EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDI. docx

EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM
GANDA (PSG) JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF DI SMK N 1 PABELAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Supervisi dan evaluasi pendidikan”
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Slameto

oleh:
Siti Zubaidah
942015025

MAGISTER MANAGEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan praproposal ini dengan baik dan lancar.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah supervisi dan evaluasi pendidikan, Prof.Dr. Slameto yang telah membantu saya
dalam

proses

penyelesaian

proposal

kualitatif

yang

berjudul

“Evaluasi

Penyelenggaraan Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Jurusan Teknik Otomotif
Di SMK N 1 Pabelan ”.
Semoga praproposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya

saya mohon maaf apabila masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Salatiga, 25 November 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................

1

A. Latar Belakang.......................................................................


1

B. Rumusan Masalah..................................................................

3

C. Tujuan Masalah......................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................

4

4
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................
A. Evaluasi Program...................................................................
5
B. CIPP Model Evaluation............................................................
6
C. Program Sisitem Ganda (PSG)...............................................
8
D. Teknik otomotif......................................................................

9
E. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).......................................
10
F. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................
10

3

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................
11
A. Jenis dan Desain Penelitian.............................................................
11
B. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................
12
C. Jenis dan sumber data...................................................................
12
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................
12

E Validasi data ..........................................................................
13
F. Teknik Analisis Data.....................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA

14

4

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai wahana utama pembangunan sumberdaya manusia perlu
berperan dalam mengembangkan peserta didik menjadi sumberdaya manusia yang
produktif dan memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan pembangunan
dalam menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan merupakan dasar dalam
mengembangkan potensi sumber daya manusia, karena melalui pendidikan seorang
manusia dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannnya sebagai modal
dalam memasuki dunia kerja. Namun, pada kenyataannya bukanlah hal yang mudah
bagi para lulusan yang telah mengikuti pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan. Hal

tersebut karena adanya kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki dengan kebutuhan di lapangan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 15, yang
berbunyi:



mempersiapkan

Pendidikan
peserta

kejuruan
didik

merupakan

terutama

pendidikan


untuk

bekerja

menengah
dalam

yang
bidang

terentu.”Ditegaskan pula PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
dijelaskan bahwa “Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah
yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tetentu.
Secara umum pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan peserta didik, guna menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat
menengah yang terampil, terdidik, memiliki etos kerja professional, serta mampu
mengembangkan diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga diharapkan lulusan SMK dapat lebih berorentasi pada kebutuhan dunia
usaha dan industri.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum SMK perlu
dilakukan identifikasi dan pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan dunia
kerja. Terlebih lagi SMK jurusan otomotif saat ini dituntut lebih tanggap dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam industri otomotif. Untuk

1

meningkatkan relevansi antara kurikulum di sekolah dan kebutuhan dunia kerja
tersebut maka pemerintah menetapkan kebijakan Link and Match melalui
penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG).
Keberhasilan penyelenggaraan PSG menuntut perpaduan antara keharmonisan
dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan yang terkait dengan
pendidikan sistem ganda. Dibutuhkan pembelajaran menggunakan kurikulum yang
relevan dengan dunia kerja yaitu pembelajaran yang benar-benar dapat mendidik
siswanya sesuai dengan kondisi dunia kerja. Termasuk juga komponen sistem
pendidikan

seperti kualitas peserta didik , kompetensi guru

dan fasilitas


pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan sistem ganda merupakan program yang diawali sejak penerimaan
siswa baru, proses pembelajaran (dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian di
industri) dan uji kompetensi siswa sebelum siswa menyelesaikan pendidikannya di
SMK dengan bersinergi dengan industri. Zainal Arifin (2012 : 219) Keberhasilan
PSG terletak pada kemampuan SMK dan dunia Usaha/Industri dalam mensinergikan
diri dalam menjawab tantangan isu-isu yang berkembang, yang diterjemahkan dalam
kebijakan bersama. Namun yang terjadi saat ini program PSG tidak murni lagi
dijalankan, mulai dari penerimaan siswa baru tidak mengacu pada minat dan bakat
yang dibutuhkan dunia kerja, guru produktif tidak memiliki pengalaman kerja di
industri, pembelajaran tidak mengikuti perkembangan industri, ditambah lagi tidak
terbangun sinergi antara sekolah dan industri secara baik dalam penyelenggaraan
pendidikan system ganda (PSG).
Menurut Cepi Triatna (2010 : 1) permasalahan penyelenggaraan pendidikan
sistem ganda adalah lemahnya

keterlibatan dunia industri dalam mengelola

pendidikan, baik pada input , proses, maupun output. Aktaruzzaman, (2011 : 271),

rendahnya mutu lulusan pendidikan kejuruan disebabkan pembelajaran pendidikan
kejuruan yang tidak respon terhadap perkembangan teknologi, guru tidak kompeten
dan minimnya penyediaan fasilitas di pendidikan kejuruan. Jonas Masdonati, (2010 :
411) kegagalan siswa pendidikan kejuruan untuk memasuki magang kerja disebabkan
2

oleh tidak ada minat, kurangnya kematangan vocasional dan kesulitan menyesuaiakan
diri dari perubahan diantara sekolah dengan dunia kerja.
Sebagai jawaban atas

kendala-kendala sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan sistem ganda tersebut, maka dilakukan sinkronisasi unsur-unsur esensial
faktor sistem pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Ahim Surachim, (2013 : 424) Motivasi belajar siswa, kompetensi guru, fasilitas dan
proses pembelajaran berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
efektifitas program pembelajaran PSG. Sucahyono (2008 : 88) untuk mencapai tujuan
pembelajaran PSG baik dalam pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel
hendaklah komponen-komponen pembelajaran PSG saling berinteraksi dan
interpendensi.

SMK N 1 Pabelan sebagai sekolah menengah kejuruan yang memiliki program
otomotif mensikapi kesenjangan antara perkembangan di dunia pendidikan dengan
dunia industri khususnya industri otomotif salah satunya dengan cara memperkuat
penyelenggaraan PSG, dalam meningkatkan mutu lulusannya.
Untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai penyelenggaraan
pendidikan sistem ganda di SMK N 1 Pabelan yang memusatkan diri pada program
keahlian otomotif, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi
Penyelenggaraan Program Pendidikan Sistem Ganda Jurusan Teknik Otomotif di
SMK N 1 Pabelan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, fokus penelitian ini adalah,
Bagaimana karakteristik penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK N
1 Pabelan? Fokus penelitian ini dijabarkan menjadi 3 (Tiga) subfokus.
1. Bagaimana context, input, process, product penyelenggaraan program PSG
jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program PSG
jurusan teknik otomotif di SMK N Pabelan?

3

3. Bagaimana solusi untuk menanggulangi hambatan penyelenggaraan program
PSG jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan?
C.

Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan bagaimana context, input, process, product penyelenggaraan
program PSG jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan
2. Mendeskripsikan apa faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan
program PSG jurusan teknik otomotif di SMK N Pabelan
3. MendeskripsikanBagaimana

solusi

untuk

menanggulangi

hambatan

penyelenggaraan program PSG jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan
D.

Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Bagi akademik, dapat menambah atau memperkaya kajian teori di bidang
ilmu pengetahuan khususnya mengenai pendidikan sistem ganda.
2) Bagi peneliti, dapat menjadi masukan atau sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk meneliti hal yang sama.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai
bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan SMK N 1
Pabelan melalui penyelenggaraan PSG.
2) Bagi warga sekolah, penelitian ini diharapkan warga sekolah dapat lebih
memahami mengenai arti pentingnya pendidikan sistem ganda dan
menjadi referensi baru dalam melaksanakan program pendidikan sistem
ganda di SMK.
3) Bagi Departemen Pendidikan Nasional, sebagai informasi terutama
sebagai dasar dalam memberikan kebijakan-kebijakan lebih lanjut untuk
lebih komitmen dalam meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan.

4

BAB II. KAJIAN TEORI
1. Evaluasi Program
1.1 Pengerian evaluasi program
Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk melaksanakan
kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas. Kebijakan bersifat
umum dan untuk merealisasikan kebijakan disusun berbagai jenis program.
Semua program perlu dievaluasi untuk menentukan apakah layanan atau
intervensinya telah mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi program adalah
metode sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk
menjawab pertanyaan dasar mengenai program dalam upaya menyediakan informasi
untuk disampaikan kepada pengambil keputusan (Wirawan 2011: 17; Cronbach dan
Stufflebeam (Arikunto dan Jabar 2009: 5)). Evaluasi program dapat dikelompokkan
menjadi evaluasi proses (process evaluation), evaluasi manfaat (outcome evaluation)
dan evaluasi akibat (impact evaluation). Evaluasi proses meneliti dan menilai apakah
intervensi atau layanan program telah dilaksanakan seperti yang direncanakan; dan
apakah target populasi yang direncanakan telah dilayani. Evaluasi ini juga menilai
mengenai strategi pelaksanaan program. Evaluasi manfaat meneliti, menilai dan
menentukan apakah program telah menghasilkan perubahan yang diharapkan.
Menurut Wirawan (2011: 22) tujuan evaluasi program adalah untuk :
1.

Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat

2.

Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana

3.

Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar

4.

Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi
program yang jalan, dan mana yang tidak berjalan

5.

Pengembangan staf program

6.

Memenuhi ketentuan undang-undang

7.

Akreditasi program

8.

Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiecy

5

9.

Mengambil keputusan terhadap program

10. Untuk pertanggungjawaban pimpinan dan pelaksana program
11. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program
12. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi

1.2 Model Evaluasi Program
Model-model evaluasi yang satu dengan yang lainnya memang tampak
bervariasi, akan tetapi maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan kegiatan
pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi.
Selanjutnya informasi yang terkumpul dapat diberikan kepada pengambil keputusan
agar dapat dengan tepat menentukan tindak lanjut tentang program yang sudah
dievaluasi. Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Arikunto dan Jabar
(2009: 40), membedakan model evaluasi menjadi delapan, yaitu:
1.

Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.

2.

Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.

3.

Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven.

4.

Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

5.

Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake

6.

CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan.

7.

CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.

8.

Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.
Pemilihan model evaluasi yang akan digunakan tergantung pada tujuan

evaluasi. Dalam pelaksanaan evaluasi program PBL digunakan model CIPP oleh
Stufflebeam.
2. CIPP Evaluation Model

6

Evaluasi Program CIPP Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang dikenal
dengan CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context, Input,
Process and Product. Dalam buku Riset Terapan oleh Endang Mulyatiningsih (2011:
126), mengemukakan bahwa evaluasi CIPP dikenal dengan nama evaluasi formatif
dengan tujuan untuk mengambil keputusan dan perbaikan program.
Komponen evaluasi meliputi:
a.

Context
Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi latar belakang

perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang
terlibat dalam pengambilan keputusan (Mulyatiningsih 2011: 127).
b.

Input
Evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas

sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program yang telah
dipilih (Mulyatiningsih (2011: 129).
c.

Process
Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau implementasi program.
Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau mendokumentasikan setiap kejadian dalam
pelaksanaan kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi menghambat
dan menimbulkan kesulitan yang tidak diharapkan, menemukan informasi khusus
yang berada diluar rencana; menilai dan menjelaskan proses secara aktual. Selama
proses evaluasi, evaluator dituntut berinteraksi dengan staf pelaksana program secara
terus menerus (Mulyatiningsih 2011: 130-131).
d.

Product
Tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur, menginterpretasikan

dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum
(Mulyatiningsih (2011: 132).
7

3. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan sistem ganda sebagai alternatif pola pembelajaran di SMK
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor
323/U/1997 pasal 1 ayat 1, dalam Ahim Surachim (2013 : 421) yaitu:
“ PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah
kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja
langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai
suatu tingkat keahlian profesional tertentu.”
PSG merupakan suatu kombinasi antara penyelenggaraan pembelajaran di
sekolah (SMK) dengan penyelenggaraan praktek kerja industri (prakerin) di institusi
kerja pasangan (perusahaan; jasa, dagang, industri), secara sinkron dan sistematis,
bertujuan menghantarkan peserta didik pada penguasaan kemampuan kerja tertentu,
sehingga menjadi lulusan yang berkemampuan relevan seperti yang diharapkan. PSG
yang dikenal dengan istilah dual system menurut Pakpaham, (1995) dalam Anwar
(2006: 48) adalah :
“Model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam bentuk kemitraan antara dunia kerja
dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan pendidikan berlangsung sebagian di
sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau industri.”
Pendidikan sistem ganda di Jerman adalah kombinasi antara kegiatan magang
industri dan belajar di sekolah-sekolah kejuruan. Pola tersebut dinamakan sistem
ganda. Jurnal ICF Internasional Company (2012 : 3) Karakteristik sistem ganda
adalah kombinasi antara pengetahuan teori dan keterampilan praktek dalam suatu
pelatihan. Di tempat kerja peserta didik belajar bagaimana mengatasi masalah sesuai
dengan perubahan permintaan pasar, serta menghargai perbedaan kehidupan sosial

8

yang berkembang di lingkungan kerja. Sedangkan menurut Ahim Surachim (2013 :
421) PSG adalah:
“Pendekatan yang menggabungkan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan
prakerind di lembaga mitra, melalui keterlibatan langsung dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran di lembaga mitra sehingga menghasilkan lulusan yang mampu mengisi
kebutuhan pasar kerja dan memiliki keahlian khusus.”
Dari pengertian diatas, tampak bahwa PSG mengandung beberapa pengertian,
yaitu : (1) PSG adalah suatu program yang meliputi keseluruhan program sekolah
mulai dari kelas 1 sampai terakhir, atau mulai dari penerimaan peserta didik baru
(PSB) sampai menghasilkan dan memasarkan tamatan (2) PSG terdiri dari gabungan
subsistem pendidikan di Sekolah dan sub sistem pendidikan di dunia kerja/industri;
(3) PSG merupakan program pendidikan yang secara khusus bergerak dalam
penyelenggaraan pendidikan keahlian professional: (4) penyelenggaraan program
pendidikan di sekolah dan di dunia kerja/industri dipadukan secara sistematis dan
sinkron, sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan: dan (5)
proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja/industri lebih ditekankan pada
kegiatan bekerja sambil belajar secara langsung pada keadaan yang nyata.
4. Teknik Otomotif
Tehnik otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang
mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat
transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan
truk. Teknik otomotif menggabungkan elemen - elemen pengetahuan mekanika,
listrik, elektronik, keselamatan dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia,
biologi dan manajemen.
Teknik otomotif merupakan salah satu bidang jurusan di sekolah menengah
kejuruan yang memusatkan diri untuk pengembangannya pada satu program keahlian
yaitu program keahlian teknik otomotif. Secara khusus tujuan program keahlian
teknik Otomotif adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan
dan sikap agar kompeten sesuai dengan bidang keahliannya yaitu bidang : (a)

9

perawatan dan perbaikan motor otomotif, (b) perawatan dan perbaikan chasis dan
pemindah tenaga, (c) perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif.

5. Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu lembaga pendidikan yang berfungsi
memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam hal
pendidikan. Pemenuhan kebutuhan peserta didik sangat penting dalam rangka
pertumbuhan dan perkembangannya. Perkembangan peserta didik SMK harus
mengacu kepada kerangka kebutuhan pendidikan nasional termasuk kebutuhan
meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Definisi SMK berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nonor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang
tertentu. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional,
menjelaskan SMK secara lebih spesifik, bahwa pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.
6. Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ahim Surachim, yang berjudul “Dual
Education System (PSG) Effectiveness to Improving SMK Graduates Quality “
menyatakan : “PSG program learning effectiveness can produce graduates SMK
capable relevant to community need, especially work institution.” Program PSG
merupakan sistem program pembelajaran yeng efektif dapat menghasilkan lulusan
SMK yang memiliki kemampuan relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama
lembaga pemakai tenaga kerja. Dijelaskan lebih lanjut siswa yang memiliki dimensi
terpercaya di dunia kerja, membutuhkan usaha guru dalam pembelajaran dengan

10

pengembangan layanan yang berbeda, kontradiktif, kompleks, dan variatif.
Dibutuhkan pembelajaran dari guru yang kompeten dalam penguasaan materi,
peralatan belajar, sumber belajar, dan aplikasi teknologi informasi. Perpaduan
pembelajaran antara sekolah dengan Industri dalam bentuk pendidikan sistem ganda,
yang merupakan sinkronisasi layanan belajar yang menggabungkan pembelajaran di
sekolah dengan di industri adalah solusi yang tepat (Ahim Surachim, 2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Okoye, K R E; Chijioke, Okwell yang
berjudul Private-Publik Partnership And Technical Vocasional Education and
Training (TVET) In Edeveloping Economy menjelaskan; “the long-term well-being of
any country depends on the economic viability of her citizenry, and quality supports
and good training given to youths in partnership collaboration between private and
public sectors is an important element to enhance the economic potentiality of the
nation. It is believed that partnership collaboration in providing technical and
vocational education (TVET) will make the difference. Adequate education in TVET
ensures the production of skilled workforce who possesses knowledge and attitudes
needed for professional career”. Dalam waktu jangka panjang kesejahteraan negara
manapun tergantung pada kelayakan ekonomi dari warga, dan mendukung kualitas
dan pelatihan yang baik diberikan kepada pemuda dalam kolaborasi kemitraan antara
sektor publik dan swasta merupakan elemen penting untuk meningkatkan potensi
ekonomi bangsa. Hal ini diyakini bahwa kerjasama kemitraan dalam memberikan
pendidikan teknis dan kejuruan (TVET) akan membuat perbedaan. Pendidikan yang
memadai di TVET memastikan produksi tenaga kerja terampil yang memiliki
pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk karir professional (Okeye, dkk, 2013).

BAB III. METODE PENELITIAN
1. jenis penelitian
Jenis Penelitian mengenai evaluasi program PSG ini merupakan penelitian
evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini karena penelitian di

11

lapangan ini menggunakan data kualitatif, dimana penelitian memaparkan atau
menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat berupa
keterangan dan pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang
ada tentang pelaksanaan PSG jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 1 Pabelan, dengan alamat Jl. Salatiga Dadapayam Km. 8 Kelurahan Sumberrejo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang 50771.
Alasan penetapan lokasi penelitian adalah:
a. Salah satu SMK yang berada di daerah pabelan yang memiliki program
keahlian teknik otomotif.
b. SMK N 1 Pabelan memiliki kualitas yang bagus pada jurusan teknik otomotif
3. Jenis dan sumber data
3.1.1 Data Primer
Data ini adalah data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung. Adapun
yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala sekola SMK N 1
Pabelan, guru yang mengajar PSG jurusan teknik otomotif, dan siswa yang
melakukan program PSG jurusan teknik otomotif.
3.3.2

Data Sekunder

Data ini diperoleh dari data yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan
masalah yang diteliti atau sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi datadata yang diperlukan oleh data primer, antara lain berupa dokumen-dokumen
mengenai Program PSG, yakni dokumen program PSG tahunan/semester, rencana
kegiatan harian, dan dokumen penilaian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013 : 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

12

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: (a) observasi berpartisipasi, (b) interview mendalam atau wawancara, (c)
dokumentasi. Untuk itu disusun sejumlah pedoman pengumpulan data (sementara),
yang dapat dikembangkan dan dimodifikasi oleh peneliti selama pengumpulan data di
lapangan.

5. Validasi Data
Untuk mengecek keabsahan temuan ini, penulis memakai teknik triangulasi.
Pemeriksaam yang dilakukan penulis antara lain dengan :
a. Triangulasi data dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil
pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat
menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.
b. Triangulasi metode, dengan cara mencari data lain tentang sebuah fenomena
yang diperoleh dengan menggunakan metode berbeda yaitu wawancara dan
dokumentasi. Kemudian hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode
ini dibandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang bisa
dipercaya.
c. Triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu
fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis, baik dilihat dari
dimensi waktu maupun sumber lain.
Pengecekan keabsahan data penelitian ini, penulis melakukan tiga hal tersebut
diatas sebagai penyatuan persepsi dari hasil data yang diperoleh penulis dari pihak
kepala sekolah, guru, dan siswa maupun semua hal yang diperoleh penulis dalam
observasi atau pengamatan PSG jurusan teknik otomotif di SMK N 1 Pabelan.
6. Teknik Analisis Data

13

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan model CIPP
(context, input, process, product). Dari data yang terkumpul, maka penulis
merangkum, memilih, dan mengkategorikan dan memaknakan data sesuai fokus
pembahasan. Display atau penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat
naratif, teks dialog dan juga tabel kualitatif. Setelah itu, baru dilakukan penarikan
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahim Surachim, 2013. Dual Education System (PSG) Effectiveness to Improving
SMK Graduates Quality, International Journal of Science and Research
(IJSR), India Online ISSN : 2319-7064 Volume 2 Issue 6, June 2013.
Aktaruzzaman,Md; Clemen, Che Kum. Vocational Education And Training (VET) In
Human Resource Development : Acase Of Banglades. Academic Research
International 1.1 (Juli 2011): 266-275
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, S dan Jabar, C.S.A. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Cepi Triatna, Menggagas Sinergitas Dunia Pendidikan Dengan Dunia Industri dan
Dunia Usaha. Bahan Kajian Forum Peningkatan Mutu Pendidikan Propinsi
jabar 2010. Sekretaris Pusat Pengkajian Pedagogik UPI.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rieneka
Cipta
Hossiyaturobbah dkk, 2010. Pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK
Kesejahteraan Keluarga. FKIP Universitas Jember, 2010

14

ICF GHK, 2012. Developing 2010 “dual vocational training” to support the labour
market insertion of young people:can Spain catch up with germany? Mutual
learning Programme Case Study.
Jonas Masdonati, 2010. Vocational education and Training Attrition and the School
to Work transition. Education & Training Vol. 52 No 5, 2010
Makworo Edwin Obwoge, Samuel Muchiri Mwangi, Wesonga Justus Nyongsea.
2013. Linking TVET Institutions and Industry in Kenya : Where Are We?
International Journal of Economy, Management and Social Science. ISSN
2306-7276
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :
Universitas Indonesia (UI-Press)
Moh. Uzer Usman, 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muliati, A. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda suatu penelitian
evaluatif berdasarkan Stake Countenance model mengenai Program
Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan.
(2005/2007).
Ngainun Naim, 2011. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Nurharjadmo Wahyu, 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem
Ganda Di Sekolah Kejuruan, Spirit Publik Volume 4, Nomor 2, ISSN. 19070489 Oktober 2008.
Okeye, KRE; Chijioke, Okwelle P, 2013. Private-Public Partnership And Technical
Vocational Education and Training (TVET) In A Developing Economy.

15

Arabian Journal of Business and Management Review (Oman Chapter) 2.10
(May 2013)
Samsudi, 2012. Menuju Guru Profesional. Program Pasca Sarjana Unnes
Wirawan. 2011. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada

16