KETIK BARU
B.
OUTLINE PROPOSAL
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bus Trans Koetaradja ialah angkutan umum yang merupakan sarana
transportasi massal perkotaan di Kota Banda Aceh. Sejak tanggal 2 Mei 2016 bus
Trans Koetaradja telah dioperasikan. Pembangunan Trans Koetaradja dilaksanakan
melalui beberapa tahapan dari tahun 2016 hingga tahun 2019 sebanyak 6 (enam)
koridor utama. Angkutan massal ini diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan
wilayah perkotaan dan pertumbuhan penduduk, sehingga Ibu Kota Propinsi tidak
harus mengalami permasalahan transportasi di massa yang akan datang.
Perubahan besar dalam pengembangan angkutan umum sangat dibutuhkan,
yang akan berperan penting bagi peningkatan aksesibilitas dan berkelanjutan di Kota
Banda Aceh. Aksesibilitas halte Trans Koetaradja berkaitan erat dengan pemilihan
lokasi penempatan halte tersebut. Pemilihan lokasi halte sangat penting karena halte
merupakan alat distribusi pelayanan bus Trans Koetaradja. Jumlah bus Trans
Koetaradja yang telah beroperasi pada koridor I sebanyak 11 unit dan jumlah halte
bus Trans Koetaradja pada koridor I saat ini berjumlah 34 unit.
Banda Aceh dahulu pernah memiliki angkutan umum massal perkotaan yang
sempat berjaya bernama ‘robur’ yang melayani rute Pusat Kota menuju Darussalam.
Perlahan angkutan ini mulai tergantikan dengan berkembang pesatnya pertumbuhan
kendaraan pribadi serta hilang dari pandangan dan ingata. Kenyamanan dan
kemudahan merupakan factor utama masyarakat beralih meninggalkan angkutan
umum menuju angkutan pribadi.
1.2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, pokok permasalahan yang terjadi dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana dampak pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi masyarakat,
pemerintah dan sektor swasta.
2. Bagaimana kondisi sesudah pengoperasian bus Trans Koetaradja.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dampak pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi
masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
2. Menganalisis kondisi sesudah pengoperasian bus Trans Koetaradja.
1.4
Lingkup Penelitian
Batasan yang dipergunakan dalam ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Dibatasi pada koridor I rute Keudah-Darussalam yang terdiri dari 34 unit halte
pemberhentian
yang
dianggap
mewakili
koridor
lain
yang
sedang
diujicobakan, mengingat responden yang akan disurvei dikoridor tersebut
sudah merasakan dampak dari pengoperasian bus Trans Koetaradja selama
lebih kurang 2 (dua) tahun. Disepanjang koridor I dipilih 3 (tiga) titik lokasi
penelitian yang akan dibagikan kuisioner kepada responden yaitu Desa
Keudah, Desa Beurawe dan Desa Kopelma Darussalam.
2. Data primer diperoleh melalui pembagian kuisioner kepada responden 3 (tiga)
golongan yaitu untuk mengetahui dampak sosial dari masyarakat sebagai
pengguna jasa transportasi, dampak lalu lintas koridor I rute KeudahDarussalam dari pemerintah dan dampak ekonomi dari sektor swasta sebagai
pelaku bisnis transportasi (sopir).
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dampak pengoperasian bus Tans Koetaradja terhadap masyarakat,
pemerintah dan sektor swasta.
2. Sebagai masukan instansi terkait dalam upaya peningkatan pelayanan sarana
dan prasarana bus Trans Koetaradja yang lebih baik.
II.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa landasan teori dan rumus-rumus
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori dan rumus tersebut digunakan untuk
dapat mengetahui dampak dari pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi
masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
2.1
Moda Transportasi
Menurut Miro (2012:32), moda berasal dari “modus” yaitu segala sesuatu
yang dapat dilihat fisiknya untuk transportasi, artinya demikian tetapi lebih
ditekankan bagaimana teknik untuk cara pindah seseorang atau barang dari titik asal
ke titik tujuan. Moda transportasi terbagi atas tiga jenis moda yaitu moda transportasi
darat, moda transportasi laut dan moda transportasi udara. Miro (2012:36) juga
mengungkapkan bahwa moda transportasi berdasarkan sifat pelayanan terbagi
menjadi moda transportasi pribadi dan moda transportasi umum (angkutan umum).
Menurut Astoni (2015:4), moda adalah jenis-jenis sarana yang tersedia untuk
melakukan perjalanan dan juga sarana yang digunakan untuk memindahkan orang
dan atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Hendrato (2001:1),
transportasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ke tempat lain dan fasilitas yang digunakan untuk memindahkannya.
Perpindahan/ pergerakan manusia merupakan hal yang sangat penting dipikirkan
khususnya di daerah perkotaan.
2.1.1
Pengertian kendaraan
Menurut Anonim (2012), kendaraan adalah sarana angkutan di jalan yang
terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor
adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
yang berjalan diatas rel. Kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh tenaga manusia atau hewan.
2.1.2
Angkutan pribadi
Angkutan pribadi adalah angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan
untuk keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum
(Anonim, 2012). Menurut Miro (2005:36), moda transportasi ini merupakan bentuk
alat transportasi yang pelayanannya hanya diperuntukkan bagi perorangan dengan ciri
operasi sebagai berikut:
1. Pemakainya bebas murni menurut keinginan si pemiliknya, apakah mau
dipakai atau tidak dipakai sama sekali.
2. Asal dan tujuan tidak ditentukan dalam aturan trayek, tetapi tergantung dari
mana pemilik alat transportasi itu berangkat (awal pergerakan) dan kemana
tujunnya (akhir perjalanan).
3. Bebas berhenti pada tempat-tempat berhenti yang diijinkan
dan bebas
melewati ruas-ruas jalan untuk moda transportasi jalan raya, tetapi biaya
pemeliharaan dan bahan bakar menjadi tanggungan si pemakai angkutan
pribadi itu sendiri.
2.1.3
Angkutan umum
Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau
berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya
ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan
berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan umum
adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan system atau bayar. Termasuk
dalam pengertian angkutan umum penupang adalah angkutan kota (bus, minibus,
dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani, 1990:42).
Anonim (2003:27) menyatakan bahwa angkutan paratransit merupakan
angkutan umum dengan karakter kendaraan kecil, kepemilikan sebagian besar oleh
individu, untuk melayani rute jarak pendek yang penetapannya dilakukan oleh
pemerintah kota dengan pengawasan yang masih lemah. Sedangkan angktan umum
massal (mass transit) adalah suatu sistem angkutan umum yang terjadwal dan
memiliki rute tertentu yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang cukup
besar yaitu sebesar 5000 orang per jam untuk satu arah sebagai kriteria massal dalam
sistem angkutan massal. Kecepatan rata-rata operasional antar dua perhentian yang
berurutan adalah sekitar 50-60 km/jam (Vuchic, 2005 dikutip Isya dkk., 2013:227).
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada beberapa
kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Trayek adalah lintasan kendaraan
untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan
tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Wells
(1975) dikutip oleh Tamin (2000) berpendapat bahwa menyediakan pelayanan
angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini
dapat diukur secara relative dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan
umum ideal antara lain adalah:
1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia.
b. Waktu singkat.
2. Kenyamanan
a. Pelayanan yang sopan.
b. Terlindung dari cuaca buruk.
c. Mudah turun naik kendaraan.
d. Tersedia tempat duduk setiap saat.
e. Tidak bersesak-sesak.
f. Interior yang menarik.
g. Tempat duduk yang enak.
3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan.
b. Bebas dari kejahatan.
4. Waktu perjalanan; Waktu di dalam kendaraan singkat.
2.2
Pemilihan Moda Transportasi
Menurut Khisty dan Lall (2003:9), bagaimana orang dan barang bergerak dari
tempat asal ke tempat tujuan sebenarnya merupakan suatu pilihan (seseorang bias saja
menggunakan bus ke pusat kota ketimbang menggunakan mobil pribadi). Keputusan
ini dibuat dengan mempertimbangkan beberapa factor, seperti waktu, efesiensi, jarak,
biaya, keamanan dan kenyamanan.
Tamin (2000:227) menyatakan bahwa pemilihan moda merupakan model
terpenting dalam perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena kunci dari
angkutan umum dalam bebagai kebijakan transportasi. Tidak seorang pun dapat
menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih
efesien dari pada moda angkutan pribadi. Model pemilihan moda bertujuan untuk
mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Pemilihan moda
sangat sulit dimodel, walaupun hanya dua moda yang akan digunakan (umum atau
pribadi). Ini disebabkan karena banyak faktor faktor
OUTLINE PROPOSAL
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bus Trans Koetaradja ialah angkutan umum yang merupakan sarana
transportasi massal perkotaan di Kota Banda Aceh. Sejak tanggal 2 Mei 2016 bus
Trans Koetaradja telah dioperasikan. Pembangunan Trans Koetaradja dilaksanakan
melalui beberapa tahapan dari tahun 2016 hingga tahun 2019 sebanyak 6 (enam)
koridor utama. Angkutan massal ini diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan
wilayah perkotaan dan pertumbuhan penduduk, sehingga Ibu Kota Propinsi tidak
harus mengalami permasalahan transportasi di massa yang akan datang.
Perubahan besar dalam pengembangan angkutan umum sangat dibutuhkan,
yang akan berperan penting bagi peningkatan aksesibilitas dan berkelanjutan di Kota
Banda Aceh. Aksesibilitas halte Trans Koetaradja berkaitan erat dengan pemilihan
lokasi penempatan halte tersebut. Pemilihan lokasi halte sangat penting karena halte
merupakan alat distribusi pelayanan bus Trans Koetaradja. Jumlah bus Trans
Koetaradja yang telah beroperasi pada koridor I sebanyak 11 unit dan jumlah halte
bus Trans Koetaradja pada koridor I saat ini berjumlah 34 unit.
Banda Aceh dahulu pernah memiliki angkutan umum massal perkotaan yang
sempat berjaya bernama ‘robur’ yang melayani rute Pusat Kota menuju Darussalam.
Perlahan angkutan ini mulai tergantikan dengan berkembang pesatnya pertumbuhan
kendaraan pribadi serta hilang dari pandangan dan ingata. Kenyamanan dan
kemudahan merupakan factor utama masyarakat beralih meninggalkan angkutan
umum menuju angkutan pribadi.
1.2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, pokok permasalahan yang terjadi dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana dampak pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi masyarakat,
pemerintah dan sektor swasta.
2. Bagaimana kondisi sesudah pengoperasian bus Trans Koetaradja.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dampak pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi
masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
2. Menganalisis kondisi sesudah pengoperasian bus Trans Koetaradja.
1.4
Lingkup Penelitian
Batasan yang dipergunakan dalam ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Dibatasi pada koridor I rute Keudah-Darussalam yang terdiri dari 34 unit halte
pemberhentian
yang
dianggap
mewakili
koridor
lain
yang
sedang
diujicobakan, mengingat responden yang akan disurvei dikoridor tersebut
sudah merasakan dampak dari pengoperasian bus Trans Koetaradja selama
lebih kurang 2 (dua) tahun. Disepanjang koridor I dipilih 3 (tiga) titik lokasi
penelitian yang akan dibagikan kuisioner kepada responden yaitu Desa
Keudah, Desa Beurawe dan Desa Kopelma Darussalam.
2. Data primer diperoleh melalui pembagian kuisioner kepada responden 3 (tiga)
golongan yaitu untuk mengetahui dampak sosial dari masyarakat sebagai
pengguna jasa transportasi, dampak lalu lintas koridor I rute KeudahDarussalam dari pemerintah dan dampak ekonomi dari sektor swasta sebagai
pelaku bisnis transportasi (sopir).
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dampak pengoperasian bus Tans Koetaradja terhadap masyarakat,
pemerintah dan sektor swasta.
2. Sebagai masukan instansi terkait dalam upaya peningkatan pelayanan sarana
dan prasarana bus Trans Koetaradja yang lebih baik.
II.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa landasan teori dan rumus-rumus
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori dan rumus tersebut digunakan untuk
dapat mengetahui dampak dari pengoperasian bus Trans Koetaradja dari segi
masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
2.1
Moda Transportasi
Menurut Miro (2012:32), moda berasal dari “modus” yaitu segala sesuatu
yang dapat dilihat fisiknya untuk transportasi, artinya demikian tetapi lebih
ditekankan bagaimana teknik untuk cara pindah seseorang atau barang dari titik asal
ke titik tujuan. Moda transportasi terbagi atas tiga jenis moda yaitu moda transportasi
darat, moda transportasi laut dan moda transportasi udara. Miro (2012:36) juga
mengungkapkan bahwa moda transportasi berdasarkan sifat pelayanan terbagi
menjadi moda transportasi pribadi dan moda transportasi umum (angkutan umum).
Menurut Astoni (2015:4), moda adalah jenis-jenis sarana yang tersedia untuk
melakukan perjalanan dan juga sarana yang digunakan untuk memindahkan orang
dan atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Hendrato (2001:1),
transportasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ke tempat lain dan fasilitas yang digunakan untuk memindahkannya.
Perpindahan/ pergerakan manusia merupakan hal yang sangat penting dipikirkan
khususnya di daerah perkotaan.
2.1.1
Pengertian kendaraan
Menurut Anonim (2012), kendaraan adalah sarana angkutan di jalan yang
terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor
adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
yang berjalan diatas rel. Kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh tenaga manusia atau hewan.
2.1.2
Angkutan pribadi
Angkutan pribadi adalah angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan
untuk keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum
(Anonim, 2012). Menurut Miro (2005:36), moda transportasi ini merupakan bentuk
alat transportasi yang pelayanannya hanya diperuntukkan bagi perorangan dengan ciri
operasi sebagai berikut:
1. Pemakainya bebas murni menurut keinginan si pemiliknya, apakah mau
dipakai atau tidak dipakai sama sekali.
2. Asal dan tujuan tidak ditentukan dalam aturan trayek, tetapi tergantung dari
mana pemilik alat transportasi itu berangkat (awal pergerakan) dan kemana
tujunnya (akhir perjalanan).
3. Bebas berhenti pada tempat-tempat berhenti yang diijinkan
dan bebas
melewati ruas-ruas jalan untuk moda transportasi jalan raya, tetapi biaya
pemeliharaan dan bahan bakar menjadi tanggungan si pemakai angkutan
pribadi itu sendiri.
2.1.3
Angkutan umum
Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau
berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya
ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan
berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan umum
adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan system atau bayar. Termasuk
dalam pengertian angkutan umum penupang adalah angkutan kota (bus, minibus,
dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani, 1990:42).
Anonim (2003:27) menyatakan bahwa angkutan paratransit merupakan
angkutan umum dengan karakter kendaraan kecil, kepemilikan sebagian besar oleh
individu, untuk melayani rute jarak pendek yang penetapannya dilakukan oleh
pemerintah kota dengan pengawasan yang masih lemah. Sedangkan angktan umum
massal (mass transit) adalah suatu sistem angkutan umum yang terjadwal dan
memiliki rute tertentu yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang cukup
besar yaitu sebesar 5000 orang per jam untuk satu arah sebagai kriteria massal dalam
sistem angkutan massal. Kecepatan rata-rata operasional antar dua perhentian yang
berurutan adalah sekitar 50-60 km/jam (Vuchic, 2005 dikutip Isya dkk., 2013:227).
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada beberapa
kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Trayek adalah lintasan kendaraan
untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan
tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. Wells
(1975) dikutip oleh Tamin (2000) berpendapat bahwa menyediakan pelayanan
angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini
dapat diukur secara relative dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan
umum ideal antara lain adalah:
1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia.
b. Waktu singkat.
2. Kenyamanan
a. Pelayanan yang sopan.
b. Terlindung dari cuaca buruk.
c. Mudah turun naik kendaraan.
d. Tersedia tempat duduk setiap saat.
e. Tidak bersesak-sesak.
f. Interior yang menarik.
g. Tempat duduk yang enak.
3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan.
b. Bebas dari kejahatan.
4. Waktu perjalanan; Waktu di dalam kendaraan singkat.
2.2
Pemilihan Moda Transportasi
Menurut Khisty dan Lall (2003:9), bagaimana orang dan barang bergerak dari
tempat asal ke tempat tujuan sebenarnya merupakan suatu pilihan (seseorang bias saja
menggunakan bus ke pusat kota ketimbang menggunakan mobil pribadi). Keputusan
ini dibuat dengan mempertimbangkan beberapa factor, seperti waktu, efesiensi, jarak,
biaya, keamanan dan kenyamanan.
Tamin (2000:227) menyatakan bahwa pemilihan moda merupakan model
terpenting dalam perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena kunci dari
angkutan umum dalam bebagai kebijakan transportasi. Tidak seorang pun dapat
menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih
efesien dari pada moda angkutan pribadi. Model pemilihan moda bertujuan untuk
mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Pemilihan moda
sangat sulit dimodel, walaupun hanya dua moda yang akan digunakan (umum atau
pribadi). Ini disebabkan karena banyak faktor faktor