LAPORAN EKOLOGI PERTANIAN FAKTOR BIOTIK ID
LAPORAN EKOLOGI PERTANIAN
FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK
Oleh :
Nama
NIM
Kelas
Asisten
Prodi
: NOVIANTI PUTRI FRIDA
: 165040200111039
: M
: DHAYU KRISTANTO
: AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK
1. Faktor biotik dan pengaruhnya terhadap tanaman
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk
hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem,
tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen,
dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga
meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme,
cendawan, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi,
invertebrata, dan vertebrata serta manusia. Setiap komponen biotic
memiliki cara hidup sendiri yang akan menentukan interaksi dengan
komponen biotik lainnya dan komponen abiotik.
Contoh komponen biotik meliputi :
Produsen (organisme autotrof)
Organisme autotrof disebut juga produsen adalah organisme
yang dapat menghasilkan makanannya sendiri. Produsen
membuat makanan dengan menyerap senyawa dan zat-zat
anorganik untuk kemudian diubah menjadi senyawa organik
melalui proses fotosintesis. Ciri khusus organisme yang
tergolong autotrof adalah adanya klorofil dalam tubuhnya,
seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Di dalam suatu
ekosistem tumbuhan hijau merupakan suatu produsen. Dalam
interaksi komponen biotik dan abiotik, organisme autotrof
merupakan awal dari terciptanya keseimbangan ekosistem.
Makhluk hidup yang tergolong produsen, meliputi makhluk
hidup yang melakukan fotosintesis (tumbuhan, bakteri
fotosintesis, ganggang hijau, ganggang hijau-biru).
Konsumen (organisme heterotrof)
Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun senyawa
organik atau membuat makanannya sendiri. Komponen
heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahanbahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen
makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan
sendiri. Oleh karena itu, manusia dan hewan memperoleh
makanan dari tumbuhan. Organisme yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri tetapi menggunakan makanan yang
dihasilkan oleh organisme lain disebut konsumen.Konsumen
mencakup semua makhluk hidup yang mendapatkan
makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain.
Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga
sebaliknya, konsumen mempengaruhi kelangsungan hidup
produsen. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan,
jamur, dan mikroba.
Pengurai (dekomposer)
Makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup
mati untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang
diperlukan. Atau juga bisa disebut organisme yang merubah
bahan-bahan organik dari organisme yang sudah mati menjadi
senyawa anorganik melalui proses dekomposisi. Pengurai
berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke
produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen
akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh
pengurai. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil
yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Beberapa makhluk
hidup dari kelompok bakteri dan jamur merupakan contoh
makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai. Dengan
peristiwa pembusukan dengan bantuan pengurai ini, zat-zat
yang dulu menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan
dan dirombak. Hasilnya digunakan oleh tumbuhan untuk
membuat makanan. Pengurai disebut juga konsumen makro
(sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih
besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang
disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisasisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe
dekomposisi ada tiga, yaitu:
aerobik : oksigen adalah penerima elektron /
oksidan
anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik
sebagai penerima elektron /oksidan
fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang
teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem
akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai
komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai
komponen autotrof, plankton yang terapung di air
sebagai komponen pengurai, sedangkan yang
termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
2. Faktor abiotik dan pengaruhnya terhadap tanaman
Faktor abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
berupa mahluk mati yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan komponen
biotik. Berikut ini adalah beberapa contoh komponen abiotik :
a. Udara dan Mineral
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat
diperlukan makhluk hidup. Hewan dan manusia menggunakan
oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan
mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan
mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses fotosintesis
dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen
ini dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk
hidup.Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang
berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan adanya
saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk
hidup dan lingkungannya.Zat-zat kimia dalam bentuk gas
maupun mineral sangat diperlukan makhluk hidup. Sebagian
besar makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup tanpa
oksigen. Sementara itu, ada makhluk hidup yang tidak
membutuhkan karbon dioksida, akan tetapi tumbuhan justru
membutuhkannya untuk membuat makanan (fotosintesis).
b. Sinar Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting
untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan
dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan
rasa hangat untuk semua makhluk. Keberadaan sinar matahari
merupakan faktor penting dalam ekosistem. Tanpa sinar
matahari, produsen tidak akan dapat membuat makanan. Tanpa
produsen, konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup.
Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun
masing-masing memerlukan intensitas yang berbeda. Ada
tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari yang banyak,
seperti jagung dan rumput. Akan tetapi, ada juga tumbuhan yang
membutuhkan sinar matahari dengan intensitas rendah, seperti
anggrek dan tumbuhan paku.Sinar matahari juga memengaruhi
kehidupan hewan. Ada hewan yang memerlukan suasana terang
untuk melihat, namun ada juga hewan yang hanya memerlukan
sedikit cahaya untuk melihat.
c. Air
Air merupakan pelarut mineral-mineral tanah sangat
penting bagi tumbuhan dan keperluan dalam tubuh hewan, serta
sebagai medium bagi makhluk hidup. Air dapat berbentuk padat,
cair, dan gas. Di alam, air dapat berbentuk padat, misalnya es
dan kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Dalam
kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena
sebagian besar tubuhnya mengandung air. Volume air di bumi
mencapai jumlah 1,4 milyar km3. Volume tersebut berasal dari
air laut (97%), air tawar (0,75%), dan gunung es (2%). Volume
air di bumi akan bersifat tetap karena adanya siklus hidrologi.
Air merupakan contoh komponen abiotik ekosistem yang
perannya sangat vital bagi kehidupan di bumi. Air digunakan
untuk berbagai keperluan mahluk hidup, mulai dari untuk
fotosintesis, menunjang metabolisme jaringan, dan lain
sebagainya. Ketersediaan air merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keadaan komponen biotik dan abiotik dalam
ekosistem.
d. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan
batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis
(pembentukan mineral). Komponen tanah yang utama, yaitu
bahan organik, air, bahan mineral, dan udara. Tumbuhan
mengambil air dan garam-garam mineral yang ada di dalam
tanah. Sementara manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan
pemukiman, peternakan, perkantoran, pertanian, pertambangan,
perindustrian, dan kegiatan transportasi. Tanah adalah faktor
abiotik yang tersusun oleh kombinasi mineral, air, udara, dan
bahan organik yang berasal dari penguraian tumbuhan atau
hewan. Perbedaan zat penyusun tanah akan menghasilkan jenis
tanah yang berbeda. Tanah berfungsi sebagai tempat hidup
berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah
terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk
mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi
tumbuhan. Jenis tanah akan memengaruhi jenis makhluk hidup
yang berada pada ekosistem. Di tanah yang tandus akan
ditemukan sedikit organisme. Adapun di daerah yang tanahnya
subur dan gembur akan ditemukan banyak organisme.
e. Temperatur atau Suhu
Suhu sangat mempengaruhi lingkungan dan kehidupan
makhluk hidup di lingkungan tersebut. Makhluk hidup hanya
dapat hidup pada temperatur tertentu. Ada makhluk hidup yang
mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula
makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu
tinggi. Misalnya, makhluk hidup yang hidup di daerah dingin
sulit dan bahkan tidak dapat hidup di daerah tropis yang panas,
demikian juga sebaliknya. Suhu merupakan komponen abiotik
yang sering menjadi pembantas keragaman hayati dari sebuah
ekosistem. Perbedaan suhu antar suatu tempat dipengaruhi
banyak faktor. Faktor utamanya adalah radiasi sinar matahari,
garis lintang, dan ketinggian tempat. Pada suhu udara yang
sangat rendah, organisme tertentu melakukan adaptasi morfologi
dengan menebalkan bulu tubuh serta adaptasi tingkah laku
dengan melakukan hibernasi.
f. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup
di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan
menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda
g. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
h. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung
menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang
tertentu saja.
i. Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di
udara dan tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air
di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air
dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban
yang diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-beda. Sebagai
contoh, cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat
lembab.
j. Garam-Garam Mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat,
sulfur, kalsium, dan natrium. Komposisi garam-garam mineral
tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan
ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan
kandungan ion natrium dan klorida di air menentukan tingkat
salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam
mineral (unsur hara) dari tanah dan air untuk proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
http://informasiana.com/fungsi-komponen-abiotik-dan-biotik-serta-contohnyamasing-masing/
http://www.artikelilmu.com/2015/05/pengertian-biotik-dan-abiotik-beserta.html
http://www.artikelind.com/2012/07/faktor-biotik-dan-abiotik.html
http://www.ebiologi.com/2016/03/komponen-biotik-dan-abiotik-pengertian.html
http://www.ilmupengetahuanalam.com/2016/02/pengertian-dan-contohkomponen-biotik-dan-abiotik-dalam-ekosistem.html
http://www.ebiologi.com/2016/03/komponen-biotik-dan-abiotik-pengertian.html
http://www.sridianti.com/pengertian-dan-contoh-faktor-abiotik-ekosistem.html
FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK
Oleh :
Nama
NIM
Kelas
Asisten
Prodi
: NOVIANTI PUTRI FRIDA
: 165040200111039
: M
: DHAYU KRISTANTO
: AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK
1. Faktor biotik dan pengaruhnya terhadap tanaman
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk
hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem,
tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen,
dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga
meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme,
cendawan, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi,
invertebrata, dan vertebrata serta manusia. Setiap komponen biotic
memiliki cara hidup sendiri yang akan menentukan interaksi dengan
komponen biotik lainnya dan komponen abiotik.
Contoh komponen biotik meliputi :
Produsen (organisme autotrof)
Organisme autotrof disebut juga produsen adalah organisme
yang dapat menghasilkan makanannya sendiri. Produsen
membuat makanan dengan menyerap senyawa dan zat-zat
anorganik untuk kemudian diubah menjadi senyawa organik
melalui proses fotosintesis. Ciri khusus organisme yang
tergolong autotrof adalah adanya klorofil dalam tubuhnya,
seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Di dalam suatu
ekosistem tumbuhan hijau merupakan suatu produsen. Dalam
interaksi komponen biotik dan abiotik, organisme autotrof
merupakan awal dari terciptanya keseimbangan ekosistem.
Makhluk hidup yang tergolong produsen, meliputi makhluk
hidup yang melakukan fotosintesis (tumbuhan, bakteri
fotosintesis, ganggang hijau, ganggang hijau-biru).
Konsumen (organisme heterotrof)
Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun senyawa
organik atau membuat makanannya sendiri. Komponen
heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahanbahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen
makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan
sendiri. Oleh karena itu, manusia dan hewan memperoleh
makanan dari tumbuhan. Organisme yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri tetapi menggunakan makanan yang
dihasilkan oleh organisme lain disebut konsumen.Konsumen
mencakup semua makhluk hidup yang mendapatkan
makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain.
Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga
sebaliknya, konsumen mempengaruhi kelangsungan hidup
produsen. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan,
jamur, dan mikroba.
Pengurai (dekomposer)
Makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup
mati untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang
diperlukan. Atau juga bisa disebut organisme yang merubah
bahan-bahan organik dari organisme yang sudah mati menjadi
senyawa anorganik melalui proses dekomposisi. Pengurai
berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke
produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen
akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh
pengurai. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil
yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Beberapa makhluk
hidup dari kelompok bakteri dan jamur merupakan contoh
makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai. Dengan
peristiwa pembusukan dengan bantuan pengurai ini, zat-zat
yang dulu menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan
dan dirombak. Hasilnya digunakan oleh tumbuhan untuk
membuat makanan. Pengurai disebut juga konsumen makro
(sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih
besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang
disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisasisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe
dekomposisi ada tiga, yaitu:
aerobik : oksigen adalah penerima elektron /
oksidan
anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik
sebagai penerima elektron /oksidan
fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang
teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem
akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai
komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai
komponen autotrof, plankton yang terapung di air
sebagai komponen pengurai, sedangkan yang
termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
2. Faktor abiotik dan pengaruhnya terhadap tanaman
Faktor abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
berupa mahluk mati yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan komponen
biotik. Berikut ini adalah beberapa contoh komponen abiotik :
a. Udara dan Mineral
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat
diperlukan makhluk hidup. Hewan dan manusia menggunakan
oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan
mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan
mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses fotosintesis
dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen
ini dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk
hidup.Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang
berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan adanya
saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk
hidup dan lingkungannya.Zat-zat kimia dalam bentuk gas
maupun mineral sangat diperlukan makhluk hidup. Sebagian
besar makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup tanpa
oksigen. Sementara itu, ada makhluk hidup yang tidak
membutuhkan karbon dioksida, akan tetapi tumbuhan justru
membutuhkannya untuk membuat makanan (fotosintesis).
b. Sinar Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting
untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan
dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan
rasa hangat untuk semua makhluk. Keberadaan sinar matahari
merupakan faktor penting dalam ekosistem. Tanpa sinar
matahari, produsen tidak akan dapat membuat makanan. Tanpa
produsen, konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup.
Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun
masing-masing memerlukan intensitas yang berbeda. Ada
tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari yang banyak,
seperti jagung dan rumput. Akan tetapi, ada juga tumbuhan yang
membutuhkan sinar matahari dengan intensitas rendah, seperti
anggrek dan tumbuhan paku.Sinar matahari juga memengaruhi
kehidupan hewan. Ada hewan yang memerlukan suasana terang
untuk melihat, namun ada juga hewan yang hanya memerlukan
sedikit cahaya untuk melihat.
c. Air
Air merupakan pelarut mineral-mineral tanah sangat
penting bagi tumbuhan dan keperluan dalam tubuh hewan, serta
sebagai medium bagi makhluk hidup. Air dapat berbentuk padat,
cair, dan gas. Di alam, air dapat berbentuk padat, misalnya es
dan kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Dalam
kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena
sebagian besar tubuhnya mengandung air. Volume air di bumi
mencapai jumlah 1,4 milyar km3. Volume tersebut berasal dari
air laut (97%), air tawar (0,75%), dan gunung es (2%). Volume
air di bumi akan bersifat tetap karena adanya siklus hidrologi.
Air merupakan contoh komponen abiotik ekosistem yang
perannya sangat vital bagi kehidupan di bumi. Air digunakan
untuk berbagai keperluan mahluk hidup, mulai dari untuk
fotosintesis, menunjang metabolisme jaringan, dan lain
sebagainya. Ketersediaan air merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keadaan komponen biotik dan abiotik dalam
ekosistem.
d. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan
batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis
(pembentukan mineral). Komponen tanah yang utama, yaitu
bahan organik, air, bahan mineral, dan udara. Tumbuhan
mengambil air dan garam-garam mineral yang ada di dalam
tanah. Sementara manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan
pemukiman, peternakan, perkantoran, pertanian, pertambangan,
perindustrian, dan kegiatan transportasi. Tanah adalah faktor
abiotik yang tersusun oleh kombinasi mineral, air, udara, dan
bahan organik yang berasal dari penguraian tumbuhan atau
hewan. Perbedaan zat penyusun tanah akan menghasilkan jenis
tanah yang berbeda. Tanah berfungsi sebagai tempat hidup
berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah
terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk
mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi
tumbuhan. Jenis tanah akan memengaruhi jenis makhluk hidup
yang berada pada ekosistem. Di tanah yang tandus akan
ditemukan sedikit organisme. Adapun di daerah yang tanahnya
subur dan gembur akan ditemukan banyak organisme.
e. Temperatur atau Suhu
Suhu sangat mempengaruhi lingkungan dan kehidupan
makhluk hidup di lingkungan tersebut. Makhluk hidup hanya
dapat hidup pada temperatur tertentu. Ada makhluk hidup yang
mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula
makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu
tinggi. Misalnya, makhluk hidup yang hidup di daerah dingin
sulit dan bahkan tidak dapat hidup di daerah tropis yang panas,
demikian juga sebaliknya. Suhu merupakan komponen abiotik
yang sering menjadi pembantas keragaman hayati dari sebuah
ekosistem. Perbedaan suhu antar suatu tempat dipengaruhi
banyak faktor. Faktor utamanya adalah radiasi sinar matahari,
garis lintang, dan ketinggian tempat. Pada suhu udara yang
sangat rendah, organisme tertentu melakukan adaptasi morfologi
dengan menebalkan bulu tubuh serta adaptasi tingkah laku
dengan melakukan hibernasi.
f. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup
di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan
menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda
g. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
h. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung
menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang
tertentu saja.
i. Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di
udara dan tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air
di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air
dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban
yang diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-beda. Sebagai
contoh, cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat
lembab.
j. Garam-Garam Mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat,
sulfur, kalsium, dan natrium. Komposisi garam-garam mineral
tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan
ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan
kandungan ion natrium dan klorida di air menentukan tingkat
salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam
mineral (unsur hara) dari tanah dan air untuk proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
http://informasiana.com/fungsi-komponen-abiotik-dan-biotik-serta-contohnyamasing-masing/
http://www.artikelilmu.com/2015/05/pengertian-biotik-dan-abiotik-beserta.html
http://www.artikelind.com/2012/07/faktor-biotik-dan-abiotik.html
http://www.ebiologi.com/2016/03/komponen-biotik-dan-abiotik-pengertian.html
http://www.ilmupengetahuanalam.com/2016/02/pengertian-dan-contohkomponen-biotik-dan-abiotik-dalam-ekosistem.html
http://www.ebiologi.com/2016/03/komponen-biotik-dan-abiotik-pengertian.html
http://www.sridianti.com/pengertian-dan-contoh-faktor-abiotik-ekosistem.html