MAKALAH TENTANG FLORA DAN FAUNA (1)

BAB I
PEMBAHASAN
A. GAMBAR PETA FLORA DAN FAUNA

B. FAKTOR-FAKTR YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN FLORA DAN
FAUNA ANTARA LAIN : KARENA PENGARUH EVOLUSI,SELEKSI
ALAM,TIDAK
dapat beradaptasi dengan lingkungan,peruskan oleh manusia,dan bencana
alam.
1.

Pengaruh Evolusi

Evolusi adalan perubabahan mahluk hidup secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu yang sangat lama, dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih
sempurna.
2.

Seleksi Alam

Ada 2 faktor utama yang membentuk seleksi,yaitu sebagai berikut:



3.

faktor alam
faktr lingkungan

Adaptasi Ligkungan

Penyesuaian diri terhadap linglungan yang berbeda akan menghaslkan maluk
baru yang brbeda pula
4.

Perusakan Oleh Manusia

tidakan manusia yang membabi buta tanpa mengedepankan pembangunan
berkelanjutan akan menyebabkan banyak hewan-hewan mati bahkan punah.

5.


Bencana Alam

Bencana alam tersebut antara lain Gempa Bumi, tanah Longsor, Letusan
Gunung api, banjir, Angin Topan, Musim kemarau yang berkepanjangan, dll.
C. CIRI-CIRI KERUSAKAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Dalam siklus kehidupan hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi seleksi
alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan makhulk hidup secara perlahanlahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna daalm jangka waktu sangat
lama. Jadi, makhluk selalu mengalami perubahan sehingga timbul spesies baru.
Perlu diketahui bahwa tumbuhan dan hewan berasal dari makhluk hidup masa
lampau yang telah mengalami perubahan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk
hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan
hidup yang baru. Makhluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan
dengan lingkungan yang telah berubah akan mati atau pindah ke lingkungan lain.
Dengan adanya seleksi alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup,
sekarang telah punah karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan
lingkungan hidup atau habitas yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terletak di Indonesia akibat kegiatan
manusia, misalnya kerusakan terumbu karang (coral reefs). Secara garis besar,
terumbu karang dapat dibedakan menjadi empat tipe utama, yaitu atol, fringing

reefs, barrier, dan palrform reefs.
1.
2.
3.
4.

Atol adalah jenis karang yang berbentuk lingkaran yang mengelilingi batas
dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam.
Fringing reefs adalah karang yang terdapat di daerah dekat pantai yang
mengelilingi pulau
Barrier reefs adalah karang yang terletak sejajar dengan garis pantai dan
berjarak beberapa kilometer dari garis pantai.
Platform reefs adalah karang yang terbentuk di perairan dangkal laguna
yang terletak di antara barrier reefs dan daratan.

Organisasi pembentuk karang hanya dapat hidup di perairan dangkal yang
sinar mataharinya cukup sehingga memberi kesan bahwa cara hidup mereka
seolah-olah seperti tumbuha-tumbuhan. Meskipun demikian, karang merupakan
hewan yang tidak dapat melangsungkan proses fotosintesis. Mereka hidup sangat
tergantung pada sinar matahari yang cukup. Hal itu sebebabkan di dalam jaringan

tubuh mereka terdapat banyak tumbuh-tumbuhan air bersel satu atau tunggal
(unicellulair zooxanthellae). Organisme inilah yang memerlukan sinar matahari
yang cukup untuk melakukan fotosintesis.

Hubungan antara karang dengan zooxanthellae adalah bersifat simbiosis, yaitu
suatu hubungan yang keduanya mendapat keuntungan. Zooxanthellae
mendapatkan perlindungan dari karang dan menggunakan beberapa hasil
sampingan metabolisme karang, seperti karbondioksida, ammonia, nitrat, dan
fosfat sebagai bahan-bahan makanan. Sebaliknya, karang mendapat keuntungan
dari pelepasan bahan-bahan organik termasuk glukosa, gliserol dan ammonia acid
dikeluarkan oleh zooxantheillae.
Terumbu karang selalu hidup bersama-sama dengan hewan lain. Rangka
karang itu sendiri memberikan suatu tempat perlindungan bagi bermacam-macam
spesies hewan termasuk jenis penggali lubang dari golongan moluska, cacing
polychaete, dan kepiting. Terbentuknya terumbu karang sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan laut, antara lain tingkat pelumpuran, arus lau, salinitas,
dan suhu.
1. Tingkat Pelumpuran
Tingkat pelumpuran akan berpegaruh terhadap intensitas cahaya mata hari yang
masuk ke dalam laut.

2. Arus Laut
Arus laut yang kuat akan membawa oksigen yang dibutuhkan hewan-hewan
terumbuh karang.
3. Salinitas dan Suhu
Suhu laut optimun di tempat terumbu hidup dan tumbuh adalah 260 sampai 280.
Kenaikan atau penurunan suhu dalam waktu relatif lama dapat mengakibatkan
kematian hewan karang.
Terumbu karang di perairan Indonesia banyak yang mengalami kerusakan akibat
ulah manusia. Bentuk kerusakan akibat ulah manusia. Bentukkerusakan tersebut,
antara lain sebagai berikut.
1. Penggunaan racun dan bahan peledak untuk menangkap sumber daya
terumbu karang sehingga banyak ikan atau heam lain ikut mati. Hal itu jika
terjadi terus-menerus akan menyebabkan kepunahan ikan dan terumbu
karang.
2. Pencemaran dan pelumpuran yang disebabkan oleh pembangunan di daerah
pesisir yang tidak ramah lingkungan dan tidak sesuai dengan amdal (analisis
mengenai dampak lingkungan). Penebangan hutan disepanjang sungai yang
ke laut dapat mengakibatkan pelumpuran di daerah terumbu karang.
3. Penangkapan ikan dan biota terumbu karang yang dilakukan secara
berlebihan dan tidak terkendali menyebabkan penurunan jumlah dan

keanekaragaman jenis terumbu karang dan ikan.

D. Penambangan karang yang berlebihan digunakan untuk bahan dasar kapur
dan hiasan.
E. GAMBAR FAUNA