PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANTARA SANTRI MUKIM DAN NON MUKIM DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN
i
PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANTARA SANTRI MUKIM DAN NON MUKIM DI PONDOK
PESANTREN SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
AHMAD SULHAN
NIM. 09060103
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHAN
UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
(2)
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Perbedaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara Santri Mukim Dan Non Mukim Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan
SKRIPSI
Disusun Oleh: Ahmad Sulhan
09060103
Skripsi ini Telah Disetujui Untuk di Seminarkan Pada Tanggal 28 Januari 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Atok Miftachul Hudha M.Pd Tutu April A, S.Kp, M,Kes NIP. 1048840080 NIDN. 0711047103
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, S.Kep. Ns.M.Kep NIP. UMM. 11205010419
(3)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANTARA SANTRI MUKIM DAN NON MUKIM DI PONDOK PESANTREN
SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN SKRIPSI
Disusun Oleh : Ahmad Sulhan NIM. 09060103
Di Ujikan
Pada Tanggal 28 Januari 2014
Penguji I,
Drs.Atok Miftachul Hudha. M.Pd NIP. 1048840080
Penguji II,
Tutu April A, S.Kp,M.Kes NIDN. 0711047103 Penguji III,
Tri Lestari Handayani, M.Kep.Sp.Mat NIP. UMM. 112.9311.0304
Penguji IV,
Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep NIP. UMM. 11293110305
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Yoyok Bekti P, M.Kep,Sp.Kom NIP.UMM. 112.0309.0405
(4)
iv
SURAT PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ahmad Sulhan
NIM : 09060103
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Antara Santri Mukim Dan Non Mukim Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima atas perbuatan saya.
Malang, Januari 2014 Yang membuat pernyataan
Ahmad Sulhan 09060103
(5)
v
MOTTO
Kita Tidak Bisa Naik Ke Anak Tangga Terakhir
Tanpa Melalui Anak Tangga Pertama
(6)
vi
Sujud syukur Sulhan panjatkan untuk Allah SWT sang penguasa alam
beserta isinya, yang memberi aku kehidupan, rizki, petunjuk dan
kekuatan dengan segala cinta dan kasihnya yang selalu tercurah dalam
setiap langkah hidup_Sulhan….
Karya tulis sederhana ini Sulhan persembahkan untuk :
Kedua Orang Tua SulhanTerimakasih atas kasih sayang yang selalu Aba & Ummi berikan kepada putra tercinta (Sulhan), tak luput nasehat dan do’a yang selalu teriring untuk kesuksesan putramu ini.
Sulhan sangat menyayangi Aba & Ummi Adikku Tercinta (Wiwin Yulia)
Terimakasih atas dukungan dan do’a yang selalu adik teriring kepada kakakmu yang ganteng. Sulhan sayank adik...
Keluarga Besarku
Terimakasih atas semua dukungannya, kesabaran dan kesetiaanmu tak akan bisa terbalas dengan kasih sayank Sulhan. Sulhan sayank kalian semua...
Pak Atok Miftachul Hudha, Bu Tutuk April A, Bu Tri Lestari Handayani, Dan Bu Aini alifatin
Terimakasih atas Bimbingan dan Saran yang telah diberikan kepada saya, hingga saya sudah menyelesaikan tugas akhir ini
Wahyu Wulandari (Nna)
Terimaksih dah bantuin (Al) dalam mencari dan mendata responden penelitian I Yuo Temen-temen Tercinta (PSIK 09) & (17d)
( Abd. Kodir Jaelani, Abd. Halim, Abd Faqih, Rahmad, Fadli, Anggra, Ulounk, Siful, Santoso, Rizky Andreansyah dan Arif kharisman )
Kalian semua temen terbaik yang pernah sulhan kenal walaupun terkadang perselisihan itu ada diantara kita.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, S.kep.Ns, M.kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Atok Miftachul Hudha M.pd selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.
4. Tutu April A, S.Kp, M,kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripisi ini.
5. Semua keluarga saya, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moral, material, spiritual, kepada saya selama menempuh pendidikan.
6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.
7. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2009.
(8)
viii
Penulis menyadari bahwa penyusun tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Malang, Januari 2014
(9)
ix ABSTRAK
PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANTARA SANTRI MUKIM DAN NON MUKIM DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA
MOH. CHOLIL BANGKALAN
Ahmad Sulhan1, Atok Miftachul Hudha, Tutu April A3
Latar Belakang Lingkungan pondok pesantren terdiri dari kiai, ustadz/ustadzah dan santri. Santri terdiri dari dua kelompok, yaitu santri mukim dan non mukim. Santri mukim merupakan santri yang menetap di dalam lingkungan pondok pesantren sedangkan santri non mukim tidak menetap di dalam lingkungan pondok pesantren artinya langsung pulang kerumahnya masing-masing. Perbedaan lingkungan sosial santri mukim dan non mukim tersebut akan memberikan pengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada santri.
Metode Desain penelitian menggunakan Studi Komparatif yaitu membandingkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat antara Santri Mukim Dan Non Mukim. Variabel Independen adalah Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat sedangkan variabel dependen adalah Santri Mukim dan Non Mukim. Teknik sampling adalah proportional stratified random sampling, Populasi 142 santri, santri mukim 75 dan santri non mukim 76 santri.
Hasil Uji analisa data kedua variabel didapatkan nilai propabilitas (P) = 0.000. Sehingga dari pengujian ini dapat diambil kesimpulan ada perbedaan yang sangat signifikansi perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim.
Kesimpulan Ada perbedaan yang sangat signifikan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim, dimana pada kelompok santri non mukim nilai perilaku hidup bersih dan sehatnya lebih tinggi dari pada santri mukim.
Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Santri Mukim dan Non Mukim, Pondok Pesantren
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang
(10)
x ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF CLEAN LIVING AND HEALTY BEHAVIORS AMONG RESIDENT STUDENTS AND NON RESIDENT STUDENT IN
SYAICHONA MOH. CHOLIL’S BOARDING SCHOOL, BANGKALAN
Ahmad Sulhan1, Hudha Miftachul Atok2, April Tutu A3
The Background of boarding school environment consists of kiai, ustadz/ustadzah and students. Students usually conist of two group, namely Resident Students and Non Resident Student. Resident student is the students which staying at the boarding school and non resident students are students did not staying at the boarding school it means the they directly back to their home. Differences of social enviroment resident student and non resident students would give an impact on Clean Living and Healthy Behaviors in the students lifestyle.
The design method study using Comparative Studies that compare the behaviors of Clean Living and Healthy Among Resident Students and Non Resident Studends. Independent Variable in this study are the Clean Living and Healthy Lifestyle while the dependent variable are the Resident Students and Non Resident Student. The sampling technique used is Proportional stratified random sampling, the population 124 students, 75 resident students and 76 non resident students.
Test results the data analysis of the two variables obtained propabilitas value ( P ) = 0.000. So from this test can be concluded that there are very significant differences in the behavior of clean and healthy living among resident students and non resident students.
Conclusion There is a significant difference of clean and healthy behaviors among resident students and non resident students, where a group of non resident students value clean and healthy living behaviors higher than of the resident students.
Keywords: Clean and Healthy Lifestyle, Resident Students and Non Resident Students. Boarding Shool
1 Students of Nursing Science, University of Muhammadiyah Malang. 2 Lecturer Nursing Science Program, University of Muhammadiyah Malang. 3 Lecturer Nursing Science Program, University of Muhammadiyah Malang.
(11)
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul...i
Lembar Persetujuan...ii
Lembar Pengesahan...iii
Surat Pernyataan Keaslian...iv
Motto...v
Persembahan...vi
Kata Pengantar...vii
Abstrak...ix
Daftar Isi...xi
Daftar Gambar...xiv
Daftar Tabel...xv
Daftar Lampiran...xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...5
1.3 Tujuan Penelitian...5
1.3.1 Tujuan Umum...5
1.3.2 Tujuan Khusus...5
1.4 Manfaat Penelitian...6
1.5 Keaslian Penelitian...7
1.6 Batasan Penelitian...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)...10
2.1.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS...10
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku...10
2.1.3 Tujuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ...11
2.1.4 Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)...11
2.1.5 Tatanan PHBS...12
2.1.6 Menejemen PHBS...13
2.1.7 Manfaat PHBS...14
2.1.8 Nilai Prosentase Tiap-Tiap Tatanan Dan Indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat...14
(12)
xii
2.2 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Dalam Tatanan Pondok
Pesantren...16
2.2.1 PHBS Di Pondok Pesantren...16
2.2.2 Indikator Tatanan Pondok Pesantren...16
2.2.3 Indikator Tatanan Rumah Tangga...17
2.2.4 Penyakit Yang Sering Muncul Akibat Rendahnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat...17
2.2.5 Berbagai Penyakit Yang Terjadi Di Pondok Pesantren...18
2.3 Perilaku ...17
2.3.1 Pengertian Perilaku...17
2.3.2 Proses Terjadinya Perubahan Perilaku...19
2.3.3 Teori Perubahan Perilaku...20
2.3.4 Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang...21
2.3.5 Perilaku Sehat...23
2.3.6 Jenis-jenis Perilaku Kesehatan...23
2.4 Santri Dan Pondok Pesantri...28
2.4.1 Pengertian Santri...28
2.4.2 Perbedaan Santri Mukim Dan Non Mukim...28
2.4.3 Pengertian Pondok Pesantren...29
2.4.4 Tujuan Pondok Pesantren...30
2.4.5 Unsur-Unsur Pesantren...30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian...32
3.2 Hipotesis Penelitian...34
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian...35
4.2 Populasi, Kriteria Sampel, Tehnik Sampling, Dan Besar Sampel...35
4.2.1 Populasi...35
4.2.2 Kriteria Sampel...35
4.2.3 Teknik Sampling...36
4.2.4 Besar Sampel...36
4.3 Variabel Penelitian...38
4.3.1 Variabel Independen...38
4.3.2 Variabel Dependen...39
4.4 Definisi Operasional...39
4.5 Prosedur Penelitian...42
4.5.1 Tahap Persiapan...42
4.5.2 Tahap Pelaksaan...43
4.5.3 Tahap Pengumpulan Data...43
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...44
4.7 Analisis Data...45
(13)
xiii
4.9 Etika Penelitian...48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Subjek Responden...50
5.1.1 Karakteristik Responden Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Usia...51
5.1.2 Karakteristik Responden Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Jenis Kelamin...52
5.1.3 Karakteristik Responden Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Lama Tinggal...52
5.1.4 Karakteristik Responden Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Domisili...53
5.1.5 Karakteristik Responden Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Kelas...55
5.2 Hasil Analisis Data...58
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Respoden...64
6.1.1 Santri Mukim...64
6.1.2 Santri Non Mukim...65
6.2 Gambaran Karakteristik Santri Mukim Dan Non mukim Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan...68
6.3 Nilai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan...70
6.4 Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim...71
6.5 Keterbatasan Peneliti...73
6.6 Implikasi Untuk Keperawatan...74
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan...76
7.2 Saran...78
DAFTAR PUSTAKA...80
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 3.1 Rangcangan Kerangka Konseptual...33 Gambar : 4.8 Bagan Kerangka Penelitian...47 Gambar : 5.1.1.1 Prosentase Jumlah Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan
Usia...51 Gambar : 5.1.2.1 Prosentase Jumlah Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Jenis
Kelamin...52 Gambar : 5.1.3.1 Jumlah Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan Lama
Tinggal...53 Gambar : 5.1.4.1 Prosentase Jumlah Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan
Domisili...54 Gambar : 5.1. 5.1 Prosentase Jumlah Santri Mukim Dan Non Mukim Berdasarkan
Kelas...55 Gambar : 5.1.6.1 Nilai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Kelas 1-3 Santri Mukim
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel : 2.1.8 Nilai Prosentase Tiap-Tiap Tatanan Dan Indikator Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat...14
Tabel : 4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian...39
Tabel : 5.1.1.1 Karakteristik Usia Santri Mukim Dan Non Mukim...52
Tabel : 5.1.2.1 Karakteristik Lama Tinggal Santri Mukim Dan Non Mukim...53
Tabel : 5.1.3.1 Karakteristik Domisili Santri Mukim Dan Non Mukim...54
Tabel : 5.1.4.1 Karakteristik Kelas Santri Mukim Dan Non Mukim...55
Tabel : 5.2.1 Deskriptif Perbedaan Perilakuk Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim...59
Tabel : 5.2.2 Uji Levene Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim...60
Tabel : 5.2.3 Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Antara Santri Mukim Dan Non Mukim...62
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden...82
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden...83
Lampiran 3 Lembar Kuesioner ...84
Lampiran 4 Karakteristik Subjek Penelitian...87
Lampiran 5 Nilai PHBS Antara Santri Mukim Dan Non Mukim...96
Lampiran 6 Uji Normalitas Dan Uji T...97
Lampiran 7 Surat Studi Pendahuluan dan Penelitian...100
Lampiran 8 Surat Pemberitahuan Selesai Penelitian...101
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Bimbingan...102
Lampiran 10 Tabel Harry King...104
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian...107
(17)
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Aip, Badrujaman. 2010. Sosiologi untuk mahasiswa keperawata, Jakarta. Trans Info Media.
Ali, M. Dkk. 2009. Psikologi Remaja Pekembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara Ali, Zaidin, 2010. Dasar-dasar pendidikan masyarakat dan promosi kesehatan. Jakarta. Trans Info
Media.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Anonim, Dinkes Sulawesi Selatan. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan
Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Diakses 11 April 2013.
http://dinkes-sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf.
Dinkes, Malang. 2011. Pusat Promosi Kesehatan. Malang.
Hadi, Sutrisno, 2000. Manual SPS, 2000 Paket Midi. Yogyakarta. UGM Sukmana, Oman. 2003. Dasar-dasar Psikologi Lingkungan.UMM Press
Hurlock, Elizabet. 2003. Perkembangan Anak Jilid 2 Terjemahan Early Childhood Devalopment.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Iskandar, johan. 2001. Manusia, Budaya, dan Lingkungannya. Jakarta: Rajawali Press.
Khazanah, 2007. Definisi santri. http://oase.malhikdua.com/2011/05/23/santri-dalam definisi/Diakses 27 juli 2011.
Kharisma, Putra. Utama. 2010. pengantar psikologi untuk kebidanan. Jakarta: kencana. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Jakarta.
Mansur, Herawati, 2009. Psikologi Ibu Dan Anak Untuk kebidanan. Jakarta. Salemba Medika
Marsnon. Sri Wahyui. 2008. Sosiologi Untuk SMA. Jakarta: Rajawali Cilik. Momon, Sudarman. 2008. Sosiologi Kesehtann. Jakarta: Salemba Meedia.
Nugraheni. 2008. Pengaruh sikap tentang kebersihan diri terhadap Timbulnya skabies ( gudik ) pada santriwati di pondok pesantren al-muayyad Surakarta. Diakses: 10 Mei 2011. http://etd.eprints.ums.ac.id/889/1/J210040035.pdf
Nursai. D, 2007. elib.unikom.ac.id/download.php?id=15402. Diakses 27 juli 2011 Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta.
(18)
xviii
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmojo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Neolaka, Amos. 2008. Kasadarran Lingkungan. Jakarta: Rineka.
Pratama D.A.2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi Keluarga untuk melakukan program perilaku hidupBersih dan sehat di desa mangunharjo jatipurno Wonogiri. http://etd.eprints.ums.ac.id/6436/1/J210050091.pdf
Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Perawat, Jakarta: EGC.
Racmat, Mochamad, 2012. Buku ajar biostatistika aplikasi pada penelitian kesehatan. Jakarta. EGC.
Ratnasari S. 2011. PHBS Pesantren. Diakses 02 oktober 2013.
http://Siskaunipdu.Blogspot.Com/
Rofieq, Ainur. 2008. Pola Adopsi dan Determinan Perilaku Kesehatan Santri Mukim pada Pondok Pesantren di Kabupaten Malang. Saintika (Jurnal Ilmiah Sains). Vo.5 No.3 September-Desember 2008.
Slamet, Soemirat. 2002. Keseehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: LPFE UI.
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula. Sebagaimana dinyatakan oleh Henrik, 1984 dalam Aminuddin, (1993) bahwa lingkungan khususnya lingkungan sosial dengan kata lain lingkungan akan mengubah dan membentuk perilaku manusia yang ada di dalamnya.
Menurut Rachmad, (2008) lingkungan sosial (social enviroment) adalah manusia baik secara individu atau perorangan maupun kelompok yang ada di luar diri kita seperti keluarga, teman, para tetangga, penduduk sekampung sampai manusia antar bangsa yang mempengaruhi terhadap perubahan dan perkembangan kehidupan kita. Lingkungan pondok pesantren sebagai wadah pendidikan tidak akan lepas dari lingkungan sosial dan non sosialnya. Keadaan lingkungan pondok pesantren merupakan lingkungan sehari-hari yang di dalamnya terdiri dari kiai, ustadz/ustadzah dan santri. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok, yaitu santri mukim dan non mukim, Nursai, (2007).
Santri non mukim merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri non mukim biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah
(20)
putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri, kareana memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren (Nursai, 2007).
Lingkungan sosial pondok pesantren yang memiliki komponen-komponen tersebut akan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan dan perilaku manusia. Secara umum untuk meningkatkan dan mengembangkan perilaku manusia adalah dengan meningkatkan pengetahuan santri. Perilaku di dalam aspek kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu : perilaku sehat, perilaku peran sakit, dan perilaku sakit. Perilaku sehat sendiri mendapat perhatian oleh pemerintah dalam mewujudkan derjat kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan santri perlu adanya upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) (Depkes, 2000).
Perilaku hidup bersih dan sehat untuk selanjudnya di singkat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (sosial support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006). Adapun tujuan perilaku hidup bersih dan sehat menurut (Amalia, 2009) adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal.
(21)
Dalam kehidupan sosial di lingkungan pesantren perilaku hidup bersih dan sehat perseorangan di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari santri (Depkes, 2000). Sebagaimana dinyatakan oleh (Nugraheni, 2008) bahwa tinggal bersama sekelompok orang seperti pesantren memang pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik. Faktanya, Lingkungan pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan kurang teratur, ukuran kamar 3
x
3 berisi lima belas orang, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi yang buruk.Selain itu, kesadaran dan kebiasaan santri untuk berperilaku hidup bersih dan sehat kurang baik, seperti membuang sampah sembarangan, menggantungkan pakaian di kamar dan bertukar pakaian benda pribadi sesama teman. Hal ini di pengaruhi oleh lingkungan sosial yang kurang baik. Sebagaimana dinyatakan oleh (Marsono, 2008). Perilaku manusia tidak bisa dipisahkan dari kontek setting sosialnya. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan diketahui bahwa 70% santri tidak menerapkan PHBS, dan 30% santri sudah menerapkan PHBS dengan baik. Ditinjau dari perilaku kebersihan perorangan santri terhadap berperilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, santri mempunyai kebiasaan seperti mebuang sampah sembarangan, menggantung pakaian kotor di kamar, saling bertukar barang pribadi seperti pakaian, sisir dan handuk. Hal ini menjadi pemandangan perilaku yang tidak baik bagi santri di pondok pensantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Observasi awal ini dilakukan pada 10 santri laki-laki. Hal ini dikarenakan peraturan yang berlaku di lingkungan pondok pesantren ada batasan antara pria dan wanita maka peniliti memutuskan untuk memilih santriwan sebagai responden dalam penelitian karena peneliti berjenis kelamin laki-laki dan
(22)
dikarenakan keterbatasan peneliti. Observasi ini dilakukan selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 15 sampai tanggal 17 April 2013. Penyakit yang biasa di derita oleh santri yang berada di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan antara lain alergi gatal (skabies), diare, gastritis, typoid, obs febris, ispa, konjungtivitis, herpes, dan cacar. Berdasarkan data dari Puskesmas Bangkalan tahun 2011 sampai 2012, santri yang berkunjung ke puskesmas dengan observasi dan diagnosa sementara, didapatkan 19 santri menderita konjungtivits, 45 santri menderita dermatitis, 64 santri menderita GEA, 84 santri menderita alergi, 18 santri menderita scabies, 65 santri menderita gastritis, 101 santri menderita typoid, 121 santri menderita ISPA, dan 352 santri menderita obs febris. Dari jumlah 2000 santri laki-laki dan perempuan.
Upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat khususnya di lingkungan santri yang berada di sebuah pondok pesantren. perlu mendapatkan perhatian seksama, baik dari kalangan psikologi kesehatan, sosiologi kesehatan, atau tenaga kesehatan itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
2. Apakah ada perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
(23)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi karakteristik santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan?
2. Mengindentifikasi perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan? 3. Menganalisis perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri
mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona moh. Cholil bangkalan?
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.
2. Bagi Santri
Para santri mukim dan non mukim dapat mengetahui kebiasaan-kebiasan perilaku yang kurang baik terhadap kesehatan di lingkungan sosial pondok pesantren yang dapat menyebakan penyakit dan juga
(24)
harapannya santri dapat menanamkan pola perilaku hidup bersih dan sehat tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar Asrama sehingga terbebas dari penyakit.
3. Bagi Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada pengurus pondok pesantren, khususnya pengurus bagian kesehatan untuk meningkatan mutu pelayanan dan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, dengan memberikan fasilitas di pondok yang sesuai kepada santrinya.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM.
1.5 Keaslian Penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufi, (2005), di dapat kan hasil bahwa faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Scabies, serta hygiene perorangan Variabel yang digunakan dalam penelitian. Variabel independen terdiri dari :
1. Sanitasi lingkungan Pondok pesantren yang terdiri dari lokasi dan konstruksi Ponpes, penyediaan air bersih, ketersediaan jamban, pengelolaan sampah, system pembuangan air limbah, sanitasi dan kepadatan pemondokan, sanitasi ruang belajar santri, dan sanitasi masjid Pondok pesantren.
(25)
2. Higiene perorangan meliputi frekuensi mandi, sabun dan handuk yang di pergunakan, kebiasaan sikat gigi, cuci tangan setelah kegiatan, dan mencucipakaian.
3. Perilaku santri mencakup pengetahuan, sikap dan praktek yang mencegah penularan penyakit Scabies.
Variabel dependen adalah angka prevalensi penyakit Scabies pada santri. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasional yang dilakukan secara cross-sectional . Pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Scabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Pondok pesantren (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Scabies, serta hygiene perorangan yang buruk dari para santri.
1.6 Batasan Penelitian
Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
1. Perilaku hidup bersih dan sehat yang diteliti
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
(26)
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006). Sehingga, perilaku hidup bersih dan sehat yang akan diteliti adalah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga dan tatanan pondok pesantren. Sedangkan, indikator yang akan diteliti adalah kebersihan perorangan.
2. Santri yang di teliti adalah santri mukim dan non mukim.
a. Santri mukim
Santri mukim ialah putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren (Nursai, 2007).
b. Santri non mukim
Santri non mukim merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri non mukim biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang (Nursai, 2007).
(1)
Dalam kehidupan sosial di lingkungan pesantren perilaku hidup bersih dan sehat perseorangan di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari santri (Depkes, 2000). Sebagaimana dinyatakan oleh (Nugraheni, 2008) bahwa tinggal bersama sekelompok orang seperti pesantren memang pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik. Faktanya, Lingkungan pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan kurang teratur, ukuran kamar 3x3 berisi lima belas orang, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi yang buruk.
Selain itu, kesadaran dan kebiasaan santri untuk berperilaku hidup bersih dan sehat kurang baik, seperti membuang sampah sembarangan, menggantungkan pakaian di kamar dan bertukar pakaian benda pribadi sesama teman. Hal ini di pengaruhi oleh lingkungan sosial yang kurang baik. Sebagaimana dinyatakan oleh (Marsono, 2008). Perilaku manusia tidak bisa dipisahkan dari kontek setting sosialnya. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan diketahui bahwa 70% santri tidak menerapkan PHBS, dan 30% santri sudah menerapkan PHBS dengan baik. Ditinjau dari perilaku kebersihan perorangan santri terhadap berperilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, santri mempunyai kebiasaan seperti mebuang sampah sembarangan, menggantung pakaian kotor di kamar, saling bertukar barang pribadi seperti pakaian, sisir dan handuk. Hal ini menjadi pemandangan perilaku yang tidak baik bagi santri di pondok pensantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Observasi awal ini dilakukan pada 10 santri laki-laki. Hal ini dikarenakan peraturan yang berlaku di lingkungan pondok pesantren ada batasan antara pria dan wanita maka peniliti memutuskan untuk memilih santriwan sebagai responden dalam penelitian karena peneliti berjenis kelamin laki-laki dan
(2)
dikarenakan keterbatasan peneliti. Observasi ini dilakukan selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 15 sampai tanggal 17 April 2013. Penyakit yang biasa di derita oleh santri yang berada di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan antara lain alergi gatal (skabies), diare, gastritis, typoid, obs febris, ispa, konjungtivitis, herpes, dan cacar. Berdasarkan data dari Puskesmas Bangkalan tahun 2011 sampai 2012, santri yang berkunjung ke puskesmas dengan observasi dan diagnosa sementara, didapatkan 19 santri menderita konjungtivits, 45 santri menderita dermatitis, 64 santri menderita GEA, 84 santri menderita alergi, 18 santri menderita scabies, 65 santri menderita gastritis, 101 santri menderita typoid, 121 santri menderita ISPA, dan 352 santri menderita obs febris. Dari jumlah 2000 santri laki-laki dan perempuan.
Upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat khususnya di lingkungan santri yang berada di sebuah pondok pesantren. perlu mendapatkan perhatian seksama, baik dari kalangan psikologi kesehatan, sosiologi kesehatan, atau tenaga kesehatan itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
2. Apakah ada perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
(3)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi karakteristik santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan?
2. Mengindentifikasi perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan? 3. Menganalisis perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri
mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona moh. Cholil bangkalan?
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.
2. Bagi Santri
Para santri mukim dan non mukim dapat mengetahui kebiasaan-kebiasan perilaku yang kurang baik terhadap kesehatan di lingkungan sosial pondok pesantren yang dapat menyebakan penyakit dan juga
(4)
harapannya santri dapat menanamkan pola perilaku hidup bersih dan sehat tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar Asrama sehingga terbebas dari penyakit.
3. Bagi Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada pengurus pondok pesantren, khususnya pengurus bagian kesehatan untuk meningkatan mutu pelayanan dan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, dengan memberikan fasilitas di pondok yang sesuai kepada santrinya.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM.
1.5 Keaslian Penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufi, (2005), di dapat kan hasil bahwa faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Scabies, serta hygiene perorangan Variabel yang digunakan dalam penelitian. Variabel independen terdiri dari :
1. Sanitasi lingkungan Pondok pesantren yang terdiri dari lokasi dan konstruksi Ponpes, penyediaan air bersih, ketersediaan jamban, pengelolaan sampah, system pembuangan air limbah, sanitasi dan kepadatan pemondokan, sanitasi ruang belajar santri, dan sanitasi masjid Pondok pesantren.
(5)
2. Higiene perorangan meliputi frekuensi mandi, sabun dan handuk yang di pergunakan, kebiasaan sikat gigi, cuci tangan setelah kegiatan, dan mencucipakaian.
3. Perilaku santri mencakup pengetahuan, sikap dan praktek yang mencegah penularan penyakit Scabies.
Variabel dependen adalah angka prevalensi penyakit Scabies pada santri. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasional yang dilakukan secara cross-sectional . Pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Scabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Pondok pesantren (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Scabies, serta hygiene perorangan yang buruk dari para santri.
1.6 Batasan Penelitian
Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada perbedaan perilaku hidup bersih dan sehat antara santri mukim dan non mukim di pondok pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
1. Perilaku hidup bersih dan sehat yang diteliti
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
(6)
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006). Sehingga, perilaku hidup bersih dan sehat yang akan diteliti adalah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga dan tatanan pondok pesantren. Sedangkan, indikator yang akan diteliti adalah kebersihan perorangan.
2. Santri yang di teliti adalah santri mukim dan non mukim. a. Santri mukim
Santri mukim ialah putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren (Nursai, 2007). b. Santri non mukim
Santri non mukim merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri non mukim biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang (Nursai, 2007).