Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai
2.1. Dasar Perencanaan
2.1.1. Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut SNI 03-1727-1989. Beban-beban tersebut adalah :
1. Beban Mati (q d )
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung antara lain adalah :
a. Bahan Bangunan:
1. Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2400 kg/m 3
2. Pasir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1800 kg/m 3
3. Beton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 kg/m 3
b. Komponen Gedung:
1. Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :
2. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI 03-1727-1989).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari:
a. Beban atap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100 kg/m 2
b. Beban tangga dan bordes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 300 kg/m 2
c. Beban lantai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 250 kg/m 2
Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel berikut :
Rumah sakit/Poliklinik
b. PENYIMPANAN Toko buku, Ruang Arsip
c. TANGGA Perumahan / penghunian, Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan
d. PENDIDIKAN Sekolah, Ruang Kuliah
Sumber: SNI 03-1727-1989
3. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m 2 ini ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus
diambil minimum 25 kg/m 2 , kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m 2 .
Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup:
1. Dinding Vertikal
2.1.2. Sistem Kerja Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.
2.1.3. Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton, SNI 03-2847-2002 struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (Æ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R ) 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
Tabel 2.3. Faktor pembebanan U untuk baja No.
KOMBINASI BEBAN
FAKTOR U
1,4 D 1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R ) 1,2 D + 1,0 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)
Keterangan :
D = Beban mati L = Beban hidup
W = Beban angin
Tabel 2.4. Faktor Reduksi Kekuatan Æ No
Lentur tanpa beban aksial Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
Ø Komponen dengan tulangan spiral Ø Komponen lain
Geser dan torsi Tumpuan Beton
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b
atau 25 mm, dimana d b adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b. Untuk balok dan kolom = 40 mm
c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 40 mm
2.2. Perencanaan Atap
1. Pembebanan Pada perencanaan atap, beban yang bekerja adalah :
a. Beban mati
b. Beban hidup
c. Beban angin
2. Asumsi Perletakan 2. Asumsi Perletakan
Ag perlu =
Fy
P mak
An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik
x U - =1 Ae = U.An
Cek kekuatan nominal :
Kondisi leleh
Ag Pn Ag . . 9 0 = f =
Kondisi fraktur
Ag Pn Ag . . 75 0 = f =
Pn P f > ……. ( aman )
b. Batang tekan
Periksa kelangsingan penampang :
t Fy
Fcr Ag Pn Ag = = . .
……. ( aman )
2.3. Perencanaan Tangga
1. Pembebanan :
1. Beban mati
2. Beban hidup : 300 kg/m 2
2. Asumsi Perletakan
a. Tumpuan bawah adalah jepit.
b. Tumpuan tengah adalah sendi.
c. Tumpuan atas adalah jepit.
3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
5. Perhitungan untuk penulangan tangga Mn =
Mu
Dimana
f = 0,8
fy . 85 , 0 ,
= Rn
.d b .d
= Mn = Mn
tulangan tunggal
r< r min
dipakai r min = 0,0025
As = r ada .b.d
2.4. Perencanaan Plat Lantai
1. Pembebanan : Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 250 kg/m 2
2. Asumsi Perletakan : jepit penuh
3. Analisa struktur menggunakan SNI 03-1727-1989.
4. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002. Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :
1. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm
2. Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau h:2
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut :
M M = dimana,
xf
tulangan tunggal
r< r min
dipakai r min = 0,0025
As = r ada .b.d Luas tampang tulangan
As = Jumlah tulangan x Luas
2.5. Perencanaan Balok Anak
1. Pembebanan : Ø Beban mati
Ø Beban hidup : 250 kg/m 2
2. Asumsi Perletakan : jepit jepit
3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan tulangan lentur :
M = dimana,
xf
Rn = bxd 2 Rn = bxd 2
r min <r<r maks
tulangan tunggal
r< r min
dipakai r min
Perhitungan tulangan geser :
f Vc=0,6 x Vc Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang ) Vs ada =
fy Av fy ) . ( .
( pakai Vs perlu )
2.6. Perencanaan Portal
1. Pembebanan : Ø Beban mati
Perhitungan tulangan lentur :
M = dimana,
2.m.Rn
r max = 0,75 . rb r min = 1,4/fy
r min <r<r maks
tulangan tunggal
r< r min
dipakai r min
Perhitungan tulangan geser :
f Vc=0,6 x Vc Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser )
( pakai Vs perlu )
2.7. Perencanaan Pondasi
1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup.
2. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan kapasitas dukung pondasi :
s yang terjadi
.b.L 2
Mtot
Vtot +
= σ ahterjadi tan < s ijin tanah…..........( dianggap aman )
Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur
2.m.Rn
rb =
600 fy
fy
Luas tampang tulangan As = xbxd r
Perhitungan tulangan geser : Vu = s x A efektif
f Vc
= 0,6 x Vc
Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser )
Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu – Vc ( pilih tulangan terpasang )
Vs ada =
fy Av fy ) . ( .
( pakai Vs perlu )
5.1. Perencanaan Plat Lantai
Gambar 5.1 Denah Plat lantai
5.2. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai
a. Beban Hidup ( qL ) Berdasarkan PPIUG 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung sekolah
= 250 kg/m 2
b. Beban Mati ( qD ) Berat keramik ( 1 cm )
= 0,01 x 2400 x 1
= 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm )
= 0,02 x 2100 x 1
= 42 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm )
= 0,02 x 1600 x 1
= 32 kg/m 2 Berat plat sendiri
= 0,12 x 2400 x 1
= 288 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik
= 25 kg/m 2 +
A1 A2 A3 A3 A3 A3 A3 A3 A4 A3 A3 A3 A3 A3 A2 A1
B1 B2 B3 B3 B3 B3 B4 B4 B3 B3 B3 B3 B2 B5 B1
B6
B5
D1 D2
C1 C2 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C2 C1
D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D2 D1
B6
D4 D4
C5
C3 C3
300 300 400
400
400
400
400
400
400
400
400 400 300 400 300 400
250
325
300
325
= 893,2 kg/m 2
5.3. Perhitungan Pembebanan Plat Atap
a. Beban Hidup ( qL ) Beban air hujan
= 100 kg/m 2 Beban orang/pekerja
= 100 kg/m 2 + qL = 200 kg/m 2
b. Beban Mati ( qD ) Berat plat sendiri
= 0,10 x 2400 x 1
= 240 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik
= 25 kg/m 2 + qD = 265 kg/m 2
c. Beban Ultimate ( qU ) Untuk tinjauan lebar 1 m plat maka : qU = 1,2 qD + 1,6 qL
= 1,2 . 265 + 1,6 . 200 = 638 kg/m 2
5.4. Perhitungan Momen
Lx
Ly
Lx 300
1,6
~ 1,4
Gambar 5.3 Plat Atap
Mlx = 0,001.qu . Lx 2 . x = 0.001. 638. (2,5) 2 .45 = 173,138 kgm Mly = 0,001.qu . Lx 2 . x = 0.001. 638. (2,5) 2 .41 = 157,748 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx 2 . x = - 0.001. 638. (2,5) 2 .99 = - 380,903 kgm
5.5. Penulangan Plat Lantai
Tabel 5.1. Perhitungan Plat Lantai
Tipe Plat
Ly/Lx
(m)
Mlx (kgm)
Mly (kgm)
Mtx (kgm)
Mty (kgm)
A1
A2
A3
250 P.atp
400
Lx
Ly
Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu:
B3
B4
B5
B6
C1
C2
C3
D1
D2
D3
D4 P.atp
Tebal plat ( h )
= 12 cm = 120 mm
Diameter tulangan ( Æ ) = 10 mm fy
b = 1000 mm
= 20 mm
Tebal penutup ( d’)
= p + ½Æ tul = 20 + 5 = 25 mm
Tinggi Efektif ( d )
= h - d’ = 120 – 25 = 95 mm
Tingi efektif
Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif
dx = h – p - ½Ø = 120 – 20 – 5 = 95 mm dy = h – d’ – Ø - ½ Ø = 120 – 20 - 10 - ½ . 10 = 85 mm
dy
dx
d'
= 0,0538 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,0538
= 0,04035 r min = 0,0025
5.6. Penulangan tumpuan arah x
Mu
= 787,803 kgm = 7,878x10 6 Nmm
9,8475x10 6 Nmm
8475 , 9 , x
1,091 N/mm 2
r perlu =
> r min , di pakai r perlu = 0,00467 As perlu =r perlu . b . dx
Jumlah tulangan dalam 1m 1 =
= 5,65 ~ 6 buah
Jarak tulangan dalam 1m 1 =
= 166,67mm ~ 160mm Jarak maksimum tulangan
= 2 x h = 2 x 120 = 240mm
As yang timbul = 6. ¼ . p.(10) 2 = 471 mm 2 > As perlu …ok! Dipakai tulangan Æ 10 – 160 mm
5.7. Penulangan tumpuan arah y
Mu
= 679,320 kgm = 6,7932x10 6 Nmm
N/mm 2
r perlu =
> r min , di pakai r perlu = 0,00504 As perlu =r perlu .b.d
Jumlah tulangan dalam 1m 1 =
= 5,458 ~ 6 buah
Jarak tulangan dalam 1m 1 =
= 166,67mm ~ 160mm Jarak maksimum tulangan
= 2 x h = 2 x 120 = 240mm
As yang timbul = 6. ¼ . p.(10) 2 = 471 mm 2 > As perlu …ok! Dipakai tulangan Æ 10 – 160 mm
5.8. Penulangan lapangan arah x
Mu
= 361,746 kgm = 3,6175x10 6 Nmm
523 , 4 , x
0,501 N/mm 2
r perlu =
= 0,00211 r < r max r < r min , di pakai r min = 0,0025 As
=r min . b . dx
Jumlah tulangan dalam 1m 1 =
= 3,025 ~ 4 buah
Jarak tulangan dalam 1m 1 =
= 250mm
Jarak maksimum tulangan
= 2 x h = 2 x 120 = 240mm
As yang timbul = 4. ¼ . p.(10) 2 = 314 mm 2 > As perlu …ok! Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.9. Penulangan lapangan arah y
Mu
= 225,086 kgm = 2,251x10 6 Nmm
769 , 2 , x
0,383 N/mm 2
r perlu =
< r min , di pakai r min = 0,0025 As = r min b.d
Jumlah tulangan dalam 1m 1 =
. 78 .
= 2,70 ~ 3 buah
Jarak tulangan dalam 1m 1 =
1000
= 333,333mm
Jarak maksimum tulangan
= 2 x h = 2 x 120 = 240mm
As yang timbul = 3. ¼ . p.(10) 2 = 235,5mm 2 > As perlu …ok! Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.10. Rekapitulasi Tulangan
Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Æ 10 – 240 mm Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 120 mm Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 120 mm
Tabel 5.2. Penulangan Plat Lantai
Tipe Plat
Tulangan Lapangan
Tulangan Tumpuan
Arah x
(mm)
Arah y
(mm)
Arah x
(mm)
Arah y (mm)
A Æ10–240
Æ10–240
Æ10–120
Æ10–120
A 1 Æ10–240
Æ10–240
Æ10–120
Æ10–120
A 2 Æ10–240
Æ10–240
Æ10–120
Æ10–120
A 3 Æ10–240
Æ10–240
Æ10–120
Æ10–120
P.atp
Æ10–240
Æ10–240
Æ10–120
Æ10–120
6.1. Perencanaan Balok Anak
Gambar 6.1. Area Pembebanan Balok Anak
Keterangan : Balok Anak : As A-A’ Balok Anak : As B-B’ Balok Anak : As C-C’ Balok Anak : As D-D Balok Anak : As E-E’ Balok Anak : As F-F’
300 300 400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400 300 300
NOP
950
250
300
B B' A A' C C'
D'
E E'
F F'
Up
merata pada bagian balok, maka beban pelat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
a Lebar Equivalen Trapesium
Leq = 1/6 Lx
b Lebar Equivalen Segi tiga
Leq = 1/3 Lx
Tabel 6.1. Perhitungan Lebar Equivalen Tipe
Ukuran Plat
Leq (segitiga)
Leq (trapesium)
1 3,00 × 4,00
3,00
4,00
1,219
2 3,25 × 4,00
3,25
4,00
1,268
3 3,00 × 3,00
3,00
3,00
1,00
4 3,00 × 3,25
3,00
3,25
1,00
5 1,65 × 4,00
1,65
4,00
0,778 -
6 2,00 × 2,00
2,00
2,00
0,667 -
7 1,25 × 4,00
1,25
4,00
0,726
Lx
½Lx
Leg
½ Lx
Ly
Leg ïþ
ü ïî
ì ÷÷
ö çç
2.Ly
Lx
3 4.
a. Dimensi Balok Dipakai h = 400 mm
b = 300 mm
b. Gambar Struktur
Leq = 2 Leq 1 + 2 Leq 4 + Leq 5
= 2 . 0,42 + 2 . 0,33 + 0,49 = 1,99
c. Pembebanan Setiap Elemen Beban Mati (qD) Beban Merata Berat sendiri balok
= 0,3 . (0,4 – 0,12) . 2400
= 201,6 kg/m 2 Berat plat
= (1,219 + 1,268) . 411
= 851,7 kg/m 2 qD = 1223,346
kg/m 2
Beban hidup (qL)
Beban hidup digunakan 250 kg/m 2
qL = (1,219 + 1,268) . 250 = 621,5 kg/m 2
A A'
Daerah Tumpuan
c. 0,85.f' β
= 0,0326 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,0326 = 0,02445
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar Mu
= 3744,49 kgm= 3,74449 .10 7 Nmm
Mn =
Mu
= 4,681 .10 7 Nmm = 4,681 .10 7 Nmm
2.m.Rn
r<r min ® dipakai tulangan tunggal Digunakan r min = 0,004
As perlu =r min .b.d
= 0,004. 300 . 344 = 412,8 mm 2
perlu As
As ada = n . ¼ . p . 16 2 = 3 . ¼ . 3,14 . 16 2 = 602,88 mm 2 > As perlu ® Aman..!!
Asada fy ' , 85 , 0 ,
= As ada . fy (d – a/2) = 602,88 . 350 (344 – 33,099/2)
Kontrol Spasi : S
sengkang 2 - tulangan n tulangan - 2p - b f f
8 2 - 16 3. - 3. 40 2 - 300
= 78 > 25 mm…..oke!!
Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm
Daerah Lapangan
c. 0,85.f' β
= 0,0326 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,0326 = 0,02445
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar Mu
= 1820,07 kgm = 1,82007 .10 7 Nmm
Mn =
Nmm 10 2,275.
Mu
Rn =
b.d
Mn
fy
r<r min ® dipakai tulangan tunggal Dipakai r min = 0,004
As perlu = r min .b.d = 0,004. 300 . 344 = 412,8 mm 2
perlu As
As ada
=n.¼.p.d 2
= 3 . ¼ . 3,14 . 16 2 = 602,88 mm 2 > As perlu ® Aman..!!
b c f' c 0,85
fy ada As
Mn ada
= As ada . fy (d – a/2) = 602,88 . 350 (344 – 33,099/2)
= 6,9095.10 7 Nmm Mn ada > Mn (2,275 . 10 7 Nmm) ® Aman..!!
Kontrol Spasi : S
sengkang 2 - tulangan n tulangan - 2p - b f f
Tulangan Geser Balok anak
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar Vu
= 5616,74 kg = 56167,4 N
= 86000 N Ø Vc = 0,6 . 86000 N = 51600 N 0,5Ø Vc = 0,5 . 51600 N = 25800 N
3 Ø Vc = 3 . 516000 N
= 154800 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc
: 51600 N < 56167,4 N < 154800 N
Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs
= Vu – Ø Vc = 56167,4 – 51600 = 4567,4 N
Vs perlu =
Vs f Vs
S max = d/2 = 344/2
= 172 mm ≈ 150 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 150 mm
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel Tabel 6.2. Penampang Balok Anak
Jenis Balok Anak
Gambar Pembebanan
Jumlah
Eqi
(qD) kg/m 2
(qL) kg/m 2 A-A’
( Eq1 + Eq2) 1,219 + 1,268 =
B-B’
( Eq3 + Eq4) 1,00 + 1,00 = 2,00
C-C’
( Eq2 + Eq5) 0,778 + 1,268 =
A A'
B B'
C C'
D'
F-F’
( Eq1+Eq7) 1,219+0,726 =
1000,73
485,938
Tabel 6.3. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Anak Daerah Lapangan
As Balok Anak
E-E’ F-F’
b (mm)
h (mm)
400 400 d’ (mm)
40 40 40 40 40 40
d (mm)
344 344 f’c (Mpa)
25 25 25 25 25 25 fy (Mpa)
0,004 0,004 Mu (Nmm)
1,82007.10 7 7,7365.10 7 0,9056.10 7 1,80989.10 7 5,73298.10 7 2,40638.10 7 Mn (Nmm)
20,275.10 7 9,671.10 7 1,132.10 7 2,262.10 7 7,166.10 7 3,008.10 7 Rn (N/mm)
F F'
Luas Ø 16 mm
Tabel 6.4. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Anak Daerah Tumpuan
As Balok Anak
E-E’ F-F’
b (mm)
h (mm)
400 400 d’ (mm)
d (mm)
344 344 f’c (Mpa)
25 25 25 25 25 25 fy (Mpa)
0,004 0,004 Mu (Nmm)
3,74449.10 7 1,54731.10 7 1,8111.10 7 3,61978.10 7 8,20185.10 7 4,81277.10 Mn (Nmm)
4,6810.10 7 1,934.10 7 2,264.10 7 4,529.10 7 10,026.10 7 6,016.10 7 Rn (N/mm)
Luas Ø 16 mm
Tabel 6.5. Perhitungan Tulangan Geser Balok Anak
As Balok Anak
E-E’ F-F’
b (mm)
h (mm)
400 400 d’ (mm)
d (mm)
344 344 f’c (Mpa)
25 25 25 25 25 25 fy (Mpa)
Vc (N) 86000
Ø Vc (N) 51600
3 Ø Vc (N) 154800
154800 154800 Tul. yg dipakai
Ø 8 -150 mm
4.1. Uraian Umum
Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan.
Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut.
4.2. Data Perencanaan Tangga
Up
Gambar 4.1. Detail tangga
Data – data tangga : Tinggi antar lantai
= 460 cm
Lebar tangga
= 180 cm
Lebar datar
= 455 cm
Tebal plat tangga
= 12 cm
Tebal plat bordes tangga = 12 cm Dimensi bordes
= 125 x 370 cm
lebar antrade
= 30 cm
Tinggi optrade
= 20 cm
Jumlah antrede
= 330 / 30 = 11 buah
Jumlah optrade
= 11 + 1 = 12 buah
a = Arc.tg ( 230/330 ) = 34,5 0 = 34 0 < 35 0 ……(Ok)
4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan
Ht = 12 cm
T eq
Gambar 4.2. Tebal equivalent
= 16,64 cm T eq = 2/3 x BD = 2/3 x 16,64 = 11,093 cm
Jadi total equivalent plat tangga Y = t eq + ht
= 11,093 + 12 = 23,093 cm
4.3.2. Perhitungan Beban
a. Pembebanan tangga ( SNI 03-2847-2002 )
1. Akibat beban mati (qD) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,8 x 2,4
= 0,0432 ton/m Berat spesi (2 cm)
= 0,02 x 1,8 x 2,1
= 0,0756 ton/m
3. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL
= 1,2 . 1,1163 + 1,6 . 0,54
= 2,20356 ton/m
b. Pembebanan pada bordes ( SNI 03-2847-2002 )
1. Akibat beban mati (qD) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 3,7 x 2,4
= 0,0888 ton/m Berat spesi (2 cm)
= 0,02 x 3,7 x 2,1
= 0,1554 ton/m Berat plat bordes
= 0,12 x 3,7 x 2,4
= 1,0656 ton/m qD = 1,3098 ton/m
2. Akibat beban hidup (qL) qL = 3,7 x 0,300 ton/m
= 1,11 ton/m
3. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL
= 1,2 . 1,3098 + 1,6 . 1,11 = 3,34776 ton/m
· Tegangan Geser
4.4.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan
Dicoba menggunakan tulangan Æ 14 mm
h = 120 mm
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar
M u = 2350,01 kgm = 2,3559x10 7 Nmm
= 0,033 r max = 0,75 . rb = 0,0245 r min = 0,0025
Rn = 2 = b .d
Mn
945 , 2 , x
1,892 N/mm
r ada =
fy
2.m.Rn
= 0,011 r ada < r max < r min di pakai r ada = 0,011
Dipakai tulangan Æ 14mm = ¼ . p x 14 2 = 153,86 mm 2
Jumlah tulangan =
Jarak tulangan
Jarak maksimum tulangan =2 ´ h
= 2 x 120 = 240 mm
Dipakai tulangan D 14 mm – 150 mm As yang timbul
= 12. ¼ . π. d 2
= 12 x 0,25 x 3,14 x (14) 2 = 1846,32 mm 2 > As ........... Aman !
4.4.2. Perhitungan Tulangan Lapangan
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar
M u = 1148,32 kgm = 1,14327x10 7 Nmm
Mn =
14832 , 1 , x 7
1,440x10 7 Nmm
fc
fy
rb =
fy + fy
fc
85 , 0 , b
fy
2.m.Rn
= 0,00277 r ada < r max < r min di pakai r ada =0,00277 As = r ada .b.d
= 0,00277 x 1800 x 93
= 462,504 mm 2 Dipakai tulangan Æ 14mm = ¼ . p x 14 2 = 153,86 mm 2
Jumlah tulangan =
Jarak tulangan
= 450 mm
Jarak maksimum tulangan =2 ´ h
= 2 x 120 = 240 mm
Dipakai tulangan D 14 mm – 150 mm As yang timbul
= 4.¼xpxd 2
= 4 x 0,25 x 3,14 x 14 2 = 615,44 mm 2 > As ........aman !
200 3,7 m
Data – data perencanaan balok bordes:
h = 300 mm
b = 200 mm ftul = 16 mm fsk = 8 mm
d’ = p + fsk + ½ ftul = 20 + 8 + 8 = 36 mm
d = h – d` = 300 – 36 = 264 mm
4.5.1. Pembebanan Balok Bordes
1. Beban mati (qD) Berat sendiri
= 0,20x 0,3 x 2400 = 144 kg/m
Berat dinding
= 0,20 x 2,3 x 1700 = 782 kg/m
Berat plat bordes = 0,12 x3,7 x 2400 = 1065,6 kg/m
qD = 1991,5 kg/m
3. Beban reaksi bordes qU =
lebar bordes
aksi Re aksi
= 2295,84 kg/m
4.5.2. Perhitungan tulangan lentur
1. Tulangan Tumpuan Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen tumpuan terbesar
M u = 2956,18 kgm = 2,95618x 7 10 Nmm
= 3,695x10 7 Nmm
= 0,033 r max = 0,75 . rb = 0,0245 r min = 0,004
Mn Mn
= 0,015x 200 x 264 = 795 mm 2
Dipakai tulangan Æ 16 mm
As = ¼ . p . (16) 2 = 200,96 mm 2
Jumlah tulangan =
As yang timbul = 4. ¼ . π. d 2
= 4 . ¼ . 3,14 . (16) 2 = 803,84 mm 2 > As (795 mm 2 ).......... Aman !
Dipakai tulangan 4 D16 mm
2. Tulangan Lapangan
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen lapangan terbesar M u = 1478,06 kgm = 1,47809x 7 10 Nmm
= 1,8475x10 7 Nmm
fc
fy
= 0,033 r max = 0,75 . rb = 0,0245 r min = 0,004
2.m.Rn
r ada <r min r ada <r max As = r min .b.d
= 0,004 x 200 x 264 = 211,2 mm 2
Dipakai tulangan D 16 mm
As = ¼ . p . (16) 2
= 200,96 mm 2
Jumlah tulangan =
As yang timbul = 2. ¼ . π. d 2
= 1/6 . 200 . 264. 25 . = 88000 N
Æ Vc = 0,6 . Vc = 0,6 . 88000 N = 52800 N
3Æ Vc = 3 . ÆVc = 3 . 52800 N
= 158400 N Vu < Æ Vc < 3 Æ Vc, Tidak diperlukan tulangan geser Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Æ 8 – 200 mm
4.5. Perhitungan Pondasi Tangga
Gambar 4.3. Pondasi Tangga
Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1 m dan dimensi 1,0 x 1,8 m
Mu
= 1151,67 kg.m
d = h – d’ = 250 – (70 + 6) = 174 mm
4.5.1. Perencanaan kapasitas dukung pondasi
a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,0 x 1,8 x 0,25 x 2400 = 1080
kg Berat tanah = 2 (1,8 x 0,4)x0,8 x 1700 = 1713
kg Berat kolom = 0,2 x1,8 x 0,75 x 2400
kg Pu
= 8241,39 kg SP
= 0,0959 kg < 1/6.B = 0,0959 kg < 1/6.1,0 = 0,0959 < 0,1667 ......... ok
s yang terjadi =
.b.L 2
Mu
SR
s tanah =
= 8803,27 kg/m 2 < 25000 kg/m 2
4.5.2. Perhitungan Tulangan Lentur
Mn = ½ . s . t 2 = ½ . 8803,27. (0,25) 2 = 275,102 kg/m Mn = 0,275102 x10 7 Nmm
0,275102x 10
= 0,0908 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,0326
= 0,02445 r min =
r perlu =
fy
Rn m 2 m
digunakan tul D 12 = ¼ . p . 14 2 = ¼ . 3,14 . (14) 2 = 153,86 mm 2
Jumlah tulangan (n) =
Jarak tulangan
= 200 mm
As yang timbul
= 9 x 153,86 = 1384,74 > As………..Ok!
Sehingga dipakai tulangan Æ 14 – 200 mm
4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser
Vu =sxA efektif = 8803,27 x (0,2 x 1,8) = 3169,177N
= 216000 N Æ Vc = 0,6 . Vc = 0,6. 216000
= 156600 N 3Æ Vc = 3 . Æ Vc = 3 . 156600 = 261000 N
Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc tidak perlu tulangan geser
9.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik rumah tinggal,ruko,rukan,maupun gedung lainya. Dengan RAB kita dapat mengukur kemampuan materi dan mengetahui jenis-jenis material dalam pembangunan, sehingga biaya yang kita keluarkan lebih terarah dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
9.2. Data Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) adalah sebagai berikut :
a. Analisa pekerjaan : Sesuai SNI 03-2835-2010
b. Harga upah & bahan : Dinas Pekerjaan Umum Kab Seragen 2010
c. Harga satuan : Terlampir
9.3. Perhitungan Volume
9.3.1 Pekerjaan Persiapan
A. Pekerjaan pembersihan lokasi Volume = panjang x lebar
= 60 x 19 = 1140 m 2
B. Pekerjaan pembuatan pagar setinggi 2m Volume = ∑panjang
= 166 m
C. Pekerjaan pembuatan bedeng dan gudang Volume = panjang x lebar
= (3x4) + (3x3) = 21 m 2
= (1,0 x 08)x 287 = 229,6m 3
Ø Galian Pondasi Footplat Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n
= {(1,5x1,5 x2,0)x13}+{(2x2x2,0)x34} = 330,5 m 3 Ø Pondasi tangga
Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang
= (1 x 1,8)x 1 = 1,8 m 3
B. Urugan Pasir bawah Pondasi dan bawah lantai (t= 5cm) Ø Footplat 1 (F1)
Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n
= (2x2x0,05) x34 = 6,8 m 3
Ø Footplat 2 (F2) Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n
= (1,5x1,5x0,05)x13 = 1,465 m 3
Ø Pondasi batu kali Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang
= (1,0 x 0,05)x 287 = 14,35 m 3
Ø Pondasi tangga Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang
= (1 x 0,05)x 1,8 = 0,09 m 3
Ø Lantai Volume = tinggi x luas lantai
= (2x2x0,05) x 34 = 6,8 m 3
Ø Footplat 2 (F2)
Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (1,5x1,5x0,05)x20 = 2,25 m 3
Ø Pondasi batu kali
Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1,0 x 0,05)x 287 = 14,35 m 3
D. Pasangan pondasi batu kosong (1pc:3psr:10kpr) Volume = ∑panjang xlebar x tinggi
= 287x1x0,2 = 57,4 m 3
E. Pasangn pondasi batu kali (1pc:3psr:10kpr) Volume = (1/2.(atas+bawah) . tinggi) x ∑panjang
= (1/2.(0,8+0,3).0,8) x 287 = 126,28 m 3
F. Urugan Tanah Kembali Volume = V.tanah galian- batukali-lantai kerja- pasir urug-batu kosong
= 515,98 – 126,28 – 30,97 – 13,0625-57,4 = 288,26 m 3
G. Pondasi telapak(footplat) § Footplat 1 (F1)
Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = { (2.2.0,4)x 34 = 54,4 m 3
= 18 m 3
§ Footplat tangga
Volume = panjang xlebar x tinggi = (1,8.1.0,25) = 0,45 m 3
9.3.3 Pekerjaan Beton
A. Beton Sloof Volume = (panjang xlebar) x ∑panjang
= (0,25x0,4)x421 = 84,2 m 3
B. Balok B 1 35/90 Volume = (tinggi xlebar x panjang) x ∑n
= (0,35x(0,9-0,12)x9,5) x 17 = 44,09 m 3
C. Balok B 2 30/40 Volume = (tinggi xlebar x panjang) x ∑n
= (0,3x(0,4-0,12)x60) x 2 = 10,08 m 3
D. Balok B a1 30/40 Volume = (tinggi xlebar x panjang) x ∑n
= (0,3x(0,4-0,12)x56) x 2 = 9,408 m 3
E. Balok Ba 2 30/40
Volume = (tinggi xlebar) x ∑panjang
= (0,3x(0,4-0,12)x8) = 0,672 m 3
F. Balok B a3 30/40
H. Kolom utama Ø Kolom40/40
Volume = (panjang xlebarx tinggi) x ∑n = (0,4x0,4)x10,7)x 34 = 58,208 m 3
Ø Kolom 30/30
Volume = (panjang xlebar) x ∑panjang = (0,3x0,3x10,7)x 20 = 19,29m 3
I. Ringbalk Volume = (tinggi xlebar)x ∑panjang
= (0,25x0,3) x 401= 30,075m 3
J. Plat lantai (t=12cm) Volume = luas lantai 2x tebal
= 744 x0,12 = 89,28 m 3
K. Plat Atap (t=10cm) Volume = luas plat atap x tebal
= (24x 0,10) = 2,4 m 3
L. Plat kanopi (t=8cm) Volume = luas plat kanopi x tebal
= (48+32) x 0,08 = 6,4 m 3
M. Sirip kanopi (t=8cm) Volume = (luas sirip kanopi x tebal)x ∑n
= (0,6 x0,08) x 6 = 0,288 m 3
= 2,122 m 3
9.3.4 Pekerjaan pemasangan Bata merah dan Pemlesteran
A. Pasangan dinding bata merah Ø Luas jendela = J1+J2+J3+J4+J5+BV1+BV2
= 74,8+45,37+18,66+3,75+17,2+1,28 = 161,06 m 2
Ø Luas Pintu = P1 +P2+P3+P4
= 24 + 7,2 + 9,6+ 16 = 56,8 m 2 Ø Luas dinding WC = 60 m 2
Luasan dinding bata merah
= ( tinggi x ∑panjang )+L.dinding WC –(L.pintu+ l.jendela) = (4,6 x389) +60 – (161,06 +56,8) = 1704,49 m 2
B. Pemlesteran Luas plesteran = Luasan dinding bata merah x 2 sisi
= 1704,49 x 2 = 3408,96 m 2
9.3.5. Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu
A. Pemasangan kusen dan Pintu kayu kamper 6/12 Julmlah panjang = J1+J2+J3+J4+P1+P2+P3+P4 = 162 + 204,24 + 78,08 + 94,2 + 52 + 12,08 + 38,72
= 676,84 m Volume = (tinggi x lebar)x ∑panjang
= 56,8 m 2
Luas daun jendela = J1+ J2+J3+J4
= 52,5 + 34,5 + 28,8 + 11,52 = 127,35 m 2
Total luasan = Luas daun pintu+ Luas daun jendela
= 184,12 m 2
C. Pasang kaca polos (t=5mm) P1 = (0,94 x 2,44) x8
= 2,463 m 2
J1 = (0,4 x 1,3) x 16
= 8,32 m 2
J3 = (0,2 x 1,1) x 8
= 1,76 m 2
J4 = (0,4 x 1,05) x 35
= 14,7 m 2
Volume = luas P1+J2+J3+J4
= 55,1288 m 2
D. Pekerjaan Perlengkapan pintu P1= 7 unit ( 14 engsel + 7 slot pintu + 7 grendel ) P2= 4 unit ( 8 engsel + 4 slot pintu + 8 grendel ) P3= 8 unit ( 16 engsel + 8 slot pintu + 8 grendel ) P4= 8 unit ( 16 engsel + 8 slot pintu + 8 grendel )
E. Pekerjaan Perlengkapan daun jendela Tipe j1= 70 unit ( 140 engsel + 70 grendel ) Tipe j2= 46 unit ( 92 engsel + 46 grendel ) Tipe j3= 32 unit ( 64 engsel + 32 grendel )
∑panjang profil tarik = 6 m ∑panjang profil kaki kuda-kuda = 6,92 m ∑panjang profil sokong = 7,03 m Panjang total = ∑panjang x ∑n
= 28,61 x 2 = 57,22 m
Ø Jurai kuda-kuda (doble siku 50.50.5) ∑panjang profil under = 8,66 m ∑panjang profil tarik = 8,48 m ∑panjang profil kaki kuda-kuda = 9,16 m ∑panjang profil sokong = 8,39 m Panjang total = ∑panjang x ∑n
= 34,69 x 4 = 138,76 m
Ø Kuda-kuda B (doble siku 60.60.6) ∑panjang profil under = 13,86 m ∑panjang profil tarik = 13,84 m ∑panjang profil kaki kuda-kuda = 12 m ∑panjang profil sokong = 14,06 m Panjang total = ∑panjang x ∑n
= 53,76 x 12 = 645,12 m
Ø Kuda-kuda utama (A) (doble siku 80.80.10) ∑panjang profil under = 13,86 m
Ø Gording (150.75.20.4,5) ∑panjang profil gording = 487 m Volume total profil kuda-kuda 60.60.6 = 645,12 m
Volume total profil kuda-kuda 80.80.10 = 107,52 m Panjang gording
= 487 m
B. Pekerjaan konsul emperan balok 6/12 Volume = (tinggi x lebar x ∑panjang )
= {( 0,12 x 0,06 x (1,4 x 31)} = 0,313 m 3
C. Pekerjaan pasang kaso 5/7dan reng ¾ luas atap = 62 x 14
= 868 m 2
D. Pekerjaan pasang Listplank Panjang = 152 m
E. Pekerjaan pasang genting
Panjang = 868 m 2
F. Pasang bubungan genting Panjang = 48 m
9.3.7. Pekerjaan Asbes / Plafon
A. Pembuatan dan pemasangan rangka plafon Luas = ((panjang x lebar) x 2) + (panjang x lebar)kanopi = (744 x2) + 16
9.3.8. Pekerjaan keramik
A. Pasang keramik 40/40 Luas = luas lantai
= 1340,24 m 2
B. Pasang keramik 20/20 Luas = luas lantai
= 66 m 2
C. Pasang keramik dinding 20/25 Luas = tinggi dinding keramik x lebar ruang
= (1,5 x 48) + (1,5 x 10)
= 87 m 2
9.3.9. Pekerjaan sanitasi
A. Pasang kloset jongkok = 8 unit
B. Pasang bak fiber = 8 unit
C. Pasang wastafel = 10 unit
D. Pasang floordrain = 8 unit
E. Pasang tangki air 550l = 2 unit
9.3.10. Pekerjaan instalasi air
A. Pekerjaan pengeboran titik air Jumlah = 1 unit
B. Pekerjaan saluran pembuangan Panjang Pipa = 125 m
Pemasangan bata merah Volume = ∑panjang x tinggi
= 8,4 x 2 = 1,68 m 2
9.3.11. Pekerjaan instalasi Listrik
A. Instalasi stop kontak = 15 unit
B. Titik lampu Ø TL 35 watt = 84 unit
Ø TL 25 watt = 58 unit Ø TL 15 watt = 12 unit
C. Instalasi saklar Ø Saklar singl = 9 unit
Ø Saklar double = 20 unit
9.3.12. Pekerjaan pengecatan
A. Pengecatan dinding Volume = volume pemlesteran
= 3408,96 m 2
B. Pengecatan menggunakan Cat minyak (pada listplank) Volume = ∑panjang x lebar papan
= 152 x 0,15 = 22,8 m 2
C. Pengecatan menggunakan melamik (pada kusen) Luas kusen = ∑panjang x keliling kusen
= 443,04 m 2
9.4. Perhitungan biaya
Dalam perhitungan ini kami menggunakan program sebagai mempermudah dalam perhitungan dan meminimalisir keselahan dalam pengalian antara jumlah item yang ada dengan harga satuan bahan atau pekerjaan, yang mana data harga satuan tersebut sesuai dengan kondisi pasar pada saat ini, dan diambil dari data daerah sekitar pembangunan Gedung Sekolah SMA JIWA NUSANTARA yang terletak di Kec Sambung macan, Kab Sragen.
Untuk perhitungan selanjutnya kami sajikan dalam bentuk tabel perhitungan secara sederhana.
10.1. Perencanaan atap
Data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut :
a. Bentuk rangka kuda-kuda
: seperti Gambar 3.2
b. Jarak antar kuda-kuda
:4m
c. Kemiringan atap (a)
: 30°
d. Bahan gording : baja profil lip channels ( )
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (û ë)
f. Bahan penutup atap
: genteng tanah liat
g. Alat sambung
: baut-mur.
h. Jarak antar gording
: 1,73 m
i. Bentuk atap
: limasan
j. Mutu baja profil
: Bj-37
Fu = 3700 kg/cm 2
Fy = 2400 kg/cm 2
Berikut adalah hasil rekapitulasi profil baja yang direncanakan :
1. Setengah kuda-kuda
12 û ë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7
13 û ë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7
14 û ë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7
15 û ë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7
2. Jurai
Gambar 10.2. Jurai
Tabel 10.2 Rekapitulasi perencanaan profil Jurai Nomor
3. Setengah kuda-kuda utama A
Gambar 10.3. Kuda-kuda utama A
Tabel 9.3 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama A
Nomor Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1 û ë 80 . 80 . 10
4 Æ 12,7
2 û ë 80 . 80 . 10
4 Æ 12,7
3 û ë 80 . 80 . 10
4 Æ 12,7
4 û ë 80 . 80 . 10
4 Æ 12,7
4. Kuda-kuda utama B
Gambar 10.4. Kuda-kuda utam
10.2 Perencanaan Tangga
Data-data
10.2.1 Penulangan Tangga
a. penulangan tangga dan bordes Lapangan = D14 mm –250 mm Tumpuan = D14 mm –150 mm
b. Penulangan balok bordes Dimensi balok 20/30 Lapangan = 2 D16 mm Tumpuan = 4 D16 mm
Geser
= Æ 8 – 150 mm
10.2.2 Pondasi Tangga
- Kedalaman
= 1,5 m
- Ukuran alas
= 1 x 1,8 m
- g tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 - s tanah = 2,5 kg/cm 2 = 25000 kg/m 2
- Tebal
= 250 mm
- Penulangan pondasi
a. Tulangan lentur
= D14 –100 mm
b. geser
= Æ 8 – 200 mm
Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 120 mm Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 120 mm
10.4. Perencanaan balok anak
10.4.1 Balok anak A-A
§ Dimensi = 30/40 mm § Lapangan = 3 D 16 mm § Tumpuan = 3 D 16 mm
§ Geser = Æ 8 – 200 mm
10.4.2 Balok anak B-B
§ Dimensi = 30/40 mm § Lapangan = 2 D 16 mm § Tumpuan = 2 D 16 mm § Geser = Æ 8 – 200 mm
10.4.3 Balok anak C-C
§ Dimensi = 30/40 mm § Lapangan = 3 D 16 mm § Tumpuan = 3 D 16 mm § Geser = Æ 8 – 200 mm
10.4.4 Balok anak D-D
§ Dimensi = 20/30 mm § Lapangan = 2 D 16 mm § Tumpuan = 3 D 16 mm
§ Geser = Æ 8 – 200 mm
10.4.6 Balok anak F-F
§ Dimensi = 30/40 mm § Lapangan = 3 D 16 mm § Tumpuan = 3 D 16 mm § Geser = Æ 8 – 200 mm
10.5 Perencanaan Portal
a. Perencanaan ring balok - Melintang 25/30 cm Lapangan = 2 D 16 mm
Tumpuan = 2 D 16 mm Geser = Æ 10 – 150 mm - Memanjang 25/30 cm
Lapangan = 3 D 16 mm Tumpuan = 5 D 16 mm
Geser = Æ 10 – 150 mm
b. Perencanaan balok portal - Balok portal memanjang 35/90 cm Lapangan
= 8 D 22 mm
Tumpuan
= 4 D 22 mm
Geser
= Æ 10 – 100 mm
Geser
= Æ 10 – 200 mm
c. Perencanaan sloof struktur 25/40 Lapangan = 5 D 16 mm
Tumpuan = 5 D 16 mm Geser = Æ 10 – 200 mm
d. Perencanaan kolom - Kolom tipe1 40/40 Tulangan = 4 D 19 mm
Geser = Æ 10 – 200 mm - Kolom tipe2 30/30
Tulangan = 3 D 19 mm Geser = Æ 10 – 200 mm
10.6 Perencanaan Pondasi Footplat
Data perencanaan -
f c , = 25 Mpa,
= 2,5 kg/cm 2 = 25000 kg/m 2
- g tanah
= 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3
- γ beton
= 2,4 t/m 2
- Penulangan pondasi arah sumbu pendek
= D 19 - 200 mm
arah sumbu panjang
b. Pondasi Footplat Tipe 1 - Kedalaman
= 2,0 m
- Ukuran alas
= 1,5 x 1,5m
- Penulangan pondasi arah sumbu pendek
= D 19 - 180 mm
arah sumbu panjang
= D 19 - 180 mm
geser
= Æ 10 – 150 mm