346253085 Makalah Hubungan Etika Dan Kode Etik Karyawan

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal
tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilainilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan
yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan
organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada
etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan
motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang
kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minumminuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalahgunaan
email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta
berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius
mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta
perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial.
Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan
karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga
menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen sumber
daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak

secara fair dan etis karyawan, klien, serta stakeholder lainnya.

2

Manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting dalam
membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen
merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai
etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di
cegah. Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari
tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga
bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku,
dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dalam menanggani isu-isu etika,
serta bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya
peningkatan moral karyawan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang
akan dibahas adalah “ Bagaimana Etika dan hubungan dengan tenaga kerja?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Etika dan
hubungan dengan tenaga kerja.

BAB II
PEMBAHASAN

3

A. Konseptualisasi Etika
1. Pengertian Etika
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, (WJS Poerwadarminta, 1986:
278), disebutkan bahwa Etika adalah Ilmu Pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Menurut Verkyuil, Perkataan etika berasal dari kata ethos sehingga muncul
kata-kata etika. Perkataan ethos dapat diartikan sebagai kesusilaan, perasaan batin
atau kecenderungan hati seseorang untuk berbuat kebaikan (Rudolf Pasaribu, 1988:
2). Sedangkan menurut James J. Spillane SJ (dalam Budi Santoso, dkk., 1992: 42,
lihat pula Soegarda Poerbakawatja, 1976: 82), memaparkan bahwa etika
memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan
keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan penggunaan akal budi
individual dengan objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan

tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Menurut Hamzah Ya’kub (1983: 7)
mendefinikan bahwa etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran. Menurut Herman Soewardi (Depdikbud, 1988: 7) etika dapat
dijelaskan dengan membedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) (2) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaaan dengan akhlak (3) nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.
Konsep Etika Bukan Sekedar Kode Etik

4

Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggung-jawab
professional, pengembangan professional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan
keadilan, konflik kepentingan, dan megunakan informasi. Banyak organisasi yang
mempunyai kode etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam
perilaku anggotanya perlu dipertanyakan. Banyak anggota yang menganggap kode
etik hanya sebagai hiasan saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak
didukung dengan norma-norma informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik
harus sesuai dengan norma-norma dalam organisasi, disebarluaskan kepada karyawan

dan benar-benar dijalankan. Kode etik perusahaan belum bisa mampu membangun
sebuah peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu adanya konsep etika yang matang yang
tidak hanya mampu mengurangi kerugian yang berakibatkan perilaku karyawan yang
tidak etis, tetapi juga membuat suatu konsep etika yang mampu membangun budaya
etis organisasial.
Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM dan
Standar Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ” Sebagai Profesional SDM,
mempunyai tanggung-jawab untuk memberikan nilai tambah pada organisasi yang
dilayani dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan etika organisasi”.
Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya lebih dari
sekedar menggantung poster kode etik di dinding. Sebaliknya, karena pekerjaan
utama profesional SDM adalah berhubungan dengan orang, mereka harus membantu
untuk mempraktekkan etika ke dalam budaya perusahaan. Mereka perlu membantu

5

membangun lingkungan di mana karyawan bekerja di seluruh organisasi untuk
mengurangi penyimpangan etika.

3. Perencanaan Strategi Konsep Etika

Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai penyusunan
kode etik perusahaan, merencanakan sumber daya manusia yang etis yang mampu
menciptakan nilai tambah ekonomi juga harus berperan sebagai perencanaan strategi
konsep etika. langkah-langkahnya:
1. Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
2. Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam
mendorongnya konsep etika perusahaan.
3. Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensi yang diperlukan.
4. Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
5. Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang
dijalankan.
Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat diimplementasikan
dalam bentuk pengawasan organisasional yang didasarkan pada sosialisasi aturan-

6

aturan, memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku
melalui pemberian hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan

yang terlalu kuat pada konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut,
mempunyai akibat yang kurang baik pada dampak yang dihasilkan, karena perhatian
karyawan akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman saja.
Dengan demikian, hanya akan tercipta atmosfir dimana karyawan berusaha
untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk
meningkatkan mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat
diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu mengurangi
pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat yang sama dengan konsep etika
yang berorentasi pada penanaman nilai-nilai etika.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk
kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan
terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut
disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hal
ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi
membawa komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota.
Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa
bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.
Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas
yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan, menyediakan nasihat-nasihat
dan konsultasi etika, serta mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen


7

sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan
antara penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.
Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap aktivitas
manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara kebijakan dan praktek
diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu yang diterima karyawan.
Sebagai contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika
tertentu, tetapi standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja,
reward, sistem kompensasi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya,
maka

akan

menimbulkan

perasaan

ketidakadilan


bagi

karyawan.

Dengan

mengintegrasikan program etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional diharapkan
akan menjadikan pelaksanaan konsep etika menjadi lebih efektif.
Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar konsep etika
dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap level manajemen sumber daya
manusia adalah :
1. Hak atas pekerjaan, kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan hak
akan hidup.
2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif dalam pemberian
upah.
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi
pekerja.
4. Hak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan.
5. Hak untuk diproses hukum secara sah, hak untuk diperlakukan sama.


8

6. Hak atas rahasia pribadi.
7. Hak atas kebebasan suara hati.
Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu
permasalahan-permasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu
1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin naik
jabatan (promosi jabatan).
2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada media
massa.
3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya berdasarkan untuk
mendapatkan proyek tender saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak
berdasarkan kebutuhan yang ada.
4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada seseorang yang
berada di luar bidang yang berwenang. Contohnya, pemberian hasil penilaian
psikologis yang dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD dalam proses
kegiatan rekrutmen kepada di luar bidang HRD.
5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak
berwenang.

Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk dalam
permasalahan etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau bermasyarakat. Perilaku kolusi menyogok jelas sekali merupakan
tindakan jalur pintas demi mencapai tujuannya. Jalan pintas yang dilakukan

9

sebenarnya tidak akan menjadi masalah jika dilakukan dalam kerangka norma
kebaikan yang dapat diterima oleh masyarakat. Namun, permasalahannya adalah
jalan pintas yang digunakan bertentangan dengan norma kebaikan yang semestinya
tertera dalam kehidupan bermasyarakat. Perjalanan untuk mencapai suatu tujuan yang
baik haruslah pula menggunakan cara yang baik. Cara yang baik itu adalah dengan
memberikan usaha yang optimal melalui kemampuan dirinya sendiri. Sehingga,
promosi jabatan itu didapat melalui keringatnya sendiri bukan berdasarkan unsur lain
yang menyalahi noma kebaikan yang berlaku.
Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika yang lain
(masih dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988) yaitu, ilmu tentang
yang baik dan apa yang buruk. Norma baik yang tertanam dalam masyarakat umum
adalah tidaklah etis ketika pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan

dalam media massa yang melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga
ketika pencatuman tersebut dalam hal ini adalah ras agama ditampilkan, maka tentu
menimbulkan ketidaksukaan masyarakat akan hal tersebut. Lagi pula pencantuman
kedua hal tersebut tidaklah menjadi hal esensi dalam kompetensi yang dibutuhkan
dalam suatu pekerjaan..
Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam kategori
pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Dalam kode etik
yang ditetapkan dalam dunia SDM tidak dibenarkan jika pelaksanaan training hanya
dijalankan semata-mata untuk proyek saja. Buat apa menghabiskan banyak uang atau

10

mendulang banyak uang, namun tujuan sebenarnya dari pelatihan tidaklah didapat.
Jadi, pelatihan hanya formalitas kegiatan saja. Hal itu tentu saja merendahkan
martabat pelatihan itu sendiri. Berkaitan dengan hal itulah menurut kelompok kami,
kode etik itu ditetapkan.
Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori
pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Tidak etis ketika
sumber data mengenai deskripsi psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui
oleh banyak pihak. Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah
mempertimbangkan izin dari orang bersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis
tersebut dan tujuan yang jelas kenapa data tersebut dibutuhkan. Selama kedua
pertimbangan tersebut tidak ada, maka tindakan mengetahui hasil data deskripsi
psikologis tersebut tidak dibenarkan (tidak etis).
Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian yang sama
seperti sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Gaji merupakan ranah area pribadi yang secara etis diketahui oleh orang yang
bersangkutan saja dan pihak diatas yang mengelola keuangan penggajian. Suatu hal
pribadi jelas tidak diperkenankan untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari
pihak yang memiliki otoritas. Pemahaman itulah yang menjadi kumpulan dari nilainilai yang terbentuk dalam suatu masyarakat sehingga membentuk perilaku akhlak
seperti apa yang seharusnya dilakukan.

11

Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan
diatas dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:
1. Membentuk komite karyawan dan manajemen.
2. Membuat buku pegangan karyawan.
3. Sistem pengupahan yang profesional.
4. Menciptakan suasana kerja yang kondunsif
5. Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.
5. Sebab Perilaku Yang Tidak Etis
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu: karyawan memiliki
kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat penerimaan yang kurang
baik, adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi lebih
menentukan dalam mempengaruhi perilaku karyawan, adanya ethical dilemma yaitu
situasi yang menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi
menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima, ethical dilemma muncul dikarena
adanya ketidaksesuaian antara personel, organisasional dan profesional.

Hubungan Etika Dengan Tenaga Kerja
Bahwa untuk mencapai tujuan Perusahaan sehingga Perusahaan dapat
menjalankan kegiatan opersionalnya dengan baik dan lancar, mampu meraih
keuntungan dan berkembang di masa depan, maka terciptanya hubungan kerjasama

12

yang harmonis antara Perusahaan de ngan karyawannya adalah syarat utama yang
harus di penuhi.
Untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis, Direksi menetapkan
suatu pedoman tentang Perilaku Etis (Code of Conduct) yang memuat nilai-nilai etika
berusaha. Nilai-nilai yang di anut oleh Perusahaan harus mendukung Visi, Misi,
Tujuan, dan Strategi Perusahaan serta harus di terapkan terlebih dahulu oleh jajaran
pimpinan Perusahaan untuk selanjutnya meresap ke dalam jajaran Perusahaan.
Budaya kerja perlu di bangun untuk menjaga berlangsungnya lingkungan
kerja yang profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan
Perusahaan serta kepentingan pihak stakeholders. Selain itu, budaya kerja di
kembangkan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.
Pada hakekatnya Perilaku Etis berisi tentang keharusan yang wajib
dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai penjabaran pelaksanaan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu : Transparansi,
Akuntabilitas, Responsibilitas (Pertanggungjawaban), Independensi (Kemandirian),
dan Fairness (Kewajaran).
Maksud dan tujuan Perilaku Etis ini tidak hanya untuk memastikan bahwa
perusahaaan telah mematuhi semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan
yang terkait, namun memberikan panduan bagi perusahaan atau karyawan dalam
melakukan interaksi berdasarkan nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari
budaya perusahaan.
Etika dan Hubungan dengan Tenaga Kerja ialah sebagai berikut:

13

1.

Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar keuntungan
semata.

2.

Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga,
bukan hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.

3.

Melakukan
kesejahteraan

pembayaran
dan

upah

menyediakan

pekerja/karyawan,

fasilitas

kerja

sesuai

tunjangan-tunjangan
dengan

peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku.
4.

Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada
pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di
perusahaannya.

5.

Memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

kepada

pekerja/karyawan

untuk

menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.
6.

Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen pribadi
dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk mengembangkan
kariernya.

7.

Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk wadah
paguyuban/serikat pekerja.

8.

Taat dan tunduk pada Undang-undang Tenaga Kerja dan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

14

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup
manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.
3. Etika dan Hubungan dengan Tenaga Kerja ialah sebagai berikut:
 Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar
keuntungan semata.
 Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga,
bukan hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.
 Melakukan

pembayaran

upah

pekerja/karyawan,

tunjangan-tunjangan

kesejahteraan dan menyediakan fasilitas kerja sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.

15

 Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada
pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di
perusahaannya.
 Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk
menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.
 Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen
pribadi dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk
mengembangkan kariernya.
 Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk
wadah paguyuban/serikat pekerja.
 Taat dan tunduk pada Undang-undang Tenaga Kerja dan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta

16

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi IV, Cet. XIII, Jakarta: Rineka Cipta
Budi Santoso, dkk. Editor, 1992, Nilai-nilai Etis dan Kekuasaan Utopis, Yogyakarta:
Kanisius
Depdikbud, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud
Hamzah Ya’kub, 1983, Etika Islam, Bandung: Diponegoro
http://apmionline.org/apmi/index.php?
option=com_content&view=article&id=53&Itemid=48, diakses 6 november
2013.

Contoh Kasus : PT.IKPP dinilai Melanggar Etika Bisnis
PANGKALAN KERINCI, JurnalRiau,Com- Akibat persaingan kurang sehat pihak
perusahaan kini melakukan berbagai cara untuk merekrut tenaga kerja yang

17

diiming-imingi kenaikan gaji.Berawal dari kekecewaan dengan management
PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), ratusan karyawan di masingmasing departemen perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan Kerinci
mengancam bakal hengkang dari perusahaan dan hijrah Ke PT Indah Kiat.
Kekecewaan tersebut dikarenakan perusahaan ini telah ingkar janji dengan
para karyawan terkait bonus yang akan diberikan. Dimana sebelumnya, para
karyawan yang bekerja di PT RAPP diberikan janji oleh pihak management
dengan bonus kesejahteraan bila target perusahaan tercapai. Namun meski
target perusahaan telah tercapai empat bulan lewat, janji perusahaan yang
akan memberikan bonus pada karyawan tak kunjung terealisasi.
Alhasil, para karyawan yang merasa dikecewakan berniat untuk hengkang
dari perusahaan kayu milik Taipan Sukanto Tanoto itu. Tak tanggung tanggung, ada sekitar 80 persen karyawan dari masing-masing departemen
yang berencana akan hengkang ke PT Indah Kiat. Namun niat para karyawan
agak sedikit terhalang, pasalnya pihak perusahaan tak mau melepaskan begitu
saja para karyawannya.
Beberapa Top Management PT RAPP seperti David Ceer, Timo Hakkinen,
Elwan Jumandri dan Jhoni W Sida langsung datang ke lokasi di Grand Hotel
Pangkalan Kerinci, Sabtu (10/4) tempat beberapa karyawan PT RAPP akan
melakukan
interview
dengan
PT.
Indah
Kiat.
Dari pantauan sendiri di lokasi kejadian, memang beberapa orang dari pihak
perusahaan berpakaian preman terlihat mondar-mandir di lingkungan hotel.
Salah seorang karyawan yang akan diinterview oleh PT Indah Kiat di
Pangkalan Kerinci dan wanti-wanti namanya minta dirahasiakan mengakui
kekhawatirannya. Pasalnya, dia bersama kawan-kawannya melihat sendiri
bahwa pihak perusahaan
PT. RAPP membawa security berpakaian seragam dan bebas datang ke lokasi
hotel.
"Jujur saja, kami ketakutan pak, soalnya management membawa security satu
truk dan preman untuk menjegal kami agar tak jadi diinterview," pungkas
salah satu karyawan yang enggan disebut identitasnya.
Dilain sisi menanggapi hal ini secara pribadi pihak Stokeholder Relations
Manager PT.RAPP Wan Zak kepada JurnalRiau, Minggu petang (11/04/2010)
mengatakan, bahwa hal itu tidak benar, soal pengamcanam untuk hengkang
sudah kedua kali. Dan untuk keluar dari perusahaan karyawan tergantung
kesepakatan Mou kontrak kerja sebelumnya. Jadi tak segampang itu.

18

Adanya rumor interview oleh pihak perusahaan pulp PT. Indah Kiat, bagi
sejumlah karyawan HRD Riaupulp, menurut wan Zack, tindakan itu
merupakan persaingan bisnis yang tak sehat. Dan dinilai merusak etika bisnis,
"Selama ini karyawan kita telah mendapat ilmu pengetahuan dan bimtek, yang
cukup handal, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang merekrut dengan sistem
persaingan tak sehat..," ucap Wan Zak.
Sementara Humas Relation PT. Indah Kiat, Nurul Huda ketika dihubungi via
ponselnya Minggu petang (11/04/10) mengaku belum mengetahui hal itu.
Karena yang menghandel masalah adalah HRD.
Pendapat mengenai Artikel diatas :
Disini ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh kedua perusahaan diatas. Hal
pertama adalah kesalahan yang dilakukan oleh PT.RAPP (Riau Andalan Pulp
and Paper ) yang sudah melanggar Prinsip Etika bisnis yaitu prinsip
kejujuran,prinsip keadilan dan prinsip tidak berbuat jahat dan berbuat baik.
Pada prinsip kejujuran, perusahaan sudah ingkar janji atau telah melanggar
perjanjian dengan para karyawan mengenai pemberian bonus jika target
perusahaan tercapai,, perjanjian yang disepakati bersama telah diabaikan oleh
PT.RAPP.
Pada prinsip keadilan , disini ada kaitanya dengan prinsip kejujuran dimana
perusahaan seharusnya memberikan sesuatu yang sudah menjadi hak para
karyawan tersebut, di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama
nilainya. Dan yang terakhir yaitu Prinsip tidak berbuat jahat dan berbuat baik
dimana pada kasus ini yang diuntungkan hanya satu pihak yaitu pihak
PT.RAPP. padahal akan lebih baik jikakedua belah pihak merasa diuntungkan
yaitu perusahaan mencapai targetnya dan para karyawan mendapatkan apa
yang seharusnya menjadi hak mereka. Jika saja perusahaan lebih
memperhatikan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan maka hal – hal
yang tidak diinginkan seperti artikel diatas tidak akan terjadi.
Dan untuk PT.Indah kiat sebaiknya jika permasalahan antara PT.RAPP dan para
karyawannya belum diketahui secara pasti akan lebih baik jika PT.Indah kiat
untuk tidak mengambil keuntungan dari konflik tersebut namun hal ini belum
diketahui secara pasti karena dari pihak PT. Indah kiat belum ada informasi
pasti mengenai perekrutan karyawan PT.RAPP.

Kasus

Pelanggaran Kode
Bekas Karyawan
11 Mei 2015/iynngrh26

Etik



Bocorkan

Rahasia,

Yahoo

Tuntut

19

Jakarta – Yahoo akan menuntut mantan karyawannya karena dianggap
membocorkan rahasia perusahaan. Ia adalah Cecile Lal, yang merupakan
bekas chief of staff dari vice president Yahoo. Ia dianggap membocorkan
informasi perusahaan kepada seorang jurnalis bernama Nicholas Carlson.
Informasi yang kemudian dipakai Carlson di dalam bukunya yang berjudul
‘Marissa
Mayer
and
the
Fight
to
Save
Yahoo’.
Tuntutan itu didaftarkan Yahoo di Santa Clara County, California dan
menyebut bahwa Lal melanggar perjanjian kerja dengan membocorkan
rahasia kepada Carlson melalui email dan sambungan telepon. Menurut
Yahoo, aksi Lal itu sudah dilakukan sejak bulan April 2014.
Salah satu informasi yang dianggap dibocorkan oleh Lal berasal dari rapat
mingguan yang bernama ‘FYI’. Dalam rapat tersebut biasanya terjadi tanya
jawab
antara
Mayer
dengan
para
karyawan.
Transkrip dari rapat tersebut disimpan dalam sebuah situs ber-password
dengan nama Backyard. Menurut Yahoo, Lal dengan sengaja meminjamkan
passwordnya
di
situs
itu
kepada
Carlson.
“Aksi Lal ini tak dapat dimaafkan, setelah ia melanggar kewajibannya untuk
menjaga rahasia perusahaan, dan kepercayaan yang diberikan Yahoo dalam
berbagai bentuk,” tulis Yahoo dalam tuntutannya, seperti dilansir Cnet,
Minggu
(10/5/2015).
Carlson sendiri adalah wartawan dari Business Insider yang menulis buku
tentang CEO Yahoo Marissa Mayer, yang adalah seorang bekas eksekutif
Google, dan pindah ke Yahoo pada tahun 2012.
Sumber:
http://inet.detik.com/read/2015/05/10/132853/2910985/399/bocorkan-rahasia-yahootuntut-bekas-karyawan
Komentar:
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum. Pelanggaran kode etik yang terjadi pada
kasus ini adalah pelanggaran perjanjian kerja seorang mantan karyawan yahoo
yang bernama Cecile Lal (bekas chief of staff dari vice president Yahoo) yang
telah membocorkan rahasia perusahaan kepada Nicholas Carlson.
Menurut pendapat saya walaupun seorang telah keluar dari suatu perusahaan, tapi
tetap harus menjaga rahasia dan data-data penting perusahaan sebagaimana
telah dilakukan kesepakatan pada perjanjian kerja pada saat dia
menandatangani kontrak. Pelanggaran kode etik ini dapat menyebabkan
beberapa dampak buruk antara lain:
1. Bocornya rahasia perusahaan ke publik yang menyebabkan resiko
penyalahgunaan data tersebut oleh pihak-pihak tertentu (terutama oleh
kompetitor).

20

2. Memperburuk hubungan personal antaran Cecile Lal, Nicholas Carlson, dan
Yahoo yang berpotensi menyebabkan masalah di kemudian hari.
3. Potensi gugatan hukum terhadap Cecile Lal yang membocorkan rahasia
perusahaan dan Nicholas Carlson sang penulis buku.