BAB III Hubungan Lintas Agama Di Prangat Baru Marang Kayu - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modal Sosial dalam Hubungan Mutual Islam–Kristen di Desa Prangat Baru Marang Kayu

BAB III Hubungan Lintas Agama Di Prangat Baru Marang Kayu

3.1. Desa Prangat Baru Sebagai Teks dan Konteks

3.1.1. Pengantar

  Desa Prangat Baru terletak di Jalan Poros Samarinda-Bontang kilometer 63. Ia merupakan salah satu dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Marang Kayu

  1 Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Desa ini terbentuk ketika

  Pemerintah melaksanakan program transmigrasi pada tahun 1989 yang difokuskan ke lokasi ini. Sebagian besar transmigrannya berasal dari Probolinggo, Banyuwangi, Bojonegoro dan Surabaya. Ada juga transmigran yang berasal dari Sulawesi Selatan, Banjar, Kutai dan wilayah sekitar Kalimantan. Akibat dari asal daerah yang cukup beragam tersebut, mereka pun terdiri dari berbagai suku antara lain Jawa, Madura, Bugis, Kutai, Banjar dan juga Dayak. Desa ini dirintis di bawah naungan KUPT (Kepala Unit Pelaksana Teknis) dan dalam binaan Dinas PTP (Penduduk Tanpa Perkembangan) XIII. Pemerintahan awal desa ini masih dalam berbentuk dusun (sekarang RW) dan ikut dalam wilayah Desa Tanjung Limau Kecamatan Muara Badak selama lima tahun. Dengan seiringnya waktu dan berbagai usaha yang

  2 dilakukan, terbentuklah desa ini sebagaimana saat ini telah terbentuk.

  Lokasi Desa Prangat Baru termasuk cukup mudah untuk diakses. Selain memang karena ia terletak tepat berada di jalan poros Samarinda-Bontang, angkutan 1 Kecamatan Marang Kayu terdiri dari 11 desa, yaitu: Sebuntal, Bunga Putih, Sanbera, Prangat umum yang melintasi daerah ini pun cukup memadai. Di antaranya bus patas, bus reguler atau juga travel tujuan Balikpapan ke Bontang dan Sangatta atau sebaliknya.

  Tarif ongkosnya pun bervariasi dan cukup terjangkau. Setibanya di sana, kita akan bertemu dengan masyarakat yang selalu menyambut siapa pun yang datang dengan sopan dan ramah. Suasana hangat dan bersahabat pun dapat kita rasakan di desa itu.

3.1.2. Geografis, Monografis dan Demografis Desa Prangat Baru

  3

  2 Secara geografis , Desa Prangat Baru memiliki luas sekitar 861.976 m . Di

  sebelah utara berbatasan dengan desa Prangat Selatan, sebelah timur berbatasan dengan desa Salo Cellak, sebelah selatan berbatasan dengan desa Suka Damai dan sebelah barat berbatasan dengan tanah perkebunan. Posisi desa ini berada lebih kurang 300 meter di atas permukaan laut dan secara topografi, daerah ini termasuk 3 Gambar 1. Peta Posisi desa Prangat Baru (Kalimantan Timur)

  Geografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai lokasi serta persamaan atau perbedaan

(variasi) keruangan atas fenomena fisik serta manusia yang berada di atas permukaan bumi. Geografi

berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menjelaskan"atau "tuliskan"). Azmi

Azhar, “Pengertian Geografi dan 26 Pengertian Geografi Menurut Para Ahli”, gopengertian.blogspot. dataran tinggi dengan suhu rata-rata 15

  • – 27 °C. Jalan raya dan jalan setapak yang ada di desa ini memiliki karakter yang menanjak dan menurun karena wilayah tersebut berada di tanah yang berbukit-bukit. Jarak desa ini ke pusat pemerintah kecamatan sekitar tiga puluh lima kilometer. Sedangkan jarak desa ke Ibu Kota Kabupaten, Tenggarong sekitar 110 km dan jarak ke Ibu Kota Provinsi sekitar enam puluh tiga

  4

  kilometer. Jika perjalanan dimulai dari Balikpapan

  • – tempat Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan berada – maka jarak yang harus dtempuh sekitar 220 km.

  Gambar 2. Jalan poros Samarinda-Bontang di desa Prangat Baru

5 Secara monografis Desa Prangat Baru dapat dideskripsikan sebagai berikut.

  Desa ini memiliki jalan yang terbentang sepanjang dua puluh kilometer. Terdapat sawah dan ladang seluas 150 hektar dan bangunan umum seluas tiga hektar. Luas

  6

  pemukiman dan perumahan yang ada di desa ini sekitar tujuh puluh lima hektar dan

  4 5 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 1 (lampiran 1) Monografi adalah rincian data dan statistik pemerintahan, sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi, pendidikan, dan kondisi geografis dari suatu wilayah dengan melihat data monografi, maka dapat melihat gambaran dari situasi dan kondisi wilayah tertentu. Manfaat monografi adalah untuk mempermudah para pihak yang memerlukan data dari suatu wilayah. “Penyusunan data monografi K ota,” Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bantul, 28 November 2013. Diakses pada tanggal 18 September 2017.

  7

  lahan pekuburan sekitar tiga hektar. Selain itu desa ini juga memiliki lahan yang digunakan sebagai jalur hijau seluas lima puluh hektar dan untuk keperluan umum seluas 106 hektar. Ada juga lahan yang diperuntukkan sebagai perkantoran seluas 1,5

  8 hektar dan irigasi setengah teknis seluas dua puluh lima hektar.

  Gambar 3. Kondisi umum desa Prangat Marang Kayu Desa Prangat Baru juga memiliki beberapa lahan yang ditujukan untuk keperluan khusus, di antaranya adalah lahan pekarangan seluas delapan puluh lima

  9

  hektar, lahan perladangan 150 hektar, lahan tegalan seluas 255 hektar. Selain itu ada juga lahan yang diperuntukkan sebagai perkebunan negara seluas 166 hektar dan perkebunan rakyat seluas 355 hektar. Desa ini juga memiliki hutan seluas 869 hektar dan rasa seluas 100 hektar. Sedangkan untuk sarana peribadatan, desa ini memiliki

  10 sembilan lokasi, dua buah masjid, enam buah mushola, dan satu buah gereja.

11 Secara demografis , dapat dijelaskan sebagai berikut, jumlah penduduk desa

  Prangat Baru sebanyak 1.579 orang dengan perincian 771 orang perempuan, 808

  7 8 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 1 (lampiran 1) 9 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 1 (lampiran 1) Tegalan adalah tanah yang luas dan rata yang ditanami palawija dan sebagainya dengan tidak

menggunakan sistem irigrasi, tetapi bergantung pada hujan; ladang; huma. “Arti tegalan”, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online . Diakses pada tanggal 18 Oktober 2017. 10 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 2 (lampiran 1) orang laki-laki dan 308 kepala keluarga. Jumlah penduduk yang beragama Islam sebanyak 1.553 orang dan 26 orang yang beragama Kristen. Sebagian besar penduduk desa ini bekerja sebagai petani perkebunan karet dengan jumlah 569 orang. Di antara mereka ada juga yang berprofesi lain, yaitu: Pegawai Negeri Sipil sebanyak empat belas orang, swasta tiga belas orang, wiraswasta enam belas orang, pertukangan

  12

  sebelas orang, pensiunan PNS dua orang dan di bidang jasa dua orang. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan adalah: TK tiga puluh empat orang, SD 542 orang, SLTP 178 orang, SLTA 116 orang, setingkat Diploma sepuluh orang dan setingkat

  13 sarjana lima belas orang.

3.2. Hubungan Mutual Lintas Agama di Prangat Baru

3.2.1. Mutual dalam Kehidupan Lintas Agama

  Keadaan baik yang sedang dialami tidak selamanya berawal dari keadaan yang baik pula. Ada kalanya keadaan yang tidak baik justru mengawali keadaan yang baik tersebut. Kondisi seperti ini juga yang dapat menggambar keadaan masyarakat desa Prangat Baru. Hal inilah yang dialami oleh masyarakat desa Prangat Baru saat memulai kehidupan bersamanya sebagai suatu komunitas. Khususnya berkaitan dengan hubungan lintas agama. Pada awalnya mereka pernah mengalami kondisi

  14

  yang cenderung mengarah kepada sikap intoleran kepada pemeluk agama lain. Akan tetapi secara bertahap keadaan tersebut berangsur berubah ke arah yang lebih baik,

  

kependudukan. “Arti Demografi,” Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Online . pada tanggal 18 Oktober 2017 12 13 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 3 (lampiran 1) 14 Data Monografi per bulan Januari tahun 2015, 2 (lampiran 1) Pada saat itu (tanpa ada keterangan waktu yang spesifik) masih ada sikap dari sebagian

  seiring semakin berkembangnya pemikiran dan kesadaran akan pentingnya hidup

  15 bersama di dalam kebaikan.

  Kesadaran yang semakin membaik tersebut berdampak kepada kehidupan sehari-hari masyarakat desa Prangat Baru. Di antara mereka

  • – tanpa melihat latar belakang agama
  • – tumbuh rasa saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain. Di dalamnya terbangun hubungan yang mengarah kepada mutual,

  16

  yaitu terjadi proses berbalas-balasan atau timbal balik dari kedua belah pihak. Hal tersebut bahkan semakin nampak ketika di masing-masing tempat ibadah, baik masjid maupun gereja. Apabila akan diadakan acara atau kegiatan di masjid, maka semua dengan suka rela warga masyarakat bekerja sama dalam mempersiapkannya.

  Demikian juga sebaliknya jika ada kegiatan di gereja. Bagi mereka kegiatan-kegiatan tersebut merupakan hajatnya warga masyarakat desa Prangat Baru, meskipun

  17 diadakan di rumah-rumah ibadah.

  Warga masyarakat desa Prangat Baru juga telah terbiasa untuk saling mengunjungi pada saat perayaan hari raya keagamaan. Pada hari Idul Fitri, warga yang beragama Kristen akan berkeliling mengunjungi rumah-rumah warga yang

  18

  merayakan Idul Fitri, hal sama juga terjadi pada saat hari Natal. Begitu juga pada saat Hari Raya Kurban, yang bekerja di dalamnya bukan hanya warga yang beragama Islam saja, melainkan yang beragama Kristen pun ikut berperan aktif. Bahkan pada saat pembagian daging kurban, semua warga akan mendapatkan tanpa terkecuali.

  Selain itu jika ada acara yang diadakan oleh warga Muslim, seperti syukuran atau 15 16 Wawancara dengan Rifai tanggal 18 September 2017.

  Arti kata mutual, KBBI Online. Dikases pada tanggal 16 Juli 2017 http://www. ahlibahasa.com/2013/09/mutual.html pengajian, warga yang beragama Kristen pun akan mendapatkan undangan untuk

  19 20 hadir. Kondisi yang inilah yang menjadi salah satu keunikan di desa Prangat Baru.

  Dalam hal pembangunan rumah ibadah, khususnya masjid, warga desa

  21 Prangat baru telah sepakat untuk tidak meminta sumbangan di tengah jalan. Mereka

  tidak mau menyusahkan para pengguna jalan dengan menempatkan drum-drum di tengah jalan lalu menyodorkan jaring ikan untuk mendapatkan sumbangan. Bagi mereka metode seperti itu merupakan perampokan karena seakan menodongkan

  

22

  sesuatu dan meminta sejumlah uang. Oleh karena itu di setiap kegiatan pembangunan masjid semua masyarakat ikut membangun di dalam kebersamaan,

  23

  termasuk mereka yang beragama Kristen. Begitu juga pada saat pembangunan

  24

  gereja , seluruh warga turut berperan di dalamnya. Bahkan untuk pengadaan sound

  25 system dan keyboard gereja pun dilakukan oleh warga yang beragama Islam.

3.2.2. Mutual dalam Kesempatan Berpartisipasi di Ruang Publik

  Masyarakat Desa Prangat Baru memiliki sikap yang sangat terbuka untuk menerima kepelbagaian, khususnya berkaitan dengan partisipasi di ruang publik. 19 20 Menurut Joko dalam FGD tanggal 08 September 2017. 21 Menurut Purnomo dalam FGD tanggal 19 September 2017.

  Menurut Agus Haryanto dalam FGD tanggal 18 September 2017. Suatu kali ada seorang

Bapak, salah seorang warga desa itu yang bertanya tentang jumlah warga jemaat tempat Agus bergereja

dan ia menjawab bahwa di tempatnya hanya ada sepuluh kepala keluarga. Lalu ditanyakan mengapa

gereja tempat Agus berjemaat dapat membuat gedung gereja yang cukup baik meskipun hanya sepuluh

kepala keluarga. Agus pun menjelaskan bahwa di tempatnya selalu diajarkan memberi yang terbaik

untuk pekerjaan Tuhan dan di dalamnya ada iman bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anak-

Nya kekurangan. Lalu Bapak tadi merespons bahwa di tempat ia berjemaah hal itu belum bisa terjadi

karena kesadaran untuk memberi secara sistematis belum bertumbuh. Dari sisi ini, menurut Agus, ada

keinginan dari orang Muslim untuk belajar meskipun itu dari mereka yang tidak seagama. 22 23 Menurut Rifai dalam FGD tanggal 18 September 2017.

  Wawancara dengan Agus Haryanto tanggal 23 Agustus 2017. Agus Haryanto juga

merupakan salah satu penggagas untuk tidak meminta sumbangan pembangunan masjid di jalan-jalan.

Ia pun memberikan ijin kepada masyarakat dan panitia untuk mengambil bahan bangunan yang

diperlukan di rumah kediamannya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2015 ketika mereka berencana untuk mendirikan sebuah mushola di lingkungan RT tempat Agus berdomisili. Sedikitnya ada dua jabatan publik yang cukup strategis di desa itu yang dipercayakan kepada anggota masyarakat beragama Kristen, yaitu Wakil Kepala Badan Perwakilan

  26 Desa (BPD) oleh Elly Depris dan Kepala Dusun Wono Asri oleh Filifi. Gambaran

  kepemimpinan di tempat ini sangat berbeda dengan banyak tempat lain di Indonesia, yang membatasi partisipasi publik bagi anggota masyarakat yang bukan kelompok dominan. Kemungkinan yang terjadi adalah jabatan publik itu dimonopoli oleh mereka yang digolongkan sebagai kelompok mayoritas.

  Di setiap bulan Maret, desa ini mengadakan perayaan hari ulang tahun yang biasa disebut dengan ‘Bersih Desa’. Di dalam acara tersebut diadakan syukuran yaitu resepsi yang dihadiri oleh semua warga masyarakat. Tidak lupa juga disertakan pentas kesenian rakyat sebagai hiburan. Pada setiap tahunnya, acara “Bersih Desa” tersebut dapat terlaksana dengan baik karena seluruh warga dengan antusias mempersiapkannya secara maksimal.

  Ada hal yang sangat menarik di dalam rangkaian acara perayaan hari ulang tahun desa tersebut. Pertama, sehari sebelum acara tesebut, seluruh warga masyarakat diarahkan untuk mengadakan ibadah syukur di tempat ibadah masing-masing, baik di masjid maupun di gereja. Dengan khidmat mereka memanjatkan doa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa menurut agama masing-masing. Kedua, pada saat hari perayaan dan di dalam seremoni yang dilaksanakan, doa dibacakan secara bergantian oleh tokoh agama dari masing-masing agama. Diawali oleh pemuka agama dari Islam,

  27

  kemudian Kristen. Dalam hal ini nampak bahwa masyarakat desa Prangat Baru mengakomodir semua agama hadir dan berpartisipasi di ruang publik.

  Gambar 4 . Acara Resepsi ‘Bersih Desa’ Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama duduk berdampingan dalam suasana kekeluargaan.

3.2.3. Mutual dalam Urusan Kematian

  Desa Prangat Baru memiliki lahan pekuburan yang cukup unik. Lokasinya tepat berada di sisi kiri (dari arah Samarinda) di jalan poros Samarinda-Bontang kilometer 60. Kompleks pemakamannya cukup tertata dengan baik dengan sebuah pondok kecil namun asri untuk masyarakat dapat beristirahat saat melaksanakan prosesi pemakaman. Dibatasi oleh pagar yang cukup baik sumbangan dari salah satu

  28

  perusahaan swasta yang beroperasi di sekitar daerah itu. Satu hal yang menjadi keunikannya adalah ketika di dalamnya tidak ada pemisahan antara makam bagi warga yang beragama Islam dengan warga yang beragama Kristen. Semua berada di dalam satu kompleks pemakaman yang sama, yaitu Tempat Pemakaman Umum Desa Prangat Baru. Pada awalnya sempat ada penolakan dari beberapa pihak mengenai hal ini, namun Rifai bersama dengan beberapa orang yang memiliki pandangan tentang

  29 agama yang cukup luas dapat memberikan pemahaman kepada mereka. 28 29 Wawancara dengan Rifai tanggal 18 September 2017.

  Wawancara dengan Rifai tanggal 18 September 2017. Menurutnya Tuhan itu tidak akan

pernah salah dalam mengenali umat-Nya. Sama seperti orang-orang yang ada di pasar (saat itu ia Gambar 5. Gapura lokasi pemakaman dan posisinya di jalan poros Samarinda-Bontang.

  Warga masyarakat desa Prangat Baru sangat menghargai orang yang meninggal dunia. Mereka memahami jika hewan mati tentu akan dikuburkan dengan

  30

  baik, apalagi manusia. Oleh karena itu setiap ada salah satu anggota warga yang meninggal dunia, semua warga masyarakat akan turut berperan dalam mempersiapkan

  31

  dan melaksanakan prosesi pemakaman tersebut. Bagi mereka, siapa pun dan dari agama apa pun berhak mendapatkan penghargaan yang sebaik-baiknya saat meninggal dunia, karena mereka adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Perbedaan

  32 bukan dijadikan alasan untuk tidak saling menghargai antar sesama manusia.

  Di desa Prangat Baru, tanggung jawab urusan pemakaman diserahkan kepada

33 Rifai. Ia adalah salah satu tokoh agama dan masyarakat yang sangat disegani.

  

apalagi pasar induk, selalu dalam keadaan ramai dan sesak. Sama halnya dengan tempat pemakaman,

tidak perlu kuatir bahwa Tuhan akan salah mengenali umat-Nya. Ia tidak pernah salah. Apalagi dalam

hal itu, oleh karena itu tidak perlu dipisahkan kompleks pemakaman antara yang Muslim dan Kristen.

30 31 Menurut Ali Ansyah dalam FGD tanggal 18 September 2017.

  Pernah ada kejadian dalam dua waktu yang berbeda. Dua orang pekerja yang bekerja di

perkebunan sawit meninggal dunia. Mereka orang dari Flores beragama Katholik dan bukan penduduk

desa Prangat Baru. Setelah pihak aparat desa berkomunikasi dengan keluarga besar yang bersangkutan

agar dapat dimakamkan di desa itu, maka proses pemakaman pun dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Semua masyarakat bekerja dan bergotong royong di dalamnya. Bahkan sempat kehabisan kain kafan,

lalu mereka dengan sukarela mengambil cadangan yang ada di masjid. 32 33 Menurut Waginem dalam FGD tanggal 18 September 2017.

  Ia adalah salah seorang warga masyarakat yang berprofesi sebagai petani buah naga yang Ialah yang menentukan di posisi mana jenasah akan dimakamkan. Proses penggalian liang kubur pun tidak akan di mulai sebelum mendapatkan instruksi dan arahan yang jelas dari beliau. Di dalam pekerjaan itu warga akan bekerja sama dengan pembagian Gambar 6. Lokasi Bagian dalam lokasi pemakaman dan pondok tempat beristirahat. tugas yang jelas, meskipun hal tersebut tidak terungkap secara tersirat. Mereka yang berdomisili di dekat lokasi pemakaman akan bekerja menggali liang kubur dengan sebaik-baiknya, demikian juga berada di sekitar rumah keluarga yang berduka akan

  34

  bekerja maksimal sebagaimana yang diperlukan di tempat itu. Liang kubur yang mereka gali pun harus memenuhi standar yang telah disepakati. Kedalamannya harus cukup dan semua peralatan serta kelengkapan (seperti peti dan papan penyanggah tanah) pun harus dihaluskan dan dicuci bersih. Pelayanan semacam ini diberlakukan

  35 kepada siapa pun dengan tidak memandang latar belakang agama.

3.2.4. Peran Pemerintah dalam Hubungan Mutual

  Hubungan mutual yang telah terbangun antara Islam-Kristen di desa Prangat Baru, juga tidak terlepas dari peran aktif orang-orang yang ada di pemerintahan.

  Purnomo sebagai kepala desa, sejauh ini dinilai sebagai sosok yang sangat mendukung terciptanya kondisi toleransi antar umat beragama di desa ini. Ia menuturkan bahwa mendapatkan kondisi yang nyaman dan aman saat beribadah adalah hak semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu tidak seorang pun yang dapat mengganggu bahkan meniadakan hal tersebut. Sebagai aparat desa ia sadar

  36

  bahwa pemahaman seperti ini juga harus dimiliki oleh seluruh rekan kerjanya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh rekan-rekan sekerjanya saat pelaksanaan FGD di Kantor

37 Desa pada tanggal 08 September 2017.

  Penulis menemukan bahwa pihak Kantor Desa memiliki komitmen yang tinggi dalam memfasilitasi tiap warganya untuk memperoleh tempat ibadah yang layak dan nyaman, baik Islam maupun Kristen. Hal ini dapat terlihat melalui

  38 kebijakan-kebijakan yang telah diambil dan dilaksanakan dalam rangka tersebut.

  Dari anggaran dana desa yang ada setiap tahun, selalu ada pos yang dikhususkan untuk rumah-rumah ibadah. Kepengurusannya pun dilakukan dalam kebersamaan, sehingga bukan suatu hal yang aneh jika untuk keperluan di gereja, warga masyarakat yang beragama muslim pun ikut terlibat.

  Kejadian lain yang penulis temukan adalah ketika di desa itu kedatangan seorang pendeta dan keluarganya yang hendak membuka jemaat baru di tempat itu.

  Selama ini hanya ada satu jemaat umat Kristen yang ada di tempat itu, GKII Jemaat Prangat Baru. Dalam hal ini Kepala Desa memberikan kesempatan kepada pendeta tersebut untuk melaksanakan niatnya dengan syarat, bahwa pelaksanaanya harus

  39

  dengan cara yang sehat. Tidak boleh mengambil warga jemaat dari gereja yang telah ada dan jangan sampai niatnya tersebut membuat suasana persaudaraan di desa itu 36 37 Wawancara dengan Purnomo tanggal 07 September 2017.

  Di antaranya menurut Joko Sutopo dan Kasmuji dalam FGD tanggal 08 September 2017. menjadi terganggu. Melalui kejadian ini penulis melihat bahwa pihak pemerintah memiliki sikap yang terbuka terhadap semua kepentingan agama warga masyarakatnya.

  Dari beberapa hal yang telah disampaikan di atas, penulis menemukan bahwa pemerintah desa Prangat Baru saat ini adalah pemerintah yang sangat solid dan sangat berkomitmen menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan warganya. Hal tersebut tidak hanya terlihat di antara karyawan yang ada sebagai staf di Kantor Desa. Kondisi ini juga terjadi di dalam kebersamaan sebagai anggota BPD desa itu. Bahkan komitmen ini juga dimiliki oleh para kepala dusun, baik dusun Wono Asih dan dusun Mukti

40 Raya Kudus. Kondisi tersebut juga yang menjadi panutan bagi warga masyarakat sehingga mereka terbiasa untuk hidup di dalam hubungan yang mutual.

3.2.5. Kesimpulan

  Di dalam proses observasi dan penelitian, penulis melakukan pengamatan terhadap segala fenomena yang ada di desa Prangat Baru. Penulis menemukan banyak hal yang berkaitan adanya hubungan yang mutual antara Islam-Kristen di desa tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hasil temuan penulis. Pertama, penulis menemukan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, warga masyarakat desa Prangat Baru selalu berada di dalam hubungan yang damai dan penuh rasa persaudaraan. Jika ada suatu permasalahan yang terjadi, mereka menyelesaikannya secara damai dan penuh kekeluargaan. Hubungan sosial itu terjadi dan mengalir dengan baik tanpa mempermasalahkan perbedaan agama yang ada, meskipun sebenarnya mereka sadar bahwa perbedaan itu memang ada. Bagi mereka perbedaan agama itu memang harus ada karena hidup di bumi Indonesia multi agama dan etnis. Agama dan keyakinan yang berbeda itu bukan untuk diperdebatkan karena itu merupakan masalah pribadi dengan Yang Maha Kuasa.

  Kedua, penulis melihat bahwa di dalam perbedaan agama yang ada, di situlah rasa persatuan dan kesatuan itu muncul. Hal nyata yang dapat dilihat adalah ketika mereka dengan kesadaran penuh bekerja sama di dalam mempersiapkan kegiatan yang ada di rumah-rumah ibadah, baik masjid maupun gereja. Bahkan di dalam acara- acara yang diadakan, mereka saling mengundang satu dengan yang lainnya. Misalnya acara pengajian, syukuran, tahlilan yang diadakan di rumah-rumah penduduk maupun di masjid. Begitu juga dengan acara yang dilakukan di gereja, seperti perayaan Natal.

  Ketiga, penulis menemukan bahwa hubungan mutual yang ada di desa ini pun terwujud dalam partisipasi di ruang publik. Sedikitnya ada dua orang Kristen yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan jabatan publik yang cukup strategis, yaitu wakil ketua BPD dan Kepala Dusun. Fenomena yang seperti ini pun akan sangat sulit ditemukan karena biasanya faktor agama menjadi faktor utama di dalam memilih seorang pemimpin. Fenomena lain adalah ketika diadakan acara ‘Bersih Desa’ dalam rangka perayaan hari ulang tahun desa. Ibadah yang dilakukan baik di masjid maupun di gereja pada sehari sebelum hari perayaan merupakan suatu keunikan dari desa ini.

  Bahkan kedua pemuka agama, baik Islam maupun Kristen diberi kesempatan untuk membacakan doa di dalam acara perayaan tersebut.

  Keempat, penulis menemukan bahwa saat ada peristiwa kedukaan, dengan sigap mereka saling bekerja sama untuk menolong dalam mempersiap dan melaksanakan proses pemakaman. Hal ini berlaku untuk semua warga masyarakat, warga masyarakat setempat dan beragama Katholik yang meninggal dunia, warga masyarakat tetap mempersiapkan segala hal yang diperlukan hingga proses pemakaman dapat terlaksana dengan sebaik mungkin. Bukan itu saja, bahkan penulis menemukan fenomena yang sangat langka terjadi ketika lahan pekuburan bagi mereka yang beragama Islam dan Kristen dijadikan satu tempat.

  Hubungan mutual itu memang benar-benar terjadi desa Prangat Baru. Hal ini yang membuat mereka dapat hidup berdampingan dengan damai. Kondisi ini seakan menjadi suatu resistensi terhadap isu-isu yang sedang berkembang. Sebagai contoh ketika kasus Ahok yang berkaitan dengan dugaan penistaan agama beberapa waktu lalu. Penulis menemukan bahwa mereka telah memiliki pemikiran dan sikap yang rasional sehingga tidak terpancing untuk memberikan tanggapan-tanggapan yang dapat melunturkan toleransi antar umat beragama. Mereka tetap menjaga keutuhan dan persatuan sebagai warga desa Prangat Baru yang toleran. Dari percakapan- percakapan yang dilakukan, penulis juga menemukan bahwa mereka berharap agar hubungan yang mutual ini tetap lestari dan dapat diteruskan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 22

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 2 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Supervisi Pengawas Melalui Teknik Workshop untuk Meningkatkan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah

0 0 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1.Pengertian Manajemen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Supervisi Pengawas Melalui Teknik Workshop untuk Meningkatkan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Langkah Pengembangan Model 4.1.1.Potensi dan Masalah 1. Perencanaan (Planning) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Supervisi Pengawas Melalui Teknik Workshop untuk Mening

0 0 32

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Supervisi Pengawas Melalui Teknik Workshop untuk Meningkatkan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah

0 0 73

BAB I Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modal Sosial dalam Hubungan Mutual Islam–Kristen di Desa Prangat Baru Marang Kayu

0 0 14

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 16

BAB II Hubungan Lintas Agama dan Modal Sosial - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modal Sosial dalam Hubungan Mutual Islam–Kristen di Desa Prangat Baru Marang Kayu

0 1 14