PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA
SMA MENGGUNAKAN PROGRAM PHET DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES
123

Eka Liandari1) Supriyadi2) Nelda Yulita3)
Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta 13220.ishlah.ekl@gmail.com

ABSTRAK
Kualitas pembelajaran fisika dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran
yang baik serta didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Penelitian ini
bertujuan menghasilkan LKS praktikum virtual sebagai media pembelajaran fisika untuk siswa kelas
XI semester 2 pada pokok bahasan teori kinetik gas dengan pendekatan keterampilan proses.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur
penelitian dan pengembangan ini terdiri dari enam tahap, yaitu: 1) analisis kebutuhan, 2)
pengembangan produk, 3) validasi ahli, 4) uji coba lapangan perorangan 5)uji coba lapangan skala
kecil, dan 5) uji coba lapangan skala besar.
LKS yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh tim ahli, dan selanjutnya diujicobakan pada
siswa untuk mengetahui tingkat kelayakan media tersebut. Berdasarkan aspek-aspek yang telah
ditentukan. Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi fisika, diperoleh skor rata-rata
keseluruhan indikator 89,35% (sangat baik). Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media fisika,

diperoleh skor rata-rata keseluruhan indikator 86,53% (sangat baik). Setelah direvisi, LKS dinilai
oleh guru-guru fisika kemudian uji empirik oleh siswa, LKS dinilai sangat baik oleh guru dengan
skor 75,92 % dan hasil uji empirik siswa juga dinilai sangat baik dengan skor 79,65 %.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa LKS praktikum virtual yang dikembangkan
sudah layak untuk digunakan dan disebarluaskan sebagai media pembelajaran fisika menggunakan
program PhET pada pokok bahasan teori kinetik gas dengan pendekatan keterampilan proses.
Kata kunci: penelitian pengembangan, LKS praktikum virtual,PhET
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan fisika, para pendidik kerap kali menemukan bahwa para siswa
mempunyai konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima oleh para ahli ataupun secara ilmiah.
Konsep yang berbeda ini sering disebut miskonsepsi atau salah konsep. Dipandang dari aspek
pemahaman, tujuan mempelajari fisika adalah menguasai dan memahami pengetahuan fisika tanpa
mengabaikan aspek lain, memahami konsep dan perkembangannya adalah sangat penting. Seperti
ungkapan West (1985: 20), “concept development is the major part of school and college learning”.
Oleh karena itu usaha dengan berbagai cara telah dilakukan seefesien dan seoptimal mungkin agar
siswa mempunyai pengetahuan tentang konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teoriteori tentang fisika. Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan
memilih pendekatan, metode, teknik, media, atau evaluasi yang sesuai. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode praktikum.
Terbatasnya sarana laboratorium pada sekolah menengah di Indonesia menjadi faktor
penghambat dalam pelaksanaan praktikum, padahal kegiatan praktikum merupakan suatu keharusan

untuk membangun pembelajaran bermakna pada siswa. Salah satu solusi untuk tetap memberikan
kemampuan pembelajaran bermakna dalam keterbatasan ini atau sebagai bahan alternatif dalam
mengatasi masalah pelaksanaan praktikum yang memerlukan waktu banyak serta biaya yang
mahal adalah dengan praktikum secara virtual. Praktikum virtual merupakan suatu kegiatan
laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Praktikum secara virtual ini tentu memerlukan
suatu laboratorium yang bersifat virtual juga atau biasa disebut virtual lab.
Hampir semua penyedia layanan virtual labs menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar dan masih belum ada arahan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Sebagai bentuk optimalisasi penggunaan layanan virtual labs agar sesuai dengan SK

dan KD yang diinginkan dalam proses pembelajaran, maka dibutuhkan LKS praktikum virtual
sebagai bahan ajar yang dapat memberikan petunjuk secara detail dalam pemanfaatan program ini.
Berdasarkan jabaran masalah di atas, maka penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui
apakah lembar kerja praktikum virtual fisika dengan menggunakan program PhET layak dijadikan
bahan ajar penunjang bagi siswa?
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan LKS praktikum virtual yang dirancang
sedemikian rupa berdasarkan pendekatan keterampilan proses sehingga dapat menunjang dan
menyempurnakan pemanfaatan labolatorium virtual dengan program PhET serta dapat memberikan
pengaruh yang baik terhadap proses belajar sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efesien.
Selain itu, LKS ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi fisika

yang abstrak, membangkitkan motivasi belajar siswa, mengembangkan kemampuan dasar dalam
melakukan eksperimen, menjadi sarana belajar pendekatan ilmiah, dan menunjang materi
pembelajaran.
ISI
Pengembangan
Dalam dunia pendidikan, pengembangan menjadi topik yang selalu hangat untuk
dibicarakan. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi secara masif memberi dampak
terhadap reposisi pembelajaran dan pergeseran pola pembelajaran bagi guru sehingga mendorong
munculnya pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovativ.
Menurut Abdul Majid (2006:24) pengembangan pembelajaran adalah suatu proses
mendesain pembelajaran secara logis dan sistematis dalam rangka menerapkan segala sesuatu yang
akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi
siswa.
Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa atau biasa dikenal dengan LKS merupakan salah satu bahan ajar yang
sering digunakan di sekolah. Biasanya LKS yang digunakan oleh siswa di sekolah dibeli dari
penerbit tertentu, bukan dibuat sendiri oleh guru. Padahal LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh
guru yang bersangkutan sehingga bisa lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan, kondisi
lingkungan sekolah, dan tujuan pembelajaran.
Lembar kerja siswa (LKS) adalah bahan pembelajaran cetak sederhana yang digunakan

peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas berupa soal maupun
kegiatan yang akan dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja siswa didesain untuk membantu
mengembangkan pola pikir siswa dalam penyelesaian masalah dan mempermudah dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga
dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
Fungsi LKS bagi siswa adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun
di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan
pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan
LKS, guru dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif.
Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa
panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
Trianto (2009:223) menyebutkan bahwa komponen-komponen LKS meliputi: judul
eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan,
serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.
Praktikum Virtual
Praktikum secara virtual menurut Sutrisno (2012:43) yaitu kita melakukan percobaan
berbantuan komputer yang telah tersedia dalam software yang siap untuk dioperasikan. Kita seolaholah melakukan praktikum seperti praktikum di labolatorium sebenarnya.
Dalam melakukan praktikum virtual kita membutuhkan Labolatorium virtual atau bisa
disebut dengan istilah virtual labs. Virtual labs adalah serangkaian alat-alat laboratorium yang
berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan

dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada
pada laboratorium sebenarnya. Laboratorium virtual potensial untuk memberikan peningkatan

secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif. Penggunaan laboratorium virtual ini
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan
mengatasi permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu.
Labolatorium virtual dikembangkan untuk membantu siswa mencapai tiga tujuan
pembelajaran,yaitu: (1) untuk menghubungkan pengetahuan prosedural dalam bentuk formula
matematika dan kenyataan aslinya; (2) untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan
prosedural dan keterampilan jadi mereka tidak hanya belajar bagaimana melakukan prosedur
percobaan tapi juga kapan prosedur tersebut dapat berlaku; (3) untuk membantu siswa memahami
penerapan pengetahuan mereka dalam dunia nyata.
Virtual labs ini merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi
dan labolatorium, karena virtual lab ini merupakan hasil perpaduan antara pengembangan perangkat
lunak komputer yang dirancang untuk mewakili sebuah labolatorium sehingga dapat menjadi
alternatif pelaksanaan praktikum yang sulit dilaksanakan secara langsung. Pembelajaran berbasis
virtual lab dapat dijadikan alternatif pengganti untuk mengeleminasi keterbatasan perangkat
labolatorium.
Pembelajaran Fisika SMA

Menurut Trianto (2009: 17), pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih
kompleks pembelajaran hakikatnya usaha sadar dari seorang guru untuk mengajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari penjelasan ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari
seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah
menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Hutagalung (2012: 39) fisika sebagai salah satu pure science merupakan ilmu
yang sangat menunjang untuk dapat mengikuti dan mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat global saat ini.
Di sekolah pembelajaran fisika diajarkan dengan tujuan mempersiapakan siswa agara dapat
menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari dengan melatih melakukan pengamatan,
percobaan, diskusi, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan demikian
siswa dapat menemukan, membuktikan, merealisasikan dan mengaplikasikan suatu konsep dalam
kehidupan sehari-hari.
Jadi, pembelajaran fisika SMA merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan guru fisika sebagai pengajar dan siswa SMA sebagai peserta didik yang menuntut adanya
perubahan dalam hal keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi, agar
proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Program PhET

PhET adalah program simulasi interaktif yang menyediakan berbagai simulasi percobaan
fisika. PhET dari Universitas Colorado di USA menyediakan berbagai praktikum virtual di bidang
sains. Dengan adanya program ini diharapkan siswa dapat menghubungkan fenomena kehidupan
nyata dan ilmu pengetahuan dasar, memperdalam pemahaman dan penghargaan mereka terhadap
dunia fisika.
Semua simulasi PhET tersedia secara bebas dari situs PhET dan mudah digunakan serta
diajarkan di dalam kelas. PhET dapat dijalankan menggunakan program Java dan Flash secara
offline, atau menggunakan web browser standar asalkan Flash dan Java telah terinstall.
Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah salah satu metode pengajaran yang menekankan pada
bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari (Tabrani dalam Soegeng, 2000:67). Menurut
Soegeng (2000:68) dalam belajar keterampilan proses, peserta didik harus aktif. Belajar
keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan belajar konsep. Keduanya merupakan garis kontinyu.
Belajar konsep menekankan pada penghayatan konsep sedangkan keterampilan proses menekankan
pada perolehan dan pemahaman fakta dan prinsip. Belajar keterampilan proses tidak mungkin terjadi

jika tidak ada materi atau bahan yang dipelajari. Sebaliknya, belajar konsep tidak akan terjadi jika
tidak ada keterampilan proses pada tiap peserta didik yang belajar.
Suryosubroto (2009:60-62) menguraikan secara luas dan operasional langkah-langkah
keterampilan proses,yaitu:

1. Pemanasan
Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap,
baik secara mental, emosional, maupun fisik. Kegiatan ini antara lain berupa:
a. Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa atau guru.
b. Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari sebelumnya.
c. Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain
meminta pendapat, menunjukkan gambar, slide, atau benda lain.
2. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan siswa, antara lain kemampuan mengamati, menginterpretasikan,
meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanalan penelitian, serta
mengkomunikasikan hasil penelitian.
a. Pengamatan adalah penggunaan indra secara optimal dalam rangka memperoleh informasi
secara memadai. Pengamatan bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang
gejala atau fenomena tertentu.
b. Interpretasi hasil pengamatan yang bertujuan untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang
lainnya
c. Peramalan, hasil interpretasi kemudian digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan
kejadian yang belum diamati atau akan diamati.

d. Aplikasi konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipejarai dalam situasi baru atau
dalam penyelesaian masalah.
e. Perencanaan penelitian yang bertolak pada seperangkat pertanyaan untuk menguji
kebenaran hipotesis tertentu.
f. Pelaksanaan penelitian bertujuan agar siswa lebih memahami pengaruh variabel yang satu
dengan variabel yang lain.
g. Komunikasi bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai
pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel,
secara lisan atau tertulis.
Dari uraian di atas, pendekatan keterampilan proses adalah metode yang berorientasi pada
cara belajar siswa aktif dan proses penemuan sains melalui serangkaian aktivitas yang
menitikberatkan pada keterampilan siswa untuk menemukan konsep.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan.
Menurut Borg dan Gall dalam Punaji (2010:194) metode penelitian dan pengembangan atau
research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk penelitian. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri
atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana
produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.

Pembahasan Hasil Penelitian
LKS Praktikum Virtual yang dikembangkan ini telah sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar. LKS ini dapat digunakan sebagai bahan ajar oleh guru Fisika tingkat SMA.
LKS praktikum virtual ini bisa menjadi sarana untuk memberikan pembelajaran bermakna kepada
siswa sehingga siswa bisa menemukan konsep fisika dan dapat meningkatkan keterampilan proses,
sikap ilmiah dan motivasi belajar siswa. LKS ini juga bisa digunakan sebagai bahan ajar alternatif
dalam mengatasi masalah pelaksanaan praktikum yang memerlukan waktu lama dan biaya relatif
lebih mahal.

Berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli media pembelajaran serta penilaian oleh
guru-guru fisika dan siswa SMA, LKS praktikum virtual yang dikembangkan diangap sudah
mampu memenuhi kebutuhan siswa mulai dari tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi,
dan evaluasi pembelajaran. Hasil validasi ahli materi fisika menunjukkan bahwa LKS ini telah
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada serta berisikan materi dan
kegiatan pembelajaran yang layak digunakan di sekolah. Hasil validasi ahli media menunjukkan
bahwa pengemasan LKS ini dianggap mampu menarik minat dan keaktifan siswa serta telah
memenuhi komponen LKS yang dibutuhkan. Berikut ini adalah tabel validasi ahli materi dan
media:
Tabel 1. Hasil validasi Ahli Materi Fisika
NO

Indikator
Presentase Rata-Rata
Penilaian
1.

Isi

90,97 %

Sangat baik

2.

Penyajian

86,46 %

Sangat baik

3.

Kebahasaan

90,625 %

Sangat baik

89,35 %

Sangat baik

Rata-rata

Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Media Pembelajaran
Indikator
Presentase Rata-Rata
Penilaian
Isi
91,6 %
Sangat baik
Penyajian LKS
79,46 %
Sangat baik
Kegrafikan
88,54 %
Sangat baik
Sangat baik
Rata-Rata
86,53 %

No.
1
2
3

Hasil penilaian LKS oleh guru fisika dan uji coba siswa menunjukkan bahwa LKS praktikum
virtual ini layak digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran fisika untuk kelas XI
SMA. Hasil uji coba kepada siswa menunjukkan bahwa LKS ini mampu membantu siswa
melakukan kegiatan praktikum virtual, menemukan konsep fisika, meningkatkan motivasi belajar
siswa, melatih keterampilan proses, dan memupuk sikap ilmiah,. Bagian pendahuluan pada awal
LKS bisa memberikan gambaran seputar materi yang akan dipelajari. Tujuan pembelajaran dan
rumusan masalah bisa membantu siswa membuat hipotesis dan menentukan variabel. Jabaran
langkah kerja memudahkan siswa melakukan praktikum secara mandiri. Tabel data pengamatan
memudahkan siswa untuk mengambil data percobaan. Bagian analisis data dan kesimpulan
membantu siswa menafsirkan data, menggali hubungan antar variabel, menemukan konsep fisika,
dan meningkatkan pemahaman siswa. Bagian penerapan lebih lanjut membantu siswa menerapkan
konsep yang sudah dipelajari dalam permasalahan kehidupan sehari-hari.

No.
1.
2.
3.
4.

No.
1.
2.

Tabel 3.Hasil Penilaian Guru Fisika
Indikator
Presentase Rata-Rata
Isi
75,92 %
Penyajian
77,76 %
Kegrafikan
75 %
Kebahasaan
75 %
Rata-Rata
75,92 %

Indikator
Isi
Penyajian

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Siswa
Presentase Rata-Rata
80,2%
81,9 %

Penilaian
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Sangat baik

Penilaian
Sangat baik
Sangat baik

3.
4.

Kegrafikan
Kebahasaan
Rata-Rata

78,3 %
78,2 %
79,65 %

Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik

LKS praktikum virtual yang dikembangkan digunakan sebagai bahan ajar fisika pada
materi teori kinetik gas kelas XI semester 2. Pada dasarnya LKS ini dikembangkan sebagai bahan
ajar mandiri yang dapat digunakan siswa di rumah berulang kali. Pembelajaran dengan
menggunakan LKS praktikum virtual ini selanjutnya diharapkan dapat membantu siswa belajar
mandiri sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS praktikum virtual untuk pembelajaran
fisika SMA menggunakan program PhET dengan pendekatan keterampilan proses, dapat
disimpulkan bahwa LKS praktikum virtual yang dikembangkan sudah layak dan memenuhi syarat
sebagai salah satu bahan ajar di Sekolah Menengah Atas.
Saran
1. Dalam penggunaannya di sekolah, sebaiknya masing-masing siswa mengoperasikan
komputer agar setiap siswa dapat berinteraksi langsung dengan program PhET yang
digunakan dalam LKS praktikum virtual.
2. Penyempurnaan LKS praktikum virtual dalam hal isi, tampilan, dan ilustrasi agar lebih
menarik dan mudah dipahami.
3. Perlu adanya kelanjutan pengembangan LKS praktikum virtual sebagai media
pembelajaran untuk materi, tingkatan, dan bidang studi lain.
4. Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS
praktikum virtual yang telah dihasilkan dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan
teori kinetik gas di kelas XI SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Arief S, Sadiman,dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian,Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2008. Panduan Pengembangan BahanAjar.
http://www.dikmenum.go.id//. Diakses 29 Juli 2011, pukul 11.05 WIB.
Dhari, HM. dan Dharyono, AP. 1988. Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud.
Hamdhani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. 2011. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hutagalung, Andar. 2006 Pengaruh Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pokok Besaran Dan Pengukuran Di Kelas X
SMA Negeri 1 BALIGE Jurnal Online Pendidikan Fisika Volume 1. Medan.
http://dikfispasca.org/andar-m-hutagalung-39-44/. Diakses 1 Februari 2014 pkl 20.05
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Prastowo,Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Setyosari,Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santoso, Soegeng. 2000. Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya. Jakarta: Kreasi Pena
Gading.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cita.
Sumantri, Mulyani, dan Johan Permana. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Permana.
Suparno,Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : Grasindo.
Suparno,Paul. 2009. Pengantar Termofisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.
Trianto. 2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

West,Leo H.R. 1985. Concept Mapping. Chicago: Chicago University Press.
. 2010. Model Pembelajaran Simulasi pada Pelajaran Bahasa Inggris.
http://kukuhsilautama.wordpress.com/2010/01/04/model-pembelajaran-simulasi/. Diakses
2 Desember pukul 20.18.
. 2012. Ayo Manfaatkan Labolatorium Virtual. http://psbpsma.org/content/blog/5204-ayo-manfaatkan-laboratorium-virtual. Diakses 12 desember
pukul 20:16.