T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbantu Fan Page (Facebook) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMPN 1 Tengaran T1 Full tex

Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
(TTW) Berbantu Fan Page (Facebook) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran TIK Kelas IX SMPN 1 Tengaran
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Munari (702010049)
Krismiyati, S.Pd., M.A.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
November 2014

ii


iii

iv

v

vi

vii

Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Berbantu Fan Page (Facebook) Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas IX
SMPN 1 Tengaran
1)

Munari 2) Krismiyati, S.Pd., M.A.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010049@student.uksw.edu 2) Krismi@staff.uksw.edu
Abstract

Motivation is very important in learning. Additionally, a steering of motivation for
learning to clearer objectives expected to be achieved. The problem that occurs is
low in the student’s learning motivation. This research was conducted by
application of Think Talk Write (TTW) learning models aimed Fan Page
(Facebook). The method used was a Quasi-experimental Nonequivalent Control
Group Design. To determine the student's learning motivation, student’s were
given by learning motivation questionnaire for the students experiment class and
control class. Results of this study was an increase in student motivation
experimental class higher than the control class. The percentage of the
experimental class increased by 18.48%, while the control class by 5.58%. These
results reinforced the observation phase of student activity and interview teacher
and student.
Key words : Learning Motivation, Think Talk Write ( TTW) Learning Model, Fan
Page (Facebook)

Abstrak
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam belajar. Selain itu, motivasi

merupakan pengarah untuk kegiatan belajar kepada tujuan yang lebih jelas yang
diharapkan dapat tercapai. Masalah yang terjadi adalah rendahnya motivasi siswa
dalam belajar. Penelitian ini dilakukan penerapan model pembelajaran Think Talk
Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook). Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen semu tipe Nonequivalent Control Group Design. Untuk
mengetahui motivasi siswa dalam belajar diberikan angket motivasi belajar siswa
kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian ini adalah terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Persentase pada kelas eksperimen meningkat sebesar 18,48%, sedangkan
pada kelas kontrol sebesar 5,58%. Hasil penelitian ini diperkuat dengan tahap
observasi aktivitas siswa dan wawancara terhadap guru dan siswa.
Kata kunci : Motivasi belajar, Model Pembelajaran Think Talk Write(TTW),
Fan Page (Facebook)

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga


1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang mencerminkan mutu
kehidupan seseorang maupun suatu bangsa [1]. Proses pembelajaran merupakan
aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Beragam model dan pembaharuan informasi mengenai pelaksanaan
pembelajaran di sekolah telah mengalami pembaharuan dan perkembangan
seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi [2].
Salah satu perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat
adalah jejaring sosial dan salah satu contoh yang paling banyak diminati adalah
Facebook. Dalam waktu yang sangat singkat Facebook begitu meluas di semua
kalangan pengguna sosial media [3]. Penggunaan Facebook oleh kalangan
remaja atau pelajar yang terlalu sering, perlu diperhatikan agar tidak terjadi
penyalahgunaan fitur-fitur yang ada dalam Facebook, kontrol diri sangat
diperlukan untuk menghindari hal-hal yang merugikan bagi pengguna Facebook.
Seringnya pelajar mengakses Facebook bisa mengakibatkan dampak yang tidak
baik bagi penggunanya. Salah satu dampak yang tidak baik adalah menurunnya
motivasi belajar, karena pelajar sering mengakses Facebook hingga berjam-jam
tanpa mengenal waktu sehingga melalaikan tugas-tugas sekolah [4].
Pada saat jam pelajaran di kelas sedang berlangsung, terdapat beberapa

siswa yang diam-diam membuka Facebook menggunakan handphone atau
laptop yang mereka bawa. Hal tersebut juga disebabkan karena guru masih
mengajar dengan teknik konvensional sehingga menurunkan motivasi dan
semangat siswa dalam belajar. Hal ini juga membuat siswa akan lebih cepat
bosan saat pelajaran berlangsung [5].
SMP Negeri 1 Tengaran merupakan sekolah yang sudah memiliki fasilitas
Wi-Fi untuk mengakses internet di area sekolah tersebut. Berdasarkan
wawancara dengan guru bahwa sekolah memiliki peraturan yaitu melarang
siswanya membawa handphone ke sekolah, hal ini bertujuan agar tidak
mengganggu siswa dalam kegiatan belajar. Namun faktanya masih terdapat
beberapa siswa yang membawa handphone dan mengakses Facebook pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Sejalan dari wawancara yang telah dilakukan
dengan beberapa siswa, bahwa pada saat jam pembelajaran berlangsung masih
terdapat siswa yang diam-diam membawa handphone dan mengakses Facebook.
Berkaitan dengan kebiasaan siswa mengakses Facebook dapat disebabkan oleh
faktor eksternal yaitu : (1) pembelajaran hanya menerapkan pembelajaran yang
biasa dengan metode mencatat dan ceramah oleh guru sehingga membuat siswa
kurang termotivasi dalam belajar, (2) terdapat beberapa komputer yang rusak
sehingga satu komputer digunakan oleh beberapa siswa, hal ini mengganggu
proses pembelajaran dan membuat siswa jenuh sehingga melakukan

pelampiasan dengan bermain facebook. Berdasarkan observasi di laboratorium
terlihat dari keadaan kelas serta siswa yang kurang aktif dan terdapat siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru. Dari masalah tersebut diperlukan metode
dan media pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dan sebagai inovasi guru dalam mengajar.

1

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan model pembelajaran Think Talk
Write(TTW) berbantu Fan Page(Facebook) dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas IX ?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi
tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook). Batasan
masalah penelitian ini adalah penelitian dilakukan untuk meneliti penerapan
model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook)
dalam proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa kelas IX G SMPN 1
Tengaran.

2


2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Qomariyah tentang Peningkatan
Kemampuan Menulis Pantun Melalui Metode TTW (Think Talk Write) Siswa
Kelas IV SDN 1 Platar menyimpulkan bahwa penerapan metode TTW dalam
pembelajaran menulis pantun di kelas IV SDN 1 Platar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu penerapan metode TTW dalam pembelajaran menulis
pantun juga dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dilihat dari hasil
observasi aktifitas siswa dalam setiap siklusnya mengalami peningkatan dengan
hasil observasi yang menunjukkan terjadi perubahan aktifitas siswa ke arah yang
lebih aktif sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih
menyenangkan dan lebih bermakna [6].
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni’am dan Kustijono mengenai
Pengembangan Pembelajaran SMP Melalui Facebook pada Materi Alat Optik
meyimpulkan penggunaan Facebook dapat dimanfaatkan sebagai proses belajar
mengajar dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki Facebook.
Pembelajaran melalui media Facebook yang ditinjau dari kepraktisan dan
efektifitasnya layak digunakan sebagai media pembelajaran dan membantu
proses belajar mengajar fisika. Melalui uji coba penggunaan Facebook kepada

siswa didapatkan hasil belajar siswa yang meningkat dari sebelum menggunakan
media Facebook dan setelah menggunakan Facebook [7].
Selain itu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rutinah mengenai
Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode
Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN 2
Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II tahun 2012/ 2013 menyimpulkan
bahwa hasil belajar siswa meningkat karena motivasi belajar siswa meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan motivasi siklus I terdapat 75% mempunyai
motivasi tinggi dan sisanya 25% sangat tinggi. Pada siklus II motivasi belajar
siswa meningkat sangat baik yaitu 15% mempunyai motivasi tinggi dan 85%
mempunyai motivasi yang sangat tinggi [8].
Beberapa persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
pada kesamaan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu
terdapat kesamaan model pembelajaran think talk write (TTW). Perbedaan yang
terdapat dari penelitian sebelumnya adalah menggunakan fan page sebagai
media pendamping proses pembelajaran, sedangkan sebelumnya menggunakan
fitur facebook groups. Perbedaan yang kedua adalah pada materi pelajaran yang
digunakan. Dari persamaan dan perbedaan penelitian yang telah dilakukan
tersebut, maka akan dilakukan penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook) untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.
Model Pembelajaran kooperatif
Merupakan suatu metode pembelajaran yang dalam proses
pembelajarannya dibentuk menjadi beberapa kelompok dan mempunyai anggota
yang heterogen, dengan metode kooperatif ini dimaksudkan agar siswa dapat
saling berinteraksi dan mempunyai anggota dalam mendiskusikan materi-materi
yang diberikan. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk dari model

3

pembelajaran yang menekankan kerjasama yang kuat dalam suatu kelompok
dalam kegiatan pembelajaran serta dalam mempelajari materi-materi yang
diajarkan [9]. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah : (1) Setiap siswa dalam
kelompok mempunyai peran masing-masing, (2) Adanya interaksi dalam
anggota kelompok, (3) Setiap siswa memiliki tanggung jawab dengan
kelompoknya berkaitan pembelajaran yang dilakukan, (4) Guru berperan
memacu semangat siswa dalam menggali potensi siswa dalam kelompok, (5)
Guru melakukan interaksi dengan kelompok ketika dibutuhkan [10].
Pembelajaran Think Talk Write(TTW)
Merupakan pengembangan pembelajaran oleh Huinker dan Laughin.

Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah yaitu berpikir, berbicara dan
menulis [10]. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dengan membagi siswa
kedalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 3-5 siswa yang memiliki
karakter yang berbeda. Dalam kegiatan ini siswa melakukan beberapa kegiatan
seperti membaca, mencatat hal-hal penting, menyampaikan, menyimak dan
memberikan pendapat mengenai ide dengan siswa lain dan menyimpulkan
kembali dengan menulis [10].
Langkah pertama dalam kegiatan belajar Think Talk Write(TTW) yaitu : (1)
Think yang dalam langkah ini siswa membaca materi yang memuat soal
permasalahan dan berkaitan dengan kegiatan yang ada dalam keseharian siswa.
Proses dalam langkah ini siswa berpikir mengenai bagaimana penyelesaian
terhadap soal tersebut dengan membuat catatan kecil, serta menuliskan hal-hal
yang belum dimengerti dengan bahasa sendiri yang nantinya akan dibahas dalam
kelompok diskusi, (2) Talk adalah langkah yang ke-dua, pada langkah ini siswa
berbicara, mengungkapkan pendapat dan berdiskusi dengan siswa lain. Pada
proses ini guru berperan sebagai fasilitator dengan menuntun siswa yang
mendapat kesulitan dalam mempelajari materi, (3) Pada langkah ke-tiga adalah
write, dalam proses ini siswa menulis hasil-hasil pemikiran yang sudah diperoleh
pada langkah pertama dan ke-dua. Yang ditulis merupakan ringkasan mengenai
materi, soal dan penyelesaiannya yang nantinya dikumpulkan kepada guru.

Setelah itu siswa melakukan presentasi di depan kelas [11]. Adapun kelebihan
model pembelajaran Think Talk Write(TTW) adalah sebagai berikut : (1) Model
pembelajaran TTW dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi
sendiri secara terstruktur, sehingga pemahamannya menjadi baik serta dapat
menyampaikan pemikirannya dan saling bertukar pikiran dalam diskusi, (2)
Model pembelajaran TTW melatih siswa dalam menuliskan pemahaman
pengetahuan yang telah didapat dari diskusi ke dalam bentuk tulisannya sendiri
[12].
Fan Page (Facebook)
Facebook diciptakan oleh Mark Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004
yang merupakan sorang mahasiswa Universitas Harvard [3]. Facebook
merupakan salah satu situs web social networking paling besar dan memliki
fasilitas yang bertujuan sebagai media sosial antar teman di seluruh dunia.
Facebook memiliki fasilitas Groups dan Facebook Pages atau disebut Fan Page.
Fan Page ini mirip seperti halnya Facebook Profile [13]. Fan Page merupakan

4

suatu halaman khusus seperti blog yang memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan pemiliknya, seperti perusahaan, pendidikan, layanan, produk fisik,
artis, komunitas dll. Bidang profesi seperti guru, dosen, motivator, jurnalis dan
psikiater dapat memanfaatkan Fan Page(Facebook) untuk menjalankan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan profesi masing-masing [14].
Adapun kegunaan Fan Page(Facebook) adalah sebagai berikut: Sebagai
media suatu organisasi atau perusahaan, para profesional untuk melakukan
interaksi, relasi dan sebagai media komunikasi dengan konsumennya di
Facebook. Yang menarik dari Fan Page(Facebook), bahwa Fans dapat
berinteraksi dan melakukan diskusi dalam menyalurkan pendapat-pendapatnya.
Fitur yang terdapat pada Fan Page(Facebook) adalah Setting, Wall, Mobile,
Discussion Boards, Events, Links, Notes, Photos, Videos dll. Tujuan dari fitur
Fan Page(Facebook) adalah untuk kepentingan profesional dan bisnis [15]. Pada
penelitian ini dibuat halaman Fan Page(Facebook) dengan nama “Belajar TIK”
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1 Tampilan Halaman Fan Page (Sumber https://www.facebook.com/belajartikg)

Prinsip Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sekumpulan peralatan dan bahan yang bisa
digunakan sebagai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, majalah,
koran, dan sebagainya. Adapun prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
adalah sebagai berikut : (1) media yang ingin digunakan oleh guru harus sesuai
dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) media yang digunakan
harus sesuai dengan materi pembelajaran, (3) media pembelajaran yang
digunakan harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, (4) media
yang digunakan harus bersifat efektivitas dan efisien, (5) media yang digunakan
harus disesuaikan dengan kemampuan guru saat mengopersikannya [16].
Motivasi Belajar
Suatu pembelajaran yang baik adalah siswa yang dalam pembelajaran
harus didasari adanya semangat dan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
merupakan energi dari dalam diri yang membuat siswa mau melaksanakan tugas
belajarnya, memperlihatkan suatu proses kegiatan belajar dan menunjukkan
arah pada kegiatan belajarnya, agar tujuan yang diinginkan siswa dalam belajar

5

bisa tercapai [17]. Motivasi mempunyai peran dalam kegiatan proses
pembelajaran antara guru dan siswa. Oleh seorang guru perlu mengetahui
motivasi belajar siswa untuk memantau serta mendorong semangat belajar
siswa. Oleh siswa motivasi belajar berguna memunculkan semangat belajar agar
siswa tergerak untuk melakukan kegiatan belajar. Sebagai hasil, motivasi
merupakan faktor penujang pembelajaran yang efektif [8].
Keller mengembangkan serangkaian prinsip motivasi yang dimasukkan
dalam proses pembelajaran disebut model Attention, Relevance, Confidence, dan
Satisfaction (ARCS) [8]. Dalam model tersebut terdapat empat ciri-ciri
motivasional yang perlu diketahui oleh guru sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi menarik, bermakna, dan memberi pengalaman bagi siswa.
Ciri-ciri tersebut adalah : (1) Attention (perhatian) merupakan perhatian seorang
siswa didorong oleh rasa keingintahuan. Rasa keingintahuan ini perlu dirangsang
sehingga siswa benar-benar memperhatian materi pembelajaran yang
disampaikan. Guru juga harus memiliki metode bervariasi dalam menyampaikan
materi pembelajaran untuk menggugah minat siswa, serta menyemangati siswa
dan mangajak siswa aktif dalam proses pembelajaran, serta memberikan contohcontoh penerapannya dalam kehidupan nyata. (2) Relevance (relevan), dalam hal
ini relevansi memperlihatkan adanya keterkaitan antara materi pembelajaran
dengan kebutuhan serta kondisi siswa. Motivasi siswa dapat terjaga bila siswa
melihat materi yang telah dipelajari memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat.
(3) Confidence (kepercayaan diri), konsep ini disebut self efficacy. Konsep ini
berkaitan dengan keyakinan seseorang bila ia mempunyai kemampuan dalam
melakukan usaha yang merupakan syarat keberhasilan. Self efficacy tinggi akan
memberikan energi dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar lebih rajin
sehingga tercapai keberhasilan belajar yang maksimal. (4) Satisfaction
(kepuasan), kepuasan akan dirasakan karena tujuan yang di rencanakan sukses
berhasil, dan siswa akan lebih termotivasi lagi untuk mencapai tujuan yang
sama. Dalam meningkatkan dan menjaga motivasi siswa, guru bisa
menambahkan penguatan seperti pujian, memberikan kesempatan dsb [8].

6

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang diterapkan untuk
mendapatkan informasi atau akibat dari suatu perlakuan variabel satu kepada
variabel lain dalam keadaan yang telah diatur [18]. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Bentuk desain
yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design [19]. Bentuk
desain dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Tabel 1 Nonequivalent Control Group Design
Pretest
Perlakuan
O1
X
O3
-

Posttest
O2
O4

Keterangan :
O1

:

O2

:

O3
O4
X

:
:
:

Pretest(angket) pada kelompok eksperimen sebelum diterapkan
perlakuan
Posttest(angket) pada kelompok eksperimen setelah diterapkan
perlakuan
Pretest(angket) pada kelompok kontrol
Posttest(angket) pada kelompok kontrol
Perlakuan yang diterapkan pada kelas eksperimen

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tengaran. Alamat
sekolah ini adalah di Jalan Masjid Besar Tengaran Kabupaten Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1
Tengaran. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX
G(kelas eksperimen) dan IX C(kelas kontrol) pada mata pelajaran teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) SMP Negeri 1 Tengaran. Penentuan sampel
menggunakan teknik Sampling Purpose yaitu penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didapat dari saran guru dan jumlah
siswa yang sama. Variabel yang ada pada penelitian ini adalah variabel bebas
yaitu model pembelajaran Think Talk Write(TTW) dan Fan Page (Facebook).
Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan sebagai berikut : (1) tahap
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengolahan dan analisis data dapat
dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2 Tahapan Penelitian

No
1

Tahapan Penelitian
Tahap persiapan

2

Tahap pelaksanaan

7

-

Keterangan
Wawancara
Observasi
Studi Literature
Menentukan populasi dan sampel
Menyiapkan materi
Menyusun angket
Menyusun pedoman observasi

-

Memberikan angket pertama
Memberikan perlakuan (treatment)
Memberikan angket kedua

3

Pengolahan
analisis data

dan

-

Mengolah hasil angket pertama
Mengolah hasil angket kedua
Mengolah hasil observasi

Berdasarkan tabel 2 pada tahap persiapan dilakukan wawancara terhadap
guru dan siswa untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar di sekolah
tersebut. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui lebih jauh keadaan dan
suasana proses belajar mengajar yang terjadi. Studi literature digunakan sebagai
pedoman mencari teori berkaitan dengan topik penelitian. Menentukan populasi
dan sampel penelitian yaitu kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang akan
diterapkan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) dengan media Fan
Page(Facebook). Menyiapkan materi dan merancang media pembelajaran Fan
Page(Facebook). Tahap terakhir pada tahap persiapan ini adalah menyusun
instrumen angket motivasi belajar siswa dan menyusun lembar observasi
aktivitas siswa.
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pertama memberikan angket motivasi
belajar siswa kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kegiatan kedua
memberikan perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran Think Talk
Write(TTW) bebantu media Fan Page(Facebook) pada kelas eksperimen.
Kegiatan terakhir tahap ini adalah memberikan angket motivasi belajar siswa
kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selama melaksanakan tahapan ini
juga dilakukan observasi aktivitas siswa menggunakan lembar observasi serta
wawancara untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa mengenai pembelajaran
yang sudah diterapkan.
Tahap terakhir adalah pengolahan dan analisis data. Kegiatan yang
dilakukan adalah menghitung skor angket motivasi pertama dan kedua.
Menghitung skor observasi untuk mengetahui informasi aktivitas siswa di kelas.
Semua hasil perhitungan tersebut dibuat kesimpulan sebagai hasil penelitian.
Kegiatan yang terakhir menyusun laporan penelitian berdasarkan pengolahan
data. Desain alur pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini:
Guru

Membaca, membuat catatan berkaitan
materi internet dan intranet dari buku
teks maupun pada fan page

Situasi masalah

Berdiskusi kelompok membahas isi
catatan secara langsung maupun
dengan media fan page

Penerapan pembelajaran TTW
dengan media fan page(facebook)
THINK

Siswa

Membuat refleksi pengetahuan berupa
kesimpulan atau tugas hasil dari tahap
think dan talk sebelumnya secara
langsung dan melalui fan page

TALK
WRITE

Gambar 2 Desain Pembelajaran TTW Dengan Media Fan Page (Facebook)

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran model Think Talk Write(TTW)
berbantu Fan Page meliputi : (1) Guru memberikan materi pelajaran berkaitan
dengan materi yaitu internet dan intranet menggunakan buku teks maupun
8

melalui media Fan Page (Facebook), (2) Situasi masalah merupakan pemberian
tugas oleh guru yang harus diselesaikan siswa, (3) Melaksanakan diskusi TTW
berbantu fan page, siswa membaca materi pelajaran menggunakan buku teks
maupun dari media Fan Page (Facebook) dan membuat catatan berkaitan
dengan materi yang sudah dipahami ataupun belum dipahami (think), (4)
Langkah selanjutnya siswa secara berkelompok membahas isi catatan yang
dilakukan secara langsung maupun dengan media Fan Page (talk), (4) Langkah
yang terakhir membuat hasil pemahaman dari materi yang telah dibahas dengan
setiap kelompok menuliskan hasil atau kesimpulannya secara langsung maupun
dengan media Fan Page (Facebook), selain itu melakukan presentasi di depan
kelas. Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah mengawasi,
mengarahkan dan memberi semangat kepada siswa dalam membuat catatan kecil
sesuai materi. Sebagai motivator dengan mengajak siswa untuk aktif
mengungkapkan pendapat-pendapat yang sudah mereka pelajari [11].
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket,
observasi, wawancara dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook). Angket
motivasi dibuat 20 item. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi
terdapat empat aspek yaitu : (1) Attention(perhatian) dengan indikator
memperhatikan proses pembelajaran berlangsung sebanyak 4 item dan
memperhatikan materi yang diberikan guru sebanyak 3 item, (2) Aspek
Relevance(relevansi) dengan indikator kesesuaian antara materi dengan
kebutuhan siswa sebanyak 2 item, dan kesesuaian materi dan model
pembelajaran sebanyak 5 item, (3) Confidence(kepercayaan diri) dengan
indikator percaya diri terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas sebanyak
3 item, (4) Aspek Satisfaction(kepuasan) dengan indikator kepuasan terhadap
hasil yang diterima sebanyak 3 item. Wawancara digunakan untuk mengetahui
informasi keadaan kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut sebelum penerapan
model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook)
sebagai acuan latar belakang penelitian, selain itu untuk mengetahui tanggapan
siswa dan guru mengenai penerapan model pembelajaran Think Talk
Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook). Observasi dilakukan untuk
mengamati kegiatan proses belajar mengajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang diberikan perlakuan atau treatment selama penelitian
dilakukan. Adapun indikator keaktifan siswa adalah sebagai berikut : (1) turut
serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2) bertanya kepada siswa lain atau
guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (3) terlibat dalam
pemecahan masalah, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah. Dokumentasi pada penelitian ini didapat dari
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan foto-foto kegiatan pembelajaran
yang dilakukan untuk mendukung penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan meliputi Angket dan lembar observasi.
Analisis data hasil angket motivasi belajar siswa pertama dan kedua
dihitung dengan menggunakan perhitungan skala likert yang dibandingkan
dengan skor ideal untuk mencari rata-rata persentase tingkat motivasi belajar
9

siswa. Dari skor angket tersebut dikategorikan sebagai berikut : 76%-100% =
baik, 56%-75% = cukup baik, 40%-55% = kurang baik, dan dibawah 40% =
tidak baik [20]. Selain itu dilakukan analisis data penghitungan skor observasi.
Adapun kriteria keaktifan siswa adalah sebagai berikut : 0%-25% = kurang, 26%
- 50%= cukup, 51%-75% = baik, dan 76%-100%= sangat baik [21].

10

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX G (eksperimen) dan kelas IX
C(kontrol) dengan jumlah 30 siswa pada masing-masing kelas. Dalam penelitian
ini diterapkan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbantu Fan
Page (Facebook), yang dilakukan selama 3 kali pertemuan pada mata pelajaran
TIK kelas IX dengan materi internet dan intranet untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Sesuai prinsip penggunaan media pembelajaran yang telah dipaparkan
pada bab dua dapat dikatakan bahwa pemilihan media Fan Page(Facebook)
sudah tepat dengan alasan sebagai berikut : (1) penggunaan media Fan
Page(Facebook) sudah sesuai karena dengan penggunaan media ini akan
didapatkan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan bermakna, (2)
media Fan Page(Facebook) sudah sesuai dengan materi pelajaran internet dan
intranet karena dapat digunakan untuk mengunggah materi berupa teks, gambar,
video serta sebagai media komunikasi pembelajaran, (3) media Fan
Page(Facebook) sudah memenuhi minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, hal ini
dikarenakan minat siswa yang tinggi dalam mengakses Facebook sehingga hal
ini sudah menjadi kebutuhan dan sesuai kondisi siswa, (4) Fan Page(Facebook)
merupakan media yang bersifat efektivitas dan efisien, hal ini dikarenakan dalam
membuat akun dapat dilakukan dengan gratis dan mengaksesnya sangat mudah
dimanapun kapanpun asal ada jaringan internet, (5) Fan Page(Facebook)
merupakan media yang sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya, dikarenakan media ini sudah tidak asing dan mudah dalam
penggunaannya.
Persiapan pembelajaran dengan model Think Talk Write(TTW) berbantu
Fan Page (Facebook) yaitu: (1) Membuat halaman Fan Page (Facebook)
dengan nama “Belajar TIK” dan mengunggah materi pembelajaran internet dan
intranet kelas IX, materi berupa teks, gambar dan video yang akan digunakan
dalam pembelajaran, (2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)
yang sudah disesuaikan dengan metode pembelajaran Think Talk Write(TTW)
berbantu Fan Page (Facebook), (3) Menyiapkan angket motivasi yang akan
diberikan kepada siswa, (4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa di
kelas untuk menilai pelaksanaan pembelajaran TIK di kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
No.
1.

Tabel 3 Pelaksanaan Pembelajaran TTW Berbantu Fan Page
Hari / Tanggal
Keterangan
7 Agustus 2014
- Pembagian kelompok
- Perwakilan pada setiap kelompok melakukan like pada halaman
Fan Page(facebook)
- Siswa membaca materi pengertian internet dan intranet dari teks
buku paket maupun materi pada Fan Page (Facebook) dan
membuat catatan-catatan kecil dari apa yang telah dipelajari.
(think)
- Diskusi kelompok secara langsung dan dengan menggunakan
media pendamping Fan Page (Facebook).(talk)
- Menulis hasil pembahasan diskusi melalui fan page dan
melakukan presentasi di depan kelas.(write)

11

2.

14 Agustus 2014

3.

21 Agustus 2014

- Siswa membaca materi maupun membuat catatan kecil tentang
kegunaan internet dan intranet dari buku teks maupun dari fan
page.(think)
- Diskusi kelompok secara langsung dan melalui fan page.(talk)
- Menulis hasil pengetahuan diskusi melalui fan page dan
melakukan presentasi di depan kelas.(write)
- Siswa membaca materi maupun membuat catatan kecil tentang
perbedaan internet dan intranet dari buku teks maupun dari fan
page.(think)
- Diskusi kelompok secara langsung dan melalui fan page.(talk)
- Menulis hasil pengetahuan diskusi melalui fan page dan
melakukan presentasi di depan kelas.(write)

Situasi pembelajaran pada pertemuan pertama siswa masih bingung dalam
penerapan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page
(Facebook). Situasi ini terlihat dari siswa belum terbiasa dengan proses
membaca lalu membuat catatan kecil terkait materi yang telah dibaca. Respon
lain siswa belum terbiasa melakukan diskusi menggunakan media Fan Page
(Facebook). Hal menarik yang terjadi adalah ketika siswa diminta satu
kelompok presentasi di depan kelas, mereka masih malu-malu presentasi di
depan kelas.
Situasi pembelajaran pada pertemuan kedua siswa sudah mengetahui
dalam penerapan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan
Page (Facebook). Situasi ini terlihat dari respon siswa ketika pelajaran dimulai
salah satu perwakilan kelompok membuka halaman Fan Page (Facebook).
Selain itu siswa sudah terbiasa dengan proses membaca lalu membuat catatan
kecil terkait materi yang telah dibaca. Hal menarik yang terjadi adalah siswa
sangat antusias dalam mempelajari materi melalui teks, gambar dan video yang
telah diunggah pada halaman Fan Page (Facebook).
Situasi pertemuan ketiga siswa sudah terbiasa dalam tahap membaca
kemudian membuat catatan kecil, melakukan diskusi langsung dan melalui
media Fan Page (Facebook), dan melakukan presentasi kelompok di depan
kelas. Hal menarik yang terjadi siswa semakin antusias belajar dalam
pembelajaran ini. Selain itu kelas terlihat lebih interaktif dan tidak monoton.
Pada kelas kontrol pertemuan 1, 2, dan 3 dilakukan pembelajaran seperti
biasa dengan mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat materi. Situasi
yang terjadi pada kelas ini biasa. Berikut dokumentasi proses pembelajaran
model Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook) di kelas :

Gambar 3 Pembelajaran TTW dengan media Fan Page (Facebook)

12

Hasil Angket Motivasi Belajar
Data angket motivasi diambil untuk mengetahui tingkat motivasi belajar
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran TIK pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diambil data angket pada
kegiatan pembelajaran biasa yaitu angket pertama dan kedua. Pada kelas
eksperimen data angket motivasi diambil pertama merupakan sebelum
penerapan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page
(Facebook dan kedua merupakan setelah penerapan model pembelajaran Think
Talk Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook). Adapun perbandingan hasil
angket pertama dan kedua pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersaji
pada tabel empat berikut:
Tabel 4 Perbandingan Peningkatan Angket 1,2 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Aspek

Attention
(perhatian)

Relevance
(relevansi)

Confidence
(kepercayaan
diri)
Satisfaction
(kepuasan)

Indikator
a. Memperhatikan
proses
pembelajaran
yang sedang
berlangsung(14)
b. Memperhatikan
materi yang
diberikan
guru(5-7)
a. Kesesuaian
antara materi
dengan
kebutuhan
siswa(8-9)
b. Kesesuaian
materi dan
model
pembelajaran(10
-14)
Percaya diri terhadap
kemampuan dalam
mengerjakan
tugas(15-17)
Kepuasan terhadap
hasil yang diterima
(18-20)
Total

Persentase Kelas
Kontrol (%)
Perta
Peningk
Kedua
ma
atan

Persentase Kelas
eksperimen (%)
Perta
Peningkat
Kedua
ma
an

69,1

77,2

8,1

64,5

77,5

13

75

75

0

61,9

75

13,1

71,6

72

0,4

57,5

81,6

24,1

56

65,6

9,6

54,5

79,6

25

66,3

67,7

1,4

63

78,3

15,3

61,9

70,5

8,6

60,5

80,5

19,5

65,5

71,08

5,58

60,1

78,58

18,48

Sumber:Rutinah(2013) [8]

Dari tabel diatas menggambarkan fakta bahwa terdapat perbedaan
peningkatan motivasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Terlihat
bahwa peningkatan motivasi belajar siswa lebih tinggi pada kelas eksperimen
dibanding kelas kontrol. Peningkatan motivasi belajar yang paling tinggi
terdapat pada kelas eksperimen aspek relevance(relevansi) indikator b yaitu
kesesuaian materi dan model pembelajaran dengan persentase 25% lebih tinggi
dibanding pada kelas kontrol hanya terdapat peningkatan sebesar 9,6%.
Peningkatan motivasi belajar yang menonjol kedua pada kelas eksperimen
terdapat pada aspek relevance(relevansi) indikator a yaitu kesesuaian antara
13

materi dengan kebutuhan siswa dengan persentase 24,1% lebih tinggi dibanding
pada kelas kontrol dengan persentase peningkatan yang kurang signifikan
sebesar 0,4%. Peningkatan motivasi belajar meningkat yang ketiga terdapat pada
kelas eksperimen aspek satisfaction(kepuasaan) dengan indikator kepuasan
terhadap hasil yang diterima terdapat persentase peningkatan sebesar 19,5%
lebih tinggi dibanding kelas kontrol dengan persentase peningkatan sebesar
8,6%. Peningkatan motivasi belajar meningkat keempat terdapat pada kelas
eksperimen pada aspek confidence(kepercayaan diri) dengan indikator percaya
diri terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas diperoleh persentase
peningkatan sebesar 15,3% lebih tinggi dibanding kelas kontrol hanya diperoleh
persentase peningkatan kurang signifikan sebesar 1,4%. Peningkatan motivasi
belajar yang kelima terdapat pada kelas eksperimen dari aspek
attention(perhatian) indikator b yaitu memperhatikan materi yang diberikan
guru dengan persentase peningkatan sebesar 13,1% lebih tinggi dibanding kelas
kontrol tidak terdapat peningkatan sama sekali. Peningkatan yang terakhir pada
kelas eksperimen dengan aspek attention(perhatian) indikator a yaitu
memperhatikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung diperoleh
persentase peningkatan sebesar 13% lebih tinggi dibanding kelas kontrol dengan
persentase peningkatan sebesar 8,1%. Dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen
terdapat peningkatan signifikan pada semua aspek setelah penerapan model
pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan Page(Facebook). Selain itu
hasil angket kedua kelas eksperimen lebih dominan memperoleh persentase
tinggi yaitu antara 75%-81,6% termasuk dalam kategori sikap yang baik pada
hampir semua indikator kecuali aspek attention(perhatian) indikator b dengan
kategori cukup baik. Tabel di atas menunjukkan fakta terjadi perubahan atau
peningkatan sikap siswa yaitu motivasi belajar meningkat lebih signifikan kelas
eksperimen dibanding dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel di atas
memperlihatkan bahwa terdapat total persentase peningkatan motivasi belajar
siswa kelas ekperimen lebih tinggi 18,48% dibanding kelas kontrol dengan
persentase peningkatan sebesar 5,58% pada hasil angket pertama dan kedua.
Perbandingan hasil angket pertama dan kedua pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol tersaji pada gambar grafik 4 di bawah ini:

Persentase Skor

Perbandingan Peningkatan Motivasi Siswa

100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%

65,50%

78,58%

71,08%

60,10%
18,48%

5,58%
Motivasi 1

Motivasi 2 Peningkatan Motivasi 1
Kelas Kontrol

Motivasi 2 Peningkatan

Kelas Eksperimen

Gambar 4 Perbandingan Hasil Angket 1,2 Kelas Kontrol dan Eksperimen

14

Hasil Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Selain angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa, lembar observasi
keaktifan belajar siswa juga digunakan untuk memperkuat dalam menilai
aktivitas belajar siswa yang berlangsung selama pembelajaran dilakukan pada
kedua kelas. Perbandingan hasil penelitian observasi keaktifan belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengikuti pembelajaran tersaji pada
tabel lima di bawah ini:
Tabel 5 Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

No.

Indikator

1

Turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya
Bertanya kepada siswa lain atau guru
apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya
Terlibat dalam pemecahan masalah
Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah

2

3
4

Total Persentase=
100%

� ℎ
� ℎ

Sumber :Sari(2013) [21]





Persentase Kelas
Eksperim
Kontrol
en


ℎ�

X

100

100

33,33

83,33

56,66

90

53,33

86,66

60,83 %

90%

Berdasarkan tabel lima menggambarkan bahwa total persentase keaktifan
siswa di kelas kontrol diperoleh sebesar 60,83% termasuk dalam kategori baik,
sedangkan keaktifan siswa pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 90%
termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian di atas diperoleh dengan lembar
observasi yang telah ditentukan 4 indikator kemudian diisi sesuai dengan apa
yang dilakukan siswa di dalam kelas. Pada indikator pertama yaitu turut serta
dalam melaksanakan tugas belajarnya terdapat kesamaan hasil pada kedua kelas
karena terlihat bahwa semua siswa mengikuti kelas pembelajaran TIK. Selisih
skor paling signifikan terdapat pada indikator kedua yaitu bertanya kepada
siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya
terdapat selisih 50% lebih tinggi kelas eksperimen dibanding kelas kontrol, hal
ini karena siswa kelas eksperimen lebih aktif dan tidak sungkan bertanya apabila
ada yang belum dipahami, sedangkan kelas kontrol terlihat lebih individual
dalam mengerjakan tugas dan terlihat sungkan. Skor indikator meningkat
selanjutnya yaitu terlibat dalam pemecahan masalah terdapat selisih 33,34%
lebih tinggi kelas eksperimen dibanding kelas kontrol dikarenakan siswa
eksperimen membentuk kelompok yang setiap anggotanya terlibat dalam
mencari solusi dan mengerjakan tugas, sedangkan kelas kontrol hanya siswa
yang aktif saja yang terlihat ikut terlibat memecahkan masalah. Skor indikator
yang terakhir yaitu berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah terdapat selisih 33,33% lebih tinggi kelas eksperimen
dibanding kelas kontrol dikarenakan kelas eksperimen lebih antusias dalam
mencari sumber informasi berkaitan materi yang diperlukan dibandingkan kelas
kontrol. Selain berubahnya aktivitas kelas dalam indikator tersebut, terdapat

15

Persentase kelas

tambahan indikator aktivitas siswa pada observasi kelas eksperimen dalam
melaksanakan diskusi kelompok terdapat persentase 80% termasuk kriteria
sangat baik , hal ini terlihat dari antusias dan partisipasi siswa kelas eksperimen
dengan adanya kegiatan diskusi kelompok model TTW berbantu media fan page.
Pada kelas kontrol terlihat biasa karena tidak terdapat kegiatan diskusi, di kelas
ini melaksanakan pembelajaran dengan mencatat materi dan mendengarkan
penjelasan dari guru. Berdasarkan hasil perhitungan tabel lima menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan
Page (Facebook) lebih mendorong aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
TIK kelas IX. Berdasarkan tabel lima dapat dilihat lebih jelas pada gambar
grafik di bawah ini :
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%

90%
60,83%

KELAS IX C
KELAS IX KELAS IX
C
G

KELAS IX G

Perbandingan aktivitas kelas kontrol dan…
Gambar 5 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

Adapun tanggapan guru TIK kelas IX dari wawancara yang telah
dilakukan, bahwa model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan
Page (Facebook) merupakan model pembelajaran yang bagus karena
mengajarkan siswa belajar secara berkelompok sehingga cukup bagus untuk
mempelajari materi internet dan intranet kelas IX. Hal tersebut sejalan dengan
tanggapan siswa satu bahwa lebih mengasikkan dan lebih mudah dalam belajar
maupun memahami materi pelajaran dengan pembelajaran Think Talk
Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook).
Terkait dengan keaktifan dan diskusi kelompok, guru mengatakan bahwa
siswa menjadi lebih aktif dalam berdiskusi kelompok ataupun bertukar pendapat
dalam mempelajari materi. Hal tersebut sejalan dengan tanggapan siswa satu
dan siswa dua bahwa mereka menjadi lebih aktif dan berani menyampaikan
pendapat dalam berdiskusi kelompok.
Mengenai ketertarikan terhadap model pembelajaran, guru mengatakan
bahwa siswa tertarik dan antusias terhadap model pembelajaran Think Talk
Write berbantu Fan Page (Facebook), karena siswa menjadi suka dalam
mengeluarkan pendapat mereka dengan anggota kelompok secara langsung
maupun melalui Fan Page (Facebook). Hal ini sejalan dengan tanggapan siswa
dua bahwa berbantu Facebook merupakan pembelajaran yang menarik karena
mereka dapat berdiskusi kelompok sacara langsung dan melalui media Fan Page
(Facebook).
Terkait dengan rasa senang, guru mengakui bahwa siswa terlihat senang
karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berpusat pada guru,
tetapi siswa dapat berlatih mempelajari materi atau mengerjakan tugas secara

16

mandiri maupun berkelompok dengan santai dan tidak tertekan. Hal ini sejalan
dengan tanggapan siswa tiga yang merasa senang, nyaman dan pembelajaran
terasa tidak membosankan.
Dalam pelaksanaan penelitian di kelas terdapat kendala-kendala yang
dihadapi. Adapun kendala tersebut adalah : (1) Kecepatan koneksi internet yang
masih kurang stabil, (2) Komputer-komputer yang kadang terjadi masalah saat
pengoperasian berlangsung.

17

5. SIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya bahwa
penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Tengaran,
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Talk
Write(TTW) berbantu Fan Page (Facebook) dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa TIK khususnya pada materi pelajaran “ internet dan intranet”. Hal
ini ditunjukkan dari perubahan aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif di
kelas maupun dalam diskusi kelompok. Situasi pembelajaran yang terjadi di
kelas lebih interaktif dan tidak monoton. Selain itu dapat diketahui dari respon
siswa yang antusias menggunakan media Fan Page (Facebook) sebagai media
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase angket motivasi belajar siswa
sebelum penerapan model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu Fan
Page (Facebook) sebesar 60,1% termasuk kategori sikap cukup baik, dan hasil
angket sesudah penerapan meningkat menjadi 78,58% termasuk kategori sikap
baik. Sedangkan pada kelas kontrol hasil angket pertama memperoleh persentase
sebesar 65,5% termasuk kategori sikap cukup baik dan meningkat menjadi
71,08% termasuk kategori cukup baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa
peningkatan lebih besar terdapat pada kelas eksperimen dengan peningkatan
18,48% dan kelas kontrol hanya 5,58% saja.
Selain itu ditunjukkan dari hasil observasi aktivitas siswa di kelas yang
telah dilakukan pada dua kelas, didapat hasil persentase yang lebih besar oleh
kelas eksperimen yaitu 90% termasuk kriteria sangat baik sedangkan kelas
kontrol hanya 60,83% termasuk kriteria baik.
6. SARAN
Berdasarkan simpulan diatas, beberapa saran yang dapat dipergunakan
yaitu diharapkan pelaksanaan model pembelajaran Think Talk Write(TTW)
berbantu Fan Page (Facebook) pada mata pelajaran TIK dapat dilanjutkan
sebagai program untuk meningkatkan motivasi dan mengurangi kejenuhan pada
proses pembelajaran yang dilakukan. Bagi penelitian yang akan datang,
disarankan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini
dengan melakukan variasi pelaksanaan pembelajaran dan membuat
pengembangan lebih jauh model pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbantu
Fan Page (Facebook) media Fan Page (Facebook) tidak hanya sebagai media
pembelajaran melainkan sebagai sarana evaluasi pembelajaran.

18

7. DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]
[13]

Yuanari, N.(2011). Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis Siswa Kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo . Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Syamsuri, A.(2011). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih Bab Salat Melalui Metode Demonstrasi Kelas VII
Di MTS Negeri Mranggen Demak Tahun Ajaran 2010/2011.
Gosling, S.D., Graham, L.T., & Wilson, R.E.(2012). A Review of
Facebook Research in the Social Sciences.Perspectives on Psychological
Science 7(3) 203 –220. Washington : Washington University In St. Louis.
Ruhban, A.(2013). Kontrol Diri dan Intensitas Penggunaan Facebook
Pada Remaja . Vol. 01 No. 02. Malang : Universitas Muhammadiyah
Malang.
Nurmihasti, D.A.(2012). Dampak Kegiatan Mengakses Facebook
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kompetensi Keahlian Jasa Boga Kelas XI
Di SMKN 3 Wonosari. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Qomariyah, S.(2010). Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui
Metode TTW (Think, Talk, And Write) Siswa Kelas IV SDN 1 Platar,
Tahunan, Jepara . Volume 1, Nomor 1, September 2010. Jurnal
Kependidikan Dasar.
Kustijono,R., & Ni’am, M.K.(2013).Pengembangan Pembelajaran SMP
Melalui Facebook Pada Materi Alat Optik. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika , Vol. 02 No. 03, 208-2011. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Rutinah. (2013). Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran
IPA Kelas 5 SDN 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun
Pelajaran 2012/2013. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.
Kusharyati, I.(2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam
Pemelajaran Akuntasi Siswa Kelas XI IS 5 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun
ajaran 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas). Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Istiana, Y.(2013). Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Di Kelas 5 SD Negeri
Jamusan Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Semester Genap
Tahun Ajaran 2012/2013. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.
Nugroho, A,P.(2010). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write(TTW), Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Lestari, M.A, dkk. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TTW Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Rosita, Osa.(2009). Gabung di Facebook Coy. Yogyakarta : Panduan.

19

[14] __________. (2012).Jasa Pembuatan Fanpage Di Indonesia, Retrived
from
https://www.facebook.com/pages/Jasa-Pembuatan-FanpageDiIndonesia, Diakses tanggal 6 Oktober 2014
[15] Kurniali, Sartika.(2009). Step by Step Facebook: The Next Leve l. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
[16] Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
[17] Sardiman, M,A.(2012).Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
[18] Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung :
Alfabeta.
[19] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi(Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta
[20] Arikunto, Suharsimi.(1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
[21] Sari, P.D. & Rahardi, R. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Turen Pada Pokok Bahasan Tururnan
Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnament (TGT).
Malang : Universitas Negeri Malang.

20

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

AN ANALYSIS OF DESCRIPTIVE TEXT WRITING COMPOSED BY THE HIGH AND THE LOW ACHIEVERS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN SUKORAMBI JEMBER

11 83 16

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84