HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

  

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI

LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD KOTA

TASIKMALAYA TAHUN 2013

1 1 1 Nani Hendriani , Fitrina Nurul Fauziah Program Studi D III Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin Alamat Korespodensi :

  Program Studi D III Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550. Telp : (021) 8096411 ext 1501

  

ABSTRAK

  Penyebab kematian ibu dan bayi di Indonesia adalah perdarahan 30-35%, eklamsia 28,76%, infeksi 20-25%, partus lama 5%, abortus 5%. Sedangkan penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia 27,97%. Hal ini menunjukan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia ibu hamil dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan perdarahan postpartum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bersalin di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2013 yaitu sebanyak 841 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 338 orang. Hasil penelitian menunjukkan persalinan pada ibu di R.VK.RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya selama periode Mei-Desember 2013 yang tercatat kadar hemoglobinnya sebanyak 338 orang. Dimana ibu yang mengalami anemia yaitu sebanyak 197 (58,3%) responden. Ibu yang melahirkan bayi BBLR karena anemia ringan yaitu sebanyak 119 orang (67,2%), sedangkan kasus ibu yang anemia ringan dan mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 108 orang (70,1%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh p-value lebih kecil dari alpa, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR dan perdarahan postpartum. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) dan perdarahan postpartum dimana p value kurang dari alpa.

  Kata kunci : Anemia, Berat Bayi Lahir Rendah, Perdarahan Postpartum.

  

PENDAHULUAN pada tahap pertumbuhan otak dimana lebih sedikit sel-sel

Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan otak yang berukuran normal terbentuk (Depkes RI, 2007).

  dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia Menteri Kesehatan mengatakan, angka kematian ibu pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko terjadinya menurun dari 307 per 100.000 KH (Kelahiran Hidup) pada perdarahan postpartum dan kelahiran BBLR. Bila anemia tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007. terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan Target tahun 2014 adalah 110 per 100.000 KH, dan Angka terjadinya persalinan premature (Proverawati, 2009) Kematian Balita (AKB), bayi, maupun neonatal terus

  Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menurun. AKB menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi menjadi dambaan setiap suami istri. Setiap kehamilan yang 44 per 1.000 KH pada tahun 2007. AKB menurun dari 68 diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat dan sempurna menjadi 34 per 1.000 KH pada periode yang sama. Angka secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kematian neonatal menurun dari 32 menjadi 19 kematian kehamilan adalah salah satu fase penting dalam per 1.000 KH. Sementara target Millenium Development pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 KH untuk dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak AKB dan 23 per 1.000 KH untuk angka kematian bayi (Depkes RI, 2007) (Kemenkes RI, 2013).

  Kekurangan gizi pada pertumbuhan janin akan Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab mengakibatkan beberapa keadaan seperti kekurangan kematian ibu yaitu sebesar 28%, Anemia dan kekurangan energy protein (KEP), anemia gizi, defisiensi yodium, gizi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama difisiensi vitamin A dan defisiensi kalsium. Salah satu terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor yang dikhawatirkan adalah kekurangan enegi protein utama kematian ibu (Depkes RI, 2007). (KEP) karena dapat menyebabkan kerusakan pada susunan Penyebab langsung kematian ibu paling sering adalah syaraf pusat. Hal ini disebabkan karena susunan saraf pusat pendarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), partus juga dapat mengakibatkan gangguan pada otak janin yaitu lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (SKRT 2001).

  Dari hasil uji statistic Chi Square diperoleh p-value p > 0,001 (  = 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR. Hasil analisis menunjukan nilai Odd Ratio (OR) 2,18, yang berarti bahwa responden yang mengalami anemia

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan April 2014 di RSUD Tasikmalaya, terdapat 14 orang bayi yang meninggal akibat BBLR dari 41 kelahiran dan terjadi 7 kasus perdarahan karena anemia dari 41 kelahiran.

  Analisis Bivariat

  Hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melahirkan di RSUD Kota Tasikmalaya yang mengalami anemia sebanyak 197 orang (58,3%), BBLR yaitu sebanyak 177 orang (52,4%), tidak perdarahan yaitu sebanyak 184 orang (54,4%) dari keseluruhan responden yaitu sebanyak 338 orang.

  HASIL Analisis Univariat

  Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari laporan rawat pasien dan rekam medis pada ruang bersalin dan ruang perinatologi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Peneliti menggunakan data sekunder yaitu menggunakan catatan harian, rekpitulasi data tahun 2013.Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisa bivariat dilakukan menggunakan Chi Kuadrat.

  Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soekardjo Tasikmalaya pada bulan Mei

  Soekardjo Tasikmalaya pada bulan Mei – Desember 2013 sebanyak 841 Orang.

  sectional . Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross

  METODE

  Melihat keadaan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah dan Perdarahan Postpartum di (RSUD) Kota Tasikmalaya”.

  Tasikmalaya sebanyak 82 orang. Diantaranya ada yang disebabkan oleh BBLR yaitu sebesar 27,6% pada periode 2013. Sedangkan kematian ibu di Tasikmalaya terdapat 67 orang, diantaranya disebabkan oleh perdarahan.

  Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan, kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat, tiga terlambat

  Berdasarkan hasil survei di Jawa Barat yang mengalami insiden BBLR sebanyak 15,5%-17% dari kelahiran hidup 95% (Depkes RI, 2007). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 kematian bayi di Jawa Barat sebanyak 3801 orang. Kematian Bayi di kota Tasikmalaya pada periode Oktober 2013 sebanyak 104 orang, sedangkan kematian bayi di

  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2003) Angka Kematian Bayi (AKB) di Propinsi Jawa Barat masih tinggi bila dibandingkan angka nasional yaitu 321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri (Retnasih, 2005).

  Faktor penyebab BBLR adalah komplikasi obstetri, komplikasi medis, faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu diantaranya adalah dikarenakan penyakit, usia ibu, keadaan sosial ekonomi dan kondisi ibu saat hamil (Mitayami, 2011).

  neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena Berat Badan Lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hampir semua terjadi di negara berkembang (Halagide,2009).

  Organization ) hampir 98% dari lima juta kematian

  Organisasi kesehatan dunia WHO (World Health

  Tingginya angka anemia pada ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang (Sohimah, 2006).

  Penyebab kematian ibu dan bayi di Indonesia menurut dr. Sri Hermiyanti, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 30-35%, eklamsia 28,76%, infeksi 20- 25%, partus lama 5%, abortus 5%. Sedangkan penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia 27,97%. Hal ini menunjukan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan (Depkes RI, 2007).

  tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat), empat Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Judarwanto, 2012).

  (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di

  • – Desember 2013 yang tercatat kadar hemoglobinnya dan semua ibu hamil yang melahirkan yang tercatat kadar hemoglobinnya dijadikan sampel penelitian (Total Sampling). Jumlah keseluruhan sampel penelitian ini adalah sebanyak 338 orang.
mempunyai peluang 2 kali untuk melahirkan dengan BBLR dibanding dengan ibu yang tidak anemia.

  Tabel 1. Gambaran Variabel Tabel 2. Hubungan Antara Anemia Ibu Hamil denganKejadian Berat Bayi Lahir Rendah(BBLR)

  Jumlah kasus kelahiran Bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei- Desember 2013.

  Tidak Anemia 58 32,8 83 51,6 141 100

  0,001 3,183 (1,405- 3,392)

  Anemia BBLR Total P Value OR ( 95% CI ) BBLR Tidak BBLR N % N % N % Anemia 119 67,2 78 48,4 197 100

  Anemia Ibu Hamil Anemia 197 58,3 Tidak Anemia 141 41,7 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) BBLR 177 52,4 Tidak BBLR 161 47,6 Perdarahan Postpartum Perdarahan 154 45,6 Tidak Perdarahan 184 54,4

  Variabel Frek Persentase (%)

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4dapat diketahui bahwa dari 197 responden sebanyak 119 (67,2%)

  Hubungan anemia dengan kejadian kelahiran BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei-Desember 2013.

  Ibu yang bersalin di RSUD Kota Tasikmalaya sebagian besar ibu dengan anemia melahirkan sedikit yang mengalami perdarahan, meskipun anemia mempengaruhi ibu terhadap perdarahan postpartum hampir 50% karena anemia, tetapi di RSUD Kota Tasikmalaya hanya 154 (45,6%) responden yang mengalami perdarahan akibat anemia yang diderita ibu dari keseluruhan responden 338 orang.

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 dapat diketahui bahwa kejadian perdarahan postpartum di RSUD Kota Tasikmalaya Periode Mei-Desember 2013 paling bayak terjadi kasus tidak perdarahan. Dimana dari 338 responden, 184 (54,4%) responden tidak mengalami perdarahan dan 154 (45,6%) mengalami perdarahan akibat ibu hamil dengan anemia.

  Jumlah kasus perdarahan postpartum karena anemia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei-Desember 2013.

  Berdasarkan hasil persamaan regresi logistik yang diperoleh bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat anemia terutama anemia ringan maka probabilitas melahirkan bayi yang BBLR adalah 23%.

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 dapat diketahui bahwa data yang menunjukan kelahiran bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei-Desember 2013 yaitu sebanyak 177 (52,4%) orang dari keseluruhan responden 338 orang. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

  anemia ringan lebih banyak yang melahirkan bayi dengan BBLR.

  Tabel 3. Hubungan Antara Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Postpartum

  hemoglobinnya . Tercatat rata-rata ibu yang mengalami

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara melihat data rekam medik dan buku rawat di ruangan bersalin dan ruang perinatogi tercatat sebanyak 338 ibu yang melahirkan yang tercatat kadar

  Jumlah ibu hamil dengan anemia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei- Desember 2013.

  Dimana 338 responden ini adalah jumlah ibu yang tercatat kadar hemoglobinnya.

  Berdasarkan hasil penelitian jumlah ibu yang bersalin di RSUD Kota Tasikmalaya Periode Mei- Desember 2013 sebanyak 841 orang, 338 diantaranya jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian.

  PEMBAHASAN

  postpartum dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

  Hasil uji statistik diperoleh p < 0,00 (  = 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum. Hasil analisis menunjukan nilai Odd Ratio (OR) = 2,50, yang berarti bahwa responden yang mengalami anemia mempunyai peluang 2 kali untuk melahirkan dengan perdarahan

  Pada tabel hubungan anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan postpartum diatas dapat dilihat bahwa dari 197 responden yang mengalami anemia, sebanyak 108 (70,1%) responden mengalami perdarahan. Sedangkan dari 141 responden yang tidak anemia terdapat 46 (29,9%) kasus yang terjadi perdarahan.

  Total 154 100 184 100 338 100

  Tidak Anemia 46 29,9 95 51,6 141 100

  0,00 2,506 (1,598- 3,931)

  Anemia Perdarahan Total PV OR ( 95% CI ) Perdarahan Tidak Perdarahan N % N % N % Anemia 108 70,1 89 48,4 197 100

  Total 177 100 161 100 338 100 responden yang anemia ringan mengalami kelahiran oleh keadaan ibu hamil anemia dari keseluruhan BBLR. Berdasarkan data hasil analisis bivariat didapat responden yaitu 338 responden.

  4. hasil p value 0,001 ( <0,05). Dari data tersebut

Hubungan anemia dengan kejadian kelahiran BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya

  disimpulkan bahwa anemia mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian BBLR. periode Mei-Desember 2013 terdapat hubungan yang signifikan, dimana anemia pada ibu hamil mempunyai

  Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan hubungan dengan kejadian BBLR. Dimana p value zat besi mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya peningkatan volume darah mengakibatkan hemodilusi atau yang diperoleh yaitu 0,001.

  5. pengenceran darah sehingga kadar Hb mengalami Hasil dari analisis data antara anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan Postpartum di Rumah penurunan dan terjadi anemia (Varney H, 2007).

  Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya periode Mei-Desember 2013 terdapat hubungan yang

  Hubungan anemia dengan kejadian Perdarahan

  signifikan, dimana ibu anemia akan berpengaruh

  Postpartum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

  terhadap kejadian perdarahan postpartum. Nilai p Tasikmalaya periode Mei-Desember 2013. value yang diperoleh yaitu 0,00

  Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 197 responden yang mengalami anemia sebanyak 108 (70,1%) responden mengalami perdarahan dari DAFTAR PUSTAKA keseluruhan responden 338 orang. Hasil dari analisis data

  Baety, Aprilia Nurul. 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan antara anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan

  postpartum di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dan Persalinan . Graha Ilmu, Jakarta.

  periode Mei-Desember 2013 terdapat hubungan yang Buku Kematian R.VK RSUD Tasikmalya, 2013. signifikan, dimana ibu yang mengalami anemia akan berpengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum.

  Buku Laporan Harian R.VK Tasikmalaya, 2013. Dari hasil data yang diperoleh bahwa dari 197 responden yang mengalami anemia, sebanyak 108 (70,1%)

  Cuningham, F, G. 2006. Obstetri Williams. EGC. Jakarta. responden mengalami perdarahan. Sedangkan dari 141 responden yang tidak anemia terdapat 46 (29,9%) kasus

  Departemen Kesehatan RI, 2009. Profil Kesehatan yang terjadi perdarahan.

  Indonesia 2008 . Departemen Kesehatan RI.

  Hasil analisis menunjukan bahwa p palue 0,000 Jakarta

  <0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ( anemia mempunyai hubungan yang signifikan dengan

  Dinkes Jabar, 2008, Angka Kematian Ibu dan Anak, kejadian perdarahan postpartum. tersedia dalam http//www.dinas kesehatan provinsi

  Perdarahan yang terjadi adalah salah satu angka jawa barat.html, diakses tanggal 25 November penyumbang kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi, 2010. berkisar antara 30-35% kasus perdarahan yang terjadi adalah salah satu penyumbang terbesar kematian ibu.

  Dinkes Jabar, 2009, Angka Kematian Ibu dan Anak, tersedia dalam : http//www.dinas kesehatan

  KESIMPULAN

  provinsi jawa barat.html, diakses tanggal 30 Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Soekardjo Kota November 2010.

  Tasikmalaya yaitu mengenai hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Helen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi dan perdarahan postpartum di RSUD dr. Soekardjo Kota

  4, Volume 2. EGC. Jakarta. Tasikmalaya. Setelah melakukan penelitian penulis

  Hidayat, A Aziz Alimul. 2007. Buku Saku Praktikum menarik kesimpulan sebagai berikut:

  Keperawaan Anak . Buku Kedokteran EGC, 1.

  Jumlah ibu hamil dengan anemia di Rumah Sakit Jakarta.

  Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya adalah sebanyak 338 responden.

  Manuaba 1. 2001. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan 2. Jumlah kasus kelahiran bayi BBLR di Rumah Sakit dan keluarga berencana-untuk pendidikan bidan.

  Umum Daerah (RSUD)Tasikmalaya periode Mei- EGC. Jakarta. Desember 2013 yaitu sebanyak 177 (52,4%) dari 338 responden.

  Manuaba, Ida Bagus Gede, 2008, Ilmu Kebidanan, 3.

Jumlah kasus perdarahan postpartum karena anemia

  Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. periode Mei-Desember 2013 terdapat 154 (45,6%) responden mengalami perdarahan yang disebabkan Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas .

  Salemba Medika. Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka. Jakarta Prawirohardjo, 2007, Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta.

  Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal , Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Proeverawati, 2007, Anemia dan Anemia Kehamilan, Nuha Medika, Jogjakarta. Purwitasari,.

  D. 2009. Bukku Ajar Gizi untuk

  Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta .

  Rahayu, dkk. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui.

  Mitra Wacana Medika, Jakarta. Riduan, Akdon. 2006. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistka . Alfabeta, Jakarta.

  Saifudin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan

  Kesehatan Maternal dan Neonatal . PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

  Sohimah, 2006, Anemia dalam Kehamilan dan

  Penanggulangannya , Gramedia, Jakarta

  Sujiyatini, 2007, Asuhan Patologi Kebidanan , Nuha Medika, Jogjakarta. Sulistyawati, Ari.2007, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan , Salemba Medika, Jakarta. Wikjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. YBPSP. Jakarta. Wiknjosastro, H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, 2002, Ilmu Bedah Kebidanan, YBP-SP, Jakarta. Wiknjosastro, Gulardi, 2008, Asuhan Persalinan Noramal, JNPK-KR, Jakarta. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina

  Pustaka - SP. Jakarta Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.

   diakses tanggal 16 Juli 2014.