ARUS KAS BERSIH NILAI BUKU AKTIVA TETAP
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2942
ARUS KAS BERSIH, NILAI BUKU AKTIVA TETAP, LABA,
DAN DIVIDEN SEBAGAI FAKTOR PENENTU
NILAI PERUSAHAAN
Rusdin1)
Universitas Padjadjaran
[email protected]
R. Ratna Meisa Dai2)
Universitas Padjadjaran
[email protected]
ABSTRAK
Nilai perusahaan Penelitian ini mengevaluasi tingkat kebermaknaan
pengaruh arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap berwujud, nilai buku
pinjaman jangka panjang dari bank, laba perusahaan, dan dividen tunai
terhadap nilai perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan semen dan
konstruksi tahun 1997 – 2006. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dan verifikasi yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan dilakukan dengan komunikasi tidak langsung dengan
cara mensurvei perusahaan yang menjadi unit analisis sebanyak 66
perusahaan. Instrumen penelitian berupa studi dokumentasi. Hasil
menunjukkan, (1) Ketersediaan dana tunai secara parsial berpengaruh positif
namun tidak bermakna terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai buku aktiva tetap
secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan;
(3) Laba perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan bermakna
terhadap nilai perusahaan; (4) Dividen tunai secara parsial berpengaruh
positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan; (5) Ketersediaan dana tunai,
nilai buku aktiva tetap, laba perusahaan, dividen tunai secara bersama-sama
berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: Arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap, laba, dividen, nilai
perusahaan
1) Drs. Rusdin, M.Si, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran
2) R. Ratna Meisa Dai, S.AB., M.Si, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Padjadjaran
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2943
PENDAHULUAN
Perkembangan sektor konstruksi di Indonesia sendiri terus
meningkat seiring perkemba-ngan
proyek pembangu-nan, baik skala
kecil maupun skala besar. Data Biro
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
(1973) sektor konstruksi terhadap
produk domestik bruto (PDB)
masih sekitar 3,9% meningkat
hingga mencapai 8% pada akhir
tahun 1997. Namun, krisis tahun
1998 menghentikan ekspansi bisnis
konstruksi hingga lima tahun pasca
krisis, sumbangan sektor konstruksi terhadap PDB terus
menurun hingga mencapai 6% pada
akhir tahun 2002. Setelah krisis
berlalu pada tahun 2005, sudah
mencapai angka 6,35%. Pada tahun
2008, sektor konstruksi sudah
tercatat tumbuh 7,3% dengan nilai
Rp 419,3 triliun. Berdasarkan
lapangan usaha, sektor konstruksi
memberi kontribusi sebesar 8,4%
(2006) terhadap PDB, naik dari
posisi 7,7% pada akhir tahun 2005.
Selain itu, di Asia (Jepang
dan Indonesia), struktur hutang
terhadap kekayaan berada pada
kisaran 85%, namun di Jerman
65% dan AS 55%. Dengan demikian
tindakan merestrukturisasi modal
akan menyebabkan harga saham
dapat naik kembali, sebab struktur
modal yang optimal akan memaksimumkan harga saham. Secara
teoretis (Ross, Waterfield dan Jaffe,
2005) struktur modal optimal
adalah 60% banding 40%, sebab
struktur modal yang dipilih
haruslah struktur modal yang dapat
memaksimumkan harga saham
perusahaan, yakni struktur modal
optimal. Hal ini terjadi ketika rasio
hutang lebih rendah daripada rasio
hutang yang memaksimumkan
pendapatan per saham (earning per
share, EPS).
Dengan kata lain, struktur
modal optimal pada sebuah
perusahaan merupakan perbandingan antara ekuiti dengan hutang
yang
memaksimumkan
harga
saham
perusahaan,
tetapi
memerlukan rasio hutang yang
lebih rendah daripada rasio hutang
yang memaksimumkan pendapatan
per saham (EPS). Kendalanya
adalah besarnya risiko yang
dihadapi setiap perusahaan, terutama risiko bisnis dan risiko
keuangan.
Jika perusahaan dikelola
oleh manager dari luar, maka (when
an outside manages the firm) biaya
keagenan akan meningkat, nilai
tambah negatif, leverage tinggi, dan
biaya lain makin membengkak.
Biaya keagenan itu dapat rendah
apabila ada pemantauan dari pihak
perbankan
sebagai
pemberi
pinjaman (Jensen dan Meckling,
1976; Warbo, 2002; Lasher, 2003).
Kenyataan ini berpengaruh pada
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
nilai perusahaan, harga saham, dan
reaksi para investor.
Data Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
(KPPU)
menyebutkan bahwa pasar bagi
pelaku usaha jasa konstruksi terus
meningkat. Hal ini dapat dilihat
pada tahun 2002 (Rp 87,77 triliun),
2003 (Rp 106,634 triliun), dan
tahun 2004 (Rp 127,960 triliun).
Sementara nilai proyek konsultasi
konstruksi pada tahun yang sama
masing-masing sebesar Rp 21,94
triliun, Rp 26,65 triliun, Rp 31,99
triliun. Perkembangan tersebut
tentu sejalan dengan tingginya
tingkat persaingan di sektor
konstruksi dan industri pendukungnya.
Kondisi persaingan yang
ketat dan faktor makro yang
berfuktuasi berpengaruh pada
risiko pasar (market risk) emiten,
karena emiten terkait dengan risiko
pasar yang dihadapi para investor.
Secara umum, penurunan pertumbuhan ekonomi akan sering
terjadi jika terjadi penurunan harga
saham
emiten.
Kondisi
ini
merupakan signal negatif bagi para
pemodal sebab harga pokok, biaya
operasional, dan biaya hutang akan
menekan net income (earnings),
sehingga earning per share dan
harga saham perusahaan emiten
mengalami penurunan, karena
terjadi
pembengkakan
biaya
operasional perusahaan, termasuk
cost of debt. Akibat selanjutnya
2943
2944
adalah free cash flow, nilai buku
aktiva tetap berwujud, earnings or
profit, dividend payout, dan firm
value mengalami tekanan sedang
nilai hutang jangka panjang dalam
bentuk kredit tunai dari bank (debt
or loan) dan beban bunga
cenderung semakin meningkat.
Keadaan tersebut memicu
turunnya harga saham dan nilai
emiten.
Kondisi
ini
juga
mengindikasikan bahwa emiten
non-keuangan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) di BEI
dengan indikator rasio nilai buku
hutang (leverage) terhadap nilai
buku
total
aset
cenderung
mengalami kenaikan luar biasa,
sehingga beban yang harus
ditanggung semakin meningkat,
terutama biaya hutang, biaya
operasional, dan biaya-biaya lain
yang bersifat tetap dan tidak tetap.
Agar biaya hutang tidak
menekan, maka struktur modal
optimal untuk sebagaian besar
perusahaan seharusnya berada
pada tingkat hutang (ratio hutang
dengan aset) di antara 30% -50%,
karena tingkat hutang yang berada
di atas 60% berpeluang besar
menciptakan risiko yang berlebihan
sehingga perlu dihindari. Umumnya
tingkat hutang yang berada di atas
50% terjadi ketika manajemen
perusahaan dijabat oleh para
profesional dalam hal ini bertindak
sebagai agent (Jensen dan Meckling,
1976; Lasher, 2003). Karena itu,
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
para eksekutif keuangan (Financial
Chief
Official)
umumnya
menyatakan bahwa struktur modal
optimal perusahaan (perbandingan
modal sendiri dengan hutang
jangka panjang) dalam rentang
waktu tertentu adalah 40% - 50%
hutang terhadap kekayaan (Weston
dan Brigham, 1993).
Penelitian ini terfokus hanya
pada pengamatan bagaimanakah
pengaruh free cash flow (FCF), book
`value of fixed assets (Bv), laba
2944
2945
perusahaan (Pr), dan dividen tunai
(D) terhadap nilai perusahaan (Fv)
pada perusahaan semen dan
perusahaan konstruksi (PT Semen
Gresik, Tbk, PT Semen Tiga Roda,
Tbk atau PT Holcim Cibinong, Tbk,
PT Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk, PT Bukaka Teknik Utama, Tbk,
PT Adhy Karya, Tbk
dan PT
Petrosea, Tbk) yang tercatat di BEI
sejak tahun 2007 hingga tahun
2012.
KAJIAN PUSTAKA
Ketika teori capital structure
theory mulai dikenal dengan baik,
maka sejak itu dunia keuangan
mengakui bahwa biaya utang (cost
of debt) lebih rendah dibanding
biaya untuk memperoleh capital
gain dan dividen. Hal ini cukup
beralasan, karena debts memiliki
return yang tetap (fixed return) dan
bunganya adalah tax-deductible.
Jika terdapat keuntungan (taxshield benifits) maka dimanfaatkan
debt financing untuk memenuhi
kebutuhan dana perusahaan.
Hal ini berarti bahwa dana
yang dibutuhkan perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya dapat
berasal dari dua sumber utama,
selain retrained earnings, yakni
sumber internal
(equity) dan
sumber eksternal (debt). Sumber
internal berupa retained earnings
dan saham (stocks), sedangkan
sumber eksternal berupa hutang
(debt) dan saham (stocks). Hutang
dapat diperoleh dengan jaminan
tertentu (collateral), seperti nilai
buku aktiva tetap berwujud (book
value of fixed assets) dijadikan
agunan atas pinjaman dari bank.
Hutang yang diperoleh dengan
jaminan nilai buku aktiva tetap
berwujud, saham, laba, dan dividen
secara bersamaan membentuk dan
mempengaruhi nilai perusahaan
(firm value). Berarti perubahan
yang terjadi pada keempat elemen
nilai
perusahaan
ini
akan
berpengaruh pada nilai perusahaan
secara keseluruhan.
Laba
yang
diperoleh
perusahaan (earnings) sebagain
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
digunakan
untuk
membayar
dividen (dividend) dan sebagain
ditahan (retained eranings). Makin
besar laba perusahaan, maka makin
besar nilai laba yang ditahan.
Demikian juga dividen yang dibayar
cenderung meningkat. Berarti
kenaikan nilai laba yang ditahan,
termasuk pembayran dividen, akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Guna membayar dividen dan
menutupi
biaya
operasional
perusahaan, maka dibutuhkan
ketersediaan dana tunai (free cash
flow) yang cukup setiap saat di
dalam perusahaan. Pembayaran
dividen kepada para pemegang
saham secara teratur akan menjadi
incaran para investor di pasar
modal. Akibatnya harga saham
cenderung naik. Kenaikan harga
saham ini akan meningkatkan gain
para investor dan selanjutnya
peningkatan
gain
akan
meningkatkan nilai perusahaan
karena harga saham mengalami
peningkatan.
Firm
value
merupakan
konsep penting bagi para investor,
sebab nilai perusahaan merupakan
indikator bagaimana pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini disebabkan karena dalam
perhitungan
nilai perusahaan
seharusnya menyertakan faktorfaktor yang tidak dimasukan dalam
perhitungan kapitalisasi pasar
(harga saham dikali jumlah saham
yang beredar) suatu perusahaan.
2946
Ketersediaan dana tunai
(free cash flow) yang cukup besar di
dalam perusahaan mendorong para
manajer melakukan pengeluaran
yang tidak berorientasi laba bila
tidak segera diinvestasikan pada
bidang
yang
menguntungkan
(profitable). Ketersediaan dana
tunai ini juga dapat digunakan
untuk membayar dividen sehingga
para investor yang menggantungkan pendapatannya pada dividen
tunai tertarik untuk membeli
saham perusahaan (Jensen, 1986).
Kesediaan para investor membeli
saham
perusahaan
akan
menyebabkan kenaikan harga
saham dan kenaikan harga saham
akan mendorong kenaikan nilai
perusahaan. Nilai free cash flow
merupakan Young dan O’Bryne,
2001) hasil penjumlahan NOPAT
dengan penyusutan dan amortisasi
kemudian dikurangi pengeluaran
modal (capital expenditures) dan
perubahan-perubahan modal kerja
yang dibutuhkan. Selain itu,
ketersediaan dana tunai juga dapat
ditentukan dengan (MM, 1958,
Valez-Pareja, 2005 dan 2006)
menjumlahkan cash flow to debt
(CFD) dengan cash flow to equity
(CFE) dikurangi pengehematan
pajak (TS). Dengan demikian
hubungan ketersediaan dana tunai
dengan
nilai
perusahaan
dinyatakan
positif.
Jadi
pengaruhnya positif terhadap nilai
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
perusahaan (Park dan Evans,
2000).
Nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value) yang minim
memberikan peluang kepada agent
untuk menambah hutang jangka
panjang. Dalam hal ini, keputusan
meminjam kepada bank tentu saja
akan berdampak terhadap nilai
perusahaan. Jika hal ini dibiarkan
berlangsung, maka lambat laun
nilai perusahaan akan menurun
Jansen,
; Young’s dan O’Bryne,
2001; Valez-Pareja, 2006). Jika
jumlah pinjaman naik, maka hutang
jangka panjang naik sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai buku aktiva
tetap berwujud berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan (Jansen,
; Young’s dan O’Bryne,
;
Valez-Pareja, 2006).
Khusus
untuk
laba
perusahaan, umumnya berlaku
ketentuan demikian. Abnormal (or
residual) earnings influences a firm’s
value and dividends reduce book
value but leave current earnings
unaffected. Jadi abnormal earnings
mempengaruhi nilai perusahaan.
Laba yang tidak dibagikan kepada
para pemegang saham ditahan
sebagai
cadangan
(retained
earnings) di mana cadangan
merupakan
elemen
nilai
perusahaan (Ohlson, 1995; Young’s
dan O’Bryne,
; Valez-Pareja,
2006). Dengan demikian Earnings
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
2947
Pembayaran dividen secara
tunai (D) mempengaruhi nilai
perusahaan.
Lintner (1962),
Gordon (1963), dan Bhatthacarya
(1979) menyatakan bahwa dividen
mengandung informasi (bird in the
hand theory). Namun hal ini
tergantung pada karakteristik dan
kategori
kelompok
investor
(clientele effect or clientele theory).
Jika investornya menggantungkan
income-nya pada return investment
dalam bentuk dividen, maka
dividen sangat informatif. Apalagi
kalau
perusahaan
membayar
dividen dalam jumlah yang rendah
(Litzenberger dan Ramaswamy,
1979), maka tindakan ini akan
menaikkan nilai perusahaan (tax
diffrenrence
theory).
Dengan
demkian
cash
dividend
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Keseluruhan uraian di atas,
secara teoretis, menyatakan bahwa
terdapat
hubungan
antara
ketersediaan dana tunai (free cash
flow), nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value), laba
perusahaan (Earnings), dan cash
dividend dengan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, secara teoretis,
keseluruhan
uraian
di
atas
memberikan dugaan yang kuat
bahwa keseluruhan variable yang
akan dikaji memiliki keterkaitan,
sehingga model yang terbentuk
secara
teoretis
menunjukkan
ketersediaan dana tunai, nilai buku
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
aktiva tetap berwujud, laba
perusahaan, dan vididen tunai
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian yang
telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini: (1) Ketersediaan
dana tunai (free cash flow) secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai
buku aktiva tetap berwujud (book
value) secara parsial berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan;
2948
(3) Laba perusahaan (Earnings)
secara parsial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan; (4)
Dividen tunai (cash
dividend)
secara parsial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan; (5)
Ketersediaan dana tunai (free cash
flow), nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value), laba
perusahaan (Earnings), dan cash
dividend
secara
simultan
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode
survei
eksplanatori
(Explanatory
Suvey
Method),
dengan
memadukan metode
deskriptif dan metode verifikatif.
Walaupun
uraiannya
juga
mengandung deskripsi, tetapi
sebagai
penelitian
kuantitatif
fokusnya terletak pada penjelasan
hubungan
antar
variabel.
Konsekuensi
penelitian
ini
diperlukan
operasionalisasi
variabel yang lebih mendasar
kepada
indikator-indikatornya.
Sesuai dengan hipotesis yang
diajukan, dalam penelitian ini
digunakan Multiple Regression.
Penelitian
ini
mengungkap
mengenai tingkat keberlakuan
umum atau generalisasi dari
hasilnya, dibatasi pada fenomena
yang terjadinya dilokasi penelitian.
Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terlihat
pada Tabel.1. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan teknik
komunikasi tidak langsung dengan
intrumen
penelitian
berupa
pedoman studi dokumentasi. Unit
analisis penelitian ini adalah
perusahaan semen dan perusahaan
konstruksi yang tercatat di BEI
secara konsisten sejak tahun 2007
hingga tahun 2012.
Data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh dari
Indoensian Capital Market Directory
(ICMD)
yang
memuat
data
perusahaan periode 2007-2012
Pengujian hipotesis penelitian
dilakukan dengan teknik analisis
data panel yang menggabungkan
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
analisis time series dengan cross
sectional. Unit Analisis dan objek
pengamatan adalah perusahaan
semen dan perusahaan konstruksi
yang tercatat di BEI.
Metode
analisis
data
dilakukan dengan menggunakan
952
2949
Multiple Regression. Pengolahan
Data dilakukan dengan bantuan
jasa computer, software yang
digunakan SPSS versi 17.0 for
windows.
Tabel 1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Nilai Perusahaan (Value of
a firm), Variabel Dependen
(Vf)
Ketersediaan Dana Tunai
(free cash flow), variabel
independen
(FCF)
Nilai Buku Aktiva Tetap
(Book Value), Variable
Independen (Bv)
Laba Perusahaan
(Earnings), Variabel
Independen (Pr)
Hutang Jangka Panjang
(the book value of the long
term-debt), variabel
Independen (Vd)
Dividen Tunai (Cash
Dividend), variable
Independen (D)
Indikator
1. Jumlah hutang jangka
panjang
2. Eekuiti pada akhir tahun
tertentu
1. earning after tax
2. depreciation cost,
3. Biaya amortisasi
4. Biaya deplasi
5. Investasi neto
6. Modal kerja baru dalam
periode yang sama
1. Biaya (Cost)
2. Akumulasi Depresiasi
(Accumulated
Depreciation)
1. Laba (earning before
interest tax)
2. Bunga (Interest)
3. Pajak (Tax)
1. Nilai
buku
pinjaman
jangka panjang
2. Harga pasar obligasi
Besarnya dividen tunai yang
dibayar perusahaan dalam
tahun tertentu
Rumus
Nilai buku hutang jangka
panjang ditambah ekuiti
perusahaan
FCF = NOPAT +
(depreciation +
amortization) – (capital
expenditures + cganges in
the work capital
requirements
Book Value = Cost – total
accumulated depreciation
Eraanings = EBIT –
(interest + tax)
Nilai buku pinjaman
jangka panjang dan harga
pasar obligasi
Sesuai data laporan
pembayaran dividen oleh
perusahaan
Sumber: Berbagai litertur diolah penulis, 2007
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis korelasi menunjukkan hubungan positif dan
signifikan, kecuali hubungan
antara variabel independen FCF
dengan variabel dependen Fv
yang positif (r=0,232) namun
tidak
signifikan
α=0,05;
p=0,061).
Analisis
regresi
menunjukkan pola hubungan
antar
variable
independen
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
dengan variable dependen. Pola
hubungan
hubungan
yang
terbentuk seperti terlihat, sebagai
berikut:
Fv = 0,036FCF + 0,445 Bv + 0,025 Vd
+ 0,381 D + 0,321 Pr + 0,459
Hasil tersebut merupakan hasil
prediksi dari persamaan sebagai
berikut:
^
Fv
= -544564,970 + 0,203FCF +
0,805Bv + 0,060 Vd + 12030.07
D + 0,628 Pr
Hasil pengujian hipotesis
pertama memperlihatkan bahwa
t=0,376 pada nilai probability (pValue=0,708) > α= , .
Dengan
demikian
hipotesis 1 yang menyatakan
bahwa free cash flow secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Firm Value
tidak dapat diterima. Dengan
kata lain besarnya pengaruh free
cash flow secara parsial terhadap
Firm Value sebesar 0,84% positif
namun tidak signifikan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t=3,178 pada nilai
probability (p-Value=0,002) <
α= , .
Dengan
demikian
Hipotesis 2 yang menyatakan
bahwa Nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value) secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap firm Value
semen dan konstruksi yang
tercatat di Bursa Eefek Indonesia
2950
dapat diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh Nilai buku
aktiva tetap berwujud (book
value) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Firm value) semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia sebesar 22,74% positif
dan signifikan.
Hasil pengujian hipotesis 3
memperlihatkan bahwa t=3,649
pada
nilai
probability
(pValue=0,001) < α= , . Dengan
demikian,
Hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa
Earnings
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Firm value
dapat diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh Earnings secara
parsial terhadap Firm value sebesar
21,76% positif dan signifikan.
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa t=3,174 pada nilai
probability (p-Value=0,001) <
α= , . Dengan demikian hipotesis
5 yang menyatakan bahwa cash
dividend
secara
parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Firm Value dapat
diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh cash dividend
secara parsial terhadap Firm value
sebesar
3,85%
positif
dan
signifikan.
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa F=12,03 pada nilai
probability
(p-Value=0,000)
<
α= , . Dengan demikian hipotesis
6 yang menyatakan bahwa free cash
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
flow, book value, the book value of the
long term-debt, Earnings, dan cash
dividend
secara
simultan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
Firm
Value
dapat
diterima.
Dengan
kata
lain
besarnya pengaruh free cash flow,
nilai buku aktiva tetap berwujud
(book value), the book value of the
long term-debt), Earnings), dan cash
dividend) secara simultan terhadap
nilai perusahaan (Firm value)
sebesar 50,12% positif dan
signifikan.
Secara
keseluruhan,
berdasarkan hasil hitung dengan
Anova (Uji F), memang signifikan
(Sig. 0,000) tetapi berdasarkan
hasil uji regresi berganda
ternyata tidak demikian adanya.
Ada
sejumlah
variabel
independen yang pengaruhnya
positif tetapi tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh
ketersediaan
dana tunai
terhadap nilai
perusahaan adalah positif yaitu
hanya mencapai 0,84% dan tidak
signifikan (p=0,708; α=0,05). Hal
ini berarti
bahwa walaupun
ketersediaan
dana
tunai
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan tidak signifikan
tetapi ketersediaannya setiap saat
di dalam perusahaan sangat
dibutuhkan Young dan O’Bryne,
2001).
Maksudnya ketersediaan dana
tunai di dalam perusahaan setiap
2951
akhir periode tidak bermaksud
untuk
meningkatkan
nilai
perusahaan tetapi lebih condong
untuk membiayai kegiatan rutin
perusahaan, selain untuk berjagajaga (sinking fund). Kenyataan ini
kembali membenarkan pendapat
Jensen (1986) bahwa ketersediaan
dana tunai yang berlebihan
mengundang para manajer untuk
melakukan tindakan yang kurang
berorientasi laba. Hal ini juga
mengindikasikan
bahwa
para
pemilik
perusahaan
cukup
membatasi ruang gerak manajemen
pengelola (agent) pembatasan
anggaran
(budget
restrictive),
keharusan
persetujuan
atas
investasi baru dengan nilai tertentu
sebelum dilakukan, atau tindakan
pembatasan semacam lainnya.
Selain itu, kenyataan ini juga
menunjukkan bahwa para pemilik
menentukan besarnya batas atas
dan batas bawah (upper control line,
UCL dan lower control line, LCL),
rata-rata (Average) ketersediaan
dana tunai, dan arah pergerakan
variabel FCF.
Pengaruh nilai buku aktiva
tetap bewujud terhadap nilai
perusahaan adalah positif yaitu
mencapai 22,74% dan signifikan (p
=0,002;
α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa nilai buku
aktiva tetap berwujud berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini kembali
memperkuat teori MM (1963) yang
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
menyatakan
bahwa
yang
mempengaruhi nilai perusahaan
adalah bentuk investasi yang
dilakukan. Di samping itu, nilai buku
aktiva tetap berwujud (Siamet,
2004) dapat menjadi jaminan
(collateral) atas penarikan pinjaman
jangka panjang dari bank (kredit)
ketika perusahaan membutuhkan
dana segar dapat dibenarkan.
Pengaruh laba perusahaan
terhadap nilai perusahaan adalah
positif, yaitu sebesar 21,76% namun
tidak signifikan (p =0,001; α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan
laba
perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan. Dengan demikian
bahwa tindakan menahan laba
perusahaan tepat dengan teori
umum (Bringham dan Weston,
1994) yang menyatakan bahwa
earnings adalah salah satu sumber
dana internal perusahaan, termasuk
perusahaan semen dan perusahaan
konstruksi yang tercatat di BEI,
kurang berarti. Tindakan lebih tepat
adalah melakukan pembayaran
dividen secara rutin sehingga harga
saham meningkat (relevance theory
or bird in the hand theory). Dengan
demikian nilai perusahaan akan ikut
meningkat. Kenyataan ini kembali
memperkuat teori tax diffrential
theory
(Litzenberger
dan
Maraswamy, 1979) dan the bird in
the hand theory (Lintner, 1961,
Gordon, 1962, dan Batthacharya,
1979) yakni nilai perusahaan akan
2952
dimaksimumkan dengan membayar
dividen
secara
teratur
dan
berkesinambungan dan nilainya
rendah sebab dividen mengandung
informasi. Hal ini juga menunjukkan
bahwa hasil penelitian Fama dan
French (1998) cukup representatif
diterapkan di perusahaan semen
dan perusahaan konstruksi di
Indonesia,
yakni
earnings
berkorelasi positif dengan nilai
perusahaan. Oleh sebab itu,
tindakan para manajemen dan
pemilik perusahaan semen dan
perusahaan konstruksi di Indonesia
dapat dinyatakan lebih sesuai
dengan konsep teori tax diffrential
theory, yakni pembayaran dividen
dalam jumlah yang rendah namun
rutin dan berkesinambungan pada
akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Pengaruh pembayaran dividen
secara tunai terhadap nilai
perusahaan adalah positif, yaitu
sebesar 3,85% dan signifikan (p
=0,002;
α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa dividen tunai
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
kembali memperkuat argumentasi
bird in the hand theory (Lintner,
1962, M. J. Gordon, 1963,
Batthacharya, 1979) dan taxdifferential theory (Litzenberger
dan Maraswamy, 1979) khususnya
pada perusahaan semen dan
konstruksi di Indonesia untuk
meningkatkan
nilai
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
perusahaannya. Di samping itu, the
clientele theory dapat dinyatakan
cocok bila ditilik dari aspek
pandang bahwa yang membeli
saham perusahaan semen dan
konstruksi adalah para investor
yang meng-gantungkan incomenya pada dividen tunai.
Free cash flow, book value, the
book value of the long term-debt,
Earnings, dan cash
dividend
secara simultan berpengaruh
positif, yaitu mencapai 50,12%
dan signifikan terhadap Firm
Value).
Gambaran singkat di atas
kembali memperkuat argumen
clientele theory bahwa yang
melakukan investasi ke dalam
perusahaan, khususnya perusahaan semen dan konstruksi yang
tercatat di BEI sejak tahun 1997
hingga tahun 2007, adalah para
investor yang bermodal kurang
besar
tetapi
mengandalkan
pendapatannya dari dividen tunai.
Kenyataan
ini
didukung
sepenuhnya
oleh
(a)
taxdifferential theory (Litzenberger
dan Ramaswamy, 1979) yang
menyatakan
bahwa
nilai
perusahaan meningkat karena
perusahaan membayar dividen
dalam jumlah yang kecil, dan (b)
bird in the hand theory (Litner,
1962,
Gordon,
1963,
dan
Bhatthacarya,
1979)
yang
menyatakan
bahwa
dividen
mengandung informasi. Artinya,
2953
pembayaran dividen mempengaruhi para investor untuk membeli
saham perusahaan yang telah gopublic. Menurut mereka, dengan
membayar dividen secara teratur
dan berkesinambungan maka para
investor
akan
tertarik
menanamkan modalnya dalam
bentuk saham perusahaan yang
diperjual-belikan di bursa efek.
Di samping itu, perlu dicermati
sejumlah pandangan yang saling
berlawan tentang dividen (dividend
puzzle). Ada yang pro atas
pembayaran dividen dan ada pula
kontra (Modigliani dan Miller,
1962). Dengan demikian, hal yang
terpenting
adalah
penentuan
besarnya persentase dividen dari
laba
perusahaan
yang
kelihatannya masih berada di
bawah
kendali
(wewenang)
manajemen perusahaan, selain
karakteristik perusahaan dalam
jangka panjang.
Data
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa korelasi
variabel nilai buku aktiva tetap
berwujud dengan nilai perusahaan
adalah positif sebesar 51,1%,
cukup kuat
dan signifikan.
Demikian pun pengaruhnya positif
sebesar 22,74% dan signifikan. Hal
ini berarti bahwa variabel nilai
buku aktiva tetap berwujud dapat
dijaminkan ke bank untuk menarik
pinjaman tunai jangka panjang. Di
sini nilai buku aktiva tetap
berwujud dapat dijadikan salah
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
satu variabel pendukung utama
untuk
meningkatkan
nilai
perusahaan (Siamet, 2004) melalui
penarikan pinjaman tunai dari
bank yang tergolong pinjaman
berjangka panjang. Di samping itu,
kenaikan investasi (Fama, 1963),
khususnya investasi dalam aktiva
tetap berwujud, akan mendorong
naiknya nilai perusahaan, asalkan
memenuhi kriteria 5-C (Siamet,
2004)
khususnya
colleteral
(jaminan). Sebab nilai buku aktiva
tetap berwujud dapat dijaminkan
kembali kepada bank untuk
mendapatkan tambahan pinjaman
jangka panjang . Berarti tambahan
pinjaman jangka panjang akan
mendorong
naiknya
nilai
perusahaan. Oleh sebab itu, teoriteori penyusutan dan penetapan
nilai buku yang pas atas aktiva
tetap berwujud dengan kondisi
lapangan perlu disosialisasikan
sedemikian rupa sehingga lebih
dikenal baik oleh para usahawan,
manajemen perusahaan, para
bankir (atau investor), dan para
pengambil kebijakan di dalam
perusahaan sehingga lebih sesuai
dengan karakteristik usaha dan
keten-tuan-ketentuan
teori
keuangan. Dalam konteks inilah
peran para akademisi sangat
dibutuhkan untuk melakukan
penelitian secara berkesinambungan atas industri tertentu,
khususnya pemilihan metode
penyusutan yang tepat dan pas atas
2954
aktiva tetap berwujud dan
pengamatan tentang fluktuasi nilai
perusahaan (Fv).
Laba (profit), dalam rentang
waktu tertentu, adalah selisih
positif antara jumlah penerimaan
(total revenue) dengan jumlah
biaya yang terjadi (total cost). Laba
perusahaan
dalam
periode
tertentu, umumnya didistribusi ke
dalam dua kelompok perkiraan,
yakni sebagian ke dalam perkiraan
laba ditahan (retainned earnings)
dan sebagian dibagikan dalam
bentuk dividen tunai (dividend
payout) kepada para pemegang
saham. Besar-kecilnya tergantung
pada
kebijakan
manajemen
perusahaan yang diputuskan di
dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) perusahaan.
Jika terjadi peningkatan
laba perusahaan dari periode yang
satu ke periode berikutnya, maka
kejadian ini makin membuka
peluang
untuk
terjadinya
pembayaran dividen secara tunai
yang teratur dan meningkat.
Keteraturan dan peningkatan
pembayaran dividen secara tunai
akan mendorong para investor
memburu saham perusahaan
tersebut (blue-chip-stock). Akibatnya harga saham perusahaan yang
dimaksudkan di Bursa Efek
Indonesia
akan
meningkat.
Peningkatan harga saham ini
diyakini
akan
mendorong
peningkatan nilai perusahaan.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Hasil penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa hanya
50,12% variasi dari variabel
dependen
penelitian
(nilai
perusahaan) yang dapat dijelaskan
oleh
variabel
independen
penelitian
ini.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa hampir
separuhnya (49,9%) dari variasi
nilai perusahaan yang tidak dapat
dijelaskan oleh ketersediaan dana
tunai, nilai buku aktiva tetap
berwujud, laba dan dividen
perusahaan selama periode yang
diteliti (2007 – 2012). 49,9% ini
harus dijelaskan oleh faktor-faktor
2955
lain yang tidak diteliti di dalam
penelitian ini. Ada dugaan kuat
bahwa faktor-faktor tersebut,
antara
lain,
adalah
risiko
kenegaraan (country risk). Faktorfaktor ini perlu diteliti lebih lanjut
oleh peneliti berikutnya.
KESIMPULAN
Perusahaan semen dan
perusahaan
konstruksi
yang
tercatat di BEI sejak tahun 1997
hingga tahun 2007 memiliki nilai
perusahaan yang kurang teratur
pertumbuhannya.
Hal
ini
disebabkan oleh fluktuasi nilai
variabel penentunya yang juga
kurang
teratur.
Indikasinya
kecenderungan yang tidak memiliki
target keuangan tertentu. Variabel
dominan yang berhubungan positif,
kuat dan bermakna dengan nilai
perusahaan (Fv) adalah variabel
dividen tunai (D), variabel nilai
buku aktiva tetap berwujud (Bv),
variabel pinjaman tunai dari bank
dalam bentuk hutang jangka
panjang (Vd), dan variabel laba
perusahaan (Pr). Secara rinci
kesimpulan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: (1)
Ketersediaan dana tunai secara
parsial berpengaruh positif namun
tidak bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan positif namun tidak
bermakna; (2) Nilai buku aktiva
tetap secara parsial berpengaruh
positif dan bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; (3) Laba perusahaan
secara parsial berpengaruh positif
dan bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; (4) Dividen tunai secara
parsial berpengaruh positif dan
bermakna
terhadap
nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
2956
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; dan (5) Ketersediaan
dana tunai, nilai buku aktiva tetap,
nilai hutang jangka panjang, laba
perusahaan, dividen tunai secara
simultan berpengaruh positif dan
bermakna
terhadap
nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna.
REFERENSI
Ahmed, A. S., R. M. Morton, dan T. F.
Schaefer.
. Accounting
Conservatism
and
the
Valuation
of
Accounting
Numbers: Evidence on the
Feltham-Ohlson
(1996)
Model . Journal of Accounting,
Auditing & Finance 15 (3):
271—292.
Baginski, S. P. dan J. M. Wahlen.
. Residual )ncome Risk,
Intrinsic Vales, and Share
Prices . The Accounting Review
78 (1): 327-351.
Bagwell, Laure Simon dan Zechner,
Josef, 1993. The Journal of
Finance, Vol.
XLVIII No.
3, July.
Ball, R. dan P. Brown.
. An
Empirical
Evaluation
of
Accounting )ncome Numbers .
Journal of Accounting Research
(Autumn): 159-178.
Barclay, M, J dan C. W. Smith, 2001.
The Capital Structure Puzzle :
Another Look at the Evidences
(in D. H. Chew, edition). The
New
Corporate
Finance
Where Theory Meets Practice.
New York : McGraw-Hill, 197 –
209.
Bathala, B. T., K. P. Moon dan R. P.
Roa,
1994.
Managerial
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Ownership, Debt Policy and
the Impact of Institutional
Holding:
An
Agency
Perspective.
Financial
Management, Vol. 23, No. 3, 34
– 48.
Beaver, W. H. 1989. Financial
Reporting: An Accounting
nd
Revolution. 2 Ed. Englewood
Cliffs, NJ: 1989.
Beaver, W. (.
. Perspectives
on Recent Capital Market
Research . The Accounting
Review 77 (2): 453-474.
Body, Zvi, Alex Kane, Allan J.
Marcus. 2005. Investments. 6th
Edition
McGraw-Hill
Companies, Inc.
Brenan, M dan E. Schewartz, 1978.
Corporate
Income
Tax,
Valuation and the roblem of
Optimal Capital Structure.
Journal of Business, Vol., 51,
103 – 114.
Brigham, Eugene F dan Louis C.
Gapenski, 1991. Financial
Management
Theory and
Practice. New York : The
Dryden Press International
Edition, 6th edition
Copeland, T. E and J. F Weston.
1988. Financial Theory and
Corporate Policy. 3th Edition.
New York: Addison-Wesley
Publishing Company.
Dechow, P. M., A. P. Hutton, dan R. G.
Sloan.
. An Empirical
Assessment of the Residual
)ncome Valuation Model .
Journal of Accounting and
Economics 26: 1-34.
Denision, Dwight dan Myungsoon
Hur, 2002. Theory of Optimal
Capital Sructure of Local
2957
Govenments. NYU Wagner
Working Paper No. MP-1005,
May.
Different Specification af the Ohlson
Valuation Models . The
Ekholm, Andreas, 2006. How Do
Different Types of Investors
React to New Earnings
Information ? Journal of
Business Finance & Accounting,
Vol.
33
Issue
1-2,
January/March, hal. 127
European Accounting Review 10 (2):
315-341.
Fama, Eugene F. 1965. The behabior
of Stock Market Prices. Journal
of Business 38, January, hal. 34
– 105.
Fama, Eugene F., 1970. Efficient
Capital Markets : A Review of
Theory and Emperical Work.
Journal of Finance 25,hal. 383
– 417.
Fama, Eugene F.., 1991. Efficient
Capital Market II. Journal of
Finance 46, December,hal.
1575 – 1617.
Fama, Eugene F.., dan Kenneth H.
French,
1998.
Taxes,
Financing Decisions, and Firm
Value. The Journal of Finance,
Vol 53, No. 3, (Juni 1998), pp.
819 – 843.
Fernandez, Pablo, 2004. Valuing
Companies by Cash Flow
Discounting: Ten Methods and
Nine Theories. Social Science
Research Network, Juni.
Fleming, Grant, Richard Heaney dan
Rochelle McCosker, 2005.
Agency Costs and Ownership
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Structure in Australia, Pacific
Basic Finance Journal, Vol. 13,
Issue 1, January, pp. 20-52.
Gordon, M. J, 1963. Optimal
Investment and Financing
Policy. Journal of Finance. May,
pp. 264 – 272.
Gujarati, Damodaran, N, 2006.
Essentials of Economics. 3th
Edition. New York : McGrawHill, United States Military
Academy, West Point.
Jensen, Michael C, 1986. The Agency
Costs of Free Cash Flow:
Corporate
Finance
and
Takeover. American Economic
Review, May 1986, Vol. 76, No.
2, 323 - 339.
Jensen, Michael C, dan William H.
Meckling, 1976. Theory of The
Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership
Structure. Journal of Finance
Economics, Vol. 3, No. 4, 305 –
360.
Keown, Arthur, J., John D. Martin, J.
William Petty, David F. Scott,
Jr.,
(2005).
Financial
Management: Principles and
Application, 9th Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
Kraus, A dan R. Litzenberger, 1973.
A State Preference Model of
Optimal Financial Leverage.
Journal of Finance, Vol. 28, 911
– 921.
Lasher, William R., 2003. Practical
Financial Management, 3th
edition.
South
Western:
Thomson Learning.
2958
Leland, Hayne and D. Pyle (1977).
Information
Asymmetries,
Financial
Structure,
and
Financial
Intermediation.
Journal of Finance, 32, pp.371387.
Lins,
Karl V, 2002. Equity
ownership and firm value in
emerging markets. Journal of
Financial and Quantitative
Analysis. 38, pp. 159 – 184.
Lintner, J, 1962. Dividends,
Earnings, Leverage, Stock
Prices and the Supply of
Capital
to
Corporations,
Review of Economics and
Statistics, August., pp. 243 –
269.
Lubis, Bersihar, Thamrin, Rinold
dan Kusfiard (Ed.) 2002.
Who’s who Cemex Suntingan
Dosa-dosa Cemex, Jakarta:
Yayasan Swadaya Mandiri,
Lundholm, R. dan T. O’Keefe.
.
Reconciling Value Estimates
from the Discounted Casf Flow
Model and the Residual
)ncome Model . Contemporary
Accounting Research 18 (2):
311-335.
Megginson, William L, 1997.
Corporate Finance Theory.
United States: Addison –
Wesley.
Educational
Publishers, Inc.
Modigliani, F dan M. H. Miller 1963.
Corporate Income Taxes and
the Cost of Capital : A
Correction.
American
Economic Review, Vol. 53, 433
– 443.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2959
Modigliani, F dan M. H. Miller, 1958.
The Cost of Capital Corporate
Finance and the Theory of
Investment.
American
Economic Review, Vol. 48, 261
– 297.
Park, Kwang Woo dan ohn Evans,
2000. Firm Value, Free Cash
Flows and Financing Decision.
Evidence rom Japan, Juni
Morel, M.
.
Endogenous
Parameter
Time
Series
Estimation of the Ohlson
Model: Linear and Nonlinear
Analysis . Journal of Business
Finance & Accounting 30 (910): 1341-1362.
Penman,
Stephen H.,
2007.
Financial Statement Analysis
and
Security
Valuation.
Internasional Edition. New
York : McGraw-Hill.
Modigliani, F dan M. H. Miller. 1961.
Dividend Policy, Growth, and
the Valuation of Shares.
Journal of Business. October.
pp. 411 – 433,
Myers, S. C, dan N. S. Mayluf, 1984.
Corporate Financing and
Investment Decisions When
Firms Have Information that
Investors Do Not Have. Journal
of Financial Economics, Vol.
13, 187 – 221.
Ohlson, J. A.
. The Theory of
Value and Earnings, and an
Introduction to the BallBrown
Analysis .
Contemporary
Accounting
Research 8 (1): 1-19.
Ohlson, James A, 1995. Earnings,
Book Values, and Dividend in
Equity
Valuation.
Contemporary
Accounting
Research, CAAA.Vol. 11 No. 2
(Spring 1995), pp. 661 – 687.
Ohlson; J. A.
. Earnings, Book
Values, and Dividends in
Equity
Valuation .
Contemporary
Accounting
Research 11 (2): 661-687.
Penman, Stephen H., 2002. What
Matters in Company Valuation
: Earnings, Residual Income,
Dividends ? Theory and
Evidence. New York : Colombia
Business School, Colombia
University.
Pusat Data Bisnis Indonesia, (2008).
Profil dan Anatomi BUMN,
Edisi Ke-6, Jakarta: PDBI.
Robbins,
Stephen
P.,
2007.
Organization Behavior. 10Th
Edition.
New
Jersey;
Englewood Cliffs: Prentice
Hall Inc.
Ross, Stephen A.; Randolph W.
Westerfield and Jeffrey Jaffe,
2005. Corporate Finance, 7th
edition. New York : McGrawHill.
Shrieves, Ronald E dan John W.
Wochowics, 2000. Free Cash
Flow, Economic Value Added,
and Net Present Value : A
Reconciliation of Variations of
Discounted – Cash – Flow
Valuation, June
Stulz,
R,
1990.
Managerial
Discration
and
Optimal
Financing Policies. Journal of
Financial Economics, Vol. 26, 3
– 27.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Tabachnick, B. G. dan L. S. Fidell.
1996. Using Multivariate
rd
Statistics, 3 . Ed. New York:
Harper
Collins
College
Publishers.
Warbo, John, 2002. Ownership and
agency
Cost.
Gateborg,
Graduate Business School.
School of Economic and
Commercial Law, December
Weston, J. Fred dan Eugene F.
Bringham, 1993. 10th edition.
2960
Essentials
of
Managerial
Finance. New York : The
Dryden Press,
Wirasasmita, Yuyun, 2001. Metode
Penelitian dalam Menyusun
Tesis dan Disertasi. Memorial
Lecture.
Universitas
Padjadjaran.
Zwiebel, Jeffrey, 1996. Dynamic
Capital
Structure
under
Managerial
Entrenchment.
American
Economic
Association.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2942
ARUS KAS BERSIH, NILAI BUKU AKTIVA TETAP, LABA,
DAN DIVIDEN SEBAGAI FAKTOR PENENTU
NILAI PERUSAHAAN
Rusdin1)
Universitas Padjadjaran
[email protected]
R. Ratna Meisa Dai2)
Universitas Padjadjaran
[email protected]
ABSTRAK
Nilai perusahaan Penelitian ini mengevaluasi tingkat kebermaknaan
pengaruh arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap berwujud, nilai buku
pinjaman jangka panjang dari bank, laba perusahaan, dan dividen tunai
terhadap nilai perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan semen dan
konstruksi tahun 1997 – 2006. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dan verifikasi yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan dilakukan dengan komunikasi tidak langsung dengan
cara mensurvei perusahaan yang menjadi unit analisis sebanyak 66
perusahaan. Instrumen penelitian berupa studi dokumentasi. Hasil
menunjukkan, (1) Ketersediaan dana tunai secara parsial berpengaruh positif
namun tidak bermakna terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai buku aktiva tetap
secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan;
(3) Laba perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan bermakna
terhadap nilai perusahaan; (4) Dividen tunai secara parsial berpengaruh
positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan; (5) Ketersediaan dana tunai,
nilai buku aktiva tetap, laba perusahaan, dividen tunai secara bersama-sama
berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: Arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap, laba, dividen, nilai
perusahaan
1) Drs. Rusdin, M.Si, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran
2) R. Ratna Meisa Dai, S.AB., M.Si, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Padjadjaran
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2943
PENDAHULUAN
Perkembangan sektor konstruksi di Indonesia sendiri terus
meningkat seiring perkemba-ngan
proyek pembangu-nan, baik skala
kecil maupun skala besar. Data Biro
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
(1973) sektor konstruksi terhadap
produk domestik bruto (PDB)
masih sekitar 3,9% meningkat
hingga mencapai 8% pada akhir
tahun 1997. Namun, krisis tahun
1998 menghentikan ekspansi bisnis
konstruksi hingga lima tahun pasca
krisis, sumbangan sektor konstruksi terhadap PDB terus
menurun hingga mencapai 6% pada
akhir tahun 2002. Setelah krisis
berlalu pada tahun 2005, sudah
mencapai angka 6,35%. Pada tahun
2008, sektor konstruksi sudah
tercatat tumbuh 7,3% dengan nilai
Rp 419,3 triliun. Berdasarkan
lapangan usaha, sektor konstruksi
memberi kontribusi sebesar 8,4%
(2006) terhadap PDB, naik dari
posisi 7,7% pada akhir tahun 2005.
Selain itu, di Asia (Jepang
dan Indonesia), struktur hutang
terhadap kekayaan berada pada
kisaran 85%, namun di Jerman
65% dan AS 55%. Dengan demikian
tindakan merestrukturisasi modal
akan menyebabkan harga saham
dapat naik kembali, sebab struktur
modal yang optimal akan memaksimumkan harga saham. Secara
teoretis (Ross, Waterfield dan Jaffe,
2005) struktur modal optimal
adalah 60% banding 40%, sebab
struktur modal yang dipilih
haruslah struktur modal yang dapat
memaksimumkan harga saham
perusahaan, yakni struktur modal
optimal. Hal ini terjadi ketika rasio
hutang lebih rendah daripada rasio
hutang yang memaksimumkan
pendapatan per saham (earning per
share, EPS).
Dengan kata lain, struktur
modal optimal pada sebuah
perusahaan merupakan perbandingan antara ekuiti dengan hutang
yang
memaksimumkan
harga
saham
perusahaan,
tetapi
memerlukan rasio hutang yang
lebih rendah daripada rasio hutang
yang memaksimumkan pendapatan
per saham (EPS). Kendalanya
adalah besarnya risiko yang
dihadapi setiap perusahaan, terutama risiko bisnis dan risiko
keuangan.
Jika perusahaan dikelola
oleh manager dari luar, maka (when
an outside manages the firm) biaya
keagenan akan meningkat, nilai
tambah negatif, leverage tinggi, dan
biaya lain makin membengkak.
Biaya keagenan itu dapat rendah
apabila ada pemantauan dari pihak
perbankan
sebagai
pemberi
pinjaman (Jensen dan Meckling,
1976; Warbo, 2002; Lasher, 2003).
Kenyataan ini berpengaruh pada
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
nilai perusahaan, harga saham, dan
reaksi para investor.
Data Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
(KPPU)
menyebutkan bahwa pasar bagi
pelaku usaha jasa konstruksi terus
meningkat. Hal ini dapat dilihat
pada tahun 2002 (Rp 87,77 triliun),
2003 (Rp 106,634 triliun), dan
tahun 2004 (Rp 127,960 triliun).
Sementara nilai proyek konsultasi
konstruksi pada tahun yang sama
masing-masing sebesar Rp 21,94
triliun, Rp 26,65 triliun, Rp 31,99
triliun. Perkembangan tersebut
tentu sejalan dengan tingginya
tingkat persaingan di sektor
konstruksi dan industri pendukungnya.
Kondisi persaingan yang
ketat dan faktor makro yang
berfuktuasi berpengaruh pada
risiko pasar (market risk) emiten,
karena emiten terkait dengan risiko
pasar yang dihadapi para investor.
Secara umum, penurunan pertumbuhan ekonomi akan sering
terjadi jika terjadi penurunan harga
saham
emiten.
Kondisi
ini
merupakan signal negatif bagi para
pemodal sebab harga pokok, biaya
operasional, dan biaya hutang akan
menekan net income (earnings),
sehingga earning per share dan
harga saham perusahaan emiten
mengalami penurunan, karena
terjadi
pembengkakan
biaya
operasional perusahaan, termasuk
cost of debt. Akibat selanjutnya
2943
2944
adalah free cash flow, nilai buku
aktiva tetap berwujud, earnings or
profit, dividend payout, dan firm
value mengalami tekanan sedang
nilai hutang jangka panjang dalam
bentuk kredit tunai dari bank (debt
or loan) dan beban bunga
cenderung semakin meningkat.
Keadaan tersebut memicu
turunnya harga saham dan nilai
emiten.
Kondisi
ini
juga
mengindikasikan bahwa emiten
non-keuangan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) di BEI
dengan indikator rasio nilai buku
hutang (leverage) terhadap nilai
buku
total
aset
cenderung
mengalami kenaikan luar biasa,
sehingga beban yang harus
ditanggung semakin meningkat,
terutama biaya hutang, biaya
operasional, dan biaya-biaya lain
yang bersifat tetap dan tidak tetap.
Agar biaya hutang tidak
menekan, maka struktur modal
optimal untuk sebagaian besar
perusahaan seharusnya berada
pada tingkat hutang (ratio hutang
dengan aset) di antara 30% -50%,
karena tingkat hutang yang berada
di atas 60% berpeluang besar
menciptakan risiko yang berlebihan
sehingga perlu dihindari. Umumnya
tingkat hutang yang berada di atas
50% terjadi ketika manajemen
perusahaan dijabat oleh para
profesional dalam hal ini bertindak
sebagai agent (Jensen dan Meckling,
1976; Lasher, 2003). Karena itu,
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
para eksekutif keuangan (Financial
Chief
Official)
umumnya
menyatakan bahwa struktur modal
optimal perusahaan (perbandingan
modal sendiri dengan hutang
jangka panjang) dalam rentang
waktu tertentu adalah 40% - 50%
hutang terhadap kekayaan (Weston
dan Brigham, 1993).
Penelitian ini terfokus hanya
pada pengamatan bagaimanakah
pengaruh free cash flow (FCF), book
`value of fixed assets (Bv), laba
2944
2945
perusahaan (Pr), dan dividen tunai
(D) terhadap nilai perusahaan (Fv)
pada perusahaan semen dan
perusahaan konstruksi (PT Semen
Gresik, Tbk, PT Semen Tiga Roda,
Tbk atau PT Holcim Cibinong, Tbk,
PT Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk, PT Bukaka Teknik Utama, Tbk,
PT Adhy Karya, Tbk
dan PT
Petrosea, Tbk) yang tercatat di BEI
sejak tahun 2007 hingga tahun
2012.
KAJIAN PUSTAKA
Ketika teori capital structure
theory mulai dikenal dengan baik,
maka sejak itu dunia keuangan
mengakui bahwa biaya utang (cost
of debt) lebih rendah dibanding
biaya untuk memperoleh capital
gain dan dividen. Hal ini cukup
beralasan, karena debts memiliki
return yang tetap (fixed return) dan
bunganya adalah tax-deductible.
Jika terdapat keuntungan (taxshield benifits) maka dimanfaatkan
debt financing untuk memenuhi
kebutuhan dana perusahaan.
Hal ini berarti bahwa dana
yang dibutuhkan perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya dapat
berasal dari dua sumber utama,
selain retrained earnings, yakni
sumber internal
(equity) dan
sumber eksternal (debt). Sumber
internal berupa retained earnings
dan saham (stocks), sedangkan
sumber eksternal berupa hutang
(debt) dan saham (stocks). Hutang
dapat diperoleh dengan jaminan
tertentu (collateral), seperti nilai
buku aktiva tetap berwujud (book
value of fixed assets) dijadikan
agunan atas pinjaman dari bank.
Hutang yang diperoleh dengan
jaminan nilai buku aktiva tetap
berwujud, saham, laba, dan dividen
secara bersamaan membentuk dan
mempengaruhi nilai perusahaan
(firm value). Berarti perubahan
yang terjadi pada keempat elemen
nilai
perusahaan
ini
akan
berpengaruh pada nilai perusahaan
secara keseluruhan.
Laba
yang
diperoleh
perusahaan (earnings) sebagain
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
digunakan
untuk
membayar
dividen (dividend) dan sebagain
ditahan (retained eranings). Makin
besar laba perusahaan, maka makin
besar nilai laba yang ditahan.
Demikian juga dividen yang dibayar
cenderung meningkat. Berarti
kenaikan nilai laba yang ditahan,
termasuk pembayran dividen, akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Guna membayar dividen dan
menutupi
biaya
operasional
perusahaan, maka dibutuhkan
ketersediaan dana tunai (free cash
flow) yang cukup setiap saat di
dalam perusahaan. Pembayaran
dividen kepada para pemegang
saham secara teratur akan menjadi
incaran para investor di pasar
modal. Akibatnya harga saham
cenderung naik. Kenaikan harga
saham ini akan meningkatkan gain
para investor dan selanjutnya
peningkatan
gain
akan
meningkatkan nilai perusahaan
karena harga saham mengalami
peningkatan.
Firm
value
merupakan
konsep penting bagi para investor,
sebab nilai perusahaan merupakan
indikator bagaimana pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini disebabkan karena dalam
perhitungan
nilai perusahaan
seharusnya menyertakan faktorfaktor yang tidak dimasukan dalam
perhitungan kapitalisasi pasar
(harga saham dikali jumlah saham
yang beredar) suatu perusahaan.
2946
Ketersediaan dana tunai
(free cash flow) yang cukup besar di
dalam perusahaan mendorong para
manajer melakukan pengeluaran
yang tidak berorientasi laba bila
tidak segera diinvestasikan pada
bidang
yang
menguntungkan
(profitable). Ketersediaan dana
tunai ini juga dapat digunakan
untuk membayar dividen sehingga
para investor yang menggantungkan pendapatannya pada dividen
tunai tertarik untuk membeli
saham perusahaan (Jensen, 1986).
Kesediaan para investor membeli
saham
perusahaan
akan
menyebabkan kenaikan harga
saham dan kenaikan harga saham
akan mendorong kenaikan nilai
perusahaan. Nilai free cash flow
merupakan Young dan O’Bryne,
2001) hasil penjumlahan NOPAT
dengan penyusutan dan amortisasi
kemudian dikurangi pengeluaran
modal (capital expenditures) dan
perubahan-perubahan modal kerja
yang dibutuhkan. Selain itu,
ketersediaan dana tunai juga dapat
ditentukan dengan (MM, 1958,
Valez-Pareja, 2005 dan 2006)
menjumlahkan cash flow to debt
(CFD) dengan cash flow to equity
(CFE) dikurangi pengehematan
pajak (TS). Dengan demikian
hubungan ketersediaan dana tunai
dengan
nilai
perusahaan
dinyatakan
positif.
Jadi
pengaruhnya positif terhadap nilai
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
perusahaan (Park dan Evans,
2000).
Nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value) yang minim
memberikan peluang kepada agent
untuk menambah hutang jangka
panjang. Dalam hal ini, keputusan
meminjam kepada bank tentu saja
akan berdampak terhadap nilai
perusahaan. Jika hal ini dibiarkan
berlangsung, maka lambat laun
nilai perusahaan akan menurun
Jansen,
; Young’s dan O’Bryne,
2001; Valez-Pareja, 2006). Jika
jumlah pinjaman naik, maka hutang
jangka panjang naik sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai buku aktiva
tetap berwujud berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan (Jansen,
; Young’s dan O’Bryne,
;
Valez-Pareja, 2006).
Khusus
untuk
laba
perusahaan, umumnya berlaku
ketentuan demikian. Abnormal (or
residual) earnings influences a firm’s
value and dividends reduce book
value but leave current earnings
unaffected. Jadi abnormal earnings
mempengaruhi nilai perusahaan.
Laba yang tidak dibagikan kepada
para pemegang saham ditahan
sebagai
cadangan
(retained
earnings) di mana cadangan
merupakan
elemen
nilai
perusahaan (Ohlson, 1995; Young’s
dan O’Bryne,
; Valez-Pareja,
2006). Dengan demikian Earnings
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
2947
Pembayaran dividen secara
tunai (D) mempengaruhi nilai
perusahaan.
Lintner (1962),
Gordon (1963), dan Bhatthacarya
(1979) menyatakan bahwa dividen
mengandung informasi (bird in the
hand theory). Namun hal ini
tergantung pada karakteristik dan
kategori
kelompok
investor
(clientele effect or clientele theory).
Jika investornya menggantungkan
income-nya pada return investment
dalam bentuk dividen, maka
dividen sangat informatif. Apalagi
kalau
perusahaan
membayar
dividen dalam jumlah yang rendah
(Litzenberger dan Ramaswamy,
1979), maka tindakan ini akan
menaikkan nilai perusahaan (tax
diffrenrence
theory).
Dengan
demkian
cash
dividend
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Keseluruhan uraian di atas,
secara teoretis, menyatakan bahwa
terdapat
hubungan
antara
ketersediaan dana tunai (free cash
flow), nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value), laba
perusahaan (Earnings), dan cash
dividend dengan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, secara teoretis,
keseluruhan
uraian
di
atas
memberikan dugaan yang kuat
bahwa keseluruhan variable yang
akan dikaji memiliki keterkaitan,
sehingga model yang terbentuk
secara
teoretis
menunjukkan
ketersediaan dana tunai, nilai buku
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
aktiva tetap berwujud, laba
perusahaan, dan vididen tunai
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian yang
telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini: (1) Ketersediaan
dana tunai (free cash flow) secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai
buku aktiva tetap berwujud (book
value) secara parsial berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan;
2948
(3) Laba perusahaan (Earnings)
secara parsial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan; (4)
Dividen tunai (cash
dividend)
secara parsial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan; (5)
Ketersediaan dana tunai (free cash
flow), nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value), laba
perusahaan (Earnings), dan cash
dividend
secara
simultan
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode
survei
eksplanatori
(Explanatory
Suvey
Method),
dengan
memadukan metode
deskriptif dan metode verifikatif.
Walaupun
uraiannya
juga
mengandung deskripsi, tetapi
sebagai
penelitian
kuantitatif
fokusnya terletak pada penjelasan
hubungan
antar
variabel.
Konsekuensi
penelitian
ini
diperlukan
operasionalisasi
variabel yang lebih mendasar
kepada
indikator-indikatornya.
Sesuai dengan hipotesis yang
diajukan, dalam penelitian ini
digunakan Multiple Regression.
Penelitian
ini
mengungkap
mengenai tingkat keberlakuan
umum atau generalisasi dari
hasilnya, dibatasi pada fenomena
yang terjadinya dilokasi penelitian.
Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terlihat
pada Tabel.1. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan teknik
komunikasi tidak langsung dengan
intrumen
penelitian
berupa
pedoman studi dokumentasi. Unit
analisis penelitian ini adalah
perusahaan semen dan perusahaan
konstruksi yang tercatat di BEI
secara konsisten sejak tahun 2007
hingga tahun 2012.
Data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh dari
Indoensian Capital Market Directory
(ICMD)
yang
memuat
data
perusahaan periode 2007-2012
Pengujian hipotesis penelitian
dilakukan dengan teknik analisis
data panel yang menggabungkan
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
analisis time series dengan cross
sectional. Unit Analisis dan objek
pengamatan adalah perusahaan
semen dan perusahaan konstruksi
yang tercatat di BEI.
Metode
analisis
data
dilakukan dengan menggunakan
952
2949
Multiple Regression. Pengolahan
Data dilakukan dengan bantuan
jasa computer, software yang
digunakan SPSS versi 17.0 for
windows.
Tabel 1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Nilai Perusahaan (Value of
a firm), Variabel Dependen
(Vf)
Ketersediaan Dana Tunai
(free cash flow), variabel
independen
(FCF)
Nilai Buku Aktiva Tetap
(Book Value), Variable
Independen (Bv)
Laba Perusahaan
(Earnings), Variabel
Independen (Pr)
Hutang Jangka Panjang
(the book value of the long
term-debt), variabel
Independen (Vd)
Dividen Tunai (Cash
Dividend), variable
Independen (D)
Indikator
1. Jumlah hutang jangka
panjang
2. Eekuiti pada akhir tahun
tertentu
1. earning after tax
2. depreciation cost,
3. Biaya amortisasi
4. Biaya deplasi
5. Investasi neto
6. Modal kerja baru dalam
periode yang sama
1. Biaya (Cost)
2. Akumulasi Depresiasi
(Accumulated
Depreciation)
1. Laba (earning before
interest tax)
2. Bunga (Interest)
3. Pajak (Tax)
1. Nilai
buku
pinjaman
jangka panjang
2. Harga pasar obligasi
Besarnya dividen tunai yang
dibayar perusahaan dalam
tahun tertentu
Rumus
Nilai buku hutang jangka
panjang ditambah ekuiti
perusahaan
FCF = NOPAT +
(depreciation +
amortization) – (capital
expenditures + cganges in
the work capital
requirements
Book Value = Cost – total
accumulated depreciation
Eraanings = EBIT –
(interest + tax)
Nilai buku pinjaman
jangka panjang dan harga
pasar obligasi
Sesuai data laporan
pembayaran dividen oleh
perusahaan
Sumber: Berbagai litertur diolah penulis, 2007
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis korelasi menunjukkan hubungan positif dan
signifikan, kecuali hubungan
antara variabel independen FCF
dengan variabel dependen Fv
yang positif (r=0,232) namun
tidak
signifikan
α=0,05;
p=0,061).
Analisis
regresi
menunjukkan pola hubungan
antar
variable
independen
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
dengan variable dependen. Pola
hubungan
hubungan
yang
terbentuk seperti terlihat, sebagai
berikut:
Fv = 0,036FCF + 0,445 Bv + 0,025 Vd
+ 0,381 D + 0,321 Pr + 0,459
Hasil tersebut merupakan hasil
prediksi dari persamaan sebagai
berikut:
^
Fv
= -544564,970 + 0,203FCF +
0,805Bv + 0,060 Vd + 12030.07
D + 0,628 Pr
Hasil pengujian hipotesis
pertama memperlihatkan bahwa
t=0,376 pada nilai probability (pValue=0,708) > α= , .
Dengan
demikian
hipotesis 1 yang menyatakan
bahwa free cash flow secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Firm Value
tidak dapat diterima. Dengan
kata lain besarnya pengaruh free
cash flow secara parsial terhadap
Firm Value sebesar 0,84% positif
namun tidak signifikan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t=3,178 pada nilai
probability (p-Value=0,002) <
α= , .
Dengan
demikian
Hipotesis 2 yang menyatakan
bahwa Nilai buku aktiva tetap
berwujud (book value) secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap firm Value
semen dan konstruksi yang
tercatat di Bursa Eefek Indonesia
2950
dapat diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh Nilai buku
aktiva tetap berwujud (book
value) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Firm value) semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia sebesar 22,74% positif
dan signifikan.
Hasil pengujian hipotesis 3
memperlihatkan bahwa t=3,649
pada
nilai
probability
(pValue=0,001) < α= , . Dengan
demikian,
Hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa
Earnings
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Firm value
dapat diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh Earnings secara
parsial terhadap Firm value sebesar
21,76% positif dan signifikan.
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa t=3,174 pada nilai
probability (p-Value=0,001) <
α= , . Dengan demikian hipotesis
5 yang menyatakan bahwa cash
dividend
secara
parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Firm Value dapat
diterima. Dengan kata lain
besarnya pengaruh cash dividend
secara parsial terhadap Firm value
sebesar
3,85%
positif
dan
signifikan.
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa F=12,03 pada nilai
probability
(p-Value=0,000)
<
α= , . Dengan demikian hipotesis
6 yang menyatakan bahwa free cash
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
flow, book value, the book value of the
long term-debt, Earnings, dan cash
dividend
secara
simultan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
Firm
Value
dapat
diterima.
Dengan
kata
lain
besarnya pengaruh free cash flow,
nilai buku aktiva tetap berwujud
(book value), the book value of the
long term-debt), Earnings), dan cash
dividend) secara simultan terhadap
nilai perusahaan (Firm value)
sebesar 50,12% positif dan
signifikan.
Secara
keseluruhan,
berdasarkan hasil hitung dengan
Anova (Uji F), memang signifikan
(Sig. 0,000) tetapi berdasarkan
hasil uji regresi berganda
ternyata tidak demikian adanya.
Ada
sejumlah
variabel
independen yang pengaruhnya
positif tetapi tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh
ketersediaan
dana tunai
terhadap nilai
perusahaan adalah positif yaitu
hanya mencapai 0,84% dan tidak
signifikan (p=0,708; α=0,05). Hal
ini berarti
bahwa walaupun
ketersediaan
dana
tunai
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan tidak signifikan
tetapi ketersediaannya setiap saat
di dalam perusahaan sangat
dibutuhkan Young dan O’Bryne,
2001).
Maksudnya ketersediaan dana
tunai di dalam perusahaan setiap
2951
akhir periode tidak bermaksud
untuk
meningkatkan
nilai
perusahaan tetapi lebih condong
untuk membiayai kegiatan rutin
perusahaan, selain untuk berjagajaga (sinking fund). Kenyataan ini
kembali membenarkan pendapat
Jensen (1986) bahwa ketersediaan
dana tunai yang berlebihan
mengundang para manajer untuk
melakukan tindakan yang kurang
berorientasi laba. Hal ini juga
mengindikasikan
bahwa
para
pemilik
perusahaan
cukup
membatasi ruang gerak manajemen
pengelola (agent) pembatasan
anggaran
(budget
restrictive),
keharusan
persetujuan
atas
investasi baru dengan nilai tertentu
sebelum dilakukan, atau tindakan
pembatasan semacam lainnya.
Selain itu, kenyataan ini juga
menunjukkan bahwa para pemilik
menentukan besarnya batas atas
dan batas bawah (upper control line,
UCL dan lower control line, LCL),
rata-rata (Average) ketersediaan
dana tunai, dan arah pergerakan
variabel FCF.
Pengaruh nilai buku aktiva
tetap bewujud terhadap nilai
perusahaan adalah positif yaitu
mencapai 22,74% dan signifikan (p
=0,002;
α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa nilai buku
aktiva tetap berwujud berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini kembali
memperkuat teori MM (1963) yang
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
menyatakan
bahwa
yang
mempengaruhi nilai perusahaan
adalah bentuk investasi yang
dilakukan. Di samping itu, nilai buku
aktiva tetap berwujud (Siamet,
2004) dapat menjadi jaminan
(collateral) atas penarikan pinjaman
jangka panjang dari bank (kredit)
ketika perusahaan membutuhkan
dana segar dapat dibenarkan.
Pengaruh laba perusahaan
terhadap nilai perusahaan adalah
positif, yaitu sebesar 21,76% namun
tidak signifikan (p =0,001; α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan
laba
perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan. Dengan demikian
bahwa tindakan menahan laba
perusahaan tepat dengan teori
umum (Bringham dan Weston,
1994) yang menyatakan bahwa
earnings adalah salah satu sumber
dana internal perusahaan, termasuk
perusahaan semen dan perusahaan
konstruksi yang tercatat di BEI,
kurang berarti. Tindakan lebih tepat
adalah melakukan pembayaran
dividen secara rutin sehingga harga
saham meningkat (relevance theory
or bird in the hand theory). Dengan
demikian nilai perusahaan akan ikut
meningkat. Kenyataan ini kembali
memperkuat teori tax diffrential
theory
(Litzenberger
dan
Maraswamy, 1979) dan the bird in
the hand theory (Lintner, 1961,
Gordon, 1962, dan Batthacharya,
1979) yakni nilai perusahaan akan
2952
dimaksimumkan dengan membayar
dividen
secara
teratur
dan
berkesinambungan dan nilainya
rendah sebab dividen mengandung
informasi. Hal ini juga menunjukkan
bahwa hasil penelitian Fama dan
French (1998) cukup representatif
diterapkan di perusahaan semen
dan perusahaan konstruksi di
Indonesia,
yakni
earnings
berkorelasi positif dengan nilai
perusahaan. Oleh sebab itu,
tindakan para manajemen dan
pemilik perusahaan semen dan
perusahaan konstruksi di Indonesia
dapat dinyatakan lebih sesuai
dengan konsep teori tax diffrential
theory, yakni pembayaran dividen
dalam jumlah yang rendah namun
rutin dan berkesinambungan pada
akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Pengaruh pembayaran dividen
secara tunai terhadap nilai
perusahaan adalah positif, yaitu
sebesar 3,85% dan signifikan (p
=0,002;
α=0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa dividen tunai
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
kembali memperkuat argumentasi
bird in the hand theory (Lintner,
1962, M. J. Gordon, 1963,
Batthacharya, 1979) dan taxdifferential theory (Litzenberger
dan Maraswamy, 1979) khususnya
pada perusahaan semen dan
konstruksi di Indonesia untuk
meningkatkan
nilai
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
perusahaannya. Di samping itu, the
clientele theory dapat dinyatakan
cocok bila ditilik dari aspek
pandang bahwa yang membeli
saham perusahaan semen dan
konstruksi adalah para investor
yang meng-gantungkan incomenya pada dividen tunai.
Free cash flow, book value, the
book value of the long term-debt,
Earnings, dan cash
dividend
secara simultan berpengaruh
positif, yaitu mencapai 50,12%
dan signifikan terhadap Firm
Value).
Gambaran singkat di atas
kembali memperkuat argumen
clientele theory bahwa yang
melakukan investasi ke dalam
perusahaan, khususnya perusahaan semen dan konstruksi yang
tercatat di BEI sejak tahun 1997
hingga tahun 2007, adalah para
investor yang bermodal kurang
besar
tetapi
mengandalkan
pendapatannya dari dividen tunai.
Kenyataan
ini
didukung
sepenuhnya
oleh
(a)
taxdifferential theory (Litzenberger
dan Ramaswamy, 1979) yang
menyatakan
bahwa
nilai
perusahaan meningkat karena
perusahaan membayar dividen
dalam jumlah yang kecil, dan (b)
bird in the hand theory (Litner,
1962,
Gordon,
1963,
dan
Bhatthacarya,
1979)
yang
menyatakan
bahwa
dividen
mengandung informasi. Artinya,
2953
pembayaran dividen mempengaruhi para investor untuk membeli
saham perusahaan yang telah gopublic. Menurut mereka, dengan
membayar dividen secara teratur
dan berkesinambungan maka para
investor
akan
tertarik
menanamkan modalnya dalam
bentuk saham perusahaan yang
diperjual-belikan di bursa efek.
Di samping itu, perlu dicermati
sejumlah pandangan yang saling
berlawan tentang dividen (dividend
puzzle). Ada yang pro atas
pembayaran dividen dan ada pula
kontra (Modigliani dan Miller,
1962). Dengan demikian, hal yang
terpenting
adalah
penentuan
besarnya persentase dividen dari
laba
perusahaan
yang
kelihatannya masih berada di
bawah
kendali
(wewenang)
manajemen perusahaan, selain
karakteristik perusahaan dalam
jangka panjang.
Data
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa korelasi
variabel nilai buku aktiva tetap
berwujud dengan nilai perusahaan
adalah positif sebesar 51,1%,
cukup kuat
dan signifikan.
Demikian pun pengaruhnya positif
sebesar 22,74% dan signifikan. Hal
ini berarti bahwa variabel nilai
buku aktiva tetap berwujud dapat
dijaminkan ke bank untuk menarik
pinjaman tunai jangka panjang. Di
sini nilai buku aktiva tetap
berwujud dapat dijadikan salah
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
satu variabel pendukung utama
untuk
meningkatkan
nilai
perusahaan (Siamet, 2004) melalui
penarikan pinjaman tunai dari
bank yang tergolong pinjaman
berjangka panjang. Di samping itu,
kenaikan investasi (Fama, 1963),
khususnya investasi dalam aktiva
tetap berwujud, akan mendorong
naiknya nilai perusahaan, asalkan
memenuhi kriteria 5-C (Siamet,
2004)
khususnya
colleteral
(jaminan). Sebab nilai buku aktiva
tetap berwujud dapat dijaminkan
kembali kepada bank untuk
mendapatkan tambahan pinjaman
jangka panjang . Berarti tambahan
pinjaman jangka panjang akan
mendorong
naiknya
nilai
perusahaan. Oleh sebab itu, teoriteori penyusutan dan penetapan
nilai buku yang pas atas aktiva
tetap berwujud dengan kondisi
lapangan perlu disosialisasikan
sedemikian rupa sehingga lebih
dikenal baik oleh para usahawan,
manajemen perusahaan, para
bankir (atau investor), dan para
pengambil kebijakan di dalam
perusahaan sehingga lebih sesuai
dengan karakteristik usaha dan
keten-tuan-ketentuan
teori
keuangan. Dalam konteks inilah
peran para akademisi sangat
dibutuhkan untuk melakukan
penelitian secara berkesinambungan atas industri tertentu,
khususnya pemilihan metode
penyusutan yang tepat dan pas atas
2954
aktiva tetap berwujud dan
pengamatan tentang fluktuasi nilai
perusahaan (Fv).
Laba (profit), dalam rentang
waktu tertentu, adalah selisih
positif antara jumlah penerimaan
(total revenue) dengan jumlah
biaya yang terjadi (total cost). Laba
perusahaan
dalam
periode
tertentu, umumnya didistribusi ke
dalam dua kelompok perkiraan,
yakni sebagian ke dalam perkiraan
laba ditahan (retainned earnings)
dan sebagian dibagikan dalam
bentuk dividen tunai (dividend
payout) kepada para pemegang
saham. Besar-kecilnya tergantung
pada
kebijakan
manajemen
perusahaan yang diputuskan di
dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) perusahaan.
Jika terjadi peningkatan
laba perusahaan dari periode yang
satu ke periode berikutnya, maka
kejadian ini makin membuka
peluang
untuk
terjadinya
pembayaran dividen secara tunai
yang teratur dan meningkat.
Keteraturan dan peningkatan
pembayaran dividen secara tunai
akan mendorong para investor
memburu saham perusahaan
tersebut (blue-chip-stock). Akibatnya harga saham perusahaan yang
dimaksudkan di Bursa Efek
Indonesia
akan
meningkat.
Peningkatan harga saham ini
diyakini
akan
mendorong
peningkatan nilai perusahaan.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Hasil penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa hanya
50,12% variasi dari variabel
dependen
penelitian
(nilai
perusahaan) yang dapat dijelaskan
oleh
variabel
independen
penelitian
ini.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa hampir
separuhnya (49,9%) dari variasi
nilai perusahaan yang tidak dapat
dijelaskan oleh ketersediaan dana
tunai, nilai buku aktiva tetap
berwujud, laba dan dividen
perusahaan selama periode yang
diteliti (2007 – 2012). 49,9% ini
harus dijelaskan oleh faktor-faktor
2955
lain yang tidak diteliti di dalam
penelitian ini. Ada dugaan kuat
bahwa faktor-faktor tersebut,
antara
lain,
adalah
risiko
kenegaraan (country risk). Faktorfaktor ini perlu diteliti lebih lanjut
oleh peneliti berikutnya.
KESIMPULAN
Perusahaan semen dan
perusahaan
konstruksi
yang
tercatat di BEI sejak tahun 1997
hingga tahun 2007 memiliki nilai
perusahaan yang kurang teratur
pertumbuhannya.
Hal
ini
disebabkan oleh fluktuasi nilai
variabel penentunya yang juga
kurang
teratur.
Indikasinya
kecenderungan yang tidak memiliki
target keuangan tertentu. Variabel
dominan yang berhubungan positif,
kuat dan bermakna dengan nilai
perusahaan (Fv) adalah variabel
dividen tunai (D), variabel nilai
buku aktiva tetap berwujud (Bv),
variabel pinjaman tunai dari bank
dalam bentuk hutang jangka
panjang (Vd), dan variabel laba
perusahaan (Pr). Secara rinci
kesimpulan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: (1)
Ketersediaan dana tunai secara
parsial berpengaruh positif namun
tidak bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan positif namun tidak
bermakna; (2) Nilai buku aktiva
tetap secara parsial berpengaruh
positif dan bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; (3) Laba perusahaan
secara parsial berpengaruh positif
dan bermakna terhadap nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; (4) Dividen tunai secara
parsial berpengaruh positif dan
bermakna
terhadap
nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
2956
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna; dan (5) Ketersediaan
dana tunai, nilai buku aktiva tetap,
nilai hutang jangka panjang, laba
perusahaan, dividen tunai secara
simultan berpengaruh positif dan
bermakna
terhadap
nilai
perusahaan semen dan konstruksi
yang tercatat di Bursa Eefek
Indonesia. Hal ini didukung oleh
keeratan hubungan, pola hubungan,
besarnya pengaruh, maupun hasil
pengujian
hipotesis
yang
menunjukkan
positif
dan
bermakna.
REFERENSI
Ahmed, A. S., R. M. Morton, dan T. F.
Schaefer.
. Accounting
Conservatism
and
the
Valuation
of
Accounting
Numbers: Evidence on the
Feltham-Ohlson
(1996)
Model . Journal of Accounting,
Auditing & Finance 15 (3):
271—292.
Baginski, S. P. dan J. M. Wahlen.
. Residual )ncome Risk,
Intrinsic Vales, and Share
Prices . The Accounting Review
78 (1): 327-351.
Bagwell, Laure Simon dan Zechner,
Josef, 1993. The Journal of
Finance, Vol.
XLVIII No.
3, July.
Ball, R. dan P. Brown.
. An
Empirical
Evaluation
of
Accounting )ncome Numbers .
Journal of Accounting Research
(Autumn): 159-178.
Barclay, M, J dan C. W. Smith, 2001.
The Capital Structure Puzzle :
Another Look at the Evidences
(in D. H. Chew, edition). The
New
Corporate
Finance
Where Theory Meets Practice.
New York : McGraw-Hill, 197 –
209.
Bathala, B. T., K. P. Moon dan R. P.
Roa,
1994.
Managerial
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Ownership, Debt Policy and
the Impact of Institutional
Holding:
An
Agency
Perspective.
Financial
Management, Vol. 23, No. 3, 34
– 48.
Beaver, W. H. 1989. Financial
Reporting: An Accounting
nd
Revolution. 2 Ed. Englewood
Cliffs, NJ: 1989.
Beaver, W. (.
. Perspectives
on Recent Capital Market
Research . The Accounting
Review 77 (2): 453-474.
Body, Zvi, Alex Kane, Allan J.
Marcus. 2005. Investments. 6th
Edition
McGraw-Hill
Companies, Inc.
Brenan, M dan E. Schewartz, 1978.
Corporate
Income
Tax,
Valuation and the roblem of
Optimal Capital Structure.
Journal of Business, Vol., 51,
103 – 114.
Brigham, Eugene F dan Louis C.
Gapenski, 1991. Financial
Management
Theory and
Practice. New York : The
Dryden Press International
Edition, 6th edition
Copeland, T. E and J. F Weston.
1988. Financial Theory and
Corporate Policy. 3th Edition.
New York: Addison-Wesley
Publishing Company.
Dechow, P. M., A. P. Hutton, dan R. G.
Sloan.
. An Empirical
Assessment of the Residual
)ncome Valuation Model .
Journal of Accounting and
Economics 26: 1-34.
Denision, Dwight dan Myungsoon
Hur, 2002. Theory of Optimal
Capital Sructure of Local
2957
Govenments. NYU Wagner
Working Paper No. MP-1005,
May.
Different Specification af the Ohlson
Valuation Models . The
Ekholm, Andreas, 2006. How Do
Different Types of Investors
React to New Earnings
Information ? Journal of
Business Finance & Accounting,
Vol.
33
Issue
1-2,
January/March, hal. 127
European Accounting Review 10 (2):
315-341.
Fama, Eugene F. 1965. The behabior
of Stock Market Prices. Journal
of Business 38, January, hal. 34
– 105.
Fama, Eugene F., 1970. Efficient
Capital Markets : A Review of
Theory and Emperical Work.
Journal of Finance 25,hal. 383
– 417.
Fama, Eugene F.., 1991. Efficient
Capital Market II. Journal of
Finance 46, December,hal.
1575 – 1617.
Fama, Eugene F.., dan Kenneth H.
French,
1998.
Taxes,
Financing Decisions, and Firm
Value. The Journal of Finance,
Vol 53, No. 3, (Juni 1998), pp.
819 – 843.
Fernandez, Pablo, 2004. Valuing
Companies by Cash Flow
Discounting: Ten Methods and
Nine Theories. Social Science
Research Network, Juni.
Fleming, Grant, Richard Heaney dan
Rochelle McCosker, 2005.
Agency Costs and Ownership
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Structure in Australia, Pacific
Basic Finance Journal, Vol. 13,
Issue 1, January, pp. 20-52.
Gordon, M. J, 1963. Optimal
Investment and Financing
Policy. Journal of Finance. May,
pp. 264 – 272.
Gujarati, Damodaran, N, 2006.
Essentials of Economics. 3th
Edition. New York : McGrawHill, United States Military
Academy, West Point.
Jensen, Michael C, 1986. The Agency
Costs of Free Cash Flow:
Corporate
Finance
and
Takeover. American Economic
Review, May 1986, Vol. 76, No.
2, 323 - 339.
Jensen, Michael C, dan William H.
Meckling, 1976. Theory of The
Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership
Structure. Journal of Finance
Economics, Vol. 3, No. 4, 305 –
360.
Keown, Arthur, J., John D. Martin, J.
William Petty, David F. Scott,
Jr.,
(2005).
Financial
Management: Principles and
Application, 9th Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
Kraus, A dan R. Litzenberger, 1973.
A State Preference Model of
Optimal Financial Leverage.
Journal of Finance, Vol. 28, 911
– 921.
Lasher, William R., 2003. Practical
Financial Management, 3th
edition.
South
Western:
Thomson Learning.
2958
Leland, Hayne and D. Pyle (1977).
Information
Asymmetries,
Financial
Structure,
and
Financial
Intermediation.
Journal of Finance, 32, pp.371387.
Lins,
Karl V, 2002. Equity
ownership and firm value in
emerging markets. Journal of
Financial and Quantitative
Analysis. 38, pp. 159 – 184.
Lintner, J, 1962. Dividends,
Earnings, Leverage, Stock
Prices and the Supply of
Capital
to
Corporations,
Review of Economics and
Statistics, August., pp. 243 –
269.
Lubis, Bersihar, Thamrin, Rinold
dan Kusfiard (Ed.) 2002.
Who’s who Cemex Suntingan
Dosa-dosa Cemex, Jakarta:
Yayasan Swadaya Mandiri,
Lundholm, R. dan T. O’Keefe.
.
Reconciling Value Estimates
from the Discounted Casf Flow
Model and the Residual
)ncome Model . Contemporary
Accounting Research 18 (2):
311-335.
Megginson, William L, 1997.
Corporate Finance Theory.
United States: Addison –
Wesley.
Educational
Publishers, Inc.
Modigliani, F dan M. H. Miller 1963.
Corporate Income Taxes and
the Cost of Capital : A
Correction.
American
Economic Review, Vol. 53, 433
– 443.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
2959
Modigliani, F dan M. H. Miller, 1958.
The Cost of Capital Corporate
Finance and the Theory of
Investment.
American
Economic Review, Vol. 48, 261
– 297.
Park, Kwang Woo dan ohn Evans,
2000. Firm Value, Free Cash
Flows and Financing Decision.
Evidence rom Japan, Juni
Morel, M.
.
Endogenous
Parameter
Time
Series
Estimation of the Ohlson
Model: Linear and Nonlinear
Analysis . Journal of Business
Finance & Accounting 30 (910): 1341-1362.
Penman,
Stephen H.,
2007.
Financial Statement Analysis
and
Security
Valuation.
Internasional Edition. New
York : McGraw-Hill.
Modigliani, F dan M. H. Miller. 1961.
Dividend Policy, Growth, and
the Valuation of Shares.
Journal of Business. October.
pp. 411 – 433,
Myers, S. C, dan N. S. Mayluf, 1984.
Corporate Financing and
Investment Decisions When
Firms Have Information that
Investors Do Not Have. Journal
of Financial Economics, Vol.
13, 187 – 221.
Ohlson, J. A.
. The Theory of
Value and Earnings, and an
Introduction to the BallBrown
Analysis .
Contemporary
Accounting
Research 8 (1): 1-19.
Ohlson, James A, 1995. Earnings,
Book Values, and Dividend in
Equity
Valuation.
Contemporary
Accounting
Research, CAAA.Vol. 11 No. 2
(Spring 1995), pp. 661 – 687.
Ohlson; J. A.
. Earnings, Book
Values, and Dividends in
Equity
Valuation .
Contemporary
Accounting
Research 11 (2): 661-687.
Penman, Stephen H., 2002. What
Matters in Company Valuation
: Earnings, Residual Income,
Dividends ? Theory and
Evidence. New York : Colombia
Business School, Colombia
University.
Pusat Data Bisnis Indonesia, (2008).
Profil dan Anatomi BUMN,
Edisi Ke-6, Jakarta: PDBI.
Robbins,
Stephen
P.,
2007.
Organization Behavior. 10Th
Edition.
New
Jersey;
Englewood Cliffs: Prentice
Hall Inc.
Ross, Stephen A.; Randolph W.
Westerfield and Jeffrey Jaffe,
2005. Corporate Finance, 7th
edition. New York : McGrawHill.
Shrieves, Ronald E dan John W.
Wochowics, 2000. Free Cash
Flow, Economic Value Added,
and Net Present Value : A
Reconciliation of Variations of
Discounted – Cash – Flow
Valuation, June
Stulz,
R,
1990.
Managerial
Discration
and
Optimal
Financing Policies. Journal of
Financial Economics, Vol. 26, 3
– 27.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 1, Maret 2013
Hal. 2942 - 2960
Tabachnick, B. G. dan L. S. Fidell.
1996. Using Multivariate
rd
Statistics, 3 . Ed. New York:
Harper
Collins
College
Publishers.
Warbo, John, 2002. Ownership and
agency
Cost.
Gateborg,
Graduate Business School.
School of Economic and
Commercial Law, December
Weston, J. Fred dan Eugene F.
Bringham, 1993. 10th edition.
2960
Essentials
of
Managerial
Finance. New York : The
Dryden Press,
Wirasasmita, Yuyun, 2001. Metode
Penelitian dalam Menyusun
Tesis dan Disertasi. Memorial
Lecture.
Universitas
Padjadjaran.
Zwiebel, Jeffrey, 1996. Dynamic
Capital
Structure
under
Managerial
Entrenchment.
American
Economic
Association.
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indonesia