pengaruh jumlah cacing tanah lumbricus r

KARYA ILMIAH FISIOLOGI HEWAN

OSMOSIS

DI SUSUN OLEH:
NURUL AZMI 4133341008
JURUSAN: PENDIDIKAN BIOLOGI EKSTENSI B

TAHUN AJARAN 2014/2015
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DAFTAR PUSTAKA
Kata pengantar............................................................................
Daftar pustaka..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1..........................................................................................Latar belakang
1.2..........................................................................................Rumusan
masalah...........................................................................
1.3..........................................................................................Tujuan
1.4..........................................................................................Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. osmosis............................................................................
2.2 lalulintas yang melintasi membran ..............................
BAB III METODE KERJA
3.1. waktu dan pelaksanaan.................................................
3.2 alat dan bahan ................................................................
3.3 prosedur kerja ................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan .........................................................
4.2 Grafik hubungan konsentrasi larutan
dengan berat cacing........................................................
4.3 perubahan yang terjadi pada cacing tanah..................
4.4.faktor faktor yang mempengaruhi
terjadinya osmosis...............................................................
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan.......................................................................
5.2 saran ................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................

2


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Atas Rahmat dan Karunia-NYA maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah osmosis Penyusunan makalah ini adalah
merupakan

salah

satu

tugas

agar

mahasiswa

terlatih


guna

meningkatkan motifasi belajar mahasiswa.
Dalam penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan baik teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat saya
harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada ibu selaku dosen pembawa
mata fisiologi hewan. Secara khusus kami juga menyampaikan terima
kasih kepada teman-teman yang sedikit ikut membantu kami.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi kami sendiri
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Amin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Wassalam.
MEDAN ,10 Maret 2015
Penulis


3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan ini, sel merupakan organ yang sangat kompleks yang

menyusun tubuh organisme. Tak dapat dipungkiri bahwa tubuh organisme yang
terdiri atas sel-sel yang menyusun tersebut secara sinergis selalu dikendalikan
teratur oleh sang Maha Pencipta. Setiap sel pada organisme terdiri dari beberapa
bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, artinya tetap saling untuk
mengorganisir antara sel yang satu dengan sel yang lainnya, terutama yang sangat
berpengaruh terhadap kontak masuk keluarnya zat (membran sel). Jadi dalam
proses ini sel melakukan salah satunya yaitu proses osmosis untuk menjaga
kestabilannya.
Apa yang terjadi jika sel hewan, misalnya cacing tanah ditempatkan dalam
suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada
larutan isotonis, sel pada cacing tanah tetap normal bentuknya. Pada larutan

hipotonis, sel hewan/sel pada cacig tanah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel
darah merah akan menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi
sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
Menurut Kimball (1983:28) Menyatakan bahwa, osmosis adalah difusi
dari tiap pelarut melalu suatu selaput yang permiabol secara diferensial. Pada
osmosis yang bergerak melalui membrane semipermiabel ialah air dari larutan
hepotesis 9konsentrasi air tinggi kekonsentrasi air rendah)kehipertonis (konsentasi
air rendah ke konsentrasi at terlarut tinggi) Kimball (1983:28).
Untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang dilakukan oleh sel
organisme, maka akan kami bahas pada makalah ini. khususnya pada cacing
tanah.
1.2.
a.
b.
c.
d.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana efek pemberian garam pada cacing tanah
Mengamati proses terjadinya osmosis pada cacing tanah

Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap berat cacing tanah
Apa yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada organisme khusus nya
cacing tanah.

4

1.3.

TUJUAN
a. Untuk mengetahui efek pemberian garam pada cacing tanah
b. Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada cacing tanah
c. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap berat cacing
tanah
d. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada

1.4.

organisme khusus nya cacing tanah.
MANFAAT
Dengan melakukan penelitian untuk menyusun makalah ini, dapat


memberikan pengalaman khususnya untuk kami sebagai peneliti, sekaligus
penyusun makalah

ini serta pengetahuan tentang osmosis yang terjadi pada

cacing tanah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. OSMOSIS
Osmosis adalah peristiwa perpindahan masa dari lokasi dengan potensi
solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah melalui membran semi
permeable, umumnya yang disebut solvent disini adalah air dapat dikatakan
bahwa peristiwa osmosis adalah transfer solvent (dan bukan salut) sedangkan
transfer salut dikenal sebagai dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi
menuju ke rendah
Menurut Svendsen dan Anthony (1974), osmosis ialah perpindahan molekul
pelarut melewati membran menuju ke daerah yang konsentrasi zat terlarutnya


5

lebih tinggi untuk membran yang tidak dapat ditembus. Perpindahan ini dapat
dihalangi dengan pemindahan tekanan yang lebih pada zat pelarut Osmosis adalah
peristiwa perpindahan masa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi, menuju
lokasi berpotensi solvent rendah melalui membran semi permeable, umumnya
yang disebut solvent disini adalah air dapat dikatakan bahwa peristiwa osmosis
adalah transfer solvent (dan bukan salut) sedangkan transfer salut dikenal sebagai
dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi menuju ke rendah (Svendsen
dan Anthony (1974).
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air
terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air
yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik,
memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul
terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab
itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke
hipertonik.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel
terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan
isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan

kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut
(Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan
lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan),
atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil
dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan

yang

hipo-

atau

hipertonik,

maka

diperlukan


pengaturan

keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
(http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/osmosis.html)

2.2. LALULINTAS YANG MELINTASI MEMBRAN
Membran

biologis

merupakan

contoh

sempurna

dari

struktur


supramolekul-banyak molekul yang disusun ke dalam tingkat organisasi yang
6

lebih tinggi dengan sifat-sifat yang baru muncul melebihi sifat-sifat molekul
individunya. Kemampuan untuk mengatur transport melintasi batas seluler, suatu
fungsi yang mendasar untuk keberadaan sel sebagai sistem terbuka. Model mosaik
fluida membantu menjelaskan bagaimana membran mengatur lalu-lintas molekul
sel.
Suatu lalu lintas yang tunak dari molekul dan ion kecil bergerak melintasi
membran plasma dalam dua arah. Perhatikan pertukaran kimiawi antara sel otot
dan fluida ekstraseluler yang membasahinya, gula, asam amino, dan nutrien lain
memasuki sel, dan produk limbah metabolisme meninggalkan sel. Sel menyerap
oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbondioksida..
Inti hidrofobik membran menghalangi transport ion dan molekul polar,
yang bersifat hidrofilik. Molekul hidrofibik, seperti hidrokarbon, karbondioksida,
dan oksigen, dapat larut dalam membran dan melintasinya dengan mudah.
Molekul yang sangat kecil polar tetpi tidak bermuatan juga dapat lewat melalui
membran dengan cepat. Contoh-contohnya ialah air dan etanol, yang cukup kecil
untuk dapat lewat diantara lipid-lipid membran. Bilayer lipid tidak sangat
permeabel terhadap molekul polar, tak bermuatan yang lebih besar, seperti
glukosa dan gula lain.
Bilayer ini juga relatif tidak permeable terhadap semua ion, sekalipun ion
itu kecil seperti H+ dan Na+. Atom atau molekul bermuatan dan lapisan airnya
sulit menembus lapisan hidrofobik membran. Akan tetapi, bilayer lipid hanyalah
salah satu bagian cerita tentang permeabilitas selektif membran. Protein yang ada
di

dalam

membran

memainkan

peran

transpor( Campbell. 2002).

7

penting

dalam

pengaturan

BAB III
METODE KERJA
3.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN
Dilaksanakan di laboratorium fisiologi hewan universitas negeri Medan
pada hari selasa tanggal 10 februari 2015 dengan jumlah mahasiswa 40 0rang
3.2. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No

Nama alat

Jumlah

1.

Timbangan analitik

1 buah

2.

Cup

5 bauh

3.

pinset

1 buah

4.

Stop wach

1 buah

5.

Pipet volum

1 buah

6.

Pipet tetes

1 buah

Nama bahan

jumlah

Garam ( NaCl)

Seperlunya

b. Bahan
No
1.

dengan

berbagai

konsentrasi yaitu 100 %, 70%,
50%, 25%,12,5%
2.

air

seperlunya

3.3. PROSEDUR KERJA

8

Prosedur kerja
a. Peraktikan menyiapkan alat dan bahan yang di perlikan untuk
melakukan praktikum Osmosis.
b. Praktikan menimbang masing-masing cacing tanah sebanyak 4 ekor
satu persatu menggunakan timbangan analitik.
c. Kemudian peraktikan mencatat hasil berat awal cacing di laporan
sementara.
d. Lalu praktikan larutan garam dengan berbagai konsentrasi kedalam
cup yaitu konsentrasi 100 % di cup 1,konsentrasi 70 % di cup 2,
konsentrasi 50 % di cup 3, konsentrasi 25 % di cup 4 dan terakhir
konsentrasi 12,5 d cup 5. Kegunaan larutan garam di sini merupakan
sebagai zat yang dapat menyebabkan stress osmotik sehingga terjadi
proses osmosis.
e. Kemudian praktikan memasukkan masing masing cacing kedalam
kup tersebut.
f. Tunggu selama 10 menit sambil praktikan mengamati perubahan apa
yang terjadi pada cacing tanah.
g. Setelah mengamati selama 10 menit timbang kembali berat cacing
tersebut
Kemudian catat hasilnya di aporan sementara

Penuangan cairan garam kepada cacing

9

BAB IV
PEMBAHASAN
6.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan osmosis pada cacing tanah
NO
KONSENTRASI

BERAT

Berat hilang

AWAL

AKHIR

12,5 %

2,9 gr

2,8 gr

0,1 gr

2

25 %

2,5 gr

2,2 gr

0,3 gr

.
3

50 %

2,8 gr

2,5 gr

0,3 gr

.
4

75 %

3,3 gr

2,6 gr

0,7 gr

.
5

100 %

3,0 gr

1,7 gr

1,3 gr

1.

.
Penjelasan tabel
Dari praktikum yang kami lakukan dapat di lihat bahwa semua cacing
mengalami penurunan berat badan setelah di beri larutan garam dengan
konsentrasi yang berbeda-beda.
 Pada larutan garam dengan konsentrasi 100 %, berat awalnya adalah 3,0 gr
namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit
dengan konsentrasi 100% beratnya menjadi 1,7 gr itu berarti berat yang
hilang 1,3 gr.
 Pada larutan garam dengan konsentrasi 75 %, berat awalnya adalah 3,3 gr
namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit
dengan konsentrasi 75 % beratnya menjadi 2,6 gr itu berarti berat yang
hilang 0,7 gr.
 Pada larutan garam dengan konsentrasi 50 %, berat awalnya adalah 2,8 gr
namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit
dengan konsentrasi 50 % beratnya menjadi 2,5 gr itu berarti berat yang
hilang 0,3 gr.

10

 Pada larutan garam dengan konsentrasi 25 %, berat awalnya adalah 2,5 gr
namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit
dengan konsentrasi 25 % beratnya menjadi 2,2 gr itu berarti berat yang
hilang 0,3 gr.
 Pada larutan garam dengan konsentrasi 12,5%, berat awalnya adalah 2,9 gr
namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit
dengan konsentrasi 12,5 % beratnya menjadi 2,8 gr itu berarti berat yang
hilang 0,1 gr.
6.2 Grafik hubungan konsentrasi larutan dengan berat cacing
Grafik perbandingan konsentrasi larutan dengan berat cacing tanah
3.5
B
e
3
r
a 2.5
t
2
c 1.5
berat awal
a
berat akhir
c
1
i
n 0.5
g
0
100%

75%

50%

25%

13%

Konsentrasi
Penjelasan grafik
Dari hasil grafil di atas dapat di lihat bahwa cacing yang paling berat
berada pada konsentrasi 75 % dan paling ringan adalah 25 %. Namun setelah
terjadi proses osmosis yang paling berat adalah 12, 5 % dan yang paling ringan
adalah yang 100 %. Itu tndanyaproses osmosis paling banyak terjadi pada
konsentasi 100 % sedangkan yang paling sikit terjadi osmasis adalah yang
konsentrasinya 12 %. Itu karena jumlah NaCl yang ada pada 100% lebih banyak
dibanding yang konsentrasinya 12,5 %.
Grafik Perbandingan konsentrasi dengan berat yang hilang

11

B
e
r
a 1.4
t 1.2
1
y
a 0.8
n 0.6
g 0.4
h 0.2
0
i
l
a
n
g

Series 1

100%

75%

50%

25%

13%

konsentrasi

Penjelasan grafik
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa cacing dengan konsentrasi 100 %
mengalami penurunan yang lebih besar 1,3 gram kemudian di susul oleh
konsentrasi 75 % yaitu 0,7 kemudian di susul dengan konsentrasi 50 % yaitu 0,3
Berikutnya dengan konsentrasi 25 % berat hilangnya 0,3 gr dan 12,5 % sebesar
0,1 gr.
6.3 perubahan yang terjadi pada cacing tanah

Gambar 2: cacing yang menggeliat
Sumber : gambar pribadi pemakalah
Yang terjadi saat cacing di masukkan kedalam larutan garam adalah:
Awalnya cacing akan menggeliat geliat terutama pada larutan dengan
konsentrasi tinggi yaitu 100 %. Kemudian selagi dia menggeliat-geliat cacing
tanah tadi akan mengeluarkan cairan berwarna putih dari mulutnya atau bahkan
kulitnya.

12

Gambar 3 : cacing yng mengeluarkan cairan putih
Sumber : gambar pribadi pemakalah
kenapa demikian? si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada
di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. namun karena konsentrasi yang
begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi
(mengkerutnya sel).
4.4 faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis
faktor yang mempengaruhi Osmosis :
1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat
lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap
lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan
jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar
resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.

13

http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa:
Sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi zat maka
semakin banyak juga berat badan cacing yang hilang. sehingga dalam praktikum
ini dengn konsentrasi 100 % lah yang paing banyak menghilangkan berat badan
yaitu sebesar 1,3 gr.
100 % > 75 % > 50 % > 25 % > 12,5 %
Faktor yang mempengaruhi osmosis adalah ukuran molekul yang meresap,
keterlarutan lipid, luas permukaan membran, ketebalan membran, dan suhu.
Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut melewati membran menuju
ke daerah yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi untuk membran yang tidak
dapat ditembus.

14

konsentrasi 100 % mengalami penurunan yang lebih besar 1,3 gram
kemudian di susul oleh konsentrasi 75 % yaitu 0,7 kemudian di susul dengan
konsentrasi 50 % yaitu 0,3 Berikutnya dengan konsentrasi 25 % berat hilangnya
0,3 gr dan 12,5 % sebesar 0,1 gr.
5.2 KESAN
Kesan yang kami rasakan selama praktikum adalah kurang nya alat dan
bahan membuat kami terkendala selama praktikum. Terutama alat ukur seperti
pipet volum dan timbangan analitik membuat kami sering salah ukur dan
medapatkan hasil yang tidak sesuai denga literatur.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj. dari Biology; oleh
Lestari, R. dkk. Erlangga, Jakarta: xxi + 438 hlm.
John W. Kimball. 1983.Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga
Svenclsen and Anthony MC. 1984. An Introduction to Animal. Phsycology. MTP
Press. Limited USA.
http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/osmosis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

15

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Analisis pengaruh perubahan struktural terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan daerah di Kabupaten Sidoarjo thun 2003-2009

2 46 21

Analisis pengaruh pengumuman right issue terhadap expected return dan actual return saham di bursa efek Indonesia (BEI)

0 18 114

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

Analisa perancangan sistem informasi surat ijin penunjukkan dan penggunaan tanah (SIPSIPPT) di Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bandung : laporan kerja praktek

2 31 54