Implementasi Fungsi Pembinaan dan Pengawasan Kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah (Studi Kabupaten Deli Serdang) Chapter III V

63

BAB III
IMPLEMENTASI FUNGSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

A. Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Kabupaten Deli
Serdang yang dikenal sekarang ini dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (
Kesultanan ) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan
Serdang berpusat di Perbaungan.
Kabupaten Deli Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1984 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1965. Hari jadi
Kabupaten Deli Serdang ditetapkan tanggal 1 Juli 1946.73
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten
Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi
perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara
tanggal 23 Desember 1986.74
Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2°57” - 3°16”
Lintang Utara serta pada 98°33 - 99°27¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah

pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72
Km² (249,772 Ha) atau merupakan 3,34% dari luas Propinsi Sumatera Utara.
73

www.deliserdangkab.go.id, diakses tanggal 13 sesember 2016
Pasal 1 ayat 1, Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1984 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten
Daerah tingkat II Deli Serdang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Ke Kota Lubuk Pakam di
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang
74

63

Universitas Sumatera Utara

64

Dapat dilihat dari table berikut ini:
Tabel 1: wilayah Kabupaten Deli Serdang
KARAKTERISTIK
PENJELASAN

0
Letak
2 57” Lintang Utara
30 16” Lintang Selatan
90 33” – 990 27” Bujur Timur
Luas Wilayah

2.497,72 Km2/ 249.772 Ha

Letak diatas
pemukaan Laut

0 – 500 M

Batas-Batas

Utara

:


Kabupaten
Langkat dan
Selat Malaka

Selatan :

Kabupaten Karo
dan Kab
Simalungun

Barat

Kabupaten
Langkat dan
Kabupaten Karo

Timur

:


: Kabupaten
Serdang Bedagai

Daerah Administratif Terdiri dari 22 Kecamatan
dan 380 Desa, 14 Kelurahan
yang
semuanya
telah
definitive

Universitas Sumatera Utara

65

Kabupaten Deli Serdang secara administratif wialyah Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang dengan luas ± 2.497.72 km2 terdiri atas 22 Kecamatan , 380 desa dan
14 kelurahan dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2: luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan

di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Luas
Jumlah
Kepadatan
Wilayah
Penduduk
Penduduk
Kabupaten/Kota
(km2)
(jiwa)
(jiwa/km2)
1 Gunung Meriah
76,65
2 874
37
2
S.T.M. Hulu
223,38
14 023
63

3
Sibolangit
179,96
22 476
125
4
Kutalimbaru
174,92
40 656
232
5
Pancur Batu
122,53
96 288
786
6
Namo Rambe
62,30
41 479
666

7
Biru-Biru
89,69
38 646
431
8
S.T.M. Hilir
190,50
34 777
183
9
Bangun Purba
129,95
24 534
189
10
Galang
150,29
69 964
466

Tanjung
131,75
218 084
1 655
11
Morawa
12
Patumbak
46,79
100 423
2 146
13
Deli Tua
9,36
68 658
7 335
14
Sunggal
92,52
276 263

2 986
15 Hamparan Perak
230,15
170 065
739
16
Labuhan Deli
127,23
68 218
536
17 Percut Sei Tuan
190,79
436 003
2 285
18
Batang Kuis
40,34
63 743
1 580
19

Pantai Labu
81,85
48 893
597
20
Beringin
52,69
59 537
1 130
21 Lubuk Pakam
31,19
91 981
2 949
22 Pagar Merbau
62,89
41 723
663
2
497,72
2

029
308
812
Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara

66

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang)
Tabel 3: Ibukota Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang 2015
Kecamatan/Subdistrict
Ibukota Kecamatan
1 Gunung Meriah
Gunung Meriah
Sinembah Tanjung Muda
Tiga Juhar
2
Hulu
3 Sibolangit
Bandar Baru
4 Kutalimbaru
Kutalimbaru
5 Pancur Batu
Pancur Batu
6 Namo Rambe
Namo Rambe
7 Biru-Biru
Biru-Biru
Sinembah Tanjung Muda
8
Talun Kenas
Hilir
9 Bangun Purba
Bangun Purba
10 Galang
Galang
11 Tanjung Morawa
Tanjung Morawa
12 Patumbak
Patumbak
13 Deli Tua
Deli Tua
14 Sunggal
Sunggal
15 Hamparan Perak
Hamparan Perak
16 Labuhan Deli
Helvetia
17 Percut Sei Tuan
Tembung
18 Batang Kuis
Batang Kuis
19 Pantai Labu
Pantai Labu
20 Beringin
Beringin
21 Lubuk Pakam
Lubuk Pakam
22 Pagar Merbau
Pagar Merbau
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang)
Tabel 4: Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Kabupaten Deli Serdang,
2015
Banyaknya
Banyaknya
Kecamatan
Desa
Kelurahan
1 Gunung Meriah
12
Sinembah Tanjung
2
20
Muda Hulu

Universitas Sumatera Utara

67

3
4
5
6
7

Sibolangit
30
Kutalimbaru
14
Pancur Batu
25
Namo Rambe
36
Biru-Biru
17
Sinembah Tanjung
8
15
Muda Hilir
9 Bangun Purba
24
10 Galang
28
11 Tanjung Morawa
25
12 Patumbak
8
13 Deli Tua
3
14 Sunggal
17
15 Hamparan Perak
20
16 Labuhan Deli
5
17 Percut Sei Tuan
18
18 Batang Kuis
11
19 Pantai Labu
19
20 Beringin
11
21 Lubuk Pakam
6
22 Pagar Merbau
16
Deli Serdang
380
( Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang)

1
1
3
2
7
14

Tabel diatas menunjukan luas wilayah, jumlah kecamatan dan desa kabupaten
Deli Serdang dengan formasi PPAT umum kabupaten deli serdang sebanyak 165
orang yang terdiri dari PPAT umum. PPAT umum disini adalah Notaris, merupakan
pejabat umum yang diberikan wewenang untuk membuat akta-akta autentik. Akta
autentik yang dibuatnya, berkaitan dengan: Hak atas tanah, Hak milik atas satuan
rumah, SKMHT dan APHT. Jumlah ini sangat memungkinkan melihat luas tanah dan
jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang. Jumlah formasi PPAT ini sudah dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dalam hal kewenangan dalam membuat akta- akta

Universitas Sumatera Utara

68

autentik, tetapi kenyataannya masih ada PPAT/Notaris yang melakukan perbuatan
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini menjadi
salah satu

faktor pembina dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah di

Kabupaten Deli Serdang kurang lancar.
PPAT yang menjalankan tugasnya dan kewenangannya masih banyak
kesalahan dalam pembutan akta dalam peralihan dan banyak pelanggaran yang
dilakukan PPAT. Disini pihak Badan Pertanahan Nasional selaku pelaksana
pembianan dan pengawasan yang sudah ditentukan oleh peraturan perundangundangan.
Berdasarkan wawancara dengan Muhammad Ridwan Nasution75, dijelaskan
Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran,
peralihan, pembebanan hak atas hak tanah, pembebanan hak tanggungan dan
membimbing Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam sarana daftar isian di bidang
pendaftaran tanah agar tidak terjadinya dalam pembuatan Akta PPAT.
B. Fungsi Kantor Pertanahan Nasional dalam Melakukan Pembinaan Pejabat
Pembuat Akta Tanah.
Kantor Pertanahan adalah unit kerja Badan Pertanahan Nasional di wilayah
Kabupaten atau Kota yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan
daftar umum pendaftaran Tanah.76

75
Wawancara Muhammad Ridwan Nasution, selaku Kepala Sub Seksi Pembebanan Hak dan PPAT, Kantor
Pertanahan Kab.Deli Serdang, tanggal 24 November 2016

76

Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran Tanah PP No. 24 tahun 1997 LN. No. 59 tahun 1997 Psl 1

(23).

Universitas Sumatera Utara

69

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan maka kedudukan, tugas pokok
dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1.

Kedudukan
Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di
Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kanwil Badan Pertanahan
Nasional Provinsi.

2. Tugas Pokok
Tugas

Pokok

Kantor

Pertanahan

Kabupaten

Deli

Serdang

adalah

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional pada
Kabupaten Deli Serdang.
3. Fungsi
Fungsi untuk melaksanakan tugas pokok yang dimaksud diatas, Kantor
Pertanahan Kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Penyusunan rencana, program dan penganggaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pertanahan;
b) Pelayanan, perizinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan;
c) Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan
pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi
tanah;
d) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, dan
penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan
wilayah tertentu;
e) Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah,
pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;

Universitas Sumatera Utara

70

f)

g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)

Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat;
Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;
Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah;
Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional
(SIMTANAS);
Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat,
pemerintah dan swasta;
Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;
Pengkoordinasian pengembangan sumber daya manusia pertanahan;
Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan
prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

Kantor pertanahan dalam melaksanakan tugasnya agar dapat berjalan sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku maka untuk mengoptimalkan
kinerjanya terdiri atas beberapa subbagian dan masing-masing subbagian memiliki
tugas yang berbeda-beda, hal ini didasarkan pada Pasal 54-78 Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor. pada struktur Organisasi dapat diketahui dengan jelas tentang isi dari luasnya
kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam organisasi yang bersangkutan.
Oleh karena itu dapat kita lihat dibawah ini bagian- bagian dalam tata kerja
yang sudah diberikan kewenangan dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
kepada pejabat Kantor Pertnahan Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

71

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN DELI SERDANG
Ir.Kalvyn A. sembiring
NIP.196705 1999203 1 003

KEPALASUB BAGIAN TATA
USAHA
Hendri,SH
NIP.19611107 198503 1 004

Kepala Urusan 1
Kepegawaian

Kepala Urusan Perencanaan dan
Keuangan

Harris,SH
NIP.196705 1999203 1 003

Kurnia Sragih
NIP.19720125 199103 2 002

KEPALA SEKSI
SURVE,PENGUKURAN DAN
PEMETAAN

KEPALA SEKSI HAK TANAH
DAN PENDAFTARAN TANAH

KEPALA SEKSI PENGATURAN
DAN PENATAAN PERTANAHAN

KEPALA SEKSI
PENGENDALIAN DAN
PEMBERDAYAAN

KEPALA SEKSI SENGKETA
KONFLIK DAN PERKARA

Malthus Hutagalung, S.Sit, SH
NIP.19731220 199303 1 002

Indra Imanuddin, SH
NIP.19680924 199403 1 001

Ir.Kalvyn A. sembiring
NIP.196705 1999203 1 003

Bahrum, SH
NIP.19610901 198303 1 001

Jailani, SH
NIP.19610903 198303 1 004

Kepala Sub Seksi Pengukuran
dan Pemetaan

Kepala Sub Seksi Penetapan Hak
Tanah

Kepala Sub Seksi Penatagunaan dan
Kawasan Tertentu

Kepala Sub Seksi Pengendalian
Pertanahan

Kepala Sub Seksi Seksi Sengketa
dan Konflik Pertanahan

Irwan Muslim, ST
NIP.19650126 198603 1 002

Freddy Lumban Gaol, SH
NIP.19620825 19853 1 006

Eston
NIP.19630323 198603 1 005

Abdul Rahim, BA
NIP.19590507 198003 1 008

Kepala Sub Seksi Tematik dan
Potensi Tanah

Kepala Sub Seksi Pengaturan
Tanah Pemerintah

Kepala Sub Seksi Landrefom dan
Konsulidasi Tanah

Kepala Sub Seksi Pemberdayaan
Masyarakat

Kepala Sub Seksi Perkara
Pertanahan

Rusdi, SH
NIP.19730506 199703 1 002

Edi Rabuddin,SP
NIP.19621125 198303 1 006

Khalid Afdillah Handoyo, SH
NIP.1979035 200502 1002

Bongis Simanjuntak
NIP.19610425 198302 1 006

Hadjiral Aswat Bauty, SH
NIP.19791027 200804 1 001

Syarifuddin, A.Ptnh
NIP.19650622 198603 1 005

Kepala Sub Seksi Pendaftaran
Hak
Danny Wira Basa, SP. M.Si
NIP.19710814 199803 1 004
Kepla Sub Seksi Peralihan,
Pembebanan Hak dan PPAT
M.Ridwan Nasution, SH, CN
NIP.19600703 198003 1 001

(Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang)

Universitas Sumatera Utara

72

Struktur organisasi dari Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang tersebut
didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006. Adapun organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang
terdiri dari:
1.

Subbagian Tata Usaha;
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif

kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi
kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan. Dalam
menyelenggarakan tugasnya Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
1) Pengelolaan data dan informasi;
2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja
pemerintah;
3) Pelaksanaan urusan kepegawaian;
4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;
5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana;
6) Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program;
7) Koordinasi pelayanan pertanahan;
Subbagian Tata Usaha terdiri dari:
1) Urusan Perencanaan dan Keuangan;
Urusan Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan
penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja
pemerintah, keuangan dan penyiapan bahan evaluasi;
2) Urusan Umum dan Kepegawaian.
Urusan Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat
menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana,
koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan informasi.
2.

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survei,

pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka

Universitas Sumatera Utara

73

dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi
tanah, penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. Dalam
menyelenggarakan tugasnya, Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai
fungsi:
1) pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan
perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah,
pemetaan tematik dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi;
2) perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan/wilayah;
3) pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan;
4) survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan
potensi tanah;
5) pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah;
6) pemeliharaan peralatan teknis
Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari:
1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan;
Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas menyiapkan
perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang tanah dan
pengukuran bidang tanah, batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis surveyor
berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran,
daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur dan daftar-daftar
lainnya di bidang pengukuran
.
2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah.
Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas menyiapkan
survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik, survei

Universitas Sumatera Utara

74

potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan
pejabat penilai tanah.
3.

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan

dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan
pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertiban bekas
tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dalam menyelenggarakan tugasnya, Seksi Hak
Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai fungsi
1) pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;
2) penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-menukar, saran
dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan
usulan penetapan hak pengelolaan tanah;
3) penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan
jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak;
4) pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah
bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah;
5) pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak;
6) pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan;
7) pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak;
8) pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari :
1) Sub seksi Penetapan Hak Tanah
Subseksi

Penetapan

Hak

Tanah

mempunyai

tugas

menyiapkan

pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan Hak
Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, perpanjangan jangka waktu,
pembaharuan

hak,

perijinan,

peralihan

hak

atas

tanah;

penetapan

Universitas Sumatera Utara

75

dan/rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan
dan atau pendaftaran hak tanah perorangan.
2) Sub seksi Pengaturan Tanah Pemerintah;
Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas menyiapkan
pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak
milik dan hak pakai, Hak Guna Bangunan dan hak pengelolaan bagi instansi
pemerintah,

badan

hukum pemerintah,

perpanjangan

jangka

waktu,

pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; rekomendasi pelepasan
dan tukar-menukar tanah pemerintah.
3) Sub seksi Pendaftaran Hak
Subseksi Pendaftaran Hak mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan
pendaftaran hak atas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain,
hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah wakaf, data
yuridis lainnya, data fisik bidang tanah, komputerisasi pelayanan pertanahan
serta memelihara daftar buku tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah, dan
warkah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.
4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
mempunyai

tugas

menyiapkan

pelaksanaan

pendaftaran,

peralihan,

pembebanan hak atas hak tanah, pembebanan hak tanggungan dan bimbingan
Pejabat Pembuat Akta Tanah serta sarana daftar isian di bidang pendaftaran
tanah

Universitas Sumatera Utara

76

4.

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan
Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform konsolidasi tanah, penataan
pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu
lainnya. Dalam menyelenggarakan tugas, Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan
mempunyai fungsi:
1) pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan
pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu
lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah
serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi
kawasan/zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan
ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan
kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali;
2) penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan
tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan lainnya;
3) pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan;
4) pemantuan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan
pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning dan redistribusi tanah,
pelaksanaan konsolidasi tanah, pemberian tanah obyek landreform dan
pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform;
5) pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform;
6) pengambil alihan dan/atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang terkena
ketentuan landreform;
7) penguasaan tanah-tanah obyek landreform;
8) pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah
dengan luasan tertentu;
9) penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan
pengeluaran tanah dari obyek landreform;
10) penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan
obyek konsolidas tanah;
11) penyediaan tanah untuk pembangunan;
Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri dari:
1) Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu;
Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu mempunyai tugas
menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

77

dan penggunaan tanah, rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi,
monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan
pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning, penerbitan
pertimbangan teknis penatagunaan tanah, penerbitan ijin perubahan
penggunaan tanah, penyusunan neraca penatagunaan tanah, penetapan
penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuaian penggunaan dan
pemanfaatan tanah, serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan
pemeliharaan data tekstual dan spasial.
2) Sub seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah.
Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas
menyiapkan bahan usulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek
landreform; penguasaan tanah-tanah obyek landreform; pemberian ijin
peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu; usulan
penerbitan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari
obyek landreform; monitoring dan evaluasi redistribusi tanah, ganti kerugian,
pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta
fasilitasi bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran; usulan
penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman
kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali;
penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;
pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian
dan pembimbingan masyarakat; kerja sama dan fasilitasi; pengelolaan basis
data dan informasi; monitoring dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan
konsolidasi tanah
5.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan

dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat. Dalam menyelenggarakan
tugas seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai fungsi:
1) pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;
2) pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban
pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan
program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kritis;

Universitas Sumatera Utara

78

3) pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan,
peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan
dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan
tanah kritis;
4) penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan
rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan
dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta
penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;
5) inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan
kelompok masyarakat, fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber produktif;
6) peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra
kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat;
7) pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk
pembangunan;
8) pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah
kritis serta pemberdayaan masyarakat;
9) penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum
atas tanah terlantar.
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari:
1) Sub seksi Pengendalian Pertanahan;
Subseksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan
pengelolaan basis data, dan melakukan inventarisasi dan identifikasi,
penyusunan saran tindak dan langkah penanganan, serta menyiapkan bahan
koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan
hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah; pemantauan, evaluasi,
harmonisasi kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam
pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;
2) Subseksi Pemberdayaan Masyarakat.
Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan
inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan,

Universitas Sumatera Utara

79

dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat,
mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama
pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan
dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.
6.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan

melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan Dalam
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Seksi Konflik,
Sengketa dan Perkara mempunyai fungsi:
1) pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;
2) pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan;
3) penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan secara
hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan
alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk
mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusanputusan lembaga peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan
penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan
tanah;
4) pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;
5) pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara
pertanahan.
Seksi Konflik, Sengketa dan Perkara terdiri dari :
1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan
Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan menyiapkan pengkajian
hukum, sosial, budaya, ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik
pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan
hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah, pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

80

alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi, dan koordinasi
penanganan sengketa dan konflik;
2) Subseksi Perkara Pertanahan.
Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan penanganan dan
penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi
pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan
hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.
Dalam kantor pertanahan, seksi yang memiliki fungsi untuk membina Pejabat
Pembuat Akta Tanah adalah seksi hak tanah dan pendaftaran tanah. Fungsi tersebut
dijalankan oleh subseksi peralihan, pembebanan dan pembinaan Pejabat Pembuat
Akta Tanah. Pembinaan tersebut termasuk dalam pembinaan fungsional dimana
kedudukannnya.
Oleh karena itu dalam penegakan suatu ketentuan Undang-undang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24Tahun 2016 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah, dalam pelaksanaan kewajiban Pejabat Pembuat Akta Tanah
yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam undang undang tersebut, maka
peranan aparat yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan sangat menentukan.
Tentang ketentuan dalam tugas Subbagian dan seksi pada Kantor Pertanahan
Nasional dan uraian tugas urusan dan subseksi pada Badan Pertnahan menegaskan
hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah:77

77

Pasal 15 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesi Nomor 5 Tahun 2008
Tentang Uraian Tugas Subagian Dan Seksi Pada Kantor WIilayah Badan Pertanahan Nasional DanUraian Tugas
Urusan Dan Subseksi Pada Kantor Pertnahan

Universitas Sumatera Utara

81

(1).Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan,
dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan
hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT) serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan.
(2).Uraian tugas sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
a. menyampaikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada
Kepala Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah tentang tindakan yang
perlu diambil dalam menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan,
dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan
hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan PPAT, serta
melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan;
b. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dan landasan kerja;
c. membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Seksi Pendaftaran,
Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT sebagai pedoman pelaksanaan
tugas serta melaksanakan monitoring pelaksanaannya;
d. mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis dalam menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan,
dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan
hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan PPAT serta
melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan;
e. mengumpulkan, menghimpun dan mensistimatisasikan/mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan menyiapkan pembinaan pendaftaran
hak, penegasan, dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia,
peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan
pembinaan PPAT serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan;
f. memberikan bimbingan pelaksanaan tata pendaftaran tanah, tata usaha
pendaftaran tanah dan pelaksanaan peralihan hak, pembebanan hak ke
Kantor Pertanahan untuk dapat menjalankan tugas secara sistematis dan
benar;
g. menyiapkan bahan bimbingan dan penilaian pelaksanaan tugas terhadap
PPAT dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap camat selaku
PPAT sementara atau PPAT;
h. melakukan pembinaan pendaftaran, peralihan dan pembinaan PPAT pada
Kantor Pertanahan dan PPAT;
i. menerima/meneliti laporan penerbitan sertipikat/akta PPAT;
j. menerima dan mendistribusikan blanko sertipikat dan sambungan buku
tanah;
k. mengadakan evaluasi dan analisa terhadap laporan pelaksanaan tugas
PPAT;

Universitas Sumatera Utara

82

l. untuk Kantor Wilayah BPN yang menggunakan sistem manual
melaksanakan pemeliharaan berkas, mengelola dokumen (Daftar Isian
Pendaftaran Tanah) dan hasil laporan pelaksanaan tugas PPAT;
m. memberikan bimbingan pada PPAT dan PPAT sementara dalam hubungan
dengan pelaksanaan tugas masing-masing seperti pembuatan Akta PPAT,
pembukuan dan pelaporan PPAT;
n. menyiapkan pengantar permohonan pengangkatan PPAT sementara ke
BPN RI;
o. melakukan inventarisasi permasalahan dan mengumpulkan bahan–bahan
dalam rangka pemecahan masalah dalam menyiapkan pembinaan
pendaftaran hak, penegasan, dan pengakuan hak atas tanah bekas hak
indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak
tanggungan, dan pembinaan PPAT serta melakukan komputerisasi
pelayanan pertanahan;
p. melakukan hubungan kerja dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugasnya
dengan unit kerja terkait;
q. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan
dalam menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan pengakuan
hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah,
pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan PPAT serta melakukan
komputerisasi pelayanan pertanahan;
r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Dalam rangka pelaksana pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta
Tanah Umum/Notaris dari hasil wawancara dengan bapak Hendri78 menyampaikan
jumlah formasi PPAT sebanyak 165 orang Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
dalam rangka pelaksanaan untuk tahun anggaran 2015 di Kabupaten Deli Serdang,
data menunjukan yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional dalam hal pembinaan
dan pengawasan hanya sebanyak 10 orang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No
1
2

Tabel 5: Pembinaan terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah Dikabupaten Deli
Serdang Tahun 2015
Nama PPAT
Alamat
Dina Yanti, SH
Jl.Deli Tua
Irham Kasymir,SH
Jl. Besar Deli Tua
78

Wawancara dengan Hendri, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kantor Pertanhan Kab.Deli Serdang,
tanggal 26 November 2016

Universitas Sumatera Utara

83

3 Emas Deliana, SH
Jl. Jamin Ginting
4 Sri Uswati, SH
Jl. Besar Deli Tua
5 Rifky Suryadi,SH
Jl. Karya Wisata
6 Sutrisno, SH
Jl. Medan Deli Tua
7 Sanggap Taras
Jl. Letjen Jamin Ginting
8 Agusting, SH
Jl. Karya Jaya A/3
9 Irmansyah Batu Bara,SH
Jl. Dahlan Tanjung
10 Sylvia Yuslandi, SH
Jl.Medan Deli Tua
(Sumber: Kantor PertanahanKabupaten Deli Serdang )
Dari tabel diatas menunjukan dalam penugasan pelaksanaan dilakukan oleh
Kepala Kantor Pertanahan khususnya di Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Pertnahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 dalam pelaksanan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai pasal
67 angaka 1 dan 2 menugaskan staf berikut dengan surat tugas antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)

Kepala Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara pada Kantor Pertanahan
Kepala Sub Seksi Peralihan, Pendaftaran Hak dan PPAT
Kepala Sub Seksi, Lendrifriform dan Konsilidasi Tanah
Staf Analis Permohonan Hak tanah dan Pendaftaran Tanah
Staf Penyusunan Rencana Kegiatan
Dalam penugasan yang diberikan untuk menjalankan pembinaan dan

pengawasan secara langsung dilakukan selama 3 (tiga) hari kekantor PPAT/Notaris
yang sudah ditentukan nama seperti termuat diatas.
Disamping itu peneliti melakukan observasi kepada Pejabat Pembuat Akta
Tanah khususnya dikabupaten deli serdang sesuai dengan informasi yang diberikan
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan untuk tahun 2015 berjumlah 165 orang
Pejabat Pembuat Akta Tanah Umum/Notaris disini peneliti melakukan kunjungan

Universitas Sumatera Utara

84

kepada bapak Notaris/PPAT Irham Kasymir selaku Ketua IPPAT Kabupaten Deli
Serdang menanyakan langsung kepada beliau pelaksanaan pembinaan yang
dijalankan oleh Badan Pertanahan Nasional selama ini apakah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Beliau mengatakan pembinaan yang dijalankan
kepada PPAT selamai ini sesuai tetapi belum maksimal disebabkan pembinaan
dilakukan hanya satu kali dalam setahun, itu sebatas pembuatan akta PPAT, laporan
bulan, pembuatan buku daftar akta dan penjidan akta
Menurut Notaris/PPAT Ahmad Julyadi Nasution,SH, Mkn pembinaan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional kepada Stafnya untuk
menjalankan Pembinaan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah selama ini
menyampaikan dalam pembuatan akta. Pembuatan akta misalnya Akta Jual Beli,
dalam pembuatan melalui tahapan-tahapan yang dilakukan selaku Pejabat Pembuat
Akta Tanah antara lain:
1.

Tahap persiapan
Terlebih dahulu melakukan pengecekan sertipikat yang asli di Kantor

Pertanahan untuk menyesuaikan dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan
setempat. Apabila sertipikat tersebut telah terbukti sesuai dengan semua daftar yang
ada di dalam Kantor Pertanahan, maka Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang
ditunjuk membubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat “telah diperiksa dan
disesuaikan dengan daftar di Kantor Pertanahan”.
Sertipikat yang sudah diperiksa kesesuaiannya dengan daftar-daftar di Kantor
Pertanahan tersebut dikembalikan kepada PPAT yang bersangkutan. Beberapa hal

Universitas Sumatera Utara

85

yang harus diperhatikan dalam membuat akta setelah pengecekan sertipikat yang
telah dinyatakan bersih, antara lain: Para pihak diminta kelengkapan berkas-berkas
kelengkapan, yang antara lain:
a) Sertipikat asli;
b) Foto kopi KTP dan KK pihak penjual, apabila tanah tersebut merupakan harta
bersama dengan istrinya maka dilampirkan pula foto kopi KTP istri dan foto
kopi surat nikah;
c) Foto kopi KTP dan KK pihak pembeli;
d) Foto kopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan
(SPPT PBB) tahun berjalan/tahun terakhir;
e) Bukti pembayaran pajak PPh final/Surat Setoran Pajak (SSP);
f) Bukti pembayaran pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/Bangunan
(BPHTB).
2.

Tahap Pembuatan Akta
Akta PPAT adalah merupakan akta otentik, maka susunannya sebagaimana

syarat-syarat akta-akta otentik lainnya, yang terdiri dari:
a. Awal akta, yang berisi:
1)
2)
3)
4)

Judul akta atau kepala akta;
Nomor akta (nomor urut akta/tahun pembuatan akta)
Hari, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya akta;
Nama lengkap PPAT, dasar hukum kewenangan PPAT, dituliskan pula
jabatan dari pejabat yang mengeluarkan Keputusan pengangkatan PPAT,
nomor serta tanggalnya;
5) Daerah kerja sesuai pengangkatan;
6) Alamat lengkap letak kantor PPAT
b. Badan Akta, terdiri dari:
1) Komparisi, berisi tentang:
a)

Kedudukan bertindak penghadap;

Universitas Sumatera Utara

86

b) Kedudukan bertindak menunjukkan apa yang menjadi kewenangan apa
yang menjadi dasar dalam perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh
penghadap.
Selain identitas penghadap, kecakapan dan kewenangan bertindak
penting dicantumkan karena berkaitan dengan Pasal 1320 KUH Perdata
tentang syarat sahnya suatu perjanjian. Setelah pencantuman para penghadap
dikenal atau diperkenalkan maka dicantumkan kesepakatan para pihak
terhadap/atas obyek tersebut, misal dalam hal ini adalah peralihan hak karena
jual beli, dilanjutkan dengan penulisan obyek yang diperjanjikan atau obyek
yang diserahkan (diisi data tanahnya), yang terdiri dari nomor hak, tanggal
dan nomor Surat Ukur/Gambar Situasi, luas tanah, Nomor Induk Bidang
(NIB), atas nama, alat bukti yang digunakan sebagai dasar perbuatan hukum
tersebut.
2) Isi akta
Isi akta memuat kehendak dan keinginan dari para pihak. Pada bagian isi akta
diuraikan dan dijelaskan apa yang disaksikan oleh PPAT untuk diuraikan
dan/atau dicatatkan (dikonstatir) kehendak para pihak yang menghendaki
dibuatnya akta tersebut.
Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut harus tetap memperhatikan
ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata, juga harus memperhatikan akta tersebut

Universitas Sumatera Utara

87

tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, ketertiban
dan kesusilaan.
Bagian isi memuat kehendak dan kesepakatan-kesepakatan para pihak
terhadap perbuatan hukum diantara para pihak yang dituangkan dalam
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat.
c.

Akhir atau penutup akta,
Akta ditandatangani/dibubuhi cap ibu jari tangan kiri, dimulai dengan

penghadap Pihak Pertama di atas meterai, kemudian berturut-turut penghadap
lainnya, pemberi persetujuan (kalau ada), saksi-saksi dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah. Penandatanganan dilakukan segera setelah akta dibacakan, segera mempunyai
arti bahwa akta dibacakan pada saat itu juga.
Selanjutnya dalam hal pengawasan yang dilakukan Badan Pertanahan
Nasional yang selalu di lihat dalam pemeriksaan buku daftar PPAT, hasil penjidan
akta, laporan bulan dan sewaktu pendaftaran peralihan kekantor Badan Pertanahan
Nasional dalam perifikasi berkas.
Menurut Notaris Irwansyah Nasution, SH menerangkan bahwa pembinaan
dan pengawasan selama ini dilakukan satu tahun sekali dalam kunjungan melakukan
pembinaan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah memberikan arahan dan petunjuk
teknis dalam perkembangan dalam pembuatan akta, dalam pembuatan buku daftar
akta, dalam pembuatan laporan bulanan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 ketentuan pelaksana Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah Nomor 24 Tahun 2016

Menurut Notaris Johanes

Universitas Sumatera Utara

88

Ginting menerangkan selama ini pembinaan dan pengawasan yang dilakukan secara
langsung dengan datang kekantor PPAT untuk melaksanakan

Pembinaan oleh

pejabat Badan Pertanahan Nasional. Selama ini pihak petugas yang melaksanakan
pembinaan melihat dari buku daftar akta dan meminta apabila ada temuan dari akta
tersebut dalam perbuatan hukum yang menyimpang dan memberikan petunjuk teknis
secara administratif.
Menurut Notaris/PPAT Toni menerangkan selama ini pembinaan dan
pengawasan dilakukan dengan mendaftarkan hak atas tanah atupun peralihan
kekantor Badan Pertanahan Nasional disebabkan apabila ada peryaratan matril dan
formil yang masih kurang dan memberikan arahan kepada PPAT. Dalam pembinaan
dalam hal pembuatan akta pejabat Badan Pertanahan Nasional untuk melihat
ketentuan Perkaban Nomor 8 tahun 2012 dalam hal bentuk dan isi akta PPAT
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan Notaris/PPAT dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh pejabat Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Deli Serdang yang diberi tugas dalam hal pembinaan pembuatan
akta, laporan bulanan, penjilidan akta yang dilaksanakan tidak maksimal disebabkan
masih ada Pejabat Pembuat Akta Tanah hanya dibina secara tidak langsung sewaktu
pendaftaran hak saja dan pelaksanan dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. Menurut
Peneliti pembinaan terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah tidak cukup hanya
dilakukan 1 (satu) tahun karena masih banyak penyimpangan yang diulkukan oleh
Pejabat pembuat Akta Tanah,oleh karena itu pembinaan seharusnya direncanakan 4
(empat) kali dalam setahun karena untuk menunjang Pejabat Pembuat Akta Tanah

Universitas Sumatera Utara

89

dalam menjlankan tugas dan kewenagannya dengan baik sebagai mitra badan
pertanahan dalam menciptakan kepastian perubahan data pendaftaran tanah.
C. Bentuk Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah
a) Pembinaan dalam Pembuatan Akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah (selanjutnya disebut PPAT) merupakan pejabat
umum yang membantu Badan Pertanahan Nasional (selanjutnya disebut BPN) selaku
instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendaftaran tanah. PPAT
bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat
akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas
tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang akan menjadi dasar bagi
pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan perbuatan hukum itu.
PPAT mempunyai peran yang sangat besar dalam peralihan hak atas tanah.
PPAT mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Pertanahan untuk melaksanakan
proses pendaftaran tanah sebagaimana diatur oleh Peraturan Perundang-undangan
yang mempunyai kekuatan mengikat dengan membuat akta otentik sebagai bukti
telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah.79
PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat aktaakta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak
milik atas satuan rumah susun.80 Perbuatan hukum yang dimaksud adalah mengenai
(a) jual beli, (b) tukar menukar, (c) hibah, (d) pemasukan dalam perusahaan
79

Shidarta, Moralitas Profesi Hukum, , (Bandung: Refika Aditama , 2009), hal. 9.
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun 1998 Tentang Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
80

Universitas Sumatera Utara

90

(inbreng), (e) pembagian hak bersama, (f) pemberian hak guna bangunan/hak pakai
atas tanah hak milik, (g) pemberian hak tanggungan, (h) pemberian kuasa
membebankan hak tanggungan.81 Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut maka
oleh pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016, PPAT diberi
kewenangan untuk membuat akta otentik atas 8 (delapan) macam perbuatan hukum
yang dimaksud di atas.82 Keberadaan PPAT adalah sangat penting karena tugas dan
kewenangannya untuk membuat alat bukti bahwa telah dilakukannya perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yaitu
berupa akta otentik. Dengan demikian keotentikan suatu akta haruslah dibuat sesuai
dengan syarat-syarat untuk sahnya suatu akta otentik.
Dalam hal pembuatan akta PPAT, ada berbagai perkembangan dalam
pengaturan mengenai bentuknya. Adapun payung hukum pengaturan dari bentuk akta
PPAT dari dulu hingga sekarang yakni :
a. Peraturan Menteri Agraria Nomor 11 Tahun 1961 tentang Bentuk Akta (PMA
11/1961)
Penggunaan blanko diawali dengan Peraturan Menteri Agraria Nomor 11
Tahun 1961 tentang Bentuk Akta, kemudian setelah berlaku Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, penggunaan blanko akta diatur
dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Secara historis
81

Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
37 tahun1998 Tentang Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
82
Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat
Pembuat

Universitas Sumatera Utara

91

penggunaan blanko Akta PPAT dimulai pada tahun 1961 melalui Peraturan Menteri
Agraria Nomor 11 Tahun 1961 tentang Bentuk Akta yang mulai berlaku pada tanggal
7 September 1961 dan mengenai pembuatan akta, PPAT wajib menggunakan :83
a) Formulir-formulir yang tercetak atau;
b) Formulir-formulir yang terstensil atau diketik dengan mempergunakan kertas
HVS 70/80 gram dengan ukuran A3 dengan persetujuan Kepala Jawatan
Pendaftaran Tanah;
Formulir-formulir yang tercetak hanya dapat dibeli di kantor pos
b. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Perka BPN 3/1997).
Perka BPN 3/1997 tentang Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997, telah
ditegaskan kembali bahwa akta PPAT harus dibuat dengan menggunakan
blanko akta PPAT yang disediakan atau dicetak oleh Badan Pertanahan
Nasional atau instansi lain yang ditunjuk, artinya tanpa blanko akta PPAT
yang dicetak, PPAT tidak boleh menjalankan jabatannya dalam membuat akta
akta PPAT. Aturan ini menimbulkan ketergantungan pelaksanaan tugas
jabatan PPAT dengan keberadaan blanko akta PPAT. Bentuk hukum
pengaturan blanko akta PPAT dituangkan dalam Peraturan Kepala BPN,
sehingga

tugas,

kewenangan

dan

tanggung

jawab

pengadaan

dan

83

Citra putri, 2012, “kajian Yuridis Eksistensi PPAT Selaku Pejabat Umum Yang berwenang membuat
Akta Otenk” diakses pada tanggal 17 Februari 2013, URL : http://apakabarakta.blogspot.com/2012/12/kajianyuridis-eksistensi-ppat-selaku.html

Universitas Sumatera Utara

92

pendistribusian blanko akta PPAT berada di tangan Badan Pertanahan
Nasional (BPN). PPAT sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta
pertanahan dibatasi kewenangannya untuk membuat 8 jenis akta sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 ayat (2) PJPPAT Jo. Pasal 95 ayat (1) Perka BPN 3/1997
Jo. Pasal 2 ayat (2) Perka BPN 1/2006, yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Jual-beli
Tukar-menukar
Hibah
Pemasukan ke dalam perusahaan
Pembagian hak bersama
Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah Hak Milik
Pemberian Hak Tanggungan
Pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan.
Dalam rangka pembuatan akta-akta tersebut (8 jenis akta), ditentukan

pula bentuk akta-akta yang wajib dipergunakan oleh PPAT, dan cara
pengisiannya, serta formulir yang dipergunakan sebagaimana tercantum
dalam lampiran 16 s/d 23, sebagaimana diatur pada Pasal 96 ayat (1) dan (2)
Perka BPN 3/1997.
c. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Perka BPN
No. 8 Tahun 2012).
Selanjutnya pembuatan akta PPAT dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Perubahan Peraturan

Universitas Sumatera Utara

93

Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997. Perkaban Nomor 8 Tahun 2012 yang
mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2013 tersebut memiliki substansi atau ketentuan
yang mencakup :
a) Penyiapan dan pembuatan akta PPAT dilakukan sendiri oleh PPAT, PPAT
Pengganti, PPAT Sementara, dan PPAT Khusus. Sebelum berlakunya
PERKABAN Nomor 8 Tahun 2012 blanko akta PPAT disiapkan dan
diterbitkan oleh BPN, dan hal ini merupakan suatu terobosan BPN untuk
mengatasi kelangkaan blanko akta PPAT yang selama ini menjadi masalah
rutin yang dihadapi PPAT dan masyarakat yang membutuhkan serta
menghilangkan beban negara dimana selama ini blanko akta PPAT
dibebankan pada APBN;
b) Akta PPAT selain berfungsi sebagai alat bukti, juga berfungsi sebagai syarat
pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah, sehingga akta PPAT yang
dibuat sesuai dengan bentuk dan tata cara pengisian yang diatur dalam
PERKABAN Nomor 8 Tahun 2012 yang bisa dijadikan dasar pendaftaran
perubahan data pendaftaran tanah. Kantor pertanahan setempat akan menolak
pendaftarannya jika akta PPAT dibuat tidak sesuai dengan bentuk dan tata
cara pengisian yang diatur dalam PERKABAN Nomor 8 Tahun 2012;
c) Masa peralihan PERKABAN Nomor 8 Tahun 2012 yaitu: sejak tanggal 2
Januari 2013 sampai dengan 31 Maret 2013, PPAT masih dapat menggunakan
blanko akta PPAT yang disediakan oleh BPN sepanjang stock blanko PPAT
masih tersedia di PPAT yang bersangkutan dan atau kantor pertanahan yang
bersangkutan. Jika sejak berlakunya PERKABAN ini (2 Januari 2013) PPAT
tidak lagi menggunakan blanko akta PPAT yang disediakan oleh BPN, maka
PPAT yang bersangkutan wajib mengembalikan blanko akta PPAT kepada
kantor pertanahan dengan membuat berita acara penyerahan selambat
lambatnya tanggal 31 Maret 2013;
d) Bentuk akta PPAT yang diatur dalam PERKABAN ini mencakup cover akta
dan formulir akta (kepala akta, awal akta, komparisi, isi akta dan akhir akta).
Inti dari Peraturan (Perka BPN 8/2012) tersebut khususnya pada Pasal 96
adalah menghilangkan ketentuan dari Pasal 96 ayat (2) dari Perka BPN 3/1997 yang
isinya adalah “Pembuatan akta sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 95 ayat (1)
dan (2) harus dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai dengan bentuk
sebagaimana yang dimaksud ayat (1) yang disediakan”. Pasal 95 ayat (1)