BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham - Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Saham

  Saham adalah kepemilikan di suatu perusahaan yang sahamnya dibeli di bursa efek. Di Amerika dan negara maju lainnya, saham bila diinvestasikan untuk jangka waktu panjang akan memberikan hasil yang lebih baik dari tabungan. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Besarnya kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2008).

  Nilai suatu saham dilihat dari fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

  a. Par Value (Nilai Nominal) Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Par Value disebut juga stated value atau face value. b. Base Price (Harga Dasar) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.

  c. Market Price (Harga Pasar) Market Price (Harga Pasar) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2.1.1.1 Harga Saham

  Untuk bisa melakukan investasi di pasar modal dengan baik, maka harus mengetahui apa yang disebut indeks harga saham (IHS). Memang, untuk bias melakukan investasi dengan baik, indeks harga saham bukan segalanya. Artinya, kalaupun investor paham dan mampu menganalisis indeks harga saham, belum berarti akan terbebas dari risiko kerugian. Namun, indeks harga saham merupakan permulaan pertimbangan kita untuk melakukan investasi, sebab dari indeks harga saham inilah kita mengetahui situasi secara umum.

  Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public . Harga saham ini ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut menyisihkan bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya, peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan capital gain. Yang disebut terakhir ini akan semakin mendorong permintaan dan sekaligus mendorong naiknya harga saham.

  Jelaslah bahwa keuntungan perusahaan akan menyebabkan harga saham meningkat. Dengan demikian, keuntungan perusahaan menjadi faktor penting.

  Selain faktor keuntungan perusahaan, terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham. Di sinilah fenomena ekonomi dan sosial politik berperan, sebab kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tidak saja ditentukan oleh keunggulan perusahaan bersangkutan, seperti tenaga ahli yang dimiliki, teknologi yang digunakan, strategi pemasaran yang diterapkan, dan lain sebagainya, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain, seperti upah buruh secara umum, budaya masyarakat dan keadaan politik pada waktu tertentu. Kesemuanya itu akan berpengaruh pada harga saham, yang dicerminkan oleh indeks harga saham.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Saham

  Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:7), saham dapat dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred

  stock) . Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling

  junior atau akhir terhadap pembagian dividen atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa). Ada beberapa karakteristik saham biasa (common stock) adalah sebagai berikut :

  a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi,

  b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham, c)

  Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam rapat umum pemegang saham, d)

  Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat, dan

e) Tidak ada jatuh tempo.

  Sedangkan saham preferen (preferred stock) merupakan saham gabungan antara saham biasa dan obligasi, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa, hal tersebut dikarenakan mewakili kepemiliki ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan mendapat dividen.

  Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan obligasi yaitu: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku dari saham; memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar.

  Karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut :

  a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap,

  b) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan dilikuidasi, c)

  Dapat dikonversikan menjadi saham biasa,

d) Bila pada tahun tertentu dividen saham preferen tidak terbayar, maka akan

2.1.1.3 Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham

  Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2006), ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 1) Dividend merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

  Dividend

  yang mengeluarkan saham atas laba yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham (stock

  dividend ) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah

  saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

  2) Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

  Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

  Sedangkan risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya ada dua yaitu sebagai berikut : 1)

  Tidak Mendapat Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikam dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

  2) Capital Loss

  Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan

  capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya

  investor harus menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss).

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

  Menurut Brigham et al (1998) bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi harga saham, diantaranya adalah proyeksi laba per lembar saham (EPS), tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden (DPS).

  Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal perubahan harga saham adalah sebagai berikut :

  1) Laba perusahaan,

  2) Pertumbuhan aktiva tahunan,

  3) Likuiditas,

  4) Nilai kekayaan total,dan

  5) Penjualan.

  Sementara itu faktor eksternalnya adalah : 1)

  Kebijakan pemerintah dan dampaknya, 2)

  Pergerakan suku bunga, 3)

  Fluktuasi nilai tukar mata uang,dan 4) Rumor dan sentimen pasar.

2.1.2 Pasar Modal

  Pasar modal atau yang lebih dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Instrumen yang diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, warrant, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivative) seperti opsi (put atau call).

  Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

  Menurut Robbert Ang (1997), pasar modal merupakan suatu situasi para penjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas, dan komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal. Sedangkan Husnan (2004) mengartikan pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang dapat diperjual belikan di bursa, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik, maupun perusahaan swasta.

  Pasar modal juga dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yang memiliki kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

  BEI memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

  Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).

  BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan- perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.

2.1.3 Earning Per Share (EPS)

  Laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi keuangan perusahaan, yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan tersebut. Salah satu penggunanya adalah investor, yang menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasinya di pasar modal. Sebagian investor sebelum berinvestasi mereka terlebih dahulu melakukan analisis terhadap informasi keuangan emiten. Untuk mengukur seberapa baik kinerja suatu perusahaan dan menentukan pilihan investasi, investor dapat menggunakan angka laba per saham (earnings per share) dari perusahaan yang bersangkutan.

  Laba per saham (LPS) adalah data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan. Investor tertarik pada dividen dan dapat menggunakan data laba per saham untuk menghitung rasio pembayaran dividen (dividend payout

  ratio) . LPS juga menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saham beredar

  yaitu price-earning ratio yang bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang ditanam pemilik perusahaan.

  Laba per lembar (LPS) juga bisa diartikan sebagai laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa untuk suatu periode dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham biasa yang beredar. Angka ini menunjukkan hasil kepada pemegang saham biasa untuk setiap lembar saham yang dimiliki.

  Menurut Tjiptono (2006:139), semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, yang kemudian juga akan berpengaruh terhadap harga saham yang diperdagangkan di pasar modal dikarenakan aktivitas jual beli yang meningkat.

  Dalam menentukan LPS harus memahami bagaimana struktur modal suatu perusahaan. Struktur modal perusahaan dapat diklasifikan dalam dua jenis yaitu struktur modal sederhana (simple capital structure) dan struktur modal kompleks

  (complex capital structure) . FASB Statement No.128 mewajibkan perusahaan yang memiliki struktur modal kompleks untuk menyajikan dua perhitungan LPS yaitu LPS dasar (basic earnings per share) dan LPS dilusian (diluted earnings per

  share) .

2.1.3.1 Earning Per Share (EPS) Dasar

  Jika suatu perusahaan hanya memiliki saham biasa, atau saham biasa dan saham preferen tidak dapat dikonversi yang beredar, dan tidak memiliki sekuritas lain yang dapat dikonversi, opsi saham, waran, atau rights yang beredar, maka perusahaan tersebut diklasifikasikan sebagai perusahaan dengan struktur modal sederhana. LPS untuk perusahaan ini sering disebut dengan LPS Dasar (Earnings

  per Share) yang dihitung dengan : ℎ ℎ − ℎ

  EPS =

  ℎ − ℎ

  Laba bersih disini tidak memperhitungkan pos-pos yang terkait dengan operasi yang tidak dilanjutkan (discontinued operations). Laba bersih dimaksud juga tidak memperhitungkan pos-pos luar biasa (extraordinary items) dan dampak perubahan kebijakan akuntansi (accounting changes) serta koreksi kesalahan

  (error corrections) mendasar.

  Sedangkan dividen saham preferen yang disebutkan di atas meliputi :

  a) Jumlah dividen dari saham preferen bukan kumulatif (noncumulative

  

preferred stock) yang diumumkan bagi periode yang bersangkutan; dan

  b) Jumlah dividen saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock) yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. Jumlah deviden saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup deviden saham preferen kumulatif periode lalu meskipun deviden tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.

  Jika terjadi rugi bersih dalam suatu periode, deviden saham preferen untuk periode tersebut, termasuk deviden saham preferen kumulatif yang belum diumumkan, ditambahkan pada rugi bersih, atau formulanya adalah :

  ℎ ℎ + ℎ EPS(rugi)

  =

  ℎ − ℎ

  Perhitungan LPS dasar tidak akan menimbulkan masalah apabila saham biasa yang diterbitkan dan beredar tidak berubah selama satu periode berjalan.

  Namun apabila pada periode berjalan ada penerbitan saham tambahan atau perolehan kembali saham dari peredaran (treasury stock) maka rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar (weighted average common shares

  outstanding) selama periode berjalan harus dihitung. Juga ketika jumlah saham

  biasa yang beredar telah berubah selama satu periode sebagai akibat dari deviden saham (stock dividens) dan pemecahan saham (stock splits), pengakuan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar harus berlaku surut (retroactive).

2.1.3.2 Earning Per Share (EPS) Dilusian

  Perusahaan yang memiliki struktur modal kompleks akan mengalami penurunan laba per saham (yang disebut dengan laba per saham dilusian/diluted

  

earnings per share ) yang potensial apabila efek berpotensi saham biasa dilakukan/dilaksanakan. Dalam penghitungan LPS dilusian, laba bersih dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Efek berpotensi saham biasa yang dilutive adalah instrument keuangan atau kontrak lain yang memungkinkan pemiliknya memperoleh saham biasa.

  Contohnya adalah : a. Efek utang (debt security) atau instrument ekuitas selain saham biasa yang ditukar dengan saham biasa; b.

  Opsi saham, waran, atau rights; c. Kebijakan kepegawaian yang memberikan hak kepada karyawan untuk menerima saham biasa sebagai bagian dari remunerasi atau hak untuk membeli saham dengan syarat tertentu;dan d. Saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisi-kondisi tertentu yang dimuat dalam suatu perjanjian, seperti kontrak pembelian usaha atau asset lain.

  Untuk perusahaan dengan struktur modal kompleks, perhitungan LPS dasar dan LPS dilusian memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai titik akhir dari laba per saham. Perhitungan LPS dasar menggunakan hasil transaksi actual untuk menentukan baik pembilang maupun penyebut dalam perhitungannya, sedangkan LPS dilusian dihitung dengan membuat asumsi berkenaan dengan transaksi yang tidak terjadi.

2.1.3.3 Langkah-Langkah dalam Menghitung Earning Per Share (EPS)

  Secara ringkas, langkah-langkah dalam menghitung LPS adalah sebagai berikut :

  1. Hitung LPS dasar dengan menggunakan angka rata-rata tertimbang dari jumlah lembar saham yang beredar selama setahun;

  2. Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks, tentukan manakah opsi,waran,rights,dan convertible securities yang berpotensi dilutif.

   Opsi, waran, dan rights : berpotensi dilutif jika harga pelaksanaan lebih kecil daripada harga pasar saham biasa pada

  (exercise price)

  akhir periode (ending market price), dengan asumsi seolah-olah opsi, waran, dan rights dilaksanakan. Jika opsi, waran, dan rights benar-benar dilaksanakan, berpotensi dilutive jika harga pelaksanaan (exercise price) lebih kecil daripada harga pasar saham biasa (market price).Convertible securities : menghitung laba bagi tiap tambahan saham

  (incremental EPS) untuk masing-masing sekuritas secara

  individual. Untuk sekuritas yang nilai tambahannya lebih besar daripada LPS dasar setelah memperhitungkan opsi, waran, rights adalah bersifat antidilutif dan dikeluarkan.

3. Menghitung LPS dilusian.

   Pertama-tama masukkan semua opsi,waran,dan rights yang bersifat dilutif;  Masukkan semua convertibke securities yang berpotensi dilutif pada satu waktu, dimulai dari sekuritas yang memiliki laba bagi tiap tambahan saham/incremental LPS (incremental EPS) paling kecil. Hitung LPS yang baru. Lanjutkan dengan memilih dan mengaplikasikan sekuritas yang dapat dikonversi sampai pada sekuritas berikutnya yang memiliki laba bagi tiap tambahan saham/incremental LPS (incremental EPS) lebih besar daripada perhitungan LPS terakhir. Jangan lanjutkan proses pada titik tersebut.

4. Melaporkan LPS dasar dan LPS dilusian pada halaman depan laporan laba rugi.

2.1.4 Dividen Per Share (DPS)

  Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan dan pemegang saham akan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Salah satu kebijakan di perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah mengenai kebijakan dividen.Menurut Hin (2001), pengertian dividen adalah pembagian bagian keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No.23 paragraf 03 menyatakan bahwa dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Menurut Baridwan (2000), dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perseroan terbatas yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

  Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut. Umumnya dividen dibagikan secara teratur dalam interval waktu yang tetap,misalnya tiap-tiap tahun, enam bulan, dan sebagainya, tetapi kadang-kadang dilakukan pembagian dividen ekstra selama pada waktu-waktu tersebut.

  Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau sebagai laba yang ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi harapan hasil yang didambakan seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu.

  Kebijakan dividen berhubungan dengan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvested).

  

Dividen per share (DPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kepastian dari modal yang ditanamkannya,yakni berupa dividen.

  Dividen Per Share dapat diketahui dengan cara : ℎ

  DPS =

  ℎ ℎ

2.1.5 Investasi

  Investasi secara umum dapat dilakukan apabila seseorang mempunyai pendapatan yang melebihi kebutuhannya terutama kebutuhan dasarnya. Reily dan Brown (Investment Analysis and Portofolio Management) mendefinisikan investasi sebagai :

  “Investasi merupakan komitmen saat ini terhadap nilai dolar selama periode waktu tertentu yang akan memberikan pembayaran sebagai kompensasi bagi investor untuk (1) jangka waktu yang ditentukan, (2) tingkat inflasi yang diharapkan, dan (3) pembayaran di masa depan yang belum pasti.”

  Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa investasi terkait dengan sejumlah dana tertentu yang dikorbankan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang akan datang yang di dalam rentang waktu tersebut terkandung unsur ketidakpastian. Unsur ketidakpastian ini seringkali dianggap sebagai tingkat risiko yang menentukan seberapa besar tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari investasi tersebut.

  Pada dasarnya, ada lima alasan yang membuat perusahaan tertarik untuk membeli obligasi (sekuritas utang) atau saham (sekuritas ekuitas) perusahaan lain.

  Kelima alasan tersebut adalah :  Sebagai antisipasi atau untuk menjamin bahwa perusahaan tetap dapat melanjutkan kegiatan operasionalnya meskipun dalam kondisi yang sulit (resesi ekonomi). Jadi, investasi dilakukan untuk memberikan perusahaan ketersediaan sumber dana yang dapat ditarik kembali pada saat dibutuhkan;  Memanfaatkan kelebihan kas yang tidak terpakai dalam kegiatan operasional perusahaan sebagai hasil dari penjualan musiman;kelebihan kas yang terjadi selama penjualan musiman akan lebih menguntungkan bagi perusahaan apabila diinvestasikan dalam bentuk sekuritas dibanding disimpan di bank. Nanti,begitu saat penjualan musiman tiba kembali maka investasi ini akan dicairkan dan dananya akan dipakai untuk membeli persediaan barang dagangan;  Untuk memperoleh pendapatan bunga dari investasi obligasi atau deviden dari investasi saham (termasuk keuntungan dari selisih harga jangka pendek); banyak perusahaan yang tidak puas dengan tingkat suku bunga yang rendah yang ditawarkan oleh deposito bank sehingga perusahaan lebih memilih atau beralih ke alternative investasi lain (investasi dalam obligasi dan saham) dengan menerima tingkat resiko yang tinggi pula. Perlu dibedakan di sini, perusahaan (investor) melakukan investasi dalam saham hanya sekedar untuk mendapatkan dividen dan atau keuntungan dari selisih harga jangka pendek (capital gain), bukan untuk mempengaruhi apalagi mengendalikan perusahaan investee;  Untuk menjamin tersedianya bahan mentah, mempengaruhi dewan komisaris, atau untuk mendiversifikasi produk yang ditawarkan; dan  Untuk mengendalikan aktivitas operasi,investasi,dan pendanaan dari perusahaan lain.

2.1.5.1 Klasifikasi Sekuritas Investasi

  Sekuritas utang adalah instrument keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, yang pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) nilai nominal merupakan nilai jatuh tempo yang menggambarkan jumlah yang akan dibayarkan kembali oleh debitur kepada kreditur pada saat pinjaman jatuh tempo, (2) bunga dibayarkan secara berkala, dan (3) tanggal jatuh tempo menunjukkan kapan pinjaman akan dilunasi. Untuk tujuan akuntansi, sekuritas utang dapat diklasifikasikan menjadi sekuritas yang diperdagangkan (trading securities), sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities),dan sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity securities).

  Sekuritas ekuitas menggambarkan kepemilikan pemegang saham (investor) dalam perusahaan investee. Pada umumnya, setiap lembar saham akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk memperoleh dividend dan memberikan suara terkait perusahaan. Berbeda halnya dengan sekuritas utang, sekuritas ekuitas tidak memerlukan pembayaran bunga dan juga tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Untuk tujuan akuntansi, sekuritas ekuitas dapat diklasifikasikan menjadi sekuritas yang diperdagangkan (trading securities), sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities), dan sekuritas metode ekuitas (equity method securities).

2.2 Penelitian Terdahulu

  Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian terhadap harga saham. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Taranika Intan (2009) yang berjudul “Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia sedangkan DPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan go public di BEI.

  2. Denies Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012) yang berjudul “Pengaruh Return On Investment (ROI),Earning Per Share (EPS),dan Dividen Per Share (DPS) terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROI,EPS,dan

  DPS secara simultan berpengaruh positif terhadap harga saham di perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

  3. Yulius Yulianto (2010) yang berjudul “Analisis Pengaruh Asset Growth,Earning Per Share,Debt to Total Asset,Return On Investment,dan Deviden Yield terhadap Beta Saham (Studi pada Perusahaan Perbankan yang tercatat di BEI periode 2005-2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham.

  4. Rescyana Putri Hutami (2012) yang berjudul “Pengaruh Dividend Per Share,Return On Equity,dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI.

  5. Penelitian oleh Meythi,Tan Kwang En,Linda Rusli (2011) yang berjudul “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham.

  6. Nuliana (2003) yang berjudul “Pengaruh Dividen Per Share dan Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) Terhadap Harga Pasar Saham PT.Telkom,Tbk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPS tidak berpengaruh positif terhadap harga pasar saham PT.Telkom,Tbk.

  Dari penelitian terdahulu dapat kita tinjau bahwa terdapat inconsistency dalam penelitian-penelitian tersebut yang dapat kita lihat bahwa ada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa EPS atau DPS berpengaruh positif terhadap harga saham namun terdapat juga penelitian yang menyatakan EPS atau DPS tidak berpengaruh positif terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Investasi (X1)

  H1 Earning Per Share Harga Saham

  H2 (X2)

  (Y) Dividen Per Share H3

  (X3) H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

  Investasi merupakan salah satu cara bagi para investor untuk menanamkan dananya khususnya untuk investasi saham. Semakin besar investasi yang ditanamkan oleh seorang investor kepada suatu perusahaan maka semakin besar harga saham perusahaan tersebut begitu juga sebaliknya. Jadi,investasi berpengaruh terhadap harga saham. Menurut Tjiptono (2006:140) price earning

  ratio yang semakin murah adalah semakin baik untuk diinvestasikan karena

  saham tersebut semakin murah, atau dengan kata lain, price earning ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham

  Perusahaan yang bisa memberikan dividen yang besar,harga sahamnya juga akan meningkat, jika dividen per share (DPS) tinggi maka akan dapat meningkatkan harga pasar saham perusahaan. Jadi, dividen per share (DPS) berpengaruh terhadap harga saham.

  EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS tinggi. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Jadi, EPS berpengaruh terhadap harga saham.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  : Investasi berpengaruh terhadap harga saham perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

  : EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

  : DPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

  : Investasi, EPS,dan DPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Organisasi Pada Pegawai PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

0 2 10

Lampiran 2 : Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas Nomor Responden Pengetahuan Kewirausahaan Ketersediaan Informasi Keinginan Berwirausaha

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan - Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera U

0 0 15

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

1 2 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional - Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 23

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya organisasi - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 11