BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. A. Kualitas Hidup II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup - Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. A. Kualitas Hidup II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) Group

  (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu tentang posisinya di kehidupan dalam konteks kebudayaan dan sistem nilai dimana mereka hidup, berhubungan dengan tujuan, harapan, ukuran, dan perhatian individu tersebut. Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan kesejahteraan umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari kesejahteraan fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat pengembangan pribadi dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya melalui pertimbangan nilai – nilai pribadi individu. Menurut Donner, Karone, & Bertoliti (1997), kualitas hidup secara umum adalah keadaan individu dalam lingkup kemampuan, keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dan menjalankan bermacam-macam perannya secara memuaskan.

  Dari pengertian kualitas hidup di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kualitas hidup adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri meliputi kesejahteraan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan.

II. A. 2. Aspek Kualitas Hidup

  Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL) (dalam Rapley, 2003), menyatakan bahwa pengukuran kualitas hidup harus didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical

  

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

spirituality/religion/personal belief . Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui

  menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang meliputi: 1)

  Aspek Physical Health, mencakup aktivitas sehari - hari; ketergantungan pada obat – obatan, energi dan kelelahan; mobilitas; sakit dan ketidaknyamanan; tidur dan istirahat; kapasitas kerja. 2)

  Aspek Psychological, mencakup bodily image dan appearance; perasaan negatif, perasaan positif; self-esteem,spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar; memori dan konsentrasi. 3)

  Aspek Social Relationships, mencakup relasi personal, dukungan sosial; aktivitas seksual.

  4) Aspek Environment, mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan; partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang; lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/lalu lintas/iklim; serta transportasi.

II. A. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

  Menurut Brown (1996), faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang adalah:

II. A. 3. 1. Faktor Lingkungan

  Terdiri dari: 1.

  Lingkungan makro Lingkungan ini meliputi lingkungan biospherik, ekonomi, sosial, budaya, politik dan kebangsaan.

2. Lingkungan sekitar

  Lingkungan ini meliputi lingkungan keluarga, tetangga, tempat dimana kita bekerja, sekolah, rumah, dan keluarga sosial.

II. A. 3. 2. Faktor Pribadi

  Terdiri dari: 1.

  Faktor biologis, meliputi keadaan tubuh, struktur otak, dan tingkah laku.

  2. Faktor psikologis, meliputi kebiasaan, kognisi, emosi, persepsi, dan pengalaman yang merupakan karaterisitik individu untuk menyesuaikan diri dengan dunianya.

  II. B. Wanita Dewasa Awal

  II. B. 1. Pengertian Wanita Dewasa Awal

  Hurlock (1999) menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) menyatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya.

  Berdasarkan pengertian dewasa awal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa awal adalah wanita yang berada pada rentang usia antara 18 – 40 tahun dimana terjadi perubahan – perubahan fisik dan psikologis, serta masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

  II. B. 2. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Awal

  Hurlock (1999) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain: a. Mulai bekerja

  b. Memilih pasangan c. Mulai membina keluarga

  d. Mengasuh anak

  e. Mengelola rumah tangga

  g. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

II.B.3. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal

  Hurlock (1999) mengemukakan ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu:

  1. Masa pengaturan Pada masa ini terdapat istilah settle down dimana seseorang pada masa dewasa awal mengurangi kebebasannya dan menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.

  2. Masa reproduktif Seseorang pada masa dewasa awal setelah mereka menikah mereka kemudian akan mempersiapkan diri untuk berperan sebagai orang tua.

  3. Masa bermasalah Mereka dituntut untuk mandiri dalam hal penyelesaian masalah baik itu penyesuaian terhadap perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir.

  4. Masa ketegangan emosional Ketidakmampuan mengatasi masalah utama dalam kehidupan akan menimbulkan perasaan resah dan terganggu secara emosional.

  II. C. Kanker Payudara

  II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara

  Kanker adalah sebuah penyakit dari sel – sel dimana ditandai dengan (Sarafino, 2011). Menurut Baradero (2007), kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya.

  Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Dewi, 2009). Menurut Mardiana (2007), kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara.

  Dari pengertian – pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kanker payudara adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penyebaran sel yang tidak terkontrol yang muncul pada jaringan payudara.

  II. C. 2. Epidemiologi

  Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia (Andrews, 2009). Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan 180.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahunnya, dimana jumlah tersebut mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita, dan 46.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya diakibatkan oleh kanker payudara

  Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100 penderita baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahun di Indonesia, dan angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).

II. C. 3. Etiologi

  Penyebab langsung kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun menurut Smith (2000), ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker payudara, diantaranya adalah:

II. C. 3. 1 Faktor Keturunan

  Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium meningkatkan resiko dari kanker payudara. Peningkatan resiko bergantung pada apakah kerabat tersebut dalam masa premenopause atau pascamenopause saat didiagnosis menderita kanker payudara, dimana resiko meningkat ketika kerabat tersebut didiagnosis saat masa premenopause

  II. C. 3. 2. Riwayat Pribadi payudara terkait dengan peningkatan resiko dari kanker payudara berikutnya.

  Wanita yang pernah mengidap kanker payudara sebelumnya, persentase resiko terjadinya perkembangan kanker payudara kedua selama lima tahun lamanya sebanyak 2 -5 persen.

  II. C. 3. 3. Riwayat Reproduksi

  Pengalaman melahirkan dan menyusui pertama di umur 30 tahun kebawah melindungi diri dari kanker payudara. Sebaliknya, wanita yang tidak melahirkan dan tidak menyusui beresiko lebih tinggi terjangkit kanker payudara.

  II. C. 3. 4. Asupan Alkohol

  Persentase asupan alkohol meningkatkan resiko terjangkit kanker payudara adalah sekitar 30 – 40 persen bagi wanita peminum tipe sedang (1 atau lebih minuman beralkohol per hari) dibandingkan dengan wanita yang bukan peminum alkohol.

  II. C. 3. 5. Penggunaan Terapi Hormon

  Terdapat peningkatan kecil terhadap resiko terjangkit kanker payudara pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral atau HRT. Resiko meningkat ketika mereka kembali menggunakannya lima tahun setelah berhenti menggunakan kontrasepsi oral atau HRT tersebut.

  Menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakit sudah memasuki stadium lanjut, dimana keluhan yang dirasakan seperti adanya benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan, bentuk dan ukuran payudara berbeda dari sebelumnya, luka pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh dengan pengobatan, eksim pada puting dan area sekitanya, keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu, puting susu tertarik ke dalam, dan kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.

II. C. 5. Stadium Pada Kanker Payudara

  (dalam

  American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma

  Smith, 2000) membagi stadium karsinoma menjadi:

  Stadium 0 Ductal Carsinoma In Situ (DCIS) dan Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

  Stadium I

  Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif

  Stadium II A Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai

  lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan kelenjar getah bening negatif

  Stadium IIB Karsinoma invasif dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi

  kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif, atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm dan kelenjar getah bening negatif

  Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapapun dengan kelenjar getah

  bening terfiksasi atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi

  Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding

  dada, karsinoma yang manginvasi kulit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening

  Stadium IV Karsinoma yang sudah bermetastasis ke tempat yang jauh.

II. C. 6. Jenis – Jenis Kanker Payudara

  Menurut Pamungkas (2011), jenis – jenis kanker payudara yang umum terjadi yaitu:

  II. C. 6. 1. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)

  Jenis kanker ini paling umum dari kanker payudara yang tidak berbahaya (noninvasif). Kanker ini tidak meluas melalui dinding – dinding

  

duct ke jaringan payudara. Hampir semua wanita yang mengalami kanker

jenis ini bisa diobati dengan baik.

  II. C. 6. 2. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)

  Pada LCIS (Lobular Carsinoma Insitu), pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat berada didalam kelenjar susu (lobules). Kondisi ini bermula dari kelenjar – kelenjar yang berperan dalam memproduksi air susu, tapi tidak melalui dinding lobula.

  II. C. 6. 3. Invasive Ductal Carcinoma (IDC)

  Jenis kanker ini adalah yang paling sering terjadi. Kanker ini bermula dari duct, menerobos dinding duct, dan menyerang jaringan payudara. Dari sini, kanker dapat menyebar ke bagian – bagian tubuh yang lain.

II. C. 6. 4. Invasive Lobular Carcinoma (ILC)

  Kanker jenis ini bermula dari kelenjar susu atau lobula. Kanker ini dapat menyebar ke bagian – bagian tubuh yang lain.

II. C. 7. Pengobatan Kanker Payudara

  Menurut Pamungkas (2011), pengobatan - pengobatan kanker payudara yang umum dilakukan yaitu:

  II. C. 7. 1. Mastektomi

  Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Tipe mastektomidan pengobatan kanker payudara bergantung pada beberapa faktor, yakni usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause, dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya, stadiumtumor dan keganasannya, status reseptor hormon tumor, dan penyebaran tumor apakah sudah mencapai simpul limfe atau belum.

  II. C. 7. 2. Lumpektomi

  Lumpektomi merupakan tindak operasi penyelamatan payudara, dengan mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya. Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan dengan anestesi (bius) lokal ataupun total. Lumpektomi biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi.

  II. C. 7. 3. Kemoterapi

  Perawatan kemoterapi menggunakan obat untuk memperlemah dan menghancurkan sel – sel kanker dalam tubuh, termasuk sel – sel pada tempat kanker aslinya, dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian lain dari tubuh tersebut.

II. C. 7. 4. Terapi Radiasi

  Terapi radiasi, yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang sangat efektif dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel – sel kanker pada payudara yang mungkin masih berada di sekitar jaringan tubuh setelah pembedahan. Radiasi dapat mengurangi resiko kanker payudara datang kembali sampai 70%.

  

II. D. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker

Payudara

  Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003). Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL) (dalam Rapley, 2003), menyatakan bahwa pengukuran kualitas hidup didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical

  

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

spirituality/religion/personal beliefs . Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.

  Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain.

  Kualitas hidup yang baik penting bagi semua individu, termasuk pada individu dewasa awal. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan harapan – harapan sosial baru. Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru, seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap, keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas perkembangannya.

  Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal mencakup mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada menghambat penguasaan tugas perkembangan masa dewasa awal adalah hambatan fisik. Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas – tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa cacat fisik ataupun penyakit yang berkepanjangan.

  Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana 2007). Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia (Andrews, 2009).

  Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu: menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari penyakit yang diderita seperti patuh pada pengobatan yang dijalani, meminimalkan keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional, dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,

  Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999) menunjukkan bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama - lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi.