Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(1)

KUALITAS HIDUP WANITA YANG MENDERITA PENYAKIT

KANKER di RSUD DR.PIRNGADI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Nuzul Purnama Sari 111121040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

(3)

Judul :Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Penelitian : Nuzul Purnama Sari

Program : S1 Ekstensi

Tahun : 2013

ABSTRAK

Kualitas hidup merupakan aspek penting yang menentukan kesejahteraan seseorang dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi presepsi kualitas hidup, dan menguji ada atau tidak adanya perbedaan antara kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi dan riwayat kesehatan saat ini penderita kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian ini deskriptif analitik, dengan jumlah sample 63 orang, menggunakan teknik sampling convinience. Kuisoner WHOQOL-BREEF yang berisi 26 pertanyaan,dan dibedakan menjadi 4 dimensi yaitu: dimensi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup dari rentang 26 – 130 memiliki nilai mean 81,59 dengan SD 6,601, nilai mean ini diatas nilai tengah pada skor kualitas hidup yang berarti kualitas hidup penderita penyakit kanker tinggi. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada skor total kualitas hidup berdasarkan karateristik demografi, maupun riwayat kesehatan saat ini karena nilai p value > 0,05. Disarankan kepada perawat memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif sesuai dengan kebutuhan klien, dan agar tidak berfokus pada aspek fisik saja, tetapi secara holistic baik aspek psikologis, sosial, maupun lingkungan juga harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas hidup klien.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker di

RSUD Dr. Pirngadi Medan ”.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar kesarjanaan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda serta anggota keluarga lainnya yang

telah banyak memberikan do’a, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

2. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini .

4. Ibu Dr. Dewi Fauziah Syahnan, Sp. THT, selaku Direktur RSUD Dr. Pirngadi

Medan.

5. Ibu Siti Saidah, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Departemen Keperawatan

Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman Sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan, motivasi,

partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Februari

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan……….….i

Abstrak………..ii

Ucapan Terima Kasih………...iii

Daftar Isi………...v

Daftar Tabel………..………...……vii

Daftar Lampiran……….viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang……….1

2. Perumusan Masalah……….………4

3. Tujuan Penelitian……….4

4. Manfaat Penelitian………...5

BAB 2. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kualitas hidup……….7

1.1. Pengertian Kualitas Hidup………7

1.2. Pengukuran Kualitas Hidup………..9

1.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup……….12

2. Konsep Kanker………..…16

2.1. Pengertian Kanker………..16

2.2. Faktor Penyebab Kanker………17

2.3. Proses Terjadinya Kanker………..20

2.4. Penatalaksanaan Medik………..21

2.5. Komplikasi……….23

2.6. Perubahan Pada Penderita Kanker……….24

3. Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit kanker………28

BAB 3 Kerangka Konseptual 1. Kerangka Konsep………...30

2. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian……….31

BAB 4. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian……….34


(7)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian………...35

4. Pertimbangan Etik………...36

5. Instrumen Penelitian.……….……….36

6. Uji Validitas dan Reliabilitas……….………..38

7. Pengumpulan Data………...39

8. Analisa Data……….40

BAB 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian………..42

1.1.Karateristik Responen………..42

1.2. Pengukuran Kualitas Hidup………44

2. Pembahasan………...48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan………52

2. Saran………..52 Daftar Pustaka


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Presentasi Karateristik Responden………43 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dan Presentasi Riwayat Penyakit Saat Ini………44 Tabel 3. Distribusi Mean dan SD Kualitas Hidup pada penderita kanker…………...45 Tabel 4. Distribusi Mean dan SD Kualitas Hidup Berdasarkan Dimensi…………....45 Tabel 5. Distribusi Mean, SD, P value Berdasarkan Karakteristik Responden……...46 Tabel 6. Distribusi Mean,SD, P value Berdasarkan Riwayat Penyakit Saat ini……..47


(9)

Daftar Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

2. Instrumen Penelitian

3. Surat Ijin Penelitian Dari PSIK USU

4. Surat Ijin Penelitian Dari RSUD Dr. Pirngadi Medan

5. Transaksi Dana


(10)

Judul :Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Penelitian : Nuzul Purnama Sari

Program : S1 Ekstensi

Tahun : 2013

ABSTRAK

Kualitas hidup merupakan aspek penting yang menentukan kesejahteraan seseorang dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi presepsi kualitas hidup, dan menguji ada atau tidak adanya perbedaan antara kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi dan riwayat kesehatan saat ini penderita kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian ini deskriptif analitik, dengan jumlah sample 63 orang, menggunakan teknik sampling convinience. Kuisoner WHOQOL-BREEF yang berisi 26 pertanyaan,dan dibedakan menjadi 4 dimensi yaitu: dimensi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup dari rentang 26 – 130 memiliki nilai mean 81,59 dengan SD 6,601, nilai mean ini diatas nilai tengah pada skor kualitas hidup yang berarti kualitas hidup penderita penyakit kanker tinggi. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada skor total kualitas hidup berdasarkan karateristik demografi, maupun riwayat kesehatan saat ini karena nilai p value > 0,05. Disarankan kepada perawat memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif sesuai dengan kebutuhan klien, dan agar tidak berfokus pada aspek fisik saja, tetapi secara holistic baik aspek psikologis, sosial, maupun lingkungan juga harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas hidup klien.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, tujuan dan manfaat penelitian ini.

1. Latar Belakang

Kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal yang penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya (Universitas Toronto 2002). Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian manusia yang ideal sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam kahneman, diener & Schwarz, 1999). Kualitas hidup menekankan tentang pentingnya persepsi subjektif seseorang dalam memfungsikan kemampuan mereka sendiri dan membandingkannya dengan standar kemampuan internal yang mereka miliki agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan (Cella & Tulsky, dalam Dimsdale, 1995).

Di dalam bidang kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit, kualitas hidup dijadikan sebagai aspek untuk menggambarkan kondisi kesehatan (Wilson dkk dalam Dimsdale,1995). Menurut WHOQOL (dalam Power, 2003) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Defenisi ini juga


(12)

mempertimbangkan konteks sosial dan konteks lingkungan dalam mengukur kualitas hidup selain kesehatan fisik dan psikologis. Hays (1992) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat disimpulkan 2 bagian yaitu kesehatan fisik dan kesehatan mental.

Peningkatan kualitas kehidupan dan peran wanita sangat diperlukan karena kualitas kehidupan wanita masih jauh lebih rendah daripada laki-laki. Wanita mengalami ketertinggalan atau ketidakberuntungan lebih banyak dibandingkan dengan pria di antaranya di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Arjani, dan Agung Aryani 2002, dalam Sudarta,___).

Padahal wanita mempunyai peran yang sangat penting dalam keluarga yaitu

sebagai istri dan ibu. Sebagai istri wanita berperan sebagai penanggung jawab rumah tangga yang bertugas mengurus segala sesuatunya di rumah, sebagai ibu wanita berperan mengandung anak, melahirkan anak, membesarkan dan mendidik anak. Kondisi seperti saat ini sering mengatakan wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupannya, selain menjadi ibu dan istri dalam kehidupannya wanita juga mempunyai peran yang sama seperti pria, sama – sama berkewajiban untuk mencari nafkah dengan suaminya dalam upaya memenuhi beragam kebutuhan rumah tangga (Arjani, dan Agung Aryani 2002, dalam Sudarta,___)

Wanita lebih banyak mengalami tekanan mengenai citra tubuh mereka dikarenakan wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupannya. Wanita diharapkan untuk memenuhi kebutuhan anak, suami, mencari nafkah sehingga


(13)

kebutuhan sendiri sering terpinggirkan. Wanita kerap mengabaikan kesehatannya dan menganut gaya hidup yang tidak baik.

Gaya hidup tidak sehat, mengonsumsi makanan berlemak tidak menyusui, infertilitas, melahirkan anak pertama di atas 35 tahun, radiasi, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan,mendapat terapi hormon jangka panjang, merupakan faktor paling banyak pencetus kanker pada wanita. Dewasa ini para perempuan cenderung melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan tersebut.Tidak heran, jumlah penderita kanker dari kaum hawa menanjak cepat.

Kanker adalah pertumbuhan sel tidak normal (yaitu: tumbuh sangat cepat tidak terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh (Diananda, 2007). Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian di banyak negara semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan kematian akibat kanker mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Penderita baru diperkirakan 5,9 juta per tahun dan 3,0 juta ditemukan di negara berkembang. Menurut data WHO, setiap tahun ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam dekade terakhir ada 9 juta manusia mati karena kanker dan pada Tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memperhatinkan.

Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kematian akibat kanker dari tahun 1992 ada 4,8%, tahun 1995 meningkat menjadi 5.0% dan tahun 2001 meningkat lagi menjadi 6,0%. Penyakit kanker menempati urutan kelima


(14)

sebagai penyebab kematian di Indonesia (Marice dan Anna,2007).Dari hasil survei awal yang dilakukan, diketahui jumlah pasien penderita kanker pada wanita yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi Medan Tahun 2011 sebanyak 297 orang. Adapun jenis kanker yang diderita wanita yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi yaitu: kanker mammae, ovarium, servix, colon, kulit, paru, nasofaring, tiroid, vulva, rekti, gaster, leukemia, lidah.

Menurut Hays (1992) wanita yang menderita penyakit kanker akan terganggu kesehatan fisik dan mentalnya. Gangguan kesehatan fisik yang dialami wanita meliputi fungsi tubuh secara fisik dan fisiologis, nyeri dan presepsi kesehatan umum. Dari kesehatan mental, kanker menimbulkan gangguan dalam hal vitalitas hidup, fungsi sosial, keadaan emosinal dan kesehatan mental secara umum. Selain itu Hays (1992) juga mengatakan bahwa wanita yang menderita Penyakit kanker akan kehilangan kemampuan secara mandiri. Wanita dengan penyakit kanker sangat bergantung pada orang lain dan membutuhkan perhatian.

Berdasarkan keterangan diatas tidak dapat dipungkiri kanker akan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas hidup wanita. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker.

2. Perumusan Masalah

Bagaimana kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker di RSUD DR. Pirngadi Medan.


(15)

3. Tujuan penelitian 3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker.

3.2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui perbedaan gambaran kualitas hidup wanita penderita penyakit

kanker berdasarkan karakteristik demografi responden (usia, status pernikahan, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaaan, penghasilan).

- Untuk mengetahui perbedaan gambaran kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker berdasarkan riwayat kesehatan saat ini (jenis kanker, stadium kanker, terapi yang dijalani, lama menderita kanker).

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa tentang kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker. Serta dapat dijadikan bahan masukan bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan, terutama pada wanita yang kanker.


(16)

4.2Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan perbandingan apabila ada peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama atau ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

4.3. Bagi Wanita Yang menderita penyakit kanker

Memberikan informasi tentang kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker sehingga dapat diupayakan tindakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi kanker.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dan tinjauan pustaka yang mendasari penelitian ini. Pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai kualitas hidup dan kanker. Dalam pembahasan mengenai kualitas hidup akan dibicarakan mengenai pendekatan dalam menjelaskan kualitas hidup termasuk definisi kualitas hidup, dimensi kualitas hidup, pengukuran kualitas hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Pembahasan mengenai kanker menjelaskan mengenai definisi kanker, faktor penyebab kanker, proses terjadi kenker,penatalaksanaan medik, komplikasi, perubahan pada penderita kanker.

1. Konsep Kualitas hidup 1.1. Pengertian Kualitas Hidup

Kualitas hidup sulit didefenisikan karena mencakup banyak keadaan mulai dari kehidupan fisik dan kemampuan kognitif untuk menentukan kepuasan suatu hubungan, pendidikan yang diminati dan kecukupan pendapatan yang dibutuhkan sebagai dasar biologis (Trbojevic,1998).

Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang menikmati kemungkinan dalam hidupnya. Kenikmatan tersebut memiliki dua komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian beberapa karateristik dan kemungkinan – kemungkinan tersebut merupakan hasil dari kesempatan dan


(18)

keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan merefleksikan interaksi faktor personal dan lingkungan (Chang dan Weissman, 2004).

Menurut Coons dan Kaplan dalam Sarafino (1994) menyatakan bahwa setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas hidupnya. Fayers & Machin dalam Kreitler & Ben (2004) kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan.

Menurut WHOQOL (dalam Power, 2003) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan system nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Dalam defenisi ini WHO juga mempertimbangkan adanya konteks sosial dan konteks lingkungan dalam mengukur kualitas hidup selain kesehatan fisik dan psikologis. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai kondisi kehidupannya saat ini yang mencakup aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.


(19)

1.2. Pengukuran Kualitas Hidup

Skevington, Lotfy, dan O’Connell (2004) dalam Sekarwiri (2008) mengatakan bahwa pengukuran mengenai kualitas hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran kualitas hidup secara menyeluruh (kualitas hidup dipandang sebagai evaluasi individu terhadap dirinya secara menyeluruh) atau hanya mengukur domain tertentu saja (kualitas hidup diukur hanya melalui bagian tertentu saja dari diri seorang individu) (Skevington, Lotfy, dan O’Connell, 2004).

Schipper, Clinch dan Olweny (dalam Post, Witte, dan Scrijvers, 1999) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat diukur dari aspek fungsi fisik dan okupasi, keadaan psikologi, interaksi sosial dan sensasi somatic. (Post, Witte dan Scrijvers, 1999) juga membuat empat aspek untuk mengukur kualitas hidup yaitu keadaan fisik dan kemampuan fungsional, keadaan psikologis, dan kesejahteraan, interaksi sosial, dan keadaan ekonomi. Walaupun pembagian mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup individu tertulis dalam persamaan yang berbeda-beda, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut saling berinteraksi untuk memberikan gambaran kualitas hidup individu.

Berdasarkan konsep WHOQOL – BREF kualitas hidup dapat diukur dari aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan Power dalam Lopez dan Snyder, 2004, dalam (Noftri, 2009). Dimensi kesehatan fisik terdiri dari aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis,


(20)

energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja. Aktivitas sehari-hari yaitu menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu pada saat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis yaitu menggambarkan seberapa besar kecenderungan individu dalam menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dan kelelahan yaitu menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Mobilitas yaitu menggambarkan tingkat perpindahan yang mampu dilakukan oleh individu dengan mudah dan cepat. Tidur dan istirahat yaitu menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh individu, dan kapasitas kerja yaitu menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi kesejahteraan psikologi terdiri dari body image dan apprearance, perasaan negatif, perasaan positif, self- estem dan berpikir, belajar, memori, konsentrasi. body image dan apprearance yaitu menggambarkan bagaimana individu memandang keadaan tubuh serta penampilannya. Perasaan negatif yaitu menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Perasaan positif yaitu menggambarkan perasaan menyenangkan yang

dimiliki oleh individu. Self- estem yaitu menggambarkan bagaimana individu menilai

atau menggambarkan dirinya sendiri. Berpikir, belajar, memori dan motivasi yaitu menggambarkan keadaan kognitif individu yang memungkinkan untuk


(21)

berkonsentrasi, belajar, dan menjalankan fungsi kognitif lainnya (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi hubungan sosial terdiri dari relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. Relasi personal yaitu menggambarkan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanaya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aktivitas seksual yaitu menggambarkan kegiatan seksual yang dilakukan individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi lingkungan terdiri dari sumber finansial, freedom, physical safety dan security, perawatan kesehatan dan perawatan sosial, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan barbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi, lingkungan fisik, dan transportasi. Sumber finansial yaitu menggambarkan keadaan keuangan individu. freedom, physical safety dan security yaitu menggambarkan tingkat keamanan individu yang dapat mempengaruhi kebebasan dirinya. Perawatan kesehatan dan perawatan sosial yaitu menggambarkan ketersediaan layanan kesehatan dan perlindungan sosial yang dapat diperoleh individu. Lingkungan rumah yaitu menggambarkan keadaan tempat tinggal individu. Kesempatan untuk mendapatkan informasi baru dan keterampilan yaitu menggambarkan ada atau tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal baru yang berguna bagi individu. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi yaitu menggambarkan sejauhmana individu memiliki kesempatan


(22)

dan dapat bergabung untuk berkreasi dan menikmati waktu luang. Lingkungan fisik yaitu menggambarkan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal individu seperti keadaan air, saluran udara, iklim, polusi. Transportasi yaitu menggambarkan sarana kendaraan yang dapat dijangkau oleh individu (Sekarwiri, 2008).

1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam Power, 2003), persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan Fadda dan Jiron (1999) bahwa kualitas hidup bervariasi antara individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung pada konteks budaya,

sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah tersebut. Menurut para

peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:

1.3.1. Gender atau Jenis Kelamin

Moons, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Fadda dan Jiron (1999) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan berbeda. Bain, dkk (2003) dalam (Noftri, 2009) menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki-laki-laki cenderung lebih baik dari pada


(23)

kualitas hidup perempuan. Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.

1.3.2. Usia

Moons, dkk (2004) dan Dalkey (2002) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007) individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk (2001) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett (2004) menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu.

1.3.3. Pendidikan

Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998) mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif. Penelitian


(24)

yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, dkk (2007) dalam (Noftri, 2009) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

1.3.4. Pekerjaan

Moons, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan

penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Wahl, dkk

(2004) dalam (Noftri, 2009) menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria maupun wanita.

1.3.5. Status pernikahan

Moons, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi. Zapf et al (1987) dalam Lee (1998) menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan. Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal Glenn dan Weaver (1981) dalam dalam (Noftri, 2009).


(25)

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) dalam (Noftri, 2009) menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.

1.3.6. Penghasilan

Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) dalam (Noftri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

1.3.7. Hubungan dengan orang lain

Baxter, dkk (1998) dalam (Noftri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa faktor jaringan sosial dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik secara fisik maupun emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.


(26)

1.3.8. Standard referensi

O’Connor (1993) dalam (Noftri, 2009) mengatakan bahwa kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standard referensi yang digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHOQOL (Power, 2003) dalam (Noftri, 2009), bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan standard dari masing-masing individu. Glatzer dan Mohr (1987) dalam (Noftri, 2009) menemukan bahwa di antara berbagai standard referensi yang digunakan oleh individu, komparasi sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas hidupnya.

2. Konsep Kanker 2.1. Pengertian Kanker

Kanker adalah pertumbuhan sel tidak normal (yaitu: tumbuh sangat cepat tidak terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh (Diananda, 2007).

Kanker adalah mutasi gen – gen sel yang berakibat tumbuhnya sel – sel abnormal secara tidak beraturan. Sel –sel kanker tumbuh dengan pola yang tidak terkendali dan tidak dapat diramalkan (Anderson, 1996)


(27)

Jong (2005) menguraikan kanker sebagai penyakit keganasan yaitu perkembangan dan pertumbuhan sel abnormal yang berlangsung lama, otonom, tidak dapat diramalkan dan tersembunyi. Kanker dicirikan dengan periode tanpa keluhan atau tanda – tanda lain dari penyakit yang cukup lama.

Menurut penyebarannya kanker dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Stadium dini yaitu kanker mulai tumbuh dan belum menyusup jauh kedalam

jaringan sekitarnya dan belum mengadakan anak sebar.

b. Stadium lanjut yaitu kanker sudah besar dan sudah menyusup jauh kedalam

jaringan sekitarnya, masuk kedalam pembuluh darah dan getah bening (Koosnadi, dkk, 2005).

2.2. Faktor Penyebab Kanker

Kanker disebabkan adanya gen abnormal, yang terjadi karena ada kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan difrensiasi sel. Adanya gen abnormal ini menimbulkan salah atur, lebih atau kurang aturan. Gen yang mengatur pertumbuhan dan difrensiasi sel itu disebut protoonkogen dan suppressor gen. terdapat pada semua cromosom dan banyak jumlahnya. Protoonkogen yang telah mengalami perrubahan sehingga dapat menimbulkan kanker disebut onkogen (Sukardja,2000)

Beberapa hal penyebab kanker antara lain:

2.2.1. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling penting mengingat kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Beberapa keluarga bisa jadi memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan


(28)

keluarga lainnya. Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5 – 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.

2.2.2. Kelainan Kromosom

Misalnya seseorang dengan sindroma down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12 – 20 kali lebih tinggi untuk menderita leukimia akut.

2.2.3. Faktor lingkungan

Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker, salah satunya yang paling penting adalah merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring ( pita suara), dan kandung kemih. faktor lingkungan lain, misalnya pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.

Selain itu, radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atlain, misalnya pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.

Selain itu, radiasi ionisasi ( yang merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh, juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. Misalnya pemaparan uranium pada pekerja tambang juga meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru 10 – 20 tahun kemudian, dan resiko tersebut akan semakin tinggi jika para penambang merokok.


(29)

2.2.4. Makanan

Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Misalnya makan makanan yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan ( dalam bentuk acar) dapat meningkatkan terjadinya kanker lambung. Peminum alkohol juga memiliki resiko yang lebih tinggi tehadap terjadinya kanker kerongkongan.

2.2.5. Bahan kimia

Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan banyak pula yang dicurigai sebagai faktor penyebab kanker. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian, misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru – paru dan kanker pleura. Dan kanker kulit banyak ditemukan pada pekerja cat dan pekerja yang membersihkan cerobong asap karena adanyakandungan senyawa hidrokarbon.

2.2.6. Tempat tinggal

Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang. Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.

2.2.7. Virus

Beberapa virus diketahui menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker. Virus penyebab kanker ini disebut juga virus onkogenik. Misalnya virus papilloma yang menyebabkan kutil genetalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus


(30)

sitomegalo menyebabkan sarkoma kaposi, virus hepatitis B dan hepatitis C bisa menyebakan kanker hati meskipun karsinogen ataupun promotornya tidak diketahui.

2.2.8. Infeksi

Infeksi oleh parasit schistosoma (bilharzia) bisa menyebakan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker. Infeksi oleh clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di timur jauh, bisa menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.

2.2.9. Hormon

Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang berfungsi mengatur kegiatan alat – alat tubuh. Diethyl stilbestrol, suatu hormon seks buatan yang umumnya digunakan untuk menggemukkan hewan ternak, terbukti sebagai penyebab timbulnya kanker rahim, payudara, dan alat reproduksi lainnya.

Pada beberapa penelitian, diketahui bahan pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya, seperti payudara, rahim, indung telur, dan prostat. Pengaruh hormon sehingga dapat menyebabkan kanker belum dapat diketahui dengan pasti.

2.3. Proses terjadinya kanker

Salah satu faktor terbentuknya kanker karena adanya sel epitel yang terus berkembang (berpoliferasi). Saat berpoloferasi, genetik sel bisa berubah akibat adanya pengaruh agen karsinogen yang menyebabkan hilangnya penekanan (supresi)


(31)

terhadap proses poliferasi sel. Perubahan sel menjadi ganas juga melibatkan gen – gen yang mengatur pertumbuhan sel. Akibatnya, sel berkembang tidak terkendali.

Menurut Junaidi (2007) perkembangan sel normal menjadi sel kanker melalui tiga tahap seperti berikut:

Tahap 1 ( tahap insisi)

Pada tahap ini terjadi perubahan genetik yang menetap akibat ransangan bahan atau agen inisiator yang menimbulkan proses insisi. Perubahan yang terjadi irreversibel.

Tahap 2 ( tahap promosi)

Pada tahap ini terjadi perubahan kearah pra – kanker akibat bahan – bahan promotor. Perubahan terjadi akibat pengaruh promotor yang berulang ulang dan dalam jangka waktu lama. Tahap ini reversibel, artinya resiko timbulnya kanker akan hilang bila promotornya dihilangkan.

Tahap 3 ( tahap progresif)

Telah terjadi pertumbuhan kanker, sudah meluas ( invasif), dan beranak sebar ketempat yang jauh (metastasis).

2.4. Penatalaksanaan Medik

Otto (2005) menjelaskan empat metode primer untuk terapi kanker adalah pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi dan lain – lain.

2.4.1. Pembedahan

Penangana primer melibatkan pengangkatan kanker ganas dan batas jaringan normal. Eksisi lokal merupakan eksisi yang paling sederhana dari sebuah kanker dan sedikit


(32)

batas jaringan normal. Eksisi luas atau diseksi en bloc melibatkan pengangkatan kanker primer, kelenjar getah bening regional, jalur limfatik yang brhubungan dan struktur berdekatan yang terkena. Eksisi luas diperlebar, yang mengangkat infiltrasi tumor yang luas pada daereah tertentu. Terapi pembedahan kanker in situ di capai dengan beberapa teknik pembedahan khusus.

Terapi adjuvan melibatkan pengangkatan jaringan untuk mengurangi resiko insidensi kanker, progresivitas, atau kekambuhan. Terapi penyelamatan melibatkan penggunaan pendekatan primer lebih sempit. Terapi paliatif digunakan untuk mengurangi penyakit atau sebagian terapi gejala yang berhubungan tanpa mencoba untuk mengobati kanker secara pembedahan. Terapi kombinasi melibatkan penggunaan pembedahan dengan terapi lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan reseksi tumor, mengurangi perluasan tumor yang diangkat, membatasi perubahan penampakan fisik dan kemampuan fisik, dan meningkatkan hasil terapi. Teknik pembedahan khusus meliputi elektrosurgery, cryosurgery, chemosurgery,dan laser.

2.4.2. Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan energi pancaran atau partikel – partikel terionisaso tinggi umtuk mengobati kanker. Terapi ini merupakan terapi lokal yang digunakan sendiri maupun secara kombinasi dengan terapi lainnya, seperti pembedahan, kemoterapi, atau terapi keduanya. Hampir 60 % kanker akan mendapat terapi radiasi pada suatu saat dalam perjalanan penyakitnya.


(33)

2.4.3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat – obatan sitotoksi dalam terapi kanker. Kemoterapi dikenal sebagai salah satu dari empat modalitas: pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi dan bioterapi yang dapat memberikan penyembuhan, pengontrolan, dan peringanan sebagai tujuan terapi. Kemoterapi dapat digunakan terpisah atau bersama – sama dengan modalitas lain. (Otto,2005).

2.5. Komplikasi

Komplikasi akibat penyakit kanker bisa terjadi karena:

2.5.1. Akibat pertumbuhan tumor ganas yang invasif.

Pertumbuhan sel kanker dapat menekan (kompresi) organ – organ tubuh disekitarnya sehingga menyebabkan luka (erosi). Bahkan luka tembus (perforasi).

2.5.2. Akibat tidak langsung kanker

Secara tidak langsung kanker menyebabkan banyak gangguan seperti demam, berat badan menurun, tidak nafsu makan, kurang darah( anaemia), terasa lemas, maupun daya tahan tubuh menurun.

2.5.3. Akibat pengobatan

Pengobatan dengan sitostatika bisa menimbulkan demam hingga menggigil, pada beberapa obat tertentu efek tersebut dimulai 6 jam setelah pamberian obat. Selain itu pengobatan dengan sitostatika dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sum – sum tulang hingga jumlah sel darah putih menurun (leukopenia). Keadaan ini menyebabkan turunnya daya tahan tubuh, alopesia,dll (Dalimarta,1999).


(34)

2.6. Perubahan Pada Penderita Kanker

Keliat (1998) Pada wanita yang menderita kanker akan mengalami berbagai pergeseran dan perubahan dalam hidupnya, baik mengalami perubahan citra tubuh, ataupun lainnya dan jika perubahan ini tidak dapat diterima maka kualitas hidup akan menurun secara drastis. Adapun pergeseran dan perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

2.6.1. Perubahan Fisik

Proses perubahan yang terjadi pada klien kanker dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap awal perubahan yang terjadi setelah diagnosa, operasi dan terapi sedangkan tahap kedua terjadi pada saat proses integrasi dari perubahan pada struktur konsep diri. Perubahan yang terjadi secara fisik pada klien seperti nyeri, sengsara, kematian, biaya perubahan struktur tubuh karena pembedahan ataupun efek dari kemoterapi serta perubahan yang diakibatkan karena proses penyakit itu sendiri, yang akan membawa klien ke konsep diri negatif seperti malu, menarik diri, rendah diri, kontrol diri kurang, takut, pasif, asing terhadap diri dan frustasi (Keliat, 1998).

Nyeri merupakan suatu masalah subjektif yang sangat mengganggu penderita disamping badan lemas, tidak ada nafsu makan, dsb. Sedangkan masalah objektif yang mengganggu ialah ulkus yang berbau,sesak nafas, dsb. Rasa nyeri itu sangat menurunkan kualita hidup penderita. (Sukardja, 2000).


(35)

Sukardja(2000) Wanita yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi stres dan merasa dirinya akan cepat mati, dalam keadaan yang menyedihkan dengan meninggalkan suami, anak, keluarga, atau teman tercinta, yang belum rela ia tinggalkan. Gejala-gejala psikologis tersebut adalah penolakan terhadap penyakitnya, perubahan emosi, perubahan kognitif, kecemasan, mudah tersinggung, motivasi, perilaku gelisah, cemas, stres dan depresi.

Penderita kanker sering kali mengingkari (menolak) bahwa penyakitnya adalah penyakit yang serius, ia mengharapkan dokter salah mendiagnosa. Terkadang respon ini menimbulkan respon buruk terhadap penderita kanker seperti: ketidakmampuan membedakan gejala yang serius, terlambat mencari informasi, tidak mengikuti program terapi, tidak menggunakan sumber daya yang tersedia, menyalahkan orang lain, penyesuaian diri yang panjang dan buruk.

Selain itu setelah ia mengetahui penyakitnya tidak ada harapan lagi untuk disembuhkan penderita sering marah – marah terhadap kenyataan yang dihadapi dan bertanya kenapa ia menderita kanker, kenapa ia mesti mati, kenapa ia mesti begini, apa salahnya, dsb. Penderita kanker mudah tersinggung. Apa saja yang dilakukan orang padanya semua serba salah, ia menjadi benci dan memusuhi dokter yang tidak mampu menolongnya dan menganggap dokter tidak mampu mengobatinya dengan sungguh – sungguh, dan respon ini dapat menimbulkan frustasi pada penderita kanker.


(36)

Setelah menyadari bahwa penyakitnya semakin parah, penderita kanker sering sekali melakukan tawar – menawar dalam hidupnya supaya ia dapat hidup dan sehat. Ia berjanji hal - hal yang tidak masuk akal bila sembuh nanti. misalnya ia akan menjadi orang yang baik, akan menyumbang ini itu, akan berziarah ke tempat tertentu, dsb.

Menghadapi penyakitnya yang semakin memburuk penderita kanker sering menjadi depresif, menjadi murung, pendiam, tidak mau makan, mudah menangis, merasa dirinya tidak berguna lagi untuk hidup yang hanya memberikan beban bagi keluarganya. Banyak hal – hal yang tidak logis mengganggu pikirannya. Yang dapat menimbulkan penderita merasa takut. Perasaan takut yaitu takut akan menghadapi kenyataan yang ada, takut akan operasi, takut akan biaya pengobatan yang mahal, takut akan penyakitnya diketahui orang lain, takut meninggalkan keluarga, takut dicerai suaminya,dsb.

Depresi mental yang dihadapi penderita kanker umumnya terjadi karena kurang pengetahuannya terhadap kanker atau salah presepsi akan penyakit kanker ini.

2.6.3. Perubahan Hubungan Sosial

Keliat (1998) menyebutkan keadaan sosial yang dirasakan penderita kanker yaitu takut akan kehilangan peran dan fungsi seksual,yang dapat mempengaruhi gangguan citra diri,harga diri rendah, perubahan peran, sikap, keyakinan, dan konsep yang salah, kecemasan, atau depresi.

Citra diri merupakan komponen yang mempengaruhi harga diri. Kanker akan mengakibatkan perubahan citra diri sehingga mempengaruhi harga diri yang


(37)

mengakibatkan perasaan tidak adekuat dalam fungsi seksual. Kecemasan dan depresi sering menguasai klien kanker, cemas akan masa yang akan datang terutama terjadi pada saat diagnosa, kambuh, dan timbul efek dari terapi. Kecemasan dan depresi mempengaruhi fungsi seksual yaitu menurunnya perhatian pada seksual, libido, perubahan keinginan untuk berhubungan seksual dapat berubah pada saat ini karena merasa tidak pantas untuk melakukan hubungan seksual karena masih sakit. Sebagian pasangan takut akan efek terapi karena perasaan wanita terhadap perubahan bentuk tubuh.

Penderita kanker menganggap dirinya tidak dapat lagi berperan seperti peran biasanya sebagai istri, orang tua, pekerja, yang terganggu oleh kanker dan terapi. Penderita merasa tidak berarti karena tidak dapat berperan seperti sediakala.

2.6.4. Perubahan Lingkungan

Peran diri merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Tarwoto & Wartonah, 2003). Hal ini dipengaruhi oleh citra diri, identitas diri berupa jenis kelamin dan konsep diri. Sebagai komponen dari konsep diri, peran seseorang berubah-ubah baik pada masa sekolah, ataupun dalam berkarir. Peran yang umumnya bersifat menetap adalah menjadi seorang wanita dan kemungkinan menjadi ibu atau istri, (Berger & Williams, 1992).

Setiap wanita mempunyai berbagai peran yang penting dalam kehidupannya baik sebagai istri, orangtua, ataupun pekerja. Namun, apabila wanita tersebut menderita kanker maka penyakit tersebut akan mempengaruhi peran klien seperti


(38)

sediakala karena klien mengalami gejala yang sangat kompleks dan proses penatalaksanaan penyakit dapat mempengaruhi pola aktivitasnya sehari-hari ( Keliat, 1998).

Wanita yang menderita kanker setelah kembali dari rumah sakit biasanya merasa kurang berfungsi, dan kurang di terima di masyarakat, dan sulit kembali hidup normal di keluarga dan masyarakat. Wanita yang menderita kanker biasanya merasa mendapatkan tekanan dari orang di sekelilingnya, menganggap penyakit kanker penyakit yang menular, atau penyakit keturunan, atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.(Sukardja,2000)

3. Kualitas Hidup Pada Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker

Wanita yang menderita penyakit kanker dapat dipengaruhi beberapa faktor: riwayat keluarga,kelainan kromosom,faktor lingkungan, makanan,bahan kimia, tempat tinggal,virus, infeksi, hormon. Wanita yang menderita penyakit kanker akan mengalami pergeseran dan perubahan-perubahan yang menimbulkan berbagai keluhan baik fisik maupun psikis yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup itu adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan dengan orang lain, dan standar referensi.

Berdasarkan konsep WHOQOL – BREF kualitas hidup terdiri dari empat aspek yang dapat dijadikan untuk mengukur kualitas hidup, yaitu dimensi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologi, hubungan sosial dan lingkungan. Dari keempat aspek


(39)

kualitas hidup ini akan dapat diketahui, apakah kualitas hidup seseorang tersebut baik, atau buruk. Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah bagaimana kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker, apakah kualitas hidupnya baik,atau buruk yang mencakup aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologi, hubungan sosial dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan penghasilan dijadikan untuk data karakteristik responden. Data berdasarkan karakteristik responden tidak diteliti, tetapi hanya sebagai data pendukung dalam penelitian ini.


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker di RSUD dr. Pringadi Medan yang mencakup aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan yang telah diuraikan sebelumnya berdasarkan konsep WHOQOL – BREF menurut WHO. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjuan kepustakaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 3.1 Kerangka Penelitian Kualitas Hidup Wanita yang menderita penyakit kanker

Semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi kualitas hidupnya Kualitas Hidup:

- Dimensi kesehatan fisik

- Dimensi psikologi

- Dimensi hubungan social

- Dimensi lingkungan

Karakteristik Responeden: Riwayat Penyakit saat ini:

- Usia - Diagnosa Penyakit

- Status Pernikahan - Stadium Kanker

- Agama - Terapi yang dijalani

- Suku - Lama Menderita Ca

- Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan


(41)

2. Defenisi Operasional

Tabel. 3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Kualitas

hidup Persepsi wanita penderita kanker mengenai kualitas hidupnya yang mencakup dimensi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Kuisoner WHOQOL-BREF yang berisi 26 pertanyaan dan mempunyai 5 pilihan jawaban. Semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi kualitas hidupnya Nominal

2 Usia Rentang waktu

antara saat lahir sampai

pengambilan data, dihitung saat ulang tahun terakhir

Kuisoner 1.< 20 Tahun

2.20 – 35 tahun 3.>35 Tahun

Nominal

3 Status

pernikahan

Status perkawinan

responden saat

pengambilan data

Kuisoner 1. Menikah

2. Janda

3. Tidak Menikah

Nominal

4 Agama Suatu keyakinan

keimanan yang dimiliki

responden,

Kuisoner 1.Islam

2.Kristen

3.Hindu

4.Budha

Nominal

5. Suku Kesatuan hidup

manusia yang memiliki kebudayaan yang unik,dan berbeda dengan kelompok lainnya.

Kuisoner 1. Batak

2. Melayu

3. Jawa

Nominal

6. Pendidikan Jenjang

pendidikan formal responden

berdasarkan ijazah

Kuisoner 1. SD

2. SMP

3. SMA

4. Perguruan

Tinggi


(42)

7. Pekerjaan Jenis pekerjaan responden sebagai tumpuan untuk mendapatkan

uang

Kuisoner 1. Pegawai

2. Wiraswasta

3. IRT

Nominal

8. Penghasilan Imbalan balas jasa

yang diperoleh responden dari kegiatan

pekerjaan yang dilakukan

Kuisoner 1. <

Rp.1.650.000,00

2. Rp 1.650.000 –

Rp

2.000.000,00 3. >

Rp.2.000.000,00

Nominal

9. Diagnosa

Penyakit

Penentuan jenis penyakit dari hasil

penilaian dokter

dengan

memeriksa tanda dan gejala sebelumnya.

Kuisoner 1. Ca Mamae

2. Ca Organ

Reproduksi

3. Ca Non Organ

Reproduksi

Nominal

10. Stadium suatu keadaan dari

hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut.

Kuisoner 1.Stadium 1

2.Stadium 2

3.Stadium 3

4.Stadium 4

Nominal

11. Terapi Jenis pengobatan

yang dilakukan saat pertama kali didiagnosa sampai saat pengumpulan data.

Kuisoner 1. Kemoterapi

2. Bedah

3. Kemoterapi

dan Bedah

4. Dll

Nominal

12. Lama Menderita Kanker Rentang waktu antara pertama kali didiagnosa sampai saat pengambilan data.

Kuisoner 1. < 1 Tahun

2. >1 Tahun


(43)

Hipotesa :

Ha : Ada perbedaan kualitas hidup pada wanita yang menderita penyakit kanker

berdasarkan karateristik demografi dan riwayat penyakit saat ini.

Ho : Tidak ada perbedaan kualitas hidup pada wanita yang menderita penyakit


(44)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

`1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui / menganalisis gambaran kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker.

2.Populasi dan Sampel 2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang menderita penyakit kanker yang dirawat di RSUD dr. Pringadi Medan. Total populasi pasien kanker pada wanita di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 297 orang. Jika diperkirakan jumlah penderita kanker pada tahun 2012 sama dengan tahun 2011 sehingga dengan jangka waktu pengumpulan data 3 bulan diperkirakan populasi wanita penderita kanker di RSUD dr. Pringadi Medan pada waktu pengumpulan data dilakukan adalah 75 orang.

2.2. Sampel Penelitian

Dalam Notoatmodjo (2005) untuk populasi kecil atau lebih besar dari 10.000, jumlah sample di tentukan dengan menggunakan formula berikut:


(45)

n = N

1+N (d2) keterangan :

N = besar populasi n = Besar Sample

d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05)

Dengan menggunakan rumus tersebut maka besar sample dalam penelitian ini adalah

n = 75

1+75 (0.05²) = 63,15 = 63 Responden

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Non probability sampling yaitu convinience sampling dengan penetapan subjek penelitian dilibatkan atas dasar hal – hal yang mengenakan peneliti. Sampling ini dipilih apabila kurangnya pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias ( Nursalam,2008). Kriteria yang ditentukan untuk subjek penelitian adalah wanita yang telah didiagnosa menderita penyakit kanker, tidak dalam keadaan nyeri pada saat wawancara, dapat berbahasa Indonesia, serta bersedia menjadi responden.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di ruang rawat inap RSUD Dr. Pringadi Medan di ruang rawat inap Bedah dan Ruang kemoterapi lantai VI

3.2.Waktu Penelitian


(46)

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan penelitian,setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Fakulitas Keperawatan Universitas Sumatera Utara maka peneliti menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak RSUD dr. Pringadi Medan.

Setelah izin didapatkan dari RSUD dr. Pringadi Medan maka peneliti melaksanakan penelitian dengan memberikan Lembar persetujuan kepada responden yang diteliti. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden. Responden yang bersedia diteliti maka lebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden pada lembar pengumpulan data yang akan diajukan pada reponden, lembar tersebut hanya diberi inisial nama responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan dijamin kerahasiaan oleh peneliti.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, berisikan pertanyaan-pertanyaan kualitas hidup yang dikembangkan oleh WHO yaitu WHOQOL – BREF berjumlah 26 butir. Bagian pertama instrumen Penelitian tentang pengumpulan data demografi pasien yang meliputi: nomor responden, usia. Status, pendidikan, Pekerjaan, penghasilan perbulan, jenis kanker yang diderita, lama menderita kanker, stadium kanker, dan terapi yang di jalani.


(47)

Bagian kedua berisi tentang pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO yaitu WHOQOL – BREF terdiri dari dua pokok yang berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum. Pertanyaan tentang kesehatan secara umum terdiri dari pertanyaan urutan ke 1, dan 2. Ada empat dimensi yamg digunakan untuk menilai kualitas hidup, yaitu dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Dimensi fisik terdiri dari pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, dan 22. Sedangkan dimensi lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25.

Untuk menentukan kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker dari 26 pertanyaan, maka dilakukan penyekoran menggunakan skala likert berdasarkan lima kategori dengan poin 1-5, dan pertanyaan berfokus pada intensitas, frekuensi, kepuasan dan evaluasi. Yang mana, intensitas mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami oleh individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa kuat yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban untuk mengkaji intensitas adalah tidak sama sekali (1), sedikit (2), sedang (3), sangat sering (4) dan sepenuhnya dialami (5).

Frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi atau tingkah laku. Waktu merupakan hal yang paling penting untuk pertanyaan ini, seperti frekuensi yang mengarah ke seberapa sering sesuatu yang dialami oleh individu


(48)

dalam periode waktu yang spesifik. Pilihan jawaban untuk mengkaji frekuensi adalah tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering (4), dan selalu (5).

Kepuasan mengacu pada tingkat dimana situasi yang dirasakan individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa puas situasi yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban yang berfokus pada kepuasan adalah sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), biasa saja (3), memuaskan (4), dan sangat memuaskan (5). Sedangkan evaluasi mengacu kepada taksiran dari situasi, kapasitas, atau tingkahlaku. Pilihan jawaban yang berfokus pada evaluasi adalah sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), dan sangat baik (5).

Untuk mengidentifikasi kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker maka jumlah nilai mentah dari tiap-tiap dimensi dilakukan perhitungan. Setelah dilakukan perhitungan, kemudian nilai dari tiap-tiap dimensi ditransformasikan dalam nilai rentang 26 – 130.

6. Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh Wardani (2006) (dalam Sekarwiri, 2008) menyatakan bahwa kuesioner WHOQOL - BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas hidup. Uji validitas yang dilakukan oleh Wardani (2006) uji validitas isi item dengan cara menghitung korelasi skor masing-masing item dengan skor dari masing-masing dimensi WHOQOL – BREF. Hasil yang didapat adalah ada hubungan yang signifikan antara skor item dengan skor


(49)

dimensi (r = 0,409 – 0,850), sehingga dapat dinyatakan bahwa alat ukur WHOQOL – BREF adalah alat ukur yang valid dalam mengukur kualitas hidup. Sedangkan uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Coefficient Alpha Cronbach,

mengahasilkan nilai R = 0,8756 sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur WHOQOL – BREF adalah alat ukur yang reliabilitas dalam mengukur kualitas hidup.

Pada penelitian ini instrumen hanya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk memastikan adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha dengan bantuan komputerisasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan jumlah

responden sebanyak 30 responden. Dari data diperoleh Coefficient Alpha Cronbach

0,738. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen ini reliabel untuk mengukur kualitas hidup.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Instusi

Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, peneliti selanjutnya membawa surat permohonan penelitian kepada RSUD dr. Pringadi Medan selanjutnya peneliti mendatangi calon responden yang memenuhi kriteria.

Peneliti menerapkan pertimbangan etik kepada calon responden. Jika calon responden menyatakan kesediaannya menjadi responden, maka mereka diminta untuk


(50)

mengisi surat persetujuan penelitian (informed consent). Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode angket kualitas hidup. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan petunjuk pengisiannya dan memberikan kuesioner data demografi dan kuesioner kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker. Responden juga didampingi peneliti menjawab pertanyaan, apabila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden, diberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah responden selesai mengisi kuesioner penelitian, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner tersebut. Demikian selanjutnya sampai semua data terkumpul dan dilakukan analisa data.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data, yang dimulai dari beberapa

tahap pertama Editing yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan, sehingga dapat dipastikan bahwa responden telah

mengisi semua kuesioner.Tahap kedua Coding merupakan kegiatan pemberian kode

numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori, sehinggga

memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Tahap ketiga Entry

merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, yaitu dengan menggunakan bantuan sistem komputer. Tahap

keempat Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada

kesalahan atau tidak. Tahap kelima Saving adalah penyimpanan data untuk siap


(51)

Analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan uji analisa statistik model analisis Independent simples T-test dan One-Way Annova dengan taraf signifikan 0,05 (5%) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan karateristik demografi dan riwayat kesehatan saat ini. Apabila hasil pengujian mendapatkan nilai p value <0,05 berarti hipotesa diterima (hipotesa nol ditolak) maka dapat dikatakan terdapat perbedaan. Sebaliknya jika nilai p>0,05 berarti hipotesa ditolak ( hipotesa nol diterima), maka dikatakan tidak terdapat perbedaan (Arikunto, 2010).

Adapun data yang ditampilkan adalah untuk karakteristik responden dan riwayat kesehatan saat ini data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi (%), untuk tabel kualitas hidup data ditampilkan dalam bentuk rentang nilai berdasarkan dimensi, nilai mean, SD, nilai minimum, dan maximum,dan Untuk tabel perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik responden dan riwayat kesehatan saat ini data ditampilkan dalam bentuk nilai mean, SD, dan nilai p value.


(52)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini di bahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober dengan jumlah reponden 63 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan data kualitas hidup di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pada saat pengambilan data mayoritas responden didampingi keluarganya (suami, anak, dan lain – lain).

1.1.Karateristik Responden

Tabel 1 menunjukkan mayoritas usia wanita yang menderita penyakit kanker adalah < 35 tahun yaitu sebanyak 46 orang (73%). Berdasarkan status pernikahan mayoritas menikah sebanyak 55 orang (87,3%). Berdasarkan agama mayoritas beragama Islam sebanyak 36 orang (57,1%), dan yang beragama Kristen sebanyak 27 orang (42,9%). Berdasarkan suku, mayoritas bersuku Batak sebanyak 30 orang (46%). Berdasarkan pendidikan mayoritas SMU sebanyak 35 orang (55,6%).Berdasarkan pekerjaan mayoritas bekerja sebagai IRT sebanyak 32 orang (50,8%). Berdasarkan penghasilan mayoritas penghasilan < Rp. 1.650.000,- sebanyak 42 orang (66,7%).


(53)

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi dan Presentasi Karateristik Demografi Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Karateristik Demografi Frekuensi Presentasi % Usia

< 20 Tahun 21 – 35 Tahun > 35 Tahun

Status Perkawinan Menikah Janda Tidak Menikah Agama Islam Kristen Suku Batak Melayu Jawa dll Pendidikan terakhir SD SMP SMU SARJANA Pekerjaan Pegawai Wiraswasta IRT Penghasilan < Rp. 1.650.000,00

Rp. 1.650.000,00 – 2.000.000,00 >Rp. 2.000.000,00 1 16 46 55 6 2 36 27 30 18 13 2 11 10 35 7 12 19 32 42 12 9 1,6 25,4 73 87,3 9,5 3,2 57,1 42,9 47,6 28,6 20,6 3,2 17,5 15,9 55,6 11,1 19 30,2 50,8 66,7 19 14,3


(54)

Tabel 2 menunjukkan riwayat penyakit saat ini.mayoritas penyakit yang diderita responden Ca mamae sebanyak 33 orang (52,4 %), dan mayoritas reponden pada stadium 2 sebanyak 35 orang (55,6%), mayoritas responden mendapatkan terapi pembedahan dan kemoterapi sebanyak 32 orang (50,8%). Dan pada umumnya responden menderita kanker selama > 1 tahun sebanyak 36 orang (57,1%).

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Dan Presentasi Riwayat Penyakit Saat Ini (N=63) Riwayat Penyakit saat ini Frekuensi Presentasi Diagnosa Penyakit

Ca Mamae

Ca Organ Reproduksi Ca Organ Non Reproduksi Stadium

I II III IV

Terapi yang di jalani Kemoterapi

Pembedahan

Kemoterapi dan Pembedahan Dan lain – lain

Lama menderita kanker <1 tahun >1 tahun 33 13 17 1 35 26 1 26 3 32 2 27 36 52,4 20,6 27 1,6 55,6 41,3 1,6 41,3 4,8 50,8 3,2 42,9 57,1 1.2. Pengukuran Kualitas Hidup

Tabel 3 menunjukkan nilai total kualitas hidup pada rentang skor 26 – 130 memiliki nilai rata – rata 81,59 dengan SD 6,601.


(55)

Tabel 3.

Distribusi Mean dan SD Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Variabel (N=63) Rentang Mean SD

Total kualitas hidup 26 – 130 81,59 6,601

Tabel 4 menunjukkan rentang skor, nilai mean dan standar deviasi, untuk setiap dimensi kualitas hidup. Dimensi kesehatan secara umum didapatkan nilai mean 6,67 (SD = 1,088), untuk dimensi fisik dengan nilai mean 21,62 (SD =2,296), dimensi psikologis dengan nilai mean 18,65 (SD =1,788), dimensi sosial dengan nilai mean 9,73 ( SD 1,110), dimensi lingkungan 25,02 (SD 2,211).

Tabel 4.

Distribusi Mean, SD, Nilai Min, dan Max Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup.

Dimensi kualitas hidup Rentang Mean SD Min Max

Umum Fisik Psikologis Sosial Lingkungan 2– 10 7 – 35 6 – 30 3 – 15 8 – 40

6,67 21,62 18,65 9,73 25,02 1,088 2,296 1,788 1,110 2,211 4 16 15 7 21 9 27 23 12 31

Tabel 5 menunjukkan hasil uji beda dengan menggunakan tes Annova menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada skor total kualitas hidup subjek berdasarkan usia, status pernikah, suku, agama, tingkat pendidikan,


(56)

Tabel 5.

Distribusi Mean, SD, P value Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan karakteristik Demografi Responden.

Variabel Mean SD p value

Usia < 20 Tahun 21 – 35 Tahun < 35 Tahun

Status Perkawinan Menikah Janda Tidak Menikah Agama Islam Kristen Suku Batak Melayu Jawa Dll Pendidikan terakhir SD SMP SMU SARJANA Pekerjaan Pegawai Wiraswasta IRT Penghasilan < Rp. 1.650.000,00

Rp. 1.650.000,00 – 2.000.000,00 >Rp. 2.000.000,00 78 82,88 81,22 82,13 82,00 76,50 81.56 81,63 81,10 84,17 78,80 89,00 79,00 78,00 82,31 87,14 84,33 81,11 80,84 81,33 81,42 83,00 - 5,005 7,118 6,289 5,657 8,503 7,296 5,678 6,172 7,548 4,143 4,243 9,066 4,595 5,964 2,673 6,692 5,763 6,952 7,152 6,127 4,610 0,599 0,139 0,965 0,220 0,150 0,279 0,791


(57)

Tabel 6 menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna berdasarkan jenis kanker yang dialami, stadium yang dialami, terapi yang dilakukan, dan lama menderita kanker.

Tabel 6.

Distribusi Mean, SD, P value Kualitas Hidup Wanita Yang Menderita Penyakit Kanker Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Riwayat Penyakit Saat ini.

Variabel Mean SD p value

Diagnosa Penyakit Ca Mamae

Ca Organ Reproduksi Ca Organ Non Reproduksi Stadium

I II III IV

Terapi yang di jalani Kemoterapi

Pembedahan

Kemoterapi dan Pembedahan Dan lain – lain

Lama menderita kanker <1 tahun >1 tahun 80,92 82,20 82,87 78 82,94 79,73 86 81,08 85,33 82,25 72,00 81,19 81,89 7,126 5,940 5,730 - 6,898 5,990 - 5,091 8,021 1,272 6,000 6,766 6,554 0,603 0,236 0,127 0,679


(58)

2. Pembahasan

2.1. Karateristik Demografi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wanita yang menderita kanker adalah pada kelompok usia > 35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Tjokroprawiro (2006) menemukan penderita kanker lebih banyak pada usia > 40 tahun sebanyak (73,1%). Tjokroprawiro (2006) juga mengatakan usia tua bukan suatu faktor resiko menderita kanker, tetapi dengan semakin meningkatnya usia kemungkinan untuk terpapar bahan bahan karsinogen semakin besar. Selain itu dengan menurunnya status imun seseorang sering dikaitkan dengan faktor usia. Hal ini juga didukung oleh data Depkes RI yang menunjukkan penderita kanker terbanyak pada golongan umur 40 – 49 tahun, kemudian golongan umur 50 – 59 tahun.

Dalam penelitian ini ditemukan suku Batak lebih banyak dari pada suku lainnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Amin (2008) yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, RS Haji Medan, RS PTPN-II Tembakau Deli Medan yang mendapatkan hasil penderita kanker payudara lebih banyak pada suku Batak dari pada suku lainnya yaitu sebesar (50%). Hal ini terjadi karena proporsi suku di Sumatera Utara lebih banyak pada suku Batak, dari pada suku lainnya. Suhatno (2006) mengatakan bahwa aspek sosial budaya merupakan faktor utama dalam mengkaji kausalitas penyakit maupun kebertahanan penyakit dalam masyarakat. Karena tingkah laku dan pemahaman akan sakit dipengaruhi oleh sosial – budaya dan pola hidup. Untuk mengukur nyeri seseorang saja


(59)

berbeda karena nyeri adalah subjektif seorang penderita. Untuk memahami keluhan nyeri yang biasanya diperbesar atau sebaliknya diperingan oleh masalah sosial budaya.

2.2.Kualitas hidup wanita penderita kanker

Dari rentang skor 26 - 130 kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker yang diteliti di RSUD Dr. Pirngadi Medan hasil perhitungan menunjukkan nilai rata- rata total kualitas hidup adalah 81,59. Nilai rata – rata ini berada diatas nilai tengah skor kualitas hidup yang berarti kualitas hidup wanita menderita kanker tinggi karena nilai rata – ratanya diatas nilai tengah skor kualitas hidup. Sementara Murtiwi (2005) dalam Manik (2008) menemukan bahwa kualitas hidup penderita kanker dalam penelitiannya mempunyai kualitas hidup yang rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak dijelaskan sampelnya pria atau wanita, dan Penilaian kualitas hidup tidak menggunakan kuisioner WHOQOL-BREEF tetapi menggunakan versi Universitas Toronto yang berisi tentang fungsional responden secara fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker berdasarkan karakteristik demografi (usia, status pernikahan, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan riwayat penyakit saat ini (jenis kanker, stadium, terapi yang dijalani, lama menderita kanker) tidak memiliki nilai perbedaan yang bermakna. Padahal menurut Moons, dkk (2004) dalam (Nofitri, 2009) usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Hasil penelitian oleh Ryff dan Singer (1998) dalam (Nofitri, 2009) mengatakan


(60)

individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya. Zapf et al (1987) dalam (Nofitri 2009) menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan.

Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998) dalam (Nofitri, 2009) juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) dalam (Nofitri 2009) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Moons, dkk (2004) dalam (Nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu

bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002)

dalam (Nofitri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif.

Hasil penelitian yang dilakukan Manik (2008) menyatakan kualitas hidup wanita yang didiagnosis dibawah stadium III kualitas hidupnya baik yaitu (93,3%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Murtiwi (2005) dalam Manik (2008) yang menyatakan kualitas hidup klien yang didiagnosis diatas stadium III kualitas hidupnya tinggi.

Analisis lanjutan yang dilakukan Murtiwi menunjukkan hasil yang hampir sama. Dalam analisis tersebut ditemukan responden yang didiagnosis kanker organ reproduksi kualitas hidupnya lebih tinggi.Demikian juga dengan hasil penelitian


(61)

diperoleh Manik (2008) yang menemukan kualitas hidup wanita yang menderita kanker reproduksi termasuk dalam kategori baik (86,7%). Sebab lain yang terjadi pada penelitian ini sehingga kurang ditemukannya perbedaan kualitas hidup adalah responden dalam penelitian cenderung sama dari sisi karakteristik responden.


(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi mengenai deskripsi dari kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 63 orang di RSUD Dr. Pirngadi Medan menunjukkan bahwa kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker memiliki nilai rata – rata diatas skor kualitas hidup. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan kualitas hidup secara total didapatkan nilai mean 81,59 (SD = 6,601), Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna untuk kualitas hidup subjek berdasarkan

karakteristik demografi (usia, status pernikahan, suku, agama, tingkat

pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan riwayat penyakit kesehatan saat ini (jenis kanker, stadium kanker, terapi yang yang dijalani, lama menderita kanker).

2. Saran

2.1.Bagi pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian kualitas hidup wanita dengan penyakit kanker dapat memberikan informasi tentang kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker, sehingga informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan,


(63)

wawasan, dan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap wanita yang menderita penyakit kanker.

2.2.Bagi penelitian selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik menggali lebih lanjut mengenai kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker disarankan untuk meneliti standar referensi hidup penderita kanker agar mendapatkan perbedaan kualitas hidup pada penderita kanker, dan untuk mempertimbangkan cara lain dalam pengambilan populasi, karena populasi dalam penelitian ini tidak dapat mewakili keseluruhan populasi penderita kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan, dan agar teknik pengambil sampling yang digunakan adalah teknik random sampling, karena teknik convienence sampling cenderung pada beberapa kelompok tertentu sehingga data yang didapat cenderung homogen.

2.3.Bagi Praktek Keperawatan

Penelitian ini memberikan implikasi bagi praktek keperawatan untuk lebih memahami kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker. Sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif sesuai dengan kebutuhan klien agar tidak berfokus pada aspek fisik saja, tetapi secara holistik baik aspek psikologis, sosial, maupun lingkungan juga harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas hidup klien.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, G.(1997). 50 Kiat Menghadapi Vonis Kanker. Jakarta: Gramedia Pustaka

utama.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Pt.

Rineka Cipta

Chang, viktor, T & Weissman, D.E. (2001). Fast Fact and Concept #52: Quality of

Life. dibuka pada website

Diananda, Rama. (2009). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta: Penerbit

Katahati.

Dalimarta. (2002). Pengobatan Kanker Alami. Jakarta :EGC.

Hays, R.D. (1992). The Medical Outcomes Study (Mos): Measuring Functioning And

Wellbeing. Dibuka pada website

Jong. W. (2004). Kanker, Apakah Itu?. Jakarta: Arcan

Keliat, B.A.(1998). Gangguan Koping, Citra Tubuh, dan Seksual Pada Klien Kanker. Jakarta: EGC

Manik, C.B. (2008) kualitas hidup wanita dengan kanker Organ Reproduksi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Jakarta : EGC

Notoatmodjo , S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nofitri.(2009). Kualitas Hidup Penduduk Dewasa di Jakarta. Dibuka pada website:

O’Connel.R (2004). Issue in the Meansurement of health Quality of life. Center for

health program Evaluasi dibuka pada website

tanggal 20 april 2012.


(65)

Power.(2003).Gambaran kualitas. dibuka pada website lontar.ui.ac.id?file…155…%20gambaran%20kualitas%20%20…. Dibuka pada tanggal 20 april 2012

Sihombing. M & Sirait.A.M.(2007).Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker

Penderita Kanker Ovarium di rs Dr. Cipto Mangunkusomo dibuka pada website 2012

Sudarta,W. (_____).Peran Wanita Dalam Pembangunan Berwawasan Gender.dibuka

pada websit 18 april 2012

Sukardja,dkk. (2000). Onkologi Klinik, Edisi : 2. Jakarta : EGC

Sekarwiri, E.(2008). Hubungan Antara Kualitas Hidup Dengan Sense of Community. Dibuka pada website:

Suhatno. (2006). Buku Acuan Nasional Onkologi Klinik.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Universitas of Toronto. (2002). Qol Consepts. Universitas of Toronto dibuka pada

websit

Tjokroprawiro, B.A. (2006). Buku Acuan Nasional Onkologi Klinik.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

WHOQOL Group.(1998). Deveploment of The World Health Organization: Quality

of life Assesment. Psychcological Medicine.

WHOQOL Group.(1998). Development of the world health organization

WHOQOL-BREF Quality of life Assesment. Psychcological Medicine. Dibuka pada website


(66)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN KUALITAS HIDUP WANITA YANG MENDERITA PENYAKIT KANKER

DI RSUD DR. PRINGADI MEDAN Oleh : Nuzul Purnama Sari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker di RSUD Dr. Pringadi Medan saya mengharapkan jawaban yang ibu berikan sesuai dengan kondisi yang ibu hadapi tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud – maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud – maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, ibu bebas untuk ikut menjadi responden penelitian atau menolak tanpa sanksi apapun.

Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini silahkan ibu menandatangani kolom dibawah ini.

Terima Kasih

Tanda Tangan :

Tanggal Penelitian :


(67)

Lampiran 2

Instrumen Penelitian Petunjuk Pengisian:

1. Semua pertanyaan harus dijawab

2. Berilah tanda checlist ( √ ) pada tempat yang disediakan dan isilah titik – titik

jika ada pertanyaan yang harus dijawab.

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Data Demografi

Usia Ibu saat ini : Tahun

Status : 1.( ) Menikah 3. ( ) Janda

2. ( ) Tidak Menikah

Agama : 1.( ) Islam 2. ( ) Kristen

3.( ) Hindu 4. ( ) Budha

Suku Bangsa :

Pendidikan : 1. ( ) SD 2. ( ) SMP

3.( )SMU 4. ( )SARJANA

5. Lain – lain sebutkan………….

Pekerjaan :1. ( ) Pegawai 2. ( ) Wiraswasta

3.( ) IRT

Penghasilan Keluarga Perbulan : 1. ( ) < Rp. 1.650.000,-

2. ( ) Rp. 1.650.000 – 2000.000,-

3. ( ) > Rp. 2000.000,-

Riwayat penyakit saat ini


(68)

• Lama menderita kanker mulai dari di diagnosa secara medik

sampai saat ini :

• Stadium kanker :

• Terapi yang di jalani : 1. ( ) radiasi

2. ( ) kemoterapi 3. ( ) pembedahan 4. ( ) lain – lain sebutkan


(69)

2. KUESIONER TENTANG KUALITAS HIDUP

Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban

saudari. Pertanyaan berikut menyangkut perasaan ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam kehidupan ibu. Pilihlah jawaban yang menurut ibu paling sesuai.

Camkanlah dalam pikiran ibu segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian ibu. Pikirkan tentang kehidupan ibu pada dua minggu terakhir.

No. Pertanyaan Sangat

buruk

Buruk Biasa

saja

Baik Sangat

baik

1. Menurut ibu bagaimanakah

kualitas hidup ibu?

Sangat Tidak Memu-askan Tidak Memu- askan Biasa saja Memu- askan Sangat memu- Askan

2. Seberapa puaskah ibu

dengan kesehatan ibu?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam dua minggu terakhir

Tidak pernah

Jarang Cukup

sering

Sangat sering

Berlebi-han

3. Seberapa sering ibu merasa

penyakit ibu menghalangi untuk beraktivitas?

4. Seberapa sering ibu

membutuhkan bantuan medis untuk melakukan kegiatan sehari – hari?

5. Seberapa jauh ibu

menikmati hari – hari ibu?

6. Seberapa jauh ibu merasa

hidup ibu berarti dalam kehidupan sehari – hari

7. Seberapa jauh ibu merasa

mampu berkonsentrasi dalam kegiatan sehari – hari?

8. Seberapa sering ibu merasa


(70)

kegiatan sehari – hari?

9. Seberapa sering ibu merasa

lingkungan tempat tinggal anda sehat? (berkaitan dengan keadaan air, saluran udara, iklim, polusi)

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa penuh anda mengalami hal-hal berikut dalam 2 minggu terakhir.

Tidak Sama sekali

Sedikit

Se-dang Sangat Sering Sepe- nuhnya dialami

10. Apakah ibu punya cukup

energi untuk beraktivitas sehari – hari?

Fisik Kapasits

11. Apakah ibu dapat menerima

penampilan kondisi ibu semenjak sakit?

12. Apakah ibu memiliki cukup

biaya untuk kebutuhan sehari – hari?

13. Seberapa jauh ketersediaan

informasi bagi kesehatan ibu?

14. Seberapa sering ibu memiliki

kesempatan untuk bersenang -senang/berekreasi?

Pikirkan tentang kehidupan ibu.

Sangat Baik

Buruk Biasa

saja

Baik Sangat

Baik

15. Seberapa baikkah

kemampuan ibu dalam bergaul di lingkungan sekitar?

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa puas anda mengalami hal-hal berikut dalam 2 minggu terakhir.

No. Pertanyaan Sangat

Tidak Memuas-kan Tidak Memuas -kan Biasa saja Memua s-kan Sangat Memuas- Kan


(71)

16 Seberapa puaskah ibu dengan kehidupan ibu?

17. Seberapa puaskah ibu dengan

kemampuan ibu untuk melakukan aktivitas sehari-hari?

18. Seberapa puaskah ibu dengan

kemampuan ibu untuk bekerja?

19. Seberapa puaskah ibu dengan

diri anda?

20. Seberapa puaskah ibu dengan

hubungan sosial di lingkungan sekitar ibu?

21. Seberapa puaskah ibu dengan

kehidupan seksual ibu?

22. Seberapa puaskah ibu dengan

dukungan kesehatan yang ibu peroleh dari teman ibu?

23. Seberapa puaskah ibu dengan

kondisi tempat tinggal ibu sekarang?

24. Seberapa puaskah ibu dengan

akses ibu terhadap pelayanan kesehatan?

25. Seberapa puaskah ibu dengan

transportasi yang harus ibu jalani untuk ketempat kesehatan?

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam 2 minggu terakhir.

Tidak Pernah

Jarang Cukup

sering

Sangat sering

Berlebi-han

26. Seberapa sering ibu

memiliki perasaan negatif seperti putus asa, cemas, depresi?


(72)

(73)

(74)

(75)

Lampiran 5 TAKSASI DANA

1. Proposal dan Skripsi

─ Biaya kertas Rp.

100.000,-─ Penggandaan Kuisioner Rp. 50.000,-

─ Biaya penjilidan Rp. 50.000,-

─ Biaya print Rp. 50.000,-

─ Biaya internet Rp. 50.000,-

─ Foto copy sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,-

2. Biaya Pengumpulan Data

─ Biaya Survei Awal Rp. 75.000,-

─ Biaya Penelitian Rp. 800.000,-

Jadi jumlah total biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini sebesar Rp. 1.225.000,


(76)

Lampiran 6

CURICULUM VITAE

Nama : Nuzul Purnama Sari

Tempat / tanggal Lahir : Medan, 02 April 1991

Alamat : Jl. Persamaan No 25 Medan

Riwayat Pendidikan

1. 1996 – 2002 : SDN 064954 Medan\

2. 2002 – 2005 : SMP Negeri 15 Medan

3. 2005 – 2008 : SMA Negeri 10 Medan


(1)

(2)

(3)

Lampiran 5 TAKSASI DANA

1. Proposal dan Skripsi

─ Biaya kertas Rp. 100.000,-─ Penggandaan Kuisioner Rp. 50.000,- ─ Biaya penjilidan Rp. 50.000,- ─ Biaya print Rp. 50.000,- ─ Biaya internet Rp. 50.000,- ─ Foto copy sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,- 2. Biaya Pengumpulan Data

─ Biaya Survei Awal Rp. 75.000,- ─ Biaya Penelitian Rp. 800.000,-

Jadi jumlah total biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini sebesar Rp. 1.225.000,


(4)

Lampiran 6

CURICULUM VITAE

Nama : Nuzul Purnama Sari

Tempat / tanggal Lahir : Medan, 02 April 1991

Alamat : Jl. Persamaan No 25 Medan

Riwayat Pendidikan

1. 1996 – 2002 : SDN 064954 Medan\ 2. 2002 – 2005 : SMP Negeri 15 Medan 3. 2005 – 2008 : SMA Negeri 10 Medan


(5)

(6)