Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar 1

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teori
Manajemen keuangan pendidikan sekolah dasar ialah segenap usaha
dalam

rangka

perencanaan

sumber-sumber

keuangan,

pembukuan

penggunaan keuangan, pemeriksanaan keuangan, dan pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan secara efektif dan efisien sehingga dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Ruang lingkup sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat rancangan anggaran (budgeting) sekolah. Setiap tahun
kepala sekolah dibantu oleh guru dan Komite sekolah harus membuat
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau
Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). Rencana ini harus
disahkan dan ditanda tangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite
Sekolah Sekolah, RAPBS atau RKAS.
2. Melakukan pembukuan (accounting) penggunaan keuangan sekolah.
Sebagai bendaharawan sekolah, kepala sekolah memiliki tugas
menerima, menyimpan, mengeluarkan dan mempertanggungjawabkan
uang atau barang kekayaan negara, maka perlu membukukan sebagai
pedoman dasar dalam pelaporan dan pertanggungjawabannya.
3. Melakukan pemerikasaan (auditing) keuangan sekolah. Karena
pekerjaan kepala sekolah menyangkut kekayaan negara, sehingga
setiap saat keadaannya harus siap diperiksa dan keadaannya selalu
cocok dengan kenyataannya.
4. Pelaporan

dan


pertanggungjawaban

pertanggungjawaban

keuangan

keuangan.

merupakan

Pelaporan

tahap

akhir

dan
dari

pengelolaan keuangan.

Penggunaan anggaran dan keuangan sekolah, dari sumber manapun,
apakah itu dari pemerintah, ataupun dari masyarakat perlu didasarkan pada

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |2

prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan. Implementasi prinsip-prinsip
pada penyusunan anggaran pendidikan sekolah, maka sumber dana
sekolah, seharusnya tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari
pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi juga diperoleh dari
sumber dana dari masyarakat. Dengan demikian peran serta masyarakat
dalam bidang masyarakat penyelenggaraan pendidikan dapat dioptimalkan
sesuai dengan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah
harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, yaitu rencana pendapatan
dan pengeluaran harus berimbang, diupayakan tidak menjadi anggaran
pendapatan minus. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penyususnan RAPBS sebagai berikut: 1) menginventarisasi rencana yang
akan dilaksanakan, 2) menyusun rencana berdasarkan skla prioritas
pelaksanaannya, 3) menentukan program kerja dan rincian program, 4)
menetepkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program, 5) menghitung

dana yang dibutuhkan, dan 6) menentukan sumber dana untuk membiayai
rencana.
Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di
lingkungan sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal informasi sebagai
berikut:
1. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan,
penanggungjawab, rencana baru atau lanjutan.
2. Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program
3. Informasi kebutuhan: barang/jasa yang dibutuhkan, volume
kebutuhan.
4. Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang diperlukan untuk
seluruh volume kebutuhan

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |3

5. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian
program, program, rencan kegiatan, dan total anggaran untuk
seluruh rencana kegiatan periode terkait, dan
6. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang
mendukung pembiayaan program.

Dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, jumlah yang direalisasikan bisa
terjadi tidak sama dengan anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah
yang telah dianggarkan. Perbedaan ini harus dianalisis faktor penyebab
dan apabila terjadi revisi RAPBS masih dapat berjalan. Perbedaan antara
realisasi pengeluaran dengan anggarannya dapat terjadi karena sebab
berikut:
1. Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
2. Terjadinya penghematan atau pemborosan
3. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah di
programkan
4. Adanya perubahan perubahan harga yang tidak terantisipasi
5. Penyusunan anggaran yang kurang tepat.
Managemen keuangan harus digunakan sesuai dengan kepentingan
sekolah beserta warga sekolah agar dalam pelaksanaan pengembangan
keuangan dapat terealisasi dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, kepala
sekolah dan komite sekolah diharapkan mampu mengelola keuangan
dengan tepat agar menunjang pendidikan di sekolah tersebut.
Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan yang mempunyai beberapa arti antara lain. Akuntabilitas

sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggungjawabkan
(answerability),

yang

(responsibility),
dapat

dipersalahkan

mempunyai ketidakbebasan (liability).

yang

dapat

dipertanyakan

(blameworthiness)


dan

yang

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |4

Akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan tata kelola
pemerintahan.

Akuntabilitas

dapat

digambarkan

sebagai

sebuah


pertanggungjawaban kepentingan atau sebuah kewajiban untuk memberitahukan
dan menjelaskan tiap tindakan dan keputusan agar dapat disetujui maupun ditolak
bilamana diketemukan adanya penyalahgunaan kewenangan
Dengan

demikian

akuntabilitas

pada

dasarnya

merupakan

suatu

pertanggung jawaban kepada pihak-pihak terkait tentang tindakan dan keputusan
yang diambil. Akuntabilitas tidak hanya pertanggungjawaban secara administrasi,
tetapi juga pertanggungjawaban secara substantif yang akan melihat apakah

penggunaaan uang sudah dilakukan secara tepat sesuai dengan tujuan, fungsi dan
kebutuhan sekolah.
Akuntabilitas dari manajemen sekolah dapat dicapai antara lain melalui
Laporan Keuangan Terpadu karena keterpaduan memungkinkan dihindarinya
pencatatan ganda oleh sekolah.
Prinsip Laporan Keuangan Terpadu
Penyusunan Laporan Keuangan Terpadu dalam kegiatan ini hanya
memasukkan “dana yang dikelola” oleh sekolah. Adapun dana yang tidak dikelola
sekolah (tetapi dikelola oleh Komite dan atau Yayasan) disajikan secara tersendiri.
Yang dimaksud “dana dikelola” disini adalah bahwa pengeluaran dan
pengadministrasian dana tersebut menjadi otoritas sekolah. Dana tersebut tidak
sekedar dipungut, diadministrasikan sekolah tetapi penggunaannya juga menjadi
otoritas sekolah.
Dimana sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Laporan Keuangan Terpadu
sebagai berikut :
1. Mencatat Semua Pengeluaran untuk kegiatan di sekolah yang didanai
dengan berbagai sumber dana. Sesuai dengan namanya laporan ini
mengkonsolidasikan seluruh pemasukan dan pengeluaran uang untuk

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |5


keperluan sekolah, baik investasi maupun operasional. Termasuk dalam
pemasukan sekolah adalah dana dari pemerintah daerah tingkat I dan II
serta pemerintah pusat, baik yang bersifat rutin maupun proyek, dana dari
orang tua atau masyarakat, atau penghasilan sekolah lainnya. Untuk
sekolah atau madrasah besarnya gaji pegawai (pendidik dan tenaga
kependidikan) yang akan diterima sebaiknya juga dimasukkan sebagai
unsur penerimaan maupun pengeluaran.
2. Pencatatan disertai dengan bukti yang sah. Dalam penyusunan LKT
Pencatatan yang dilakukan harus disertai bukti yang sah. Pengeluaran
harus dilakukan pada harga yang wajar serta barang yang diperoleh dapat
dibuktikan keberadaan dan penggunaannya.
3.

Mencatat kesesuaian antara anggaran dan realisasi. Sejalan dengan
akuntabilitas, penerimaan dan khususnya pengeluaran sedapat mungkin
sesuai dengan yang dianggarkan. Kalau ada realisasi pengeluaran yang
tidak sesuai dengan anggaran, perlu ada penjelasan yang dapat
dipertanggung jawabkan.


4.

Sederhana. LKT disusun dalam format yang sederhana agar dapat dibaca
dan dimengerti, bahkan untun orang awam sekalipun. Kesederhanaan
bentuk laporan juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya multi
interpretasi.

Sumber Dana
Dana yang diterima oleh sekolah berasal dari beberapa sumber, berbedabeda menurut jenjang dan jenis sekolah. Beberapa variasi sumber pendanaan
sekolah dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Biaya Operasional Sekolah (BOS); Untuk Sekolah SD/MI dan SMP/MTs
sumber pendanaan umumnya hanya berasal dari satu sumber yaitu berasal
dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
2.

APBD Kabupaten/Kota; Di beberapa Kabupaten/Kota ada pula kebijakan
memberikan dana ke sekolah (SMP/MTs dan SD/MI) yang berasal dari

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |6

APBD II. Penamaan pemberian dana tersebut bermacam-macam ada yang
menyebut dana operasional rutin, dana operasional sekolah (DOS),
Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan sebagainya.
3.

Komite Sekolah/Orang Tua; Di beberapa sekolah sumbangan orang tua
murid bahkan lebih besar dibanding dengan sumber dana lain.

4.

Yayasan; Untuk SD/MI dan SMP/MTs Swasta, sumber dana selain
berasal dari BOS, ada juga yang berasal dari Yayasan.

5.

Sumber lain; Yang dimaksud dengan sumber lain adalah sumber dana
yang berasal dari pihak lain yang punya kepedulian tinggi terhadap
pendidikan atau dari lembaga internasional yang membantu.

2.2 Paparan Hasil Observasi/Wawancara di Sekolah
 Apakah yang dimaksud manajemen keuangan?
Manajemen keuangan sekarang ada dua yaitu manajemen tertulis dan tidak
tertulis, yang tertulis dalam bentuk laporan dan SPJ sedangkan manajemen
tidak tertulis seperti kita membeli bakso maka tidak perlu ditulis dalam
bentuk laporan.
 Apakah ada rencana keuangan disekolah dasar?
Ada yaitu namannya RKAS (rencana kegiatan anggaran sekolah)
 Apakah ada procedural dalam pengesahan RKAS?
Pengesahannya sesuai dengan otonomi sekolah yang telah dibuat
berdasarkan kesepakatan dengan seluruh warga sekolah terutama komite
sekolah.
 Setelah RKAS disahkan dan digunakan untuk oprasional sekolah apakah
keuangan itu dikendalikan oleh kepala sekolah ataukah oleh bendahara
sekolah?
Bendahara yang memegang uang namun kepala sekolah mengetahui apa
saja yang akan dianggarkan dalam kegiatan dan kepala sekolah sebagai
pengawas keuangan tersebut atau financ controling.
 Adakah sumber dana yang masuk ke sekolah selain dari pemerintah
misalnya masyarakat?

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |7

Tidak ada namun apabila ada orang tua murid untuk bersedia
menyumbang itu diperbolehkan tetapi kenyataannya orang tua murid yang
mampu mengaku tidak mampu sehingga dana kita hanya dari dana BOS.
 Bagaimana jika realisasi anggaran tidak sesuai dengan rencana kegitan
anggaran sekolah ?
Ada berita acara, misalkan beli semen tiga karung tetapi tidak mencukupi
dalam pelaksanaan kegiatannya maka membuat berita acara yang disetujui
dan ditandatangani oleh kepala sekolah, bendahara, dan komite sekolah.
 Apakah anggaran uang kas tahun yang lalu, anggaran digunakan dalam
pembangunan sekolah?
Tidak, karena sekolah sudah mendapatkan dana dari pemerintah untuk
pembangunan sekolah.
 Apakah harapan ibu untuk pemerintah?
Bantuan dari pemerintah diharapkan lancar. Dana BOS diharapkan
ditambah. Agar dapat membantu pembangunan sekolah. Jika ada
pengangkatan sukuan, diharuskan tidak melebihi 20% dari anggaran BOS.
 Apakah terdapat uang kas dari guru-guru?
Ya ada, itu termasuk dalam anggaran sosial. Ada juga untuk siswa yaitu
anggaran kesiswaan.

2.3 DiskusiHasil Observasi
Menurut kami dari apa yang telah dipahami pada teori yaitu sumber dana
itu tidak hanya dari pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah seperti dalam bentuk BOS atau bantuan yang lain semisal BSM, tetapi juga
dari masyarakat yang mampu secara finansial dan bersedia menyumbang guna
untuk pengembangan sekolah. Ketika kami mewawancarai narasumber Dra. Mien
Endang Tri Yuliani selaku Kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan tidak ada
sumbangan dari masyarakat yang mampu secara finansial untuk pengembangan
sekolah dan dianggap ketika sekolah meminta dana maka sekolah tidak
menyelenggarakan pendidikan secara gratis dan harus bebas dari pungutan.

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |8

Fenomena yang terjadi adalah siswa siswi yang orang tuanya mampu
mengaku tidak mampu sehingga sekolah juga merasa kesulitan ketika dana untuk
pengembangan sekolah kurang secara administrtif. Padahal dana yang diberikan
oleh pemerintah hanyalah standart pelayanan minimal(SBM), sehingga ketika
kami bertanya bagaimana pengembangan sekolah sementara dananya kurang
maka dana dari pemerintah itu sedapat mungkin untuk mencukupi kebutuhan
sekolah. Selain itu guru PNS di SDN Sumbersari 3 itu sedikit menyebabkan guru
sukwan banyak mengajar, sehingga anggaran untuk gaji sukwan juga menjadi
pertimbangan dengan menetapkan sekolah boleh mengangkat sukwan apabila gaji
sukwan tidak boleh lebih dari 20% dari anggaran.
Dari observasi di SDN Sumbersari 3 kami juga menemukan beberapa
kendala diantaranya ketika kami memulai diskusi untuk menanyakan mengenai
manajemen keuangan di sekolah dasar Dra. Mien Endang Endang Tri Yuliani
selaku kepala SDN Sumbersari 3 menyatakan bahwa keuangan sekolah tidak
boleh diungkapkan pada khalayak umum. Kemudian kami menjelaskan bahwa
kami tidak ingin mengetahui berapa keuangan sekolah secara nominal namun
kami hanya ingin mengetahui bagaimana caranya mengalokasikan sumber dana
yang telah masuk ke sekolah untuk nantinya direalisasikan guna menunjang
program program sekolah juga pengembangan sekolah sesuai dengan anggaran
yang telah ditetapkan. Kami juga menyarankan kepada beliau ketika ada
pertanyaan dari kami yang dirasa privasi sekolah mohon untuk tidak dijawab.
Kemudian beliau mempersilakan kami untuk mewawancarai beliau selaku kepala
SDN Sumbersari 3.
Selain itu kami juga mendapat data bahwa untuk menunjang kebutuhan
sekolah, SDN Sumbersari 3 menyewakan kantin sekolah kepada sejumlah
masyarakat setempat. Selain itu guru guru juga membentuk dana social untuk
membantu kebutuhan guru seperti ketika ada guru yang sakit maka dana social
tersebut dapat digunakan dan dana social ini tidak ditetapkan nominal artinya guru
bebas ingin memberi berapa saja.

Manajemen Keuangan pada Sekolah Dasar |9

Pada teori yang kami pahami ketika jumlah anggaran yang direalisasikan
tidak sesuai dengan rencana kegiatan anggaran sekolah atau rencan anggaran dan
pendapatan sekolah maka terjadi perubahan komponen program atau aktivitas
apabila alokasi biaya di atas 10% dari total anggaran program yang bersangkutan
dan perubahan tersebut harus segera dilaporkan secara tertulis kepada komite
sekolah tetapi apabila alokasi biaya di bawah 10% maka perubahan yang
demikian tidak perlu dilaporkan segera, akan tetapi cukup diberi penjelasan dalam
laporan pelaksaanaan kegiatan dan keuangan sekolah. Pada observasi yang kami
lakukan kami mendapat data ketika terjadi perubahan dana tersebut hanya
membuat berita acara untuk dilaporkan ke komite dan ditanda tangani oleh kepala
sekolah, komite, dan bendahara sekolah namun tidak ada standart yang
menetapkan haru kurang atau lebih dari 10%.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3