Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

SKRIPSI

KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA YANG

MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM

PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

OLEH

SURYANI ZEGA

091101065

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP H. Adam Malik Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan USU Medan.

Penysunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kepada Erniyati, S.Kp, MNS selaku PD I, Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku PD II dan Ikhsanuddin Ahmad selaku PD III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kp, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademis panulis yang telah membimbing penulis selama di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Achmad Fathi, Skep, Ns, MNS selaku dosen penguji I dan Mula Tarigan, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji II yang memberikan masukan dan saran penyelesaian skripsi ini.


(4)

5. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memberikan izin penelitian

6. Teristimewa kepada Ayahanda (Y. Zega) dan Ibunda (Am. Ziliwu) terimakasih buat doa dan dukungan yang sangat berarti bagi saya baik secara moril maupun materi. Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh keluarga tersayang (Tante, kakak dan adik-adik) yang telah memberi dorongan, semangat dan memotivasi saya selama penyusunan skripsi.

7. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi meluangkan waktu untuk pengisian kuesioner.

8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2009 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Terlebih-lebih kepada sahabat-sahabat saya Herdawati Munthe, Nova Erpi, Sri hartati, Trinita, Delfitra, Kristin, Eunike dan Gerhard yang telah memberi semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu peneliti selama penyusunan skripsi yang tidak disebut satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2013


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

DaftarIsi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Skema ... vii

Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Kanker Payudara ... 5

1.1. Defenisi Kanker Payudara ... 5

1.2. Gambaran Klinis Kanker Payudara ... 5

1.3. Faktor-Faktor Resiko Kanker Payudara ... 6

1.4. Tipe Kanker Payudara ... 8

1.5. Stadium Kanker Payudara ... 10

2. Kemoterapi ... 11

2.1. Pengertian Kemoterapi ... 11

2.2. Jenis dan Tujuan kemoterapi ... 11

2.3. Klasifikasi Obat Kemoterapi ... 12


(6)

2.5. Efek Samping Kemoterapi ... 15

3. Kualitas Hidup ... 17

3.1. Pengertian Kualitas Hidup ... 17

3.2. Dimensi Kualitas Hidup ... 18

3.3. Aspek Kualitas Hidup ... 19

3.4. Komponen Kualitas Hidup ... 20

Bab 3. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 23

2. Defenisi Variabel Penelitian ... 24

Bab 4. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ... 25

2. Populasi, Sampel dan Teknik sampling ... 25

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 26

5. Instrumen Penelitian ... 26

6. Uji Validitas ... 28

7. Uji Realibilitas ... 28

8. Rencana Pengumpulan Data ... 28

9. Analisa Data ... 29

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 32

1.1. Data Demografi Responden ... 32

1.2. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterap ... 34


(7)

2. Pembahasan ... 34 Bab 6. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan ... 37 2. Saran ... 38 Daftar Pustaka

Lampiran

1. Lembar persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Kalender Penelitian 4. Taksasi Dana 5. Riwayat Hidup 6. Surat Survey Awal 7. Surat Izin Penelitian

8. Tabel Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup, Data Demografi dan Kualitas hidup per subvariabel


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Definisi Operasional ... 24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden di RSUP H Adam Malik Medan... 33 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan ... 34 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Subvariabel Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan ... 34


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka konseptual gambaran kualitas hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi RSUP H Adam Malik Medan ... 23


(10)

(11)

Judul : Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Suryani Zega Nim : 091101065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013

Abstrak

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), jaringan penunjang payudara. Pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Pengobatan pada pasien kanker payudara ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang sering muncul seperti mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi, infertil, menopause, masalah kesuburan, dan perubahan berat badan. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan, dengan kata lain hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kuaitas hidup adalah EORTC-C30 terdiri dari 30 pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 Juni- 1 Juli 2013 dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 33 orang sesuai dengan kriteria pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi minimal 2 kali. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup baik 42,4% dan kualitas hidup cukup 57,6%. Disarankan kepada tim pelayanan kesehatan agar dapat memberikan intervensi yang tepat kepada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan memperhatikan gejala dari kemoterapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien selama menjalani kemoterapi.


(12)

(13)

Judul : Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Suryani Zega Nim : 091101065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013

Abstrak

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), jaringan penunjang payudara. Pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Pengobatan pada pasien kanker payudara ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang sering muncul seperti mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi, infertil, menopause, masalah kesuburan, dan perubahan berat badan. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan, dengan kata lain hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kuaitas hidup adalah EORTC-C30 terdiri dari 30 pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 Juni- 1 Juli 2013 dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 33 orang sesuai dengan kriteria pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi minimal 2 kali. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup baik 42,4% dan kualitas hidup cukup 57,6%. Disarankan kepada tim pelayanan kesehatan agar dapat memberikan intervensi yang tepat kepada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan memperhatikan gejala dari kemoterapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien selama menjalani kemoterapi.


(14)

BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1.Latar Belakang

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2004).

Menurut WHO (2004), mengatakan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita di seluruh dunia, sekitar 16% dari semua jenis kanker wanita. Tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita meninggal karena kanker payudara dan mayoritas kematian (69%) akibat kanker payudara terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk, jumlah tersebut menggambarkan bahwasanya dari 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (Yayasan Kanker Indonesia, 2012). Di Medan, khususnya di RSUP H. Adam Malik dari bulan Januari sampai bulan Oktober 2012 diperoleh sebanyak 589 pasien kanker payudara yang dirawat inap (Rekam Medik, 2012). Setiap penderita kanker payudara penting dan patut untuk melakukan pengobatan terhadap kanker payudara.


(15)

Pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Pengobatan pada pasien kanker payudara ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker (Yudissanta & Ratna, 2012). Menurut Breast Cancer Organization (2012), mengatakan bahwa efek samping yang akan muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, masa pengobatan dan keadaan kesehatan umum penderita. Efek kemoterapi yang paling umum terjadi seperti mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi, infertil, menopause, masalah kesuburan, dan perubahan berat badan. Hasil penelitian Kayl & Meyers (2006), diperoleh bahwa kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang sering muncul seperti mual, muntah, rambut rontok, kelelahan dan perubahan fungsi seksual. Sebagian besar pengobatan kanker khususnya kemoterapi pada penyakit yang telah mengalami metastase diberikan dengan tujuan paliatif, dimana lama hidup atau kualitas hidup menjadi sasaran pengobatan (Sutrisno, 2010).

Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan. Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien (Skevington, Lotfy & Connell, 2004). Kualitas hidup semakin banyak digunakan sebagai ukuran untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan (Dehkordi, dkk, 2011).

Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antara keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara


(16)

harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain (Ware & Sherbourne, 1992 dalam Silitonga 2007). Kualitas hidup merupakan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan (Diener & Suh, 1999 dalam Nofitri 2009). Kualitas hidup adalah suatu konsep global yang menekankan pada dimensi-dimensi status kesehatan termasuk keuangan, tempat tinggal dan pekerjaan (Handayani & Dewi, 2009).

Hasil penelitian Dehkordi, dkk (2011) dari University Shahrekord Iran mengatakan bahwa pasien kanker yang menjalani kemoterapi memiliki kualitas hidup cukup selama menjalani kemoterapi. Pada penelitian Dehkordi ini, domain kualitas hidup yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup penderita kanker yaitu kondisi umum pasien, kegiatan fisik, status sosial dan fungsi kerja serta pola tidur pasien. Berbeda dengan hasil penelitian Perwitasari (2009), mengatakan bahwa kualitas hidup pasien kanker mengalami penurunan pada sesudah kemoterapi dibandingkan dengan sebelum kemoterapi. Penurunan kualitas hidup ini lebih dipengaruhi oleh domain peran pasien, simtom nyeri, penurunan nafsu makan dan kesulitan keuangan.

Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi para profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakan/intervensi atau terapi. Disamping itu, data tentang kualitas hidup juga dapat merupakan data awal untuk pertimbangan merumuskan intervensi/tindakan yang tepat bagi pasien. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kualitas hidup pasien kanker yang lebih spesifiknya pada kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan berpedoman pada domain kualitas hidup pasien kanker


(17)

payudara antara lain fungsi fisik, peran, kognitif, emosi, sosial, status kesehatan secara umum dan domain gejala.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malok Medan.

1.4 Manfaat

1. Bagi praktek keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan mengenai gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

2. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi pelayanan kesehatan dalam hal memberikan intervensi atau tindakan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data dasar untuk peneliti selanjutnya mengenai kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kanker Payudara

1.1. Pengertian kanker payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), jaringan penunjang payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).

1.2.Gambaran klinis kanker payudara

1. Gejala yang paling sering terjadi ( Baughman & Hackley, 2000).

a. Adanya massa (keras, irreguler dan tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah aksila.

b. Rabas puting payudara unilateral, persisten, dan spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah atau encer.

c. Retraksi atau inversi puting susu.

d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris). e. Pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya.


(19)

2. Gejala penyebaran lokal atau regional ( Baughman & Hackley 2000). a. Kemerahan, ulserasi, edema atau pelebaran vena

b. Perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk) c. Pembesaran kelenjar getah bening aksila 3. Gejala metastasis ( Baughman & Hackley 2000).

a. Pembesara kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal b. Hasil toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura

1.3. Faktor-faktor resiko kanker payudara

Faktor-faktor yang menyebabkan resiko kanker payudara sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2001).

a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun

b. Hubungan keluarga langsung.

Resiko meningkatnya dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum usia 60 tahun. Resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.

c. Menarke dini.

Resiko kanker payudaarmeningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.

d. Nulipara dan usia lanjut saat kelahiran anak pertama.

Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara


(20)

dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun.

e. Menopause pada usia lanjut.

Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara.

f. Riwayat penyakit payudara jinak.

Wanita yang mempunyai tumor payuadara disertai epitel poliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara. g. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan

sebelum usia 30 tahun beresiko hampir dua kali lipat. h. Obesitas.

Resiko terendah diantara wanita pascamenopause. Wanita yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.

i. Kontrasepsi oral.

Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.

j. Terapi penggantian hormon.

Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya dalam jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan resiko.

k. Masukan alkohol.

Beberapa temuan riset menunjukka bahwa wanita muda yang yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara.


(21)

1.4.Tipe kanker payudara

Karsinoma duktal menginfiltrasi adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat kerena keras saat dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibanding dengan tipe kanker lainnya (Smeltzer & Bare, 2001).

Karsinoma lobular manginfiltrasi jarang terjadi, merupakan 5%-10% kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih umum multisentris, dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak sementara karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal atau tempat-tempattidak lazim lainnya (Smeltzer & Bare, 2001).

Karsinoma medular menempati setiap 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat sehingga kanker, sehingga prognosisnya seringkali lebih baik (Smeltzer & Bare, 2001).

Kanker musinus menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya (Smeltzer & Bare, 2001).


(22)

Kanker duktal-tubular jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker. Karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya lebih baik (Smeltzer & Bare 2001).

Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri, payudar secara abnormal keras dan membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting susu (Smeltzer & Bare 2001).

Karsinoma duktal in situ (DCIS) secara histologis dibagi menjadi dua subtipe mayor: komedo dan nonkomedo. Pengobatan yang paling umum pada tipe ini adalah mastektomi dengan angka kesembuhan 98% atau 99% (Smeltzer & Bare, 2001).

Karsinoma lobular in situ (LCIS) ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobulus payudara. LCIS biasanya merupakan temuan insidental, yang umumnya terletak dalam area multi senter penyakit dan jarang berhubungan dengan kanker invasif. Penyakit ini lebih sering pada wanita yang berusia lebih muda dan mungkin dianggap pertanda pramalignan untuk terjadi kanker payudara (Smeltzer & Bare, 2001).

1.5. Stadium kanker payudara

Stadium kanker payudara mengacu pada ukuran tumor dan seberapa jauh kanker telah menyebar di dalam payudara, ke jaringan terdekat dan ke organ lain. Stadium kanker payudara dapat dijabarkan sebagai berikut (Magee, 2000).


(23)

a. Carcinoma in Situ adalah kanker terbatas pada kelenjar atau saluran penghasil susu (saluran yang menghubungkan kelenjar tersebut ke puting susu) dan belum menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya. b. Stadium I adalah tumor berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2

cm, dengan hasil negatif untuk pemeriksaan kanker pada kelenjar getah bening di ketiak.

c. Stadium II adalah tumor berdiameter lebih besar dari 2 cm, dengan hasil negatif untuk pemeriksaan kanker pada kelenjar getah bening atau diameter tumor kurang dari atau sama dengan 5 cm, dengan hasil positif untuk pemeriksaan kanker pada kelenjar getah bening.

d. Stadium IIIA adalah tumor berdiameter lebih besar dari 5 cm, dengan hasil positif untuk pemeriksaan kanker pada kelenjar getah bening, atau tumor dari ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening melekat satu sama lain atau melekat di jaringan di sekitarnya.

e. Stadium IIIB adalah tumor dari ukuran berapapun, menyebar ke kulit, tulang otot dada, atau kelenjar getah bening pada payudara, yang terletak di bawah payudara dan di dalam rongga dada.

f. Stadium IV adalah ketika tumor dari ukuran berapapun menyebar (bermetastasis) ke tempat yang jauh, seperti ke tulang, paru-paru atau kelenjar getah bening yang jauh dari payudara.


(24)

2. Kemoterapi

2.1.Pengertian kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker dan menghentikan pertumbuhan sel kanker sehingga sel kanker tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang di sebabkan oleh kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007).

2.2. Jenis dan tujuan penggunaan kemoterapi

Beberapa tujuan penggunaan kemoterapi pada kanker dapat diuraikan sebagai berikut (Rasjidi, 20007) :

a. Terapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi dan bertujuan untuk memebunuh sel yang telah bermetastase.

b. Terapi neodjuvan adalah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi dan bertujuan untuk mengecilkan masa tumor, biasanya dikombinasikan dengan radioterapi.

c. Kemoterapi primer adalah kemoterapi yang digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk mengobati dan kemoterapi yang digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.

d. Kemoterapi induksi adalah kemoterapi yang bertujuan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.


(25)

e. Kemoterapi kombinasi adalah kemoterapi yang diberikan dengan menggunakan dua atau lebih agen kemoterapi yang menyebabkan setiap pengobatan mempperkuat aksi obat lainnya atau bertindak secara sinergis.

2.3. Klasifikasi obat kemoterapi

Obat-obat kemoterapi diklasifikasikan berdasarkan aktivitas farmakologis dan pengaruhnya terhadap reproduksi sel. Klasifikasi obat kemoterapi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Otto, 2003)

a. Obat-obat fase siklus sel spesifik berpengaruh terhadap sel-sel yang sedang mengalami pembelahan contohnya anti metabolit, alkaloid tanaman vinca dan zat lainnya seperti asparaginase dan dacarbazine. Obat-obat ini sangat efektif melawan tumor yang sedang tumbuh yang memiliki proporsi yang lebah pada siklus sel selama fase obat tersebut menyerang sel kanker. Obat-obat ini diberikan dalam konsentrasi minimal, secara terus menerus.

b. Obat-obat fase siklus sel nonspesifik berpengaruh pada sel yang sedang membelah atau beristirahat misalnya ahens alkilasi, antibiotik antitumor, nitrourea, hormon dan steroid, serta agens lainnya seperti prokarbazin. Agens ini bersifat aktif pada segala fase dalam siklus sel dan dapat efektif pada tumor yang besar dengan beberapa sel aktif yang sedang membelah pada saat pemberian. Obat-obat ini sering kali diberikan secara injeksi bolus tunggal.


(26)

c. Agen alkilasi bersifat nonspesifik pada fase siklus sel. Agen ini bekerja dengan membentuk ikatan molekul dengan asam nukleat, yang mempengaruhi duplikasi asam nukleat sehingga mencegah mitosis.

d. Antibiotik (agen antitumor) bersifat nonspesifik, yang mengganggu transkripsi DNA dan menghambat sintesis DNA dan RNA.

e. Antimetabolit besifat spesifik dengan menghambat enzim esensial yang diperlukan dalam sintesis DNA atau membaur dengan DNA dan RNA sehingga menyebabkan transmisi kode yang salah.

f. Hormon-hormon bersifat nonspesifik. Zat-zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ini mengubah lingkungan sel dengan mempengaruhi permeabilitas sel. Dengan memanipulasi kadar hormon, pertumbuhan tumor dapat ditekan.

g. Agens antihormonal menunjukkan kemampuan antineoplastiknya dengan kemampuan untuk menetralkan atau menghambat produksi hormon alami yang digunakan oleh tumor yang bergantung pada hormon.

h. Nitrourea bersifat nonspesifik, dengan kemampuan untuk melewati sawar darah otak. Aktivitas zat ini serupa dengan agens alkilasi yang menghambat sintesis DNA dan RNA.

i. Kortikosteroid memberikan efek antiinflamasi pada jaringan tubuh misalnya, mengurangi intrakranial atau saraf spinal dan menekan limfosit).

j. Alkaloid tanaman vinca bersifat spesifik. Zat ini memberikan efek sitotoksik dengan mengikat protein mikrotubular selama metafase, yang


(27)

menyebabkan terhentinya mitosis. Sel akan kehilanngan kemampuan untuk membelah dan kemudian mati.

k. Agens lainnya dapat bersifat spesifik atau nonspesifik dengan cara kerja yang beragam. Misalnya, produksi enzim yang bekerja secara primer dengan cara menghambat sintesis protein.

2.4.Cara pemberian kemoterapi

a. Pemberian peroral

Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16) (Rasjidi, 2007). b. Pemberian secara intra-muskulus

Pemberian dengan cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut. Obat kemoterapi yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin danmethotrexate (Rasjidi, 2007).

c. Pemberian secara intravena

Pemberian secara intravena bolusperlahan-lahan atau diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan (Rasjidi, 2007).

d. Pemberian secara intra-arteri

Pemberian secara intra-arterri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak antara lain radiologi diasnotik, mesin atau alat filter serta memerlukan keterampilan tersendiri (Rasjidi, 2007).


(28)

e. Pemberian secara intraperitoneal

Pemberian dengan cara ini jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter intraperitoneal) serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu narkose. Pemberian kemoterapi intraperitoneal diindikasikan dan disyaratkan pada minimal tumor residu pada kanker ovarium. Penelitian yang dilakukan membandingkan pemberian kemoterapi secara intra vena dan intraperitoneum. Keduanya tidak berbeda baik dalam hal respons, survival maupun toksisitasnya (Rasjidi, 2007).

2.5.Efek samping kemoterapi

Efek samping kemoterapi berbeda dengan efek samping yang bersifat setempat, efek penanganan dengan sitostatika adalah sistemis (efeknya ada dimanapun). Keparahan sangat bergantung pada sifat dan dosis sitostatikum serta lamanya pengobatan ( Jong, 2007 ).

a. Rasa lelah

Rasa lelah merupakan keluhan yang paling sering terejadi. Tubuh teras sangat berat dan pikiran seolah meleleh. Rasa lelah merupakan salah satu gejala dan tanda yang muncul dari gangguan sistem saraf yang didapat setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun menjalani kemoterapi.

b. Gangguan usus dan rongga mulut

Efek kemoterapi terhadap selaput lendir saluran pencernaan dapat menimbulkan keluhan dan gangguan serius pada mulut sampai poros usus.


(29)

c. Gangguan sum-sum tulang

Kelumpuhan sum-sum tulang karena terpaparnya sel-sel darah muda yang sangat peka, menyebabkan berkurangnya (berhentinya) pembuatan lempeng darah dan sel darah putih ataupun sel darah merah. Kekurangan lempeng darah(trombosit) menyebabkan gangguan di dalam pengentalan darah, sehingga terjadi kecenderungan perdarahan. Kekurangan sel darah merah (eritrosit) menyebabkan penderita anemia, sedngkan kekurangan sel darah putih (leukosit) menyebabkan berkurangnya daya tahan (kehilangan kekebalan) yang termanifestasi berupa infeksi di tempat tertentu atau penyakit-panyakit infeksi.

d. Gangguan pada kulit

Beberapa sitostatika (obat kanker) tertentu mempengaruhi sel-sel aktif di dalam kantung rambut yang memproduksi rambut. Jadi, pada kemoterapi dengan sitostatika tertentu, kerontokan rambut dapat terjadi.

e. Kemandulan

Pada pria, kemandulan sering terjadi hanya sementara, tetapi kadang-kadang bersifat definitif. Apabila produksi sel benih dimulai lagi, risiko kelainan bawaan pada keturunannya nanti tidak dapat ditentukan. Sitostatika menyebabkan mutasi, kerusakan gen yang dapat menjadi penyebab kelainan bawaan.

Pada wanita agak berbeda, kemandulan selalu definitif, karena di dalam indung telur, sel telur tidak memperbanyak diri. Untuk tidak menutup kemungkinan kehamilan secara definitif sesudah sembuh, sebelum


(30)

rangkaian pengobatan diawali, lakukan pengambilan sel telur dan disimpan lewat preservasi krio.

f. Gangguan menstruasi dan menopause

Efek kemoterapi dapat menngakibatkan gangguan pada menstruasi dan menopause karena berpengaruh terhadap fungsi indung telur. Tentu saja hal tersebut juga dapat berpengaruh terhadap seksualitas dan hal ini dapat mengganggu penderita, karena terjadinya perubahan pada jasmani dan mental penderita.

g. Gangguan organ

Gangguan pada organ yang sering muncul akibat efek kemoterapi adalah keluhan pada mata, kelainan kulit, gangguan fungsi hati atau ginjal dan paru. Kebanyakan gangguan organ yang terjadi disebabkan oleh sitotastika tertentu dan setiap organ disebabkan oleh sitotastika yang berbeda-beda.

3. Kualitas hidup

3.1.Pengertian kualitas hidup

Kualitas hidup didefinisikan dengan cara yang berbeda oleh para peneliti. Hal ini karena istilah tersebut merupakan istilah multi disipliner tidak hanya digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, tetapi dalam kontek penelitian dihubungkan dengan berbagai macam bidang khusus seperti sosiologi, ilmu kedokteran, keperawatan dan psikologi. Selain itu adanya perbedaan etnik, budaya dan agama juga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena adanya perbedaan disiplin ilmu dan perspektif yang berbeda maka, kualitas hidup sulit didefinisikan secara pasti.


(31)

Definisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain (Ware JE & Sherbourne CD, 1992 dalam Silitonga 2007) . Kualitas hidup merupakan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan (Diener & Suh, 1999 dalam Nofitri 2009). Menurut (Suhud, 2009 dalam lase 2011 ) mengatakan bahwa kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien kendati penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis, sosial maupun spiritual serta secara optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain.

Menurut WHO (1993, dalam Kings & Hinds 2003) mendefenisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan di dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan, standar, dan kekhawatiran mereka. Defenisi tersebut terdiri dari enam domain yaitu kesehatan fisik, kondisi psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, fitur lingkungan, dan keprihatinan spiritual.

3.2.Dimensi kualitas hidup

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) terdapat empat dimensi mengenai kualitas hidup yang meliputi (Skevington, Lotfy & Connell, 2004).


(32)

1. Dimensi kesehatan fisik

Mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan terhadap obat-obatan, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istrahat, serta kapasitas kerja.

2. Dimensi kesejahteraan psikologis

Mencacup bodily image appearance, perasaan negatif, perasaan positif, self-esteem, spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

3. Dimensi hubungan sosial

Mencakup relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. 4. Dimensi dengan lingkungan

Mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan, partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, lingkumgan fisik termasuk polusi/kebisingan/lalu lintas/iklim, serta transportasi.

3.3.Domain Kualitas Hidup

Menurut European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire-C30 (EORTC-C30) terdapat tujuh domain kualitas hidup meliputi (Perwitasari, dkk, 2010).


(33)

1. Fungsi fisik, mencakup kegiatan berat, berjalan kaki dalam jarak jauh, berjalan kaki dalam jarak dekat, berbaring di tempat tidur/duduk di kursi, memerlukan bantuan orang lain saat makan, berpakaian dan buang air.

2. Fungsi peran, mencakup keterbatasan saat bekerja dan keterbatasan saat melakukan kegiatan santai atau hobi

3. Fungsi emosi, mencakup perasaan tegang, perasaan khawatir, tersinggung dan depresi.

4. Fungsi kognitif, mencakup konsentrasi dan memori.

5. Fungsi sosial, mencakup kehidupan keluarga dan kehidupan sosial. 6. Kondisi kesehatan secara keseluruhan

7. Domain gejala, mencakup kelelahan, butuh istrahat, badan lemah, lelah, mual, muntah, nyeri, sesak nafas, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare dan kesulitan keuangan.

3.4.Komponen Kualitas Hidup

Ada tiga macam komponen utama kualitas hidup Yuwono (2000, dalam Lase 2011) yaitu kapasitas fungsional, persepsi, dan keluhan penderita akibat penyakit yang dideritanya. Kapasitas fungsional atau status fisiologis meliputi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, fungsi sosial, fungsi intelektual, dan fungsi emosional. Kapasitas fungsional merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukannya. Elemen terpenting adalah mobilitas, ketidaktergantungan dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Fungsi intelektual meliputi kapabilitas mental seperti memori dan ketajaman perhatian, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan membuat


(34)

keputusan. Status emosional dan kesehatan mental termasuk perubahan perasaan hati, marah, rasa bersalah, rasa permusuhan, kecemasan, depresi

Menurut Brown 1996 (dalam Handayani & Dewi, 2009) dengan konsep kualitas hidup sebagai pusat promosi kesehatan, kualitas hidup berdasarkan pada tiga area kehidupan manusia yang merupakan dimensi penting dalam pengalaman manusia antara lain: Being, Belonging dan Becoming. Ketiga hal tersebut terjadi akibat interaksi antara seseorang dan lingkungannya.

1. Being

Being menekankan pada aspek dasar dari siapa manusia sebagai individu. Dibagi atas, Physical being menekankan pada kesehatan fisik, mobilitas fisik dan ketangkasan dalam melakukan kegiatan.

Physical being meliputi perasaan dan kognitif seseorang serta evaluasi mengenai diri mereka sendiri. Berfokus pada kepercayaan diri, kontrol diri, koping kecemasan dan sikap positif. Spiritual being terdiri dari nilai dan standar hidup seseorang, kepercayaan spiritual, pengalaman hidup sehari-hari dan perayaan

2. Belonging

Belonging berfokus pada kesesuaian seseorang terhadap lingkungannya. Terbagi atas tiga bagian antara lain Physical belonging

yaitu mengenai apa yang seseorang punyai pada lingkungan fisik mereka seperti rumah, tempat kerja, tetangga dan lain-lain, termasuk dengan apa yang mereka rasakan sewaktu berda di rumah dan lingkungannya, juga mengenai keamanan dan privasi seseorang. Social belonging berfokus pada hubungan penuh arti dengan keluarga, teman


(35)

dan lingkungan. Community belonging terdiri dari hubungan yang dipunyai seseorang dengan sumber yang ada termasuk informasi dan akses terhadap pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan rekreasi, pelayanan sosial dan kesehatn serta kegiataan masyarakat

3. Becoming

Becoming berfokus pada aktifitas seseorang untuk mencapai tujuan, aspirasi dan harapan. Terdiri dari Practical becoming berfokus ada sesuatu yang nyata, aktivitas yang bisa dilakukan sehari-hari ternasuk pekerjaan rumah tangga, partisipasi di sekolah atau tempat kerja, perawatan diri, pemanfaatan pelayanan sosial dan kesehatan. Leisure becoming berhubungan dengan waktu luang dan aktivitas rekreasi yang dapat meningkatkan kenyamanan dan menurukan stres, termasuk aktivitas dengan jangka panjang seperti berlibur. Growth becoming

menekankan pada aktivitas yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan dan pengetahuan seseorang, termasuk mencari informasi baru, meningkatkan kemampuan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.


(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Ada beberapa subvariabel kualitas hidup bagi penderita kanker payudara yang diteliti yaitu fungsi fisik, fungsi peran, fungsi emosi, fungsi kognitif, fungsi sosial, kondisi kesehatan secara keseluruhan dan gejala atau simtom (kelelahan, mual dan muntah, nyeri, sesak nafas, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare dan kesulitan keuangan) (Perwitasari, dkk, 2010).

: variabel yang di teliti

Skema 3.1. Kerangaka penelitian kualitas hidup kanker payudara yag menjalani kemoterapi

Kualitas hidup klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

- Fungsi Fisik - Fungsi Peran - Fungsi Kognitif - Fungsi Emosi - Fungsi Emosi - Fungsi Sosial

- Kesehatan Secara keseluruhan - Gejala

1. Baik 2. Cukup 3. Kurang


(37)

2. Defenisi Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

Kualitas hidup

Pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkannya

Menggunakan kuesioner dengan 30 pertanyaan

- Skor nilai 91- 120 Baik

- Skor nilai 61- 90 Cukup

- Skor nilai 30-60 Kurang


(38)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Survey awal yang telah dilakukan di Rindu B2a RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 20 Januari 2012 diperoleh 36 orang pasien yang menjalani kemoterapi dari bulan Oktober, November dan Desember 2012.

2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2002). Sampel pada penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi yang dirawat di Rindu B2a RSUP H, Adam Malik Medan.

Menurut Notoadmodjo (2002) bila populasi lebih kecil dari 10.000 maka pengambilan sampel dapat menggunakan formula sebagai berikut:

=

N


(39)

Dimana N= jumlah populasi (36 orang) D= derajat kesalahan (0,05) n= jumlah sampel

Sehingga didapat sampel sebanyak:

=

36

1+36(0,052) n= 33 orang.

Jumlah sampel yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian adalah sebanyak 33 orang. Kriteria inklusi yang ditentukan sebagai sampel penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang telah menjalani minimal 2 kali kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.

2.3. Teknik sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel itu dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).

3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti memilih RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang cukup baik serta memiliki pasien terbanyak kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada 1 Juni 2013 sampai 1 Juli 2013.


(40)

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin dari RSUP H. Adam Malik Medan, maka peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar persetujuan penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007). Pada bagian pertama instrumen berisi data demografi pasien yang meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, jumlah mendapat kemoterapi, lama menderita, pengobatan yang pernah diperoleh. Instrumen kedua yaitu kuesioner yang sudah baku dari

European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire-C30 (EORTC-C30) dan pernah digunakan di Indonesia. Instrumen ini terdiri dari 30 pertanyaan yaitu: pertanyaan fungsi fisik sebanyak 5


(41)

pertanyaan, (no.1-5), pertanyaan fungsi peran sebanyak 2 pertanyaan (no. 6 dan 7), pertanyaan fungsi emosional sebanyak 4 pertanyaan (no.21-24), pertanyaan fungsi kognitif sebanyak 2 pertanyaan (no.20 dan 25), pertanyaan fungsi sosial sebanyak 2 pertanyaan (no. 26-27), pertanyaan kondisi kesehatan secara keseluruhan sebanyak 2 pertanyaan (no. 29-30), pertanyaan kelelahan sebanyak 3 pertanyaan (no. 10, 12 dan 18), pertanyaan mual dan muntah sebanyak 2 pertanyaan (no. 14-15), pertanyaan sesak nafas sebanyak 1 pertanyaan (no.8), pertanyaan sulit tidur sebanyak 1 pertanyaan (no.11), pertanyaan kehilangan nafsu makan sebanyak 1 pertanyaan (no, 13), pertanyaan konstipasi sebanyak 1 pertanyaan (no.16), pertanyaan diare sebanyak 1 pertanyaan (no.17), pertanyaan kesulitan keuangan sebanyak 1 pertanyaan (no. 28). Penilaian menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu “Tidak, Sedikit, Sering dan Sangat Sering”. Untuk jawaban “Tidak” nilainya 4, untuk jawaban ‘Sedikit” nilainya 3, untuk jawaban “Sering” nilainya 2 dan untuk jawaban “Sangat sering” nilainya 1. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 120. Semakin tinggi nilai maka kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi semakin baik.

Rentang kelas pada kuesioner ini adalah 120 - 30 ( nilai tertinggi - nilai terendah ) = 90. Banyak kelas akan dikategorikan menjadi 3 sehingga panjang kelas diperoleh 30. Dengan nilai terendah 30 dan panjang kelas 30 maka kualitas hidup dapat dibagi menjadi :

30 – 60 : kualitas hidup kurang 61– 90 : kualitas hidup cukup 91-120 : kualitas hidup baik


(42)

6. Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji validitas instrumen ini tidak dilakukan karena instrumen yang akan digunakan oleh peneliti adalah instrumen baku dari

European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire-C30 (EORTC-C30) dan telah diterjemahkan dalam bentuk bahasa Indonesia serta pernah di gunakan di Indonesia dengan hasil validitas > 0.70.

7. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007). Uji reabilitas penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk dapat digunakan atau tidak. Pada instrumen penelitian ini, uji realibilitas dilakukan sebelum pengumpulan data. Uji realibilitas dilakukan terhadap 10 orang responden yang berbeda yang memiliki karakteristik yang sama dengan respoden penelitian dan ditambah 20 orang dari dari data aktual, sehingga jumlah responden untuk uji realibilitas sebanyak 30 orang responden. Uji realibilitas penelitian dilakukan di RSUD. Pirngadi Medan dengan menggunakan Cronbach Alpha (Arikunto, 2010). Suatu instrumen dikatakan sudah realibel bila koefisiennya lebih dari 0,7 (Polit & Hungler, 1965). Hasil realibilitas yang telah dilakukan adalah 0,80.


(43)

8. Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti melakukan pengumpulan data.

Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Peneliti menjelaskan bahwa kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama tentang data demografi yang berisi identitas pasien meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan dan jumlah mendapat kemoterapi. Kuesioner kedua berisi tentang kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi yang terdiri dari 30 pertanyaan yang memliki 4 jawaban yaitu “Tidak” “Sedikit”, “Sering” dan “Sangat Sering”. Kemudian setelah responden selesai mengisi, kuesioner dikumpulkan dan diperiksa kelengkapannya untuk kemudian diolah.

9. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Peneliti memeriksa kembali semua kuesioner satu persatu yakni identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Kemudian peneliti


(44)

memberi kode terhadap setiap kuesioner untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi, kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Jenis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Data demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) jenis kategorik dijelaskan dengan nilai dari jumlah dan hasil presentasi dengan menggunakan tabel. Umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Jadi, hasil analisa data penelitian yang dilakukan oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(45)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan selama satu bulan yaitu dari tanggal 1 Juni 2013 sampai dengan tanggal 1 Juli 2013 dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan kualitas hidup (fisik, peran, emosi, kognitif, sosial, status kesehatan secara keseluruhan dan domain simtom atau gejala) di RSUP H. Adam Malik Medan

1.1. Data Demografi Responden

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa mayoritas usia responden ada pada kelompok umur 41-60 tahun sebanyak 24 orang (72,7%). Mayoritas responden menikah sebanyak 29 orang (87,9%) dan agama mayoritas islam sebanyak 18 orang (54,5%). Mayoritas responden suku batak sebanyak 18 orang (54,5%) dan pendidikan pada tingakat SMA sebanyak 19 orang (57,6%). Mayoritas responden ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (90,9%) dan penghasilan perbulan antara Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 sebanyak 17 orang (51,5%). Mayoritas responden telah mendapatkan kemoterapi 3-5 kali sebanyak 21 orang (63,6%) dengan lama menderita 1-2 tahun sebanyak 26 orang (78,8%). Mayoritas responden hanya menjalani kemoterapi saja sebanyak 18 orang (54,5%).


(46)

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan data demografi responden di RSUP H. Adam Malik Medan (N=33 orang).

Data Demografi Responden Frekuensi Persentase (%)

Usia

21-40 tahun 9 27.3

41-60 24 72.7

Status perkawinan

Menikah 29 87.9

Janda 1 3

Belum menikah 3 9.1

Agama

Islam 18 54.5

Kristen 15 45.5

Suku

Batak 18 54.5

Jawa 9 27.3

Melayu 5 15.2

Lain-lain 1 3

Pendidikan

SD 8 24.2

SMP 5 15.2

SMA 19 57.6

Sarjana 1 3

Pekerjaan

PNS 1 3

Wiraswasta 2 6.1

Ibu Rumah tangga 30 90.9

Penghasilan Perbulan

Rp. < Rp. 500.000 6 18.2

Rp. 500.000-1.000.000 7 21.2

Rp. 1.000.000-2.000.000 17 51.5

Rp. > 2.000.000 3 9.1

Jumlah Kemoterapi

1-2 kali 4 12.1

3-5 kali 21 63.6

> 6 kali 8 24.2

Lama Menderita

1-2 tahun 26 78.8

3-4 tahun 7 21.2

Jenis Terapi

Kemoterapi 18 54.5


(47)

1.2. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

Hasil penelitian dari 33 orang pasien menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik diperoleh kualitas hidup baik sebesar 42,4% dengan jumlah responden 14 orang dan kualitas hidup cukup sebesar 57,6% dengan jumlah responden 19 orang.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi (n=33)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Kualitas Hidup

Baik 14 42,4

Cukup 19 57,6

Kurang 0 0

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Subvariabel Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi (n=33)

Subvariabel Baik Cukup Kurang

F P(%) F P(%) F P(%)

Fungsi Fisik 22 66,7 8 24,2 3 9,1

Fungsi Peran 19 57,6 12 36,4 2 6,1

Fungsi Kognitif 33 100 - - - -

Fungsi Emosi 26 78,8 7 21,2 - -

Fungsi Sosial 21 63,3 12 36,4 - -

Kesehatan secara Keseluruhan 24 72,7 8 24,2 1 3,0 Gejala atau Simtom 5 15,2 27 81,8 1 3,0


(48)

2. Pembahasan

Data yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik medan berada pada kelompok usia madya (41-60 tahun) sebanyak 24 orang (72.7%). Hal ini didukung oleh data dari WHO (World Health Organization)

menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Usia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, dimana menopause setelah usia 50 tahun ke atas dapat meningkatkan resiko mengalami kanker payudara (Smeltzer & Bare, 2001).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden menikah (87.9%) dengan jumlah responden sebanyak 29 orang dan mayoritas ibu rumah tangga (90,0%) dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safaee (2008) mengatakan bahwa mayoritas pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi menikah (73,9%) dan mayoritas ibu rumah tangga (82,4%).

Distribusi responden pada tabel 5.1 terlihat bahwa jumlah kemoterapi responden terbanyak berada pada 3-5 kali kemoterapi (63,6%) sebanyak 21 orang responden. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dehkordi, dkk (2011) mengatakan bahwa mayoritas pasien kanker payudara menjalani kemoterapi 3-5 kali sebanyak 13 orang (54,1%), dimana kanker dapat mendorong penderita untuk menyelesaikan kemoterapi.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam


(49)

Malik Medan termasuk kategori kualitas hidup cukup (57,6%) dengan jumlah responden 19 orang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dehkordi, dkk (2011) mengatakan bahwa pasien kanker yang menjalani kemoterapi memiliki kualitas hidup cukup (66%).

Kualitas hidup pasien kanker payudara berada pada kategori cukup karena hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya jawaban yang diberikan pasien pada subvariabel gejala atau simtom, dimana diperoleh bahwa pasien kanker payudara mengalami kelelahan, mual muntah dan nyeri setelah menjalani kemoterapi dengan kata lain bahwa efek kemoterapi masih dirasakan pasien setelah pemberian kemoterapi sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Menurut penelitian yang dilakukan Perwitasari (2009) mengatakan bahwa pasien kanker setelah menjalani kemoterapi akan mengalami penurunan pada domain gejala atau simtom (23%), dimana pasien mengalami penurunan nafsu makan sehingga merasakan kelelahan dan juga merasakan nyeri. Sedangkan subvariabel lain seperti fungsi fisik, fungsi peran, fungsi kognitif, fungsi emosi, fungsi sosial dan kesehatan secara keseluruhan memiliki jawaban yang tinggi. Tingginya jawaban pada subvariabel tersebut, sesuai dengan data demografi yang didapat pada penelitian bahwa mayoritas pasien kanker payudara sudah menikah (87,9%) dan mayoritas berpenghasilan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 (51,5%). Pemberian dukungan psikologis dan keuangan terhadap wanita yang mengalami kanker payudara mungkin meningkatkan kualitas hidup (Safaee, 2008). Demikian juga dengan pemberian pelayanan pendukung pada pasien kanker misalnya dengan pembinaan spiritual


(50)

atau pemberian obat-obatan yang bersifat simtomatis dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (Perwitasari, 2009).


(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan serta rekomendasi mengenai kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di uraikan pada bab ini.

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden yang diperoleh adalah usia mayoritas responden berada pada rentang dewasa madya, mayorita suku bangsa Batak, status pernikahan mayoritas responden sudah menikah, agama/kepercayaan mayoritas responden beragama Islam, tingkat pendidikan mayoritas responden SMA, mayoritas pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga, penghasilan per bulan mayoritas Rp.1.000.000-Rp.2.000.000, mayoritas menjalani kemoterapi 3-5 kali dan lama menderita kanker payudara didapatkan mayoritas 1-2 tahun dan mayoritas responden hanya menjalani kemoterapi saja.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 subvariabel dengan jumlah pertanyaan 30 pertanyaan dengan kategori baik, cukup dan kurang didapatkan bahwa jumlah responden kategori baik sebanyak 14 orang (42,4%) dan jumlah responden kategori cukup sebanyak 19 orang (57,6%). Secara keseluruhan kualitas hidup pasien kanker payuadara yang menjalani kemoterapi cukup karena terdapat satu subvariabel yaitu domain gejala atau simtom dari tujuh subvariabel mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pasien kanker


(52)

payudara mengalami penurunan nafsu makan setelah kemoterapi sehingga kelelahan, mual muntah dan mengalami nyeri.

2. Saran

2.1. Bagi Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan memperhatikan simtom atau gejala yang muncul dari kemoterapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

2.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tim pelayanan kesehatan dalam memberikan intervensi yang tepat kepada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara selama menajalani kemoterapi.

2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai kualitas hidup. Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya untuk mengumpulkan sampel dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang lama dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta . ( 2010). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Baughman & Hackley. (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Breast Cancer Organization. (2012). What are the Side Effects of Chemotherapy?.

Diunduh di pada tanggal 15 Oktober 2012.

Dehkordi, Heydarnejad, Fatehi. (2009). Quality of Life in Cancer Patients

undergoing Chemotherapy. Diunduh di

pada tanggal 10

Oktober 2012.

Handayani & Dewi. (2009). Analisis Kualitas Hidup Penderita dan Keluarga

Pasca Serangan Stroke (dengan gejala sisa). Diunduh di

pada

tanggal 25 November 2012.

Jong, W. (2004). Kanker, Apakah itu? Jakarta: Arcan

Junaidi, I. (2007). Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Kayl AE & Mayers CA. (2006). Side Effects of Chemotherapy and Quality of Life in Ovarian and Breast Cancer Patient Current Opinion in Obstetric and Ginecology.

Lase. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rsup Haji Adam Malik

Medan. Diunduh di

pada tanggal 20 Oktober 2012.

Mardiana. (2004). Kanker pada Wanita. Depok: Penebar Swadaya.

Magee, E. (2000). Cegah Dini Kanker Payudra. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Notoatmodjo . (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta . (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nofitri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah

di Jakarta. Diunduh di

tanggal 20 Oktober 2012.


(54)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Otto, Shirley E. (2003). Keperawatan Onkologi. Jakarta: ECG

Perwitasari, Jarir, Iwan, Mohammad, Hans, Hein, Johan, Henk-Jan, dkk. (2011).

Translation and Validation of EORTC QLQ-C30 into Indonesian Version

for Cancer Patients in Indonesia. Diunduh di

pada

tanggal 22 November 2012.

Perwitasari. (2009). Pengukuran kualitas hidup pasien kanker sebelum dan sesudah kemoterapi dengan EORTC QLQ-C30 di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta. Diunduh di

Juni 2013.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Polit & Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methods. Library of

Congress Cataloging in apublications Data

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi. Jakarta: CV. Sagung Seto Safaee, Dehkordi, Zeighami, Tabatabaee, Pourhoseingholi. (2008). Predictors of

quality of life in breast cancer patients under chemotherapy. Diunduh di Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Silitonga, R. (2007). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup

Penderita Penyakit Parkinson di Poliklinik Saraf RS dr Kariadi. Diunduh di 7 Oktober 2012.

Smeltzer & Bare. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Volume Dua. Jakarta: ECG

Sutrisno. (2010). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Limfoma Non Hodgkin yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Diunduh di

pada

tanggal 16 November 2012.

Skevington, Lotfy & O’Connell. (2004). The World Health Organization’s WHOQOL-BREF quality of life assessment: Psychometric properties and results of the international field trial A Report from the WHOQOL Group.

Diunduh di


(55)

WHOQOL BREF%20quality%20of%20life%20.pdf pada tanggal 22 November 2012.

WHO. (2003). Diunduh di

2013

Yudissanta & Ratna. (2012). Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien di Rumah Sakit “X” Surabaya). Diunduh di tanggal 14 Oktober 2012.


(56)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik

Medan.

Saya yang bernama Suryani Zega/091101065 adalah mahasiswi Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang “Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.

Medan,…..

Peneliti Responden


(57)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

I. Data Demografi

1. Usia saat ini : ...Tahun

2. Status perkawinan : 1. Tidak/Belum menikah 2. Menikah 3. Janda/Duda

3. Agama/kepercayaan : 1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha 5. Lain-lain (sebutkan) 4. Suku Bangsa : 1. Batak 2. Melayu 3. Jawa

4. Lain-lain (sebutkan)

5. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA 4. DIII 5. Sarjana 6. Pekerjaan : 1. PNS 2. Peg. Swasta

3. peg. BUMN 4.Wiraswsta 5. Lain-lain (sebutkan)

Petunjuk pengisian : Semua pertanyaan harus dijawab, berilah tanda (√) pada tempat yang telah disediakan dan isilah titik- titk jika ada pertanyaan yang harus dijawab selain jawaban yang telah tersedia, setiap pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.


(58)

7. Penghasilan Perbulan : 1. < Rp. 500.000

2.Rp.500.000-Rp.1.000.000 3. Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 4. Rp. >Rp.2.000.000

8. Kemoterapi ke : kali 9. Lama Menderita : tahun 10. Jenis Terapi yang telah


(59)

II. Kuesioner Kualitas Hidup

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.


(60)

No Pertanyaan Tidak Sedikit Sering Sangat sering

1. Apakah Anda mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan yang berat, seperti membawa

barang belanjaan atau koper yang berat?

2. Apakah Anda mengalami kesulitan jika berjalan kaki dalam jarak yang jauh?

3. Apakah Anda mengalami kesulitan saat berjalan kaki meskipun dalam jarak yang pendek,

misalnya di sekitar rumah Anda?

4. Apakah setiap hari Anda harus berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi ?

5. Apakah Anda memerlukan bantuan orang lain saat makan, berpakaian, mandi atau buang air?

Dalam seminggu terakhir:

6. Apakah Anda mengalami keterbatasan saat bekerja atau melakukan kegiatan sehari-hari

lainnya?

7. Apakah Anda mengalami keterbatasan saat melakukan kegiatan santai atau kegiatan yang

merupakan hobi Anda?

8. Apakah Anda merasa sesak nafas?

9. Apakah Anda merasa nyeri?


(61)

11. Apakah Anda sulit tidur?

12. Apakah Anda merasakan badan Anda lemah?

13. Apakah Anda kehilangan nafsu makan?

14. Apakah Anda merasa mual?

15. Apakah Anda muntah?

16. Apakah Anda sulit buang air besar?

Dalam seminggu terakhir

17. Apakah Anda diare?

18. Apakah Anda kelelahan?

19. Apakah nyeri yang dirasakan mengganggu aktivitas Anda sehari-hari?

20. Apakah Anda sulit berkonsentrasi pada sesuatu hal, seperti membaca koran atau menonton

televisi?

21. Apakah Anda merasa tegang?

22. Apakah Anda merasa khawatir?

23. Apakah Anda merasa mudah tersinggung?

24. Apakah Anda merasa depresi?

25. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu?


(62)

jalani?

27. Apakah aktivitas sosial Anda terganggu oleh kondisi fisik atauterapi medis yang Anda jalani?

28. Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan akibat kondisi fisik atau terapi medis yang

dialami?

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini, lingkari angka yang paling sesuai.

29. Bagaimanakah Anda menilai kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan selama seminggu yang

lalu?

1 2 3 4

Sangat buruk Buruk Baik Sangat baik

30. Bagaimanakah Anda menilai kualitas hidup Anda selama seminggu yang lalu?

1 2 3 4


(63)

(64)

Lampiran 4

Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

- Biaya print proposal Rp. 100.000, - Biaya untuk pengadaan tinjauan pustaka Rp. 50.000, - Perbanyak Proposal Rp. 40.000, - Sidang Proposal Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

- Biaya survei awal Rp 42.000,-- Biaya Cendera Mata Rp. 100.000,- - Biaya transport Rp. 50.000,-

- Penggandaan Kuesioner Rp. 50.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya kertas dan tinta print skripsi Rp. 100.000,- - Penjilidan Rp. 150.000,- - Penggandaan laporan penelitian Rp. 150.000,-

+ Total: Rp


(65)

932.000,-Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Suryani Zega

Tempat Tanggal Lahir : Aramo, 7 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Vanili I No. 56 Perumnas Simalingkar Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-2003 : SD Negri Silima Omo Nias 2. 2003-2006 : SMP Negri 2 Tuhemberua


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

Statistik Data Demografi

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 21-40 9 27.3 27.3 27.3

41-60 24 72.7 72.7 100.0 Total 33 100.0 100.0

STATUSPERKAWINAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BELUM MENIKAH 3 9.1 9.1 9.1

MENIKAH 29 87.9 87.9 97.0 JANDA 1 3.0 3.0 100.0 Total 33 100.0 100.0

AGAMA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ISLAM 18 54.5 54.5 54.5 KRISTEN 15 45.5 45.5 100.0 Total 33 100.0 100.0

SUKU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BATAK 18 54.5 54.5 54.5 MELAYU 5 15.2 15.2 69.7 JAWA 9 27.3 27.3 97.0 LAIN-LAIN 1 3.0 3.0 100.0 Total 33 100.0 100.0


(73)

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 8 24.2 24.2 24.2 SMP 5 15.2 15.2 39.4 SMA 19 57.6 57.6 97.0 SARJANA 1 3.0 3.0 100.0 Total 33 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid PNS 1 3.0 3.0 3.0

PEGAWAI SWASTA 2 6.1 6.1 9.1 IBU RUMAH TANGGA 30 90.9 90.9 100.0 Total 33 100.0 100.0

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <Rp. 500.000 6 18.2 18.2 18.2

Rp 500.000-1.000.000 7 21.2 21.2 39.4 Rp 1.000.000-2.000.000 17 51.5 51.5 90.9 >Rp 2.000.000 3 9.1 9.1 100.0 Total 33 100.0 100.0

JUMLAHKEMOTERAPI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1- 2 KALI 4 12.1 12.1 12.1 3-5 KALI 21 63.6 63.6 75.8 > 6 KALI 8 24.2 24.2 100.0 Total 33 100.0 100.0


(74)

LAMAMENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1-2 TAHUN 26 78.8 78.8 78.8

3-4 TAHUN 7 21.2 21.2 100.0 Total 33 100.0 100.0

JENISTERAPI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid KEMOTERAPI 18 54.5 54.5 54.5

KEMOTERAPI +

PEMBEDAHAN 15 45.5 45.5 100.0 Total 33 100.0 100.0


(75)

Statistik Kualitas Hidup

KUALITAS HIDUP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 14 42.4 42.4 42.4 CUKUP 19 57.6 57.6 100.0 Total 33 100.0 100.0


(76)

FUNGSI FISIK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 22 66.7 66.7 66.7 CUKUP 8 24.2 24.2 90.9

KURANG 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

FUNGSI PERAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 19 57.6 57.6 57.6 CUKUP 12 36.4 36.4 93.9

KURANG 2 6.1 6.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

FUNGSI KOGNITIF

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 33 100.0 100.0 100.0

FUNGSI EMOSI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 26 78.8 78.8 78.8 CUKUP 7 21.2 21.2 100.0 Total 33 100.0 100.0


(77)

FUNGSI SOSIAL

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 21 63.6 63.6 63.6 CUKUP 12 36.4 36.4 100.0 Total 33 100.0 100.0

STATUS KESEHATAN SECARA KESELURUHAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 24 72.7 72.7 72.7 CUKUP 8 24.2 24.2 97.0

KURANG 1 3.0 3.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

GEJALA ATAU SIMTOM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 5 15.2 15.2 15.2 CUKUP 27 81.8 81.8 97.0

KURANG 1 3.0 3.0 100.0


(78)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta . ( 2010). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Baughman & Hackley. (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Breast Cancer Organization. (2012). What are the Side Effects of Chemotherapy?.

Diunduh di pada tanggal 15 Oktober 2012.

Dehkordi, Heydarnejad, Fatehi. (2009). Quality of Life in Cancer Patients

undergoing Chemotherapy. Diunduh di

pada tanggal 10

Oktober 2012.

Handayani & Dewi. (2009). Analisis Kualitas Hidup Penderita dan Keluarga

Pasca Serangan Stroke (dengan gejala sisa). Diunduh di

pada

tanggal 25 November 2012.

Jong, W. (2004). Kanker, Apakah itu? Jakarta: Arcan

Junaidi, I. (2007). Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Kayl AE & Mayers CA. (2006). Side Effects of Chemotherapy and Quality of Life in Ovarian and Breast Cancer Patient Current Opinion in Obstetric and Ginecology.

Lase. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rsup Haji Adam Malik

Medan. Diunduh di

pada tanggal 20 Oktober 2012.

Mardiana. (2004). Kanker pada Wanita. Depok: Penebar Swadaya.

Magee, E. (2000). Cegah Dini Kanker Payudra. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Notoatmodjo . (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta . (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nofitri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah

di Jakarta. Diunduh di

tanggal 20 Oktober 2012.


(79)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Otto, Shirley E. (2003). Keperawatan Onkologi. Jakarta: ECG

Perwitasari, Jarir, Iwan, Mohammad, Hans, Hein, Johan, Henk-Jan, dkk. (2011).

Translation and Validation of EORTC QLQ-C30 into Indonesian Version

for Cancer Patients in Indonesia. Diunduh di

pada

tanggal 22 November 2012.

Perwitasari. (2009). Pengukuran kualitas hidup pasien kanker sebelum dan sesudah kemoterapi dengan EORTC QLQ-C30 di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta. Diunduh di

Juni 2013.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Polit & Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methods. Library of

Congress Cataloging in apublications Data

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi. Jakarta: CV. Sagung Seto Safaee, Dehkordi, Zeighami, Tabatabaee, Pourhoseingholi. (2008). Predictors of

quality of life in breast cancer patients under chemotherapy. Diunduh di Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Silitonga, R. (2007). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup

Penderita Penyakit Parkinson di Poliklinik Saraf RS dr Kariadi. Diunduh di 7 Oktober 2012.

Smeltzer & Bare. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Volume Dua. Jakarta: ECG

Sutrisno. (2010). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Limfoma Non Hodgkin yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Diunduh di

pada

tanggal 16 November 2012.

Skevington, Lotfy & O’Connell. (2004). The World Health Organization’s WHOQOL-BREF quality of life assessment: Psychometric properties and results of the international field trial A Report from the WHOQOL Group.

Diunduh di


(80)

WHOQOL BREF%20quality%20of%20life%20.pdf pada tanggal 22 November 2012.

WHO. (2003). Diunduh di

2013

Yudissanta & Ratna. (2012). Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien di Rumah Sakit “X” Surabaya). Diunduh di tanggal 14 Oktober 2012.


(81)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik

Medan.

Saya yang bernama Suryani Zega/091101065 adalah mahasiswi Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang “Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.

Medan,…..

Peneliti Responden


(82)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

I. Data Demografi

1. Usia saat ini : ...Tahun

2. Status perkawinan : 1. Tidak/Belum menikah 2. Menikah 3. Janda/Duda

3. Agama/kepercayaan : 1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha 5. Lain-lain (sebutkan) 4. Suku Bangsa : 1. Batak 2. Melayu 3. Jawa

4. Lain-lain (sebutkan)

5. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA 4. DIII 5. Sarjana 6. Pekerjaan : 1. PNS 2. Peg. Swasta

3. peg. BUMN 4.Wiraswsta 5. Lain-lain (sebutkan)

Petunjuk pengisian : Semua pertanyaan harus dijawab, berilah tanda (√) pada tempat yang telah disediakan dan isilah titik- titk jika ada pertanyaan yang harus dijawab selain jawaban yang telah tersedia, setiap pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.


(83)

7. Penghasilan Perbulan : 1. < Rp. 500.000

2.Rp.500.000-Rp.1.000.000 3. Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 4. Rp. >Rp.2.000.000

8. Kemoterapi ke : kali 9. Lama Menderita : tahun 10. Jenis Terapi yang telah


(84)

II. Kuesioner Kualitas Hidup

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.


(1)

Statistik Data Demografi

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-40 9 27.3 27.3 27.3

41-60 24 72.7 72.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

STATUSPERKAWINAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM MENIKAH 3 9.1 9.1 9.1

MENIKAH 29 87.9 87.9 97.0

JANDA 1 3.0 3.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

AGAMA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ISLAM 18 54.5 54.5 54.5

KRISTEN 15 45.5 45.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

SUKU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BATAK 18 54.5 54.5 54.5

MELAYU 5 15.2 15.2 69.7

JAWA 9 27.3 27.3 97.0

LAIN-LAIN 1 3.0 3.0 100.0


(2)

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 8 24.2 24.2 24.2

SMP 5 15.2 15.2 39.4

SMA 19 57.6 57.6 97.0

SARJANA 1 3.0 3.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 1 3.0 3.0 3.0

PEGAWAI SWASTA 2 6.1 6.1 9.1

IBU RUMAH TANGGA 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp. 500.000 6 18.2 18.2 18.2

Rp 500.000-1.000.000 7 21.2 21.2 39.4

Rp 1.000.000-2.000.000 17 51.5 51.5 90.9

>Rp 2.000.000 3 9.1 9.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

JUMLAHKEMOTERAPI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1- 2 KALI 4 12.1 12.1 12.1

3-5 KALI 21 63.6 63.6 75.8

> 6 KALI 8 24.2 24.2 100.0


(3)

LAMAMENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-2 TAHUN 26 78.8 78.8 78.8

3-4 TAHUN 7 21.2 21.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

JENISTERAPI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KEMOTERAPI 18 54.5 54.5 54.5

KEMOTERAPI +

PEMBEDAHAN 15 45.5 45.5 100.0


(4)

Statistik Kualitas Hidup

KUALITAS HIDUP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BAIK 14 42.4 42.4 42.4

CUKUP 19 57.6 57.6 100.0


(5)

FUNGSI FISIK

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

22

66.7

66.7

66.7

CUKUP

8

24.2

24.2

90.9

KURANG

3

9.1

9.1

100.0

Total

33

100.0

100.0

FUNGSI PERAN

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

19

57.6

57.6

57.6

CUKUP

12

36.4

36.4

93.9

KURANG

2

6.1

6.1

100.0

Total

33

100.0

100.0

FUNGSI KOGNITIF

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

33

100.0

100.0

100.0

FUNGSI EMOSI

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

26

78.8

78.8

78.8

CUKUP

7

21.2

21.2

100.0


(6)

FUNGSI SOSIAL

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

21

63.6

63.6

63.6

CUKUP

12

36.4

36.4

100.0

Total

33

100.0

100.0

STATUS KESEHATAN SECARA KESELURUHAN

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

24

72.7

72.7

72.7

CUKUP

8

24.2

24.2

97.0

KURANG

1

3.0

3.0

100.0

Total

33

100.0

100.0

GEJALA ATAU SIMTOM

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

BAIK

5

15.2

15.2

15.2

CUKUP

27

81.8

81.8

97.0

KURANG

1

3.0

3.0

100.0