pengatar sosiologi program Ilmu sosiologi

Ilmu Sosiologi
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial
Dosen Pengampu : Dra. Henny Dewi Koeswanti M.pd

Kelompok 2
1. Rachmad Septiawan

172014003

2. Eric Cantona

172014007

3. Jofri Boimau

172014011

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
2015


KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah
memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan Rezeki,
kesehatan, kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat
bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Makalah ‘Ilmu Sosiologi” ini kami harapkan dapat memberikan wawasan kepada kita
semua tentang konsep-konsep sosiologi, teori-teori sosiologi, sejarah perkembangan sosiologi,
hubungan dengan ilmu sosial lainya serta manfaat sosiologi .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikanya makalah ini.

Penulis

1

DAFTAR ISI


Kata Pengantar................................................................................................

1

Daftar Isi…….................................................................................................

2

BAB I Pendahuluan
A.

Latar Belakang Masalah…………………………………………….

3

B.

Rumusan Masalah…………………………….…………….…….…

3


C.

Tujuan……………………………………………………………….

3

BAB II Pembahasan
A.

Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi.............................................

4

B.

Konsep-konsep Sosiologi……………..................................................

5


C.

Sejarah Perkembangan Sosiologi………...............................................

6

D.

Teori-Teori Sosiologi………………….................................................

7

E.

Hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya.............................

10

F.


Manfaat Sosiologi……………………..................................................

12

G.

Metode penelitian Sosiologi…………….……………………………..

13

BAB III Kesimpulan….………………...........................................................

15

Daftar Pustaka………………………..............................................................

16

2


BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Seseorang yang mempelajari sosiologi untuk pertama kalinya, sesungguhnya

secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya, dia telah
menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam
hubungan sosial atau antarmasyarakat. Seperti hubungan dengan orang tua sejak lahir,
bergaul dengan masyarakat luas, menyadari kebudayaan dan peradaban sekarang ini
sebagai hasil perkembangan di masa silam, dan memiliki persamaan dengan orang lain
merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis. Dalam Kehidupan Masyarakat tidak
semuanya berlangsung secara lancar dan normal, sering kali terdapat gejala abnormal.
contohnya sering kali terjadi konflik yang menyebabkan perpecahan dan sebagainya.
Tanpa pengetahuan tentang sosiologi . masyarakat tidak akan sadar perubahan dan
gejolak di dalam masyarakat. Untuk itu pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu
sosiologi sangat diperlukan oleh masyarakat terutama dalam taraf sekolah/kuliah. Oleh
karena itu kami akan mengupas lebih jauh seluk-beluk tentang ilmu Sosiologi dalam
makalah ini.
B.


Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

C.

Bagaimana Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi?
Apa saja Konsep-konsep Sosiologi?
Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi?
Apa saja Teori-Teori Sosiologi?
Bagaimana Hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya?
Apa Manfaat Sosiologi?
Bagaimana metodologi penelitian Sosiologi?


Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami pengertian, ruang lingkup, sejarah perkembangan,

konsep-konsep, teori-teori, manfaat dan hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainya dan juga
metodologi penelitian ilmu sosiologi.

3

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi
A. Pengertian Sosiologi
Secara terminologi sosiologi berasal dari Yunani, yakni kata socius dan logis.
Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti
ilmu atau dapat juga berbicara atau pembicaraan. Secara harafiah istilah sosiologi adalah
membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Pengertian ini diperluas menjadi
ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat. (Sutrisno Kutoyo
dkk dalam buku Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 2)
Berikut adalah beberapa definisi sosiologi menurut Sutrisno Kutoyo dkk dalam buku
Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 3 :
a) Roucek dan Warren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

hubungan antara manusia dalam kelompok
b) Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala sosial
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial
3. Ciri umum semua jenis gejala sosial
c) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial
d) Prof. Dr. PJ Bouman ahli sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociologie
Begrippen en problemen, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari hubungan sosial antar sesame manusia (individu dengan individu)
antar individu, dengan kelompok serta sifat dan perubahan-perubahan dalam
lembaga-lembaga dan ide-ide sosial. Secara singkat, Sosiologi adalah ilmu tentang
kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok.
e) Hebert Spencer ahli sosiologi Inggris dalam bukunya Principles Of Society
mengemukakan bahwa sosiologi ialah penyelidikan tentang susunan-susunan dan
proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan. Spencer membagi objek
sosiologi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Social Staties. Susunan-susunan yang bersifat statis, dan
2. Social Dynamic, proses-proses yang bersifat dinamis
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah Ilmu yang

mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya interaksi
manusia dalam suatu kelompok masyarakat secara keseluruhan
B. Ruang Lingkup Sosiologi
Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi.
2009. Hal 6. Ruang lingkup sosiologi adalah sebagai berikut
4

1. Perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitanya dengan struktur-struktur
kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi dan ditunjang bersama.
Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan meneliti kelompok yang
dibangunya seperti keluarga, suku bangsa, komunitasdan pemerintahandan
berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan sebagainya, ruang lingkup
sosiologi sangat luas. Meliputi masyarakat , komunitas, keluarga, perubahan
gaya hidup, struktur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial. Perubahan
sosial. Perlawanan sosial, konflik . integrasi dan sebagainya (Veeger, 1985)
2. Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Focus
pembahasanya adalah interaksi manusia yakni pada pengaruh timbal balik di
antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap dan tindakan. (Hoult. 1969)
3. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial.

Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang
pokok, yakni kaidah-kaidah sosial , lembaga-lembaga sosial, kelompokkelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal
balik antara pelbagai kehidupan masyarakat.

2. Konsep Dasar dalam Sosiologi
Setiap bidang ilmu pengetahuan memerlukan konsep-konsepnya tersendiri agar
dapat menciptakan dan membentuk suatu referensi atau acuan yang dijadikan sebagai alat
penelitian, analisis, dan perbandingan hasil-hasil penelitiannya. Kesalahan dalam
penggunaan konsep dapat menimbulkan kerancuan dan salah pengertian.
Konsep ialah kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran
umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala, atau istilah yang mengemukakan
tentang hubungan antara satu gejala dan gejala lainnya. (Waluya, B. Sosiologi 1 :
Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliyah 2009 . Hal 138) Dari beberapa definisi sosiologi yang telah disebutkan
sebelumnya, terdapat beberapa istilah ilmiah atau konsep dasar yang sering digunakan
dalam sosiologi, yaitu sebagai berikut.
1. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok,
yaitu kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok serta
lapisan sosial.
2. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, misalnya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi
kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara
segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi, serta yang lainnya. Salah satu

5

proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahanperubahan dalam struktur sosial.
3. Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup seluruh lapisan dalam struktur
sosial dan jalinan hubungan dalam masyarakat.
4. Organisasi sosial adalah aspek kerja sama yang mendasar, yang menggerakkan
tingkah laku para individu pada tujuan sosial dan ekonomi tertentu.
5. Institusi sosial adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan
norma-norma saling berkaitan dan telah disusun guna memuaskan suatu kehendak
atau fungsi sosial.

3. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal
6, perkembangan Sosiologi adalah sebagai berikut :
Banyak Ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles
beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah,
masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian
ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, ibnu Sina dan
Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai mahluk hidup yang fana, manusia
tidak bisa mengetahui apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya.
Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum
terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M)
turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, cirri-ciri ilmiah
mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai
perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia
Perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner
sepanjang abad ke-18 M. dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur
yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi amerika, revolusi
industri dan revolusi perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini
terasa pengaruhnya di seluruh dunia, para ilmuwan tergugah mereka mulai menyadari
pentingnya menganalisa perubahan dalam masyarakat
Sejak awal masehi abad 19, eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya
peradapan dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan cirri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradapan manusia
6

Istilah “Sociology” pertama kali dicetuskan oleh August Comte yang kemudian
beliau disebut sebagai “Bapak Sosiologi” dia berpendapat bahwa sosiologi harus
didasarkan pada observasi dan klasifikasi sistematis, bukan pada kekuasaan atau
spekulasi. Comte sangat menekankan makna ilmiah dari sosiologi, bahkan lahirnya
disiplin ilmu tersebut terikat pada metode pengamatan yang dipakai oleh ilmu-ilmu alam
untuk mempelajari gejala alam.
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua amerika , tepatnya di amerika utara. Pada
permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke amerika utara. Gejala ini
berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industry baru,
bertambahnya kriminalitas dan lain-lain. Konskuensi gejolak sosial itu adalah perubahan
masyarakat pun tak terelakan.
Perubahan menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai
pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka
berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat
itu . maka lahirlah sosiologi modern yang lebih menekankan pendekatan empiris yaitu
perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang
muncul.
Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Ditandai dengan ciri-ciri bahwa mulanya sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu
pembantu belaka, dengan timbulnya perguruan-perguruan tinggi dan kesadaran bahwa
sosiologi sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang
ini, maka sosiologi menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah beberapa
perguruan tinggi.

4. Teori-Teori Sosiologi
Menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi suatu Pengantar. 1990. Hal 31. Teoriteori sosiologi adalah sebagai berikut
Plato (429-347 SM)
Seorang Filosof Romawi. Plato bermaksud merumuskan suatu teori tentang
bentuk negara yang dicita-citakan, yang organisasinya didasarkan pada
pengamatan kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamannya. Plato
menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia
perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan, sebagaimana halnya
manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga
unsur pengendali, sehingga suatu negara seyogyanya juga merupakan refleksi dari
ketiga unsur yang berimbang atau serasi tadi. Dengan jalan menganalisis lembaga7

lembaga di dalam masyarakat, maka Plato berhasil menunjukkan hubungan
fungsional antara lembaga-lembaga tersebut yang pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan yang menyeluruh. Dengan demikian maka Plato berhasil
merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat, yang mencakup bidangbidang
kehidupan ekonomis dan sosial. Suatu unsur yang menyebabkan masyarakat
berdinamika adalah adanya sistem hukum yang identik dengan moral, oleh karena
didasarkan pada keadilan.
Aristoteles (384-322 SM)
Di dalam bukunya Politics, Aristoteles mengadakan suatu analisis
mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik
digunakannya dalam arti luas mencakup juga berbagai masalah ekonomi dan
sosial. Sebagaimana halnya dengan Plato, perhatian aristoteles terhadap biologi
telah menyebabkannya mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan
organismebiologis manusia. Disamping itu Aristoteles menggarisbawahi kenyataan
bahwa basis masyarakat adalah moral (etika dalam arti sempit)
Ibnu Khaldun (1332-1406)
Seorang ahli filsafat Arab. Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk
menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah.
Prinsip-prinsip yang sama akan dapat dijumpai, bila ingin mengadakan analisis
terhadap timbul dan tenggelamnya negara-negara. Gejala-gejala yang sama akan
terlihat pada kehidupan masyarakat-masyarakat pengembara, dengan segala
kekuatan dan kelemahankelemahannya. Faktor yang menyebabkan bersatunya
manusia di dalam suku-suku clan, negara, dan sebagainya, adalah rasa solidaritas.
Faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatankegiatan bersama antara manusia.
Zaman Reanissance (1200-1600)
Thomas More dan Campanella. Sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap
adanya masyarakat yang ideal. N. Machiavelli (bukunya Il Principe) Menganalisis
bagaimana mempertahankan kekuasaan. Untuk pertamakalinya politik dipisahkan
dari moral, sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat.
Pengaruh ajaran Machiavelli antara lain, suatu ajaran, bahwa teori-teori politik dan
sosial memusatkan perhatian mekanisme pemerintahan.
Hobbes (1588-1679)
Tulisannya berjudul The Leviathan. Inti ajarannya diilhami oleh hukum alam,
fisika dan matematika. Dia beranggapan bahwa dalam keadaan alamiah, kehidupan
manusia didasarkan pada keinginankeinginan yang mekanis, sehingga manusia
selalu berkelahi. Akan tetapi mereka mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan
tenteram adalah jauh lebih baik. Keadaan semacam itu baru dapat tercapai apabila
mereka mengadakan suatu perjanjian atau kontrak dengan pihak-pihak yang
8

mempunyai wewenang, pihak mana akan dapat memeliharaketenteraman. Supaya
keadaan damai tadi terpelihara, maka orang-orang harus sepenuhnya mematuhi
pihak yang mempunyai wewenang tadi. Dalam keadaan demikianlah masyarakat
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
John Locke (1632-1704)
Manusia pada dasarnya mempunyai hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup,
kebebasan dan hak atas harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan
pihak yang mempunyai wewenang sifatnya atas dasar faktor pamrih. Bila pihak
yang mempunyai wewenang tadi gagal untuk memenuhi syarat-syarat kontrak,
maka warga-warga masyarakat berhak untuk memilih pihak lain.
J.J. Rousseau (1712-1778)
Kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah, menyebabkan tumbuhnya
kolektivitas yang mempunyai keinginan-keinginan sendiri, yaitu keinginan umum.
Keinginan umum tadi berbeda dengan keinginan masingmasing individu.
Saint Simon (1760-1825)
Manusia hendaknya dipejalajari dalam kehidupan berkelompok. Dalam bukunya
Memoirs sur la Science de I’home, dia menyatakan bahwa ilmu politik merupakan
suatu ilmu positif. Artinya, masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya
dianalisis dengan metode metode yang lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain.
Dia memikirkan sejarah sebagai suatu fisika sosial. Fisiologi sangat mempengaruhi
ajaran-ajarannya mengenai masyarakat. Masyarakat bukanlah semata-mata
merupakan suatu kumpulan dari orang-orang belaka yang tindakan-tindakannya
tidak mempunyai sebab, kecuali kemauan masing-masing. Kumpulan tersebut
hidup karena didorong oleh organorgani tertentu yang menggerakan manusia untuk
melakukan fungsi-fungsi tersebut.
Auguste Comte (1798-1853)
Auguste Comte yang pertama kali mempergunakan istilah “sosiologi”
adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi
dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Menurut comte ada tiga
tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembagan
dari tahap selanjutnya.
Tahap pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif, suatu tahap dimana
manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis yaiutu dengan
kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa.
Penafsiran ini penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang memusuhinya dan untuk melindungi dirinya dari faktor-faktor yang tidak
terduga timbulnya
Tahap kedua yang merupakan perkembangan dari tahap pertama adalah
tahap metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala
9

terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat
diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita terkait pada suatu
realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang
seragam. Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif,
yang merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia.
Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial,
comte kemudian membedakan anatara sosiologi statis dan dinamis
1. sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang
menjadi dasar dari adanya masyarakat. Studi ini mempelajari aksi-aksi dan
reaksi timbal balik dari sistem-sistem sosial
2. sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti
pembangunan. Menggambarkan cara-cara pokok perkembangan manusia
terjadi

5. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Lain
Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain
dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji
masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah-ekonomi-politik-antropologi dan
psikologi sosial.Menurut Dadang Supardan dalam Buku pengantar ilmu sosial. 2008. Hal
112-115, hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya adalah sebagai berikut.
a. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan kajian untuk memperoleh baarng-barang dan jasa produksi,
distribusi serta konsumsi. Suatu hubungan penting antara ekonomi dan sosiologi adalah
keduanya merupakan basis sosial tentang perilaku ekonomi. Uang tidak akan mudah
berpindah keluar masuk bank dengan sendirinya, uang disimpan di bank dikarenakan
orang-orang yang telah membuat keputusan sosial tentang antisipasi sesuatu maupun
menabung untuk kebutuhan pendidikan anak mereka. Para ahli sosiologi mengakui bahwa
ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat serta motivasi kerja pada
masyarakat (Popenoe. 1983 : 7)
b. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
ilmu Politik memusatkan perhatianya pada pemerintah dan penggunaan kekuasaan politis.
Para ahli sosiologis tertarik kepada alasan orang-orang ikut serta berpolitik , bergabung
dalam pergerakan politik atau mendukung isu-isu politik dan hubungan antara politik dan
institusi sosial lainya
c. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah
ilmu sejarah melihat ke belakang untuk menggambarkan suatu peristiwa, urutan dan
makna tentang peristiwa yang lampau. Para ahli sosiologi banyak meminjam peranan
10

penyelidikan historis. Contohnya membandingkan pengaruh sosial industrialisasi di
Negara-negara barat dengan pengaruh industrialisasi sekarang di Negara-negara yang
sedang berkembang. Acuan historis akan sering digunakan dalam menerangkan kepada
banyak orang tentang peristiwa sosial sekarang ini
d. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi
psikologi berhadapan dengan sebagian besar proses mental manusia, psikologi jelas
berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi memusatkan pada pengalaman
individu dibandingkan dengan sosiologi yang menekankan pada kelompok sosial. akan
tetapi psikologi sosial kajianya dengan cara memahami kepribadian dan perilaku yang
dipengaruhi oleh individu. Individu sosial berhubungan erat dengan sosiologi
e. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Antropologi
Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaanya dalam semua periode dan
dalam semua bagian-bagian dari dunia itu. Antropologi menekankan kajian pada
masyarakat pramodern yang tidak mementingkan belajar ilmu pengetahuan dan sebagian
besar tidak satu pun yang menyentuh peradapan modern. namun memasuki abad 20 para
ahli antropologi memperluas bidang kajianya meliputi komunitas dan masyarakat modern,
dengan demikian . berarti antropologi sudah semakin dekat dengan bidang sosiologi dalam
pokok kajianya (Kapplan dan Manners, 1999: 266; Kuper, 2000: 33; Koentjaraningrat,
1990 : 243-248)

6. Manfaat Sosiologi
Menurut Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar
Sosiologi. 2009. Hal 16. Pada dasarnya sosiologi tidak bertujuan untuk menghasilkan
praktisi, produk sosiologi adalah para pemikir yang senantiasa peka dan kritis terhadap
realitas sosial (Peter L Berger, 1985) sehingga sumbangan sosiologi terhadap
pengembangan masyarakat memang tidak secara langsung dapat dirasakan , tetapi bersifat
mendasar. Karena sosiologi mampu menyuguhkan analisis dan evaluasi terhadap berbagai
hal.
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologilah yang paling pokok dan umum sifatnya.
Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dan usahanya memahami latar belakang, susunan
dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat,
menyangkut masalah perubahan dan pembaharuan , sosiologi menyumbangkan pengertian
akan adanya perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat,
Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi menurut
www.academia.edu.
11

1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri
kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau
masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta
dapat melihat ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun
antarindividu dan kelompok.
4. Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap
anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi, keyakinan,
dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami perbedaanperbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.
6. Bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih
tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang
dewasa ini semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang
tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
7. Bagi pembangunan, sosiologi dapat dimanfaatkan guna memberikan data sosial pada
tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi proses pembangunan.

7. Metode-Metode Dalam Sosiologi
Untuk mempelajari objek yang menjadi kajiannya, sosiologi memiliki cara kerja
atau metode menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar. 1990.
Hal 48. Metode sosiologi terbagi atas dua jenis, yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif.
a. Metode Kualitatif
Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur
dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat.
Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut.
1.

Metode historis, yaitu analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Misalnya digunakan oleh

2.

sosiolog yang akan menyelidiki akibat-akibat revolusi
Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan
bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya sebagai petunjuk tentang
perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang. Dan juga
12

mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradapan yang
3.

berbeda atau yang sama
Metode studi kasus, bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah
satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Metode ini mengamati
tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga,
ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus
adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner
(questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam
kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati
(participant observer technique).

b. Metode Kuantitatif
Metode ini mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga
gejala –gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table
dan formula, yang termasuk metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan
menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik
yang dinamakan Sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif
Di samping metode-metode tersebut, masih ada beberapa metode lain, yaitu
sebagai berikut.
1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari kaidah-kaidah yang
berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus
untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas atau bersifat umum.
3. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaankeadaan nyata di dalam masyarakat.
4. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran
dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah
kemasyarakatan
5. Metode fungsional, yaitu metode yang digunakan untuk menilai
kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial
masyarakat.

13

BAB III KESIMPULAN
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam suatu
kelompok masyarakat secara keseluruhan. objek kajian sosiologi adalah masyarakat
manusia yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dengan peroses-proses yang
timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial
lainya terdapat dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang
mengkaji masyarakat dalam teori dan prakteknya. Manfaat sosiologi salah satunya Agar
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat. berjalan dengan baik,
tertib, lancar, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Sosiologi memiliki cara kerja
atau metode yang terbagi atas dua jenis, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif

14

DAFTAR PUSTAKA
Soekarno, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali
Sutrisno Kutoyo Dkk. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas 1. Jakarta : PT Grasindo
Supardan. Dadang, 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Waluya, B. 2009. Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta : Graha Ilmu
www.academia.edu

15