolehkan.
Taman Wisata Alam Angke Kapuk memiliki luas 99,82 HA. Kawasan ini didominasi lahan
basah (danau) dengan vegetasi utama mangrove. Kawasan ini dulunya tambak dan telah
direhabilitasi tanaman mangrove seluas 40%.
Mangrove yang ditanam di Taman Wisata Alam Angke Kapuk antara lain bakau besar

(Rhizophora mucronata Lam.), bakau merah/slindur (Rhizophora stylosa), tancang
(Bruguiera gymnorrhiza), serta api-api/sia-sia (Avicennia alba). Jika dilihat dari spesiesnya,
ada lebih dari sepuluh spesies.

area perkemahan untuk api unggun
Saat kami masuk, kami melihat pot-pot plastik yang ditanami beberapa bibit mangrove.
Terdapat pula kandang kelinci dan kerangkeng berisi 2 ekor monyet. Jalanan utama dilapisi
paving-block, di samping kanan-kiri terdapat banyak tempat sampah dan bangku kayu.
Kawasan wisata yang dikelola oleh swasta, yaitu Jakarta Mangrove Resort, ini juga
menyediakan paket penginapan dan rekreasi keluarga. Terdapat pondok terbuat dari kayu
yang berbentuk prisma seperti tenda berjejer. Pondok tenda mungil ini muat untuk 2 orang
dengan lokasi kamar mandi di luar. Untuk keluarga, ada pondok yang lebih besar dengan
berbagai fasilitas. Yang unik, beberapa pondok ini ada yang dibangun di atas danau.
Selain pondok, terdapat lapangan yang bisa digunakan untuk api unggun. Di tengah kawasan,
berdiri menjulang 2 menara yang digunakan untuk aktivitas bird watching. Terdapat pula
jembatan gantung yang melintasi danau. Jika ingin berkeliling danau, tersedia juga perahuperahu, mulai dari perahu motor, perahu kayu, hingga kano yang bisa disewa. Saat kami
datang, ada sepasang calon pengantin yang mengadakan sesi pemotretan.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk juga menyediakan paket wisata menanam mangrove.
Paketnya adalah per orang dikenai biaya Rp 150.000. Jika ingin menambahkan papan nama,

biayanya Rp 500.000. Saya melihat beberapa papan nama perusahaan, instansi, hingga
sekolah terpampang di area penanaman mangrove.
Saya melihat seekor biawak tengah berjemur di jembatan kayu. Saat saya mendekat ia buruburu kabur dan masuk ke dalam air dan berenang dengan kayuhan ekornya masuk ke selasela akar mangrove.

penginapan di atas air
Karena lapar, kami menuju kantin untuk makan siang. Namun sayang, menu yang ditawarkan
hanyalah Indomie rasa Ayam Bawang. Harganya bisa dibilang cukup mahal, dengan
tambahan Teh Botol, saya harus merogoh kocek Rp 15.000 untuk makan siang saya. Ya,
lumayan lah daripada kelaparan?
Sangat disayangkan, karena pelayanan di kantin ini juga kurang ramah. Si penjaga kantin
cuek-cuek saja dan seolah-olah tidak butuh konsumen. Dengan menu seadanya, rasanya
larangan membawa makanan dari luar menjadi kurang bijaksana.
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan. Mira, pacar saya memilih untuk dudukduduk dan menggambar ilustrasi suasana. Saya dan Ollie berjalan menuju jembatan besar
untuk eksplorasi.
Jembatan besar terbuat dari kayu mengelilingi danau. Jika berjalan terus, ujung jembatan
akan tembus ke jalan yang belum selesai dibangun dan kembali ke pos pemeriksaan. Jika
berjalan keliling, jarak yang ditempuh bisa 1,1 Km. Panjang jembatan sendiri sekitar 550
meter.
Dari jembatan besar, sepanjang jalan terdapat banyak tempat sampah, namun beberapa
sampah plastik nampak terlihat di beberapa tempat. Di tengah danau, pemandangan pondok

kemah di atas air begitu cantik. Lokasi ini menjadi favorit untuk berfoto-foto. Saya melihat
beberapa ekor burung kuntul berwarna putih terbang di kejauhan. Beberapa pasangan
dimabuk asmara terlihat berjalan bergandengan tangan atau sekadar duduk-duduk di bangku
di pinggir.

Setelah selesai berkeliling jembatan besar dan Mira selesai menggambar, kami meneruskan
penjelajahan. Kami menuju ke ujung, menuju ke arah pantai. Kami melewati lokasi tempat
pembuatan pupuk dan pembibitan saat berjalan menuju ke pantai. Berbeda dengan jembatan
besar, jalan menuju pantai relatif lebih kotor. Sampah berserak di mana-mana mengganggu
pemandangan, meski terdapat tempat sampah.
Rupanya, pantai yang dimaksud hanyalah ujung ke arah laut. Sesampai di ujung jalan, saya
melihat sebuah jembatan tengah dibangun. Sepertinya akan digunakan untuk menyeberang ke
pulau reklamasi di seberang yang akan digunakan untuk pemukiman elit.

Kesan dan Masukan
Secara lokasi, Taman Wisata Alam Angke Kapuk sangat bagus. Adanya pondokan dan lokasi
kemah bisa menjadi alternatif liburan keluarga sekaligus pengenalan alam. Namun sayang,
pelayanannya kurang ramah. Pengelola sepertinya kurang bisa melihat kebutuhan pelanggan,
terutama dalam 3S, senyum, salam, sapa.
Makanan di kantin juga sepertinya kurang siap. Larangan membawa makanan dari luar

rasanya kurang bijaksana jika di dalam kawasan sendiri tidak menyediakan makanan yang
layak.
Larangan membawa kamera ke dalam kawasan juga larangan yang aneh menurut saya.
Padahal jika pengunjung diperbolehkan memotret (kecuali untuk kebutuhan komersial
semacam foto pra pernikahan atau syuting), maka Taman Wisata Alam Angke Kapuk akan
mendapat promosi gratis. Apalagi di era media sosial sekarang ini, orang tak segan-segan
membagikan pengalaman dan foto agar orang lain bisa datang. Meski ini bisa diatasi dengan
kamera ponsel yang kualitasnya tak kalah dengan kamera biasa, rasanya larangan membawa
kamera tetaplah aneh.

Informasi Harga
Tiket Masuk



Tiket masuk turis lokal: Rp 25.000/orang
Tiket masuk turis asing: Rp 125.000/orang




Parkir sepeda motor: Rp 5.000/unit



Parkir mobil: Rp 10.000/unit



Parkir bus: Rp 50.000/unit



Kamera selain kamera ponsel: Rp 1.000.000 (maksimum 7 orang)

Paket Wisata dan Sewa Perahu



Paket menanam mangrove: Rp 150.000/orang
Paket menanam mangrove dengan papan nama: Rp 500.000/orang




Sewa perahu: Rp 250.000/6 orang/perahu



Sewa perahu: Rp 350.000/8 orang/perahu



Sewa kano/perahu dayung: Rp 100.000/45 menit

Penginapan



Rumah tenda (camping ground) di atas tanah: Rp 300.000/malam, kamar mandi luar,
max 2 orang
Rumah tenda di atas air tanpa AC: Rp 450.000/malam, kamar mandi luar, max 2

orang



Rumah tenda di atas air dengan AC: Rp 600.000/malam, kamar mandi luar, max 2
orang



Villa bervariasi, mulai dari Rp 1.300.000 hingga Rp 6.000.000 per malam

Informasi



Alamat Kantor: Jl. Loka Indah 4B, Warung Buncit, Jakarta Selatan
Telp: 08158030933 — 0811804579 — 021-29033066 — 021-290333055




Email: [email protected]



Situs Web: www.jakartamangrove-resort.com

Cara Mencapai Lokasi



Peta: Google Maps
Menggunakan BKTB (Bus Kota Terintegrasi Busway) Transjakarta Monas-PIK, turun
di Sekolah Tzu Chi



Naik Transjakarta arah Pluit, turun di halte Penjaringan, transit arah Pantai Indah
Kapuk dengan BKTB, turun di Sekolah Tzu Chi




Dari arah tol Bandara Soekarno-Hatta, keluar tol arah Kapuk Muara, Pantai Indah
Kapuk arah Waterboom, Golf & Garden House, Sekolah Tzu Chi



Dari tol Pluit keluar Muara Karang masuk Pantai Indah Kapuk, Rumah Sakit PIK,
Waterboom Golf & Garden House, Sekolah Tzu Chi



Dari tol JORR Lingkar Barat keluar Pantai Indah Kapuk belok kiri lewat Golf &
Garden House, Sekolah Tzu Chi