Pengaruh Modal Sosial pada Perilaku Berb
Publisher:
Jurnal lVanajemen Teknologi
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsrtut Teknologi Bandung
ISSN :1412-1700
Online ISSN: 2085-7528
Print
Ad Director
Chief Editor
Atik Aprianingsih, DBA
Associate Editor
Yos Suniiiyoso, Ph.D
Herry Hudrasyah, MA
Circulation and Distribution
Supri Haryanto, S.Sos
Ady Nugroho, SP
EDITORIAL BOARD
Prof. Syamsul Amar
Fakultas Ekonomi
Universiias Negeri Padang
Dr. Mursyid Hasan Basri
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Wilson Bangun
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
Prof. Christantius Dwiatmadja
Fakultas Ekonomika dan Bisnrs
Universiias Kristen Satya Wacana
Dr Pri Hermawan
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Deddy Priatmodjo Koesrinda{oto, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Dwi Larso, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Kuntoro Mangkusubroto
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsiiut Teknologi Bandung
Prof. Moses L. Singgih
Reza Ashari Nasution, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Sani Susanto, Ph.D
Fakultas Teknologr lnduski
Universitas Katolik Parahyangan
Prof. Joniarto Parung
Fakultas Teknik
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Universitas Surabaya
lnsitut Teknologi Bandung
Ruslan Prijadi, Ph,D
Fakultas Ekonomi
Universitas lndonesia
Prof. Conrad William Watson
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
Prof. Utomo Sarjono Putro
Sekolah Bisnis dan l\,4anajemen
Prof. Dermawan Wibisono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknoiogi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Dr. Bambang Rudito
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Sekoiah Bisnis dan Manajenren
lnsrtut Teknologi Bandung
Insitut Teknologi Bandung
Prof, Endang Gumbira Said
Fakultas Teknologi Pertanian
Prof. Sudarso Kaderi Wiryono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnstitut Pertanian Bogor
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Togar Mangihut Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Gatot Yudoko, Ph,D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Fakultas Teknik lndustri
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
lnsitut Teknologi Bandung
Dr.
Agung Wicaksono
Dr. Aurik Gustomo
Editorial Address
Unit Research and Knowledge
Sekolah Bisnis dan Manajemen, lnstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
Teip/Fax: (022) 25319231 (022\ 25A4249
Email: journal@sbm-itb,ac.id; http://journal.sbm,itb.ac,id
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsilui Teknologi Bandung
Publisher:
Jurnal Manajemen Teknologi
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Print ISSN .1412-1700
Online ISSN: 2089-7S28
Art Director
Chief Editor
Atik Apnaningsih, DBA
Herry Hrdrasyah, MA
Circulation and Distribution
Associate Editor
Yos Sunitiyoso, Ph.D
Supri Haryanto. S,Sos
Ady Nugroho, SP
EDITORIAL BOARD
Prof. Syamsul Amar
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Dr. Mursyid Hasan Basri
Sekolah Bisnis dan Manalemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Wilson Bangun
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Christantius Dwiatmadja
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Dr. Pri Hermawan
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Prof. Kuntoro Mangkusubroto
Prof. Moses L. Singgih
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Fakultas Teknik lndustri
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Insitut Teknologi Bandung
Reza Ashari Nasution, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsiiut Teknologi Bandung
Sani Susanto, Ph.D
Fakultas Teknologi lndustri
Unrversitas Katolik Parahyangan
Prof. Joniarto Parung
Fakultas leknlk
Universitas Surabaya
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Ruslan Prijadi, Ph.D
Fakultas Ekonomi
Prof. Conrad William Watson
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Universitas lndonesia
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Utomo Sarjono Putro
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Prof. Dermawan Wibisono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Dr. Bambang Rudito
Dr. Agung Wicaksono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Sekoiah Bisnrs dan Manajenren
Prof. Endang Gumbira Said
Prof. Sudarso Kaderi Wiryono
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Deddy Priatmodjo Koesrindartoto, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
Dwi Larso, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Togar Mangihut Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Gatot Yudoko, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Editorial Address
Unit Research and Knowledge
Sekolah Bisnis dan Manajemen, lnstitut Teknologi Bandung
JI. Ganesha No. 1 0 Bandung 401 32
Telp/Fax: (022) 25315231 (022) 25A4249
Email: journal@sbm-itb,ac.id; http://journal.sbm.itb.ac.id
Dr, Aurik Gustomo
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Volume 12 Number 3 2C13
Pengaruh Modal Sosial pada Perilaku
Berbagi Pengetahuan dan Kinerja:
Studi Kasus di Pemasok Komponen
Otomotif Astra Grup
Badri Munir Sukoco
Hardi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
Abstrak
Sebagar sebuah kelompok perusahaan otomotrf terbesar di lndonesia, Grup Astra menialin kemitraan
dengan supplier spare pafts secara ekslenslf, yang mana pemasok berkategori Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) untuk komponen sepeda mator mencapat 94% sedangkan konponen mobil
mencapai 60%. Hubungan yang terjalin selama rni dimungkinkan membentuk modal sosial yang kuat
dan tentunya akan menimbulkan konsekuensi positif bagi kedua belah pihak. Menggunakan Teori
Modal Sosial, peneliti bermaksud menguji secara empiris apakah keberadaan modal
sosral
mempengaruhi aktifitas berbagi pengetahuan antara supplier dan buyer (dalam hal ini Grup Astra)
maupun kinerja pemasok. Lebih lanjut, peneliti berargumen bahwa persepsi ketergantungan
(interctependensi) pada pembeli akan memoderasi pengaruh modal sosial terhadap kineria masing-
masing pemasok. Berdasarkan hasil survei yang drtkuti lebih dan 211 supplrer Grup Astra, hasil
penetttian ini menunjukkan bahwa modal sosialhanya mempengaruht ktnerja pemasok. Efek moderasi
dari interdependensi yang diasumsikan juga tidak terkonfirmasi dalam penelitran ini. Konsrsten dengan
hipotesa yang drkembangkan,
nodal
sosial relasional terbukti dibentuk oleh modal sosial kognitif dan
struktural.lmplikastmanajerialdan akademis disaiikan lebih laniutdalam penelitian ini.
Katakunci: modalsosial,berbagtpengetahuan,ktneriapemasok,tnterdependensi,GrupAstra
Receved: 24 Jun 2013, Revlsion: 09 Oktober20l3,Accepted: 11 Oktober2013.
Pr nt SSN 1412 1700; Onl ne SSN 20Bg 7928 DOI http:/idx.dor orgi 10 12695i1mt 2013 12 3 2
oiBusifessand[4anagement nstiiuiTekn0log Band!ng(SBN/]-lTB)
Copyrght@20l3.PublishedbyUnlResearchandKnowledge,Schoo
!illii.itt:
ir:tilnl i:t,a:rr ir:illt i.i:r;trtr;:tl-:;j:ii,i.r:riiai!rii
rl
Abstract
As the biggest automotive group producer
in lndonesia, Astra Group maintains relationship with its
suppliers extensively, in which suppliers with smatl
and medium enterprises (SMEs) for motorcycle
reach 94% whie automobile for about 60%. The
existing relationships create strong social capital and
offer positive conseguences for both parties. tJsing
social capitat theory, this study empirically tests the
effect of social capital on knowledge sharing between
buyer (Astra Group) and supplieras wel/ as
suppliers' peformance Further, this study argues
that perceived interdependency to the buyer could
moderate the effect of social capital on suppliers' performance.
Based on a survey among 211 suppliers,
cf Astra Group, the results indicate that social capital mainly
influences suppliers, performance. The
moderating effect of interdependency is not confirmed
in this study. Consistenf with the developed
hypotheses, relational social capitat is developed by
cognitive and structural social capitat. Managerial
and academic implications are presented in this
study.
Keywords: social capitat, knowledge sharing, suppliers' peformance,
interdependency, Astra Group
1.
Pendahuluan
PT, Astra lnternationar, Tbk (ASil) dan anak perusahaannya
yang tergabung daram Grup Astra
merupakan kelompok usaha terbesar di lndonesia,
Klnerja yang bagus dibarengi dengan pengelolaan
yang baik menjadikan Grup Astra terpilih sebagai perusahaan
terbaik dalam pengelolaan perusahaan
dalam 3 tahun terakhir (Asha, 201 3). pada tah un 20j1
,pendapatan yang dihasirkan sebesar Rp. 1 62,6
triliun dengan laba bersih sebesar Rp. 17,8 triliun, meningkat
dibandingkan tahun 2010 yang sebesar
Rp. 14,4 triliun. Dari kerompok otomofif, penjuaran mobil
Grup Astra (Toyota, Daihatsu,
rsuzu, uD
Trucks, BMW, dan Peugeot) mengalami kenaikan 14,0570
dibandingkan tahun 2010 menjadi 4g7.000
mobil, adapun penjualan sepeda motor oleh pr, Astra
Honda Motor (AHM) menjadi 4,3 juta unit dan
pangsa pasarmeningkatdari 52% menjadi
(Aslra,2011).
5g%
Keberhasilan grup Astra menjadi sebuah kelompok perusahaan
otomotif terbesar di Indonesia tersebut
tidak terlepas dari peran pemascknya (suppriei). Data pemesanan
dari perusahaan grup Astra yang
diberikan kepada supprier kategori UKM (Usaha Kecir Menengah)
untuk komponen sepeda motor
(Astra Honda Motor) mencapaig4% dankomponen
mobil (Astra Daihatsu Motor) mencapai
60% (Astra,
2011) Nilai kemitraan yang diberikan perusahaan kepada
supp/iersebesar Rp. 8 triliun untuk kategori
UKM (Astra,2011). Laporan internal perusahaanjuga menunjukkan
bahwajumrah pemasok (supplier)
komponen ke perusahaan mengalami peningkatan
dan perkembangan tiap tahunnya, dibarengi
dengan peningkatan kualitas yang memadai. Hal ini seiring
dengan pelatihan dan standar eCD (qualrly
cost, delivery)yang menjadi corpo rate varue Grup Astra yang
harus diikuti oreh seluruh supprier.
Kedekatan GrupAstra dengan suppliernya d apaldi-capturedengan
socr,a/caprlaltheo4r(Nahapietdan
Ghoshal, 1998). MenurutAdler dan Kwon (2002), teori
modar sosial menjadi perspektif yang penting
untuk mempelajari sifat hubungan dan kerjasama antar
organisasi. Mengingat "relationatglue (lem
sosial)" menjadi d asar supply chainyang efektif (McGrath
dan sparks, 2005), modal sosial menjadi aset
yang penting dalam pengelolaan hubungan
anlara buyer dan supptier untuk berkontrlbusi dalam
pengembangan keunggulan bersaing masing_masing pihak.
236
buyer dan
Penelitian sebelumnya mempelajari pengaruh modal sosial secara parsial dalam konteks
pengaruh modal
supptier, misalnya cousins, Handfield, Lawson, dan Petersen (2006) mempelajari
pengaruh
sosial relasional pada kinerja buye6 Lawson, Tyler, dan Cousins (2008) menginvestigasi
dan Tyler
modal sosial relasional dan struktural juga terhadap kinerja buye6 adapun Krause, Handfield,
(2007) mempelajari pengaruh modal sosial kognitif dan struktural pada kinerja buyer. Sejauh ini, hanya
penelitian yang dilakukan oleh carey, Lawson, dan Krause (2011) yang mempelajari secara
(1998) bahwa modal sosial
komprehensif sebagaimana yang diusulkan oleh Nahapiet dan Ghoshal
apa konsekuensinya
terdiri atas dimensi kognitif dan struktural akan membentuk dimensi relasional dan
dengan konteks usaha menengah dan besardi lnggris'
positifterhadap
Penelitian sebelumnya mengedepankan bahwa keberadaan modal sosial berpengaruh
yang ada
kedua belah pihak dalam konteks hubungan buyer dan supp/ler. Namun, sifat hubungan
pengaruhnya terhadap efek dari
antara buyer dan supplier selama ini jarang terdiskusikan bagaimana
theory
modal social (carey dkk.,2011; Krause dkk. 2007). Menggunakan resource dependence
Gulati
(Pfefferdan Salancik, 1978), penelitian yang dilakukan oleh Casciaro dan Piskorski (2005) dan
lnterdependency'
dan
supplier
buyer
Sytch (2007) menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
dan
ketergantungan
dapat mempengaruhi hasil akhir dari sebuah hubungan Lebih spesifik adalah tingkat
Dalam
ter-eksploitasi
partner
untuk
tersebut
(supplier)
memungkinkan
yang tinggi terhadap buyer
pada pengaruh modal
penelitian ini akan didiskusikan bagaimana pengaruh sifat hubungan tersebut
sosial terhadaP koneskuensinYa.
2.
Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesa
2.1.
ModalSosial
sosial yang dimiliki oleh
Dalam artikelnya, Nahapiet dan Ghoshal (1998) menyatakan bahwa modal
perusahaan dapat memberikan keunggulan bersaing, Teori modal sosial mendiskusikan
sebuah
pada sumberdaya
bagaimana hubungan-hubungan sosial yang dimiliki 0rganisasi dapat berpengaruh
modal sosial dari
definisi
mengadopsi
dan kinerla yang dimilikinya (Koka dan Prescott, 2002). Kami
Nahapiet dan Ghoshal
(1
didalam,
998) sebagai 'jumlah sumberdaya aktual dan potensial yang terdapat
yang dimiliki secara individu maupun
tersedia melalui, dan dihasilkan darijejaring hubungan-hubungan
modal sosial memiliki tiga dimensi,
bahwa
organisasi,'(hal.2a3). Lebih lanjut, mereka mengajukan
visi,
yakni:dimensi relasignal (kepercayaan, identiflkasi, dan obligasi), dimensi kognitif (berbagl ambisi,
jumlah jejaring antar pihak)
dan nilai), dan dimensi struktural (kekuatan dan
plhak-pihak yang
Dimensi kognitif merupakan simbolik dari kesamaan tujuan, visi, dan nilai
yang memungkrnkan mereka
berhubungan dalam sebuah sistem sosial (Tsai dan Ghoshal,1998),
dan walker, 1995) Dimensi
(Augoustinos
yang
sama
untuk mempersepsikan informasi dengan makna
(Nahapiet dan
struktural didefinisikan sebagai "konfigurasi jejaring antar orang atau organisasi"
(Burt 1992)'
Ghoshal, 1998) yakni, "siapa yang Anda kenal dan bagaimana Anda mengenalnya"
Penelitian ini mengacu pada pendapat dari Tsai dan Ghoshal
(1
998) bahwa dimensi struktural mengacu
dimensi
pada interaksi yang dilakukan antar pihak, dalam hal ini buyer dan supplier. Sedangkan
hubungan personal antar
relasional adalah kepercayaan, obligasi, dan identifikasi yang dibawa didalam
individu maupun organisasi (Nahapietdan Ghoshal, 1998)'
r{rsirui stiii !tt!t! siii fii:li!il
&eihnsi
F{i*griaiil:r iir: iiilrfij*r $lr*i i{r$ri *i .$*irniftL {**f}i!4r l*flriii.i,.?{} G*rr
Kepercayaan adalah niat baik maslng-masing pihak (Burt,
2000) dan menjadikannya elemen terpenting
dalam sebuah hubungan (Anderson dan Narus, 1g90). Bira mengacu pada
pendapat Nahapiet dan
Ghoshal (1998), ketiga dimensi tersebut berinteraksi dalam
membentuk modal sosial, namun dimulai
oleh dimensl kognitif dan strukturar seberum terbentuk
dimensi rerasionar.
2.2.
BerbagiPengetahuan
Dalam interaksinya, buyer dan supplier sering berbagi pengetahuan
terkait dengan kebutuhan dan
preferensi konsumen, struktur pasar dan akulsisi yang
diperlukan, teknologi produk terbaru, strategi
dan keuapgan dari partner, dan bagaimana mengatasi probrem yang
dihadapi (sernes dan Sailis,
2003) Sebagian besar peneliti menyepakati bahwa pengetahuan
terbagi menjadi dua jenis, yakni
explicit dan tacit (Kogut dan Zander, 1992; Grant, 1996). Dalam
artikelnya, Grant (1996) menjelaskan
bahwa pengetahuan yang tacit adalah mengetahui bagaimana
suatu aktifitas dilakukan (knowing how),
sedangkan pengetahuan yang explicit adalah mengetahui tentang
fakta dan teori (knowing about).
Lebih lanjut, Grant ('1996) membedakan keduanya pada kemampuan
untuk ditransfer dan mekanisme
transfer antar indlvidu, antar tempat dan antar waktu. Seperti yang
disampaikan oleh Kogut dan Zander
(1992), hansfer pengetahuan yang
tacit akan menjadi lambat, mahal, dan tidak pasti bllamana
pengetahuan tidak bisa dikodifikasikan dan
hanya bisa ditransfer melalui observasi secara langsung
dan praktek dalam jangka waktu tertentu. Hal sebaliknya
akan teryadi pada pengetahuan yang explicit,
dimana kemampuan untuk ditransfer dan mekanismenya
cenderung lebih mudah dan berbiaya rendah
(Grant, 1996). Penelitian terbaru dari Nag dan Gioia (2012)
menunjukkan bahwa ketika perusahaan
mampu mengombinasikan pengetahuan tacit dan explicit yang
mereka miliki menjadr uncommon
knowledge, maka keunggulan bersaing akan didapat.
2.3.
lnterdependensi
Pfeffer dan Salancik (1978) mendefinisikan inteidependensi (ketergantungan)
antara dua organisasi
akan teryadi bilamana tujuan salah satu pihak tidak akan tercapai
tanpa adanya sumberdaya dari pihak
yang lain. Studi terdahulu menghubungkan konsep
interdependensi dengan konsep kekuasaan
(mis:
casciaro dan Piskorski,2005, Gulati dan sytch, 2007),yangdikembangkan
berdasarkan konsep dari
leori power-dependence relations (Emerson, 1962). Menurut teori inj,
kekuasaan terdapal pada
ketersediaan sumberdaya-sumberdaya alternatif (mis: Brass,
19g4, Kumar, scheer, and steenkamp,
1 9e8).
Dalam konteks hubungan
perusahaan
buyer dan supprier,
A sebagai supprier akan mempunyai
kekuasaan lebih besardibandingkan buyer-nya(Perusahaan B)
bilamana perusahaanAdapat menjual
produknya ke pembeli selain Perusahaan B dengan
harga yang sepadan atau lebih baik, vice versa.
Selanjutnya, teori ini juga mengatakan bahwa kekuasaan terdapat pada
tingkat konsentrasr dari
pertukaran yang teryadi (mis: Burt, 1982; Casciaro
and Piskorski, 2005). Bilamana perusahaan A
menjual produknya lebih dari 75% kepada Perusahaan B, maka
dapat dikatakan perusahaan B
mempunyai kekuasaan lebih besar dari perusahaa
n
A, vice versa.
238
MenurutEmerson(1962)terdapatduajenisketergantunganantarperusahaan,yakniketergantungan
yangasimetrisdanketergantunganyangberimbang.Ketergantunganyangasimetrismenunjukkan
adanyaperbedaankekuasaanantarasatuperusahaandenganpartnernya(CasciarodanPiskorski,
2005),yangmanaperusahaantersebutblsajadilebihataukurangtergantungterhaciappartnernya.
Dalamkontekshubunganbuyerdansupp/ler,contohpertamadiatasmenunjukkanbahwaPerusahaan
kedua menunjukkan
terhadap Perusahaan B Adapun contoh
A oada posisi yang kurang tergantung
aktifitas ekspornya'
kepada perusahaan B dalam melakukan
bahwa perusahaan A lebih terlantung
dimana kedua belah pihak
menunjukkan situasi
sedangkan ketergantungan iang berimbang
Hal ini bisa
yang sama besar (Gulati dan Sytch' 2007)
mempunyai tingkat ketergant'ngun
perusahaan yang
A merupakan salah satu diantara tiga
diilustrasikan sebagai berikut: Perusahaan
diberikanizinolehPemerrntahlndonesiauntukmemproduksikomponenotomotiftertentu,dan
PerusahaanBmerupakansalahsatudiantaratigaperusahaanyangmembutuhkankomponentersebut
dilndonesia'Dapatdikatakanbahwaketergantungandiantarakeduaperusahaantersebutadalah
berimbang, ceterts Paribus
2.4.
Kinerja Pemasok
(2011) dan Selnes
dari pendapat Cheung' Myers' dan Mentzer
Definisi kinerja pemasok kami adopsi
danSallis(2003)bahwakineqapemasokyangdihasilkandarihubunganyangdilakukanberdasarkan
tingkatefisiensidanefektifitasyangdidapatkan.Hubunganyangbaikan|arabuyerdansupp/ler
bilamanapemasokdapatmeningt
Jurnal lVanajemen Teknologi
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsrtut Teknologi Bandung
ISSN :1412-1700
Online ISSN: 2085-7528
Ad Director
Chief Editor
Atik Aprianingsih, DBA
Associate Editor
Yos Suniiiyoso, Ph.D
Herry Hudrasyah, MA
Circulation and Distribution
Supri Haryanto, S.Sos
Ady Nugroho, SP
EDITORIAL BOARD
Prof. Syamsul Amar
Fakultas Ekonomi
Universiias Negeri Padang
Dr. Mursyid Hasan Basri
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Wilson Bangun
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
Prof. Christantius Dwiatmadja
Fakultas Ekonomika dan Bisnrs
Universiias Kristen Satya Wacana
Dr Pri Hermawan
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Deddy Priatmodjo Koesrinda{oto, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Dwi Larso, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Kuntoro Mangkusubroto
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsiiut Teknologi Bandung
Prof. Moses L. Singgih
Reza Ashari Nasution, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Sani Susanto, Ph.D
Fakultas Teknologr lnduski
Universitas Katolik Parahyangan
Prof. Joniarto Parung
Fakultas Teknik
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Universitas Surabaya
lnsitut Teknologi Bandung
Ruslan Prijadi, Ph,D
Fakultas Ekonomi
Universitas lndonesia
Prof. Conrad William Watson
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
Prof. Utomo Sarjono Putro
Sekolah Bisnis dan l\,4anajemen
Prof. Dermawan Wibisono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknoiogi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Dr. Bambang Rudito
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Sekoiah Bisnis dan Manajenren
lnsrtut Teknologi Bandung
Insitut Teknologi Bandung
Prof, Endang Gumbira Said
Fakultas Teknologi Pertanian
Prof. Sudarso Kaderi Wiryono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnstitut Pertanian Bogor
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Togar Mangihut Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Gatot Yudoko, Ph,D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Fakultas Teknik lndustri
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
lnsitut Teknologi Bandung
Dr.
Agung Wicaksono
Dr. Aurik Gustomo
Editorial Address
Unit Research and Knowledge
Sekolah Bisnis dan Manajemen, lnstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
Teip/Fax: (022) 25319231 (022\ 25A4249
Email: journal@sbm-itb,ac.id; http://journal.sbm,itb.ac,id
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsilui Teknologi Bandung
Publisher:
Jurnal Manajemen Teknologi
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Print ISSN .1412-1700
Online ISSN: 2089-7S28
Art Director
Chief Editor
Atik Apnaningsih, DBA
Herry Hrdrasyah, MA
Circulation and Distribution
Associate Editor
Yos Sunitiyoso, Ph.D
Supri Haryanto. S,Sos
Ady Nugroho, SP
EDITORIAL BOARD
Prof. Syamsul Amar
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Dr. Mursyid Hasan Basri
Sekolah Bisnis dan Manalemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Wilson Bangun
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Christantius Dwiatmadja
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Dr. Pri Hermawan
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Prof. Kuntoro Mangkusubroto
Prof. Moses L. Singgih
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Fakultas Teknik lndustri
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Insitut Teknologi Bandung
Reza Ashari Nasution, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsiiut Teknologi Bandung
Sani Susanto, Ph.D
Fakultas Teknologi lndustri
Unrversitas Katolik Parahyangan
Prof. Joniarto Parung
Fakultas leknlk
Universitas Surabaya
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Ruslan Prijadi, Ph.D
Fakultas Ekonomi
Prof. Conrad William Watson
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Universitas lndonesia
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Utomo Sarjono Putro
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Prof. Dermawan Wibisono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Dr. Bambang Rudito
Dr. Agung Wicaksono
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Sekoiah Bisnrs dan Manajenren
Prof. Endang Gumbira Said
Prof. Sudarso Kaderi Wiryono
Sekolah Bisnis dan lVanajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Deddy Priatmodjo Koesrindartoto, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Insitut Teknologi Bandung
Dwi Larso, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor
lnsitut Teknologi Bandung
Prof. Togar Mangihut Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Gatot Yudoko, Ph.D
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
lnsitut Teknologi Bandung
Editorial Address
Unit Research and Knowledge
Sekolah Bisnis dan Manajemen, lnstitut Teknologi Bandung
JI. Ganesha No. 1 0 Bandung 401 32
Telp/Fax: (022) 25315231 (022) 25A4249
Email: journal@sbm-itb,ac.id; http://journal.sbm.itb.ac.id
Dr, Aurik Gustomo
Sekolah Bisnis dan Manajemen
lnsitut Teknologi Bandung
Volume 12 Number 3 2C13
Pengaruh Modal Sosial pada Perilaku
Berbagi Pengetahuan dan Kinerja:
Studi Kasus di Pemasok Komponen
Otomotif Astra Grup
Badri Munir Sukoco
Hardi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
Abstrak
Sebagar sebuah kelompok perusahaan otomotrf terbesar di lndonesia, Grup Astra menialin kemitraan
dengan supplier spare pafts secara ekslenslf, yang mana pemasok berkategori Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) untuk komponen sepeda mator mencapat 94% sedangkan konponen mobil
mencapai 60%. Hubungan yang terjalin selama rni dimungkinkan membentuk modal sosial yang kuat
dan tentunya akan menimbulkan konsekuensi positif bagi kedua belah pihak. Menggunakan Teori
Modal Sosial, peneliti bermaksud menguji secara empiris apakah keberadaan modal
sosral
mempengaruhi aktifitas berbagi pengetahuan antara supplier dan buyer (dalam hal ini Grup Astra)
maupun kinerja pemasok. Lebih lanjut, peneliti berargumen bahwa persepsi ketergantungan
(interctependensi) pada pembeli akan memoderasi pengaruh modal sosial terhadap kineria masing-
masing pemasok. Berdasarkan hasil survei yang drtkuti lebih dan 211 supplrer Grup Astra, hasil
penetttian ini menunjukkan bahwa modal sosialhanya mempengaruht ktnerja pemasok. Efek moderasi
dari interdependensi yang diasumsikan juga tidak terkonfirmasi dalam penelitran ini. Konsrsten dengan
hipotesa yang drkembangkan,
nodal
sosial relasional terbukti dibentuk oleh modal sosial kognitif dan
struktural.lmplikastmanajerialdan akademis disaiikan lebih laniutdalam penelitian ini.
Katakunci: modalsosial,berbagtpengetahuan,ktneriapemasok,tnterdependensi,GrupAstra
Receved: 24 Jun 2013, Revlsion: 09 Oktober20l3,Accepted: 11 Oktober2013.
Pr nt SSN 1412 1700; Onl ne SSN 20Bg 7928 DOI http:/idx.dor orgi 10 12695i1mt 2013 12 3 2
oiBusifessand[4anagement nstiiuiTekn0log Band!ng(SBN/]-lTB)
Copyrght@20l3.PublishedbyUnlResearchandKnowledge,Schoo
!illii.itt:
ir:tilnl i:t,a:rr ir:illt i.i:r;trtr;:tl-:;j:ii,i.r:riiai!rii
rl
Abstract
As the biggest automotive group producer
in lndonesia, Astra Group maintains relationship with its
suppliers extensively, in which suppliers with smatl
and medium enterprises (SMEs) for motorcycle
reach 94% whie automobile for about 60%. The
existing relationships create strong social capital and
offer positive conseguences for both parties. tJsing
social capitat theory, this study empirically tests the
effect of social capital on knowledge sharing between
buyer (Astra Group) and supplieras wel/ as
suppliers' peformance Further, this study argues
that perceived interdependency to the buyer could
moderate the effect of social capital on suppliers' performance.
Based on a survey among 211 suppliers,
cf Astra Group, the results indicate that social capital mainly
influences suppliers, performance. The
moderating effect of interdependency is not confirmed
in this study. Consistenf with the developed
hypotheses, relational social capitat is developed by
cognitive and structural social capitat. Managerial
and academic implications are presented in this
study.
Keywords: social capitat, knowledge sharing, suppliers' peformance,
interdependency, Astra Group
1.
Pendahuluan
PT, Astra lnternationar, Tbk (ASil) dan anak perusahaannya
yang tergabung daram Grup Astra
merupakan kelompok usaha terbesar di lndonesia,
Klnerja yang bagus dibarengi dengan pengelolaan
yang baik menjadikan Grup Astra terpilih sebagai perusahaan
terbaik dalam pengelolaan perusahaan
dalam 3 tahun terakhir (Asha, 201 3). pada tah un 20j1
,pendapatan yang dihasirkan sebesar Rp. 1 62,6
triliun dengan laba bersih sebesar Rp. 17,8 triliun, meningkat
dibandingkan tahun 2010 yang sebesar
Rp. 14,4 triliun. Dari kerompok otomofif, penjuaran mobil
Grup Astra (Toyota, Daihatsu,
rsuzu, uD
Trucks, BMW, dan Peugeot) mengalami kenaikan 14,0570
dibandingkan tahun 2010 menjadi 4g7.000
mobil, adapun penjualan sepeda motor oleh pr, Astra
Honda Motor (AHM) menjadi 4,3 juta unit dan
pangsa pasarmeningkatdari 52% menjadi
(Aslra,2011).
5g%
Keberhasilan grup Astra menjadi sebuah kelompok perusahaan
otomotif terbesar di Indonesia tersebut
tidak terlepas dari peran pemascknya (suppriei). Data pemesanan
dari perusahaan grup Astra yang
diberikan kepada supprier kategori UKM (Usaha Kecir Menengah)
untuk komponen sepeda motor
(Astra Honda Motor) mencapaig4% dankomponen
mobil (Astra Daihatsu Motor) mencapai
60% (Astra,
2011) Nilai kemitraan yang diberikan perusahaan kepada
supp/iersebesar Rp. 8 triliun untuk kategori
UKM (Astra,2011). Laporan internal perusahaanjuga menunjukkan
bahwajumrah pemasok (supplier)
komponen ke perusahaan mengalami peningkatan
dan perkembangan tiap tahunnya, dibarengi
dengan peningkatan kualitas yang memadai. Hal ini seiring
dengan pelatihan dan standar eCD (qualrly
cost, delivery)yang menjadi corpo rate varue Grup Astra yang
harus diikuti oreh seluruh supprier.
Kedekatan GrupAstra dengan suppliernya d apaldi-capturedengan
socr,a/caprlaltheo4r(Nahapietdan
Ghoshal, 1998). MenurutAdler dan Kwon (2002), teori
modar sosial menjadi perspektif yang penting
untuk mempelajari sifat hubungan dan kerjasama antar
organisasi. Mengingat "relationatglue (lem
sosial)" menjadi d asar supply chainyang efektif (McGrath
dan sparks, 2005), modal sosial menjadi aset
yang penting dalam pengelolaan hubungan
anlara buyer dan supptier untuk berkontrlbusi dalam
pengembangan keunggulan bersaing masing_masing pihak.
236
buyer dan
Penelitian sebelumnya mempelajari pengaruh modal sosial secara parsial dalam konteks
pengaruh modal
supptier, misalnya cousins, Handfield, Lawson, dan Petersen (2006) mempelajari
pengaruh
sosial relasional pada kinerja buye6 Lawson, Tyler, dan Cousins (2008) menginvestigasi
dan Tyler
modal sosial relasional dan struktural juga terhadap kinerja buye6 adapun Krause, Handfield,
(2007) mempelajari pengaruh modal sosial kognitif dan struktural pada kinerja buyer. Sejauh ini, hanya
penelitian yang dilakukan oleh carey, Lawson, dan Krause (2011) yang mempelajari secara
(1998) bahwa modal sosial
komprehensif sebagaimana yang diusulkan oleh Nahapiet dan Ghoshal
apa konsekuensinya
terdiri atas dimensi kognitif dan struktural akan membentuk dimensi relasional dan
dengan konteks usaha menengah dan besardi lnggris'
positifterhadap
Penelitian sebelumnya mengedepankan bahwa keberadaan modal sosial berpengaruh
yang ada
kedua belah pihak dalam konteks hubungan buyer dan supp/ler. Namun, sifat hubungan
pengaruhnya terhadap efek dari
antara buyer dan supplier selama ini jarang terdiskusikan bagaimana
theory
modal social (carey dkk.,2011; Krause dkk. 2007). Menggunakan resource dependence
Gulati
(Pfefferdan Salancik, 1978), penelitian yang dilakukan oleh Casciaro dan Piskorski (2005) dan
lnterdependency'
dan
supplier
buyer
Sytch (2007) menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
dan
ketergantungan
dapat mempengaruhi hasil akhir dari sebuah hubungan Lebih spesifik adalah tingkat
Dalam
ter-eksploitasi
partner
untuk
tersebut
(supplier)
memungkinkan
yang tinggi terhadap buyer
pada pengaruh modal
penelitian ini akan didiskusikan bagaimana pengaruh sifat hubungan tersebut
sosial terhadaP koneskuensinYa.
2.
Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesa
2.1.
ModalSosial
sosial yang dimiliki oleh
Dalam artikelnya, Nahapiet dan Ghoshal (1998) menyatakan bahwa modal
perusahaan dapat memberikan keunggulan bersaing, Teori modal sosial mendiskusikan
sebuah
pada sumberdaya
bagaimana hubungan-hubungan sosial yang dimiliki 0rganisasi dapat berpengaruh
modal sosial dari
definisi
mengadopsi
dan kinerla yang dimilikinya (Koka dan Prescott, 2002). Kami
Nahapiet dan Ghoshal
(1
didalam,
998) sebagai 'jumlah sumberdaya aktual dan potensial yang terdapat
yang dimiliki secara individu maupun
tersedia melalui, dan dihasilkan darijejaring hubungan-hubungan
modal sosial memiliki tiga dimensi,
bahwa
organisasi,'(hal.2a3). Lebih lanjut, mereka mengajukan
visi,
yakni:dimensi relasignal (kepercayaan, identiflkasi, dan obligasi), dimensi kognitif (berbagl ambisi,
jumlah jejaring antar pihak)
dan nilai), dan dimensi struktural (kekuatan dan
plhak-pihak yang
Dimensi kognitif merupakan simbolik dari kesamaan tujuan, visi, dan nilai
yang memungkrnkan mereka
berhubungan dalam sebuah sistem sosial (Tsai dan Ghoshal,1998),
dan walker, 1995) Dimensi
(Augoustinos
yang
sama
untuk mempersepsikan informasi dengan makna
(Nahapiet dan
struktural didefinisikan sebagai "konfigurasi jejaring antar orang atau organisasi"
(Burt 1992)'
Ghoshal, 1998) yakni, "siapa yang Anda kenal dan bagaimana Anda mengenalnya"
Penelitian ini mengacu pada pendapat dari Tsai dan Ghoshal
(1
998) bahwa dimensi struktural mengacu
dimensi
pada interaksi yang dilakukan antar pihak, dalam hal ini buyer dan supplier. Sedangkan
hubungan personal antar
relasional adalah kepercayaan, obligasi, dan identifikasi yang dibawa didalam
individu maupun organisasi (Nahapietdan Ghoshal, 1998)'
r{rsirui stiii !tt!t! siii fii:li!il
&eihnsi
F{i*griaiil:r iir: iiilrfij*r $lr*i i{r$ri *i .$*irniftL {**f}i!4r l*flriii.i,.?{} G*rr
Kepercayaan adalah niat baik maslng-masing pihak (Burt,
2000) dan menjadikannya elemen terpenting
dalam sebuah hubungan (Anderson dan Narus, 1g90). Bira mengacu pada
pendapat Nahapiet dan
Ghoshal (1998), ketiga dimensi tersebut berinteraksi dalam
membentuk modal sosial, namun dimulai
oleh dimensl kognitif dan strukturar seberum terbentuk
dimensi rerasionar.
2.2.
BerbagiPengetahuan
Dalam interaksinya, buyer dan supplier sering berbagi pengetahuan
terkait dengan kebutuhan dan
preferensi konsumen, struktur pasar dan akulsisi yang
diperlukan, teknologi produk terbaru, strategi
dan keuapgan dari partner, dan bagaimana mengatasi probrem yang
dihadapi (sernes dan Sailis,
2003) Sebagian besar peneliti menyepakati bahwa pengetahuan
terbagi menjadi dua jenis, yakni
explicit dan tacit (Kogut dan Zander, 1992; Grant, 1996). Dalam
artikelnya, Grant (1996) menjelaskan
bahwa pengetahuan yang tacit adalah mengetahui bagaimana
suatu aktifitas dilakukan (knowing how),
sedangkan pengetahuan yang explicit adalah mengetahui tentang
fakta dan teori (knowing about).
Lebih lanjut, Grant ('1996) membedakan keduanya pada kemampuan
untuk ditransfer dan mekanisme
transfer antar indlvidu, antar tempat dan antar waktu. Seperti yang
disampaikan oleh Kogut dan Zander
(1992), hansfer pengetahuan yang
tacit akan menjadi lambat, mahal, dan tidak pasti bllamana
pengetahuan tidak bisa dikodifikasikan dan
hanya bisa ditransfer melalui observasi secara langsung
dan praktek dalam jangka waktu tertentu. Hal sebaliknya
akan teryadi pada pengetahuan yang explicit,
dimana kemampuan untuk ditransfer dan mekanismenya
cenderung lebih mudah dan berbiaya rendah
(Grant, 1996). Penelitian terbaru dari Nag dan Gioia (2012)
menunjukkan bahwa ketika perusahaan
mampu mengombinasikan pengetahuan tacit dan explicit yang
mereka miliki menjadr uncommon
knowledge, maka keunggulan bersaing akan didapat.
2.3.
lnterdependensi
Pfeffer dan Salancik (1978) mendefinisikan inteidependensi (ketergantungan)
antara dua organisasi
akan teryadi bilamana tujuan salah satu pihak tidak akan tercapai
tanpa adanya sumberdaya dari pihak
yang lain. Studi terdahulu menghubungkan konsep
interdependensi dengan konsep kekuasaan
(mis:
casciaro dan Piskorski,2005, Gulati dan sytch, 2007),yangdikembangkan
berdasarkan konsep dari
leori power-dependence relations (Emerson, 1962). Menurut teori inj,
kekuasaan terdapal pada
ketersediaan sumberdaya-sumberdaya alternatif (mis: Brass,
19g4, Kumar, scheer, and steenkamp,
1 9e8).
Dalam konteks hubungan
perusahaan
buyer dan supprier,
A sebagai supprier akan mempunyai
kekuasaan lebih besardibandingkan buyer-nya(Perusahaan B)
bilamana perusahaanAdapat menjual
produknya ke pembeli selain Perusahaan B dengan
harga yang sepadan atau lebih baik, vice versa.
Selanjutnya, teori ini juga mengatakan bahwa kekuasaan terdapat pada
tingkat konsentrasr dari
pertukaran yang teryadi (mis: Burt, 1982; Casciaro
and Piskorski, 2005). Bilamana perusahaan A
menjual produknya lebih dari 75% kepada Perusahaan B, maka
dapat dikatakan perusahaan B
mempunyai kekuasaan lebih besar dari perusahaa
n
A, vice versa.
238
MenurutEmerson(1962)terdapatduajenisketergantunganantarperusahaan,yakniketergantungan
yangasimetrisdanketergantunganyangberimbang.Ketergantunganyangasimetrismenunjukkan
adanyaperbedaankekuasaanantarasatuperusahaandenganpartnernya(CasciarodanPiskorski,
2005),yangmanaperusahaantersebutblsajadilebihataukurangtergantungterhaciappartnernya.
Dalamkontekshubunganbuyerdansupp/ler,contohpertamadiatasmenunjukkanbahwaPerusahaan
kedua menunjukkan
terhadap Perusahaan B Adapun contoh
A oada posisi yang kurang tergantung
aktifitas ekspornya'
kepada perusahaan B dalam melakukan
bahwa perusahaan A lebih terlantung
dimana kedua belah pihak
menunjukkan situasi
sedangkan ketergantungan iang berimbang
Hal ini bisa
yang sama besar (Gulati dan Sytch' 2007)
mempunyai tingkat ketergant'ngun
perusahaan yang
A merupakan salah satu diantara tiga
diilustrasikan sebagai berikut: Perusahaan
diberikanizinolehPemerrntahlndonesiauntukmemproduksikomponenotomotiftertentu,dan
PerusahaanBmerupakansalahsatudiantaratigaperusahaanyangmembutuhkankomponentersebut
dilndonesia'Dapatdikatakanbahwaketergantungandiantarakeduaperusahaantersebutadalah
berimbang, ceterts Paribus
2.4.
Kinerja Pemasok
(2011) dan Selnes
dari pendapat Cheung' Myers' dan Mentzer
Definisi kinerja pemasok kami adopsi
danSallis(2003)bahwakineqapemasokyangdihasilkandarihubunganyangdilakukanberdasarkan
tingkatefisiensidanefektifitasyangdidapatkan.Hubunganyangbaikan|arabuyerdansupp/ler
bilamanapemasokdapatmeningt