Penanaman Nilai-Nilai Karakter melalui Mata Pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 PujutKabuapten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 20172018 MANUN S,Pd
MANUN S,Pd
Guru Mata Pelajaran PKn. manekmanun@gmail.com
Abstrak; Dilatar belakangi oleh kondisi karakter bangsa yang semakin menurun, hal tersebut sangat meresahkan masyarakat karena banyak menimbulkan tindakan yang merugikan orang banyak seperti KKN, kriminal, dan kenakalan remaja. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memperbaiki karakter bangsa. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penanaman nilai- nilai karakter melalui mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penanaman nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah, mengetahui hambatan dalam penanaman nilai-nilai karakter, dan mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di SMP Negerri 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengujian dalam penentuan validitas data adalah dengan menggunakan triangulasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) proses penanaman nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PKn berjalan cukup baik menggunakan pendekatan- pendekatan: Pendekatan penanaman nilai dengan keteladanan, penguatan positif dan negatif. Pendekatan pembelajaran berbuat (tindakan) dengan cara himbauan dan pembiasaan.. Membiasakan musyawarah dalam menyelesaiakan masalah. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. 2) Hambatan dalam penanaman nilai karakter seperti guru terkadang memprioritaskan penyelesaian materi tanpa memperhatikan aspek penanaman nilai-nilai karakter sulit dikontrol. 3) Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memberikan tugas yang merangsang penanaman nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai karakter melalui mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP N 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah sudah cukup baik, walaupun di dalam pelaksanaanya masih ada hambatan. Saran yang diberikan adalah perlu adanya 1)pelatihan guru untuk menghadapi tantangan zaman, 2) guru sebagai teladan sebaiknya meningkatkan sikap dan perilaku yang berkarakter, 3) perlu adanya peningkatan dukungan dari seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, staf dan karyawan) dalam penanaman nilai-nilai karakter.
Kata kunci: penanaman nilai-nilai karakter, PKn
PENDAHULUAN
Megawangi (2004:3) mengatakan bahwa Sebuah peradaban akan menurun
ketika negara negara lain (Thailand, apabila
Malaysia, Korea Selatan, dan lain-lain) telah masyarakatnya. Indonesia saat ini sedang
bangkit dengan segera setelah mengalami menghadapi krisis multidemensi yang
krisis moneter yang melanda Asia pada tahun berkepanjangan yang berpengaruh pada
1997 Indonesia sampai kini masih kelihatan segala aspek kehidupan termasuk krisis
suram untuk bangkit dari keterpurukan dalam bidang karakter seperti korupsi yang
ekonomi.
berpengaruh pada
bidang
ekonomi.
Pendidikan merupakan hal yang Pendidikan merupakan hal yang
dan harga yang sangat besar dalam pengetahuan dan wawasan yang luas
kehidupan. Karakter adalah sebuah pilihan sehingga orang akan berpikir, besikap dan
yang membutuhkan pikiran, keberanian, bertindak dengan baik, selain itu dengan
usaha keras dan penanaman sedikit demi pendidikan
sedikit secara konsisten.
pengetahuan, keterampilan
Kewarganegaraan menghadapi tantangan hidup yang semakin
untuk
Pendidikan
pelajaran yang berat.
merupakan
mata
memfokuskan pada pembentukan warga Adanya
negara yang memahami dan mampu Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
Undang-undang
melaksanakan hak- hak dan kewajibanya tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
untuk menjadi warga negara Indonesia yang merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan
cerdas, terampil, dan berkarakter yang nasional
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 pendidikan
(Budimansyah, 2008:14). Mata pelajaran penanaman nilai-nilai karakter. Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pendidikan nasional itu merupakan rumusan
pelajaran yang berbasis karakter menjadi mengenai kualitas manusia Indonesia yang
solusi cerdas untuk menanamkan nilai-nilai harus dikembangkan oleh setiap satuan
karakter pada siswa.
pendidikan.
pelajaran Pendidikan Bangkit dari krisis multi demensi
Mata
Kewarganegaraan bertujuan agar peserta adalah tanggung jawab semua warga negara
didik memiliki kemampuan sebagai beikut, Indonesia. Sebagai bangsa yang bijak harus
(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif berpikir cerdas untuk jangka panjang,
dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) kedepaan yang memegang negara ini adalah
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung anak-anak muda sebagai generasi penerus
jawab, dan bertindak secara cerdas dalam bangsa, oleh karena itu harus memperbaiki
kegiatan masyarakat, berbangsa dan dan menyiapkan generasi penerus bangsa
bernegara serta anti korupsi, (3) berkembang agar menjadi bangsa yang berpendidikan dan
secara kritis dan demokratis untuk berkarakter. Anak sebagai generasi penerus
membentuk diri berdasarkan karakter- bangsa yang diharapkan mampu bangkit,
karakter mayarakat Indonesia agar dapat membangun dan mengembangkan bangsa
hidup bersama dengan bangsa- bangsa lainya, demi mencapai segala cita-cita luhur bangsa,
(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain sehingga anak harus memiliki nilai-nilai
dalam percaturan dunia secara langsung atau moral dan karakter sabagai modal yang
tidak langsung dengan memanfaatkan utama. Pentingnya moral dan karakter juga
dan komunikasi diungkapkan oleh Mahatma Gandhi dalam
teknlogi
informasi
(Budimansyah, 2008:14). Megawangi (2004:2) sebagai berikut
Sejalan dengan penanaman nilai- kelahiran dan menjalankan ritual fisik tidak
nilai karakter melalui mata pelajaran PKn dapat menentukan derajat baik atau buruk
maka peneliti memilih SMP Negeri 8 Pujut seseorang, kualitas karakterlah satu-satunya
Lombok Tengah. SMP Negeri 8 Pujut penentu derajat seseorang.
berusaha memberikan pendidikan dari segi Alwison
kognitif, afektif, dan psikomotor secara (2004:25) menyatakan bahwa karakter
dalam
Megawangi
seimbang. Penanaman nila-nilai karakter di diartikan sebagai gambaran tingkah laku
SMP Negeri 8 Pujut sudah cukup baik, yang menonjolkan gambaran benar-salah,
penanaman nilai-nilai karakter dapat baik- buruk, baik secara eksplisit maupun
dirasakan mulai dari masa orientasi siswa implisit. Kata karakter berasal dari bahasa
(MOS), aturan sekolah yang tegas, kegiatan Yunani charassein, yang berarti mengukir
ekstra kurikuler dan melalui mata pelajaran sehingga terbentuk pola.
yang ada di sekolah, terutama mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). berharga, hal yang penting, dan berguna Sebagai salah satu wujud
bagi kemanusiaan berupa ide dan bersifat penanaman nilai-nilai
abstrak yang merupakan sebuah keharusan diberikan kepada siswa melalui mata
karakter
yang
(das sollen) yang diyakini dan mendorong pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
orang untuk mewujudkanya. (PKn)
Hierarki Nilai
keteladanan dalam kehidupan sehari-hari Para ahli juga mengurutkan nilai baik di lingkungan sekolah dan di luar
berdasarkan tingkat keutamanya, urutan- sekolah, mengkaitkan nilai-nilai karakter
urutan tersebut membuat hierarki nilai. nilai yang tersurat di standar kompetensi (SK) dan
dalam kenyataanya ada yang lebih tingggi kompetensi dasar (KD) dengan kegiatan
dan ada yang lebih rendah jika dibandingkan belajar siswa, guru PKn bersahabat dan tegas
antara yang satu dengan yang lainya. Max artinya guru pendidikan kewarganegaraan
Scheler membagi hierarki nilai kedalam dekat dengan siswa namun disatu sisi siswa
empat hierarki nilai, dan James Lipham menghormati guru karena ketegasanya dan
menganalisis hierarki nilai kedalam tiga keteladannya.
hierarki nilai budaya.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Max Scheler dalam
Kajian Tentang Nilai
Mulyana (2004:38-39), nilai memiliki Tidak mudah untuk menjelaskan
hierarki yang dapat dikelompokan ke dalam atau mengartikan nilai karena nilai adalah
empat tingkatan, yaitu 1) Nilai kenikmatan,2) sesuatu yang abstrak. Manusia sebagai insan
Nilai kehidupan, 3) Nilai kejiwaan, 4) Nilai individu dan makhluk sosial baik secara
kerohanian
sadar atau pun secara tidak sadar melakukan
Karakter Sebagai Nilai
Nilai karakter merupakan dua merupakan terjemahan kata value yang
penilaian dalam
kehidupanya.
Nilai
istilah yang memiliki keterkaitan satu dengan berasal dari bahasa Latin valere atau bahasa
yang lainya, nilai dan karakter tidak dapat Prancis kuno valoir yang dapat dimaknai
berdiri sendiri, dengan nilai maka karakter sebagai harga. Nilai dari sesuatu atau hal
akan terbentuk dan dengan karakter maka ditentukan oleh hasil interaksi antara subyek
nilai dapat dilihat. Karakter sebagai yang menilai dan obyek yang dinilai atau
perwujudan dari nilai yang berbentuk watak, hasil interaksi dua variabel atau lebih
tabiat atau kepribadian seseorang yang (Daroeso, 1986:19).
diyakini dan dijadikan sebagai cara pandang, Menurut Bertens (2005:141) ciri-
berpikir dan bersikap.
ciri nilai sebagai berikut, 1) nilai berkaitan
menjadi keyakinan dengan subyek, kalau tida ada subyek yang
Nilai
pendorong, penggerak, dan pembatas menilai maka tidak ada nilai, 2) nilai hadir
manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam sesuatu konteks praktis, dimana
nilai berperan sebagai pedoman yang subyek ingin membuat sesuatu, 3) nilai-nilai
menentukan kehidupan manusia yang mengandung sifat- sifat yang “ditambah” oleh
kemudian diwujudkan secara konkret subyek pada sifat-sifat yang dimiiki oleh
menjadi karakter.
obyek
Penanaman Nilai
Nilai dari suatu obyek terletak Tujuan utama pendidikan adalah pada subyek yang menilainya. Kluckohn
menghasilkan kepribadian manusia yang dalam Mulyana (2004:10) mendefinisikan
matang secara intelektual, emosional dan nilai sebagai konsepsi (tersirat atau tersurat,
spiritual sehingga komponen esensial yang sifatnya membedakan individu atau ciri-
kepribadian manusia adalah nilai dan ciri kelompok) dari apa yan diinginkan, yang
kebajikan. Nilai kebajikan ini menjadi dasar mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan
pengembangan kehidupan manusia dalam antara dan tujuan akhir tindakan.
berperilaku sebagai insan individu dan Jadi nilai adalah sesuatu yang
sebagai makhluk sosial yang berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berinteraksi
memiliki kesamaan dalam pengertianya, mengemukakan pendidikan nilai sebagai
untuk menambah pemahaman tentang keseluruhan aspek sebagai pengajaran atau
karakter maka diberikan penjelasan tentang bimbingan kepada peserta didik agar
akhlak, Akhlak merupakan bentuk jamak dari menyadari nilai kebenaran, kebaikan, dan
khuluk secara etimologi akhlak adalah budi keindahan melalui proses pertimbangan nilai
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. yang tepat dan pembiasaan bertindak yang
Sedangkan secara terminologi adalah ilmu konsisten.
yang menentukan batas antara baik dan Dari pendekatan-pendekatan di
buruk, antara yang terbaik dan yang tercela, atas diketahui bahwa pendekatan penanaman
tentang perkataan atau perbuatan manusia nilai dapat dilakukan dengan keteladanan,
lahir dan batin (Ramli, 2003:141). Karakter penguatan positif dan negatif, simulasi,
adalah nilai-nilai yang melandasi cara pikir, bermain peran. Pendekatan moral kognitif
sikap, dan perilaku manusia berdasarkan dapat dilakukan dengan melakukan diskusi
norma agama, kebudayaan, hukum atau kelompok dengan dilema moral. Pendekatan
konstitusi, adat istiadat, dan estetika yang analisis nilai dapat dilakukan dengan diskusi
diperoleh melalui proses yang panjang dan terarah
memerlukan kebiasaan atau pembentukan penegakan bukti, penegasan prinsip, analisis
yang menuntut
argumentasi,
(pengukiran) dan dilaksanakan secara terhadap kasus, debat, dan penelitian.
konsisten.
Pendekatan klarifikasi nilai cara yang dapat
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter
digunakan bermain peran, simulasi, analisis
Bangsa
mendalam tentang nilai sendiri, aktivitas Fungsi pendidikan budaya dan yang bertujuan mengembangkan sensitivitas,
karakter bangsa menurut Kemendiknas kegiatan diluar kelas, dan diskusi kelompok.
(2010:7) adalah sebagai berikut, 1) Pendekatan pembelajaran berbuat antara lain
pengembangan adalah pengembangan potensi dengan kegiatan di sekolah, hubungan antar
peserta didik untuk menjadi pribadi pribadi, praktik hidup bermasyarakat, dan
berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang berorganisasi.
telah memiliki sikap dan perilaku yang
Karakter
mencerminkan budaya dan karakter bangsa, Kata karakter berasal dari bahasa
2) perbaikan adalah memperkuat kiprah Yunani charassein, yang berarti mengukir
pendidikan nasional untuk bertanggung sehingga terbentuk pola. Mempunyai ahlak
jawab dalam pengembangan potensi peserta mulia adalah tidak secara otomatis dimiliki
didik yang lebih bermartabat, 3) penyaring oleh manusia begitu ia dilahirkan, tetapi
adalah untuk menyaring budaya bangsa melalui proses panjang pengasuhan dan
sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak pendidikan (proses “pengukiran”). Dalam
sesuai dengan nilai- nilai budaya dan karakter istilah arab karakter ini mirip dengan akhlak
bangsa yang bermartabat. (akar kata khuluk), yaitu tabiat atau
Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter
kebiasaan melakukan hal yang baik. Al-
Bangsa
Ghazali menggambarkan bahwa ahlak adalah Tujuan dan pendidikan budaya tingah laku seseorang yang berasal dari hati
karakter bangsa dalam Kemendiknas yang baik (Megawangi, 2004:25). Sejalan
(2010:7) adalah, 1) mengembangkan potensi dengan pendapat di atas Kemendiknas
kalbu, nurani, dan afektif peserta didik (2010:3) mengartikan karakter sebagai watak,
sebagai manusia dan warganegara yang tabiat, akhlak, atau keperibadian seseorang
memiliki nilai- nilai budaya dan karakter yang terbentuk dari hasil internalisasi
bangsa, 2) mengembangkan kebiasaan dan berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
perilaku peserta didik yang terpuji dan dan digunakan sebagai landasan untuk cara
sejalan dengan nilai-nilai universal dan pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
tradisi budaya bangsa yang religius, 3) tradisi budaya bangsa yang religius, 3)
belajar dengan efektif di dalam suasana yang generasi penerus bangsa, 4) mengembangkan
memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa kemampuan peserta didik menjadi manusia
ancaman, dan memberikan semangat, (3) yang mandiri, kreatif,
Memberikan pendidikan karakter secara kebangsaan, 5) mengembangkan lingkungan
berwawasan
eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
dengan melibatkan aspek knowing the good, belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas
loving the good, dan active the goo, (4) dan persahabatan, serta dengan rasa
Metode pengajaran yang memperhatikan kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan
keunikan masing-masing anak. (dignity).
Seluruh pendekatan di atas
Faktor Yang Mempengaruhi
menerapkan
perinsip-perinsip
Terbentuknya Karakter
developmentally apporopriate practices; (1) Megawangi
Membangun hubungan yang supportive dan menyebutkan ada dua faktor yang
penuh perhatian di kelas dan seluruh sekolah, mempengaruhi
yang pertama dan terpenting adalah bahwa (keperibadian)
terbentuknya
karakter
lingkungan sekolah harus berkarakteristik tersebut adalah sebagai berikut, (1) Nature
manusia,
faktor-faktor
aman serta saling percaya, hormat, dan (faktor alami atau fitrah) agama mengajarkan
perhatian pada kesejahteraan lainnya(2) bahwa
Model (contoh) perilaku positif, (3) kecenderungan (fitrah) untuk mencintai
Menciptakan peluang bagi siswa utuk kebaikan namun fitrah ini bersifat potensial,
menjadi aktif dan penuh makna termasuk di (2) Nurture (sosialisasi dan pendidikan) atau
dalam kehidupan, di kelas, dan sekolah, (4) lebih dikenal dengan faktor lingkungan, yaitu
Mengajarkan keterampilan sosial dan usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi
emosional secara esensial,(5) Melibatkan adalah sangat berperan didalam menentukan
siswa dalam wacana moral, (6)Membuat “buah” seperti apa yang akan dihasilkan
tugas pembelajaran yang penuh makna dan nantinya dari seorang anak.
relevan untuk siswa,(7) Tak ada anak yang Dari pendapat Megawangi dapat
terabaikan.
diketahui bahwa pada dasarnya manusia
Sumber Nilai-nilai Karakter
Pendidikan Faktor yang sangat mentukan adalah faktor
dilahirkan dalam keadaan suci atau polos.
Kementerian
Nasional (2010:7-8), yang menyebutkan lingkungan, dalam faktor lingkunganlah
nilai- nilai pendidikan budaya dan karakter manusia
bangsa diidentifikasi dari sumber- sumber pendidikan.
berikut 1) Agama, 2)Pancasila, 3) Budaya,
Strategi Pengembangan Karakter
4)Tujuan Pendidikan Nasional sebagai Strategi yang dapat dilakukan
rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap untuk mengembangkan pendidikan karakter
warga negara Indonesia, dikembangkan oleh menurut Arismantoro (2008:32-34) adalah
berbagai satuan pendidikan di berbagai sebagai berikut; (1) Menggunakan metode
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional belajar yang melibatkan partisipasi aktif
memuat berbagai nilai kemanusiaan yang murid,
harus dimiliki warga negara Indonesia. meningkatkan motivasi murid karena seluruh
yaitu metode
yang
dapat
Nilai-nilai Karakter
dimensi manusia terlibat secara aktif dengan Berdasarkan keempat sumber diberikan materi pelajaran yang konkrit,
nilai di atas, Kementerian Pendidikan bermakna, serta relevan dalam konteks
Nasional (2010:25-30), menyebutkan nilai- kehidupanya (student active learning,
nilai untuk pendidikan budaya dan karakter contextual learning, inquiry based learning,
bangsa sebagai berikut; Religius, Jujur, integreated learning), (2) Menciptakan
Disiplin, Kerja keras , Kreatif ,Mandiri, lingkungan belajar yang kondusif (conducive
Demokratis , Rasa ingin tahu ,Semangat Demokratis , Rasa ingin tahu ,Semangat
yang dapat memahami dan melaksanakan hak atau komunikatif ,gemar ,Peduli lingkungan
dan kewajibanya secara cerdas dan ,tanggung jawab
berkarakter dalam ruang lingkup Persatuan
Mata Pelajaran Pendidikan
Indonesia, nilai dan moral, hak asasi
Kewarganegaraan
manusia, kebutuhan hidup, kekuasaan dan Pendidikan
politik, masyarakat demokratis, Pancasila dan merupakan
Kewarganegaraan
konstitusi negara, globalisasi. memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu Slavin dalam Anni (2004:2) melaksanakan hak-hak dan kewajibanya
menyatakan bahwa belajar merupakan untuk menjadi warga negara Indonesia yang
perubahan individu yang disebabkan oleh cerdas, terampil, dan berkarakter yang
Pembelajaran merupakan diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
pengalaman.
terjemahan dari kata “instruction”, Briggs (Budimansyah, 2008:14).
dalam Sugandi (2008:6) mengartikan Pendidikan
instruction adalah seperangkat peristiwa yaitu mata pelajaran yang memfokuskan pada
Kewarganegaraan
(events) yang mempengeruhi si belajar pembentukan karakter warga negara yang
sedemikian rupa sehingga si belajar itu mampu
memperoleh kemudahan. Pembelajaran sama kewajibanya
artinya dengan kegiatan mengajar. mengembangkan dan melestarikan budaya
Kegiatan mengajar dilakukan bangsa yang diharapkan dapat diwujudkan
oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan dalam perilaku sehari-hari siswa, baik
kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sebagai individu maupun sebagai masyarakat
sistem, yang terdiri dari berbagai komponen dan makhluk ciptaan Tuhan.
yang saling berhubungan dan saling
Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran
mempengaruhi satu dengan yang lain.
Pendidikan Kewarganegaran (PKn)
Komponen tersebut meliputi: kurikulum, Fungsi
guru, siswa, materi, metode, media dan Kewarganegaraan sebagai wahana dalam
Pendidikan
komponen-komponen membentuk warga negara yang cerdas,
evaluasi.
Dari
pembelajaran tersebut, tujuan dijadikan fokus terampil, berkarakter dan setia kepada bangsa
utama pengembangan, artinya komponen- dan negara Indonesia dengan kebiasaan
komponen yang lain dikembangkan mengacu berpikir dan betindak sesuai dengan
pada komponen tujuan yang ingin dicapai. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
METODE PENELITIAN
(Budimansyah, 2008:14).
penelitian yang Priyanto (2005:5) menyebutkan
Pendekatan
digunakan dalam penelitian ini adalah tujuan
metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam meliputi, (1) berpikir keritis terhadap isu
Pendidikan
Kewarganegaraan
mendefinisikan kewarganegaraan, (2) berpartisipasi dalam
Moleong
metodologi kualitatif sebagai prosedur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif bernegara, (3) berkembang secara positif dan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari demokratis, (4) berinteraksi dengan bangsa
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, Kirk dan Dapat disimpulkan bahwa mata
Miller mendefinisikan penelitian kualitatif pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai tradisi tertentu dalam ilmu adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pengetahuan sosial yang secara fundamental pada pembentukan warga negara yang
tergantung dari pengamatan kepada manusia memahami dan mampu melaksanakan hak
maupun dalam dan kewajibanya secara cerdas sebagai warga
dalam
kawasannya
peristilahannya (Moleong, 2007:4). negara Indonesia yang berkarakter berdasar
Dalam
bukunya, Moleong
(2007:6) mensintesiskan definisi penelitian langsung terhadap fenomena yang dikaji. kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memahami fenomena tentang apa yang
dalam beberapa tahapan sebagai berikut: dialami oleh subjek penelitian misalnya
a) Observasi sikap dan perilaku warga perilaku, persepsi, motivasi tindakan, dll.,
sekolah dan keadaan lingkungan sekolah. secara holistik, dengan cara deskriptif dalam
Observasi dilakukan pada tanggal bentuk kata-kata da bahasa, pada suatu
17, 18, 19, 20 April 2017. Pedoman kontek khusus yang alamiah dan dengan
observasinya adalah keadaan geografis SMP memanfaatkan berbagai metode alamiah.
N 8 Pujut Kabupaten lombok Tengah,
Lokasi dan Fokus Penelitian
hambatan dalam penanaman nilai karakter, Penelitian ini dilakukan di SMP
upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan Negeri 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah ,
tersebut, sikap dan perilaku warga sekolah di khususnya kelas VII SMP Negeri 8 Pujut
dalam lingkungan sekolah. Dan pada tanggal Kabuapten Lombok Tengah yang terletak di
20 April observasi ke rumah salah seorang jalan desa Pengengat Mertak Km 8 guru dengan pedoman sikap dan perilaku Kecamatan Pujut, dengan Fokus penelitian
guru di rumah atau lingkungan masyarakat. adalah proses penanaman nilai-nilai karakter
b) Observasi dalam pembelajaran PKn. melalui mata pelajaran PKn pada siswa kelas
Observasi dilakukan pada kelas
VII dengan standar kompetensi (SK), Tengah.
VII SMP Negeri 8 Pujut Kabuapten Lombok
menampilkan
perilaku kemerdekaan
Sumber Data Penelitian
mengemukakan pendapat, dan kompetensi Sumber data dalam penelitian ini
menjelaskan hakikat adalah subjek dari mana data data dapat
dasar
(KD)
kemerdekaan mengemukakan pendapat. diperoleh (Arikunto, 2002:107), yang
Pedoman observasi dalam pembelajaran PKn menjadi data dalam penelitian kali ini adalah;
adalah guru memasukan nilai-nilai karakter (1)Person (Orang) yaitu sumber data yang
kedalam RPP, guru menciptakan dan bisa memberikan data berupa jawaban lisan
menanamkan ketertiban, kenyamanan, dan melalui wawancara atau jawaban tertulis
kedisiplinan. Guru memberikan penghargaan melalui angket , (2) Dokumen adalah setiap
dan hukuman, guru menegur sebelum bahan tertulis ataupun film (Moleong,
memberi hukuman, interaksi guru dengan 2004:159).
siswa, guru memberikan nasihat dengan cara Person dan Dokumen yang
yang santun, metode dalam menanamkan digunakan dalam penelitian ini adalah orang
nilai-nilai karakter.
sekitar dan sumber tertulis yang berupa
Wawancara
buku, sumber arsip, dan dokumen resmi yang
wawancara yang sudah ada di SMP Negeri 8 Pujut Kabuapten
Metode
digunakan dalam penelitian ini adalah Lombok Tengah.
wawancara langsung, berupa interview secara
Metode Pengumpulan Data
mendalam kepada informan. Wawancara Metode
adalah percakapan dengan maksud tertentu digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
yang
(Moleong, 2007:186). Dalam penelitian ini, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
wawancara dibagi dalam dua tahap yaitu
Observasi
pada tanggal 18 dan 19 April 2017. Pada hari Observasi
Senin tanggal 18 April 2017 wawancara pengamatan dan pencatatan secara sistematik
diartikan sebagai
dengan guru PKn dan siswa kelas VII, terhadap gejala yang tampak pada objek
kemudian pada hari Selasa tanggal 19 April penelitian. Observasi atau pengamatan
2017 wawancara dengan warga sekitar meliputi kegiatan pemusatan perhatian
SMPN 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah. terhadap sesuatu objek yang menggunakan
Dokumentasi
alat indera (Arikunto, 2002:133). Dengan Dokumentasi adalah metode demikian observasi merupakan pengamatan
mencari data mengenai hal atau variabel yang mencari data mengenai hal atau variabel yang
penelitian ini analisis data dilakukan dengan digunakan untuk mencari dan mengumpulkan
tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data serta informasi tertulis dari informasi
data dan penarikan kesimpulan atau yang berhubungan dengan masalah penelitian
verifikasi.
sehingga dapat melengkapi dan memperkuat Reduksi data dilakukan untuk hasil wawancara dan observasi. Yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, menjadi dokumen dalam penelitian ini adalah
tidak perlu dan RPP PKn, Sejarah berdirinya SMP N 8 Pujut
membuang
yang
mengorganisasinya sehingga memudahkan Kabupaten Lombok Tengah.
penarikan simpulan atau verifikasi.
Validitas Data HASIL PENELITIAN DAN
validitas data biasanya dilakukan berbeda
Hasil Penelitian
dengan penelitian non kualitatif karena Dalam satu minggu siswa paradigma alamiah penelitian kualitatif
diberikan 1 kali pertemuan mata pelajaran berbeda dengan penelitian non kualitatif
PKn dengan waktu 2 jam pelajaran atau (Moleong, 2004:175). Teknik pengujian yang
sekitar 80 menit. Alokasi waktu tersebut dipergunakan dalam penentuan validitas data
sangat terbatas, namun dalam pembelajaran dalam penelitian ini adalah dengan
PKn berusaha melaksanakan pembelajaran menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah
dan penanaman nilai-nilai karakter dengan teknik pemeriksaan keabsahan dengan
berusaha memberikan memanfaatkan sesuatu yang lain dari data
baik.
Guru
yang menarik, tersebut sebagai bahan pembanding atau
pembelajaran
yang
berkualitas, dan mengandung nilai-nilai pengecekan dari data itu sendiri (Moleong,
karakter, namun sesekali guru tidak bisa 2004:330). Penelitian ini menerapkan teknik
hadir dan sebagai gantinya, siswa diberikan triangulasi yaitu pemeriksaan melalui sumber
tugas yang dapat meningkatkan pengetahuan lain. Triangulasi dengan sumber berarti
dan pengalaman tentang nilai-nilai karakter membandingkan dan mengecek balik derajat
tentang kebebasan kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
seprti
berdiskusi
mengemukakan pendapat. Hal tersebut sesuai melaui waktu dan alat yang berbeda yaitu
dengan yang diucapkan Manun, S.Pd sebagai dengan cara; 1) Membandingkan data hasil
berikut.
pengamatan dengan hasil wawancara, 2) “ketika saya tidak bisa mengisi Membandingkan apa yang dikatakan orang
pembelajaran maka saya akan memberikan secara umum dengan apa yang dikatakan
tugas tambahan atau PR seperti membuat secara pribadi. , 3) Membandingkan apa yang
kliping, meresume, membaca buku. Saya dikatakan orang-orang tentang situasi
meninggakan tugas berupa mengerjakan penelitian dengan apa yang dikatakannya
soal-soal kemudian diberi nilai dan siswa sepanjang waktu, 4) Membandingkan hasil
mengumpulkan diberi wawancara dengan isi atau dokumen yang
yang
tidak
sanksi”(wawancara tanggal 18 April 2017) berkaitan.
Berdasar observasi kelas VII
Metode Analisis Data
dalam pembelajaran PKn dengan standar Menurut Bogdan dan Biklen
kompetensi (SK) menampilkan perilaku dalam Moleong (2007:248) analisis data
kemerdekaan mengemukakan pendapat, dan kualitatif adalah upaya yang dilakukan
kompetensi dasar (KD) menjelaskan hakikat dengan jalan bekerja dengan data,
kemerdekaan mengemukakan pendapat pada mengorganisasikan data, memilah-milahnya
tanggal 17, dan 20 April 2017, dan berdasar menjadi satuan yang dapat dikelola,
observasi kelas VII pada tanggal 17 April mensintesiskannya, mencari dan menemukan
2017 ketika ulangan harian diketahui bahwa pola, menemukan apa yang penting dan apa
di SMP Negeri 8 Pujut khususnya kelas VII yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
telah melaksanakan penanaman nilai-nilai telah melaksanakan penanaman nilai-nilai
tempat sampah. Guru mengajak siswa untuk dengan pembelajan yang dilakukan oleh mata
membuka jendela yang masih tertutup agar pelajaran lain, namun pada mata pelajaran
kelas lebih nyaman. Masih dalam keadaan PKn lebih menekankan pada pembentukan
berdiri guru mengajak siswa untuk merapikan karakter. Pembentukan karakter dilakukan
pakaian siswa, kemudian guru melihat dengan memberikan pemahaman tentang
keadaan siswa, apabila masih ada siswa yang nilai-nilai karakter, memberikan pengalaman
pakainya belum rapi maka guru menegur. Hal tentang nilai-nilai karakter seperti belajar
tersebut sesuai dengan yang diucapkan mengemukakan pendapat secara bebas dan
Manun, S.Pd sebagai berikut. Hal tersebut bertanggung jawab, kemudian memberikan
sesuai dengan yang diucapkan Linda Hasiwi keteladan dengan perilaku guru yang
siswa kelas VII sebagai berikut. berkarakter, membiasakan siswa untuk
“ya Bapak guru memeriksa kerapian dengan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai
cara menyuruh kami berdidri lalu menyuruh karakter,
untuk merapikan pakaian masing- masing” penghargaan bagi siswa yang berkarakter,
(wawancara tanggal 20 April 2017) memberikan hukuman bagi siwa yang
Berdasarkan observasi pada kelas perilakunya tidak mencerminkan nilai
VII guru memberikan teladan dengan datang karakter.
tepat waktu, berpakaian rapi, berjilbab, tidak Pembelajaran yang dilaksanakan
menggunakan hand phone di depan kelas dan pada jam pertama atau jam ke 1 di awali
tidak memakai perhiasan yang mencolok atau dengan doa dan mata pelajaran berikutnya
terlihat sederhana. Pada awal masuk guru langsung memulai pelajaran tanpa berdoa,
mengucapkan salam, salam tersebut dijawab namun mata pelajaran PKn selalu di awali
oleh siswa dengan kompak dan santun. Guru dan di akhiri dengan doa walaupun bukan
menggunakan tutur kata yang santun dan pada jam pertama. Seperti hasil observasi di
tegas. Guru selalu menghargai dan kelas VII pada hari Sabtu tanggal 20 April
memberikan perlakuan yang sama terhadap 2017 yang pada waktu itu pelajaran PKn
seluruh siswa tanpa membedakan suku, dimulai pada jam ke 3, guru mengajak siswa
agama, ras, golongan, status sosial, status untuk bedoa bersama yang dipimpin oleh
ekonomi, dan kemampuan khas. Kemudian siswa yang ditunjuk oleh guru untuk
pada waktu guru mengajar dikelas VII yang memimpin doa. Suasana kelas tenang dan
pada waktu itu sedang melaksanakan ulangan hikmat ketika siswa sedang berdoa. Setelah
harian, guru berkeliling untuk mengawasi selesai berdoa guru PKn memeriksa
siswa. Pada saat berkeliling mengawasi siswa kebersihan kelas, dan mengajak siswa untuk
ternyata masih ada sapu yang berantakan di membuka jendela yang masih tertutup dan
kelas bagian belakang, kemudian guru memeriksa kerapian siswa. Hal ini
melihat hal tersebut dan merapikan sapu merupakan sesuatu yang sederhana namun
tersebut. Hal ini sesuai dengan yang kadang terlupakan oleh guru mata pelajaran.
diucapkan Manun, S.Pd sebagai berikut. Hal tersebut sesuai dengan yang diucapkan
“kalau metode pananaman nlai- Manun, S.Pd sebagai berikut.
nilai karakter yaitu dengan memberikan “ya, sebelum dan sesudah pembelajaran PKn
contoh atau keteladanan, jadi saya kami selalu berdoa yang dipimpin oleh ketua
memberikan contoh berbuat baik dalam kelas kadang yang memimpin gantian,
kemudian ada suasana saat berdoa kadang tenang kadang
kehidupan sehai-hari,
pemberian nasihat atau menghimbau siswa ramai tapi lebih ser ing tenang”(wawancara
ntuk berbuat baik, memberikan teguran bagi tanggal 20 April 2017)
siswa yang melakukan tindakan-tindakan Guru mengajak siswa untuk berdiri
buruk, dan memberikan penghargaan bagi dan melihat keadaan sekeliling tempat duduk
siswa yang memiliki perilaku baik, kemudian ketika di sekelilingnya ada
kesemuanya
saling berkaitan saling berkaitan
bekerjasama dengan baik sesama anggota
VII pada hari Senin tanggal 17 April 2017, kelompok dan tidak boleh mencontek setelah guru membuka pembelajaran,
jawaban dari kelompok lain, namun ada dua memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
siswa yang kelihatan malas-malasan dan guru memeriksa kehadiran siswa kemudian
kurang respon dengan himbauan guru. Guru mengajukan pertanyaan pembuka tentang
sesekali keliling membantu siswa yang kebebasan mengemukakan pendapat seperti
mengalami kesulitan dan mengajak siswa menyebutkan
yang pasif dalam kelompok untuk bekerja pendapat dan menyebutkan contoh bentuk
contoh
mengemukakan
sama. Kemudian guru menunjuk kelompok pendapat yang siswa ketahui. Kemudian
yang diwakili satu siswa untuk menjawab siswa diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan tersebut di depan kelas, dan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu
kelompok lain menanggapi. Pada awalnya sebelum menjawab, sesekali guru menunjuk
siswa masih malu-malu untuk memberi siswa secara acak. Bagi siswa yang berani
tanggapan, namun setelah guru memberikan menjawab guru terkadang memberikan
motivasi dan himbauan seperti siswa jangan pujian dan poin positif untuk memotivasi
takut salah dan berani menyampaiakan siswa. Hal ini sesuai dengan yang diucapkan
aspirasi dengan jujur siswa berani Manun, S.Pd sebagai berikut.
mengemukakan pendapat. setelah selesai “iya saya memberikan penghargaan pada
guru menjelaskan proses berunjuk rasa dan siswa yang melaksanakan nilai-nilai karakter,
musyawarah secara sederhana. bentuknya
Masih dalam kelompok yang memberikan pujian, menepuk pundak siswa,
bermacam-macam
misalnya
sama guru mengajak 2 kelompok untuk memberikan nilai yang baik, anak tersebut
bekerja sama mensimulasikan penggunakan dijadikan contoh, dan kadang saya juga
hak mengeluarkan pendapat secara bebas dan memberikan hadiah sederhana seperti alat
bertanggung jawab. Kemudian setelah selesai tulis”(wawancara tanggal 20 April 2017)
kelompok lain memberi tanggapan seperti Setelah pertanyaan terjawab, guru
yang pertama. Guru menjelaskan tujuan yang hendak dicapai
pada diskusi
dan sesekali dalam pertemuan itu dan memberikan
memeberikan
pujian
memberikan tepukan dipundak bagi siswa motivasi tentang pentingnya keberanian
yang berani menngemukan pendapatnya, mengemukakan pendapat
walaupun jawabannya kurang tepat. Setelah bertanggung jawab. Motivasi merupakan
dan berani
selesai guru memberikan kesempatan kepada dorongan dan semangat yang diberikan oleh
siswa untuk bertanya, kemudian guru guru agar siswa memahami nilai-nilai
menyimpulkan pembelajaran hari itu, dan karakter dan menerapkan nilai-nilai karakter
juga menjelaskan nilai-nilai karakter yang yang mereka terima dalam perilaku sehari-
terdapat dalam pembelajaran tersebut. hari. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti
Sebagai persiapan untuk pertemuan yang yaitu dengan memanfaatkan media gambar.
akan datang guru memberikan tugas kepada Gambar yang digunakan adalah gambar
siswa untuk membuat keliping mengenai sekelompok orang yang sedang berunjuk
perilaku mengeluarkan pendapat secara bebas rasa, dan gambar sekelompok orang yang
dan bertanggung jawab. Guru memberikan sedang berdiskusi atau musyawarah.
motivasi kepada siswa untuk berani Kemudian guru mengajukan pertanyaan-
mengemukakan pendapatnya secara jujur dan pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan-
bertanggung jawab, dan menghargai kegiatan tersebut. Siswa diajak untuk
pendapat orang lain. Pembelajaran di akhiri membentuk kelompok kecil dengan anggota
dengan doa yang dipimpin oleh siswa, dan
4 orang tiap kelompok. Siswa diberikan tidak lupa guru mengajak siswa untuk shalat waktu sekitas 10 menit untuk menjawab
dhuhur bersama. Hal tersebut sesuai dengan pertanyaan tersebut.
yang diucapkan Manun, S.Pd sebagai berikut.
“iya saya mengingatkan dan menghimbau Dengan melihat dokumen dalam siswa agar karakter diterapkan dalam
hal ini rencana pelaksanaan pembelajran kehidupan sehari-hari hal tersebut saya
(RPP) PKn diketahui bahwa dalam rencana lakukan disetiap pembelajaran dan biasanya
pelaksanaan pembelajaran PKn secara di akhir pembelajaran, dengan memberikan
tersurat atau tertulis terdapat karakter siswa himbauan, motivasi dan contoh, jangan
yang diharapkan. Berdasar dokumen rencana sampai guru menyuruh tapi malah tidak
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan melakukan, guru digugu dan ditiru hal
standar kompetensi menampilkan perilaku tersebut yang s aya pegang”(wawancara
kemerdekaan mengemukakan pendapat tanggal 20 April 2017)
diketahui bahwa nilai-nilai karakter yang Berdasar pada observasi kelas VII
ditanamkan adalah dapat dipercaya, rasa pada hari Kamis, tanggal 20 April 2017
hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, dalam pembelajaran PKn guru memberikan
kewarganegaraan, jujur, berani, dan peduli. hukuman kepada siswa yang datang
Dalam pembelajran mata pelajaran selain terlambat. Di awal pertemuan guru dan siswa
PKn belum tentu terdapat nilai-nilai karakter sepakat toleransi keterlambatan tanpa izin
baik secara tersurat ataupun secara tersirat. yaitu 5 menit setelah bel berbunyi. Salah
Faktor Penghambat Dalam Penanaman
seorang siswa kelas VII terlambat lebih dari
Nilai-nilai Karakter Melalui Mata
5 menit kemudian siswa tersebut di tegur
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kemudian di beri hukuman untuk Berdasarkan observasi kelas VII , menyebutkan pasal 28 mengenai hak asasi
dalam penanaman nilai-nilai karakter melalui manusia. Hal tersebut sesuai dengan yang
mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII diucapkan Manun, S.Pd sebagai berikut.
SMP Negeri 8 Pujut didapati faktor-faktor “seperti yang sudah saya sampaiakan, bila
penghambat. Faktor- faktor penghambat ada siswa yang terlambat saya akan
tersebut sebagai berikut:
memberikan sanksi, namun tidak semua
memprioritaskan siswa yang terlambat menerima sanksi ketika
a. Guru
terkadang
penyelesaian materi tanpa memperhatikan alasanya kuat dan dapat dipercaya, maka
aspek penanaman nilai-nilai karakter, tidak diberi sanksi. Bagi anak yang sering
sehingga yang didapat siswa hanya terlambat,
pemahaman materi dan akan mengalami berat”(wawancara tanggal 20 April 2017)
sanksinya
semakin
kesulitan dalam menerima penanaman Membuat suasana kelas yang
nilai-nilai karakter. Hal tersebut terjadi menarik
pada kelas VII, guru seperti tergesa-gesa menambah antusias siswa dalam pelajaran
dan menyenangkan
untuk
menyampaiakan materi. Guru mengejar PKn dan mendukung penanaman nilai-nilai
target penyelesaian materi ajar untuk karakter
menghadapi ujian semester, karena yang pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut
guru menggunakan
metode
dijadikan sebagai ujian semester dan ujian sesuai dengan yang diucapkan Manun, S.Pd
akhir semester adalah materi ajar. Hal ini sebagai berikut.
sesuai dengan yang dituturkan oleh “ya, sebagai guru PKn harus menguasai dan
Manun, S.Pd sebagai berikut. menggunakan model, metode dan media
“ya, tuntutan materi itu sangat pembelajaran yang berfariasi. Metode yang
menghambat dalam penanaman nilai- biasa saya gunakan adalah metode ceramah
nilai karakter melui mata pelajaran PKn bervariasi, diskusi, dan tanya jawab. Kalau
tentunya, yaitu misalnya semester dua ini model ada model tim ahli, gambar dan
anak-anak kelas VII sering libur untuk gambar, mencari pasangan, talking stik,
UN, sehingga penyampaian materi bertukar pasangan, pemecahan masalah,
terhabat tapi materi harus selesai debat, ya walaupun terkadang mereka lucu
makannya ngebut”
kalau berdebat”(wawancara tanggal 20 April
b. Masih ada kelas yang kotor, dan panas. 2017)
Jam pelajaran PKn yang dilaksanakan Jam pelajaran PKn yang dilaksanakan
penghambat dalam masuk kedalam ruang kelas seperti yang
menjadi
faktor
penanaman nilai- nilai karakter. Hal ini terjadi pada kelas VII. Pada saat observasi
sesuai dengan yang dituturkan oleh Manun, kelas VII jam pelajaran dilaksanakan pada
S.Pd sebagai berikut.
siang hari, sehingga siswa kurang “saya menyadari kalau menanamkan konsentrasi sibuk dengan urusanya
nlai-nilai karakter bukanlah hal yang sendiri, misalnya ada yang kipas-kipas.
mudah faktor pengahambat yang saya Hal
alami yaitu kurang adanya pemberian penanaman nilai-nilai karakter melalui
pendidikan/persiapan guru dari mata
tentang pendalaman Kewarganegaraan. Hal ini sesuai yang
ka rakter...”(wawancara tanggal 20 April diucapkan oleh Manun, S.Pd sebagai
berikut. Berdasar observasi pada kelas VII “iya itu jelas, misalnya keadaan kelas
masih ada siswa yang kurang antusias dan kotor dan panas itu sangat mengganggu
kurang peduli dalam pembelajaran PKn dalam siswa belajar sehingga siswa
sehingga kurang peduli terhadap penanaman tidak terfokus pada pelajaran tapi
nilai-nilai karakter seperti ada beberapa terfokus pada usaha mengatasi panas
siswa kelas VII yang pasif dalam tersebut
pembelajaran. Antusias dan kepedulian siswa mengantuk dan lain- lain”(wawancara
misalnya
kipas-kipas,
dalam pembelajaran turut berperan dalam tanggal 20 April 2017)
penerimaan nilai-nilai karakter, siswa yang
c. Masih ada siswa yang sulit diarahkan, dari kurang antusias dan kurang peduli dalam jumlah siswa 30 anak ada beberapa siswa
pembelajaran PKn kemudian siwa tidak yang sulit diarahkan dan cenderung
memperhatikan kebiasaan guru, tidak bermain sendiri sehingga hal ini dapat
mendengarkan nasihat guru, dan bersikap menghambat proses penenaman nilai-nilai
pasif. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan karakter. Berdasar observasi kelas VII ada
oleh Manun, S.Pd sebagai berikut. beberapa siswa yang sulit diarahkan
“...terus antusias siswa dalam pelajaran misalnya
pendidikan kewarganegaraan juga kurang memperhatikan simulasi musyawarah,
antusias ya tahu sendiri kalau PKn tidak oknum siswa tersebut malah sibuk
UN maka siswa menulis.
masuk
dalam
menganggap pelajaran tersebut tidak
Tantangan dalam penanaman nilai
mempengaruhi kelulusan siswa ya
karakter
walaupun untuk saat ini sedikit Tantangan dalam penanaman
berpengaruh...”(wawancara tanggal 18 nilai karakter semakin lama semakin berat
April 2017)
karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan Pergaulan siswa yang sulit dan teknologi yang memiliki dampak negatif
dikontrol, hal ini dapat mempengaruhi dan dampak positif, dan berpengaruh juga
penanaman nilai-nilai karakter karena dalam budaya dan karakter siswa.
pengaruh teman sebaya di dalam penerapan Berdasarkan observasi di kelas VII guru
sikap dan perilaku di dalam kehidupan kurang memanfaatkan teknologi pendidikan
keseharianya cukup berpengaruh. Seperi hasil seperti tidak mutar video mengenai
observasi lingkungan SMP N 8 Pujut pada musyawarah
tanggal 18 April bahwa pergaulan siswa pada pembelajaran masih menggunakan gambar
jam istirahat terjadi interaksi antar siswa sederhana dari kertas. Walaupun hasilnya
tanpa pengawasan guru, apa bila siswa tidak sudah cukup bagus tapi ketika memanfaatkan
dapat mengontrol pergaulannya dengan baik teknologi hal tersebut jadi lebih efisisen.
maka hal ini akan menghambat dalam Kurangnya atau tidak adanya pelatihan guru
penanaman nilai-nilai karakter. Hal ini sesuai penanaman nilai-nilai karakter. Hal ini sesuai
dimulai diadakan “...pergaulan jelek siswa di rumah kadang
pembelajaran
kebersihan kelas, dan pengecekan terbawa ke sekolah”(wawancara tanggal 18
siswa...” (wawancara April 2017)
kerapian
tanggal 18 April 2017)
Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi
c. Guru
memberikan motivasi dan
Hambatan-Hambatan Dalam Penanaman
pemahaman tentang pentingnya nilai-
Nilai-Nilai Karakter Melalui Mata
nilai
karakter,
dan memberikan
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pemahakan bahwa mata pelajaran PKn Berdasarkan observasi pada kelas VII
mengajarkan moral dan karakter untuk pada hari Sabtu tanggal 16 April 2017, upaya
bersikap dan yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-
membekali
siswa
berperilaku dalam masyarakat. Guru hambatan dalam penanaman nilai-nilai
menjelaskan bahawa sekarang kelulusan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan
siswa dipengaruhi juga oleh sekolah, Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP
memperhatikan dan Negeri 8 Pujut Kabuapten Lombok Tengah
sekolah
mempertimbangkan sikap, perilaku siswa adalah:
mulai dari kelas satu sampai kelas tiga,
a. Ketika guru berhalangan hadir dalam yang sebelumnya hanya ditentukan pembelajaran
dengan hasil ujian nasional. Hal ini memberikan tugas yang merangsang
seperti yang diucapkan oleh Gunardi. , penanaman nilai-nilai karakter seperti
S.Pd sebagai berikut.
membuat kliping tentang kebebasan “...bagi siswa yang kurang antusias mengemukakan pendapat, meresum buku
saya memberikan rasa kepercayaan PKn yang berisi nilai-nilai karakter
pentingnya pelajaran sehingga pengetahuan tentang nilai
betapa
Pendidikan Kewarganegaraan dan karakter bertambah, kemudian tugas-
selalu mendoakaan siswa agar tugas tersebut dikumpulkan untuk diberi
sukses...”(wawancara tanggal 18 penilaian dan sesekali dibahas atau
April 2017)
didiskusikan di dalam kelas. Hal ini
d. Guru memberikan teladan, nasihat, sesuai dengan yang dituturkan oleh
penghargaan dan hukuman, serta Gunardi, S.Pd sebagai berikut.
membiasakan siswa untuk bersikap dan “ketika saya tidak bisa mengisi
berperilaku yang berkarakter. Dengan pembelajaran maka saya akan
menyeimbangkan pendekatan tersebut memberikan tugas tambahan atau PR
siswa menjadi lebih paham tentang nilai- seperti membuat kliping, meresum,
nilai karakter, himbauan memberikan membaca buku kemudian tugas-tugas
nilai-nilai karakter, tersebut saya nilai...”(wawancara
pengetahuan
kemudian melihat sikap dan perilaku guru tanggal 18 April 2017)