PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PENSIUNAN POLRI YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

  PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PENSIUNAN POLRI YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ANNISA EKA YANDERA G0008053 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta

  PERSETUJUAN Skripsi dengan judul: Perbedaan Depresi Antara Pensiunan POLRI yang Bekerja dan Tidak Bekerja

  Annisa Eka Yandera, G0008053, Tahun 2011 Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas

  Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari …….., Tanggal ………………. 2011

  Pembimbing Utama Penguji Utama

H. Yusvick M. Hadin, dr., Sp. KJ Djoko Soewito, dr., SpKJ

  NIP 19490422 197609 1 001 NIP 19580223 198511 1 001 Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

  

H Andy Yok, drg., M. Kes Riza Novierta, dr., M. Kes

  NIP 19521120 198601 1 001 NIP 19651117 199702 2 001 Tim Skripsi

  Annang Giri Moelyo, dr., SpA., Mkes

  PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, ………………….

  Annisa Eka Yandera G0008053

  ABSTRAK A nnisa Eka Yandera, G0008053, 2011. Perbedaan Depresi antara Pensiunan

  POLRI yang Bekerja dan Tidak Bekerja. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

  Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

  Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik

  dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Agustus- September 2011 di Asrama Polisi Jati Baru, Cideng Barat, Jakarta Pusat. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan random sampling dengan kriteria inklusi minimal telah menjalani masa pensiun selama satu tahun dan sampel tidak dapat dipilih jika hasil L-MMPI

  ≥ 10 dan tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Subjek mengisi (1) Informed consent dan lembar persetujuan, (2) Kuesioner L-MMPI untuk mengetahui kejujuran responden dalam mengisi kuesioner, (3) Kuesioner BDI untuk mengetahaui skor depresi. Diperoleh data sebanyak 60 subjek penelitian dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square melalui program SPSS 17.02 for Windows program.

  2 Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukkan nilai X Chi-Square adalah 10,42,

  sedangkan nilai p adalah 0,001 atau p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan depresi yang bermakna antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

  Simpulan Penelitian : Terdapat perbedaan depresi yang bermakna antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

  Kata Kunci : Depresi, Pensiunan POLRI, Bekerja

  ABSTRACT Annisa Eka Yandera, G0008053, 2011. The Difference of Depression between

  Working and Non-Working Retired POLRI. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

  Objective: This research aims to find out the difference of depression between working and non-working retired POLRI (Republic of Indonesia’s Police Officer). Method: This study belonged to an analytical observational research with cross-

  sectional approach taken place on August-September 2011 in Police Dormitory of Jati Baru, Cideng Barat, Central Jakarta. The sample was taken using purposive sampling and random sampling with minimum inclusion criteria had undertaken pension period for one year and the sample was not selected when their result of L- MPPI

  ≥ 10 and they do not fill in the questionnaire completely. The subject filled in (1) informed consent and agreement page, (2) L-MMPI questionnaire to find out the respondent’s honesty in filling in the questionnaire, (3) BDI questionnaire to find out the depression score. The data was obtained about 60 research subjects and analyzed using Chi-Square test with SPSS 17.02 for Windows program.

2 Result: This research showed the c Chi-Square value of 10.42, while p value of

  0.001 or p < 0.05 meaning that there was a significant difference of depression between working and non-working retired POLRI.

  Conclusion: There was a significant difference of depression between working and non-working retired POLRI.

  Keywords: Depression, Retired POLRI, Working

  PRAKATA

  Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berbagai nikmat yang telah dilimpahkan sehingga skripsi dengan judul Perbedaan Depresi Antara Pensiunan POLRI yang Bekerja dan Tidak Bekerja dapat diselesaikan.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

  2. H Yusvick M Hadin, dr., Sp. KJ selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini

  3. H Andy Yok, drg., M. Kes selaku Pembimbing Pendamping yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini

  4. Djoko Soewito, dr., Sp. KJ selaku Penguji Utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini

  5. Riza Novierta P, dr., M. Kes selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini

  6. Muthmainah, dr., M. Kes selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS yang telah memberi pengarahan

  7. Ayah dan Bunda tercinta, Indera Wahyu, SE, MM dan Sohar Dahmiyanti, S.

  Sos atas segala limpahan kasih sayang, dukungan dan doa hingga skripsi ini bisa terselesaikan

  8. Adik-adik tersayang, Teldy Dwi Yandera, Rizky Hafri Yandera, dan Muhammad Andre atas keceriaan dan doa yang selalu diberikan

  9. Sahabat-sahabat terdekat, Etika AndiRakhman, Thaniya Dian Roosti, Nisya Hapsari, dan Tutut Desi Fajaria atas dukungan dan semangat yang tak henti- henti dan waktu yang selalu tersedia

  10. Teman-teman angkatan 2008 khususnya Shaumy, Ali, Amel, Maya, Amin, Yoga, Abim, Dharma, Tissa, dan Dayu atas semangat dan dorongan serta keceriaan luar biasa yang kalian berikan

  11. Mbak Wulan dan Mbak Menik atas waktu dan kesediannya membantu menyebar kuesioner

  12. Para Responden yang telah bersedia terlibat dalam penelitian ini

  13. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

  Surakarta, November 2011

  DAFTAR ISI

  PRAKATA ............................................................................................................ vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Perumusan Masalah ...........................................................................

  3 C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian .............................................................................

  3 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................

  5 A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................

  5 1. Depresi ..........................................................................................

  5

  a. Pengertian ................................................................................. 5

  b. Insidensi .................................................................................. 5

  c. Etiologi ................................................................................... 7

  d. Diagnosis ................................................................................ 9

  e. Klasifikasi ................................................................................ 10

  f. Penatalaksanaan ...................................................................... 12

  2. Pensiunan POLRI ......................................................................... 12

  3. Hubungan Depresi dan Pensiunan POLRI .................................... 13

  4. L-MMPI ........................................................................................ 14

  5. BDI ............................................................................................... 15

  C. Hipotesis ......................................................................................... 17

  BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 18 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 18 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 18 C. Subjek Penelitian........................................................................... 18 D. Teknik Sampling ........................................................................... 19 E. Rancangan Penelitian ................................................................... 20 F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 21 G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 21 H. Instrumen Penelitian ..................................................................... 22 I. Cara Kerja ..................................................................................... 23 J. Desain Analisis Data ..................................................................... 24 BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 25 A. Subjek Penelitian........................................................................... 25 B. Hasil Distribusi Sampel ................................................................ 25 C. Hasil Analisis Data........................................................................ 27 BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 29 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 32 A. Simpulan ....................................................................................... 32 B. Saran.............................................................................................. 32 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33 LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .......... 25 Tabel 2. Perbedaan Jumlah Sampel Depresi antara Pensiunan POLRI yang Bekerja

  dan Tidak Bekerja ................................................................................ 26

  Tabel 3. Hasil Komperatif Data dengan SPSS ..................................................... 27

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 16 Gambar 2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 20

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 2. Fomulir Biodata dan Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI Lampiran 4. Kuesioner Back Depression Index Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 6. Hasil Distribusi Data Lampiran 7. Analisis Data

  ABSTRACT Annisa Eka Yandera, G0008053, 2011. The Difference of Depression between

  Working and Non-Working Retired POLRI. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

  Objective: This research aims to find out the difference of depression between working and non-working retired POLRI (Republic of Indonesia’s Police Officer). Method: This study belonged to an analytical observational research with cross-

  sectional approach taken place on August-September 2011 in Police Dormitory of Jati Baru, Cideng Barat, Central Jakarta. The sample was taken using purposive sampling and random sampling with minimum inclusion criteria had undertaken pension period for one year and the sample was not selected when their result of L-MPPI

  ≥ 10 and they do not fill in the questionnaire completely. The subject filled in (1) informed consent and agreement page, (2) L-MMPI questionnaire to find out the respondent’s honesty in filling in the questionnaire, (3) BDI questionnaire to find out the depression score. The data was obtained about 60 research subjects and analyzed using Chi-Square test with SPSS 17.2 for windows program.

2 Result: This research showed the c Chi-Square value of 10.417, while p value of

  0.001 or p < 0.05 meaning that there was a significant difference of depression between working and non-working retired POLRI. The Odds Ratio value was 16.8 or OR > 10.0 showing the close relationship between the cause, namely not working, and the depression incidence as the effect.

  Conclusion: There was a significant difference of depression between working

  and non-working retired POLRI and there was a close relationship between the cause, namely not working, and the depression incidence as the effect.

  Keywords: Depression, Retired POLRI, Working

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depresi merupakan salah satu gangguan mood atau afektif yang

  ditandai dengan hilangnya energi dan minat, rasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, serta memiliki pikiran akan kematian atau bunuh diri. Penyebab depresi sangat bervariasi, mulai dari peristiwa kehidupan sehari-hari, penyakit organik termasuk perubahan kimia dalam otak, maupun efek samping obat.

  Dewasa ini, depresi semakin banyak menyita perhatian dari berbagai kalangan. Hal ini disebabkan angka kejadian yang semakin lama semakin meningkat hingga mencapai 20 – 40 % dari total populasi kehidupan. Bahkan, diproyeksikan pada tahun 2020 mendatang, depresi merupakan gangguan mental yang paling banyak terjadi di masyarakat dan akan menjadi beban pada kesejahteraan manusia yang paling besar (Maramis, 2009).

  Pola kehidupan yang semakin modern kemungkinan menjadi penyabab penting meningkatnya kejadian depresi. Begitu banyak hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya depresi. Beban hidup yang semakin berat, kesenjangan sosial, rutinitas sehari-hari, penambahan usia, hilangnya pekerjaan bahkan mungkin kemacetan dan polemik-polemik sosial politik pun mengambil andil yang besar untuk peningkatan prevalensi depresi jika dibandingkan tahun-tahun terdahulu.

  Depresi tidak hanya menyerang umur tertentu, tetapi bisa mengenai semua umur dari anak-anak sampai lansia (lanjut usia). Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui prevalensi terjadinya depresi pada semua usia dan terbukti usia rerata awitan depresi adalah sekitar 40 tahun dengan 50 % pasien memiliki awitan antara usia 20 - 50 tahun. Penyebab depresi pada masing-masing rentang usia bervariasi (Sadock, 2010).

  Masa pensiun termasuk salah satu masa yang paling rentan terjadi depresi. Hal ini disebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi pada masa tersebut. Usia yang semakin menua disertai keadaan fisik yang semakin menurun selalu menjadi hal yang menakutkan bagi para pensiunan dalam melanjutkan hidup. Rutinitas sehari-haripun berubah. Sebagian besar waktu yang biasanya dipakai untuk bekerja kini hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tak banyak menyita waktu. Walaupun tetap memiliki penghasilan, ketakutan akan anggapan tak berguna dan menjadi beban keluarga tak luput dari pikiran mereka. Hal-hal tersebut menyebabkan depresi kemungkinan besar bisa terjadi.

  Begitu juga yang terjadi pada pensiunan POLRI (Polisi Republik Indonesia). Rutinitas sehari-hari ketika bekerja mengabdi negara kini sudah tak ada lagi. Waktu yang biasanya sebagian besar dihabiskan di lapangan atau di dalam markas besar kini sudah menghilang. Kebanggaan mengabdi pun semakin lama semakin surut sehingga hanya waktu luang yang berisi kegalauan menghadapi hari tua yang tersisa diiringi perasaan tidak dibutuhkan oleh masyarakat.

  Namun, di sisi lain, jika para pensiunan POLRI ini mengisi waktunya dengan bekerja atau melakukan hal-hal yang bermanfaat, pengalihan pikiran rasa tak berguna dan tak dihargaipun bisa dilakukan. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan gangguan mood menurun atau depresi bisa diminimalisir.

  Untuk membuktikan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

  B. Perumusan Masalah

  Adakah perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja ?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui adakah perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja .

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang psikiatri dan dapat dipakai sebagai pedoman di dalam penelitian lebih lanjut.

  2. Manfaat Aplikatif Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan pemerintah terkait pencegahan dan penatalaksanaan depresi sehingga dapat membawa hasil yang optimal. Hasil penelitian yang diperoleh juga diharapkan dapat berguna sebagai referensi atau bahan pembanding bagi peneliti-peneliti yang ingin mengkaji masalah yang berkaitan dengan depresi apabila nantinya terbukti ada perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Depresi

  a. Pengertian Depresi adalah suatu keadaan mood atau suasana hati yang menurun yang biasanya ditandai dengan kesedihan, perasaan putus asa, dan tidak bersemangat. Depresi membentang dari keadaan murung biasa hingga keadaan depresi yang berat atau biasa disebut gangguan depresi mayor. Depresi dalam banyak cara menunjukkan rasa kesedihan, kemurungan yang mengikuti kehilangan simpati, rasa bersalah, menarik diri, dari kontak intrapersonal, dan gejala somatik seperti gangguan makan dan tidur (Dorland, 2002)

  Depresi bisa dikatakan normal ataupun abnormal. Batas antara kedua hal tersebut adalah faktor kedalaman depresi dan lamanya depresi. Adalah normal jika seseorang merasakan sedikit murung, sedih, atau merasa tertekan. Namun, jika perasaan tersebut terlalu dalam sehingga aktivitas sehari-hari terganggu itulah yang abnormal (Semiun, 2006)

  b. Insidensi Insidensi untuk gangguan susasan perasaan yang pernah dialami seumur hidup adalah sebesar 16%. Berbagai studi sepakat bahwa perempuan memiliki kemungkinan mengalami gangguan suasana perasaan dua kali lipat dibanding laki-laki. Begitu juga halnya yang terjadi dengan depresi.

  Depresi tidak hanya menyerang secara spesifik pada umur tertentu. Semua jenjang usia dan kalangan bisa saja mengalaminya.

  Asumsi bahwa kejadian depresi membutuhkan pengalaman hidup tertentu seperti akumulasi peristiwa negatif atau kekecewaan seperti asumsi masuk akal lainnya dalam psikopatologi tidak sepenuhnya benar. Terbukti bahwa bayi tiga bulan pun bisa mengalami depresi.

  Perkiraan prevalensi gangguan perasaan pada anak dan remaja sangat bervariasi, akan tetapi tidak terlalu sering dibandingkan dewasa.

  Namun, prevalensinya meningkat pada remaja. Terbukti 13 % dari 1.265 remaja mengalami gangguan depresi berat pada usia 14 - 16 tahun.

  Di sisi lain, pada orang lanjut usia prevalensinya cukup berbeda. Diperkirakan bahwa 18 – 20 % penghuni rumah jompo mungkin mengalami episode-episode depresi berat. Bahkan, dalam sebuah studi, pasien lanjut usia (56 - 85 tahun) yang mengalami depresi diikuti selama enam tahun dan kira-kira 80 % diantaranya tidak sembuh atau mengalami siklus depresi secara pasang surut (Durand and Barlow, 2006). c. Etiologi Etiologi depresi sangat bervariasi. Namun, secara garis besar, bisa digolongkan ke dalam faktor endogen dan eksogen (Semiun.2006).

  Memisahkan kedua penyebab ini sangat penting untuk memaksimalkan penatalaksanaan pasien depresi.

  1). Faktor Endogen Faktor endogen yang menyebabkan depresi adalah faktor dari dalam diri seseorang yang tidak ada hubungannya atau tidak distimulasi oleh faktor luar.

  a). Genetik Pada beberapa studi, ditemukan bahwa terlepas dari variabilitasnya yang luas terbukti bahwa angka kejadian gangguan suasana perasaan pada seseorang yang memiliki anggota keluarga yang juga memiliki gangguan yang sama, dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki gangguan tersebut.

  Bukti terbaik terkait hubungan dengan genetik adalah studi gangguan suasana perasaan pada orang kembar. Sebuah studi membandingkan prevalensi terjadinya gangguan suasana unipolar termasuk depresi pada kembar identik dan kembar fraternal (yang hanya memiliki 50 % gen identik). Hasilnya adalah kembar identik memiliki kemungkinan dua sampai tiga kali lebih tinggi untuk memperlihatkan gangguan perasaan unipolar (45,6 %), jika kembarannya memiliki gangguan tersebut, dibanding kembar fraternal (22,2 %) (Durand and Barlow, 2006).

  b). Neurotransmiter Beberapa penelitian menyebutkan bahwa neurotransmiter yang berhubungan dengan terjadinya gangguan suasana perasaan termasuk depresi adalah serotonin, tetapi hanya dalam hubungannnya dengan neurotransmiter lain seperti norepinefrin dan dopamin. Hal ini dibuktikan oleh fungsi serotonin untuk mengatur reaksi- reaksi emosional dengan mengatur sistem-sistem yang berhubungan dengan kedua neurotransmiter tersebut.

  Menurut sebuah hipotesis, ketika tingkat serotonin rendah maka neurotransmiter lain ‘diizinkan’ untuk membuat kisaran yang lebih luas, menjadi terdisregulasi dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya depresi (Durand and Barlow. 2006) (Sadock, 2010).

  c). Hormonal Hal ini dibuktikan oleh beberapa kasus. Di mana, orang-orang yang menderita penyakit tertentu seperti hipotiroidisme juga mengalami depresi. Selain itu, ditemukan bahwa pada penderita depresi hormon kortisol atau hormon stres meninggi dibanding orang normal (Durand and Barlow, 2006).

  2). Faktor Eksogen Faktor eksogen atau faktor eksternal yang bisa menyebabkan depresi sangat bervariasi. Namun kesemuanya merupakan stressor psikososial yang berasal dari lingkungan, seperti halnya masalah sosial ekonomi, pendidikan, dan status pernikahan (Semiun, 2006).

  d. Diagnosis Seseorang dikatakan mengalami depresi jika menunjukkan tanda- tanda klinis berikut ini :

  1). Gejala Utama

  a). Afek Depresif

  b). Kehilangan minat dan kegembiraan

  c). Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata setelah sedikit bekerja) dan menurunnya aktifitas. 2). Gejala Lain

  a). Konsentrasi dan perhatian berkurang

  b). Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

  c). Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

  d). Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

  e). Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

  f). Tidur terganggu g). Nafsu makan berkurang Diagnosis depresi dikatakan positif apabila gejala tersebut dialami sekurang-kurangnya dua minggu atau periode yang lebih pendek jika gejala klinis luar biasa beratnya dan berlangsung cepat (Maslim, 2001).

  e. Klasifikasi 1). Episode Depresi Ringan

  Pedoman Diagnostik :

  a). Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi tersebut di atas b). Ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya

  c). Tidak boleh ada gejala berat di antaranya

  d). Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya dua minggu e). Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan

  2). Episode Depresi Sedang

  a). Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi tersebut di atas b). Ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala lainnya c). Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya dua d). Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga 3). Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik

  a). Semua tiga gejala utama depresi harus ada

  b). Ditambah sekurang-kuranganya empat dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat c). Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok maka pasien mungkin tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci

  d). Episode depresif berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk mendiagnosis dalam kurun waktu kurang dari dua minggu e). Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau rumah tangga, kecuali pada taraf yang amat terbatas. 4). Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik

  a). Seperti halnya kriteria episode depresi berat tanpa gangguan psikotik b). Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif (Maslim. 2001) f. Penatalaksanaan Penanganan dari kasus depresi bervariasi tergantung penyebabnya.

  Namun, secara umum penanganan kasus depresi adalah dengan pengobatan yang memiliki efek pokok untuk mengubah level neurotransmiter-neurotransmiter maupun bahan kimia saraf yang lain. Terapi elektrokonvulsif pun bisa memengaruhi keadaan kimia otak sehingga bisa mengilangkan efek depresi. Yang terakhir adalah penanganan psikologis yang adekuat, selain bisa mengurangi efek faktor eksogen, bisa juga mengubah keadaan kimiawi otak (Durand and Barlow, 2006)

2. Pensiunan POLRI

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pensiunan adalah seseorang yang sudah tidak lagi bekerja karena habis masa dinasnya. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005). Begitu juga yang dimaksud dengan pensiunan POLRI yakni seseorang yang tidak lagi bekerja di Kepolisian Negara Republik Indonesia karna habis masa jabatannya atau disebut purna anggota polisi. Menurut ayat 1 pasal 30 Undang Undang No. 2 tahun 2002 tentang pemberhentian anggota POLRI, seseorang dinyatakan pensiun dari Kepolisian Negara Republik Indonesia jika usianya telah mencapai 58 tahun atau bagi yang memiliki keahlian khusus dan sangat dibutuhkan dalam tugas kepolisian dapat dipertahankan sampai dengan usia 60 tahun (Rahardi, 2007).

  Pensiunan POLRI yang bekerja adalah purna anggota polisi yang memiliki pekerjaan pada masa pensiunnya. Pekerjaan tersebut bervariasi, baik formal seperti satpam maupun tidak formal seperti pedagang. Di sisi lain, pensiunan POLRI yang tidak bekerja adalah purna anggota polisi yang pada masa pensiunnya tidak lagi memiliki perkerjaan.

3. Hubungan Depresi dan Pensiunan POLRI

  Polisi merupakan salah satu pekerjaan yang berat dan banyak menyita waktu. Pasal 13 Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa tugas POLRI adalah : a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

  b. Menegakkan hukum

  c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (Rahardi, 2007).

  Tugas-tugas tersebut selalu dilakukan para Polisi Republik Indonesia (POLRI) sehari-hari selama masa jabatannya sehingga mereka merasa dibutuhkan dan dihargai oleh masyarakat. Namun ketika masa jabatan tersebut berakhir atau dikatakan masa pensiun, terjadi banyak perubahan yang tidak bisa dihindari seperti tidak lagi memiliki sumber keuangan yang memadai, pekerjaan, status (kedudukan dan jabatan), serta aktivitas sehari-hari. Akibatnya perasaan tidak berguna dan hanya menjadi beban keluarga sering menghinggapi mereka.

  Rutinitas sehari-hari yang sudah tidak ada meninggalkan waktu- waktu kosong yang bisa menambah beban pikiran mereka. Usia yang semakin menua dan keadaan fisik yang semakin menurun pun menambah besar kemungkinan depresi terjadi pada pensiunan POLRI. Akibatnya, mereka menanggung sendiri tanggung jawab dan beban hidup dari berbagai peristiwa yang tidak diinginkan sehingga kejadian depresi sulit terelakkan (Nefid et al. 2002). Hal ini nyata terlihat pada pensiunan yang tidak bekerja.

  Hal ini sesuai dengan teori psikodinamika klasik mengenai depresi yang disampaikan oleh Freud, dimana orang yang telah mengalami suatu kehilangan (pekerjaan, pasangan hidup, dan lain-lain) akan lebih mudah mengalami depresi. Orang tersebut akan lebih fokus pada pikiran mengenai objek atau tujuan penting yang hilang dan tetap tidak bisa merelakan harapan akan entah bagaimana mendapatkannya kembali (Nefid

  . 2002).

  et al Lain halnya dengan pensiunan POLRI yang memiliki pekerjaan.

  Kehilangan-kehilangan yang terjadi tidak akan menjadi beban pikiran karena sudah memiliki pekerjaan pengganti walaupun dengan penghasilan yang berbeda. Oleh sebab itu, kejadian depresi dapat diminimalisir.

4. Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

  Kuesioner Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (L- MMPI) merupakan skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian dalam menjawab kuesioner penelitian. Tes ini bertujuan untuk menguji kejujuran responden. Responden harus menjawab “ya” bila pernyataan tersebut sesuai dengan dirinya dan “tidak” bila sebaliknya.

  Menurut Handi (2004), nilai batas skala adalah 10, sehingga jika responden memiliki skor “tidak” ³10, maka data yang diukur dari responden tersebut dinyatakan invalid dan tidak diolah diikutkan dalam penelitian (kriteria eksklusi ).

5. Beck Depression Inventor (BDI)

  Kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) adalah salah satu skala validitas yang digunakan untuk mengukur intensitas, keparahan, dan kedalaman depresi. BDI terdiri dari dua puluh satu item pertanyaan yang menggambarkan dua puluh satu kategori sikap dan gejala depresi. Masing- masing item menggambarkan manifestasi depresi yang spesifik dan terdiri dari empat hingga lima kemungkinan jawaban. Skor skala BDI adalah 0- 63, dimana : 0 - 9 menunjukkan gejala depresi minimal/tidak depresi 10 - 16 menunjukkan gejala depresi ringan 17 - 29 menunjukkan gejala depresi sedang 30 - 63 menunjukkan gejala depresi berat (Polgar, 2011).

B. Kerangka Pemikiran

  • Merasa mampu menghidupi diri
  • Merasa tidak dibutuhkan masyarakat
  • Tidak jadi beban keluarga
  • Ada pemusatan pikiran ke pekerjaan
  • Merasa tidak dihargai
  • Menjadi beban keluarga
  • Masih merasa beguna bagi masyarakat
  • Terlalu banyak waktu kosong
  • Bekerja Tidak Bekerja

  Gambar I. Kerangka Pemikiran Pensiunan Polri

  Kurang Depresi Lebih Depresi

  1. Usia

  

2. Jenis Kelamin

  3. Tingkat Pendidikan

  4. Tingkat sosioekonomi

  5. Status Perkawinan

C. Hipotesis

  Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, diajukan hipotesis bahwa ada perbedaan depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja.

BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan

  potong lintang (cross sectional), yaitu peneliti mempelajari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang diobservasi pada saat yang sama (Taufiqurohman, 2009).

  B. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Polisi Jati Baru, Cideng Barat, Jakarta Pusat pada bulan Agustus sampai September 2011.

  C. Subjek Penelitian

  Populasi target dari penelitian ini adalah perkumpulan pensiunan POLRI. Restriksi dilakukan untuk membatasi sampel penelitian. Restriksi sendiri dilakukan terhadap pensiunan POLRI yang sudah mengalamai masa pensiun minimal satu tahun baik yang memiliki pekerjaan maupun yang tidak memiliki pekerjaan. Sementara itu, kriteria eksklusi adalah jika skor L-MMPI responden

  ≥10 dan atau responden tidak mengisi lengkap semua kuesioner yang diberikan. Setelah itu, subjek penelitian (sampel) diambil secara acak dari populasi sumber untuk dianalisis lebih lanjut.

D. Teknik Sampling

  Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling kemudian dilanjutkan dengan random sampling dimana sempel ditetapkan dengan ciri-ciri atau kriteria tertentu. Adapaun menurut patokan umum, setiap penelitian yang datanya akan dianalisis bivariat atau dua variabel membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil sampel 30 orang pensiunan POLRI yang bekerja dan 30 orang Pensiunan POLRI yang tidak bekerja.

E. Rancangan Penelitian

  Gambar 2. Rancangan Penelitian

  Subyek penelitian Pensiunan POLRI yang telah memenuhi kriteria

  Bekerja Tidak Bekerja

  1. Biodata

  2. Lembar persetujuan

  3. L-MMPI

  1. Biodata

  2. Lembar persetujuan

  3. L-MMPI BDI

  BDI

  Analisis (Chi-Square)

  Depresi Non Depresi Depresi Non Depresi Populasi Penelitian :

  Pensiunan POLRI

  F. Identifikasi Variabel Penelitian

  1. Variabel bebas :

  a. Pensiunan POLRI yang bekerja

  b. Pensiunan POLRI yang tidak bekerja

  2. Variabel terikat : depresi

  3. Variabel luar : jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan tingkat sosio ekonomi dan status perkawinan.

  G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

  1. Depresi Depresi adalah keadaan suasana hati atau mood yang menurun yang ditandai dengan anhedonia, rasa sedih, bersalah, dan lain-lain (Maramis,

  2009). Pada penelitian ini depresi diukur dengan menggunakan kuesioner

  Beck Depression Inventory (BDI). BDI sendiri memeiliki skala 0 - 63 yang

  masing-masing rentangnya menggambarkan kriteria spesifik depresi (Polgar, 2011). Dimana skor : 0 - 9 menunjukkan gejala depresi minimal/tidak depresi 10 - 16 menunjukkan gejala depresi ringan 17 – 29 menunjukkan gejala depresi sedang 30 – 63 menunjukkan gejala depresi berat

  Dari scoring tersebut, nantinya responden hanya akan digolongkan menjadi depresi dan non depresi, di mana depresi ringan, sedang, dan berat digolongkan menjadi satu kelompok depresi sedangkan depresi minimal atau tidak depresi digolongkan menjadi kelompok non depresi.

  2. Pensiunan POLRI Pensiunan POLRI adalah seseorang yang tidak lagi bekerja sebagai polisi negara Republik Indonesia karna masa dinasnya telah habis.

  Menurut pasal 30 Undang-Undang Nomer 2 tahun 2002, seseorang dinyatakan pensiun dari POLRI jika sudah berumur 58 tahun atau jika memiliki keahlian khusus dan sangat dibutuhkan di kepolisian, dapat berumur 60 tahun (Rahardi, 2007).

  Pensiunan POLRI yang bekerja adalah purna anggota polisi yang memiliki pekerjaan pada masa pensiunnya. Pekerjaan tersebut bervariasi, baik formal seperti satpam maupun tidak formal seperti pedagang.Namun, yang dimaksud dengan memiliki pekerjaan dalam penelitian ini hanya mencakup pekerjaan formal saja. Di sisi lain, pensiunan POLRI yang tidak bekerja adalah purna anggota polisi yang pada masa pensiunnya tidak lagi memiliki perkerjaan formal.

H. Instrumen Penelitian

  1. Biodata dan Lembar Persetujuan Pada bagian ini juga terdapat petunjuk pengisian kuesioner dan lembar persetujuan untuk mengikuti penelitian.

  2. Kuesioner L-MMPI Kuesioner Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (L-

  MMPI) digunakan untuk mengukur tingkat kejujuran responden dengan memakai skor yang telah ditetapkan, di mana jika terdapat jawaban tidak ≥10 maka data dianggap tidak valid dan tidak bisa dianalisis.

  3. Kuesioner BDI Kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) digunakan untuk mengukur apakah responden tersebut mengalami depresi melalui skor yang telah ditetapkan.

I. Cara Kerja

  Responden mengisi biodata dan lembar persetujuan Kemudian responden dikelompokkan berdasarkan status pekerjaan

  Responden mengisi kuesioner L-MMPI Jika skor

  ≥ 10 maka responden invalid dan dikeluarkan dari penelitian Responden mengisi kuesioner BDI

  Kemudian sampel dikelompokkan menjadi depresi (skor 10 - 63) dan nondepresi (skor 0 - 9)

  J. Desain Analisis Data

  Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji analisis

2 Chi-Square (X ). Chi-Square adalah teknik statistik yang digunakan untuk

  menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih variabel, data berbentuk nominal, dan sampelnya besar (Budiarto, 2004). Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.02 for Windows program.

BAB IV HASIL A. Subjek Penelitian Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 72 orang pensiunan POLRI yang diambil secara acak dan bertempat tinggal di Asrama Polisi Jati Baru, Cideng Barat, Jakarta Pusat. Responden tersebut terdiri dari 34 orang

  pensiunan POLRI yang bekerja dan 38 orang yang tidak bekerja. Namun, dari jumlah tersebut, total sampel yang valid adalah 60 orang sementara sebanyak 12 sampel lain tidak valid karena memiliki skor L-MMPI

  ≥ 10, tidak mengisi seluruh pertanyaan kuesioner, atau tidak memiliki kriteria inklusi.

B. Hasil Distribusi Sampel

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

  No Status Pekerjaan Jumlah Persentase

  1. Tidak Bekerja 30 50 %

  2. Bekerja 30 50 % Jumlah 60 100 %

  Pada peneletian ini sampel pensiunan POLRI yang valid adalah sebanyak 60 orang. Di mana jumlah pensiunan POLRI yang bekerja berjumlah 30 orang atau 50 % dan pensiunan POLRI yang tidak bekerja berjumlah sama yakni 50 %. Jumlah sampel ini telah memenuhi kriteria minimal sampel atau role of tam.

  Tabel 2. Perbedaan Jumlah Sampel Depresi dan Non Depresi antara

  Pensiunan POLRI yang Bekerja dan Tidak Bekerja

  Status Pekerjaan * Status Depresi Crosstabulation Count Status Depresi

  Depresi Non Depresi Total Status Pekerjaan Tidak Bekerja

  11

  19

  30 Bekerja

  1

  29

  30 Total

  12

  48

  60 Dari ketiga tabel di atas bisa dilihat, 29 orang dari total 30 orang

  pensiunan POLRI yang bekerja, atau sebesar 96,7 % tidak mengalami depresi, dan 1 orang atau 3,3 % mengalami depresi. Di sisi lain, pada pensiunan POLRI yang tidak bekerja, 19 orang atau sebesar 63,3 % tidak depresi dan 11 orang atau 36,7 % mengalami depresi. Hal ini ditentukan berdasarkan scoring kuesioner Back Depresion Inventory, di mana skor 0 - 9 menunjukan tidak depresi dan 10 - 63 menunjukkan depresi.

C. Hasil Analisis Data

  Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square karena variabel bebas dan variabel terikat termasuk variabel katagorik. Uji ini dapat dilakukan jika jumlah sampel total > 40 tanpa melihat nilai expected atau jika jumlah sampel antara 20 dan 40 dan smua nilai expected >5. Jika syarat tersebut terpenuhi maka dapat dilakukan uji Chi-Square dengan menggunakan program SPSS 17.02 for Windows program dan p < 0,05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya.. Uji Chi-Square yang dipilih adalah uji Chi-

  Square untuk dua kelompok tidak berpasangan karena sampel yang digunakan dipilih secara independen.

  Tabel 3 . Hasil Komperatif Data dengan SPSS Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square 10.417 a 1 .001 Continuity Correction b 8.438 1 .004 Likelihood Ratio 11.850

  1 .001 Fisher's Exact Test .002 .001 Linear-by-Linear Association 10.243

  1 .001 N of Valid Cases 60 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.

b. Computed only for a 2x2 table

  2 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai X Chi-Square adalah 10,42, yang

  menunjukkan hipotesis nol ditolak. Sementara itu, nilai p adalah 0,001 atau p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan depresi yang bermakna antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja dimana pensiunan POLRI yang tidak bekerja lebih depresi dibandingkan pensiunan POLRI yang bekerja.

BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pensiunan POLRI yang bertempat

  tinggal di Asrama Polisi Jati Baru, Cideng Barat, Jakarta Pusat. Pada penelitian ini, diambil 72 sampel secara acak yang terdiri dari pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 orang memenuhi kriteria yang telah ditentukan, sedangkan 12 orang lainnya tereksklusikan, di mana jumlah sampel pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja masing- masing 30 orang.

  Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah pensiunan POLRI yang minimal sudah mengalami masa pensiun selama satu tahun dengan rentang usia 59 - 72 tahun atau dengan kata lain tidak menunjukkan rentang usia yang jauh. Seratus persen sampel memiliki jenis kelamin laki-laki. Hal ini membuat sampel lebih homogen dan sekaligus menyingkirkan faktor perancu jenis kelamin, di mana wanita memiliki kemungkinan depresi dua kali dibanding laki-laki.

  Faktor lain yang mempengaruhi depresi seperti tingkat pendidikan bisa dikendalikan secara tidak langsung karena syarat untuk masuk pendidikan polisi adalah berpendidikan minimal SMA.

  Hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan bermakna kejadian depresi antara pensiunan POLRI yang bekerja dan tidak bekerja. Hal ini ditunjukkan

  2

  dengan hasil uji hipotesis Chi-Square di mana X = 10,42 dan p < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa pensiunan POLRI yang tidak bekerja lebih depresi dibanding pensiunan POLRI yang bekerja.

  Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmahwati (1998) mengenai derajat kecemasan pada pensiunan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan ada perbedaan yang sangat bermakna mengenai derajat kecemasan antara pensiunan yang bekerja dan pensiunan yang tidak bekerja, di mana pensiunan yang tidak bekerja lebih cemas dibanding pensiunan yang bekerja.