A. Kegiatan Ekstrakurikuler - 12. MANAJEMEN EKSKUL
MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
B. Pengertian Ekstrakurikuler Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang, 1989:122).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.
Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang
ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
C. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler
mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:LDKS OSIS SMPN 215 SSN
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
D. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas.
Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat. Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.
E. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler
Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut:
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing- masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi.
Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan- kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa (Nawawi, 1989:166). Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna.
Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.
Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan 2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS 4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).
2. Pramuka Sekolah
Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.
Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain: 1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah 2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir
cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah
4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka 5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah 6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala mengontrol pelaksanaannya 7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain. Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan berkesinambungan.3. Olahraga dan Kesenian Sekolah
Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain: 1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah 2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut
3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.
Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya.
1. Majalah Sekolah
Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran- sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa. Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.
Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi, 1989:185).
1. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat. Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah: 1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah
2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain 3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.
Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama 2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat 3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum
4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan
mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolahn dalam
mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Jakarta, 6 – 9 November 2014 Narasumber : M.Nurhasyim,
S.Pd
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
AD MINISTRASI
DAN KESEKRETARIATAN
Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan,
yaitu meliputi pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat,
dokumentasi, pendaftaran (registrasi), dan kearsipan, dalam setiap
usaha kerja sama yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu.Administrasi Keuangan 5 hal administrasi keuangan, yaitu:
1. Kekuasaan keuangan
2. Pengurusan keuangan
3. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas
4. Isi buku kas (informasi keuangan) 5. menutup buku kas Fungsi Utama Kesekretariatan
1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua
kegiatan manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.2. Mengatur lalu lintas informasi.
3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.
Ruang Lingkup Kesekretariatan
1. Administrasi
a. Pengelolaan surat-menyurat
b. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatan
c. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan arsip-arsip dari dalam/luar.
2. KeRumahTanggan (RuTang)
a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang representative.
b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi) dan memantaunya.
3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasi
Kegiatan Kesekretariatan
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Kesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan pekerjaan pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan meliputi:
No Aktifitas Uraian Menyelenggarakan · Memproses surat-menyurat
1 korespodensi · Mengonsep surat · Mengetik surat
· Menggandakan surat
· Mengatur pengantaran surat
· Mengagendakan keluar
masuknya surat Menyelenggarakan · Menyusun arsin 2 Pekerjaan kearsipan · Menyimpan dan memelihara
arsip · Melayani dan mengatur
peminjaman arsip Menyelenggarakan tata- · Internal :melakukan hubungan
3 hubungan eksternal/internal baik dalam lingkungan kerja (fungsi Humasy) · Eksternal: melakukan hubungan
baik dengan masyarakat di luar organisasi Menyelenggarakan · Menyediakan buku tamu 4. pengaturan kunjungan · Menyediakan sarana yang
dibutuhkanSURAT MENYURAT
Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting.
Surat menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali
kegunaan surat menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Di zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa
melepaskan diri dari administrasi dan surat menyurat, seperti KTP,
SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan tentang
adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Arti Dan Fungsi Surat
Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi)
paparan. Di dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan
maksud dan tujuannya serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan
dirasakannya.Apabila ditinjau dari peraturannya maka surat adalah
percakapan yang tertulis. Sejenis dengan percakapan
(dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari,
meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Sedang fungsi dari surat adalah : ¨ Sebagai alat komunikasi ¨ Sebagai alat bukti tertulis ¨ Sebagai alat pengingat ¨ Sebagai alat bukti historis ¨ Sebagai duta organisasi ¨ Sebagai pedoman kerja Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa SuratWujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos,
surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi :
1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan
2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi
pemerintah/ organisasi.Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat organisasi/dinas.
3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh
surat perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat tagihan, dll.Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi susunan bagian-bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
macam bentuk surat. Dalam menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi ada lima bentuk surat, yaitu :
6. Alamat
1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga
diketik di tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi, alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada). Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi yang mengirim surat14. Stempel
13. Tembusan
12. Jabatan penanda tangan
11. Nama terang
10. Tanda tangan
9. Salam penutup
8. Isi (batang tubuh surat)
7. Salam pembuka
5. Hal/perihal
1. Lurus penuh
4. Lampiran (lamp.)
3. Nomor
2. Nama tempat dan tanggal
1. Kepala (Kop)
Bagian-Bagian Surat Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :
Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.
5. Resmi Indonesia baru Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari.
4. Resmi Indonesia lama
3. Setengah lurus
2. Lurus
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih baik kepala surat dicetak, tidak diketik.
2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan
atau jabatan penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013, tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.
Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013 Keterangan :
OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS
SMPN 215 A-I adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas, 01 adalah nomor urut surat, I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.Contoh kode surat adalah sebagai berikut : A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas.
A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan. A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain. A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215
4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam
sebuah surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.
5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara
singkat. Dengan membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat mengetahui dengan cepat masalah/hal apa yang ditulis dalam surat tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis secara singkat dan jelas.
6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian
luar surat (amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam surat. Alamat dapat menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama jalan dan nomor rumah, serta nama kota. Sedang untuk yang disampaikan bagi pengurus internal organisasi biasanya cukup diLDKS OSIS SMPN 215 SSN
beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang, jabatan, daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata Yang Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara (Sdr.), Bapak dan Ibu
7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum
ia berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan Assalamualaikum Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan hormat.
8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat,
dan penutup.
9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi
koma.
10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan
setelah nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat dan sekretaris berada di sebelah kanan surat.
11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di
awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.
12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup
atau di bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan bawah. Atau bisa juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan tetap tidak usah garis bawah di bawah nama penanda tanga.LDKS OSIS SMPN 215 SSN
13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy).
Tembusan dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus dengan tulisan nomordan lampiran.
14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan
oleh lembaga yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk menghindari pemalsuan dengan cara poto copy, maka sebaiknya tinta stempel tidak berwarna hitam. Stempel di letekkan di bagian kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel diletakkan di atas nama penanda tangan surat tersebut. Menurut kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris atau ketua saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.Jakarta, 6 – 9 Noveber 2014 Narasumber : SAMSU, S.Pd.I
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website
KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN
A. KOMUNIKASI
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio dari induk kata Communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. Artinya, menyamakan ide atau symbol-simbol menjadi satu makna dengan orang lain. Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu.
1. Pola Komunikasi Organisasi
Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Saluran komunikasi formal
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang cenderung birokratis dan ketat, sehingga pengambilan keputusan menjadi lamban.Pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Kaitannya dengan proses penyampaian informasi, terdapat beberapa bentuk, diantaranya:
1) Komunikasi dari atas ke bawah
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Komunikasi ke bawah yaitu suatu penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Robbin yang menjelaskan sebagai berikut: Komunikasi yang berlangsung dari tingkat tertentu dalam satu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Menurut Onong U Effendy pelaksanaan komunikasi ke bawah, informasi ini dapat berupa:mengadakan rapat, memasang pengumuman, menerbitkan majalah intern, dan pemberian pujian. Menurut Katz dan Kahn dalam kajian teori kelompok 3, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu: o Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu. o Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan. o Meberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional. o Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para anggota. o Menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah antara lain:
Keterbukaan
Kepercayaan pada tulisan pesan
Pesan yang berlebihan
Timing (waktu pengiriman pesan)
Penyaringan pesan
2) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi ke atas yaitu suatu penyampaian informasi yang mengalir atau berasal dari bawahan kepada pimpinan/atasan. Prinsip-prinsip komunikasi ke atas menurut Planty dan Mchaver adalah sebagai berikut : Harus direncanakan, berlangsung terus menerus, menggunakan saluran yang rutin, menekan kesensitifan dan penerimaan ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah, pendengaran yang objektiv, pengambilan tindakan berespon terhadap masalah dan menggunakan berbagai macam media untuk memajukan informasi.
3) Komunikasi horizontal
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar /sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain mengkoordinasikan tugas-tugas, saling membagi informasi untuk perencanaan aktivitas, memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama, menyelesaikan konflik, menjamin pemahaman yang sama, dan menegmbangkan sokongan interpersonal. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.
4) Komunikasi diagonal
Komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu: a) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
b) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dan kelemahannya dapat mengganggu komunikasi yang rutin yang sudah berjalan sebelumnya.
1. Saluran komunikasi informal
Komunikasi informal cenderung luwes/fleksibel dan tidak ketat, berkomunikasi dengan lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan sifat arus informasi pribadi.Jaringan ini biasa di sebut desas-desus (grapevine).Jaringan juga dapat digunakan oleh para manajer untuk memonitor para anggotanya dalam melakukan tugasnya.
2. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam kajian teori kelompok 3, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu: a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
b. Pengirim merubah ide menjadi suatu pesan
c. Pengirim menyampaikan pesan
d. Penerima menerima pesan
e. Penerima menafsirkan pesan
f. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik ke pengirim
3. Munculnya kesalahpahaman komunikasi
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
a. Masalah dalam mengembangkan pesan munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang tebiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
b. Masalah dalam menyampaikan pesan munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim ke penerima, dan masalah yang paling jelas adalah faktor sarana fisik untuk komunikasi.
c. Masalah dalam menerima pesan Munculnya persaingan antara penglihatan dan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu kurang terang dan kondisi lain yang mengganggu konsentrasi audiensi.
d. Masalah dalam menafsirkan pesan Karena perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran dan perbedaan reaksi emosional
4. Memperbaiki komunikasi
Untuk memperoleh komunikasi yang efektif maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
a. Persepsi Memprediksi apakah pesan-pesan ynag disampaikan dapat diterima atau tidak.
b. Ketepatan Perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir agar tepat sasaran.
c. Kredibilitas e Optimis bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. f Yakin bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dpat dipertanggung jawabkan. g Memahami dengan baik apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut.
h. Pengendalian mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi, agar terlihat reaksi komunikan. i. Keharmonisan menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam komunikasi dengan memeperhatikan tiga hal sebagai berikut:
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
j. Membuat pesan secara lebih berhati-hati dengan memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi serta memperhatikan audiens yang akan dituju. k. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi l. Mempermudah umpan balik.
5. Komunikasi Personal Komunikasi personal merupakan proses penyampaian pikiran yang bersifat pribadi.
Komunikasi personal diklasifikasikan menjadi:
a. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi dengan diri sendiri, Jadi seseorang berdialog dengan dirinya sendiri..
Proses komunikasi intrapersonal: 1) Persepsi, proses di mana seseorang mulai mengenal sesuatu.
2) Ideasi, proses pembentukan ide-ide atau citra-citra hasil proses persepsi tadi. 3) Transmisi, Proses pengiriman atau penyebaran sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
b. Komunikasi Interpersonal Komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang juga seorang diri secara pribadi. Komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi:
1) Komunikasi diadik, komunikasi yang berlangsung antara dua orang. 2) Komunikasi triadik, komunikasi yang berlangsung antara tiga orang, yang terdiri dari seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Komunikasi interpersonal dinilai sangat ampuh dalam mengubah komponen jiwa komunikan, sebab: Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi komunikan secara penuh dan utuh. Komunikan berlangsung dialogis Komunikasi berlangsung tatap muka
6. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan sejumlah orang yang banyaknya lebih dari dua orang di suatu tempat tertentu.Ada kelompok besar da nada kelompok kecil.Besar kecilnya kelompok komunikan ditinjau dari intensitas komunikasi yang berlangsung. 1) Komunikasi kelompok kecil
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.Ada beberapa bentuk komunikasi kelompok kecil dalam proses dan mekanismenya, yaitu:Diskusi panel, Forum, Simposium, Seminar, dan Brainstorming. 2) Komunikasi kelompok besar
Komunikasi dengan sekelompok komunikan yang oleh karena jumlahnya yang besar, situasi komunikasinya tidak memungkinkan terjadinya umpan balik verbal.
7. Fungsi Komunikasi dalam Kelompok/Organisasi
Adapun beberapa fungsinya yakni:
a. Fungsi informative Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
b. Fungsi regulative Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative
Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
c. Fungsi persuasive Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah
d. Fungsi integrative Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.
B. KEPEMIMPINAN Arti Pemimpin dan Kepemimpinan
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.
Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
6. Dan dalam kajian teori kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman memberikan penegasan sebagai berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang secara formal diberi status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya.”
2. Ciri Kepemimpinan
Dr.W.A.Gerungan dalam kajian teori kelompok 3, disebutkan telah mengetengahkan ciri-ciri pemimpin sekurang-kurangnya harus memiliki tiga ciri, yakni persepsi sosial, kemampuan berpikir abstrak dan keseimbangan emosional. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Persepsi Sosial (social perception) adalah kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok.
b. Kemampuan Berpikir Abstrak (Ability in abstract thinking)
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Kemampuan berabstraksi yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oeh kemampuan berabstraksi dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam dan di luar kelompok.
c. Keseimbangan Emosional (emotional stability) Diri seorang pemimpin harus terdapat suatu kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan- keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu ke dalam suatu kepribadian yang harmonis.
3. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinana yang dipaparkan dalam kajian teori kelompok 3 antara lain sebagai eksekutif, penengah, penganjur, ahli dan sebagai pemimpin diskusi.
a. Pemimpin Eksekutif (executive leader) Fungsinya adalah ”menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia memimpin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.
b. Pemimpin sebagai Penengah pemimpin bertindak sebagai penengah, yang setiap keputusannya dilaksanakan dengan taat.
c. Pemimpin sebagai Penganjur Penganjur adalah sejenis pemimnpin yang memberi inspirasi kepada orang lain.
Seringkali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berkomunikasi.
d. Pemimpin sebagai Ahli Lebih terpelajar dari pada orang-orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasar fakta, dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta.Bahwa fungsinya yang penting ialah memberi penerangan kepada kelompoknya. Alasan utama bagi eksistensinya ialah, bahwa “ia tahu dan orang lain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang.
e. Pemimpin Diskusi Kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.
4. Tipe Kepemimpinan
a. Tipe Otokratik
LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain: menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya, dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya, bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksidan menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
b. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional. satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
c. Tipe Kharismatik
Karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
d. Tipe Laissez Faire