Organisme Penganggu Tanaman OPT. doc

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Organisme Penganggu Tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas
produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun
perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi
tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman
secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata, moluska.
Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan
oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat
tinggi (Aderisandi, 2012).
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari
751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia.
Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama. Sebagian bersifat
sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Kebanyakan spesies serangga
bermanfaat bagi manusia.Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi
dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun.Karena
alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan
hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi,
kemampuan


memakan

jenis

makanan

yang

berbeda,

dan

kemampuan

menyelamatkan diri dari musuhnya (Daisugi, 2011).
Dalam kehidupan manusia, serangga berperan penting antara lain di
bidang pertanian yaitu sebagai pembantu terjadinya penyerbukan : di bidang

2
ekonomi seperti produksi sutera dari ulat sutera, madu dari lebah, sebagai bahan

insulin, kupu-kupu : sebagai makanan, seperti rayap dan belalang : dekompser,
pemakan bangkai (entomologi forensik), pemakan kotoran (sakrofag), menambah
kesuburan tanah, pengobatan, dan bahan untuk penelitian. Serangga termasuk
filum arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas, tubuh
bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras (exosceleton). Serangga
digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena memiliki enam buah (tiga
pasang) kaki yang terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi ciri khas
serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum arthropoda
seperti laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang (crustacea), lipan dan
luwing (myriapoda) (Hadi, 2009).
Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta).
Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen, podos =
kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan
simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang
paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan
dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku
(Ibrahim, 2012).
Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman
untuk keperluan penelitian lebih lanjut.Fungsi dari herbarium adalah membantu

identifikasi tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri
morfologinya. Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan

3
yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan
diidentifikasi (Suheriyanto, 2008).
Herbarium memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah
dan herbarium kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil
eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya.
Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara
pengeeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa
diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembuatan herbarium yaitu (Steenis,
1981) :
1.
2.
3.
4.

Tahap Pengumpulan.

Cara Mengeringkan.
Pengawetan.
Pembuatan Herbarium.

Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah

untuk

mengetahui

dan dapat

menggambarkan struktur anatomi luar serangga. Dan mengetahui cara pembuatan
herbarium tanaman.

TINJAUAN PUSTAKA
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain: dua buah (sepasang) mata
(facet), sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang


4
sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama
abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.
Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen
abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung
abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit dan
penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang
maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan
palpus labialisnya (Jumar, 2000).
Pada manusia dan berbagai jenis hewan, rangka terdapat di dalam tubuh
yang disebut endoskleton, sedangkan pada serangga dan sebagian hewan lainnya
rangka terdapat di luar tubuh yang disebut eksoskeleton. Dinding tubuh serangga
tidak hanya berfungsi untuk melindungi bagian luar tubuh tetapi juga merupakan
struktur untuk memperkokoh tubuh dan juga sebagai tempat melekatnya otot
(Ibrahim, 2012).
Dinding tubuh serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kutikula merupakan
lapisan luar yang berisi pigmen dan zat lainnya termasuk ikatan kimia yang khas
disebut khitin, hipodermis berupa lapisan seluler berada di bawah kutikula,
membran basal berupa lapisan non seluler yang tipis di bawah hipodermis.
Dinding tubuh secara keseluruhan menutupi serangga dan melekuk ke arah dalam

pada beberapa bagian tubuh membentuk bumbung pengokoh. Trakea (pembuluh
pernafasan), serta ujung depan dan belakang saluran pencernaan dilapisi kutikula
(Ibrahim, 2012).
Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata
majemuk dilindungi oleh bagain transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana

5
terbagi menjadi sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yaitu disebut
sebagia facet. Setiap facet merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut
ommatididum. Adanya struktur ini akan memberikan gambaran mozaik seperti
pada udang. Diantara beberapa serangga, kemungkinan belalang mampu
membedakan warna (Ibrahim, 2012).
Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape
yang merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan
pedisel, dan dan ruas ketiga disebut dengan flagellum. Bentuk dan ukuran antena
pada setiap jenis serangga berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga
dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu:
1.

Filiform: menyerupai benag, tiap-tiap segmen yang membentuk antena

ukurannya sama, misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).

2.

Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan
berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae.

3.

Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena makin
ramping, misalnya Isoptera.

4.

Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya
Coccinellidae.

5.

Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba

membesar, misalnya Nitidulidae.

6.

Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.

7.

Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang
lebih

kecil

yang

misalnya Formicidae.

membentuk

sudut


dengan

segmen

pertama,

8.

6
Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya
Pyrochoroidae.

9.

Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut.

10. Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate:


seakan-akan

dari

segmen

antena

keluar

lagi

antena,

misalnya Muscidae.
12. Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk
jantan.
13. Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya
Scarabaidae.
14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan,

misalnya Rhipiceridae (Jumar, 2000).
Adapun fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun
padaumumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan
pencium. Selain dua fungsi utama antena yang telah disebutkan diatas beberapa
fungsi lain dari antena serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk
mengetahui tempat-tempat makanan (mangsa) (Jumar, 2000).
Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe
umum, yaitu mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut
pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan
serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya
(Daisugi, 2011).
Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti
probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair

7
dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang
atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut belalang dan jangkrik. Tipe
mulut penusuk-penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang
yang panjang dan runcing. Contohnya nyamuk. Mulut penghisap yaitu mulut tipe
penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat
digulung, contohnya mulut kupu kupu.dan mulut penjilat yaitu mulut tipe penjilat
dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan
lalat (Jumar, 2000).
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen.
Torak juga merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak
terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura
tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum (Jumar, 2000).
Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior): adalah
bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai
depan, mesothorax (tengah) bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau
dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang sayap depan dan metathorax
(posterior) bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi
sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang. Tiap-tiap segmen
tertutup oleh eksokeleton, di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral disebut
pleura, dan di bagan ventral disebut sternum (Jumar, 2000).
Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang
sayap.Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut
tegmina atau elytra. Istilah tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari
anggota Orthoptera (contohnya belalang), sedangkan elytra digunakan untuk

8
sebutan sayap anterior anggota oro Coleptera (contonya kumbang). Sayap pada
segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau dari strukturnya sebuah
sayap terdiri atas membran atas dan membran bawah. Sayap sebenarnya
merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan
saraf yang bercabang-cabang. Di dalam vena sayap terdapat trakhea dan serabut
saraf yang halus. Sayap anterior berupa lembaran tipis dan transparan. Pada waktu
istirahat, sayap posterior terdapat di bawah sayap anterior. Berdasarkan
perbandingan dari aneka ragam sayap, pada dasarnya tetap mengikuti prinsip
rangkaian vena longitudinal dari anterior menuju ke posterior yaitu:
a. Kosta, tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap.
b. Sub kosta: ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal, ada
kemungkinan berhubungan dengan kosta melalui vena humeral.
c. Radius, dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sedangkan cabang
ke-2 disebut sektor radial dan ujung dari sektor radial bercabang.
d. Media, kedua cabang menghasilkan 4 cabang.
e. Kubitus, cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang.
f. Anal, vena yang tidak bercabang dan bernomor ke 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya,
penomoran ini dimulai dari sisi anterior menuju ke posterior (Jumar, 2000).
Di sisi lateral mesothraks dan metathoraks terdapat spirakel yang
merupakan lubang dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang
kaku. Setiap kaki terssun atas 5 segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal
ke distal sebagai berikut:
1. Coxa, bersendi dengan tubuh.
2. Trochanter, kecil berbentuk segitiga.

9
3. Femur, khusus femur dari kaki metathoraks membesar dan mengandung otot
yang digunakan untuk melompat.
4. Tibia, ramping dan berduri.
5. Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan
tibia memiliki 3 bantalan pada pemrukaan ventral. Sedangkan segmen paling
ujung dilengkapi sepasang cakar yang terletak diantara lobus berdaging
(pulvillus) (Jumar, 2000).
Abdomen serangga

merupakan

bagian

tubuh

yang

memuat

alat

pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa
ruas, rata-rata 9-10 ruas jumlah segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan
masing-masing segmen membawa sepasang apendiks rudimenter (Jumar, 2000).
Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki apendiks
dan sejumlah segmen biasanya mereduksi. Segmen pertama abdomen belalang
berfusi dengan metathoraks. Hasil penggabungan ini hanya terdri atas tergum saja,
dan disetiap sisi segmen ini terdapat sebuah membran tympani berbentuk oval
yang merupakan penutup sebuah kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan ke
10 sternumnya berfusi, sedangkan tergumnya hanya sebagian saja yang berfungsi.
Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan membentuk alat genitalia. Pada
hewan jantan terdiri atas lempeng sub genital, 2 lempeng podical, dan 2
cerci (Jumar, 2000).
Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podical, 2 cerci, dan 3
pasang lempeng yang dapat digerakkan dimana membentuk ovipositor, alat untuk
meletakkan telur Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki
ovipositor, dengan demikian serangga ini menggunakan cara lain untuk

10
meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut terdapat dalam ordo Thysanoptera,
Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga ini biasanya akan
menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat
memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telurtelurnya (Jumar, 2000).
Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini
berperan sebagai kerangka luar (eksoskleleton).
Anatomi Luar Integumen
Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu:
1. Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih.
2. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel.
3. Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1m.
Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya
yaitu epikutikula, dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula lapisan
endokutikula dan eksokutikula. Epikutikula merupakan lapisan tipis yang
biasanya terdiri dari :
1. Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).
2. Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air (Aderisandi, 2012).
Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan
eksokutikula, disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses
pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila
keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan gas. Pada kutikula sering
dijumpai :
1. sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar

11
2. sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah
3. apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula
Secara garis besar bagian tubuh serangga terdiri dari kepala, thoraks, dan
abdomen (Aderisandi, 2012).
Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan
sebagai berikut:
1. Saltatorial Tungkai belakang belalang yang digunakan untuk meloncat, dengan
bentuk femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur
tungkai depan dan tungkai tengah. Contoh: Valanga nigricornis (belalang).
2. Raptorial: Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa,
sehingga ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang
lainnya. Contoh: Stagmomantis carolina (belalang sembah).
terdiri dari lapisan yang lebih tebal dibandingkan epikutikula. Prokutikula
terdiri dari
3. Kursorial: Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh:
Periplaneta australasiae (kecoa).
4. Fosorial: Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah. Contoh:
Gryllotalpa africana (orong-orong).
5. Natatorial: Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk
berenang. Contoh: Hydrophilus triangularis (kumbang air).
6. Korbikulum: Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari.
Contoh : Apis cerana (lebah madu) (Jumar, 2000).
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan
kepemilikan sayap, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan kelompok

12
serangga tidak bersayap (Apterygota). Sayap merupakan tonjolan integumen dari
bagian mesopleuron dan metapleuron. Sayap diperkuat oleh satu deretan rangkarangka sayap yang bersklerotisasi, yang mengandung syaraf, trakea, dan
hemolimf. Permukaan atas dan bawah sayap terbuat dari bahan kitin tipis. Bagian
tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh sayap.
Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel (Daisugi, 2011).
Dalam botani, herbarium kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar
(English) adalah koleksi spesimen tanaman diawetkan. Spesimen ini mungkin
seluruh tanaman atau bagian tanaman.ini biasanya akan berada dalam bentuk
kering, dipasang pada selembar kertas, tetapi tergantung pada materi juga dapat
disimpan dalam alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering
digunakan dalam mikologi untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur
diawetkan, atau dikenal sebagai sebuah fungarium.Istilah ini juga dapat merujuk
pada bangunan di mana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak hanya
menyimpan tetapi meneliti ini spesimen. Spesimen yang di herbarium sering
digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan takson tanaman,
beberapa spesimen mungkin jenis. Xylarium adalah spesimen herbarium yang
mengkhususkan diri dalam kayu. Sebuah hortorium (seperti di Liberty Hyde
Bailey Hortorium) adalah salah satu yang mengkhususkan diri dalam spesimen
pengawetan dan pembudidayaan tanaman (Tjitrosoepomo, 1993).
Untuk menjaga bentuk dan warna, tanaman dikumpulkan di lapangan
tersebar rata pada lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan
tanaman, antara tinta atau kertas penyerap. Spesimen, yang selanjutnya dipasang
pada lembaran kertas putih kaku, diberi label dengan semua data penting, seperti

13
tanggal dan tempat ditemukan, deskripsi tanaman, ketinggian, dan kondisi habitat
khusus.Lembar ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung. Sebagai
pencegahan terhadap serangan-serangga, tanaman ditekan dibekukan atau diracun
dan kasusnya didesinfeksi. Kelompok-kelompok tertentu tanaman yang lembut,
besar, atau tidak bisa menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran.
Untuk tanaman ini, metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat
digunakan (Tjitrosoepomo, 1993).
Herbarium sangat penting untuk studi taksonomi tanaman, studi tentang
distribusi geografis, dan stabilisasi nomenklatur. Oleh karena itu diinginkan untuk
menyertakan dalam spesimen sebanyak mungkin tanaman (misalnya, bunga,
batang, daun, biji, dan buah). Linnaeus Herbarium, sekarang menjadi milik
Linnean Society di Inggris. Spesimen disimpan di herbarium dapat digunakan
untuk katalog atau mengidentifikasi flora daerah. Sebuah koleksi besar dari area
tunggal digunakan dalam menulis panduan lapangan atau manual untuk
membantu dalam identifikasi tanaman yang tumbuh di sana. Dengan spesimen
yang tersedia, penulis panduan ini akan lebih memahami variabilitas dalam bentuk
tanaman dan distribusi alam dimana tanaman tumbuh. Herbarium juga
melestarikan catatan sejarah perubahan vegetasi dari waktu ke waktu. Dalam
beberapa kasus, tanaman menjadi punah di satu wilayah, atau mungkin menjadi
punah sama sekali. Dalam kasus tersebut, spesimen yang diawetkan di herbarium
yang dapat mewakili catatan hanya distribusi asli pabrik (Tjitrosoepomo, 1993).

14

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
2.
3.
4.

Belalang (Dissosteira carolina).
Capung (Neurothemis sp)
Kumbang (Leptinotarsa decemlineata)
Kupu-kupu (Appias libythea)

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kertas HVS
2. Alat Tulis
3. Alas
Waktu dan Tempat
Praktikum biologi pertanian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03
Desember 2014 pukul 13.30-15.30 WITA. Tempat di Lapangan depan Pasca
Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

16
Dalam praktikum ini meliputi beberapa tahapan daalam pelaksanaannya yaitu:
1.
2.
3.
4.

Siapkan alat dan bahan.
Amati bagian tubuh serangga yang telah disiapkan.
Gambar tubuh serangga di atas HVS
Beri keterangan bagian anatomi luar tubuh serangga berdasarkan struktur
tubuh serangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
dilihat pada beberapa table berikut :
Tabel 1. Gambar Belalang (Dissosteira carolina)
Klasifikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Subordo
Family
Genus
Spesies

: Animalia
: Artropoda
: Insecta
: Lipedoptera
: Glossata
: Hesperridae
: Heteroneura
: Dissostera carolina

Tabel. 2. Gambar Capung (Neurothemis sp)
Klasifikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kingdom : Animalia
Filum
: Artropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Neuroptera
Family : Aeschnidae
Genus
: Anax
Spesies
: Anax imperator

18
Tabel 3. Gambar Kumbang (Leptinotarsa decemlineata)
Klasifikasi:
1. Kingdom : Animalia
2. Divisi
: Rhopalocera
3. Filum
: Artropoda
4. Kelas
: Insecta
5. Ordo
: Coleoptera
6. Family
: Scrabidae
7. Genus
: Phylopoga
8. Spesies
: Phylopog
pontancensis.

Tabel 4. Gambar Kupu-kupu (Appias libythea)
Klasifikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pembahasan

Kingdom : Animalia
Divisi
: Rhopalocera
Filum
: Artropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lipedoptera
Subordo : Glossata
Family : Hesperridae
Genus
: Heteroneura
Spesies
: Ropalocera

19
Dari hasil pengamatan anatomi luar tubuh pada serangga yang diamati
yaitu belalang (Dissosteira carolina), capung (Neurothemis sp), kumbang
(Leptinotarsa decemlineata), dan kupu-kupu (Appias libythea), didapat hasil
pengamatan sebagai berikut :
Belalang (Dissosteira carolina), mempunyai bagian-bagian seperti antena,
kepala, thoraks, abdomen, ovipositor, oseli, mulut, femur, sayap, dan torkus.
Belalang merupakan serangga (insecta) pemakan tumbuhan (herbivora) yang
berasal dari ordo orthoptera atau serangga bersayap lurus.
Capung (Neurothemis sp), mempunyai bagian-bagian seperti kepala,
antena, mulut, mata, kaki, badan, sayap, dan ekor.Capung umumnya bertubuh
relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping.
Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis
yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan
hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.
Kumbang (Leptinotarsa decemlineata), memiliki bagian-bagian seperti
kepala, antena, mulut, kumis, mata, kaki depan, kaki tengah, kaki belakang, sayap
luar,sayap dalam, torax dan abdomen. kumbang memiliki dua pasang sayap.
Pasangan sayap yang berada di depan disebut elytra. Pasangan sayap ini mengeras
dan menebal yang dapat melindungi pasangan sayap di belakangnya dan juga
melindungi bagian belakang tubuh kumbang.
Kupu-kupu (Appias libythea), memilki bagian-bagian seperti kepala,
antena, belalai, kaki, sayap, torax, dan abdomen. Kupu-kupu mempunyai badan
yang dilengkapi dengan dua pasang sayap. Badan itu terdiri dari tiga bagian yaitu
kepala, toraks (bagian tengah) dan abdomen. Tubuhnya dilapisi bulu-bulu kecil

20
sebagai sensor, dan sayap nya memiliki sisik, yang dapat berperan sebagai
hormon selama proses perkawinan.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan pembahasan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.

Serangga memiliki cara merusak tanaman yang berbeda-beda antara lain yaitu

2.

mengisap, menjilat dan menusuk.
Serangga memiliki beberapa bagian yang terdiri dari kepala (caput) yaitu
mata, mulut, antena, dan cula serta dada yang terdiri dari kaki dan perut

3.

(abdomen).
Struktur tubuh serangga bagian dalam terdiri dari beberapa sistem yaitu
sistem pencernaan, sistem saraf, sistem pernafasan, sistem sirkulasi, dan

4.

sistem reproduksi.
Belalang merupakan serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo
Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek

5.

dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek.
Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak

6.

sempurna (Hemimetabola).
Kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan
tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

22
Aderisandi, 2012. Metamorfosis Belalang,
http:// adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/ metamorfosisbelalang/. Diakses pada tanggal 08 Desember 2014.
Banjarbaru.
Daisugi, 2011.Anatomi kupu-kupu, http://jujujitu.blogspot.com/2011/07/anatomikupu-kupu.html/. Diakses pada tanggal 08 Desember 2014.
Banjarbaru.
Hadi, 2009.Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu : Yogyakarka.
Ibrahim, G. 2012. Anatomi belalang, http://netitomo.blogspot.com/anatomi/
belalang.html/. Diakses pada tanggal 09 Desember 2014.
Banjarbaru.
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.Sakura, H, R. 2012.
Study Identifikasi Serangga Belalang, http:
//haerynshared.blogspot.com/2012/05/study-identifikasi-seranggabelalang.html/. Diakses pada tanggal 09 Desember 2014.
Banjarbaru.
Steenis, 1981.Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.
Suheriyanto, 2008.Ekologi Serangga. UIN Malang Press.
Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi Umum Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press