2.1. Kondisi Umum - DOCRPIJM 0a5a362b17 BAB II02 Konsep Akhir Gambaran Umum Wilayah

  GAMBARAN UMUM DAN

BAB 2 KONDISI WILAYAH 2.1. Kondisi Umum Secara topografi wilayah Kabupaten Bangka Barat terdiri dari rawa-rawa

  

dengan hutan bakau, wilayah pantai landai berpasir, daratan rendah dan

bukit-bukit dengan hutan lebat. Suku dan etnis penduduk terdiri dari suku

Melayu, keturunan Tionghoa, Jawa, Arab Melayu, Palembang, Bugis dan

Batak.

  

Mata pencaharian penduduk tersebar di berbagai kegiatan pertambangan,

perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan, perdagangan barang dan jasa,

serta pegawai negeri, BUMN dan swasta. PT. Timah Tbk salah satu

perusahaan BUMN yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung banyak

menampung tenaga kerja dan Kota Muntok adalah pusat peleburan biji

timah pertama dan terbesar yang ada di Indonesia.

Visi Kabupaten Bangka Barat adalah “Terwujudnya Penyelenggaraan

Pemerintahan yang Profesional, Transparan, Bertanggung Jawab

Menuju Masyarakat yang Tertib, Aman, Maju, dan Berkembang

  ”.

  Ibu Kota : Muntok Tanggal Pembentukan : 25 Februari 2003 Dasar Hukum Pembentukan : UU 05/2003 2.2.

   Letak Geografis

Secara geografis, Kabupaten Bangka Barat terletak pada 105 sampai 106

bujur timur dan 1 sampai 2 lintang selatan. Daerah ini terletak di bagian

barat Pulau Bangka dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • sebelah barat dengan Selat Bangka  sebelah timur dengan Kab Bangka  sebelah utara dengan Laut Natuna  sebelah selatan dengan Selat Bangka

  Laporan Akhir

  

Kabupaten Bangka Barat merupakan daerah yang strategis ditinjau dari

sudut geografisnya. Hal ini dikarenakan posisi Kabupaten Bangka Barat

dekat dengan Pulau Sumatera sehingga menjadi pintu gerbang masuknya

barang dan penumpang dari Pulau Sumatera yang melewati laut.

  

Seluruh wilayah daratan Kabupaten Bangka Barat berada di Pulau Bangka

  2

dengan total luas wilayah lebih kurang 2.883,70 Km atau 288.370 Ha.

  

Wilayah daratan terbagi dalam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Kelapa

  2

dengan luas wilayah 573,80 Km , Kecamatan Tempilang dengan luas

  2

  2

wilayah 461,02 Km , Kecamatan Muntok dengan luas wilayah 505,94 Km ,

  2 Kecamatan Simpang Teritip dengan luas wilayah 637,35 Km , Kecamatan

  2 Jebus dengan luas wilayah 351,93 Km dan Kecamatan Parittiga dengan

  2 luas wilayah 354,11 Km .

  

Kecamatan Simpang Teritip merupakan wilayah kecamatan terluas di

Kabupaten Bangka Barat dengan persentase mencapai 22,10 persen,

sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Jebus

dengan persentase sebesar 12,20 persen

2.3. Wilayah Administratif

  

Wilayah administrasi pemerintah kabupaten/kota terbagi dalam wilayah

kecamatan dan kelurahan/desa. Pada tahun 2010, Kabupaten Bangka Barat

  2

yang luasnya sekitar 2.883,70 km terdiri dari 6 Kecamatan, 4 kelurahan

dan 60 desa serta didukung 172 dusun/lingkungan.

  

Pada tahun 2010, tidak terjadi pemekaran wilayah pada tingkat

desa/kelurahan. Pada tahun 2009, jumlah desa/kelurahan sebanyak 64

desa/kelurahan, kemudian pada tahun 2010 jumlah desa/kelurahan tetap

sebanyak 64 desa/kelurahan.

  Laporan Akhir

13 Kelapa Tempilang Jebus Parittiga

  8

  10

  11

  9

  14

  7

  2 Muntok Simpang Teritip

  6

  Laporan Akhir Tabel 2.1.

  Luas Wilayah Kabupaten Bangka Barat Dirinci Menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas (Km 2) Luas (%)

  10

  12

  14

  5 Tempilang 393,14 13,77 Kabupaten Bangka Barat 2.855,33 100,00 Gambar 2.1. Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Bangka Barat

  4 Jebus dan Parittiga 706,19 24,73

  3 Kelapa 611,16 21,40

  2 Simpang Teritip 781,12 27,36

  1 Muntok 363,72 12,74

  4

Gambar 2.2 Peta Administratif Kabupaten Bangka Barat

2.4. Klimatologi

  

Kabupaten Bangka Barat beriklim Tropis Tipe A dengan variasi curah hujan

antara 137,4 hingga 471,8 mm tiap bulan untuk tahun 2010, dengan curah

hujan terendah pada bulan September.

Suhu rata-rata berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika

Pangkalpinang menunjukkan variasi antara 26,0 hingga 28,0 derajat

Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 79,6 hingga 86,1

persen pada tahun 2010.

  Laporan Akhir

50 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

  Laporan Akhir

Sementara itu, intensitas penyinaran matahari pada tahun 2010 rata-rata

bervariasi antara 21,0 hingga 53,8 persen dan tekanan udara antara 1007,4

hingga 1011,0 mb.

Gambar 2.3 Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Bangka Barat

  

Tanah di daerah Kabupaten Bangka Barat mempunyai PH rata-rata di

bawah 5, didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian

lainnya seperti: Pasir Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk

dan keadaan tanahnya adalah sebagai berikut:

  4% berbukit seperti Bukit Menumbing dengan ketinggian sekitar 445 meter dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.

  51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam. 20% lembah/datar sampai berombak, jenis ta n a h ny a a sosi a si Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.

  450 400 500 350 300 250 200 150 100

2.5. Keadaan Tanah

  25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.

  2.6. Hidrologi

Pada umumnya, sungai-sungai di daerah Kabupaten Bangka Barat berhulu

di daerah perbukitan dan pegunungan dan bermuara di pantai laut.

  

Sungai-sungai yang terdapat di daerah Kabupaten Bangka Barat adalah:

Sungai Kampak, Sungai Antan, Sungai Penyampak, Sungai Kayu Arang dan

lain-lain.

Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum

bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan lebih

cenderung mencari ikan ke laut.

Pada dasarnya, danau alam tidak terdapat di Kabupaten Bangka Barat,

hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas dan hingga

menjadikannya seperti danau buatan yang disebut “kolong”.

  2.7. Fauna

Di kawasan hutan terdapat binatang liar seperti: Rusa, Beruk, Monyet,

Lutung, Babi, Tringgiling, Napuh, Musang, Murai, Tekukur, Pipit, Kalong,

Elang, Ayam Hutan, dan tidak terdapat binatang buas seperti Gajah,

Harimau dan lain-lain sebagainya.

  2.8. Flora

Tumbuhan hutan terdapat macammacam kayu seperti : Kayu Ramin,

Meranti, Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Bitanggor, Meranti Rawa,

Cempedak Air, Mahang, Bakau dan lain-lain sebagainya.

  Laporan Akhir

  2.9. Jarak Dari Muntok Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota Lain

Jarak yang paling jauh dari ibukota Kabupaten Bangka Barat (Muntok) ke

ibukota kabupaten lain adalah Toboali (Kabupaten Bangka Selatan)

kemudian Koba (Kabupaten Bangka Tengah), Sungailiat (Kabupaten

Bangka) dan yang terdekat adalah Pangkalpinang (Ibukota Propinsi)

berjarak 138 Km.

  2.10. Demografi

Data hasil registrasi penduduk dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Bangka Barat menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Bangka Barat meningkat dari 154.530 jiwa pada tahun 2009 menjadi

178.801 jiwa pada tahun 2010 atau bertambah sebanyak 24.271 jiwa.

  

Apabila dilihat menurut kecamatan, Kecamatan Muntok memiliki jumlah

penduduk tertinggi yaitu sebesar 46.748 jiwa.

  

Dari data yang tersedia pada tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 92.353 jiwa atau sekitar 51,65 persen dari seluruh penduduk

dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 86.448 jiwa atau 48,35 persen

dari seluruh penduduk.

Adapun tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bangka Barat mencapai 62

  2

orang per Km . Tingkat kepadatan penduduk bervariasi tiap kecamatan.

  

Kecamatan Muntok memiliki tingkat kepadatan tertinggi yakni sebesar 92

  2

orang per Km dan Kecamatan Simpang Teritip memiliki tingkat kepadatan

  2 terendah yakni sebesar 41 orang per Km .

  

Berdasarkan kelompok umur, penduduk di Kabupaten Bangka Barat

didominasi oleh kelompok umur muda. Secara berurutan penduduk yang

terbanyak terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun yakni sebanyak 19.607

jiwa sebanyak 19.038 jiwa atau 10,87 persen dari penduduk Bangka Barat,

  Laporan Akhir

  

kelompok umur 5-9 tahun sebanyak 18.557 jiwa atau 10,59 persen dan

kelompok umur 20-24 tahun yakni 17.762 jiwa atau 10,14 persen.

  

Distribusi penduduk menurut umur menunjukkan bahwa 30,68 persen

penduduk Bangka Barat berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,78 persen

berusia produktif (umur 15-64 tahun), dan hanya 3,34 persen yang

berumur 65 tahun lebih, sehingga berdasarkan angka mutlaknya diperoleh

angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Bangka Barat sebesar

51,72. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 52

orang penduduk usia tidak produktif. Semakin besar angka ketergantungan,

maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia

produktif, berarti semakin besar hambatan atas upaya perkembangan

daerah.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bangka

  

Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kepadatan No Kecamatan Jumlah (Jiwa)

  2 (Jiwa/Km )

  

1. Muntok 45.398 125

  2. Simpang Teritip 26.567

  34

  3. Kelapa 30.556

  50

  4. Jebus dan Parittiga 48.202

  68

  5. Tempilang 24.387

  62 Kabupaten Bangka Barat 175.110

  61 Laporan Akhir Laporan Akhir

Gambar 2.4 Piramida Penduduk Kabupaten Bangka Barat Gambar 2.5. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ketas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis kelamin

  

12000 8000 4000 4000 8000 12000

Angkutan, pergudan gan, dan komunikasi; 1,60 Perdagangan, ruma h makan, dan jasa akomodasi; 19,38

  Konstruksi; 2,62 jasa perusahaan; 0,25 estat, usaha persewaaan, dan

  Lembaga keuangan, real Industri; 2,81 Pertambangan dan

  Penggalian; 24,34 Jasa Kemasyarakatan, so sial, dan perorangan; 8,64

  Pertanian; 40,36

2.11. Profil Pendidikan

  

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kabupaten Bangka Barat,

pembangunan sektor pendidikan semakin penting dengan ditetapkannya

titik berat pembangunan pada bidang ekonomi maka harus diiringi dengan

peningkatan sumber daya manusia.

  

Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas

sebagaimana yang dicita-citakan yang memiliki kemampuan

memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial

budaya dan berbagai bidang lainnya. Dengan demikian pendidikan

merupakan cara untuk membangun manusia sebagai sumberdaya

pembangunan.

Pada tahun 2010, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Bangka Barat tercatat di Kabupaten Bangka Barat terdapat 124 jumlah

Sekolah Dasar (SD), terdiri dari SD Negeri sebanyak 121 unit dan SD

Swasta sebanyak 3 unit.

  

Sementara itu untuk jumlah SMP sebanyak 31 unit yang terdiri dari SMP

Negeri 23 unit dan SMP Swasta 8 unit. Sedangkan tingkat SMA sebanyak 10

unit yang terdiri dari SMA Negeri 5 unit dan SMA Swasta 5 unit, dan untuk

SMK sebanyak 7 unit yang terdiri dari SMK Negeri 3 unit dan SMK Swasta 4

unit.

Sebagai pendukung sarana dan prasarana yang telah dibangun cenderung

diimbangi dengan keberadaan guru yang jumlahnya relatif besar dan juga

sangat dibutuhkan di Kabupaten Bangka Barat. Guru-guru yang mengajar di

TK sebanyak 116 orang, SD sebanyak 1.235 orang, SMP sebanyak 557

orang, guru SMA sebanyak 272 orang.

  Laporan Akhir

  

Sementara itu jumlah murid SD sebanyak 22.517 orang (SD Negeri 21.154

orang dan SD Swasta 1.363 orang), murid SMP sebanyak 5.750 orang (SMP

Negeri 4.931 orang dan SMP Swasta 819 orang), murid SMA sebanyak

2.581 orang (SMA Negeri 1.739 orang dan SMA Swasta 842 orang), murid

SMK sebanyak 1.718 orang (SMK Negeri 1.094 orang dan SMK Swasta 624

orang).

  

Sementara itu, data pendidikan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Bangka Barat menunjukkan jumlah MI (Madrasah Ibtidaiyah) sebanyak 5

unit, jumlah MTs (Madrasah Tsanawiyah) negeri 8 unit dan MA (Madrasah

Aliyah) negeri 3 unit.

Gambar 2.6 Jumlah Murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten Bangka Barat

  

23054

25000 20000 15000

  6789 10000 4545 5000 1346

  576 129 379

  39

  20 MURID SD SEDERAJAT GURU SMP SEKOLAH SEDERAJAT SMA 2.12.

   Profil Kesehatan

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan dalam

upaya bangsa Indonesia mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi.

  Laporan Akhir

  

Pembangunan kesehatan dalam rangka terciptanya kualitas sumberdaya

manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses

kehidupannya mulai dari dalam kandungan bahkan jauh sebelumnya, yaitu

dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, kemudian

sebagai bayi, balita, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai

kepada usia lanjut.

  

Dengan demikian pembangunan kesehatan juga mempunyai peranan yang

amat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam setiap

tahap pembangunan.

Di Kabupaten Bangka Barat pembangunan di bidang kesehatan juga tak

luput dari perhatian pemerintah maupun masyarakat.

Pada tahun 2010, jumlah penduduk yang menderita penyakit asma

sebanyak 1.895 orang, infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian

atas (SPBA) sebanyak 16.548 orang, penyakit lain pada SPBA sebanyak

4.688 orang, penyakit pada sistem otot 3.782 orang, penyakit kulit infeksi

sebanyak 1.141 orang, malaria klinis 144 orang, penyakit tekanan darah

tinggi 4.103 orang, penyakit kulit alergi 1.962 orang dan diare sebanyak

4.944 orang.

Sementara itu tahun 2010 jumlah tenaga paramedis non perawat kesehatan

yang berpendidikan AKZI 13 orang, APK 18 orang, Akademi Rontgent 3

orang dan Pendidikan SPPH 1 orang. Guna menunjang derajat kesehatan

masyarakat, ternyata partisipasi pihak swasta juga sangat besar. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya Balai Pengobatan Swasta sebanyak 9 unit,

BKIA Swasta 2 unit, Dokter yang buka praktek swasta hingga mencapai 15

orang.

Di bidang kesehatan khususnya Keluarga Berencana (KB) perhatian

pemerintah juga tak kalah pentingnya. Hal ini dapat dilihat dengan semakin

meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Hasil pendataan Keluarga

Sejahtera pada tahun anggaran 2009 terdapat 42.283 kepala keluarga. Dari

  Laporan Akhir

  

jumlah keluarga tahun 2009 ini terdiri dari Pra KS sebanyak 460 KK, KS I

sebanyak 5.296 KK, KS II sebanyak 18.682 KK, KS III sebanyak 17.722 KK

dan KS III + (plus) sebanyak 123 KK.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Bangka Barat pada tahun

2009 adalah sebanyak 33.397 PUS, dari jumlah tersebut yang

menggunakan alat kontrasepsi KB sebanyak 23.720 PUS. Dari jumlah

tersebut diantaranya sebanyak 248 PUS menggunakan IUD, 3 memakai

MOP, 316 memakai MOW, 906 PUS Implant, 11.794 PUS Suntikan, 10.030

PUS menggunakan Pil dan 525 PUS memakai Kondom.

Gambar 2.7 Jumlah lembaga Kesehatan di Kabupaten Bangka Barat

  32

  21

  

19

  8

1 RUMAH SAKIT PUSKESMAS PUSTU POLINDES POSKESDES 2.13.

   Perhubungan

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai

dasar tujuan dan pedoman pembangunan nasional.

  

Sektor transportasi di Kabupaten Bangka Barat termasuk dalam sektor

strategis. Hal ini terlihat dari pertambahan sarana dan prasarana yang

cenderung meningkat dan menunjang terhadap pembangunan sektor-sektor

lainnya. Sektor ini bertujuan untuk memperlancar mobilitas barang dan

  Laporan Akhir

  

penumpang maupun jasa termasuk informasi baik antar kecamatan

maupun antar pulau seperti Bangka-Palembang bahkan Bangka- Jakarta.

Penyelenggaraan system transportasi di Kabupaten Bangka Barat meliputi

transportasi air (laut) dan darat. Sistem transportasi ini dikembangkan

secara terpadu untuk mewujudkan sistem distribusi yang mantap dan

mampu memberikan pelayanan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

kepentingan masyarakat.

  2.13.1. Perhubungan Laut

Pada tahun 2010, jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Tanjung

Kalian sebanyak 199.586 orang dan penumpang yang naik sebanyak

167.866 orang. Jumlah penumpang mengalami kenaikan dibandingkan

tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2009 jumlah penumpang yang turun

sebanyak 143.914 orang dan penumpang yang naik sebanyak 140.090

orang.

  2.13.2. Perhubungan Darat

Aktifitas perhubungan penduduk Kabupaten Bangka Barat sehari-harinya

cenderung menggunakan perhubungan darat melalui jalan raya. Jalan

Kabupaten yang dibawah pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bangka Barat adalah sepanjang 782,396 Km yang terdiri dari 537,245 Km

diaspal, kerikil 219,451 Km dan dan tanah sepanjang 25,700 Km.

Berdasarkan kondisi jalan,346,504 Km dalam keadaan baik, 329,786 Km

sedang, 77,037 Km rusak dan 29,069 Km rusak berat.

  

Jalan yang ada tersebut dimanfaatkan antara lain oleh 51 armada angkutan

dari 14 Perusahaan Otobis (PO) yang ada. Sementara itu, jumlah unit

kendaraan yang diuji/KIR sebanyak 2.104 kendaraan yang terdiri dari 1.929

unit KIR ulang dan 175 KIR baru. Sedangkan jumlah kendaraan yang

membayar pajak kendaraan bermotor sebanyak 36.187 kendaraan yang

terdiri dari roda dua sebanyak 32.158 dan roda empat sebanyak 4.029.

  Laporan Akhir

  2.14. Hotel dan Penginapan

Kabupaten Bangka Barat memiliki potensi wisata yang cukup menarik

seperti pantai, air panas, peninggalan sejarah dan gunung/ perbukitan.

  

Kabupaten Bangka Barat memiliki 7 sarana hotel dan akomodasi terdiri dari

1 hotel berbintang dan 6 hotel/penginapan Melati. Pada tahun 2010, jumlah

tenaga kerja pada hotel/penginapan sebanyak 45 orang yang umumnya

berpendidikan di bawah SMP dan SMA.

  

Jumlah hotel/penginapan di Kabupaten Bangka Barat sebanyak 7 hotel/

penginapan. Pada tahun 2010, jumlah tamu yang datang di hotel

berbintang sebanyak 2.598 orang dan tamu yang datang di hotel melati

sebanyak 7.550 orang. Berdasarkan Kantor Imigrasi Pangkalpinang, jumlah

wisatawan mancanegara yang masuk ke Kabupaten Bangka Barat sebanyak

24 orang.

  2.15. Listrik dan Air Minum

Di Kabupaten Bangka Barat pengadaan listrik dikelola oleh PT. PLN

(Persero) UB-SB2JL Cabang Bangka dan perusahaan/usaha listrik milik

masyarakat (swasta). Sedangkan air minum dikelola oleh Perusahaan

Daerah Air Minum Kabupaten Bangka Barat.

  

Pada tahun 2010, banyaknya pelanggan listrik berjumlah 16.340 pelanggan

yang terdiri dari: rumah tangga sebanyak 15.092 pelanggan, pemerintahan

sebanyak 143 pelanggan, badan sosial sebanyak 408 pelanggan, bisnis

sebanyak 677 pelanggan, industri 3 pelanggan dan untuk penerangan jalan

sebanyak 17.

Pada tahun 2010, jumlah Air minum yang telah disalurkan PDAM Kabupaten

  

3

Bangka Barat sebanyak 448.071M . Jumlah pelanggan air minum di

Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2010 terdiri dari sosial umum

sebanyak 28 pelanggan, sosial khusus sebanyak 28 pelanggan, rumah

tangga sebanyak 2.250 pelanggan, dan niaga kecil 23 pelanggan.

  Laporan Akhir

2.16. Keuangan Daerah

  

Keuangan daerah adalah rangkaian dari keseluruhan tatanan, perangkat,

kelembagaan dan kebijaksanaan penganggaran daerah yang meliputi

Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber-sumber pendapatan daerah

dibedakan atas penerimaan dari daerah dan penerimaan pembangunan,

dan urusan kas dan perhitungan. Anggaran Belanja Daerah terdiri atas

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

  

Kebijaksanaan keuangan daerah tidak terlepas secara integral dengan

kebijaksaan fiskal dan neraca pembayaran yang secara bersama-sama

merupakan kebijakan ekonomi makro yang penting dalam upaya

mendukung tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

2.16.1. Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)

  

Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hasil rekapitulasi PAD

Kabupaten Bangka Barat yang dikelola oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka Barat untuk tahun anggaran

2010 realisasi yang diterima sebesar 27.489.104.182,71 rupiah, meningkat

dibandingkan pada tahun anggaran 2009 sebesar 27.192.452.744,96

rupiah.

  

Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menurut sektor tahun anggaran

2010 sebesar 32.426.972.179 rupiah dari target yang telah ditetapkan

sebesar 27.766.672.579 rupiah atau 116,78 persen. Sedangkan pada tahun

2009, realisasi PBB sebesar 30.446.155.404 rupiah dari target yang telah

ditetapkan sebesar 19.921.874.862 rupiah atau 152,83 persen.

Jumlah wajib pajak yang ditetapkan pada tahun anggaran 2010 meningkat

sebanyak 34.273 wajib pajak dibandingkan pada tahun 2009 berjumlah

30.982 wajib pajak.

  Laporan Akhir

2.16.2. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pembangunan

  

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Bangka Barat pada tahun anggaran

2010 adalah sebesarRp.366.919.875.347,58,- dengan komposisi sebagai

berikut :

  

Jenis Pendapatan Nilai (Rp)

PAD 27.489.104.182,71

Dana Perimbangan 339.430.771.164,87

  • Lain-lain pendapatan yang sah

  Jumlah 366.919.875.347,58

Sementara itu, realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat tahun

anggaran 2010 sebesar Rp.408.633.899.164,60,- turun dari tahun 2009

yang sebesar Rp.431.792.494.191,30,-.

  6,67

7,49

3,08 Pendapatan Asli Daerah
  • Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Transfer Pemerintah Provinsi 2.17.

   Isu Strategis Isu strategis Kabupaten Bangka Barat adalah: Kedekatan lokasi dengan pelabuhan Tanjung Api-Api di Sumatera

  Selatan; Provinsi Sumatera Selatan menjadi lumbung energi nasional sehingga memberikan multiplier effect terhadap Kabupaten Bangka Barat; Memiliki potensi sumber daya alam yang cukup memadai baik yang bersifat renewable maupun nonrenewable;

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir Memiliki potensi kelautan yang dapat menjadi unggulan basis perekonomian di masa yang akan datang, salah satunya di Teluk Kelabar;

  Memiliki beberapa potensi pariwisata sejarah; Terdapatnya pelabuhan Muntok dan Tanjung Kalian yang menunjang tingkat aksesibilitas wilayah; Adanya pengembangan kawasan Muntok dan sekitarnya (“Muntok Lama” dan “Muntok Baru”); Adanya pengembangan KIPT di Tanjung Ular;

  Adanya pengembangan PLTN Menggris; Degradasi daya dukung lingkungan dan penggunaan lahan yang tumpang tindih; Belum optimalnya pemanfaatan SDA;

  Belum adanya penataan bekas galian dan pemanfaatan kolong; Masih minimnya SDM dan sarana dan prasarana wilayah; dan Ketimpangan perkembangan antara koridor Pangkalpinang – Muntok dengan wilayah lainnya.

2.18. Tinjauan RTRW Kabupaten Bangka Barat 2.18.1. Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Penataan Ruang 1). Tujuan Penataan Ruang

  Terwujudnya Kabupaten Bangka Barat Sebagai Kabupaten yang Berbasis Pertanian, Kelautan, Pariwisata, Pertambangan dan Industri dengan Azas Keseimbangan Lingkungan.

  2). Kebijakan dan strategi penataan ruang

a. Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan.

  Strategi:  Mengembangkan fasilitas dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan; dan

   Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. b. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah yang merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari luar wilayah yang terkait. Strategi: 

  Meningkatkan keterkaitan antar pusat dan keterkaitan antara pusat dengan kawasan perdesaan; dan  pusat-pusat baru yang strategis bagi Mengembangkan mendukung perkembangan wilayah.

  c. Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana tansportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh wilayah. Strategi: 

  Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi jalan raya, tansportasi penyeberangan, dan transportasi laut; 

  Meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit serta jaringan transmisi dan distribusi;  Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan sistem jaringan sumber daya air; dan 

  Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah.

  d. Peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya.

  Strategi:  Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan cagar alam dan kawasan hutan lindung; dan 

  Mengeluarkan secara bertahap bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat merusak fungsi perlindungan kawasan lindung.

  e. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup.

  Strategi: Laporan Akhir

   Menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi; dan

   Menetapkan proporsi luas kawasan lindung paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah.

  f. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

  Strategi:  Melindungi kemampuan daya dukung lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke dalamnya; 

  Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; dan

   Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.

  g. Peningkatan produktifitas kawasan budidaya.

  Strategi:  Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya; dan 

  Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi dan diversifikasi tanaman.

  h. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya.

  Strategi:  Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan untuk mendorong pengembangan perekonomian wilayah; dan

  Laporan Akhir Rukam Kapit

  Cupat Kacung

   Sistem Transportasi

  Strategi:  Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun pada kawasan yang rawan bencana; dan

   Mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat terutama untuk kegiatan dengan fungsi komersial atau bernilai ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan memberikan ruang terbuka pada kawasan tersebut.

2.18.2. Rencana Struktur Ruang 1. Sistem Perkotaan No. Sistem Perkotaan Lokasi

  1. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) Muntok

  2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Kelapa

  3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Simpang Teritip Air Putih

  Jebus Tempilang

  Tanjung Ru Ibul

  4. PPL (Pusat Pelayanan Lokal) Air Nyatoh Kundi

  Pusuk Kayu Arang Penyampak

  Sangku 2.

a. Jalan

  Jaringan Jalan Ruas Jalan Panjang (Km)

  Jalan Kolektor Primer 1 (Jalan Nasional)

  Tanjung Kalian - Muntok - Kelapa- Batas Kabupaten

  82,85 Jalan Kolektor primer 2

  • Simpang Ibul – Jebus – Parit Tiga 30,40

  Laporan Akhir  Mengembangkan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional. i. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

  (Jalan Provinsi) 26,00

  • Parit Tiga - Tanjung Ru 32,00
  • Simpang Tempilang – Tempilang 9,00
  • Sangku – Ke arah Puding -
  • Simpang Gong – Pantai Tungau Jalan Kolektor primer 3

  15,25

  • Air putih – Air Limau (Jalan Kabupaten)

  27,60

  • Muntok – Sukal - Kundi 23,00
  • Pelangas – Kundi 25,25
  • Simpang Teritip – Air Nyatoh – Kampak -

  Jebus 18,75

  • Parit Tiga – Pelawan - Cupat 11,25
  • Kapit – Cupat 26,50
  • Kedondong – Rukam – Air Bulin 9,25
  • Parit Tiga – Ranggi – Tbk Petar 13,00
  • Simpang Bulin – Rukam 11,35
  • Kelapa – Pusuk – Tuik 16,80
  • Kelapa – Kayu Arang -
  • Berang – Rajik - Belar -
  • Simpang tiga – Rumpis -
  • Kacung – Pangkal Beras Jalan Khusus KIPT Muntok 13,60
    • – Air Putih – Tanjung Ular – Airlimau Jalan Khusus Wisata

  12,85

  • Johar – Bembang 6,25
  • Dendang – OW Air Panas 12,35
  • Mayang – Rambat 15,00
  • Parit Tiga – Penganak -
  • Dusun Sika - Tanjung Persang

  b. Terminal Penumpang No. Kelas Lokasi

  1. Terminal Tipe B Muntok dan Kelapa

  2. Terminal Tipe C Parit Tiga, Jebus, Tempilang, dan Simpang Teritip

  c. Angkutan Penyeberangan Pelabuhan No.

  Cakupan Pelayanan Penyeberangan

  1. Tanjung Kalian Melayani angkutan penyeberangan dengan Kapal Feri dan Kapal Cepat ke Palembang dan/atau Tanjung Api-Api

  2. Tanjung Ru Melayani penyeberangan dengan Kapal Feri ke Belinyu. Tanjung Ru dan Belinyu tersebut terletak di perairan Teluk Kelabat

  d. Transportasi Laut No. Hierarki Pelabuhan Lokasi

  1. Pengumpul Muntok dan di dalam Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT) Tanjung Ular

  2. Pengumpan Di dalam Kawasan Industri dan Pelabuhan

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  Terpadu (KIPT)

  3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

  Teluk Rubiah Kelurahan Tanjung

  e. Transportasi Udara Guna mendukung kegiatan yang berkembang di KIPT (lepas pantai) direncanakan prasarana angkutan udara khusus, untuk melayani penerbangan dengan pesawat amphibi.

  3. Jaringan Energi No. Rencana Lokasi

  1. Pengembangan PLTU Kawasan Stock Pile Batubara di Tanjung Kalian

  2. Pengembangan PLTN Menggris Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok

  3. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik Kecamatan Muntok, Simpang Ibul (Kecamatan Simpangteritip) dan kawasan permukiman di sekitar Kawasan Industri

  4. Jaringan Telekomunikasi Pelayanan telekomunikasi melalui kabel maupun seluler yang mencapai desa-desa.

  5. Persampahan TPA terletak di Desa Air Belo dengan luas yaitu 20 Ha.

  6. Jaringan Limbah  Sistem individual, dengan memakai tangki septik (septic tank) individu untuk masing-masing rumah atau bangunan untuk pengelolaan air limbah rumah tangga.

   Sistem komunal dengan menggunakan tangki septik komunal untuk pengembangan perumahan baru, terutama yang berupa kompleks perumahan terencana di kawasan perkotaan.

   Instalasi pengolahan limbah dengan pengawasan oleh pemerintahan Kabupaten Bangka Barat untuk limbah industri.

  • Muntok - Simpang Teritip - Kelapa - Jebus dan Parittiga - Tempilang

  4. Kawasan Perlindungan Setempat

  Kecamatan Kelapa

  b. Banjir/Genangan - Kelurahan Tanjung Kampung Ulu Teluk Rubyah dan Kelurahan Sungai Daeng Kampung Culong, Kota Muntok

  a. Longsor - Tersebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Bangka Barat.

  9. Kawasan Rawan Bencana

  Kota Muntok Lama dan sekitarnya

  8. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

  Tersebar di seluruh kecamatan

  7. Kawasan Pantai Berhutan Bakau

  6. Kawasan Sempadan Kolong atau Waduk Di dalam Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

  5. Kawasan Sempadan Sungai Di dalam Kawasan Lindung yang telah ditetapkan yaitu Hutan Lindung dan Cagar Alam

  Di pesisir yang berhadapan dengan Laut Natuna, Selat Bangka, dan Teluk Kelabat.

  Sebagian dari kawasan sekitar mata air di dalam Kawasan Lindung yaitu Hutan Lindung, Cagar Alam, dan Kawasan Budidaya yang telah ditetapkan.

  3. Kawasan yang memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

  3.221,69 5.064,49 4.482,52 8.431,79 3.256,69

  2. Kawasan Hutan Lindung (HL)

  d. Di Pulau-pulau Kecil Simpang Teritip, Kelapa, Jebus, dan Tempilang

  c. Gunung Maras Desa Tuik, Kecamatan Kelapa 1.345,00

  1.700,00

  b. Jering Menduyung Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip

  a. Gunung Menumbing Muntok 3.897,00

  1. Kawasan Cagar Alam (CA)

   Rencana Pola Ruang 1. Kawasan Lindung No. Fungsi Lahan Lahan Lokasi Luas (Ha)

  • Lokasi yang paling rawan adalah di Desa Pelangas KecamatanTeritip.
  • Desa Puput dan Desa Kelabat, Kecamatan Parittiga - Kelurahan Kelapa,
  • Desa Jebus, Kecamatan Jebus
  • >Desa Bakit, Kecamatan Parittiga - Desa Tanjung Niur dan Desa Benteng Kota, KecamatanTempilang
  • Kelurahan Tanjung, Kota

  Laporan Akhir 2.18.3.

  c. Abrasi Pantai

  No. Fungsi Lahan Lahan Lokasi Luas (Ha)

  Muntok 2.

   Kawasan Budidaya No. Fungsi Lahan Lokasi Luas (Ha)

  1. Hutan Produksi 7.306,98

  • Muntok 22.511,13
  • Simpang Teritip

  5.155,23

  • Kelapa 27.828,36
  • Jebus dan Parittiga

  4.495,61

  • Tempilang

  2. Hutan Rakyat 537,06

  • Muntok 319,68
  • Simpang Teritip 234,11
  • Kelapa 858,51
  • Jebus dan Parittiga 17,94
  • Tempilang

  3. Perkebunan Besar 3.265,15

  • Muntok 14.156,61
  • Simpang Teritip 14.348,00
  • Kelapa

  3.072,15

  • Jebus dan Parittiga 10.451,01
  • Tempilang

  4. Perkebunan Rakyat 5.114,56

  • Muntok 11.844,61
  • Simpang Teritip

  5.519,85

  • Kelapa 16.049,72
  • Jebus dan Parittiga 10.986,32
  • Tempilang

  5. Pertanian Lahan Kering 5.615,01

  • Muntok 19.839,54
  • Simpang Teritip 26.297,64
  • Kelapa 11.190,27
  • Jebus dan Parittiga

  8.254,13

  • Tempilang

  6. Pertanian Lahan Basah 2.023,22

  • Muntok 860,01
  • Simpang Teritip

  2.104,83

  • Kelapa 74,45
  • Jebus dan Parittiga 244,62
  • Tempilang

  7. Permukiman Perkotaan 3.629,04

  • Muntok 706,18
  • Simpang Teritip 813,56
  • Kelapa

  1.750,95

  • Jebus dan Parittiga 981,37
  • Tempilang

  8. Permukiman Perdesaan 181,80

  • Muntok 341,23
  • Simpang Teritip 505,81
  • Kelapa 655,39
  • Jebus dan Parittiga 233,17
  • Tempilang

  9. Industri dan Pelabuhan Muntok 1.284,88 Terpadu

  10. Stock Pile Batubara dan PLTU Muntok 100,93

  11. Pelabuhan Penyeberangan Muntok 5,44 Tanjung Kelian

  Laporan Akhir

  No. Fungsi Lahan Lokasi Luas (Ha)

12. Wisata Muntok 63,89 2.18.4.

   Kawasan Strategis Kawasan Strategis Nasional

  Pendayagunaan sumber daya alam Kelurahan Tanjung di Kecamatan Muntok dan/atau teknologi tinggi (Rencana Pembangunan PLTN)

  Kawasan Strategis Provinsi

  1 Ekonomi Kawasan dengan basis budidaya perkebunan di Kecamatan Jebus, Kelapa, Simpang Teritip, dan Tempilang.

  2 Konservasi Budaya Kota Muntok Lama di Kecamatan Muntok dan di luar Kota Muntok Lama meliputi Mercu Suar Tanjung Kalian, Pesanggrahan Menumbing, Pesanggrahan Muntok dan Situs Benteng Kota di Kecamatan Tempilang.

  3 Daya Dukung Lingkungan K awasan kritis di sekitar ”kolong”, yang terdapat di Kecamatan Muntok, Jebus, Tempilang, dan Simpang Teritip.

  Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Bangka Barat