ANALISIS DAMPAK PENERAPAN METODE PENYUSU
1
ANALISIS DAMPAK PENERAPAN METODE
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP INSTALASI
TRANSMISI DISTRIBUSI PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM KABUPATEN BANYUMAS
Widodo Wibisono
ABSTRACT
This research intent to know relevant depreciation method with fixed asset
purpose pattern that proprietary with corporate if utilize straight line depreciation
method compared with by declining balance depreciation method.
Observational type that is utilized is case study. analysis's method that is utilized in
research is test method cochran ’ s q tests and quiz t. Hyphotesis testing
observational result point out cochran’s q tests as big as 0,368, so gets to be
concluded by accepted Ho its characteristic mean corporate fixed asset = fixed
asset characteristic for straight line depreciation and depreciation method purpose
that done by firm was relevant with fixed asset purpose pattern that proprietary
PENDAHULUAN
Pada umumnya tujuan
suatu perusahaan adalah untuk
mencapai laba yang akan tetap terus
menjamin kelangsungan hidup
usahanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut
perusahaan
harus
mempertahankan aktivitasnya yang
terdiri dari beberapa macam
komponen, diantaranya adalah
tenaga kerja, modal dan peralatan
yang
mendukung
aktivitas
usahanya.
Dalam membuat suatu
laporan keuangan yaitu yang berisi
informasi tentang neraca, laporan
laba-rugi, laporan perubahan modal
dan laporan arus kas, haruslah
mudah dipahami, handal, relevan
dan dapat diperbandingkan. Salah
satu pos yang sangat berpengaruh
dalam laporan keuangan adalah aktiva
tetap karena jumlah aktiva tetap dalam
setiap perusahaan relatif besar. Harga
perolehan
aktiva
tersebut
menggambarkan
keadaan
yang
sebenarnya, maka harga perolehan
harus dialokasikan pada setiap periode
yang menikmati masa manfaat aktiva
tersebut.
Berbicara mengenai aktiva
tetap tidak terlepas dari kebijakan dan
metode penyusutan. Penyusutan adalah
suatu metode untuk mengalokasikan
harga perolehan aktiva tetap ke setiap
periode akuntansi. Pemilihan metode
penyusutan tidak dapat dilakukan
secara sembarangan atau berdasarkan
kebiasaan saja, tetapi juga harus
memperhatikan pola penggunaan
aktiva tetap. Metode penyusutan
haruslah dilakukan dengan benar dan
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
2
tepat serta mempertimbangkan
untung ruginya di masa yang akan
datang.
Jika
penggunaan
metode
penyusutan tidak sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterima
umum atau kondisi perusahaan
maka akan mempengaruhi terhadap
laba yang dihasilkan. Sedangkan
laba merupakan informasi penting
dalam suatu laporan keuangan
karena menjadi pedoman dalam
menentukan
kebijaksanaan
investasi
dan
pengambilan
keputusan juga untuk menilai
prestasi atau kinerja perusahaan.
PERUMUSAN MASALAH
Apakah penggunaan metode
penyusutan aktiva tetap pada
PDAM Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Purbalingga
sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap instalasi transmisi
distribusi ?.
PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisa penggunaan
metode penyusutan yang relevan
dengan pola penggunaan aktiva
tetap pada instalasi transmisi
distribusi tahun perolehan 20032007.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui metode
penyusutan yang relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan analisis dalam
melakukan
evaluasi
terhadap
kebijakan
penggunaan
metode
penyusutan aktiva tetap dalam
penentuan laba perusahaan.
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Metode penyusutan aktiva tetap
berwujud.
2. Lokasi Penelitian
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Banyumas
yang beralamat di Jalan Prof. Dr.
Soeharso Purwokerto dan PDAM
Kabupaten
Purbalingga
yang
beralamat di Jalan S. Parman
No.62 Purbalingga.
3. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan adalah studi
kasus.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu melakukan
pengamatan langsung terhadap
obyek pengamatan.
b. Wawancara, yaitu melakukan
tanya jawab langsung dengan
staf yang berwenang berkaitan
dengan masalah penelitian.
c. Dokumentasi,
yaitu
pengambilan
data-data
kuantitatif tentang aktiva tetap
berupa
instalasi
transmisi
distribusi yang digunakan
perusahaan.
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
3
d. Studi
Pustaka,
yaitu
pengumpulan data melalui
literatur maupun internet.
METODE ANALISIS
Untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah menerapkan
metode penyusutan yang relevan
dengan pola penggunaan aktiva
tetap maka dilakukan analisis
dengan
menggunakan
metode
menentukan atribut (Suliyanto;
2005;30). Alat analisis yang
digunakan
untuk
menentukan
atribut adalah analisis cochran’s Q
test.
Selanjutnya hasil penelitian
ini akan diuraikan secara deskriptif
analisis.
Sifat
deskriptif
ini
menggambarkan
pemaparan
mengenai
perbedaan
yang
signifikan besarnya laba yang
dihasilkan perusahaan dikarenakan
penerapan metode penyusutan
aktiva tetap yang berbeda.
Perhitungan besarnya penyusutan
dijadikan dasar analisis perbedaan
besarnya laba yang dihasilkan
untuk
masing-masing
metode
menurut Baridwan (2004;14). Maka
metode penyusutan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Metode penyusutan garis
lurus
Untuk menghitung biaya
depresiasi digunakan rumus
sebagai berikut:
HP NS
Depresiasi
=
n
2.
Metode penyusutan saldo
menurun
Depresiasi = Nilai buku aktiva x
tarif
Tarif tersebut diperoleh dengan
menggunakan rumus:
HP
1 n
atau dua kali tarif
NS
penyusutan metode garis lurus.
Keterangan :
HP = Harga perolehan.
NS = Nilai sisa.
n = Umur ekonomis.
Setelah seluruh perhitungan
biaya penyusutan diketahui, maka
untuk mengetahui apakah penggunaan
metode penyusutan yang diterapkan
perusahaan terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap besarnya laba yang
dihasilkan, maka digunakan alat bantu
statistik yaitu dengan menggunakan
uji-t. Dengan menggunakan uji-t untuk
perbedaan dua rata-rata maka akan
dapat
terlihat
perbedaan
yang
signifikan terhadap besarnya laba yang
dihasilkan
perusahaan
jika
menggunakan metode penyusutan
garis lurus dibandingkan metode
penyusutan saldo menurun.
PENGUIAN HIPOTESIS
Untuk
pengujian
hipotesis
pertama guna mengetahui metode
mana yang relevan dengan pola
penggunaan aktiva tetap dilakukan
penetuan karakteristik aktiva tetap
perusahaan dengan karakteristik aktiva
tetap dengan asumsi biaya penyusutan
dihitung menggunakan metode garis
lurus (Baridwan; 1997;311).
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
4
Untuk
pengujian
hipotesis
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
jawaban ya yang sama, yang
berarti karakteristik aktiva tetap
perusahaan = karakteristik aktiva
tetap untuk penyusutan garis lurus
dan
penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan sudah relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
a. Menentukan
formulasi
hipotesis statistik.
Hipotesis ini akan diuji dengan
analisis cochran,s Q test
Ho = Jika karakteristik aktiva
tetap perusahaan =
karakteristik
aktiva
tetap untuk penyusutan
garis lurus
Ha = Jika karakteristik aktiva
tetap perusahaan ≠
karakteristik
aktiva
tetap untuk penyusutan
garis lurus
b. Perhitungan nilai statistik
menurut Suliyanto (2005;31)
2
k 2 k
k 1k C j C j
j
j
Q=
n
n 2
k Ri Ri
i
i
Dimana :
Q = Nilai cochran,s Q test
K = Banyaknya atribut yang
diuji
Ri = Jumlah yang sukses
(menjawab YA) pada
atribut ke-i
C = Banyaknya variabel yang
diteliti
c. Kriteria pengujian.
Dengan 0,05 , derajat
kebebasan (dk) = k-1, maka :
H0 diterima, jika : Q hitung Q
tabel, atau Sig. > alpha
Artinya : Semua atribut yang
diuji
memiliki
proporsi
H0 ditolak, jika : Q hitung > Q tabel,
atau Sig. alpha
Artinya : Semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban ya
yang berbeda, yang berarti
karakteristik
aktiva
tetap
perusahaan karakteristik aktiva
tetap untuk penyusutan garis lurus
dan
penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan belum relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Singkat Perusahaan
Penyediaan air minum bagi
Kabupaten Purbalingga dimulai
sejak tahun 1927 dan pada
mulanya hanya untuk melayani
kebutuhan air minum pabrik gula
dan
rumah/Kantor
Asisten
Residen. Sumber penyediaan air
minum berasal dari sumbermata
air di Kawung Carang yang
terletak di daerah Kabupaten
Banyumas. Dalam perkembangan
selanjutnya, setelah pabrik gula
tutup sebelum tahun 1940, maka
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
5
air
minum
yang
ada
dimanfaatkan untuk memenuhi
keperluan
kantorkantor/instansi pemerintah dan
masyarakat.
Penyediaan air bersih
dalam
bentuk
Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten
Daerah Tingkat II Purbalingga
berdiri sejak disyahkannya
Peraturan Daerah Kabupaten
Purbalingga Nomor 1 Tahun
1968
Tentang
Pendirian
Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten
Purbalingga
Tanggal 27 Agustus 1968.
Sejak didirikan sistem air
bersih dari tahun 1927 sampai
dengan 26 Agustus 1968 masih
Saluran Air Minum (SAM)
yang
merupakan
bagian
daripada
Dinas
Pekerjaan
Umum kabupaten Purbalingga.
Pada saat itu airnya diambil
dari
daerah
Kabupaten
Banyumas. Sedangkan setelah
menjadi PDAM diambilkan
dari sumber mata air di Desa
Walik Kecamatan Kutasari
Kabupaten Purbalingga.
Daerah pelayanan PDAM
Purbalingga sampai dengan
tahun 2007 telah meliputi 9
kecamatan yaitu kecamatan
Padamara,
Karangjambe,
Bobotsari, Bojongsari, Mrebet,
Bukateja,
Kemangkon,
Kutasari dan Rembang.
2.
Kebijakan
Perusahaan
Mengenai Aktiva Tetap
Aktiva tetap dicatat
berdasarkan harga perolehan atau
harga beli termasuk semua biaya
yang dikeluarkan sampai aktiva
tetap tersebut siap digunakan.
Aktiva tetap disusutkan dengan
metode yang dianut dalam
Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku yaitu Undang-Undang No.
17
Tahun
2000
dengan
menggunakan metode garis lurus
(straight line methode). Adapun
tarif biaya penyusutan, masa
manfaat, dan kelompok untuk
masing-masing aktiva tetap adalah
sebagai berikut :
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
6
2003-2007 dapat dilihat pada tabel 3
dan 4 berikut ini :
Tabel 1 : Jenis Aktiva Tetap
serta tarif penyusutan Aktiva
Tetap di
PDAM Kabupaten
Purbalingga
1
Bangunan
5%
Masa
Manfaat
20 tahun
2
Instalasi Transmisi Distribusi
5%
20 tahun
4
3
Instalasi Sumber
5%
20 tahun
4
4
Instalasi Pemompaan
6,25%
16 tahun
3
5
Instalasi Pengolahan
6,25%
16 tahun
3
6
Instalasi Pearalatan Umum
12,5%
8 tahun
2
7
Alat Transportasi
6,25%
16 tahun
3
8
Alat Bengkel/Pertukangan
12,5%
8 tahun
2
No.
Jenis Aktiva Tetap
%
PEMBAHASAN
1. Perhitungan Depresiasi
Metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan untuk analisis
ini adalah metode penyusutan garis
lurus dan metode penyusutan saldo
menurun. Hasil perhitungan aktiva
tetap Instalasi Transmisi Distribusi
PDAM Kabupaten Banyumas untuk
biaya penyusutan antara tahun
Th
Harga
Perolehan
2003
2004
2005
2006
2007
344.414.890,02
7.900.515.775,42
782.315.059,29
371.005.737,26
3.073.169.334,39
Kelompok
4
Tabel 2
:
Biaya
penyusutan aktiva tetap pada
Instalasi Transmisi Distribusi pada
Kabupaten
Banyumas.
dengan
Metode Garis Lurus.
Metode Garis Lurus
2003
17.220.744,50
2004
17.220.744,50
395.025.788,77
2005
17.220.744,50
395.025.788,77
39.115.752,97
17.220.744,50
412.246.533,27
451.362.286,24
Jumlah
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
2006
2007
17.220.744,50 17.220.744,50
395.025.788,77 395.025.788,77
39.115.752,97 39.115.752,97
18.550.286,86 18.550.286,86
153.658.466,72
469.912.573,10 623.571.039,82
7
Tabel 3 :
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Biaya penyusutan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi pada Kabupaten
Banyumas dengan Metode Saldo Menurun.
Metode Saldo Menurun
Harga
Perolehan
344.414.890,02
7.900.515.775,42
782.315.059,29
371.005.737,26
3.073.169.334,39
Jumlah
2003
34.441.489,00
2004
2005
2006
30.997.340,10 27.897.606,09 25.107.845,48
790.051.577,54 711.046.419,79 639.941.777,81
78.231.505,93 70.408.355,34
37.100.573,73
2007
22.597.060,93
575.947.600,03
63.367.519,80
33.390.516,35
307.316.933,44
34.441.489,00 821.048.917,64 817.175.531,81 772.558.552,36
1.002.619.630,55
Sedangkan hasil perhitungan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi PDAM Kabupaten
Purbalingga untuk biaya penyusutan antara tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut
ini :
Tabel 4 : Biaya penyusutan aktiva tetap pada Instalasi Transmisi Distribusi pada
Kabupaten Purbalingga dengan Metode Garis Lurus.
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Harga
Perolehan
569.276.947,42
7.519.661.791,00
1.705.152.008,00
944.895.954,00
1.993.713.294,00
2003
28.463.847,37
Metode Garis Lurus
2004
2005
2006
2007
28.463.847,37 28.463.847,37 28.463.847,37 28.463.847,37
375.983.089,55 375.983.089,55 375.983.089,55 375.983.089,55
85.257.600,40 85.257.600,40 85.257.600,40
47.244.797,70 47.244.797,70
99.685.664,70
Jumlah
404.446.936,
92 489.704.537,32 536.949.335,02 636.634.999,72
28.463.847,37
Tabel 5 :
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Jumlah
Biaya penyusutan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi pada Kabupaten
Purbalingga.
Harga
Perolehan
569.276.947,42
7.519.661.791,00
1.705.152.008,00
944.895.954,00
1.993.713.294,00
2003
56.927.694,74
Metode Saldo Menurun
2004
2005
2006
2007
51.234.925,27 46.111.432,74
41.500.289,47
37.350.260,52
751.966.179,10 676.769.561,19 609.092.605,07
548.183.344,56
170.515.200,80 153.463.680,72 138.117.312,65
94.489.595,40
85.040.635,86
199.371.329,40
56.927.694,7 803.201.104, 893.396.194, 898.546.170, 1.008.062.882,
4
37
73
66
99
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
8
Untuk
pengujian
hipotesis
karakteristik aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan karekteristik aktiva tetap
yang diungkapkan oleh Baridwan
(1992;311) dengan asumsi biaya
penyusutan dihitung menggunakan
metode garis lurus. Berdasarkan
1.
hasil penelitian dan analisis data yang
telah diolah, beberapa karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut :
Kegunaan ekonomis aktiva tetap menurun proporsional setiap periode
dapat dilihat dari jumlah biaya penyusutan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Biaya Penyusutan berdasarkan metode garis lurus
Tahun
Banyumas
17.220.744,501
Purbalingga
2003
Rp
Rp 28.463.847,37
2004
Rp 412.246.533,272
Rp 28.463.847,371
404.446.936,92
2005
Rp 451.362.286,237
Rp 404.446.936,921
489.704.537,32
2006
Rp 469.912.573,100
Rp 489.704.537,321
536.949.335,02
2007
Rp 623.571.039,820
Rp 536.949.335,021
636.634.999,72
636.634.999,721
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap
setiap tahunnya. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap tahunnya dapat
dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7 : Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan (Rp)
Tahun
Banyumas
Purbalingga
2003
Rp 186.066.009,07
Rp 62.870.496,41
2004
Rp 213.249.922,72
Rp 88.053.857,00
2005
Rp 301.527.204,56
Rp 96.521.365,00
2006
Rp 501.331.471,89
Rp 117.955.531,00
2007
Rp 749.401.465,45
Rp 125.365.450,00
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
9
bahwa metode tersebut merupakan
fungsi dari waktu artinya dipakai
atau tidak, aktiva akan mengalami
kemunduran.
3. Biaya ekonomis berkurang
karena lewatnya waktu
Ada 2 teori yang mendukung
kriteria menurut Baridwan
yaitu berdasarkan teori yang
dikemukakan
oleh
Kieso,
Weygandt dan Warfield (2002;
62) bahwa metode garis lurus
mempertimbangkan
penyusutan sebagai fungsi dari
waktu bukan fungsi dari
penggunaan. Sedangkan teori
menurut Suadi (1994; 128)
4.
Penggunaan aktiva tiap-tiap
periode relatif tetap
Penggunaan aktiva tetap Instalasi
Transmisi Distribusi dapat dilihat
dari jumlah data pelanggannya
yang dapat dilihat pada tabel 8 dan
9 berikut ini :
Tabel 8 : Data Pelanggan Aktif Kabupaten Banyumas
No.
Golongan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Sosial umum
142
142
146
148
148
2.
Sosial Khusus
508
536
664
590
623
3.
Rumah Tangga
30.002
31.946
33.13
34.023
35.510
4.
A&B
Instansi
223
225
4
230
228
232
5.
Pemerintah&Swasta
Niaga Kecil&Besar
2.675
2.817
2.919
2.900
2.960
6.
Industri
9
10
13
13
13
33.559
35.676
37.10
37.902
39.486
Kecil&Besar
Total
6
Tabel 9 : Data Pelanggan Aktif Kabupaten Purbalingga
No.
Golongan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Sosial umum
20
26
25
36
42
2.
Sosial Khusus
286
289
306
311
314
3.
Rumah Tangga A&B
18.00
18.121
18.93
19.53
20.27
4.
Instansi
2
718
798
1
757
3
820
6
828
5.
Pemerintah&Swasta
Niaga Kecil&Besar
496
493
498
514
524
6.
Industri Kecil&Besar
36
36
35
37
41
19.55
19.763
20.55
21.25
22.02
2
1
5
Total
8
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
10
menggunakan software SPSS
didapatkan nilai probabilitas
Cochran’s Q test = 0,368
yang dapat dilihat pada tabel
10 berikut ini :
PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk
pengujian
hipotesis
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Menentukan
formulasi
hipotesis statistik.
Hipotesis ini akan diuji dengan
analisis Cochran,s Q test
Ho = Jika karakteristik
aktiva tetap perusahaan =
karakteristik aktiva tetap
untuk penyusutan garis
lurus.
3.
Ha = Jika karakteristik
aktiva tetap perusahaan
karakteristik aktiva tetap
untuk penyusutan garis
lurus.
2. Dasar
pengambilan
keputusan.
Jika Asymp.sig> 0,05 , maka
Ho diterima yang berarti
semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban
yang sama.
Jika Asymp.sig< 0,05 , maka
Ha diterima yang berarti
semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban
ya yang berbeda.
Setelah
dilakukan
pengolahan data dengan
Hasil Pengujian Hipotesis.
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa
untuk
PDAM
Kabupaten
Banyumas
dan
Kabupaten
Purbalingga nilai Sig.> Alpha
(0,368 > 0,05) sehingga Ho
diterima artinya bahwa semua
atribut yang diuji memiliki
proporsi jawaban ya yang sama,
yang berarti karakteristik aktiva
tetap perusahaan = karakteristik
aktiva tetap untuk penyusutan
garis lurus dan penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan
sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap yang dimiliki.
Tabel 10 : Cochran,s Q test
Kabupaten
N
Cochran’s Q
Df
Asymp.sig
Banyumas
5
2,000
2
0,368
Purbalingga
5
2,000
2
0,368
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
11
KESIMPULAN
Metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan PDAM
Kabupaten
Banyumas
dan
Kabupaten Purbalingga (Metode
penyusutan garis lurus) sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap berupa Instalasi
Transmisi Distribusi. Terbukti pada
pola penggunaannya yang relatif
tetap yang dapat dilihat dari jumlah
data pelangan aktifnya yang setiap
tahun relatif tetap.
IMPLIKASI
Pihak
manajemen
perusahaan
agar
dapat
memperhatikan biaya reparasi dan
biaya pemeliharaan
yang tidak
begitu besar akan tetapi diusahakan
konstan
secara
proporsional
disesuaikan
dengan
jumlah
pembelian aktiva tetap Instalasi
Transimiasi
Distribusi
untuk
perluasan jaringan, dan Pihak
manajemen PDAM Kabupaten
Purbalingga agar lebih menjaga
asset perusahaannya agar tidak
terjadi kembali kerugian yang
disebabkan karena kebakaran yang
berdampak pada laporan laba (rugi)
yang menunjukkan posisi rugi.
Djarwanto Ps. dan Pangestu Subagyo,
2005. Statistik Induktif, Edisi
Kelima, BPFE, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2001.
Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi
Pertama, Raja Grafindo,
Jakarta.
______, 2001, Teori Akuntansi, Edisi
Revisi,
Raja
Grafindo
Persada, Jakarta.
Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan
Menengah, Buku 1, BPFE,
Yogyakarta.
_______, 1992. Akuntansi Keuangan
Intermediate, Edisi Kedua,
liberty, Yogyakarta.
Ikatan
Akuntan Indonesia, 1992.
Standar Akuntansi Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt &
Terry D. Warfield, 2002.
Akuntansi Intermediate, Edisi
Kesepuluh,
Erlangga,
Yogyakarta.
Nur
Indriantoro dan Bambang
Supomo, 1999. Metodologi
Penelitian
Bisnis,
Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,
Suadi, 1994. Akuntansi
Keuangan
Menengah,
Edisi Kesatu, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Smith, Jay M. and Skousen K. Fred,
1989.
Intermediate
Accounting,
Edisi
Kesembilan, Jilid Pertama,
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
12
Terjemahan
Widjajanto,
Jakarta.
Nugroho
Erlangga,
Suliyanto, 2005. Analisis Data
Dalam
Aplikasi
Pemasaran, Edisi Pertama,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Zaki, Baridwan, 1999.
Intermediate Accounting,
Edisi Ketujuh, BPFE,
Yogyakarta.
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
ANALISIS DAMPAK PENERAPAN METODE
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP INSTALASI
TRANSMISI DISTRIBUSI PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM KABUPATEN BANYUMAS
Widodo Wibisono
ABSTRACT
This research intent to know relevant depreciation method with fixed asset
purpose pattern that proprietary with corporate if utilize straight line depreciation
method compared with by declining balance depreciation method.
Observational type that is utilized is case study. analysis's method that is utilized in
research is test method cochran ’ s q tests and quiz t. Hyphotesis testing
observational result point out cochran’s q tests as big as 0,368, so gets to be
concluded by accepted Ho its characteristic mean corporate fixed asset = fixed
asset characteristic for straight line depreciation and depreciation method purpose
that done by firm was relevant with fixed asset purpose pattern that proprietary
PENDAHULUAN
Pada umumnya tujuan
suatu perusahaan adalah untuk
mencapai laba yang akan tetap terus
menjamin kelangsungan hidup
usahanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut
perusahaan
harus
mempertahankan aktivitasnya yang
terdiri dari beberapa macam
komponen, diantaranya adalah
tenaga kerja, modal dan peralatan
yang
mendukung
aktivitas
usahanya.
Dalam membuat suatu
laporan keuangan yaitu yang berisi
informasi tentang neraca, laporan
laba-rugi, laporan perubahan modal
dan laporan arus kas, haruslah
mudah dipahami, handal, relevan
dan dapat diperbandingkan. Salah
satu pos yang sangat berpengaruh
dalam laporan keuangan adalah aktiva
tetap karena jumlah aktiva tetap dalam
setiap perusahaan relatif besar. Harga
perolehan
aktiva
tersebut
menggambarkan
keadaan
yang
sebenarnya, maka harga perolehan
harus dialokasikan pada setiap periode
yang menikmati masa manfaat aktiva
tersebut.
Berbicara mengenai aktiva
tetap tidak terlepas dari kebijakan dan
metode penyusutan. Penyusutan adalah
suatu metode untuk mengalokasikan
harga perolehan aktiva tetap ke setiap
periode akuntansi. Pemilihan metode
penyusutan tidak dapat dilakukan
secara sembarangan atau berdasarkan
kebiasaan saja, tetapi juga harus
memperhatikan pola penggunaan
aktiva tetap. Metode penyusutan
haruslah dilakukan dengan benar dan
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
2
tepat serta mempertimbangkan
untung ruginya di masa yang akan
datang.
Jika
penggunaan
metode
penyusutan tidak sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterima
umum atau kondisi perusahaan
maka akan mempengaruhi terhadap
laba yang dihasilkan. Sedangkan
laba merupakan informasi penting
dalam suatu laporan keuangan
karena menjadi pedoman dalam
menentukan
kebijaksanaan
investasi
dan
pengambilan
keputusan juga untuk menilai
prestasi atau kinerja perusahaan.
PERUMUSAN MASALAH
Apakah penggunaan metode
penyusutan aktiva tetap pada
PDAM Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Purbalingga
sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap instalasi transmisi
distribusi ?.
PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisa penggunaan
metode penyusutan yang relevan
dengan pola penggunaan aktiva
tetap pada instalasi transmisi
distribusi tahun perolehan 20032007.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui metode
penyusutan yang relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan analisis dalam
melakukan
evaluasi
terhadap
kebijakan
penggunaan
metode
penyusutan aktiva tetap dalam
penentuan laba perusahaan.
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Metode penyusutan aktiva tetap
berwujud.
2. Lokasi Penelitian
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Banyumas
yang beralamat di Jalan Prof. Dr.
Soeharso Purwokerto dan PDAM
Kabupaten
Purbalingga
yang
beralamat di Jalan S. Parman
No.62 Purbalingga.
3. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan adalah studi
kasus.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu melakukan
pengamatan langsung terhadap
obyek pengamatan.
b. Wawancara, yaitu melakukan
tanya jawab langsung dengan
staf yang berwenang berkaitan
dengan masalah penelitian.
c. Dokumentasi,
yaitu
pengambilan
data-data
kuantitatif tentang aktiva tetap
berupa
instalasi
transmisi
distribusi yang digunakan
perusahaan.
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
3
d. Studi
Pustaka,
yaitu
pengumpulan data melalui
literatur maupun internet.
METODE ANALISIS
Untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah menerapkan
metode penyusutan yang relevan
dengan pola penggunaan aktiva
tetap maka dilakukan analisis
dengan
menggunakan
metode
menentukan atribut (Suliyanto;
2005;30). Alat analisis yang
digunakan
untuk
menentukan
atribut adalah analisis cochran’s Q
test.
Selanjutnya hasil penelitian
ini akan diuraikan secara deskriptif
analisis.
Sifat
deskriptif
ini
menggambarkan
pemaparan
mengenai
perbedaan
yang
signifikan besarnya laba yang
dihasilkan perusahaan dikarenakan
penerapan metode penyusutan
aktiva tetap yang berbeda.
Perhitungan besarnya penyusutan
dijadikan dasar analisis perbedaan
besarnya laba yang dihasilkan
untuk
masing-masing
metode
menurut Baridwan (2004;14). Maka
metode penyusutan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Metode penyusutan garis
lurus
Untuk menghitung biaya
depresiasi digunakan rumus
sebagai berikut:
HP NS
Depresiasi
=
n
2.
Metode penyusutan saldo
menurun
Depresiasi = Nilai buku aktiva x
tarif
Tarif tersebut diperoleh dengan
menggunakan rumus:
HP
1 n
atau dua kali tarif
NS
penyusutan metode garis lurus.
Keterangan :
HP = Harga perolehan.
NS = Nilai sisa.
n = Umur ekonomis.
Setelah seluruh perhitungan
biaya penyusutan diketahui, maka
untuk mengetahui apakah penggunaan
metode penyusutan yang diterapkan
perusahaan terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap besarnya laba yang
dihasilkan, maka digunakan alat bantu
statistik yaitu dengan menggunakan
uji-t. Dengan menggunakan uji-t untuk
perbedaan dua rata-rata maka akan
dapat
terlihat
perbedaan
yang
signifikan terhadap besarnya laba yang
dihasilkan
perusahaan
jika
menggunakan metode penyusutan
garis lurus dibandingkan metode
penyusutan saldo menurun.
PENGUIAN HIPOTESIS
Untuk
pengujian
hipotesis
pertama guna mengetahui metode
mana yang relevan dengan pola
penggunaan aktiva tetap dilakukan
penetuan karakteristik aktiva tetap
perusahaan dengan karakteristik aktiva
tetap dengan asumsi biaya penyusutan
dihitung menggunakan metode garis
lurus (Baridwan; 1997;311).
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
4
Untuk
pengujian
hipotesis
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
jawaban ya yang sama, yang
berarti karakteristik aktiva tetap
perusahaan = karakteristik aktiva
tetap untuk penyusutan garis lurus
dan
penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan sudah relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
a. Menentukan
formulasi
hipotesis statistik.
Hipotesis ini akan diuji dengan
analisis cochran,s Q test
Ho = Jika karakteristik aktiva
tetap perusahaan =
karakteristik
aktiva
tetap untuk penyusutan
garis lurus
Ha = Jika karakteristik aktiva
tetap perusahaan ≠
karakteristik
aktiva
tetap untuk penyusutan
garis lurus
b. Perhitungan nilai statistik
menurut Suliyanto (2005;31)
2
k 2 k
k 1k C j C j
j
j
Q=
n
n 2
k Ri Ri
i
i
Dimana :
Q = Nilai cochran,s Q test
K = Banyaknya atribut yang
diuji
Ri = Jumlah yang sukses
(menjawab YA) pada
atribut ke-i
C = Banyaknya variabel yang
diteliti
c. Kriteria pengujian.
Dengan 0,05 , derajat
kebebasan (dk) = k-1, maka :
H0 diterima, jika : Q hitung Q
tabel, atau Sig. > alpha
Artinya : Semua atribut yang
diuji
memiliki
proporsi
H0 ditolak, jika : Q hitung > Q tabel,
atau Sig. alpha
Artinya : Semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban ya
yang berbeda, yang berarti
karakteristik
aktiva
tetap
perusahaan karakteristik aktiva
tetap untuk penyusutan garis lurus
dan
penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan belum relevan dengan
pola penggunaan aktiva tetap yang
dimiliki.
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Singkat Perusahaan
Penyediaan air minum bagi
Kabupaten Purbalingga dimulai
sejak tahun 1927 dan pada
mulanya hanya untuk melayani
kebutuhan air minum pabrik gula
dan
rumah/Kantor
Asisten
Residen. Sumber penyediaan air
minum berasal dari sumbermata
air di Kawung Carang yang
terletak di daerah Kabupaten
Banyumas. Dalam perkembangan
selanjutnya, setelah pabrik gula
tutup sebelum tahun 1940, maka
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
5
air
minum
yang
ada
dimanfaatkan untuk memenuhi
keperluan
kantorkantor/instansi pemerintah dan
masyarakat.
Penyediaan air bersih
dalam
bentuk
Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten
Daerah Tingkat II Purbalingga
berdiri sejak disyahkannya
Peraturan Daerah Kabupaten
Purbalingga Nomor 1 Tahun
1968
Tentang
Pendirian
Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten
Purbalingga
Tanggal 27 Agustus 1968.
Sejak didirikan sistem air
bersih dari tahun 1927 sampai
dengan 26 Agustus 1968 masih
Saluran Air Minum (SAM)
yang
merupakan
bagian
daripada
Dinas
Pekerjaan
Umum kabupaten Purbalingga.
Pada saat itu airnya diambil
dari
daerah
Kabupaten
Banyumas. Sedangkan setelah
menjadi PDAM diambilkan
dari sumber mata air di Desa
Walik Kecamatan Kutasari
Kabupaten Purbalingga.
Daerah pelayanan PDAM
Purbalingga sampai dengan
tahun 2007 telah meliputi 9
kecamatan yaitu kecamatan
Padamara,
Karangjambe,
Bobotsari, Bojongsari, Mrebet,
Bukateja,
Kemangkon,
Kutasari dan Rembang.
2.
Kebijakan
Perusahaan
Mengenai Aktiva Tetap
Aktiva tetap dicatat
berdasarkan harga perolehan atau
harga beli termasuk semua biaya
yang dikeluarkan sampai aktiva
tetap tersebut siap digunakan.
Aktiva tetap disusutkan dengan
metode yang dianut dalam
Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku yaitu Undang-Undang No.
17
Tahun
2000
dengan
menggunakan metode garis lurus
(straight line methode). Adapun
tarif biaya penyusutan, masa
manfaat, dan kelompok untuk
masing-masing aktiva tetap adalah
sebagai berikut :
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
6
2003-2007 dapat dilihat pada tabel 3
dan 4 berikut ini :
Tabel 1 : Jenis Aktiva Tetap
serta tarif penyusutan Aktiva
Tetap di
PDAM Kabupaten
Purbalingga
1
Bangunan
5%
Masa
Manfaat
20 tahun
2
Instalasi Transmisi Distribusi
5%
20 tahun
4
3
Instalasi Sumber
5%
20 tahun
4
4
Instalasi Pemompaan
6,25%
16 tahun
3
5
Instalasi Pengolahan
6,25%
16 tahun
3
6
Instalasi Pearalatan Umum
12,5%
8 tahun
2
7
Alat Transportasi
6,25%
16 tahun
3
8
Alat Bengkel/Pertukangan
12,5%
8 tahun
2
No.
Jenis Aktiva Tetap
%
PEMBAHASAN
1. Perhitungan Depresiasi
Metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan untuk analisis
ini adalah metode penyusutan garis
lurus dan metode penyusutan saldo
menurun. Hasil perhitungan aktiva
tetap Instalasi Transmisi Distribusi
PDAM Kabupaten Banyumas untuk
biaya penyusutan antara tahun
Th
Harga
Perolehan
2003
2004
2005
2006
2007
344.414.890,02
7.900.515.775,42
782.315.059,29
371.005.737,26
3.073.169.334,39
Kelompok
4
Tabel 2
:
Biaya
penyusutan aktiva tetap pada
Instalasi Transmisi Distribusi pada
Kabupaten
Banyumas.
dengan
Metode Garis Lurus.
Metode Garis Lurus
2003
17.220.744,50
2004
17.220.744,50
395.025.788,77
2005
17.220.744,50
395.025.788,77
39.115.752,97
17.220.744,50
412.246.533,27
451.362.286,24
Jumlah
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
2006
2007
17.220.744,50 17.220.744,50
395.025.788,77 395.025.788,77
39.115.752,97 39.115.752,97
18.550.286,86 18.550.286,86
153.658.466,72
469.912.573,10 623.571.039,82
7
Tabel 3 :
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Biaya penyusutan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi pada Kabupaten
Banyumas dengan Metode Saldo Menurun.
Metode Saldo Menurun
Harga
Perolehan
344.414.890,02
7.900.515.775,42
782.315.059,29
371.005.737,26
3.073.169.334,39
Jumlah
2003
34.441.489,00
2004
2005
2006
30.997.340,10 27.897.606,09 25.107.845,48
790.051.577,54 711.046.419,79 639.941.777,81
78.231.505,93 70.408.355,34
37.100.573,73
2007
22.597.060,93
575.947.600,03
63.367.519,80
33.390.516,35
307.316.933,44
34.441.489,00 821.048.917,64 817.175.531,81 772.558.552,36
1.002.619.630,55
Sedangkan hasil perhitungan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi PDAM Kabupaten
Purbalingga untuk biaya penyusutan antara tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut
ini :
Tabel 4 : Biaya penyusutan aktiva tetap pada Instalasi Transmisi Distribusi pada
Kabupaten Purbalingga dengan Metode Garis Lurus.
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Harga
Perolehan
569.276.947,42
7.519.661.791,00
1.705.152.008,00
944.895.954,00
1.993.713.294,00
2003
28.463.847,37
Metode Garis Lurus
2004
2005
2006
2007
28.463.847,37 28.463.847,37 28.463.847,37 28.463.847,37
375.983.089,55 375.983.089,55 375.983.089,55 375.983.089,55
85.257.600,40 85.257.600,40 85.257.600,40
47.244.797,70 47.244.797,70
99.685.664,70
Jumlah
404.446.936,
92 489.704.537,32 536.949.335,02 636.634.999,72
28.463.847,37
Tabel 5 :
Thn
2003
2004
2005
2006
2007
Jumlah
Biaya penyusutan aktiva tetap Instalasi Transmisi Distribusi pada Kabupaten
Purbalingga.
Harga
Perolehan
569.276.947,42
7.519.661.791,00
1.705.152.008,00
944.895.954,00
1.993.713.294,00
2003
56.927.694,74
Metode Saldo Menurun
2004
2005
2006
2007
51.234.925,27 46.111.432,74
41.500.289,47
37.350.260,52
751.966.179,10 676.769.561,19 609.092.605,07
548.183.344,56
170.515.200,80 153.463.680,72 138.117.312,65
94.489.595,40
85.040.635,86
199.371.329,40
56.927.694,7 803.201.104, 893.396.194, 898.546.170, 1.008.062.882,
4
37
73
66
99
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
8
Untuk
pengujian
hipotesis
karakteristik aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan karekteristik aktiva tetap
yang diungkapkan oleh Baridwan
(1992;311) dengan asumsi biaya
penyusutan dihitung menggunakan
metode garis lurus. Berdasarkan
1.
hasil penelitian dan analisis data yang
telah diolah, beberapa karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut :
Kegunaan ekonomis aktiva tetap menurun proporsional setiap periode
dapat dilihat dari jumlah biaya penyusutan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Biaya Penyusutan berdasarkan metode garis lurus
Tahun
Banyumas
17.220.744,501
Purbalingga
2003
Rp
Rp 28.463.847,37
2004
Rp 412.246.533,272
Rp 28.463.847,371
404.446.936,92
2005
Rp 451.362.286,237
Rp 404.446.936,921
489.704.537,32
2006
Rp 469.912.573,100
Rp 489.704.537,321
536.949.335,02
2007
Rp 623.571.039,820
Rp 536.949.335,021
636.634.999,72
636.634.999,721
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap
setiap tahunnya. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap tahunnya dapat
dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7 : Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan (Rp)
Tahun
Banyumas
Purbalingga
2003
Rp 186.066.009,07
Rp 62.870.496,41
2004
Rp 213.249.922,72
Rp 88.053.857,00
2005
Rp 301.527.204,56
Rp 96.521.365,00
2006
Rp 501.331.471,89
Rp 117.955.531,00
2007
Rp 749.401.465,45
Rp 125.365.450,00
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
9
bahwa metode tersebut merupakan
fungsi dari waktu artinya dipakai
atau tidak, aktiva akan mengalami
kemunduran.
3. Biaya ekonomis berkurang
karena lewatnya waktu
Ada 2 teori yang mendukung
kriteria menurut Baridwan
yaitu berdasarkan teori yang
dikemukakan
oleh
Kieso,
Weygandt dan Warfield (2002;
62) bahwa metode garis lurus
mempertimbangkan
penyusutan sebagai fungsi dari
waktu bukan fungsi dari
penggunaan. Sedangkan teori
menurut Suadi (1994; 128)
4.
Penggunaan aktiva tiap-tiap
periode relatif tetap
Penggunaan aktiva tetap Instalasi
Transmisi Distribusi dapat dilihat
dari jumlah data pelanggannya
yang dapat dilihat pada tabel 8 dan
9 berikut ini :
Tabel 8 : Data Pelanggan Aktif Kabupaten Banyumas
No.
Golongan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Sosial umum
142
142
146
148
148
2.
Sosial Khusus
508
536
664
590
623
3.
Rumah Tangga
30.002
31.946
33.13
34.023
35.510
4.
A&B
Instansi
223
225
4
230
228
232
5.
Pemerintah&Swasta
Niaga Kecil&Besar
2.675
2.817
2.919
2.900
2.960
6.
Industri
9
10
13
13
13
33.559
35.676
37.10
37.902
39.486
Kecil&Besar
Total
6
Tabel 9 : Data Pelanggan Aktif Kabupaten Purbalingga
No.
Golongan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Sosial umum
20
26
25
36
42
2.
Sosial Khusus
286
289
306
311
314
3.
Rumah Tangga A&B
18.00
18.121
18.93
19.53
20.27
4.
Instansi
2
718
798
1
757
3
820
6
828
5.
Pemerintah&Swasta
Niaga Kecil&Besar
496
493
498
514
524
6.
Industri Kecil&Besar
36
36
35
37
41
19.55
19.763
20.55
21.25
22.02
2
1
5
Total
8
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
10
menggunakan software SPSS
didapatkan nilai probabilitas
Cochran’s Q test = 0,368
yang dapat dilihat pada tabel
10 berikut ini :
PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk
pengujian
hipotesis
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Menentukan
formulasi
hipotesis statistik.
Hipotesis ini akan diuji dengan
analisis Cochran,s Q test
Ho = Jika karakteristik
aktiva tetap perusahaan =
karakteristik aktiva tetap
untuk penyusutan garis
lurus.
3.
Ha = Jika karakteristik
aktiva tetap perusahaan
karakteristik aktiva tetap
untuk penyusutan garis
lurus.
2. Dasar
pengambilan
keputusan.
Jika Asymp.sig> 0,05 , maka
Ho diterima yang berarti
semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban
yang sama.
Jika Asymp.sig< 0,05 , maka
Ha diterima yang berarti
semua atribut yang diuji
memiliki proporsi jawaban
ya yang berbeda.
Setelah
dilakukan
pengolahan data dengan
Hasil Pengujian Hipotesis.
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa
untuk
PDAM
Kabupaten
Banyumas
dan
Kabupaten
Purbalingga nilai Sig.> Alpha
(0,368 > 0,05) sehingga Ho
diterima artinya bahwa semua
atribut yang diuji memiliki
proporsi jawaban ya yang sama,
yang berarti karakteristik aktiva
tetap perusahaan = karakteristik
aktiva tetap untuk penyusutan
garis lurus dan penggunaan
metode
penyusutan
yang
dilakukan
perusahaan
sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap yang dimiliki.
Tabel 10 : Cochran,s Q test
Kabupaten
N
Cochran’s Q
Df
Asymp.sig
Banyumas
5
2,000
2
0,368
Purbalingga
5
2,000
2
0,368
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
11
KESIMPULAN
Metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan PDAM
Kabupaten
Banyumas
dan
Kabupaten Purbalingga (Metode
penyusutan garis lurus) sudah
relevan dengan pola penggunaan
aktiva tetap berupa Instalasi
Transmisi Distribusi. Terbukti pada
pola penggunaannya yang relatif
tetap yang dapat dilihat dari jumlah
data pelangan aktifnya yang setiap
tahun relatif tetap.
IMPLIKASI
Pihak
manajemen
perusahaan
agar
dapat
memperhatikan biaya reparasi dan
biaya pemeliharaan
yang tidak
begitu besar akan tetapi diusahakan
konstan
secara
proporsional
disesuaikan
dengan
jumlah
pembelian aktiva tetap Instalasi
Transimiasi
Distribusi
untuk
perluasan jaringan, dan Pihak
manajemen PDAM Kabupaten
Purbalingga agar lebih menjaga
asset perusahaannya agar tidak
terjadi kembali kerugian yang
disebabkan karena kebakaran yang
berdampak pada laporan laba (rugi)
yang menunjukkan posisi rugi.
Djarwanto Ps. dan Pangestu Subagyo,
2005. Statistik Induktif, Edisi
Kelima, BPFE, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2001.
Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi
Pertama, Raja Grafindo,
Jakarta.
______, 2001, Teori Akuntansi, Edisi
Revisi,
Raja
Grafindo
Persada, Jakarta.
Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan
Menengah, Buku 1, BPFE,
Yogyakarta.
_______, 1992. Akuntansi Keuangan
Intermediate, Edisi Kedua,
liberty, Yogyakarta.
Ikatan
Akuntan Indonesia, 1992.
Standar Akuntansi Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt &
Terry D. Warfield, 2002.
Akuntansi Intermediate, Edisi
Kesepuluh,
Erlangga,
Yogyakarta.
Nur
Indriantoro dan Bambang
Supomo, 1999. Metodologi
Penelitian
Bisnis,
Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,
Suadi, 1994. Akuntansi
Keuangan
Menengah,
Edisi Kesatu, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Smith, Jay M. and Skousen K. Fred,
1989.
Intermediate
Accounting,
Edisi
Kesembilan, Jilid Pertama,
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009
12
Terjemahan
Widjajanto,
Jakarta.
Nugroho
Erlangga,
Suliyanto, 2005. Analisis Data
Dalam
Aplikasi
Pemasaran, Edisi Pertama,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Zaki, Baridwan, 1999.
Intermediate Accounting,
Edisi Ketujuh, BPFE,
Yogyakarta.
Jurnal Media Pratama, Volume 3. Nomor 7. Februari 2009