Tanaman yang dapat dihasilkan pada lahan

Tanaman yang dapat dihasilkan pada lahan seberat 1 ton
Arina Maulinda
16/394258/PN/14497
Bobot tanah yang dimaksud dalam budidaya tanaman adalah bobot
isi tanah. Bobot isi tanah (bulk density) adalah perbandingan antara berat
suatu massa tanah dalam keadaan kering mutlak dengan volumenya.
Tanah tersebut dalam keadaan tidak terganggu (utuh). Nilai berat suatu
tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk konversi prosentase air
dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung porositas jika
berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari
volume tanah yang sangat besar. Nilai berat suatu tanah berbeda-beda
tergantung

kondisi

struktur

tanahnya,

terutama


dikaitkan

dengan

pemadatan. Oleh karena itu, berat isi sering digunakan sebagai ukuran
struktur tanah.
Berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari
partikel secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan
massa total dari partikel padatan dengan total volume dan tidak termasuk
ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan udara). Besarnya
berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3 sampai
1,5 gram persentimeter kubik.
Berat tanah dapat diukur dengan metode silinder, clod dan boring.
Metode silinder sangat mudah dan sederhana seta praktis untuk tanahtanah yang tidak bersifat mengembang mengerut. Tetapi sebaliknya pada
tanah yang bersifat mengembang mengerut digunakan metode clod.
Sedangkan metode boring dan radioaktif biasanya digunakan secara
langsung dilapangan.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara

kimiawi berfungsi

sebagai

gudang

dan penyuplai

hara

atau nutrisi

(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti:

N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,

Fe, Mn, B,

Cl), dan


secara

biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,

proteksi)

bagi

tanaman,yang

ketiganya

secara

integral

mampu


menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi
baik

tanaman

pangan,

tanaman

obat-obatan,industri

perkebunan,

maupun kehutanan.. Para ahli menyatakan berat tanah dalam istilah
kerapatan butir-butir yang menyusun tanah. Biasanya ditetapkan sebagai
massa atau berat satuan solum tanah padat dan disebut kerapatan butir.
Dalam sistem metrik kerapatan butir biasanya dinyatakan dengan istilah
gram persentimeter kubik. Jadi, satu sentimeter kubik tanah padat
beratnya 2,6 gram kerapatan butir ialah 2,6 gram persentimeter kubik.
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau

kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah
penting untuk diketahui, karena dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan pupuk dan air per hektarnya yang didasarkan pada berat tanah
per hektar. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikelpartikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan
nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus
(penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut Berat isi
merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan
tanah.

Tanah

dengan

kemampatan

tinggi

dapat

mempersulit


perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat (Darmawijaya, 1997).
Nilai Bulk Density dapat menggambarkan adanya lapisan pada
tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral,
porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah
ditembus akar. Bulk Density dipengaruhi oleh tekstur, sturktur dan
kandungan bahan organik, Bulk Density dapat cepat berubah karena
pengolahan tanah dan praktek budidaya (Hardjowigeno, 2003).
Kerapatan volume merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
Bulk Density dengan menggunakan found/ft. jika ditetapkan dengan
menggunakan satuan gr/cm3 maka nilai kerapatan isi lapisan oleh tanah
yang bertekstur tanah biasa memiliki kapasitas nilai berat jenis yang lebih
rendah dibandingkan dengan tanah-tanah berpasir (Ali Kemas Hanafiah,
2005).

Bulk Density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat
suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit
meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulk Density penting untuk
menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang

di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk memudahkan perhitungan
berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan 2.000.000 kg
(Hardjowigeno, 1992).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat
hubungan proporsi fase padat. Untuk setiap kelas tekstur berat isi
menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifatsifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat di nilai atau
ditentukan dari kaitan pertumbuhan (Pairunan A.K. dkk, 1997)
Faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density adalah :
Tekstur,
tanah,
yang
memiliki
tekstur

berliat

mempunyai bulk density yang kecil dan tanah yang bertekstur pasir
mempunyai nilai bulk density besar. Semakin baik tekstur tanah (tekstur
berliat) maka tanah tersebut baik digunakan sebagai lahan pertanian. Ini
dikarenakan air akan mudah meneruskan air dan tanah akan mudah

ditembus oleh akar tanaman.(Saifuddin, 1988).
Kerapatan volume ditetapkan dalam g/cm maka kerapatan isi
lapisan berstruktur halus biasanya berkisar 1,0 – 1,3, sedangkan jika
tekstur tanah itu kasar, maka kisaran itu selalu diantara 1,3 – 1,8.
Semakin berkembang struktur tanah lapisan oleh yang bertekstur
biasanya memiliki nilai berat jenis palsu yang rendah, dibandingkan pada
tanah-tanah berpasir. Semakin remah struktur tanah maka semakin
rendah presentasi bulk density tanah tersebut.(Pairunan, 1985).
Bahan organik juga dapat memperkecil kerapatan isi berat isi tanah.
Presentasi bulkdensity akan besar apabila bahan organik yang terdapat
pada

tanah

tersebut

sedikit,dan

begitupun


sebaliknya. Tanah-tanah

organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan
tanah-tanah

mineral.

Variasi-variasi

yang

ada

perlu

diperhatikan

tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi
menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifatsifat fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan
tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi


karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan
organik memperbesar porositas tanah.(Rafidi S, 1982).
Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon bagian atas dari
bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density bagian permukaan tanah
lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki
nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral.
Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik
itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya
Bulk

Density

itu

berkisar

antara

0,2–0,6


gr/cm 3.

Bahan

organik

memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan
daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan
tanah.Tanah yang bertekstur halus mempunyai berat isi yang lebih rendah
daripada tanah berpasir(Saifuddin S, 1988).
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat
suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit
meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk
menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang
di dasarkan pada berat tanah per hektar.(Hardjowigeno, 1992).
Bulk density sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
karena berhubungan bahan organik di dalam tanah. Dimana semakin
banyak bahan organik di dalam tanah maka semakin tinggi bulk
densitynya dan semakin besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman. Selain itu, kita ketahui bahwa bulk density mempunyai
hubungan timbal balik dengan porositas.(Islami T, 1995).
Dimana semakin tinggi bulk density di dalam tanah maka semakin
rendah porositas di dalam tanah maka semakin baik pula dijadikan media
yang baik untuk melangsungkan kehidupan tanaman untuk mencapai
produktivitas yang tinggi. Semakin tinggi porositas tanaman maka
semakin kecil kemungkinan tanaman untuk hidup lama karena akar tidak
dapat menahan batang (Islami T,1995).
Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering
dianggap sama dengan 2.000.000 kg (Hardjowigeno, 1992). Tanah 1
hektar dapat menghasilkan beberapa ton hasil tanaman bergantung pada
jenis tanaman yang dibudidayan. Dalam perkebunan kelapa sawit, satu
pohon minimal akan mendapatkan berat TBS (Tandan Buah Segar)

minimal 3 kilogram dengan rata – rata penghasilan 5-6 ton per hektar,
artinya 1 ton bobot tanah menghasilkan sekitar 0,0025-0,003 ton atau
2,5-3 kg hasil kelapa sawit. Dalam perkebunan karet, hasil sadap karet 1
ha biasanya akan mampu menghasilkan karet atau lateks sebanyak 1,5
ton setiap tahunnya, artinya 1 ton bobot tanah menghasilkan sekitar
0,00075 ton atau 0,75 kg karet. Per hektar lahan yang ditanami padi
menghasilkan rata-rata 7 ton GKP (Gabah Kering Pungut), artinya 1 ton
bobot tanah menghasilkan sekitar 0,0035 ton atau 3,5 kg GKP. Per hektar
lahan yang ditanami Bawang Merah dapat menghasilkan 8-15 ton, artinya
1 ton bobot tanah menghasikan sekitar 0,004-0,0075 ton atau 4-7,5 kg
bawang merah. Per hektar lahan yang ditanami cabai dapat menghasilkan
8-10 ton, artinya 1 ton bobot tanah menghasilkan sekitar 0,004-0,005 ton
atau 4-5 kg tanaman cabai.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1