PENGARUH RATIO REAKTAN DAN WAKTU REAKSI TERHADAP KONVERSI MINYAK JARAK PAGAR

  

PENGARUH RATIO REAKTAN DAN WAKTU REAKSI

TERHADAP KONVERSI MINYAK JARAK PAGAR

M.Said, Yefri R Saragih

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

  

Abstrak

Konsumsi bahan bakar diesel baik di sektor otomotif maupun industri kian meningkat dan

perbandingan volume antara produksi dan konsumsi dalam negeri sudah tidak seimbang sehingga menuntut

kita untuk mencari bahan bakar alternative yang lebih efisien secara ekonomi maupun teknik dan dapat

menempatkan biodiesel sebagai bahan bakar masa depan. Biodiesel merupakan bahan bakar alternative

untuk kendaraan bermotor.

   Biodiesel dapat digunakan baik secara murni maupun dicampur dengan minyak

diesel pada mesin kendaraan tanpa mengalami modifikasi mesin yang ramah lingkungan dan spesifikasi

bahan bakarnya tidak jauh beda dengan minyak solar. Biodiesel dapat diproduksi dari jarak pagar dan

dibuat melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin dipisahkan dari senyawa lemak

dari minyak jarak. Jarak pagar merupakan tanaman yang berpotensi besar untuk dikembangkan di

Indonesia, maka dilakukan penelitian yang di latar belakangi oleh aspek teknis pengolahan biodiesel dengan

tipe B100, yang artinya biodiesel murni tanpa proses pencampuran bahan bakar fosil.Dengan mengetahui

lebih jauh pengaruh ratio reaktan dan waktu reaksi terhadap konversi minyak jarak pagar menjadi metil

ester(biodiesel) dan katalis NaOH pada proses transesterifikasi. Transesterifikasi menghasilkan dua produk

yaitu metil ester/mono-alkyl dan gliserin yang merupakan produk samping. Trigliserida-trigliserida minyak-

lemak terkonversi menjadi biodiesel. Dengan ratio reaktan (minyak jarak : methanol) yaitu 1:2, 1:4, 1:6 pada

o o o suhu 60 C ,70

  C, 80 C dan waktu reaksi 10,20,30,40,50,60 menit, Hasil penelitian menunjukan bahwa

konversi reaksi transesterifikasi yang terbaik sebesar 88.4020% diperoleh pada ratio reaktan 1 : 6,

temperatur reaksi 80°C, dan waktu reaksi 30 menit. Sedangkan konversi reaksi transesterifikasi yang terkecil

sebesar 4.3465% diperoleh pada ratio reaktan 1 : 2, temperatur reaksi 80°C, dan waktu reaksi 10 menit.

  Kata kunci : Biodiesel, Transesterifikasi, Jatropha curcas oil, methyl ester

Abstract

Diesel fuel oil consumption in automotive and industries increases and there is no balance between

fuel oil production which more less than consumption so we must looking for the new fuel oil as the

alternative which more efficient and prior biodiesel as the next fuel oil. Biodiesel is the one of the fuel oil

alternative for our vehicle. Biodiesel can use in pure oil or with an addition with another diesel fuel oil

without machine modification. Biodiesel can produced from jathropa curcas with transesterification reaction

and there will be produced glycerin and fatty acid and then separate each other. Jathropa curcas potentially

developed in Indonesia. Hence done a research which background by technical aspect to processing biodiesel

with the type B 100, what is meaning pure biodiesel without mixing of fossil fuel. Observe at influence of ratio

reactan and time reaction to conversion jatropha curcas oil fence to become the methyl ester and NaoH as

catalyst of transesterification process. It yield two product that is methyl of ester and glycerine representing

product from other side. Triglyseride fat-oil converted to become biodiesel. By reactan ratios that is 1:2, 1:4,

1:6 and temperature 60,70,80 with 10,20,30,40,50,60 as time reacted. The result of research show that the

best conversion of transesterification is 88.8020% achieved at ratio of reactan 1 : 6, temperature react at

o

80 C and reaction time 30 minutes. While the least conversion of transesterification is 4.3465% achieved at

  o reactan ratio 1 :2, reaction temperature 80 C and reaction time 10 minutes.

  Key word : Biodiesel, Transesterification, Jatropha curcas oil, methyl ester

I. PENDAHULUAN menghasilkan metil ester dan gliserol.

  Permasalahan yang ada antara lain :  Viscositas minyak jarak pagar masih Kehidupan manusia tidak pernah terlalu tinggi untuk bahan bakar lepas dari kebutuhan energi. Salah satu  Daya pembakar rendah permasalahan energi yang sering dibahas adalah ketergantungan akan bahan bakar  Transesterifikasi untuk menurunkan viscositas dan meningkatkan daya minyak (BBM). Karena pada dasarnya pembakaran peningkatan kebutuhan akan BBM diikuti dengan kelangkaan akan ketersediaan bahan  Menentukan kondisi operasi terbaik menghasilkan konversi tertinggi dengan utama penghasil bahan bakar yang begitu meneliti: penting di dalam kebutuhan masyarakat maupun industri akan bahan bakar yang terus

   Bagaimana pengaruh rasio reaktan minyak jarak dan metanol terhadap konversi bertambah. Apalagi Negara ini tidak peduli dengan lingkungan akibat pemakaian bahan minyak jarak menjadi metil ester. bakar yang hanya untuk digunakan yang tidak  Bagaimana pengaruh temperatur reaksi penting. Sehingga menuntut kita untuk terhadap metil ester yang dihasilkan. mencari bahan bakar alternative yang

   Bagaimana pengaruh waktu terhadap harganya lebih murah dan ramah lingkungan. konversi minyak jarak menjadi metil ester. Dengan semakin memburuknya krisis

  Tujuan dari penelitian ini adalah : perekonomian di Amerika baru-baru ini, 1)

  Untuk mengetahui pengaruh rasio sehingga memicu menurunnya hampir semua reaktan terhadap konversi minyak bahan baku industri yang ada. Berbagai upaya jarak menjadi metil ester. diversifikasi energi perlu dilakukan untuk

  2) Untuk mengetahui pengaruh dari mengatasi kekurangan akan bahan bakar di waktu reaksi terhadap pembentukan

  Indonesia. Salah satu upaya diversifikasi metil ester. energi adalah melalui penyediaan bahan bakar energi yang dapat diperbaharui seperti biodiesel yang dapat dihasilkan dari minyak

  II. FUNDAMENTAL

  nabati seperti minyak kelapa, minyak kelapa

  2.1. Biodiesel

  sawit dan minyak jarak pagar. Apalagi baru- baru ini harga CPO yang mengalami Biodiesel adalah jenis bahan bakar penurunan drastis, oleh karena krisis dapat diperbaharukan yang berasal dari perekonomian Negara-negara di dunia, seperti minyak nabati. Dapat dibuat dengan reaksi Amerika. kimia pada alkohol melalui proses

  Biodiesel adalah salah satu bahan transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. bakar efektif pengganti minyak diesel solar.

  Produk hasil reaksi (Gliserin) dibuang karena Sesuai dengan banyak tidaknya pemanfaatan tidak berguna untuk mesin. Biodiesel dapat minyak kelapa, minyak sawit dan minyak digunakan pada mesin diesel dalam bentuk jarak dalam kebutuhan sehari-hari, yang masih murni atau campuran dengan petroleum diesel kurang pemanfaatannya adalah minyak jarak dengan tingkatan tertentu. yang berasal dari tanaman jarak pagar (

  Visi Biodiesel : Jatropha curcas Linn ). Di sisi lain tanaman ini tumbuh tersebar di beberapa daerah di a.

  Biodiesel diakui sebagai bahan bakar Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan alternative. Dalam bentuk murni dan secara besar-besaran. campuran 20% atau lebih dengan

  Minyak jarak pagar memiliki petroleum diesel. viskositas yang lebih tinggi dibandingkan b.

  Biodiesel dapat beroperasi dalam mesin dengan viskositas minyak bumi. Viskositas konvensional dan segala jenis kendaraan minyak jarak pagar dapat diturunkan melalui tanpa modifikasi mesin. proses transesterifikasi dengan alkohol untuk c.

  Biodiesel tidak beracun dan aman.

  46 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009   d.

  Biodiesel mengurangi emisi dan senyawa karsinogen.

  Asam Lemak Komposisi (% berat)

  Biodiesel menghasilkan pembakaran sempurna.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ratio reaktan dan waktu reaksi terhadap konversi minyak jarak pagar menjadi metil ester, sehingga dapat dicari solusi untuk mengatasi fluktuasi konversi. Penelitian ini bermanfaat untuk kebijakan penggunaan minyak jarak pagar sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.

  e.

  (Dikutip dari Erliza Hambali, dkk. 2007) Tabel 2. Sifat Fisis Minyak Jarak Pagar

  Myristic acid 0 – 0,1 Palmatic acid 14,1 – 15,3 Stearic acid 3,7 – 9,8 Arachidic acid 0 – 0,3 Behemic acid 0 – 0,2 Palmitoleic acid 0 – 1,3 Linoleic acid 29,0 – 44,2 Oleic acid 34,3 – 45,8 Linolenic acid 0 – 0,3

  Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dari Minyak Jarak Pagar

2.2. Minyak Jarak Pagar (Crude Jatropha Curca Oil)

  Soeradjaja, 2005). Jarak Pagar yang mudah tumbuh dan dapat dikembangkan sebagai bahan penghasil BBM alternatif (Biodiesel). Kandungan minyak pada biji jarak cukup tinggi yaitu sekitar 30 s/d 50%. Biji Jarak Pagar sangat prospektif untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak atau Biodiesel, karena minyak Jarak Pagar tidak termasuk kategori minyak untuk makanan (edible oil), sehingga pemanfaatannya tidak mengganggu penyediaan kebutuhan minyak makan nasional. (Tatang H. Soeradjaja, 2005)

  °C -2,5 Kadar Sulfur (Sulfur content) ppm <1 Kadar air (Water content) ppm 935

  Metanol lebih umum digunakan untuk proses transesterifikasi karena harganya lebih murah dan mudah untuk di recovery. Ester merupakan bahan dasar penyusun komponen gliserol dari minyak nabati digantikan oleh alkohol, baik etanol maupun

  2.3. Metanol

  (Dikutip dari Erliza Hambali, dkk. 2007)

  G iod/100 g minyak 96,5

  Bilangan Iod (Iodine value)

  KOH/g 4,75

  Bilangan Asam (Acid value) mg

  % (m/m) 0,007 Titik tuang (Pour point)

  Dengan memperhatikan potensial tanaman Jarak yang mudah tumbuh pada lahan kritis serta dapat dikembangkan sebagai bahan penghasil BBM alternatif (Biodiesel), tentunya tanaman ini akan memberikan harapan baru pada pengembangan agribisnis. Disamping untuk menunjang usaha konservasi lahan, tanaman Jarak juga memberikan solusi pada pengadaan. Biodiesel sekaligus akan membuka kesempatan bagi penambahan lowongan pekerjaan dan pendapatan petani. (Tatang H.

  % (m/m) 0,34 Kadar abu sulfat (sulfated ash content)

  /s 49,15 Residu karbon (on 10% distillation residue)

  2

  Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) berasal dari daerah tropis Amerika Tengah, telah lama dikenal masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan Jepang. Tanaman Jarak banyak dijumpai sebagai pagar pekarangan, juga digunakan sebagai obat serta penghasil minyak lampu. Biji tanaman jarak mengandung persentase minyak yang besar, sehingga mulai dilirik orang untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar alternatif di masa yang akan datang.

  3

  °C 236 Densitas pada 15°C g/cm

  Sifat fisik satuan nilai Titik nyala (Flash Point)

  0,9177 Viskositas pada 30°C mm

3 OH. Metanol berwujud cairan yang tidak

  o C.

  Ambil 1,5 gr gliserol, masukkan ke dalam erlenmeyer.

  Gliserol dianalisa dengan cara Asetin (Griffin, 1955). Sampel dibiarkan semalam didalam corong pemisah agar sisa metanol menguap hingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan gliserol berada di bawah dan metil ester di lapisan atas. Lapisan ester dipisahkan dengan gliserol, kemudian gliserol dianalisa dengan cara sebagai berikut : 1)

  2.6. Analisa Kadar Gliserol

  Terakhir lakukan pemanasan pada metil ester sampai suhu 100ºC, lakukan sampai tidak ada lagi gelembung. 13) Metil ester yang didapat dianalisa.

  Kemudian lakukan pencucian berulang- ulang sampai lapisan bawah yang terbentuk (air) menjadi jernih. Dan didapatkan metil ester yang murni. 12)

  Air tersebut dicampurkan ke dalam corong pemisah, sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah yang terbentuk (air) dibuang. 11)

  (metil ester) dicuci dengan menggunakan air mendidih. 10)

  9) Kemudian lapisan atas yang terbentuk

  o C.

  C sampai 80

  o

  8) Kemudian diulang kembali untuk rasio reaktan 1 : 4 dan 1 : 6 pada suhu 60

  48 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009   metanol. Etanol merupakan alkohol yang terbuat dari padi – padian. Metanol adalah alkohol yang dapat dibuat dari batubara, gas alam, atau kayu. (Yuli Setyo Indartono, 2006)

  Metanol disebut juga metil alkohol merupakan senyawa paling sederhana dari gugus alkohol. Rumus kimianya adalah CH

  o

  Percobaan yang sama dilakukan kembali untuk suhu 70

  Setelah didapatkan campuran lapisan gliserol (pada lapisan bawah) yang kemudian dianalisa dengan Metode Griffin untuk mengetahui konversi dari minyak jarak pagar. 7)

  Kemudian dimasukan ke dalam botol sampel yang didiamkan selama 24 jam agar terlihat dua lapisan, kemudian dipisahkan dengan pipet tetes. 6)

  Selama 60 menit, sampel diambil sebanyak 10 ml setiap 10 menit pemanasan. 5)

  Campuran katalis dan methanol dimasukkan ke dalam labu leher tiga. 4)

  Masukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan termometer, pemanas, dan kondensor. Kemudian dipanaskan sampai suhu 60ºC. Dicampurkan methanol, dan katalis dengan perbandingan volume dari rasio reaktan 1 : 2 ke dalam beker gelas. Kemudian dipanaskan sampai suhu 40ºC. 3)

  Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan dan trigliserida dengan methanol untuk menghasilkan metil ester. Pada proses transesterifikasi, selain menghasilkan biodiesel, hasil sampingannya adalah gliserin. Transesterifikasi dapat dilakukan dalam labu leher tiga (Three-necked flask). Adapun proses Transesterifikasi ini mengikuti prosedur sebagai berikut : 1)

  2.5. Transesterifikasi

  Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan bahan lain. Katalis dimanfaatkan untuk mempercepat suatu reaksi, terlibat dalam reaksi tetapi tidak ikut terkonsumsi menjadi produk Pemilihan katalis ini sangat bergantung pada jenis asam lemak yang terkandung di dalam minyak tersebut. Jenis asam lemak dalam minyak sangat berpengaruh terhadap karakteristik fisik dan kimia biodiesel, karena asam lemak ini yang akan membentuk ester atau biodiesel itu sendiri. (Mardiah, Agus Widodo, Efi Trisningwati, dan Aries Purijatmiko, 2006)

  2.4. Katalis NaoH

  berwarna, dan mudah menguap. Metanol merupakan alkohol yang agresif sehingga bisa berakibat fatal bila terminum, dan memerlukan kewaspadaan yang tinggi dalam penanganannya. Jika menghirup uapnya cukup lama atau jika kena mata dapat menyebabkan kebutaan, sedangkan jika tertelan akan mengakibatkan kematian. (Andi Nur Alam Syah, 2006).

  C sampai 80

  • Densitas (ASTM D-1298)
  • Kinematic viscosity (ASTM D-445)
  • Flash point (ASTM D-93)
  • Water content (ASTM D-95)
  • Colour ASTM (ASTM D-1500)
  • Ash Content (ASTM D-482)
  • Conradson Carbon Residue (ASTM D-189)
  • Distillation (ASTM D-86)
  • Calculated Centane Index (ASTM D-976)
  • Nilai kalor (Kalkulasi)

  b

  HCl

  : Normalitas HCl (mgek/ml) Konversi dihitung dengan persamaan berikut :

  ) x V ( x ) A A ( G

  X M M b t A

    

  Keterangan :

  X A : Konversi bagian

  G : Gliserol yang terbentuk, mgek A

  t

  : Asam lemak total (mgek/gr minyak) A

  : Asam lemak bebas (mgek/gr minyak)

  s

  V M : Volume minyak (ml)

  

  M

  : Rapat massa minyak (gr/ml)

  2.7. Analisa Metil Ester

  Analisa sifat – sifat fisis metil ester yang akan diuji adalah :

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  3.1. Konversi reaksi

  3.1.1. Pengaruh Ratio Reaktan

  Hubungan ratio reaktan dengan konversi reaksi ini dapat dilihat dengan memvariasikan ratio reaktan pada temperatur dan waktu reaksi yang konstan. Variasi ratio reaktan (metanol : minyak) terdiri dari ratio 1 : 2, 1: 4, dan 1: 6. Hubungan ratio reaktan dapat dilihat dengan jelas pada grafik 4.1. Grafik ini menunjukkan hubungan rasio reaktan terhadap konversi reaksi pada temperatur 60

  o

  : Volume HCl titrasi sampel (ml) N

  V

  2) Lalu ditambahkan 3 gr natrium asetat dan 7,5 ml asam asetat anhidrid.

  N )

  3) Campuran dididihkan selama 1 jam dengan memasang pendingin balik.

  4) Campuran yang telah didinginkan sampai suhu 60

  o

  C, kemudian ditambahkan air 50 ml dengan suhu yang sama 60

  o C.

  5) Campuran yang telah didinginkan dinetralkan dengan larutan NaOH 3 N dengan memakai indikator phenolpthalin kurang lebih 4 tetes sampai terbentuk warna merah muda.

  6) Selanjutnya ditambahkan lagi larutan NaOH 1 N sebanyak 10 ml.

  7) Kemudian campuran dididihkan kembali selama 15 menit tanpa pendingin balik dan selanjutnya didinginkan.

  8) Titrasi dengan HCl 1 N sampai warna merah hilang.

  Gliserol yang terbentuk dihitung dengan persamaan Griffin :

  HCl s b a g s r

  V V ( W W W W

  : Volume HCl titrasi blanko (ml)

  G   Keterangan : G : Gliserol yang terbentuk (mgek) W

  r

  : Berat campuran minyak – metanol (gr) W

  s

  : Berat sampel yang diambil (gr) W

  g

  : Berat lapisan gliserol (gr) W

  a

  : Berat lapisan gliserol yang dianalisis (gr)

  V

  b

  C dalam berbagai waktu reaksi. Pada grafik 1 dapat dilihat bahwa semakin besar ratio reaktan, maka akan semakin besar konversi reaksi yang dicapai. Dapat dilihat pada waktu reaksi 30 menit, pada ratio reaktan 1 : 2 diperoleh konversi sebesar 9.8958%, pada ratio reaktan 1 : 4 diperoleh konversi sebesar 38.3113%, dan pada ratio 1 : 6 diperoleh konversi sebesar 80.1287 %. Hal ini sesuai dengan teori kinetika, bahwa semkin besar konsentrasi pereaksi, maka jumlah tumbukan antar molekul pereaksi akan semakin besar pula, sehingga akan meningkatkan konversi reaksi yang dicapai.

  3.2. Pengujian Sifat Fisis Metil Ester

  Secara umum, parameter yang menjadi standar mutu biodiesel adalah densitas, titik nyala angka setana, viskositas kinematik, ash content, energi yang dihasilkan dan residu karbon. Pada hasil pengujian densitas, metil ester adalah minyak yang sudah menyerupai densitas daripada minyak solar yaitu 0.9

  3

  kg/m . Untuk uji Flash point ASTM Pensky

  o

  Matens dihasilkan 143 C jauh lebih besar dari minimal flash point standar minyak solar.

  Grafik 1. Hubungan Ratio Reaktan terhadap

  Untuk hasil cetane number tidak sesuai Konversi Reaksi pada Temperatur 60°C dalam dengan standar, karena dibawah cetane berbagai Variasi Waktu Reaksi. number yang diharapkan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas penyalaan minyak.

3.1.2. Pengaruh Waktu Reaksi

  Begitu juga dengan viskositas minyak yang masih besar dikisaran 19.80 Cst sedangkan Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa untuk sejenis minyak solar, viskositasnya semakin lama waktu reaksi, maka akan harus dibawah 6 Cst. Selanjutnya untuk uji ash semakin besar konversi reaksi yang dicapai. content, carbon residu serta nilai kalori telah

  o

  Pada ratio reaktan 1 : 4 dan temperatur 60

  C, mengikuti aturan standar sesuai karakteristik pada waktu reaksi 10 menit diperoleh konversi solar. Maka dengan demikian parameter- sebesar 16,82148 %, pada waktu reaksi 20 parameter yang telah memenuhi standar cukup menit diperoleh konversi sebesar 33,15699 %, membuktikan bahwa minyak jarak pagar juga pada waktu reaksi 30 menit diperoleh konversi mampu menggantikan minyak solar karena sebesar 38,31132 %, pada waktu reaksi 40 karakteristiknya tidak jauh beda. Untuk itu menit diperoleh konversi sebesar 41,14100%, parameter yang belum sesuai standar dapat pada waktu 50 menit diperoleh konversi diteliti lagi lebih jauh untuk mendapatkan sebesar 38,21062% dan pada waktu 60 menit biodiesel yang lebih berkualitas. diperoleh konversi sebesar 31,47226%.

  IV. KESIMPULAN

  1) Semakin tinggi rasio reaktan (minyak jarak pagar : metanol), maka konversi reaksi yang dihasilkan juga semakin tinggi. Pada rasio reaktan 1 : 4 dengan

  o

  temperatur reaksi 80 C dan waktu reaksi 30 menit diperoleh konversi sebesar 85.5822% dan meningkat hingga mencapai 88.8020% pada rasio reaktan 1 : 6 pada temperatur dan waktu reaksi yang sama. 2)

  Semakin lama waktu reaksi, maka

  Grafik 2. Hubungan Waktu Reaksi terhadap

  konversi yang diperoleh akan semakin Konversi Reaksi pada Ratio Reaktan 1:4 tinggi. Waktu optimum reaksi adalah 30 dalam berbagai Variasi Temperatur Reaksi. menit. Pada rasio reaktan 1 : 6 dengan

  o

  pertama diperoleh konversi sebesar 51.1698% dan pada waktu reaksi 30

  50 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009   menit diperoleh konversi sebesar 88.8020%. 3)

  Kondisi operasi yang paling optimal dengan konversi terbesar yaitu 88.8020% diperoleh pada rasio reaktan 1 : 6 dengan temperatur reaksi 80

  o

  C dan waktu reaksi 30 menit.

  Pustaka.

  Biodiesel Murah Mengatasi Polusi & Kelangkaan BBM. Tangerang: Agromedia

  Yogyakarta: Liberty Prihandana, Rama, dkk. 2005. Menghasilkan

  Sudarmadji, S., Haryono, Bambang., dan Suhandi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian, ed. ke-4.

V. DAFTAR PUSTAKA

   Sawit Energi Alternatif atasi Krisis BBM, 13 Juli 2005.

  Produk Olahan Jarak Pagar dan Kaitannya Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Swasta di Indonesia. Bioenergy Alliance.

   

  Annual Book of ASTM Standard, Petroleum

  Product Lubricants and Fossil Fuels Vol 05.01 , 1999

  Levenspiel, Octave. 1972. Chemical Reaction

  Engineering, second edition. United State of America.

  Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri.

  Pertamina. 1997. Bahan Bakar Minyak.

  Bulanan Sumatera Selatan. Hambali, Erliza,dkk. 2008. Divesifikasi

  Alamsyah, Andi Nur. 2006. Biodiesel Jarak

  Energi Nasional & Pangan, ed. ke-3 November 2006 . Palembang: Majalah

  Februari 2007 Syaifuddin, Ahmad. 2006. Majalah Lumbung

   Pengganti BBM yang Kompetitif , 14

  Jurnal Radio Republik Indonesia , www.rri- online.com, Tanaman jarak dan Kelapa

  Bakar Bio Masa Depan Indonesia ,

  Tim biodiesel jur Teknik Kimia UGM, 2006 dalam www.kompas.com Jurnal Kompas, www.kompas.com , Bahan

  Pagar. Bogor: PT. Agromedia Pustaka

  19 Juli 2007 Jurnal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, www.bppt.go.id, Biodiesel