pendidikan karakter di indonesia masih j
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan
kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau,
kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi
serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam
sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui
pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan
untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan
dari
dalam
maupun
tuntutan
dari
luar
masyarakat
bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan
diterapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai
upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.
(Tirtarahardja, 2005).
Dewasa
ini
perkembangan
masyarakat
dan
kebudayaan semakin cepat meliputi aspek kehidupan dan
penghidupan
manusia.
perkembambangan
disebabkan
oleh
masyarakat
percepatan
Semakin
dan
cepatnya
kebudayaan
perkembangan
ini
ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi.
Pengantar Pendidikan
1
Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan,
Tirtarahardja (2005) juga menyatakan bahwa perubahan
masyarakat dari masyarakat pertanian ke masyarakat
industri relatif lebih lama daripada perubahan masyarakat
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Bahkan
diberbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia
masih dalam proses transisi dari masyarakat pertanian ke
masyarakat industri serta segera diiringi perubahan ke
masyarakat informasi. Perubahan yang cepat tersebut
mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat dimasa depan,
diantaranya
adalah
perkembangan
globalisasi,
perkembangan iptek, perkembangan arus informasi, serta
kebutuhan akan peningkatan layanan profesional.
Perkembangan ciri khusus atau karakteristik tersebut
sudah sangat pesat, untuk mengantisipasi dampaknya
diperlukan pendidikan karakter agar dapat menanggulangi
dan mencegah terjadinya degradasi karakter bangsa yang
disebabkan oleh ketidaksiapan manusia dengan adanya
kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat.
Pendidikan
berperan
sangat
penting
dalam
mempersiapkan masyarakat agar siap dalam menghadapi
perkembangan jaman sehingga dapat membentuk manusia
Pengantar Pendidikan
2
indonesia yang berkarakter. Pendidikan dalam perannya
membentuk karakter bangsa harus bersifat fleksibel dan
mengikuti perkembangan yang ada. Dalam mengikuti
perkembangan jaman tersebut, kurikulum pendidikan di
Indonesia terus dibenahi sehingga banyak mengalami
perubahan, hingga saat ini pendidikan di Indonesia
menggunakan kurikulum 2013 yang masih kontroversi.
Pada kurikulum 2013 ini sudah mulai ditanamkan apa
itu yang disebut pendidikan karakter, namun dalam
penerapannya dilapangan masih terkendala banyak faktor.
Untuk itulah
makalah
ini
akan membahas
tentang
pendidikan karakter di Indonesia yang masih jalan ditempat.
1.2.
Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya :
1. Apa pengertian dari degradasi karakter bangsa?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya degradasi
karakter bangsa?
3. Apa tindakan yang
harus
diterapkan
untuk
mengantisipasi degradasi karakter bangsa?
4. Kenapa pendidikan karakter di Indonesia dikatakan
masih jalan ditempat?
Pengantar Pendidikan
3
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi agar pendidikan
karakter di Indonesia tidak jalan ditempat lagi?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian dari degradasi karakter
bangsa.
2. Menjelaskan
penyebab
karakter bangsa.
3. Menjelaskan langkah
terjadinya
dalam
degradasi
mengantisipasi
degradasi karakter bangsa.
4. Menjelaskan penyebab pendidikan karakter di
Indonesia masih jalan ditempat.
5. Mencari solusi agar pendidikan karakter di
Indonesia tidak jalan ditempat.
1.4.
Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Pembuatan
makalah
ini
memberikan
pengalaman bagi penulis dalam penyusunan makalah
dan dapat memberikan pendalaman tentang solusi
untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa
beserta pelaksanaan dari solusi tersebut.
2. Bagi Pembaca
Adapun manfaat bagi pembaca makalah ini
adalah mendapatkan informasi tentang solusi untuk
Pengantar Pendidikan
4
mengantisipasi degradasi karakter bangsa beserta
pelaksanaannya. Dan makalah ini dapat dijadikan
sumber referensi tentang solusi untuk mengantisipasi
degradasi karakter bangsa beserta pelaksanaannya.
BAB II
METODE PENULISAN
2.1. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode
tinjauan pustaka. Dalam pengumpulan data-data pada
penelitian ini, penulis menggunakan studi kepustakaan
(library research), dengan merujuk kepada artikel, buku,
internet, dan berita-berita media yang relevan. Dalam
pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu
Pengantar Pendidikan
5
kepada data-data dari internet dan berita di media, karena
keterbatasan enulis dalam mencari data-data yang original.
Data yang telah masuk kemudian dianalisis dengan
metode
deskriptif
kualitatif
menggunakan
statistik
sederhana yaitu dengan mengumpulkan data-data terpercaya
dari sumber internet, buku, dan berita di media yang dapat
dipertanggungjawabkan dan verifikasi/ penarikan simpulan.
Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar
memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya
diambil kesimpulan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Degradasi Karakter Bangsa
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia
dalam KBBI (2014), degradasi adalah suatu kemunduran,
kemerosotan, atau penurunan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
degradasi karakter bangsa adalah suatu penurunan atau
kemerosotan karakter bangsa. Hal ini sangat merugikan
karena sedikit demi sedikit dapat menghancurkan suatu
bangsa dari dalam.
Pengantar Pendidikan
6
Sudarmanto, sebagaimana dikutip Thomas Lickona
(dalam Sutawi, 2011) menyatakan bahwa ada 10 aspek
degradasi
merupakan
moral
yang
tanda-tanda
melanda
suatu
kehancuran
negara
suatu
yang
bangsa.
Kesepuluh tanda tersebut adalah:
1. Meningkatnya kekerasan pada remaja.
2. Penggunaan kata-kata yang memburuk.
3. Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat
dalam tindak kekerasan.
4. Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan
5.
6.
7.
8.
seks bebas.
Kaburnya batasan moral baik-buruk.
Menurunnya etos kerja.
Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru.
Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga
negara.
9. Membudayanya ketidakjujuran.
10. Adanya saling curiga dan kebencian di antara
sesama.
Meski intensitasnya berbeda-beda, namun semua
aspek degradasi karakter bangsa tersebut sudah tampak
sedang meracuni negeri ini.
3.2 Penyebab Degradasi Karakter Bangsa
Degradasi karakter bangsa diakibatkan
oleh
ketidaksiapan manusia dalam menerima perkembangan
jaman yang begitu pesat. Perkembangan jaman tersebut
Pengantar Pendidikan
7
merupakan karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat masa depan. Beberapa diantaranya
adalah:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin cepat
2. Perkembangan iptek yang makin cepat
3. Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan
cepat
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional
dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Berikut adalah uraian dari bagian-bagian diatas:
Perkembangan Globalisasi yang makin cepat ibarat
seperti pedang bermata dua, jika salah menggunakannya
maka
ia
akan
melukai
kita,
tapi
tidak
jika
kita
menggunakannya dengan baik. Begitupula globalisasi,
globalisasi juga mempunyai dampak positif dan negatifnya.
Menurut Hardiansyah (2014) terdapat beberapa
dampak positif dan negatif dari globalisasi, yaitu:
Dampak Positif Globalisasi :
Keterbukaan Informasi
Globalisasi
membuat
akses
terhadap
informasi semakin terbuka lebar, masyarakat bisa
mendapatkan berbagai informasi dari banyak
media, seperti televisi, teknologi, sosial media,
dan lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin
terbuka, cerdas dan berpikir kritis. Ini merupakan
Pengantar Pendidikan
8
salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari
globalisasi terhadap bangsa Indonesia.
Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan
waktu lama (berhari-hari) untuk berkomunikasi
dengan temannya yang berada dinegara lain
melalui media komunikasi konvensional surat
menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang,
masyarakat lebih menyukai menggunakan media
komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan
telepon, teknologi dan sosial media
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dampak positif dari globalisasi lainnya
adalah
semakin
pengetahuan
dan
berkembangnya
teknologi
di
ilmu
Indonesia.
Globalisasi memungkinkan orang-orang yang
pintar Indonesia menuntut ilmu diluar negeri
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika
sudah selesai diharapkan mereka-mereka itu bisa
menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di
Indonesia.
Perekonomian Indonesia Semakin Menggeliat
Pengantar Pendidikan
9
Globalisasi membuat laju perekonomian
dinegeri ini semakin menggeliat. Hal tersebut bisa
terlihat dari neraca perdagangan kita yang
terbilang baik karena nilai ekspor dan impornya
relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu
dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat
terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor
pertambangan, pertanian dan industri tekstil.
Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat
Dunia
yang
memungkinkan
meningkatkan
tanpa
seseorang
taraf
batas
saat
untuk
hidupnya
ini
berusaha
dan
juga
keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang
bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan
keluarganya didalam negeri. Meskipun demikian,
sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi
dengan
manusia
yang
berpendidikan
berkarakter.
Dampak Negatif Globalisasi:
Informasi Tak Terkendali
Pengantar Pendidikan
10
dan
Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta
manfaat untuk kita semua, melainkan juga
terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah
arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua
informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi
yang tidak baik dan tidak sesuai dengan
kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi
ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.
Westernisasi (kebarat-baratan)
Dampak negatif globalisasi yang juga
dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka
boleh kita tiru, jika sebaliknya maka buanglah
jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali
budaya barat yang nge-tren di Indonesia tetapi
sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau
melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.
Sikap Individualiasme
Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau
perangkat untuk mempermudah aktifitas kita dan
kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal
ini
yang
Pengantar Pendidikan
menyebabkan
manusia
11
semakin
individualistik,
padahal
hakikat
manusia
sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan
orang-orang cenderung individualistis.
Kesenjangan sosial semakin besar
Sudah menjadi rahasia bersama jika jarak
antara orang miskin dan orang kaya dinegeri ini
sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka
peluang untuk orang-orang yang berpendidikan,
sedangkan disatu sisi lagi globalisasi membuat
orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup.
Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di
Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.
Pola Hidup Konsumtif
Dampak negatif dari globalisasi lainnya
adalah meningkatnya konsumerisme dikalangan
masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk
oleh kita yang cenderung berbelanja produkproduk yang kita inginkan bukan yang kita
perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan
menbanjirnya
Pengantar Pendidikan
produk-produk
branded
12
menyebabkan pola hidup konsumtif semakin
merajalela.
Perkembangan IPTEK merupakan suatu faktor yang
menentukan pembangunan di Indonesia. Manusia yang
menguasai IPTEK dengan baik akan berdampak pada
percepatan pembangunan. Penguasaan Teknologi sangat
berperan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan seluruh
faktor
produksi
baik
modal
dan
sumber
teknologi
menentukan pula tingkat kemajuan suatu bangsa, dan pada
gilirannya menentukan tingkat peradaban.
Syam, A. (2014) menjelaskan dampak-dampak positif
maupun negatif dari pemanfaatan teknologi :
● Dampak Positif (praktis dalam bertukan informasi dan
komunikasi)
a. Teknologi sebagai media komunikasi merupakan
fungsi teknologi yang paling banyak digunakan
dimana
setiap
pengguna
teknologi
dapat
berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari
seluruh dunia.
b. Media pertukaran data dengan menggunakan
email, newsgroup, ftp dan www (world wide web –
Pengantar Pendidikan
13
jaringan situs-situs web) para pengguna teknologi
khususnya internet di seluruh dunia dapat saling
bertukar informasi dengan cepat dan murah.
c. Media
untuk
mencari
informasi
atau
data
perkembangan teknologi yang pesat, menjadikan
“www” sebagai salah satu sumber informasi yang
penting dan akurat.
d. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di
internet sehingga kita tahu apa saja yang terjadi.
e. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk
bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
f. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam
bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi
menuju ke tempat penawaran/penjualan.
● Dampak Negatif (merosotnya moral bangsa)
a. Pornografi anggapan yang mengatakan bahwa
teknologi internet identik dengan pornografi,
memang
tidak
salah.
Dengan
kemampuan
penyampaian informasi yang dimiliki teknologi
internet, pornografi pun merajalela.
b. Penipuan hal ini memang merajalela di bidang
Pengantar Pendidikan
14
manapun.
Teknologi
pun
tidak
luput
dari
dimanfaatkan penipu.
c. Bisa membuat seseorang kecanduan terutama yang
menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan
uang karena hanya untuk melayani kecanduan
tersebut.
pemakainya
Jadi
teknologi
bagaimana
cara
tergantung
pada
mereka
dalam
menggunakan teknologi itu, namun semestinya
harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang
harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan
dengan teknologi atau di dalam dunia maya.
Menurut Tirtaraharja, U. dan La Sulo (2005)
kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di
Indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang
semakin padat dan akan dipercepat di masa depan,
mencakup
keseluruhan
unsur-unsur
dalam
proses
komunikasi tersebut.
Perkembangan arus informasi yang makin cepat
merupakan suatu indikasi yang menandakan keberhasilan
Pengantar Pendidikan
15
pembangunan suatu bangsa. Arus informasi yang makin
pesat akan berdampak makin cepatnya antisipasi terhadap
suatu permasalahan yang ada. Perkembangan arus informasi
ini juga mempunyai dampak positif yaitu cepatnya
menyebar informasi sehingga dapat menentukan antisipasi
akan suatu permasalahan yang ada. Namun perkembangan
arus informasi ini juga mempunyai dampak negatif yang
patut
diwaspadai,
yaitu
munculnya
penyalahgunaan
informasi baik dalam hal penyadapan, pembocoran rahasia
negara, dan sebagainya.
Karena adanya globalisasi maka persaingan di dunia
kerja akan semakin ketat, hal ini mengharuskan adanya
peningkatan profesionalitas kerja agar dapat bersaing secara
kompeitif.
Melengkapi
ciri
tersebut,
Subangun
(2014)
mengungkapkan bahwa ciri masyarakat masa depan
keempat
adalah
meningkatnya
kebutuhan
layanan
profesional dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat masa depan
dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas serta
daya kritis yang tinggi. Jika masyarakat tidak kritis maka
akan berdampak buruk pada bangsa. Untuk itu layanan
masyarakat masa depan harus profesional, yaitu bercirikan
Pengantar Pendidikan
16
keahlian
(expertise),
kesejawatan
tanggung jawab
(corporateness),
dan
(responsibility),
ketanggapan
yang
bijaksana (informed responsiveness).
Dalam kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus
informasi yang begitu pesat, masyarakat harus siap dan
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.
Masyarakat juga harus tetap berpikir kritis dalam menerima
setiap kemajuan jaman yang terjadi. Jika masyarakat tidak
siap dalam menghadapi perkembangan yang ada maka akan
terjadi degradasi moral seperti yang telah terjadi di
Indonesia belakangan ini. Misalnya saja ada seseorang yang
memanfaatkan
kemajuan
teknologi
untuk
penipuan,
penculikan, dan sebagainya.
Kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus informasi ini
akan menjadi pisau bermata dua, jika masyarakat siap dan
kritis dalam menerima setiap perkembangan yang terjadi
maka hal ini akan sangat menguntungkan bagi masyarakat
itu sendiri, akan tetapi apabila masyarakat kurang siap
dalam menerima perkembangan yang ada maka halini justru
akan sangat merugikan bagi masyarakat itu sendiri.
Selain ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi
perkembangan yang ada hal yang juga menyebabkan
Pengantar Pendidikan
17
terjadinya degradasi karakter bangsa adalah kurangnya
pendidikan karakter pada setiap jenjang pendidikan.
3.3 Langkah
Mengantisipasi
Degradasi
Karakter
Bangsa
Seperti
yang
telah
dipaparkan
diatas,
semua
karakteristik yang dijadikan petunjuk masyarakat masa
depan memiliki dampak positif dan negatif, nah disini
Pendidikan berfungsi sebagai media untuk mengantisipasi
dampak-dampak negatif (merosotnya karakter bangsa) yang
ditimbulkan berbagai ciri masyarakat masa depan yang telah
dijelaskan diatas. Pendidikan yang dibutuhkan adalah
pendidikan karakter, pendidikan karakter diperlukan agar
dapat menanggulangi dan mencegah terjadinya degradasi
karakter bangsa yang disebabkan oleh ketidaksiapan
manusia dengan adanya kemajuan teknologi dan globalisasi
yang pesat.
Degradasi karakter dari segala dimensi sedang
menyerang
bangsa
Indonesia
dengan
gencar
tanpa
terkecuali, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga
orang tua. Bila tidak ada upaya untuk menanggulanginya,
maka degradasi karakter secara global bagi bangsa
Indonesia akan menjadi kenyataan.
Pengantar Pendidikan
18
Degradasi
karakter
itu
bisa
bermacam-macam
bentuknya. Untuk anak-anak, film porno yang semakin
mudah didapat berkat kemajuan teknologi adalah sebuah
gerbang bagi perilaku akarakter di kemudian hari. Dan
nyatanya, sering kita dengar sekarang dari beragam media
sebuah keprihatinan sosial banyak anak-anak setingkat SMP
sudah melakukan tindakan pelecehan seksual kepada lawan
jenisnya. Tidak hanya pelecehan seksual, perilaku seks
bebas yang dahulu sering diasumsikan sebagai perilaku
orang dewasa kini sudah mulai dilakukan oleh anak SMP.
Generasi SMA nyatanya tidak mau kalah, selain melakukan
tindakan sejenis mereka juga rawan dicekoki oleh
penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Ironisnya kalangan terpelajar seperti mahasiswa pun
seolah tidak mau kalah dari para juniornya. Banyak di antara
kalangan mahasiswa melakukan tindakan yang bahkan tidak
pernah terbayangkan sebelumnya, seperti tawuran, seks
bebas,
bahkan
pembunuhan
dan
pencurian
dengan
terencana. Apa yang dilakukan orang dewasa seharusnya
merupakan contoh bagi anak-anak yang merupakan
juniornya. Namun, hal itu sepertinya tidak berlaku untuk di
Indonesia belakangan ini, yang terjadi malah orang dewasa
yang
sepatutnya
Pengantar Pendidikan
memberikan
contoh
nyata
19
karena
menduduki
jabatan
sebagai
“pemimpin”
malah
menunjukkan tontonan menjijikan bagi bangsa karena ada di
antara mereka yang tersandung kasus asusila, menonton film
porno saat sidang mengenai rakyat, bahkan berprofesi
rangkap menjadi pencuri bahkan garong kelas kakap dengan
berlomba-lomba baik secara individu maupun berjamaah
mencuri uang milik rakyat. Hal tersebut merupakan salah
satu contoh merosotnya karakter bangsa yang ironisnya juga
terjadi dikalangan pemimpin (pejabat).
Pemerintah indonesia khususnya kementrian/dinas
terkait pendidikan sudah mengambil tindakan yang tepat
untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat
ketidaksiapan
teknologi
manusia
dan
dengan
globalisasi
adanya
yaitu
peningkatan
dengan
cara
mengembangkan kurikulum yang berbasis pendidikan
karakter. Kurikulum ini bertujuan membentuk karakter
bangsa
yang
sekarang
sudah
dipandang
sangat
mengkawatirkan. kurikulum ini kemudian dinamakan
kurikulum 2013, dimana dalam proses pembelajarannya
lebih
menekankan
pada
pendidikan
karakter
membentuk manusia indonesia yang berkarakter.
Pengantar Pendidikan
20
agar
3.4 Pendidikan Karakter di Indonesia Masih Jalan
Ditempat
Pada proses pengimplementasiannya kurikulum 2013
yang merupakan kurikulum yang didasari oleh pendidikan
karakter banyak mendapat kritikan dan dianggap sebagai
kurikulum yang gagal dan belum matang, baik dalam
materinya maupun operasional dan sarana-prasarananya.
Kurikulum ini dikatakan gagal karena pendidikan karakter
yang ditekankan pada kurikulum ini masih jalan ditempat
atau tidak berpengaruh seperti yang diharapkan.
Oleh karena kurang efektifnya pemberlakuan dan isi
kurikulum 2013, baik dari materinya, maupun operasional
dan sarana-prasarananya, maka pendidikan karakter yang
selama ini di elu-elukan pun juga dapat dikatakan jalan
ditempat.
Berikut berita tentang isu pendidikan karakter di
Indonesia masih jalan ditempat.
Berikut berita yang ditulis oleh Burhani,
R. dalam ANTARA News (2014) “Hingga kini
masih banyak hambatan dalam merealisasikan
nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di
Indonesia, kata Ketua Konsorsium Nasional
Pengembangan Sekolah Karakter, Susanto.
Pengantar Pendidikan
21
"Capaian realisasi pendidikan karakter di
Indonesia masih minim," kata Susanto di
Jakarta, Sabtu.
Dia
mengungkapkan
hasil
pantauan
Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah
Karakter 2014 menunjukkan masih banyak
hambatan
dalam
merealisasikan
nilai-nilai
karakter di sekolah.
Beberapa hambatan itu di antaranya
kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan
karakter masih rendah, sedikit sekolah yang
memiliki rencana aksi pendidikan karakter,
muatan
karakter
belum
sepenuhnya
terejawantahkan dalam aktivitas pembelajaran.
Kemudian
buku
bacaan
guru
yang
bermuatan karakter sangat terbatas, banyak
sekolah yang belum memilikinya,ketersediaan
perpustakaan siswa yang bermuatan karakter
sangat minim, dan banyak guru yang belum
mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.
“Kondisi ini tentu akan berakibat pada
minimnya
capaian pendidikan karakter di
sekolah,” kata ketua Devisi Sosialisasi dan
Pengantar Pendidikan
22
Komisioner
Bidang
Pendidikan
Komisi
pendidikan
karakter
Perlindungan Anak itu.
Dia
belum
mengatakan
memiliki
dampak
kepada
murid.
“Maraknya tawuran pelajar, bullying di sekolah,
narkoba, kejahatan seksual di sekolah, dan siswa
sebagai perokok aktif telah mengonfirmasi
betapa pendidikan karakter di Indonesia sejak
tahun 2010, belum memiliki dampak yang
optimal bagi generasi,” kata dia.
Menurut dia, Indonesia membutuhkan
langkah
dan
strategi
yang
besar
untuk
melakukan transformasi besar-besaran pada
institusi sekolah sebagai tangga menuju bangsa
yang berkarakter.
“Jika
pola
manajemen
masih
menggunakan menu lama, semenara kesiapan
SDM masih lemah, saya tidak yakin semangat
membangun generasi berkarakter akan tercapai
dengan baik,” katanya”.
3.5 Solusi untuk Mengatasi Pendidikan Karakter di
Indonesia yang Masih Jalan Ditempat.
Pengantar Pendidikan
23
Seperti yang telah disampaikan pada point 2.3. bahwa
dalam hal ini pendidikan berfungsi sebagai media untuk
mengantisipasi
dampak-dampak
negatif
(merosotnya
karakter bangsa) yang ditimbulkan berbagai ciri masyarakat
masa depan yang telah dijelaskan diatas.
Pendidikan yang dimaksud diatas adalah pendidikan
karakter. Keadaan pendidikan karakter yang sangat penting
bagi Indonesia saat ini ironisnya masih jalan ditempat atau
manfaat yang didapatkan masih kurang optimal. Hal ini
harus cepat dibenahi agar degradasi karakter bangsa dapat
ditanggulangi.
Adapun beberapa langkah yang perlu diambil untuk
membenahi
pendidikan
karakter
di
Indonesia
agar
manfaatnya dapat dirasakan secara optimal:
1. Membenahi
kurikulum
pendidikan
karakter
(kurikulum 2013), baik dalam materinya yang
kurang
relevan,
maupun
proses
distribusi
kelengkapan pembelajaran seperti buku ajar dsb.
2. Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada
guru-guru disekolah agar dapat melaksanakan
proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum
2013.
Pengantar Pendidikan
24
3. Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di
semua sekolah yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Hal-hal yang telah disampaikan diatas harus dilakukan
agar dapat mengatasi masalah degradasi karakter bangsa
yang terjadi di Indonesia belakangan ini.
Meskipun kurikulum ini dapat dibenahi, namun proses
pembenahannya pasti memerlukan biaya dan waktu yang
lama. Jadi, saat proses pembenahan dilakukan, maka
kurikulum sebaiknya tidak dipakai terlebih dahulu agar
tidak menimbulkan keresahan bagi pendidik maupun peserta
didik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan
rumusan
masalah
yang
telah
diungkapkan dan dikaji pada pembahasan diatas, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Degradasi karakter bangsa adalah suatu penurunan
atau kemerosotan karakter bangsa. Beberapa hal
yang termasuk degradasi karakter bangsa adalah:
Meningkatnya kekerasan pada remaja.
Penggunaan kata-kata yang memburuk.
Pengantar Pendidikan
25
Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat
dalam tindak kekerasan.
Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan
seks bebas.
2. Penyebab terjadinya degradasi karakter bangsa
adalah
ketidaksiapan
perkembangan
jaman.
masyarakat
menghadapi
Perkembangan
yang
dimaksud, diantaranya :
Kecenderungan globalisasi yang makin cepat
Perkembangan iptek yang makin cepat
Perkembangan arus informasi yang semakin
padat dan cepat
Kebutuhan/tuntutan
peningkatan
layanan
profesional dalam berbagai segi kehidupan
manusia.
3. Langkah untuk mengantisipasi degradasi karakter
bangsa adalah dengan menerapkan pendidikan
karakter disetiap jenjang pendidikan.
4. Penyebab pendidikan karakter di Indonesia masih
jalan ditempat adalah kurang baiknya pemberlakuan
dan isi dari kurikulum 2013 yang notabennya
merupakan kurikulum yang berbasis pendidikan
karakter, baik dari materinya, maupun operasional
dan sarana-prasarananya.
Pengantar Pendidikan
26
5. Solusi agar pendidikan karakter di Indonesia tidak
jalan ditempat adalah sebagai berikut :
Membenahi kurikulum pendidikan
karakter
(kurikulum 2013), baik dalam materinya yang
kurang
relevan,
maupun
proses
distribusi
kelengkapan pembelajaran
Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada
guru-guru disekolah agar dapat melaksanakan
proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum
2013.
Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di
semua sekolah yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Namun, dalam proses pembenahannya, kurikulum
ini harus dinonaktifkan terlebih dahulu, agar tidak
menimbulkan keresahan baik bagi pendidik maupun
peserta didik.
4.2. Saran
Dari kesimpulan diatas, saya dapat memberi saran
sebagai berikut :
Bagi pendidik :
Pendidik haruslah
lebih
memahami
dan
menerapkan kurikulum 2013 pada proses belajar-
Pengantar Pendidikan
27
mengajar, agar dapat mengatasi masalah degradasi
karakter bangsa.
Bagi pemerintah
Pemerintah sebaiknya lebih memerhatikan isi
(materi dan sarana-prasarana) kurikulum terlebih
dahulu sebelum menerapkannya agar tidak terjadi
ketimpangan ketika proses implementasinya dan
agar dilakukan pelatihan secara intensif pada guruguru disekolah, agar dapat menerapkan proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Pengantar Pendidikan
28
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan
kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau,
kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi
serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam
sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui
pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan
untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan
dari
dalam
maupun
tuntutan
dari
luar
masyarakat
bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan
diterapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai
upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.
(Tirtarahardja, 2005).
Dewasa
ini
perkembangan
masyarakat
dan
kebudayaan semakin cepat meliputi aspek kehidupan dan
penghidupan
manusia.
perkembambangan
disebabkan
oleh
masyarakat
percepatan
Semakin
dan
cepatnya
kebudayaan
perkembangan
ini
ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi.
Pengantar Pendidikan
1
Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan,
Tirtarahardja (2005) juga menyatakan bahwa perubahan
masyarakat dari masyarakat pertanian ke masyarakat
industri relatif lebih lama daripada perubahan masyarakat
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Bahkan
diberbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia
masih dalam proses transisi dari masyarakat pertanian ke
masyarakat industri serta segera diiringi perubahan ke
masyarakat informasi. Perubahan yang cepat tersebut
mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat dimasa depan,
diantaranya
adalah
perkembangan
globalisasi,
perkembangan iptek, perkembangan arus informasi, serta
kebutuhan akan peningkatan layanan profesional.
Perkembangan ciri khusus atau karakteristik tersebut
sudah sangat pesat, untuk mengantisipasi dampaknya
diperlukan pendidikan karakter agar dapat menanggulangi
dan mencegah terjadinya degradasi karakter bangsa yang
disebabkan oleh ketidaksiapan manusia dengan adanya
kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat.
Pendidikan
berperan
sangat
penting
dalam
mempersiapkan masyarakat agar siap dalam menghadapi
perkembangan jaman sehingga dapat membentuk manusia
Pengantar Pendidikan
2
indonesia yang berkarakter. Pendidikan dalam perannya
membentuk karakter bangsa harus bersifat fleksibel dan
mengikuti perkembangan yang ada. Dalam mengikuti
perkembangan jaman tersebut, kurikulum pendidikan di
Indonesia terus dibenahi sehingga banyak mengalami
perubahan, hingga saat ini pendidikan di Indonesia
menggunakan kurikulum 2013 yang masih kontroversi.
Pada kurikulum 2013 ini sudah mulai ditanamkan apa
itu yang disebut pendidikan karakter, namun dalam
penerapannya dilapangan masih terkendala banyak faktor.
Untuk itulah
makalah
ini
akan membahas
tentang
pendidikan karakter di Indonesia yang masih jalan ditempat.
1.2.
Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya :
1. Apa pengertian dari degradasi karakter bangsa?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya degradasi
karakter bangsa?
3. Apa tindakan yang
harus
diterapkan
untuk
mengantisipasi degradasi karakter bangsa?
4. Kenapa pendidikan karakter di Indonesia dikatakan
masih jalan ditempat?
Pengantar Pendidikan
3
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi agar pendidikan
karakter di Indonesia tidak jalan ditempat lagi?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian dari degradasi karakter
bangsa.
2. Menjelaskan
penyebab
karakter bangsa.
3. Menjelaskan langkah
terjadinya
dalam
degradasi
mengantisipasi
degradasi karakter bangsa.
4. Menjelaskan penyebab pendidikan karakter di
Indonesia masih jalan ditempat.
5. Mencari solusi agar pendidikan karakter di
Indonesia tidak jalan ditempat.
1.4.
Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Pembuatan
makalah
ini
memberikan
pengalaman bagi penulis dalam penyusunan makalah
dan dapat memberikan pendalaman tentang solusi
untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa
beserta pelaksanaan dari solusi tersebut.
2. Bagi Pembaca
Adapun manfaat bagi pembaca makalah ini
adalah mendapatkan informasi tentang solusi untuk
Pengantar Pendidikan
4
mengantisipasi degradasi karakter bangsa beserta
pelaksanaannya. Dan makalah ini dapat dijadikan
sumber referensi tentang solusi untuk mengantisipasi
degradasi karakter bangsa beserta pelaksanaannya.
BAB II
METODE PENULISAN
2.1. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode
tinjauan pustaka. Dalam pengumpulan data-data pada
penelitian ini, penulis menggunakan studi kepustakaan
(library research), dengan merujuk kepada artikel, buku,
internet, dan berita-berita media yang relevan. Dalam
pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu
Pengantar Pendidikan
5
kepada data-data dari internet dan berita di media, karena
keterbatasan enulis dalam mencari data-data yang original.
Data yang telah masuk kemudian dianalisis dengan
metode
deskriptif
kualitatif
menggunakan
statistik
sederhana yaitu dengan mengumpulkan data-data terpercaya
dari sumber internet, buku, dan berita di media yang dapat
dipertanggungjawabkan dan verifikasi/ penarikan simpulan.
Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar
memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya
diambil kesimpulan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Degradasi Karakter Bangsa
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia
dalam KBBI (2014), degradasi adalah suatu kemunduran,
kemerosotan, atau penurunan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
degradasi karakter bangsa adalah suatu penurunan atau
kemerosotan karakter bangsa. Hal ini sangat merugikan
karena sedikit demi sedikit dapat menghancurkan suatu
bangsa dari dalam.
Pengantar Pendidikan
6
Sudarmanto, sebagaimana dikutip Thomas Lickona
(dalam Sutawi, 2011) menyatakan bahwa ada 10 aspek
degradasi
merupakan
moral
yang
tanda-tanda
melanda
suatu
kehancuran
negara
suatu
yang
bangsa.
Kesepuluh tanda tersebut adalah:
1. Meningkatnya kekerasan pada remaja.
2. Penggunaan kata-kata yang memburuk.
3. Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat
dalam tindak kekerasan.
4. Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan
5.
6.
7.
8.
seks bebas.
Kaburnya batasan moral baik-buruk.
Menurunnya etos kerja.
Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru.
Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga
negara.
9. Membudayanya ketidakjujuran.
10. Adanya saling curiga dan kebencian di antara
sesama.
Meski intensitasnya berbeda-beda, namun semua
aspek degradasi karakter bangsa tersebut sudah tampak
sedang meracuni negeri ini.
3.2 Penyebab Degradasi Karakter Bangsa
Degradasi karakter bangsa diakibatkan
oleh
ketidaksiapan manusia dalam menerima perkembangan
jaman yang begitu pesat. Perkembangan jaman tersebut
Pengantar Pendidikan
7
merupakan karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat masa depan. Beberapa diantaranya
adalah:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin cepat
2. Perkembangan iptek yang makin cepat
3. Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan
cepat
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional
dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Berikut adalah uraian dari bagian-bagian diatas:
Perkembangan Globalisasi yang makin cepat ibarat
seperti pedang bermata dua, jika salah menggunakannya
maka
ia
akan
melukai
kita,
tapi
tidak
jika
kita
menggunakannya dengan baik. Begitupula globalisasi,
globalisasi juga mempunyai dampak positif dan negatifnya.
Menurut Hardiansyah (2014) terdapat beberapa
dampak positif dan negatif dari globalisasi, yaitu:
Dampak Positif Globalisasi :
Keterbukaan Informasi
Globalisasi
membuat
akses
terhadap
informasi semakin terbuka lebar, masyarakat bisa
mendapatkan berbagai informasi dari banyak
media, seperti televisi, teknologi, sosial media,
dan lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin
terbuka, cerdas dan berpikir kritis. Ini merupakan
Pengantar Pendidikan
8
salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari
globalisasi terhadap bangsa Indonesia.
Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan
waktu lama (berhari-hari) untuk berkomunikasi
dengan temannya yang berada dinegara lain
melalui media komunikasi konvensional surat
menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang,
masyarakat lebih menyukai menggunakan media
komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan
telepon, teknologi dan sosial media
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dampak positif dari globalisasi lainnya
adalah
semakin
pengetahuan
dan
berkembangnya
teknologi
di
ilmu
Indonesia.
Globalisasi memungkinkan orang-orang yang
pintar Indonesia menuntut ilmu diluar negeri
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika
sudah selesai diharapkan mereka-mereka itu bisa
menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di
Indonesia.
Perekonomian Indonesia Semakin Menggeliat
Pengantar Pendidikan
9
Globalisasi membuat laju perekonomian
dinegeri ini semakin menggeliat. Hal tersebut bisa
terlihat dari neraca perdagangan kita yang
terbilang baik karena nilai ekspor dan impornya
relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu
dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat
terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor
pertambangan, pertanian dan industri tekstil.
Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat
Dunia
yang
memungkinkan
meningkatkan
tanpa
seseorang
taraf
batas
saat
untuk
hidupnya
ini
berusaha
dan
juga
keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang
bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan
keluarganya didalam negeri. Meskipun demikian,
sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi
dengan
manusia
yang
berpendidikan
berkarakter.
Dampak Negatif Globalisasi:
Informasi Tak Terkendali
Pengantar Pendidikan
10
dan
Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta
manfaat untuk kita semua, melainkan juga
terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah
arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua
informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi
yang tidak baik dan tidak sesuai dengan
kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi
ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.
Westernisasi (kebarat-baratan)
Dampak negatif globalisasi yang juga
dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka
boleh kita tiru, jika sebaliknya maka buanglah
jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali
budaya barat yang nge-tren di Indonesia tetapi
sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau
melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.
Sikap Individualiasme
Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau
perangkat untuk mempermudah aktifitas kita dan
kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal
ini
yang
Pengantar Pendidikan
menyebabkan
manusia
11
semakin
individualistik,
padahal
hakikat
manusia
sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan
orang-orang cenderung individualistis.
Kesenjangan sosial semakin besar
Sudah menjadi rahasia bersama jika jarak
antara orang miskin dan orang kaya dinegeri ini
sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka
peluang untuk orang-orang yang berpendidikan,
sedangkan disatu sisi lagi globalisasi membuat
orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup.
Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di
Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.
Pola Hidup Konsumtif
Dampak negatif dari globalisasi lainnya
adalah meningkatnya konsumerisme dikalangan
masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk
oleh kita yang cenderung berbelanja produkproduk yang kita inginkan bukan yang kita
perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan
menbanjirnya
Pengantar Pendidikan
produk-produk
branded
12
menyebabkan pola hidup konsumtif semakin
merajalela.
Perkembangan IPTEK merupakan suatu faktor yang
menentukan pembangunan di Indonesia. Manusia yang
menguasai IPTEK dengan baik akan berdampak pada
percepatan pembangunan. Penguasaan Teknologi sangat
berperan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan seluruh
faktor
produksi
baik
modal
dan
sumber
teknologi
menentukan pula tingkat kemajuan suatu bangsa, dan pada
gilirannya menentukan tingkat peradaban.
Syam, A. (2014) menjelaskan dampak-dampak positif
maupun negatif dari pemanfaatan teknologi :
● Dampak Positif (praktis dalam bertukan informasi dan
komunikasi)
a. Teknologi sebagai media komunikasi merupakan
fungsi teknologi yang paling banyak digunakan
dimana
setiap
pengguna
teknologi
dapat
berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari
seluruh dunia.
b. Media pertukaran data dengan menggunakan
email, newsgroup, ftp dan www (world wide web –
Pengantar Pendidikan
13
jaringan situs-situs web) para pengguna teknologi
khususnya internet di seluruh dunia dapat saling
bertukar informasi dengan cepat dan murah.
c. Media
untuk
mencari
informasi
atau
data
perkembangan teknologi yang pesat, menjadikan
“www” sebagai salah satu sumber informasi yang
penting dan akurat.
d. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di
internet sehingga kita tahu apa saja yang terjadi.
e. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk
bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
f. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam
bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi
menuju ke tempat penawaran/penjualan.
● Dampak Negatif (merosotnya moral bangsa)
a. Pornografi anggapan yang mengatakan bahwa
teknologi internet identik dengan pornografi,
memang
tidak
salah.
Dengan
kemampuan
penyampaian informasi yang dimiliki teknologi
internet, pornografi pun merajalela.
b. Penipuan hal ini memang merajalela di bidang
Pengantar Pendidikan
14
manapun.
Teknologi
pun
tidak
luput
dari
dimanfaatkan penipu.
c. Bisa membuat seseorang kecanduan terutama yang
menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan
uang karena hanya untuk melayani kecanduan
tersebut.
pemakainya
Jadi
teknologi
bagaimana
cara
tergantung
pada
mereka
dalam
menggunakan teknologi itu, namun semestinya
harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang
harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan
dengan teknologi atau di dalam dunia maya.
Menurut Tirtaraharja, U. dan La Sulo (2005)
kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di
Indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang
semakin padat dan akan dipercepat di masa depan,
mencakup
keseluruhan
unsur-unsur
dalam
proses
komunikasi tersebut.
Perkembangan arus informasi yang makin cepat
merupakan suatu indikasi yang menandakan keberhasilan
Pengantar Pendidikan
15
pembangunan suatu bangsa. Arus informasi yang makin
pesat akan berdampak makin cepatnya antisipasi terhadap
suatu permasalahan yang ada. Perkembangan arus informasi
ini juga mempunyai dampak positif yaitu cepatnya
menyebar informasi sehingga dapat menentukan antisipasi
akan suatu permasalahan yang ada. Namun perkembangan
arus informasi ini juga mempunyai dampak negatif yang
patut
diwaspadai,
yaitu
munculnya
penyalahgunaan
informasi baik dalam hal penyadapan, pembocoran rahasia
negara, dan sebagainya.
Karena adanya globalisasi maka persaingan di dunia
kerja akan semakin ketat, hal ini mengharuskan adanya
peningkatan profesionalitas kerja agar dapat bersaing secara
kompeitif.
Melengkapi
ciri
tersebut,
Subangun
(2014)
mengungkapkan bahwa ciri masyarakat masa depan
keempat
adalah
meningkatnya
kebutuhan
layanan
profesional dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat masa depan
dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas serta
daya kritis yang tinggi. Jika masyarakat tidak kritis maka
akan berdampak buruk pada bangsa. Untuk itu layanan
masyarakat masa depan harus profesional, yaitu bercirikan
Pengantar Pendidikan
16
keahlian
(expertise),
kesejawatan
tanggung jawab
(corporateness),
dan
(responsibility),
ketanggapan
yang
bijaksana (informed responsiveness).
Dalam kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus
informasi yang begitu pesat, masyarakat harus siap dan
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.
Masyarakat juga harus tetap berpikir kritis dalam menerima
setiap kemajuan jaman yang terjadi. Jika masyarakat tidak
siap dalam menghadapi perkembangan yang ada maka akan
terjadi degradasi moral seperti yang telah terjadi di
Indonesia belakangan ini. Misalnya saja ada seseorang yang
memanfaatkan
kemajuan
teknologi
untuk
penipuan,
penculikan, dan sebagainya.
Kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus informasi ini
akan menjadi pisau bermata dua, jika masyarakat siap dan
kritis dalam menerima setiap perkembangan yang terjadi
maka hal ini akan sangat menguntungkan bagi masyarakat
itu sendiri, akan tetapi apabila masyarakat kurang siap
dalam menerima perkembangan yang ada maka halini justru
akan sangat merugikan bagi masyarakat itu sendiri.
Selain ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi
perkembangan yang ada hal yang juga menyebabkan
Pengantar Pendidikan
17
terjadinya degradasi karakter bangsa adalah kurangnya
pendidikan karakter pada setiap jenjang pendidikan.
3.3 Langkah
Mengantisipasi
Degradasi
Karakter
Bangsa
Seperti
yang
telah
dipaparkan
diatas,
semua
karakteristik yang dijadikan petunjuk masyarakat masa
depan memiliki dampak positif dan negatif, nah disini
Pendidikan berfungsi sebagai media untuk mengantisipasi
dampak-dampak negatif (merosotnya karakter bangsa) yang
ditimbulkan berbagai ciri masyarakat masa depan yang telah
dijelaskan diatas. Pendidikan yang dibutuhkan adalah
pendidikan karakter, pendidikan karakter diperlukan agar
dapat menanggulangi dan mencegah terjadinya degradasi
karakter bangsa yang disebabkan oleh ketidaksiapan
manusia dengan adanya kemajuan teknologi dan globalisasi
yang pesat.
Degradasi karakter dari segala dimensi sedang
menyerang
bangsa
Indonesia
dengan
gencar
tanpa
terkecuali, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga
orang tua. Bila tidak ada upaya untuk menanggulanginya,
maka degradasi karakter secara global bagi bangsa
Indonesia akan menjadi kenyataan.
Pengantar Pendidikan
18
Degradasi
karakter
itu
bisa
bermacam-macam
bentuknya. Untuk anak-anak, film porno yang semakin
mudah didapat berkat kemajuan teknologi adalah sebuah
gerbang bagi perilaku akarakter di kemudian hari. Dan
nyatanya, sering kita dengar sekarang dari beragam media
sebuah keprihatinan sosial banyak anak-anak setingkat SMP
sudah melakukan tindakan pelecehan seksual kepada lawan
jenisnya. Tidak hanya pelecehan seksual, perilaku seks
bebas yang dahulu sering diasumsikan sebagai perilaku
orang dewasa kini sudah mulai dilakukan oleh anak SMP.
Generasi SMA nyatanya tidak mau kalah, selain melakukan
tindakan sejenis mereka juga rawan dicekoki oleh
penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Ironisnya kalangan terpelajar seperti mahasiswa pun
seolah tidak mau kalah dari para juniornya. Banyak di antara
kalangan mahasiswa melakukan tindakan yang bahkan tidak
pernah terbayangkan sebelumnya, seperti tawuran, seks
bebas,
bahkan
pembunuhan
dan
pencurian
dengan
terencana. Apa yang dilakukan orang dewasa seharusnya
merupakan contoh bagi anak-anak yang merupakan
juniornya. Namun, hal itu sepertinya tidak berlaku untuk di
Indonesia belakangan ini, yang terjadi malah orang dewasa
yang
sepatutnya
Pengantar Pendidikan
memberikan
contoh
nyata
19
karena
menduduki
jabatan
sebagai
“pemimpin”
malah
menunjukkan tontonan menjijikan bagi bangsa karena ada di
antara mereka yang tersandung kasus asusila, menonton film
porno saat sidang mengenai rakyat, bahkan berprofesi
rangkap menjadi pencuri bahkan garong kelas kakap dengan
berlomba-lomba baik secara individu maupun berjamaah
mencuri uang milik rakyat. Hal tersebut merupakan salah
satu contoh merosotnya karakter bangsa yang ironisnya juga
terjadi dikalangan pemimpin (pejabat).
Pemerintah indonesia khususnya kementrian/dinas
terkait pendidikan sudah mengambil tindakan yang tepat
untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat
ketidaksiapan
teknologi
manusia
dan
dengan
globalisasi
adanya
yaitu
peningkatan
dengan
cara
mengembangkan kurikulum yang berbasis pendidikan
karakter. Kurikulum ini bertujuan membentuk karakter
bangsa
yang
sekarang
sudah
dipandang
sangat
mengkawatirkan. kurikulum ini kemudian dinamakan
kurikulum 2013, dimana dalam proses pembelajarannya
lebih
menekankan
pada
pendidikan
karakter
membentuk manusia indonesia yang berkarakter.
Pengantar Pendidikan
20
agar
3.4 Pendidikan Karakter di Indonesia Masih Jalan
Ditempat
Pada proses pengimplementasiannya kurikulum 2013
yang merupakan kurikulum yang didasari oleh pendidikan
karakter banyak mendapat kritikan dan dianggap sebagai
kurikulum yang gagal dan belum matang, baik dalam
materinya maupun operasional dan sarana-prasarananya.
Kurikulum ini dikatakan gagal karena pendidikan karakter
yang ditekankan pada kurikulum ini masih jalan ditempat
atau tidak berpengaruh seperti yang diharapkan.
Oleh karena kurang efektifnya pemberlakuan dan isi
kurikulum 2013, baik dari materinya, maupun operasional
dan sarana-prasarananya, maka pendidikan karakter yang
selama ini di elu-elukan pun juga dapat dikatakan jalan
ditempat.
Berikut berita tentang isu pendidikan karakter di
Indonesia masih jalan ditempat.
Berikut berita yang ditulis oleh Burhani,
R. dalam ANTARA News (2014) “Hingga kini
masih banyak hambatan dalam merealisasikan
nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di
Indonesia, kata Ketua Konsorsium Nasional
Pengembangan Sekolah Karakter, Susanto.
Pengantar Pendidikan
21
"Capaian realisasi pendidikan karakter di
Indonesia masih minim," kata Susanto di
Jakarta, Sabtu.
Dia
mengungkapkan
hasil
pantauan
Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah
Karakter 2014 menunjukkan masih banyak
hambatan
dalam
merealisasikan
nilai-nilai
karakter di sekolah.
Beberapa hambatan itu di antaranya
kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan
karakter masih rendah, sedikit sekolah yang
memiliki rencana aksi pendidikan karakter,
muatan
karakter
belum
sepenuhnya
terejawantahkan dalam aktivitas pembelajaran.
Kemudian
buku
bacaan
guru
yang
bermuatan karakter sangat terbatas, banyak
sekolah yang belum memilikinya,ketersediaan
perpustakaan siswa yang bermuatan karakter
sangat minim, dan banyak guru yang belum
mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.
“Kondisi ini tentu akan berakibat pada
minimnya
capaian pendidikan karakter di
sekolah,” kata ketua Devisi Sosialisasi dan
Pengantar Pendidikan
22
Komisioner
Bidang
Pendidikan
Komisi
pendidikan
karakter
Perlindungan Anak itu.
Dia
belum
mengatakan
memiliki
dampak
kepada
murid.
“Maraknya tawuran pelajar, bullying di sekolah,
narkoba, kejahatan seksual di sekolah, dan siswa
sebagai perokok aktif telah mengonfirmasi
betapa pendidikan karakter di Indonesia sejak
tahun 2010, belum memiliki dampak yang
optimal bagi generasi,” kata dia.
Menurut dia, Indonesia membutuhkan
langkah
dan
strategi
yang
besar
untuk
melakukan transformasi besar-besaran pada
institusi sekolah sebagai tangga menuju bangsa
yang berkarakter.
“Jika
pola
manajemen
masih
menggunakan menu lama, semenara kesiapan
SDM masih lemah, saya tidak yakin semangat
membangun generasi berkarakter akan tercapai
dengan baik,” katanya”.
3.5 Solusi untuk Mengatasi Pendidikan Karakter di
Indonesia yang Masih Jalan Ditempat.
Pengantar Pendidikan
23
Seperti yang telah disampaikan pada point 2.3. bahwa
dalam hal ini pendidikan berfungsi sebagai media untuk
mengantisipasi
dampak-dampak
negatif
(merosotnya
karakter bangsa) yang ditimbulkan berbagai ciri masyarakat
masa depan yang telah dijelaskan diatas.
Pendidikan yang dimaksud diatas adalah pendidikan
karakter. Keadaan pendidikan karakter yang sangat penting
bagi Indonesia saat ini ironisnya masih jalan ditempat atau
manfaat yang didapatkan masih kurang optimal. Hal ini
harus cepat dibenahi agar degradasi karakter bangsa dapat
ditanggulangi.
Adapun beberapa langkah yang perlu diambil untuk
membenahi
pendidikan
karakter
di
Indonesia
agar
manfaatnya dapat dirasakan secara optimal:
1. Membenahi
kurikulum
pendidikan
karakter
(kurikulum 2013), baik dalam materinya yang
kurang
relevan,
maupun
proses
distribusi
kelengkapan pembelajaran seperti buku ajar dsb.
2. Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada
guru-guru disekolah agar dapat melaksanakan
proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum
2013.
Pengantar Pendidikan
24
3. Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di
semua sekolah yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Hal-hal yang telah disampaikan diatas harus dilakukan
agar dapat mengatasi masalah degradasi karakter bangsa
yang terjadi di Indonesia belakangan ini.
Meskipun kurikulum ini dapat dibenahi, namun proses
pembenahannya pasti memerlukan biaya dan waktu yang
lama. Jadi, saat proses pembenahan dilakukan, maka
kurikulum sebaiknya tidak dipakai terlebih dahulu agar
tidak menimbulkan keresahan bagi pendidik maupun peserta
didik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan
rumusan
masalah
yang
telah
diungkapkan dan dikaji pada pembahasan diatas, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Degradasi karakter bangsa adalah suatu penurunan
atau kemerosotan karakter bangsa. Beberapa hal
yang termasuk degradasi karakter bangsa adalah:
Meningkatnya kekerasan pada remaja.
Penggunaan kata-kata yang memburuk.
Pengantar Pendidikan
25
Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat
dalam tindak kekerasan.
Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan
seks bebas.
2. Penyebab terjadinya degradasi karakter bangsa
adalah
ketidaksiapan
perkembangan
jaman.
masyarakat
menghadapi
Perkembangan
yang
dimaksud, diantaranya :
Kecenderungan globalisasi yang makin cepat
Perkembangan iptek yang makin cepat
Perkembangan arus informasi yang semakin
padat dan cepat
Kebutuhan/tuntutan
peningkatan
layanan
profesional dalam berbagai segi kehidupan
manusia.
3. Langkah untuk mengantisipasi degradasi karakter
bangsa adalah dengan menerapkan pendidikan
karakter disetiap jenjang pendidikan.
4. Penyebab pendidikan karakter di Indonesia masih
jalan ditempat adalah kurang baiknya pemberlakuan
dan isi dari kurikulum 2013 yang notabennya
merupakan kurikulum yang berbasis pendidikan
karakter, baik dari materinya, maupun operasional
dan sarana-prasarananya.
Pengantar Pendidikan
26
5. Solusi agar pendidikan karakter di Indonesia tidak
jalan ditempat adalah sebagai berikut :
Membenahi kurikulum pendidikan
karakter
(kurikulum 2013), baik dalam materinya yang
kurang
relevan,
maupun
proses
distribusi
kelengkapan pembelajaran
Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada
guru-guru disekolah agar dapat melaksanakan
proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum
2013.
Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di
semua sekolah yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Namun, dalam proses pembenahannya, kurikulum
ini harus dinonaktifkan terlebih dahulu, agar tidak
menimbulkan keresahan baik bagi pendidik maupun
peserta didik.
4.2. Saran
Dari kesimpulan diatas, saya dapat memberi saran
sebagai berikut :
Bagi pendidik :
Pendidik haruslah
lebih
memahami
dan
menerapkan kurikulum 2013 pada proses belajar-
Pengantar Pendidikan
27
mengajar, agar dapat mengatasi masalah degradasi
karakter bangsa.
Bagi pemerintah
Pemerintah sebaiknya lebih memerhatikan isi
(materi dan sarana-prasarana) kurikulum terlebih
dahulu sebelum menerapkannya agar tidak terjadi
ketimpangan ketika proses implementasinya dan
agar dilakukan pelatihan secara intensif pada guruguru disekolah, agar dapat menerapkan proses
belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.
Pengantar Pendidikan
28