Konvergensi IFRS PT Timah (Persero) Tbk

STANDARD(IFRS) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK

  Globalisasi ekonomi yang melanda negara-negara di dunia menyebabkan perusahaan- perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pengusahapengusaha domestik, namun telah didatangi oleh pengusaha-pengusaha mancanegara yang membawa pengetahuan tingkat dunia. Hal ini merupakan peluang bagi pengusaha Indonesia dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

  Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh para investor sebelum melakukan investasi. Laporan keuangan perusahaan tentunya harus bisa dipahami dan diandalkan hingga tingkat internasional dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan. Hal ini tidak dapat dipenuhi jika masing-masing negara masih tetap menggunakan standar pelaporan dari negaranya. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara.

  IFRS(International Financial Reporting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Indonesia merupakan negara yang melakukan program konvergensi PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) ke

  IFRS secara bertahap. Proses konvergensi PSAK ke IFRS ini, dicanangkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) sejak Desember 2007.

  Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK (Standar Akuntansi Keuangan) mewajibkan bagi semua perusahaan go public untuk menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS di tahun 2012.

  Pemerintah Indonesia sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G-20 untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas dan berlaku secara internasional. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan jawaban laporan keuangan perusahaan. Hal ini menyebabkan laporan keuangan perusahaan akan menghasilkan informasi yang lebih relevan, akurat, dapat diperbandingkan, dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan serta beban perusahaan.

  PT Timah (Persero) Tbk adalah sebuah BUMN yang mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. PT Timah (Persero) Tbk mempunyai visi untuk menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia menuju kehidupan yang berkualitas. Sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar kedua di dunia, PT Timah (Persero) Tbk saat ini merupakan eksportir timah nomor satu dunia yang menguasai 11 persen pangsa pasar global. PT Timah (Persero) Tbk juga merupakan perusahaan go public yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

  Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana proses konvergensi IFRS pada PT. Timah (Persero) Tbk? (2) Apa bentuk konvergensi IFRS pada PT. Timah (Persero) Tbk? (3) Apa kendala dan manfaat dari konvergensi IFRS pada PT. Timah (Persero) Tbk?

  Melakukan konvergensi ke standar yang baru bukan perkara yang mudah, dimana dalam prosesnya tentu terdapat tahapan-tahapan yang harus disesuaikan dan dikondisikan dengan perusahaan. Pada proses konvergensi, tidak semua bentuk IFRS dapat diadopsi langsung secara keseluruhan mengingat adanya perbedaan antar negara termasuk Indonesia. Dalam proses konvergensi IFRS, tentu terdapat kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan dan bagaimana cara perusahaan mengatasi kendala tersebut. Disamping adanya kendala, konvergensi IFRS tentunya akan membawa manfaat bagi perusahaan.

  Analisis Proses Konvergensi METODE Penelitian dan pengumpulan data dilakukan di PT. Timah (Persero) Tbk yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang 33121. Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan,yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan September tahun 2012.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif dapat dikonstruksi sebagai satu strategi penelitian yang biasanya menekankan kata-kata daripada kuantifikasi. Dalam pengumpulan dan analisis data, menggunakan pendekatan induktif, yang tekanannya pada penempatan penciptaan teori (generation of theory).

  Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dan sekunder dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data dengan observasi, interview terkait IFRS. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, uji silang terhadap data-data tersebut untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan. Data-data tersebut dan data-data yang masih belum berwujud tertulis ditranskipkan dan disusun secara sistematis. Data-data yang sudah ditranskip dan disusun secara sistematis, kemudian dibaca kembali dengan teliti dan diberi tanda (coding). Menurut Paul Suparno (2007), coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukkan isi dari bagian data tertentu. Isi tema konvergensi IFRS yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi: 1) Proses konvergensi IFRS pada PT. Timah (Persero) Tbk; 2) Bentuk konvergensi IFRS pada PT. Timah (Persero) Tbk; 3) Kendala dan manfaat dari konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk; 4) Setelah tahap pertama dan kedua dilaksanakan, selanjutnya penulis mengurutkan konsep-konsep yang ditemukan. Kemudian menulis laporan secara lengkap berdasarkan konsep-konsep yang ditemukan untuk ditarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut akan diberikan kepada perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan berdasarkan standar IFRS yang berlaku.

  PEMBAHASAN Latar Belakang Konvergensi IFRS PT Timah (Persero) Tbk Latar Belakang PT Timah (Persero) Tbk melakukan Konvergensi IFRS adalah sebagai berikut: Alasan Konvergensi IFRS di Indonesia Indonesia melakukan konvergensi IFRS karena pemerintah Indonesia (diwakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) telah memiliki komitmen dalam kesepakatan forum G-20. Hasil pertemuan pemimpin negara forum G-20 di Washington DC tanggal 15 November 2008 yaitu memperkuat transparansi dan akuntabilitas, memperkuat regulasi, pasar keuangan yang berintegritas, memperkuat kembali kerjasama internasional, dan memperbaharui institusi keuangan internasional. Pada pertemuan selanjutnya di London tanggal 2 April 2009, menghasilkan 29 kesepakatan yang mana salah satunya adalah pencapaian satu set standar akuntansi global yang berkualitas. Alasan Konvergensi IFRS oleh IAI Revisi-revisi yang dilakukan IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK ke IFRS. Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi IFRS. Program konvergensi terhadap IFRS dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh terhadap standar internasional (IFRS) pada revisi terakhir yang dilakukan pada tahun 2007 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju konvergensi dengan IFRS sepenuhnya pada tahun 2012. Alasan Konvergensi IFRS oleh PT Timah (Persero) Tbk Dasar yang melatarbelakangi PT Timah (Persero) Tbk melakukan konvergensi IFRS dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

  • Studi Awal Menerapkan Perubahan Studi Awal - Review pengendalian dan proses bisnis
  • Persiapan Pelaporan Komparatif laporan Keuangan 2010

  PSAK Manajemen proyek, komunikasi, transfer pengetahuan

  IFRS saat ini Menilai dampak Menyusun Menyusun dan menentukan kebijakan dan kebijakan akuntasi strategi langkah-langkah dan laporan antisipasi keuangan penerapan IFRS konsolidasian

  Perkembangan hingga 25 November 2010

  Gambar 3 Fase Konvergensi IFRS PT Timah (Persero) Tbk Fase pekerjaan yang dilakukan oleh PT Timah (Persero) Tbk terkait konvergensi IFRS sejalan dengan tahapan yang direncanakan oleh DSAK, meliputi: 1) Tahap Adopsi: Pada tahap pertama ini, PT Timah (Persero) Tbk melakukan studi awal yang berupa pengidentifikasian akan IFRS jika diterapkan pada PT timah (Persero) Tbk dan menilai dampak serta menentukan strategi yang digunakan untuk melakukan konvergensi IFRS. Pada tahap ini, Direktorat Keuangan mempercayakan kepada konsultan

  PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk mengidentifikasi beberapa IFRS yang cocok untuk diterapkan pada PT Timah (Persero) Tbk sebagai perusahaan pertambangan.

  Perkembangan tahap ini berlangsung hingga 25 Oktober 2010; 2) Tahap Persiapan

  Bentuk Konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk Bentuk Konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk dapat dilihat dari penerapan beberapa Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan revisi dalam laporan keuangan. Ikhtisar relevansi PSAK/ISAK baru bagi PT Timah (Persero) Tbk terlihat pada tabel 1 (lampiran) berikut.

  Letakkan sebagai lampiran

  Tabel 1 Ikhtisar relevansi PSAK/ISAK baru Bagi PT. Timah (Persero) Tbk

  PSAK/ISAK Tahun Efektif Tidak berimplikasi Nomor Standard Judul

  10

  11

  12 pada Timah Efektif 1 Januari 2010

  1 PSAK 26 (revisi Biaya Pinjaman X x 2008)

  2 PSAK 50 (revisi Instrumen Keuangan:Penyajian dan Pengungkapan

  X 2006)

  3 PSAK 55 (revisi Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

  X 2006) Efektif 1 Januari 2011

  1 PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan x

  2 PSAK 2 (revisi 2009) Laporan Arus Kas x

  3 PSAK 3 (revisi 2010) Laporan Keuangan Interim x

  4 PSAK 4 (revisi 2009) Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri x

  5 PSAK 5 (revisi 2009) Segmen Operasi x

  6 PSAK 7 (revisi 2010) Pengungkapan Pihak Berelasi x

  7 PSAK 8 (revisi 2010) Peristiwa Setelah Periode Pelaporan x

  8 PSAK 12 (revisi 2009) Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama x

  9 PSAK 15 (revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi x

  10 PSAK 19 (revisi 2010) Aset Tak Berwujud x

  11 PSAK 22 (revisi 2010) Kombinasi Bisnis x

  12 PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan x

  X

  9

  23 ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai x

  X

  9 PSAK 34 (revisi 2010) Kontrak Konstruksi x

  8 PSAK 33 (revisi 2011) Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup x pada Pertambangan Umum

  7 PSAK 30 (revisi 2011) Sewa x

  6 PSAK 28 (revisi 2011) Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian x

  5 PSAK 26 (revisi 2011) Biaya Pinjaman x

  4 PSAK 24 (revisi 2010) Imbalan Kerja x

  X

  3 PSAK 18 (revisi 2010) Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya x

  2 PSAK 16 (revisi 2011) Aset Tetap x

  1 PSAK 10 (revisi 2010) Pengaruh Perubahan Kurs Valuta asing x

  X Efektif 1 Januari 2012

  X

  13 PSAK 25 (revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan x

  22 ISAK 14 Aset Tak Berwujud-Biaya Situs Web x

  21 ISAK 12 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer x

  X

  20 ISAK 11 Distribusi Aset Non kas Kepada Pemilik x

  X

  19 ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan x

  18 ISAK 9 Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna operasi, Restorasi, dan Liabilitas x Serupa

  17 ISAK 7 (revisi 2009) Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus x

  16 PSAK 58 (revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang x Dihentikan

  X

  15 PSAK 57 (revisi 2009) Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi x

  14 PSAK 48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset x

  10 PSAK 36 (revisi 2011) Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa x

  10

  22 ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri x

  29 ISAK 23 Sewa Operasi-Insentif x

  28 ISAK 22 Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan x

  X pemegang Sahamnya

  27 ISAK 20 Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para x

  X Keuangan dalam ekonomi Hiperinflasi

  26 ISAK 19 Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan x

  X

  25 ISAK 18 bantuan Pemerintah- Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi x

  X

  24 ISAK 16 Perjanjian jasa Konsesi x

  X Interaksinya

  23 ISAK 15 Batas aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan x

  X

  21 PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya x Mineral

  12 PSAK 46 (revisi 2010) Pajak Penghasilan x

  X

  20 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi x

  X

  19 PSAK 62 Kontrak Asuransi x

  X

  18 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah x

  17 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan x

  16 PSAK 56 (revisi 2011) Laba Per Saham x

  15 PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran x

  X

  14 PSAK 53 (revisi 2010) Pembayaran Berbasis Saham x

  X

  13 PSAK 50 (revisi 2010) Instrumen Keuangan: Penyajian x

  30 ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk x Legal sewa

  11

  31 ISAK 25 Hak Atas Tanah x

  32 ISAK 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat x Efektif 1 Januari 2013

  1 ISAK 21 Perjanjian Kontrak Real Estat

  X Sumber: Internal Perusahaan, 2010 Kendala dan Manfaat Konvergensi IFRS

  Menurut Immanuela (2009), kendala terbesar dalam mengadopsi IFRS adalah pemahaman IFRS dan biaya sosialisasi yang cukup mahal. Upaya untuk memahami

  IFRS membutuhkan waktu yang cukup panjang. Jika hal tersebut tidak teratasi, maka adopsi IFRS akan sulit dilakukan. Di sisi lain, biaya juga menjadi masalah yang cukup kompleks. Pengadopsian standar ini memerlukan biaya yang cukup besar mengingat produk ini merupakan produk baru di pasar internasional.

  PT Timah (Persero) Tbk sendiri memiliki pandangan yang sama, akan tetapi bagi PT Timah (Persero) Tbk kendala-kendala tersebut bukanlah suatu yang berpengaruh secara signifikan bagi perusahaan. Adapun kendala yang dihadapi PT Timah (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: 1) Pemahaman SDM terhadap IFRS. Keberhasilan perusahaan tergantung dari SDM yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam proses konvergensi IFRS dibutuhkan pemahaman yang baik dari SDM mengenai

  IFRS. IFRS adalah standar pelaporan keuangan yang baru. Jika SDM pada perusahaan tidak memiliki kemampuan dan kesiapan, maka akan menjadi kendala bagi kelancaran aktivitas perusahaan. Akan tetapi bagi PT Timah (Persero) Tbk, hal tersebut bukanlah kendala yang memberikan pengaruh yang besar. Untuk mengatasi kendala yang berhubungan dengan SDM, direktorat keuangan memberikan pelatihan dan seminar. Pelatihan pemahaman IFRS diberikan kepada para staf melalui bantuan ahli dalam bidang IFRS (konsultan PwC). Hasilnya adalah para staf direktorat keuangan, khususnya bagian akuntansi telah mampu membuat laporan keuangan sesuai aturan

  IFRS; 2) Biaya yang cukup tinggi untuk mengadopsi IFRS. Biaya yang dikeluarkan PT Timah (Persero) Tbk untuk konvergensi IFRS cukup besar. Biaya yang besar tersebut meliputi, biaya konsultan IFRS, biaya pelatihan dan seminar mengenai IFRS, biaya pengembangan SAP, dan biaya-biaya lain yang keluar akibat proses adopsi tersebut.

  Untuk mengatasi kendala pembiayaan, PT Timah (Persero) Tbk mempunyai solusi yaitu menyiapkan dana untuk proses konvergensi IFRS. Untuk berjaga-jaga, pada saat pembuatan anggaran, dibuat budget cadangan untuk keperluan tak terduga. Menyadari yang semakin tinggi berhubungan dengan nilai; 2) perusahaan yang semakin tinggi pula; 3) Manajemen memiliki akuntabilitas yang tinggi dalam menjalankan perusahaan; 4) Laporan keuangan perusahaan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan, karena laporan keuangan perusahaan tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan, krusial dan akurat; 5) Laporan keuangan perusahaan akan lebih mudah dipahami, dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan; 6) Dengan mengadopsi IFRS, akan membantu investor dalam mengestimasikan invetasi pada perusahaan berdasarkan data-data laporan keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya; 7) Dengan semakin tingginya tingkat pengungkapan suatu perusahaan maka berdampak pada rendahnya biaya modal perusahaan; dan 8) rendahnya biaya untuk mempersiapkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

  Sedangkan manfaat yang terkait dengan laporan keuangan adalah: 1)Terdapat perbedaan pengukuran item-item dalam laporan keuangan dan rasio keuangan perusahaan. Misalnya: total aktiva dan nilai buku ekuitas akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi jika mengadopsi IFRS; 2) Manajemen laba akan semakin rendah, pengakuan kerugian akan semakin sering atau perusahaan lebih konservatis, dan memiliki nilai relevansi (value relevance) yang semakin tinggi.

  Menurut penelitian ini, manfaat yang dirasakan oleh PT Timah (Persero) Tbk dalam konvergensi IFRS adalah: 1) Memiliki SDM dengan kemampuan global. Melalui proses konvergensi IFRS SDM PT Timah (Persero) Tbk, khususnya direktorat keuangan, diberikan pelatihan dan transfer ilmu. Jika proses konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk berjalan dengan baik, maka SDM yang ada didalam PT timah (Persero) Tbk mempunyai kemampuan global yang dapat bersaing untuk meningkatkan kualitas perusahaan; 2) Laporan keuangan mencerminkan nilai wajar perusahaan. Penerapan IFRS pada laporan keuangan PT Timah (Persero) Tbk menunjukkan bahwa laporan keuangannya menjadi lebih mencerminkan nilai wajar perusahaan. Sehingga laporan keuangan menjadi lebih transparan dan credible. Hal ini akan sangat bermanfaat KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) 1.Konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk telah dipersiapkan dan dilakukan secara matang oleh perusahaan. Proses tersebut meliputi: Dasar-dasar peraturan dari pemerintah yang melatarbelakangi PT; Timah (Persero) Tbk melakukan konvergensi IFRS; Tahapan yang dilalui PT Timah (Persero) Tbk sejalan dengan yang direncanakan oleh DSAK, yaitu: a) Pada tahap adopsi, melakukan studi awal yang berupa pengidentifikasian IFRS oleh PwC; b) Tahap Persiapan Akhir, berupa pelatihan karyawan, review pengendalian dan proses bisnis; c) Tahap Implementasi, menerapkan perubahan serta menyusun kebijakan akuntansi dan laporan keuangan konsolidasian; 2) Bentuk konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk yaitu: a) Perubahan pada penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan dan tahun sebelumnya, b) Terdapat beberapa standar yang telah diterapkan dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai 1 Januari 2011, beberapa standar yang telah diterbitkan tapi belum diterapkan yang efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 dan efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.

  Kendala dan Manfaat konvergensi IFRS pada PT Timah (Persero) Tbk, yaitu: 1) Kendala: a) Pemahaman SDM terhadap IFRS; b) Biaya yang relatif cukup tinggi untuk mengadopsi IFRS; 2) Manfaat: a) Memiliki SDM dengan kemampuan global; b) Laporan keuangan mencerminkan nilai wajar perusahaan; c) Mampu bersaing di pasar global.

  Penulis telah berusaha melakukan penelitian dengan optimal tetapi masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, dikarenakan penelitian yang dilakukan masih berada dalam ruang lingkup yang umum, belum menelaah ruang lingkup IFRS yang lebih spesifik. Item-item dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan konvergensi

  IFRS tidak dianalisis sehubungan laporan keuangan tahunan 2012 belum diterbitkan.

  DAFTAR RUJUKAN

Anjasmoro, Mega. (2010). Adopsi International Financial Report Standard:”Kebutuhan

atau Paksaan?” Studi Kasus Pada PT Garuda Airlines Indonesia. Skripsi S1, Universitas Diponogoro.

  Ankarath, Nandakumar. et all. (2012). Memahami IFRS. Jakarta: Indeks Bragg, M. Steven (2011). Panduan IFRS. Jakarta: Indeks.

  Bungin, Burhan. (2005). AnalisisData Penelitian Kualitatif Edisi 1. Jakarta: PT.

  Raja Grafindo Persada. Choi.D.S.Frederick and k. Gary.Meek. (2010). International Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

  Gamayuni, Rindu Rika. (2009). Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan

Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Jakarta.

  Hanafi, Achmad. et all. (2011). Impact Of IFRS Adoption On Financial Statements. (Online) ( http://lidya-charming.blogspot.com/2011/05/kelompok-australia.html ), Diakses

  15 Maret 2012 Harahap. (2002). Sifat Dan Keterbatasan Laporan Keuangan. (Online) ( http://lidyacharming.blogspot.com/ )., Diakses 5 Mei 2012

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi (Online)

  

Keuangan. ( http://www.iaiglobal.or.id ). Diakses 15 Mei 2012

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1 Juli 2009.

  Jakarta: Salemba 4. Irawan, Prasetyo. Dkk. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Munawir. (2004). Definisi Laporan Keuangan, ( http://zetzu .

  Blospot.com/2010/kerangka–konseptual-akuntansi. Diakses 12 Juni 2012). Narsa, I Made. (2007). Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan

  Perbandingan antara FASB dan IASC). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Surabaya.

  Natawidnyana. (2008). International Financial Reporting Standards: A Brief Description.

  

Weygandt, et all. (2011). Financial Accounting IFRS Edition. New Jersey: John Wiley &

Sons, Inc.

  ( http://www.timah.com ). Diakses 19 September 2012 Wardhani, Ratna. (2010). The effect of Degree of Convergence to IFRS and Governance System to Accounting. The Indonesian Journal of Accounting Research. Jakarta.

  • ------------. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Al