Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3) Terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukandiKabupaten Sergang Berdagai. Provinsi Sumatera
Utara.
3.1.2.. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2015
3.2. Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain eksplanatoris yaitu Survey Research dan
Causal Research, menjelaskan tentang fenomena-fenomena pada objek penelitian.
1.
Survey Research
Penelelitian survei termasuk kedalam penelitian yang bersifat kuantitatif
untuk penelitian prilaku suatu individu atau kelompok. Pada umunnya penelitian
survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.
Penelitian survei adalah penelitian mengumpulkan data dengan meminta
tanggapan responden, baik langsung maupun tidak lansung. Metode surveinya
sangat bergantung pada kemauan, kejujuran dan kondisi responden. Dalam
penelitian ini, biasanya peneliti menggunakan alat bantu berupa kuesioner
(Suliyanto, 2006)
Universitas Sumatera Utara
2.
Causal Research
Hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi atau memperkuat
satu sama lain. Pada suatu ketika variabel Adapat mempengaruhi B, tetapi pada
saat yang lainB dapat mempengaruhi Y. (Erlina, 2011)
Dalam hal ini variabel yang diteliti yaitu variabel pada Pemuda Sarjana
Penggerak Permbangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan
kewirausahaan.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti dalam penelitan iniadalahkelompok masyarakat
yangmenjalankan usaha pada penempatan tugas kerja para peserta Pemuda
Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3 ) di dua kecamatan yakni
di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung BeringinKabupaten
Serdang Berdagai. Sampel yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan
metode probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap
elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Mengkudu dan
Kecamatan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin di dua kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014
No
Nama Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
T. Mengkudu
21.035
20.750
41.785
2
Tj. Beringin
19. 117
18. 270
37. 273
Total
40. 152
39. 020
79 .058
Sumber: Di olah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014
Sampel berdasarkan jumlah penduduk menurut usia dan umur di masingmasing kecamatan yaitu di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Sampelnya adalah masyarakat berusia 15-
Universitas Sumatera Utara
34 tahun. Sampel yang diambil dengan rancangan sampel probability sampling
dengan teknik pengambilan simple random sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(Sugiyono. 2012). Banyak nya penduduk yang masuk kategori pemuda
berdasarkan usia, terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Banyaknya penduduk menurut umur di dua kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2014
No
Nama
Kecamatan
T. Mengkudu
Tj. Beringin
Usia
Jumlah
15-19
20-24
25-29
30-34
1
3.793
3.410
3.439
3.280
13.922
2
3.631
2.978
2.963
2.776
12.348
Total
7.424
6.388
6.402
6.056
26.270
Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014
Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di dua kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Mengkudu dan Tanjung
Beringin pada Tahun 2014, terlihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di dua kecamatan Kabupaten Serdang
Bedagai pada keadaan tahun 2014
No
1
Nama Kecamatan
T. Mengkudu
Jenis Usaha
Perdagangan
Industri
Perkebunan
Peternakan
Jasa
Lain-lain
Perdangangan
Industri
Perkebunan
Peternakan
Jasa
Lain-lain
Jumlah
482
281
874
92
51
40
2
Tj. Beringin
380
383
1.047
52
38
34
Total
3.754
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi Kab. Serdang Bedagai, 2014
Universitas Sumatera Utara
Data yang akan dipakai dalam penelitian ini belum tentu merupakan
keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini mengingat adanya beberapa kendala
seperti populasi yang tak terdefinisikan, waktu, tenaga, serta masalah
heterogenitas atau homogenitas elemen populasi tersebut. Pada penelitian ini
perhitungan sampel akan mengunakan rumus perhitungan Frank Lynch (Sugiarto,
2001:60):
N .Z 2 .P(1 − P )
n=
Nd 2 + P(1 − P )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Nilai normal dari variabel (1,96) tingkat kepercayaan 95%
P = Harga patokan tertinggi (0,50)
d = Sampling eror (0,10)
n =
=
=
=
(3.754)(. 1,96)2 .(0,5)(. 1 − 0,5)
(3.754)(. 0,01) + (0,5)(. 1 − 0,5)
(3.754)(. 3,8416)(. 0,5)(. 0,5)
(3.754)(. 0,01) + (0,5)(. 0,5)
(3.754)(. 3,8416)(. 0,25)
(3.754)(. 0,01) + (0,25)
3.605,3416
37.79
= 95. 404
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
95orang masyarakat yang menjalankan usaha.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder, yaitu:
a. Data primer
1.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk di jawabnya.( Sugiyono, 2009)
2.
Survei, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan kepada subyek
dan
mengumpulkan jawabanya melalui cara personal atau nonpersonal, survei
hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti dengan pengajuan
pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian hal ini dapat dilakukam
melalui daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subyek penelitian dan
dikirim kembali ke peneliti. ( Erlina, 2011 )
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu, datayang telah dikumpulakan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.( Erlina,
2011 ).
Data yang akan digunakan dari lembaga yang terkait seperti Dinas
Pemuda Olahraga Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai.
3.5.
Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
Universitas Sumatera Utara
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut
Nazir, dalam Wahyu (2011). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah pada
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4. Defenisi oprasional variabel
Variabel
1
X Pemuda
Sarjana
Penggerak
Pembangunan
di Perdesaan
( PSP3 )
Definisi
Dimensi
Indikator
Skala
2
3
4
5
Skala
• Merencanakan
usaha
yang
Likert
potensial
• Menggorganisir
masyarakat
dalam
membentuk
kelompok usaha
• Memotivasi
masyarakat untuk
menggali
dan
memanfaatkan
sumber
daya
yang ada
2. Pendampingan • Melakukan
penataan
manjemen usaha
masyarakat
• Mengembangkan
tumbuhnya unit
usaha ekonomi
produktif
• Mendorong dan
membina
pemupukan
modal swadaya
masyarakat
• Melakukan
fasilitasi
dan
mediasi
masyarakat
dengan
pihak
pengembangan
usaha
• Menyebarluaskan
(diseminasi)
Pemuda
yang 1. Penggerak
sudah
menyelsaikan
pendidiakn S1
yang
mempunyai jiwa
kepedulian,
semangat
kepeloporan dan
mampu
menggerakan
masyarakat di
perdesaan.
Universitas Sumatera Utara
Variabel
1
Definisi
Dimensi
Indikator
Skala
2
3
4
5
3. Kemandirian
•
•
Y Pemberdayaan
Kewirausahaan
Pemberdayaan
1.Membangun
kewirausahaan
daya
merupakan
masyarakat
upaya
untuk
dalam
membangun
menciptakan
sesuatu yang
daya
baru
(kreasi
(masyarakat)
dengan
baru)
mendorong,
memotivasi dan
membangkitkan
kesadararan
yang
dimilikinya serta
berupaya untuk
mengembangka
nya
potensi
sumber
daya
alam,
modal,
teknologi,
sehingga dapat
meningkatkan
kemakmuran
melalui
penciptaan
lapangan
pekerjaaan.
•
•
•
keunggulan
Skala
manajemen dan
Likert
produk lembaga
Menjadikan
usaha
mandiri sebagai
unggulan daerah
Mengembangkan
usaha mandirin
Menciptakan
iklim
yang
memungkinkan
potensi
masyarakat
berkembang
(enabling)
Menguatkan
potensi dan daya
yang
dimiliki
masyarakat
(empowering)
Memberikan
perlindungan
(protecting)
Universitas Sumatera Utara
Variabel
1
Definisi
Dimensi
2
3
Indikator
Skala
4
5
2.Mengembang • Peningkatan
Skala
kan Potensi
akses
Likert
pengembangan
sumber
daya
manusia
• Peningkatan
akses bantuan
modal usaha
• Peningkatan
akses ke sarana
dan
prasarana
yang
mendukung
langsung sosial
ekonomi
masyarakat
lokal
Sumber: Diolah dari Pedoman Umum PSP3 dan Kewirausahan
3.6.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.6.1.Uji Validitas
Validitas sebuah alat ukur ditujukan dari kemampuannya mengukur apa
yang harus diukur. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrumen tersebut
benar-benar mampu mengkur besarnya nilai variabel yang diteliti. Validitas
instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan
(Suliyanto, 2006 )
Uji validitas
berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-
pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak
relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan secara
manual atau dukungan komputer misalnya melalu paket komputer SPPS ( Umar
dalam Hilmidawati, 2010 )
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengukur validitas suatu alat
pengukur adalah dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh pada
Universitas Sumatera Utara
mansing-mansing item ( pertanyaan ) dengan skor totalnya. Bila sekiranya skor
semua pertanyaan yang disusun berkorelasi positif dengan skor total, maka dapat
dikatakan bahwa alat pengukur mempunyai validitas.Uji validitas dilakukan
dengan
tujuan
mengetahui
ketepatan
kuesioner.
Kehandalan
kuesioner
mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas padadasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif
sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang baik (
Suliyanto, 2006 )
Uji reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsisten jawaban responden.
Cara untuk mengukur konsisten ( reliabilitas ) adalah dengan mengulang
pertanyaan yang mirip pada urutan pertanyaan berikutnya, kemudian dilihat
apakah responden konsisten atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan
dengan test-retest, equivalent dan gabungan keduanya
( Sugiyono dalam Helmidawati, 2008 )
3.7. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan
hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk
menjawab permasalahan yang pertama yaitu bagaimana peran Pemuda Sarjana
Penggerak
Pembangunan
di
Perdesaan
(PSP3)
terhadap
pemberdayaan
kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Maka
dilakukan uji deskriptif, dengan melakukan uji rata-rata. Jika nilai rata-rata
jawaban responden >3 atau = 4 (empat), maka peran Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan di
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara adalah positif. (2) untuk
menjawabrumusan masalah yang kedua digunakan metode analisa hipotesa, yakni
dengan menggunakan analisa korelasi linear berganda. Tujuan analisa ini adalah
untukmenguji pengaruh antara variabel-variabel dalam peran Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3), yaitu: penggerak, pendampingan
dan
kemandirian
terhadapvariabel
pemberdayaan
kewirausahaan
dengan
menggunakan hipotesis yang telah dirumuskan.
Y = a + b X1 + b X2+ b X3 + e
Keterangan:
Y
= Pemberdayaan Kewirausahaan
a
= Konstanta
b…b
= Koefisien regresi
X1
= Penggerak
X2
=Pendampingan
X3
= Kemandirian
e
= Error (kesalahan)
Untuk
membantu
dalam
pengolahan
data
tersebut
digunakan
paketprogram SPSS. Sedangkan alat uji yang digunakan untuk menguji
persamaanregresi yang telah di dapat beserta koefisien determinasi dan standart
error-nyadan untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikatdi dalam penulisan ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
3.7.1. Uji Regresi Simultan/ Serentak (Uji F)
Membandingkan F hitung dengan F tabel, yaitu apabila F hitung
lebihbesar dari pada F tabel (F hitung > F tabel) berarti variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, tetapiapabila F
hitung lebih kecil dari pada F tabel (F hitung < F tabel) berarti variabel bebas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3.7.2. Uji Regresi Parsial/ Individu (Uji T)
Untuk pengujian yang kedua adalah guna membuktikan kebenaran
darihipotesis tersebut digunakan pengujian regresi secara parsial untuk
mengetahuiapakah secara individu, variabel bebas mempunyai pengaruh nyata
atau tidaknyata terhadap variabel terikat.
Untuk pengujian ini digunakan uji t, yaitu membandingkan t hitungdengan
t tabel, apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel (t hitung > t tabel),berarti
variabel babas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabelterikat.
Begitu juga sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari pada t tabel (thitung < t
tabel), berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap
variabel terikat. Apabila nilaiprobabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan alpha
( prob α ), maka dapat dikatakan
bahwa variabel bebas tidak ada hubungan signifikan terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (2005) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel inependen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancung
(spurious regression).
3.8.
Pengujian Asumsi Klasik
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasiyang berdistribusi normal. Normalitas dalam statistik
parametric seperti regresi dan anova merupakan syarat pertama. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik
menjadi tidak valid atau biasa terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dapat
dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik (histogram dan
P-P Plot) atau uji kolmogorov-smirnov, chi-square, liliefors maupun shapiro-wilk
3.8.2.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen antara yang satu dangan yang lainnya. dalam
hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel variabel bebas yang bersifat
ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya
Universitas Sumatera Utara
sama dengan nol. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabelindependen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Uji multikolonieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan
patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel
bebas. Kriteria yang digunakan adalah: 1) jika nila VIF di sekitar angka 1 atau
memiliki
toerance mendekati 1, maka dikatakan tidak
terdapat
masalah
multikolinieritas dalam model regresi; 2) jika koefisien korelasi antar
variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.
3.8.3. Uji Heterokedasitas
Heterokedasitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi. Uji heterokedasitas dilakukan adalah
untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada
model regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya
heterokedasitas. Pengujian gejala heterokedasitas juga bertujuan untuk melihat
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pangamatan yang lain.Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedasitas, dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedasitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Program Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan(PSP3)
Program PSP3 telah berlangsung sejak tahun 1989 dengan nama program
Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (SP3) dan hingga kini
sudah
menempatkan sarjana lebih kurang 18.173 orang yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Sebagai contoh selama 2006-2013, Program SP3 telah menjangkau
2478 desa, 1249 kecamatan dan 440 kabupaten. Para sarjana yang ditempatkan di
desa dalam tugasnya menggerakkan dan mendampingi masyarakat khususnya
pemuda, mampu menumbuhkan beragam kegiatan produktif terutama di bidang
ekonomi, bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. PSP3 juga telah
berperan membantu danmendampingi aktivitas pemerintahan desa seperti:
administrasi kependudukan, pajak bumi dan bangunan, penataan aset desa dan
lainnya. Termasuk menumbuhkan unit-unit usaha produktif di bidang pertanian,
perikanan, industri kecil/kerajinan dan jasa perdagangan yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan pemuda. Karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) setiap tahun tetap menyelenggarakan
program PSP3 dan bahkan memberikan penghargaan kepada peserta PSP3 yang
dinilai berpretasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan kegiatan
inovatif dan produktif di masyarakat perdesaan. Sampai tahun 2010, tercatat
sudah 125 peserta yang menerima penghargaan dari pemerintah pusat sebagai
PSP3 berprestasi tingkat nasional.
Universitas Sumatera Utara
Program SP3 ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengakselarasikan
pembangunan melalui peran kepeloporan pemuda dalam berbagai aktivitas
kepemudaan yang secara langsung berpengaruh terhadap dinamisasi kehidupan
pemuda desa, mengembangkan potensi sumber daya kepemudaan sekaligus
meningkatkan kesejahtraan pemuda dan masyarakat desa. Disamping sebagai
upaya menumbuh kembangkan kepeloporan dan kemandirian para perserta
program. Melalui program SP3 ini, diharapkan akan dapat memperteguh
komitmen para pemuda sarjana untuk membangun kepemudaan desa dan
menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan yang dapat memperbaiki taraf
kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan.
4.1.2.
Visi dan Misi Program Pemuda Sarjana Pengerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3)
4.1.2.1. Visi
Menjadi program unggulan dalam mengembangkan pemuda Indonesia
yang mandiri, produktif dan inovatif .
4.1.3.2.Misi
a. Mengembangkan potensi dan sikap, serta perilaku pemuda untuk
membangun perdesaan.
b. Mengembangkan potensi pemuda berpendidikan tinggi yang memilki
karakter kepemimpinan, kepeloporan dan kesukarelawanan untuk
menggerakkan berbagai potensi di perdesaan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya kaum pemuda bidang
layanan sosial, ekonomi dan informasi melalui peran inisiasi, fasilitasi,
dan pendampingan program-program pembangunan di perdesaan
d. Mengembangkan kemandirian pemuda melalui rintisan lembaga sosial
dan ekonomi pemuda dalam merespon tantangan pembangunan di
perdesaan,
e. Mengenalkan dan mengembangkan masyarakat dan pemuda dalam
pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi
4.1.3. Kondisi Geogerafis Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57” Lintang Utara, 30
16” Lintang Selatan, 980 33” Bujur Timur, 990 27” Bujur Barat dengan luas
wilayah 1.900,22 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut sebelah utara dengan
Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur
dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat
dengan Kabupaten Deli Serdang. Dengan ketinggian wilayah 0-500 meter dari
permukaan laut.
Luas wilayah kecamatan dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara
keseluruhan terlihat pada Tabel 4.1, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Luas wilayah dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara
keseluruhan
No
Nama Kecamatan
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2
Luas/ Area (Km2)
3
Kotarih
78,024
Silinda
56,740
Bintang Bayu
95,586
Dolok Masihul
237,427
Bintang Jadi
50,690
Sipispis
145,259
Dolok Marawan
120,600
Tebing Tinggi
182,291
Tebing Syahbandar
120,297
Bandar Khalipah
116,000
Tanjung Beringin
74,170
Sei Rampah
198,900
Sei Bamban
72,260
Teluk Mengkudu
66,950
Perbaungan
111,620
Pengajahan
93,120
Pantai Cermin
80,296
Jumlah
1,900,220
Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai. 2014
Rasio terhadap Luas
Total
(%)
4
4,11
2,99
5,03
12,49
2,67
6,35
9,59
6,33
6,10
3,90
10,47
10,47
3,80
3,52
5,87
4,90
4,23
100,00
Gambar. 4.1. Peta luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Wilayah Administrasi Kabupeten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai secara administrasi terdiri dari 17
kecamatan, 237 desa, 6 kelurahan, 37 lingkungan dan 3.231 dusun. Untuk
mengetahui banyaknya kecamatan, desa, kelurahan, lingkungan dan dusun di
Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel4.2. Banyaknya desa/ kelurahan, dusun dan lingkungan menurut
kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Jumlah
Desa
Kelurahan
1.
3
4
1. Kotarih
11
0
11
2. Silinda
9
0
9
3.Bintang Bayu
19
0
19
4.Dolok Masihul
27
1
27
5.Bintang Jadi
10
0
10
6.Sipispis
20
0
20
7.Dolok Marawan
17
0
17
8.Tebing Tinggi
14
0
14
9.Tebing Syahbandar
10
0
10
10.Bandar Khalipah
5
0
5
11.Tanjung Beringin
8
0
8
12.Sei Rampah
17
0
17
13.Sei Bamban
10
0
10
14.Teluk Mengkudu
12
4
12
15.Perbaungan
24
4
28
16.Pengajahan
12
1
13
17.Pantai Cermin
12
0
12
Jumlah
237
6
243
Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai, 2014
Dusun
Lingkungan
5
29
33
56
111
57
114
54
93
67
63
45
105
82
66
112
60
81
3,231
6
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
5
0
37
4.1.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4.1.5.1. Uji validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk memberikan keyakinan akan
kuisioner yang digunakan telebih yaitu dengan melakukan pretest.Pretest
dilakukan agar mendapatkan alat ukur yang lebih baik dengan melihat adanya
Universitas Sumatera Utara
erroryang ditimbulkan. Indikator yang belum ataupun tidak valid tidak di tolak,
tetapi dilakukan perbaikan seperlunya. Pretest menggunakan 30 sampel
masyarakat yang menjalankan usaha pada penempatan tugas pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) di Kabupaten Serdang Bedagai
dengan taraf signifikan 5 %, maka r hitung harus lebih besar dari r tabel yaitu
sebesar 0,361 ( r-hitung > r tabel ).
4.1.5.2. Uji Validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3)
Adapun rangkuman hasil pengujian alat kuisioner variabel pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) yaitu: penggerak,
pendamping dan kemandirian dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Hasiluji validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel
Butir
r – hitung
r – tabel
Pertanyaan
Pengerak
1
0,409
0,361
2
0,529
0,361
3
0,474
0,361
Pendampingan
4
0,400
0,361
5
0,378
0,361
6
0,391
0,361
7
0,655
0,361
8
0,559
0,361
Kemandirian
9
0,508
0,361
10
0,423
0,361
Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Hasil pada tabel 4.3 memperlihatkan bahwar hitung lebih besar daripada r
tabel, sehingga variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) yaitu penggerak, pendampingan dan kemandirian pada tiap-tiap
Universitas Sumatera Utara
indikator dinyatakan valid, sehingga pernyataan pada kuisioner tidak dilakukan
perbaikan.
4.1.5.3.Uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Rangkuman hasil pengujian alat kusioner variabel pemberdayaan
kewirausahan yaitu: membangun daya masyarakat dan mengambangkan potensi
terlihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4. Hasil uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Variabel
Butir
r – hitung
r – tabel
Pertanyaan
Membangun daya
11
0,594
0,361
masyarakat
12
0,480
0,361
13
0,462
0,361
14
0,403
0,361
Mengembangkan
15
0,443
0,361
potensi
16
0,453
0,361
Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4dapat disimpulkan bahwa
seluruh ítem pernyataan variabel pemberdayaan kewirausahaan, yaitu membangun
daya masyarakat dan mengembangkan potensi dinyatakan valid, hal ini dapat
dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel, sehingga tidak perlu dirubah
4.1.5.4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsisten jawaban
responden. Untuk menguji reliabilitas instrumen, dapat digunakan uji reliabilitas
internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan
dengan rumus alpha, sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk uraian dengan rumusnya adalah :
�1 = �
Keterangan :
ri
=Reliabilitas instrumen
k
= Banyak butir soal
Σσ2�
�
�1
−
�
�
σ� 2
�−1
Σσb2= Jumlah varian butir
σt = Varian total
Untuk mencari varian butir digunakan rumus:
σ2 =
Keterangan:
σ2 = Varian setiap butir
�(�)2 −
�
�(�)2
�
X = Jumlah skor butir
N = Responden
Hasil uji reliabilitas instrumen adalah sebagi berikut:
Tabel 4.5. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel reliability statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Standardized Items
,757
,771
16
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS
Hasil output diatas didapat nilai alpha sebesar 0,757 yang akan
dibandingkan dengan nilai r tabel. R tabel dengan jumlah sampel 95 (df didapat
Universitas Sumatera Utara
95-2 =93) dan alpha 5% adalah 0, 202. R Hitung (0, 757) > R Tabel (0,202) maka
dapat disimpulkan item-item tersebut reliable.
4.1.6. Karaktristik Responden
4.1.6.1 Karaktristik responden berdasarkan usia
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan usia dapat dlihat
pada Tabel 4.6
Tabel. 4.6. Karakteristik responden berdasarkan usia
No
Usia
1
< 20 Tahun
2
21-30 Tahun
3
> 40 Tahun
Total
Sumber : Data penelitian, 2015
Frekwensi
20
50
25
95
Persentase
21 %
53 %
26 %
100 %
Usia responden yang menjalankan berdasarkan usia pada umumnya terjadi
pada usia dari usia 21-30 tahun sebesar 50 orang (53%) responden, sedangkan
selebihnya yang berusia lebih kecil dari 20 tahun berjumlah 20 orang (21%)
responden
dan yang berusia lebih dari 40 tahun sebesar 25 orang (26%)
responden. Dengan demikian banyaknya yang menjalankan usaha dilihat dari
usia, maka yang menjalankan usaha adalah pada usia produktif.
4.1.6.2. Karaktristik responden berdasarkan jenis kelamin
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan usia dapat di lihat
pada Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.7. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis kelamin
1
Laki - laki
2
Perempuan
Total
Sumber : Data penelitian, 2015
Frekwensi
47 orang
48 orang
95
Persentase
49 %
51 %
100 %
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa karaktristik responden
berdasarkan jenis kelamim hampir seimbang hanya selisih 2% antara jumlah
responden laki-laki dan responden perempuan, dengan jumlah responden laki-laki
sebesar 47 orang (49%) dan responden perempuan 51 orang (51%). Dilihat dari
selisih tersebut, pada umumnya di masyarakat pada penempatan PSP3 perempuan
yang lebih banyak menjalankan jenis usaha.
4.1.6.3. Karaktristik responden berdasarkan pendidikan
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan pendidikan dapat
dlihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8. Karaktristik responden berdasarkan jenis pendidikan
No
Pendidikan
1
SD
2
SLTP
3
SLTA
Total
Sumber: Data Penelitian, 2015
Frekwensi
24
44
27
95
Persentase
25 %
46 %
28%
100 %
Berdasarkan Tabel 4.8responden yang berpendidikan tamatan SD sebesar
24 orang (25%), berpendidikan tamatan SLTP sebanyak 44 orang (46%), dan
yang berpendidikan tamatan SLTA sebanyak 27 orang (28%). Maka responden
lebih banyak menjalankan usaha adalah yang berpendidikan SLTP dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
pada umumnya di desa banyak yang putus sekolah yang hanya sekolah pada
tingkat SLTP.
4.1.7. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian
4.1.7.1.Penjelasan responden atasvariabel penggerak pada Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 3 ) tiga pertanyaan. Jawaban responden terhadap
variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
(PSP3) bisa dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9. Penjelasan responden atas variabel penggerak pada PSP3
Alternatif Jawaban
Kunci
Pertanyaan
5
4
3
Total
Jawaban
Frek % Frek % Responden
2
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Merencankan
usaha
Membentuk
kelompok
usaha
Memotivasi
masyarakat
Jumlah
44
46,31
51
53,6
0
-
0
24
25,26
69
72,63
2
2,11
30
31,57
61
64,21
4
4,21
98
181
Total (%)
34,39
63,51
1
-
0
95
0
0
95
0
0
95
6
0
0
285
2,1
0
0
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.9. Pada pertanyaan pertama (1) sebanyak 51 orang
responden menjawab setuju yaitu sekitar 53,6 %. Dan dengan pertanyaan kedua
(2) responden menjawab sebanyak 69 orangsebesar 72,63 %. Begitu juga dengan
pertanyaan ketiga (3) responden lebih menjawab setuju dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
jawaban yang lain yaitu sebanyak 61 orang dengan persentase 64,21 %.Dan tidak
adanya responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, namun
masih ada responden menjawab ragu-ragu atas pertanyaan kedua dan ketiga
sebesar 6,32 %. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih dominan
memilih setuju dibandingkan dengan yang lain, artinya responden masih menilai
bahwa variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) adalah baik. PSP3 sebagai pemuda yang bisa mengajak dan
memotivasi masyarakat agar mau melakukan wirausaha dan melakukan
pembinaan usaha yang sudah ada.
4.1.7.2.
Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana
Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan
di Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 5 ) lima pertanyaan. Jawaban responden
terhadap variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan
di Perdesaan (PSP3) terlihat pada Tabel 4.10, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10.Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Kunci
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
4
3
5
2
Frek
%
Frek
%
Frek
%
42
44,21
53
55,79
0
-
0
38
40
56
58,95
1
1,05
16
16,84
57
60
22
24
25,26
58
61,05
Mengatur
kegiatan
usaha
Mendamping
usaha
masyarakat
Membentuk
lembaga
swadaya
msayarakat
Sebagai
penghubung
dengan
pihak
pengembang
usaha
Ikut
mempromosi
hasil usaha
Jumlah
9
9,47
80
129
-
304
Total (%)
27,16
Total
Jawaban
Responden
1
Frek % Frek %
0
95
0
0
95
23,12
0
0
95
13
13,68
0
0
95
84,21
6
6,32
0
0
95
-
42
-
0
64
8,84
0
-
-
-
0
0
-
475
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat pada tiap-tiap pertanyaan bahwa
masyarakat lebih dominan memilih setuju dibandingkan yang lain yaitu sebesar
55,79 % pada pertanyaan pertama, 58,95 % pada pertanyaan kedua, 60 %
pertanyaan ketiga, 61,05 % pertanyaan keempat dan 84, 21% pertanyaan kelima.
Namun masih ada juga responden yang menjawab ragu-ragu yaitu 1,05% pada
untuk pertanyaan kedua, 23,12 % pertanyaan ketiga, 13,68 % pertanyaan keempat,
6,32 % pertanyaan kelima. Maka dapat disimpulkan bahwa walaupun masih ada
responden yang menjawab ragu-ragu, namun pada umumnya masyarakat lebih
Universitas Sumatera Utara
menjawab setuju. Artinya masyarakat menilai memang seharusnya peserta
Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3) dituntut harus
mampu mendampingi masyarakat baik dari pembentukan usaha, sedang
manjalankan usaha hingga terbentuknya usaha mandiri yang berkelanjutan.
4.1.7.3. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana
PenggerakPembagunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 2 ) dua pertanyaan. Jawaban responden terhadap
variabel kemandirian pada
Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terlihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Alternatif Jawaban
Kunci
Pertanyaan
5
4
3
Total
Jawaban
Frek % Frek % Responden
2
1
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Terbentuknya
usaha
mandiri
Melakukan
usaha
mandiri
Jumlah
23
24,21
69
72,63
3
3,12
0
0
95
17
17,89
76
80
2
2,1
0
0
95
40
-
145
-
5
-
0
Total (%)
21,05
76,32
2,63
0
-
0
0
-
285
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Tanggapan responden pada Tabel 4.11 menunjukan bahwa tanggapan
responden tetap memilih setuju, namun masih ada yang memilih sangat setuju dan
masih ragu-ragu. Pada pertanyaan pertama yang lebih banyak memilih setuju
Universitas Sumatera Utara
sebesar 72,63 %, begitu juga pertanyaan kedua sebesar 80 %. Jawaban sangat
setuju yang dominan ada pada pertanyaan pertama, yang menjawab ragu-ragu
dominan ada pada pertanyaan pertama. Variabel kemandirian pada PSP3
menunjukan responden lebih menjawab setuju jika dibandingkan dengan yang
lain. Maka dapat diartikan dari jawaban yang adabahwa Peserta Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Pembangunan di Perdesaan (PSP3) juga seharusnya
mampu melakukan pembentukan masyarakat yang mandiri, terutama dalam
bidang usaha.
4.1.7.4. Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Variabel pemberdayaan kewirausahaan terdiri dari (2) dua dimensi yaitu:
membangun daya masyarakat dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
mengembangkan potensi masyarakat. Dengan jumlah pertanyaan sebanyak (6)
enam
pertanyaan.
Jawaban
responden
terhadap
variabel
pemberdayaan
kewirausahaan terlihat pada Tabel 4.12, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12.Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Kunci
pertanyaan
5
Frek
Wirausaha dapat
34
mengembangkan
kemampuan
masyarakat
Perlunya
33
kesadaran
masyarakat
Adanya
14
pastisipasi
masyarakat
Perlu dukungan 45
dari berbagai
pihak
Meningkatnya
31
akses bantuan
usaha
Peningkatan
16
akses prasarana
173
Jumlah
Total (%)
30,35
4
Alternatif jawaban
3
2
%
Frek
%
Frek
%
35,79
58
61,05
3
3,15
0
34,74
61
64,21
1
1,05
14,74
80
84,21
1
47,36
49
51,57
32,63
63
66,31
16,84 79
Total
Jawaban
Responden
1
Frek % Frek %
0
95
0
0
95
1,05
0
0
95
1
1,05
0
1
1,05
0
-
0
83,15 0
-
-
0
-
95
0
-
0
95
-
95
390
7
0
0
95
68,42
1,23
0
0
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.12menunjukan pada tiap-tiap pertanyaan lebih
dominan menjawab setujujika dibandingkan dengan jawaban yang lain, yaitu
sebesar 61,05 % pertanyaan pertama, 64,21% pertanyaan kedua, 84,21 %
pertanyaan ketiga, 51,57 % pertanyaan keempat, 66,31 % pertanyaan kelima dan
83,15 % pertanyaan keenam. Selain memilih setuju, responden juga masih
memilih sangat setuju dan masih ragu-ragu. Yang menjawab sangat setuju skor
tertinggi pada pertanyaan keempat sebanyak 45 orang, 47,36 %. Dan yang
menjawab ragu-ragu skor tertinggi adalah pada pertanyaan pertama sebanyak 3
responden, 3,15 %. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa responden
Universitas Sumatera Utara
menanggapi variabel pemberdayaan masyarakat masih baik dan perlu dilakukan
peningkatatan.
4.1.8. Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan
Peran Pemuda Sarana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
terhadap pemberdayaan kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara dapat di lihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13. Rata - rata peran PSP3 terhadap pemberdayaan kewirausahaan
No.
Peran PSP3
Rata – rata
1
Penggerak
3,0
2
Pendampingan
5,0
3
Kemandirian
3,0
Rata - rata
3,70
Sumber : Diolah dari data primer, 2015
Penilaian masyarakat terhadap adanya Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3) menunjukan bahwa adanya peran PSP3
terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Berdasarkan pada Tabel 4.13 peran PSP3
nilai rata-rata sebesar 3,70, artinya menunjukan nilai tersebut adalah positif
Dasar interpretasi terhadap skor dari variabel peran PSP3 adalah dengan
melihat skor rata – rata dan selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan
beracuan pada Tabel 4.14. Untuk menyatakan apakah seluruh variabel berada
pada daerah yang telah ditentukanadalah berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Dasar interpretasi skor item kuesioner variabel PSP3 pada
pemberdayaan kewirausahaan
No.
Nilai Skor
Interpretasi
1
0
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukandiKabupaten Sergang Berdagai. Provinsi Sumatera
Utara.
3.1.2.. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2015
3.2. Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain eksplanatoris yaitu Survey Research dan
Causal Research, menjelaskan tentang fenomena-fenomena pada objek penelitian.
1.
Survey Research
Penelelitian survei termasuk kedalam penelitian yang bersifat kuantitatif
untuk penelitian prilaku suatu individu atau kelompok. Pada umunnya penelitian
survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.
Penelitian survei adalah penelitian mengumpulkan data dengan meminta
tanggapan responden, baik langsung maupun tidak lansung. Metode surveinya
sangat bergantung pada kemauan, kejujuran dan kondisi responden. Dalam
penelitian ini, biasanya peneliti menggunakan alat bantu berupa kuesioner
(Suliyanto, 2006)
Universitas Sumatera Utara
2.
Causal Research
Hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi atau memperkuat
satu sama lain. Pada suatu ketika variabel Adapat mempengaruhi B, tetapi pada
saat yang lainB dapat mempengaruhi Y. (Erlina, 2011)
Dalam hal ini variabel yang diteliti yaitu variabel pada Pemuda Sarjana
Penggerak Permbangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan
kewirausahaan.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti dalam penelitan iniadalahkelompok masyarakat
yangmenjalankan usaha pada penempatan tugas kerja para peserta Pemuda
Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan ( PSP-3 ) di dua kecamatan yakni
di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung BeringinKabupaten
Serdang Berdagai. Sampel yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan
metode probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap
elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Mengkudu dan
Kecamatan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin di dua kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014
No
Nama Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
T. Mengkudu
21.035
20.750
41.785
2
Tj. Beringin
19. 117
18. 270
37. 273
Total
40. 152
39. 020
79 .058
Sumber: Di olah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014
Sampel berdasarkan jumlah penduduk menurut usia dan umur di masingmasing kecamatan yaitu di Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Sampelnya adalah masyarakat berusia 15-
Universitas Sumatera Utara
34 tahun. Sampel yang diambil dengan rancangan sampel probability sampling
dengan teknik pengambilan simple random sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(Sugiyono. 2012). Banyak nya penduduk yang masuk kategori pemuda
berdasarkan usia, terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Banyaknya penduduk menurut umur di dua kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2014
No
Nama
Kecamatan
T. Mengkudu
Tj. Beringin
Usia
Jumlah
15-19
20-24
25-29
30-34
1
3.793
3.410
3.439
3.280
13.922
2
3.631
2.978
2.963
2.776
12.348
Total
7.424
6.388
6.402
6.056
26.270
Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka 2014
Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di dua kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Mengkudu dan Tanjung
Beringin pada Tahun 2014, terlihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Banyaknya penduduk yang menjalankan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di dua kecamatan Kabupaten Serdang
Bedagai pada keadaan tahun 2014
No
1
Nama Kecamatan
T. Mengkudu
Jenis Usaha
Perdagangan
Industri
Perkebunan
Peternakan
Jasa
Lain-lain
Perdangangan
Industri
Perkebunan
Peternakan
Jasa
Lain-lain
Jumlah
482
281
874
92
51
40
2
Tj. Beringin
380
383
1.047
52
38
34
Total
3.754
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi Kab. Serdang Bedagai, 2014
Universitas Sumatera Utara
Data yang akan dipakai dalam penelitian ini belum tentu merupakan
keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini mengingat adanya beberapa kendala
seperti populasi yang tak terdefinisikan, waktu, tenaga, serta masalah
heterogenitas atau homogenitas elemen populasi tersebut. Pada penelitian ini
perhitungan sampel akan mengunakan rumus perhitungan Frank Lynch (Sugiarto,
2001:60):
N .Z 2 .P(1 − P )
n=
Nd 2 + P(1 − P )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Nilai normal dari variabel (1,96) tingkat kepercayaan 95%
P = Harga patokan tertinggi (0,50)
d = Sampling eror (0,10)
n =
=
=
=
(3.754)(. 1,96)2 .(0,5)(. 1 − 0,5)
(3.754)(. 0,01) + (0,5)(. 1 − 0,5)
(3.754)(. 3,8416)(. 0,5)(. 0,5)
(3.754)(. 0,01) + (0,5)(. 0,5)
(3.754)(. 3,8416)(. 0,25)
(3.754)(. 0,01) + (0,25)
3.605,3416
37.79
= 95. 404
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
95orang masyarakat yang menjalankan usaha.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder, yaitu:
a. Data primer
1.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk di jawabnya.( Sugiyono, 2009)
2.
Survei, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan kepada subyek
dan
mengumpulkan jawabanya melalui cara personal atau nonpersonal, survei
hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti dengan pengajuan
pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian hal ini dapat dilakukam
melalui daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subyek penelitian dan
dikirim kembali ke peneliti. ( Erlina, 2011 )
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu, datayang telah dikumpulakan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.( Erlina,
2011 ).
Data yang akan digunakan dari lembaga yang terkait seperti Dinas
Pemuda Olahraga Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai.
3.5.
Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
Universitas Sumatera Utara
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut
Nazir, dalam Wahyu (2011). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah pada
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4. Defenisi oprasional variabel
Variabel
1
X Pemuda
Sarjana
Penggerak
Pembangunan
di Perdesaan
( PSP3 )
Definisi
Dimensi
Indikator
Skala
2
3
4
5
Skala
• Merencanakan
usaha
yang
Likert
potensial
• Menggorganisir
masyarakat
dalam
membentuk
kelompok usaha
• Memotivasi
masyarakat untuk
menggali
dan
memanfaatkan
sumber
daya
yang ada
2. Pendampingan • Melakukan
penataan
manjemen usaha
masyarakat
• Mengembangkan
tumbuhnya unit
usaha ekonomi
produktif
• Mendorong dan
membina
pemupukan
modal swadaya
masyarakat
• Melakukan
fasilitasi
dan
mediasi
masyarakat
dengan
pihak
pengembangan
usaha
• Menyebarluaskan
(diseminasi)
Pemuda
yang 1. Penggerak
sudah
menyelsaikan
pendidiakn S1
yang
mempunyai jiwa
kepedulian,
semangat
kepeloporan dan
mampu
menggerakan
masyarakat di
perdesaan.
Universitas Sumatera Utara
Variabel
1
Definisi
Dimensi
Indikator
Skala
2
3
4
5
3. Kemandirian
•
•
Y Pemberdayaan
Kewirausahaan
Pemberdayaan
1.Membangun
kewirausahaan
daya
merupakan
masyarakat
upaya
untuk
dalam
membangun
menciptakan
sesuatu yang
daya
baru
(kreasi
(masyarakat)
dengan
baru)
mendorong,
memotivasi dan
membangkitkan
kesadararan
yang
dimilikinya serta
berupaya untuk
mengembangka
nya
potensi
sumber
daya
alam,
modal,
teknologi,
sehingga dapat
meningkatkan
kemakmuran
melalui
penciptaan
lapangan
pekerjaaan.
•
•
•
keunggulan
Skala
manajemen dan
Likert
produk lembaga
Menjadikan
usaha
mandiri sebagai
unggulan daerah
Mengembangkan
usaha mandirin
Menciptakan
iklim
yang
memungkinkan
potensi
masyarakat
berkembang
(enabling)
Menguatkan
potensi dan daya
yang
dimiliki
masyarakat
(empowering)
Memberikan
perlindungan
(protecting)
Universitas Sumatera Utara
Variabel
1
Definisi
Dimensi
2
3
Indikator
Skala
4
5
2.Mengembang • Peningkatan
Skala
kan Potensi
akses
Likert
pengembangan
sumber
daya
manusia
• Peningkatan
akses bantuan
modal usaha
• Peningkatan
akses ke sarana
dan
prasarana
yang
mendukung
langsung sosial
ekonomi
masyarakat
lokal
Sumber: Diolah dari Pedoman Umum PSP3 dan Kewirausahan
3.6.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.6.1.Uji Validitas
Validitas sebuah alat ukur ditujukan dari kemampuannya mengukur apa
yang harus diukur. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrumen tersebut
benar-benar mampu mengkur besarnya nilai variabel yang diteliti. Validitas
instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan
(Suliyanto, 2006 )
Uji validitas
berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-
pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak
relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan secara
manual atau dukungan komputer misalnya melalu paket komputer SPPS ( Umar
dalam Hilmidawati, 2010 )
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengukur validitas suatu alat
pengukur adalah dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh pada
Universitas Sumatera Utara
mansing-mansing item ( pertanyaan ) dengan skor totalnya. Bila sekiranya skor
semua pertanyaan yang disusun berkorelasi positif dengan skor total, maka dapat
dikatakan bahwa alat pengukur mempunyai validitas.Uji validitas dilakukan
dengan
tujuan
mengetahui
ketepatan
kuesioner.
Kehandalan
kuesioner
mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas padadasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif
sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang baik (
Suliyanto, 2006 )
Uji reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsisten jawaban responden.
Cara untuk mengukur konsisten ( reliabilitas ) adalah dengan mengulang
pertanyaan yang mirip pada urutan pertanyaan berikutnya, kemudian dilihat
apakah responden konsisten atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan
dengan test-retest, equivalent dan gabungan keduanya
( Sugiyono dalam Helmidawati, 2008 )
3.7. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan
hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk
menjawab permasalahan yang pertama yaitu bagaimana peran Pemuda Sarjana
Penggerak
Pembangunan
di
Perdesaan
(PSP3)
terhadap
pemberdayaan
kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Maka
dilakukan uji deskriptif, dengan melakukan uji rata-rata. Jika nilai rata-rata
jawaban responden >3 atau = 4 (empat), maka peran Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3) terhadap pemberdayaan kewirausahaan di
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara adalah positif. (2) untuk
menjawabrumusan masalah yang kedua digunakan metode analisa hipotesa, yakni
dengan menggunakan analisa korelasi linear berganda. Tujuan analisa ini adalah
untukmenguji pengaruh antara variabel-variabel dalam peran Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3), yaitu: penggerak, pendampingan
dan
kemandirian
terhadapvariabel
pemberdayaan
kewirausahaan
dengan
menggunakan hipotesis yang telah dirumuskan.
Y = a + b X1 + b X2+ b X3 + e
Keterangan:
Y
= Pemberdayaan Kewirausahaan
a
= Konstanta
b…b
= Koefisien regresi
X1
= Penggerak
X2
=Pendampingan
X3
= Kemandirian
e
= Error (kesalahan)
Untuk
membantu
dalam
pengolahan
data
tersebut
digunakan
paketprogram SPSS. Sedangkan alat uji yang digunakan untuk menguji
persamaanregresi yang telah di dapat beserta koefisien determinasi dan standart
error-nyadan untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikatdi dalam penulisan ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
3.7.1. Uji Regresi Simultan/ Serentak (Uji F)
Membandingkan F hitung dengan F tabel, yaitu apabila F hitung
lebihbesar dari pada F tabel (F hitung > F tabel) berarti variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, tetapiapabila F
hitung lebih kecil dari pada F tabel (F hitung < F tabel) berarti variabel bebas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3.7.2. Uji Regresi Parsial/ Individu (Uji T)
Untuk pengujian yang kedua adalah guna membuktikan kebenaran
darihipotesis tersebut digunakan pengujian regresi secara parsial untuk
mengetahuiapakah secara individu, variabel bebas mempunyai pengaruh nyata
atau tidaknyata terhadap variabel terikat.
Untuk pengujian ini digunakan uji t, yaitu membandingkan t hitungdengan
t tabel, apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel (t hitung > t tabel),berarti
variabel babas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabelterikat.
Begitu juga sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari pada t tabel (thitung < t
tabel), berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap
variabel terikat. Apabila nilaiprobabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan alpha
( prob α ), maka dapat dikatakan
bahwa variabel bebas tidak ada hubungan signifikan terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (2005) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel inependen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancung
(spurious regression).
3.8.
Pengujian Asumsi Klasik
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasiyang berdistribusi normal. Normalitas dalam statistik
parametric seperti regresi dan anova merupakan syarat pertama. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik
menjadi tidak valid atau biasa terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dapat
dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik (histogram dan
P-P Plot) atau uji kolmogorov-smirnov, chi-square, liliefors maupun shapiro-wilk
3.8.2.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen antara yang satu dangan yang lainnya. dalam
hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel variabel bebas yang bersifat
ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya
Universitas Sumatera Utara
sama dengan nol. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabelindependen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Uji multikolonieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan
patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel
bebas. Kriteria yang digunakan adalah: 1) jika nila VIF di sekitar angka 1 atau
memiliki
toerance mendekati 1, maka dikatakan tidak
terdapat
masalah
multikolinieritas dalam model regresi; 2) jika koefisien korelasi antar
variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.
3.8.3. Uji Heterokedasitas
Heterokedasitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi. Uji heterokedasitas dilakukan adalah
untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada
model regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya
heterokedasitas. Pengujian gejala heterokedasitas juga bertujuan untuk melihat
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pangamatan yang lain.Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedasitas, dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedasitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Program Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan(PSP3)
Program PSP3 telah berlangsung sejak tahun 1989 dengan nama program
Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (SP3) dan hingga kini
sudah
menempatkan sarjana lebih kurang 18.173 orang yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Sebagai contoh selama 2006-2013, Program SP3 telah menjangkau
2478 desa, 1249 kecamatan dan 440 kabupaten. Para sarjana yang ditempatkan di
desa dalam tugasnya menggerakkan dan mendampingi masyarakat khususnya
pemuda, mampu menumbuhkan beragam kegiatan produktif terutama di bidang
ekonomi, bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. PSP3 juga telah
berperan membantu danmendampingi aktivitas pemerintahan desa seperti:
administrasi kependudukan, pajak bumi dan bangunan, penataan aset desa dan
lainnya. Termasuk menumbuhkan unit-unit usaha produktif di bidang pertanian,
perikanan, industri kecil/kerajinan dan jasa perdagangan yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan pemuda. Karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) setiap tahun tetap menyelenggarakan
program PSP3 dan bahkan memberikan penghargaan kepada peserta PSP3 yang
dinilai berpretasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan kegiatan
inovatif dan produktif di masyarakat perdesaan. Sampai tahun 2010, tercatat
sudah 125 peserta yang menerima penghargaan dari pemerintah pusat sebagai
PSP3 berprestasi tingkat nasional.
Universitas Sumatera Utara
Program SP3 ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengakselarasikan
pembangunan melalui peran kepeloporan pemuda dalam berbagai aktivitas
kepemudaan yang secara langsung berpengaruh terhadap dinamisasi kehidupan
pemuda desa, mengembangkan potensi sumber daya kepemudaan sekaligus
meningkatkan kesejahtraan pemuda dan masyarakat desa. Disamping sebagai
upaya menumbuh kembangkan kepeloporan dan kemandirian para perserta
program. Melalui program SP3 ini, diharapkan akan dapat memperteguh
komitmen para pemuda sarjana untuk membangun kepemudaan desa dan
menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan yang dapat memperbaiki taraf
kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan.
4.1.2.
Visi dan Misi Program Pemuda Sarjana Pengerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3)
4.1.2.1. Visi
Menjadi program unggulan dalam mengembangkan pemuda Indonesia
yang mandiri, produktif dan inovatif .
4.1.3.2.Misi
a. Mengembangkan potensi dan sikap, serta perilaku pemuda untuk
membangun perdesaan.
b. Mengembangkan potensi pemuda berpendidikan tinggi yang memilki
karakter kepemimpinan, kepeloporan dan kesukarelawanan untuk
menggerakkan berbagai potensi di perdesaan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya kaum pemuda bidang
layanan sosial, ekonomi dan informasi melalui peran inisiasi, fasilitasi,
dan pendampingan program-program pembangunan di perdesaan
d. Mengembangkan kemandirian pemuda melalui rintisan lembaga sosial
dan ekonomi pemuda dalam merespon tantangan pembangunan di
perdesaan,
e. Mengenalkan dan mengembangkan masyarakat dan pemuda dalam
pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi
4.1.3. Kondisi Geogerafis Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57” Lintang Utara, 30
16” Lintang Selatan, 980 33” Bujur Timur, 990 27” Bujur Barat dengan luas
wilayah 1.900,22 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut sebelah utara dengan
Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur
dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat
dengan Kabupaten Deli Serdang. Dengan ketinggian wilayah 0-500 meter dari
permukaan laut.
Luas wilayah kecamatan dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara
keseluruhan terlihat pada Tabel 4.1, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Luas wilayah dan rasio terhadap luas wilayah kabupaten secara
keseluruhan
No
Nama Kecamatan
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2
Luas/ Area (Km2)
3
Kotarih
78,024
Silinda
56,740
Bintang Bayu
95,586
Dolok Masihul
237,427
Bintang Jadi
50,690
Sipispis
145,259
Dolok Marawan
120,600
Tebing Tinggi
182,291
Tebing Syahbandar
120,297
Bandar Khalipah
116,000
Tanjung Beringin
74,170
Sei Rampah
198,900
Sei Bamban
72,260
Teluk Mengkudu
66,950
Perbaungan
111,620
Pengajahan
93,120
Pantai Cermin
80,296
Jumlah
1,900,220
Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai. 2014
Rasio terhadap Luas
Total
(%)
4
4,11
2,99
5,03
12,49
2,67
6,35
9,59
6,33
6,10
3,90
10,47
10,47
3,80
3,52
5,87
4,90
4,23
100,00
Gambar. 4.1. Peta luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Wilayah Administrasi Kabupeten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai secara administrasi terdiri dari 17
kecamatan, 237 desa, 6 kelurahan, 37 lingkungan dan 3.231 dusun. Untuk
mengetahui banyaknya kecamatan, desa, kelurahan, lingkungan dan dusun di
Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel4.2. Banyaknya desa/ kelurahan, dusun dan lingkungan menurut
kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Jumlah
Desa
Kelurahan
1.
3
4
1. Kotarih
11
0
11
2. Silinda
9
0
9
3.Bintang Bayu
19
0
19
4.Dolok Masihul
27
1
27
5.Bintang Jadi
10
0
10
6.Sipispis
20
0
20
7.Dolok Marawan
17
0
17
8.Tebing Tinggi
14
0
14
9.Tebing Syahbandar
10
0
10
10.Bandar Khalipah
5
0
5
11.Tanjung Beringin
8
0
8
12.Sei Rampah
17
0
17
13.Sei Bamban
10
0
10
14.Teluk Mengkudu
12
4
12
15.Perbaungan
24
4
28
16.Pengajahan
12
1
13
17.Pantai Cermin
12
0
12
Jumlah
237
6
243
Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai, 2014
Dusun
Lingkungan
5
29
33
56
111
57
114
54
93
67
63
45
105
82
66
112
60
81
3,231
6
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
5
0
37
4.1.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4.1.5.1. Uji validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk memberikan keyakinan akan
kuisioner yang digunakan telebih yaitu dengan melakukan pretest.Pretest
dilakukan agar mendapatkan alat ukur yang lebih baik dengan melihat adanya
Universitas Sumatera Utara
erroryang ditimbulkan. Indikator yang belum ataupun tidak valid tidak di tolak,
tetapi dilakukan perbaikan seperlunya. Pretest menggunakan 30 sampel
masyarakat yang menjalankan usaha pada penempatan tugas pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) di Kabupaten Serdang Bedagai
dengan taraf signifikan 5 %, maka r hitung harus lebih besar dari r tabel yaitu
sebesar 0,361 ( r-hitung > r tabel ).
4.1.5.2. Uji Validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3)
Adapun rangkuman hasil pengujian alat kuisioner variabel pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) yaitu: penggerak,
pendamping dan kemandirian dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Hasiluji validitas variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel
Butir
r – hitung
r – tabel
Pertanyaan
Pengerak
1
0,409
0,361
2
0,529
0,361
3
0,474
0,361
Pendampingan
4
0,400
0,361
5
0,378
0,361
6
0,391
0,361
7
0,655
0,361
8
0,559
0,361
Kemandirian
9
0,508
0,361
10
0,423
0,361
Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Hasil pada tabel 4.3 memperlihatkan bahwar hitung lebih besar daripada r
tabel, sehingga variabel pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) yaitu penggerak, pendampingan dan kemandirian pada tiap-tiap
Universitas Sumatera Utara
indikator dinyatakan valid, sehingga pernyataan pada kuisioner tidak dilakukan
perbaikan.
4.1.5.3.Uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Rangkuman hasil pengujian alat kusioner variabel pemberdayaan
kewirausahan yaitu: membangun daya masyarakat dan mengambangkan potensi
terlihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4. Hasil uji validitas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Variabel
Butir
r – hitung
r – tabel
Pertanyaan
Membangun daya
11
0,594
0,361
masyarakat
12
0,480
0,361
13
0,462
0,361
14
0,403
0,361
Mengembangkan
15
0,443
0,361
potensi
16
0,453
0,361
Sumber: Data penelitian primer yang diolah dengan excel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4dapat disimpulkan bahwa
seluruh ítem pernyataan variabel pemberdayaan kewirausahaan, yaitu membangun
daya masyarakat dan mengembangkan potensi dinyatakan valid, hal ini dapat
dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel, sehingga tidak perlu dirubah
4.1.5.4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsisten jawaban
responden. Untuk menguji reliabilitas instrumen, dapat digunakan uji reliabilitas
internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan
dengan rumus alpha, sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk uraian dengan rumusnya adalah :
�1 = �
Keterangan :
ri
=Reliabilitas instrumen
k
= Banyak butir soal
Σσ2�
�
�1
−
�
�
σ� 2
�−1
Σσb2= Jumlah varian butir
σt = Varian total
Untuk mencari varian butir digunakan rumus:
σ2 =
Keterangan:
σ2 = Varian setiap butir
�(�)2 −
�
�(�)2
�
X = Jumlah skor butir
N = Responden
Hasil uji reliabilitas instrumen adalah sebagi berikut:
Tabel 4.5. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel reliability statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Standardized Items
,757
,771
16
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS
Hasil output diatas didapat nilai alpha sebesar 0,757 yang akan
dibandingkan dengan nilai r tabel. R tabel dengan jumlah sampel 95 (df didapat
Universitas Sumatera Utara
95-2 =93) dan alpha 5% adalah 0, 202. R Hitung (0, 757) > R Tabel (0,202) maka
dapat disimpulkan item-item tersebut reliable.
4.1.6. Karaktristik Responden
4.1.6.1 Karaktristik responden berdasarkan usia
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan usia dapat dlihat
pada Tabel 4.6
Tabel. 4.6. Karakteristik responden berdasarkan usia
No
Usia
1
< 20 Tahun
2
21-30 Tahun
3
> 40 Tahun
Total
Sumber : Data penelitian, 2015
Frekwensi
20
50
25
95
Persentase
21 %
53 %
26 %
100 %
Usia responden yang menjalankan berdasarkan usia pada umumnya terjadi
pada usia dari usia 21-30 tahun sebesar 50 orang (53%) responden, sedangkan
selebihnya yang berusia lebih kecil dari 20 tahun berjumlah 20 orang (21%)
responden
dan yang berusia lebih dari 40 tahun sebesar 25 orang (26%)
responden. Dengan demikian banyaknya yang menjalankan usaha dilihat dari
usia, maka yang menjalankan usaha adalah pada usia produktif.
4.1.6.2. Karaktristik responden berdasarkan jenis kelamin
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan usia dapat di lihat
pada Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.7. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis kelamin
1
Laki - laki
2
Perempuan
Total
Sumber : Data penelitian, 2015
Frekwensi
47 orang
48 orang
95
Persentase
49 %
51 %
100 %
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa karaktristik responden
berdasarkan jenis kelamim hampir seimbang hanya selisih 2% antara jumlah
responden laki-laki dan responden perempuan, dengan jumlah responden laki-laki
sebesar 47 orang (49%) dan responden perempuan 51 orang (51%). Dilihat dari
selisih tersebut, pada umumnya di masyarakat pada penempatan PSP3 perempuan
yang lebih banyak menjalankan jenis usaha.
4.1.6.3. Karaktristik responden berdasarkan pendidikan
Data responden yang menjalankan usaha berdasarkan pendidikan dapat
dlihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8. Karaktristik responden berdasarkan jenis pendidikan
No
Pendidikan
1
SD
2
SLTP
3
SLTA
Total
Sumber: Data Penelitian, 2015
Frekwensi
24
44
27
95
Persentase
25 %
46 %
28%
100 %
Berdasarkan Tabel 4.8responden yang berpendidikan tamatan SD sebesar
24 orang (25%), berpendidikan tamatan SLTP sebanyak 44 orang (46%), dan
yang berpendidikan tamatan SLTA sebanyak 27 orang (28%). Maka responden
lebih banyak menjalankan usaha adalah yang berpendidikan SLTP dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
pada umumnya di desa banyak yang putus sekolah yang hanya sekolah pada
tingkat SLTP.
4.1.7. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian
4.1.7.1.Penjelasan responden atasvariabel penggerak pada Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 3 ) tiga pertanyaan. Jawaban responden terhadap
variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
(PSP3) bisa dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9. Penjelasan responden atas variabel penggerak pada PSP3
Alternatif Jawaban
Kunci
Pertanyaan
5
4
3
Total
Jawaban
Frek % Frek % Responden
2
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Merencankan
usaha
Membentuk
kelompok
usaha
Memotivasi
masyarakat
Jumlah
44
46,31
51
53,6
0
-
0
24
25,26
69
72,63
2
2,11
30
31,57
61
64,21
4
4,21
98
181
Total (%)
34,39
63,51
1
-
0
95
0
0
95
0
0
95
6
0
0
285
2,1
0
0
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.9. Pada pertanyaan pertama (1) sebanyak 51 orang
responden menjawab setuju yaitu sekitar 53,6 %. Dan dengan pertanyaan kedua
(2) responden menjawab sebanyak 69 orangsebesar 72,63 %. Begitu juga dengan
pertanyaan ketiga (3) responden lebih menjawab setuju dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
jawaban yang lain yaitu sebanyak 61 orang dengan persentase 64,21 %.Dan tidak
adanya responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, namun
masih ada responden menjawab ragu-ragu atas pertanyaan kedua dan ketiga
sebesar 6,32 %. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih dominan
memilih setuju dibandingkan dengan yang lain, artinya responden masih menilai
bahwa variabel penggerak pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) adalah baik. PSP3 sebagai pemuda yang bisa mengajak dan
memotivasi masyarakat agar mau melakukan wirausaha dan melakukan
pembinaan usaha yang sudah ada.
4.1.7.2.
Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana
Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan
di Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 5 ) lima pertanyaan. Jawaban responden
terhadap variabel pendampingan pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan
di Perdesaan (PSP3) terlihat pada Tabel 4.10, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10.Penjelasan responden atas variabel pendampingan pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Kunci
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
4
3
5
2
Frek
%
Frek
%
Frek
%
42
44,21
53
55,79
0
-
0
38
40
56
58,95
1
1,05
16
16,84
57
60
22
24
25,26
58
61,05
Mengatur
kegiatan
usaha
Mendamping
usaha
masyarakat
Membentuk
lembaga
swadaya
msayarakat
Sebagai
penghubung
dengan
pihak
pengembang
usaha
Ikut
mempromosi
hasil usaha
Jumlah
9
9,47
80
129
-
304
Total (%)
27,16
Total
Jawaban
Responden
1
Frek % Frek %
0
95
0
0
95
23,12
0
0
95
13
13,68
0
0
95
84,21
6
6,32
0
0
95
-
42
-
0
64
8,84
0
-
-
-
0
0
-
475
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat pada tiap-tiap pertanyaan bahwa
masyarakat lebih dominan memilih setuju dibandingkan yang lain yaitu sebesar
55,79 % pada pertanyaan pertama, 58,95 % pada pertanyaan kedua, 60 %
pertanyaan ketiga, 61,05 % pertanyaan keempat dan 84, 21% pertanyaan kelima.
Namun masih ada juga responden yang menjawab ragu-ragu yaitu 1,05% pada
untuk pertanyaan kedua, 23,12 % pertanyaan ketiga, 13,68 % pertanyaan keempat,
6,32 % pertanyaan kelima. Maka dapat disimpulkan bahwa walaupun masih ada
responden yang menjawab ragu-ragu, namun pada umumnya masyarakat lebih
Universitas Sumatera Utara
menjawab setuju. Artinya masyarakat menilai memang seharusnya peserta
Pemuda Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3) dituntut harus
mampu mendampingi masyarakat baik dari pembentukan usaha, sedang
manjalankan usaha hingga terbentuknya usaha mandiri yang berkelanjutan.
4.1.7.3. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana
PenggerakPembagunan di Perdesaan (PSP3)
Variabel kemandirian pada Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terdiri dari ( 2 ) dua pertanyaan. Jawaban responden terhadap
variabel kemandirian pada
Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) terlihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11. Penjelasan responden atas variabel kemandirian pada Pemuda
Sarjana Penggerak Pembagunan di Perdesaan (PSP3)
Alternatif Jawaban
Kunci
Pertanyaan
5
4
3
Total
Jawaban
Frek % Frek % Responden
2
1
Frek
%
Frek
%
Frek
%
Terbentuknya
usaha
mandiri
Melakukan
usaha
mandiri
Jumlah
23
24,21
69
72,63
3
3,12
0
0
95
17
17,89
76
80
2
2,1
0
0
95
40
-
145
-
5
-
0
Total (%)
21,05
76,32
2,63
0
-
0
0
-
285
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Tanggapan responden pada Tabel 4.11 menunjukan bahwa tanggapan
responden tetap memilih setuju, namun masih ada yang memilih sangat setuju dan
masih ragu-ragu. Pada pertanyaan pertama yang lebih banyak memilih setuju
Universitas Sumatera Utara
sebesar 72,63 %, begitu juga pertanyaan kedua sebesar 80 %. Jawaban sangat
setuju yang dominan ada pada pertanyaan pertama, yang menjawab ragu-ragu
dominan ada pada pertanyaan pertama. Variabel kemandirian pada PSP3
menunjukan responden lebih menjawab setuju jika dibandingkan dengan yang
lain. Maka dapat diartikan dari jawaban yang adabahwa Peserta Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan di Pembangunan di Perdesaan (PSP3) juga seharusnya
mampu melakukan pembentukan masyarakat yang mandiri, terutama dalam
bidang usaha.
4.1.7.4. Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Variabel pemberdayaan kewirausahaan terdiri dari (2) dua dimensi yaitu:
membangun daya masyarakat dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
mengembangkan potensi masyarakat. Dengan jumlah pertanyaan sebanyak (6)
enam
pertanyaan.
Jawaban
responden
terhadap
variabel
pemberdayaan
kewirausahaan terlihat pada Tabel 4.12, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12.Penjelasan responden atas variabel pemberdayaan kewirausahaan
Kunci
pertanyaan
5
Frek
Wirausaha dapat
34
mengembangkan
kemampuan
masyarakat
Perlunya
33
kesadaran
masyarakat
Adanya
14
pastisipasi
masyarakat
Perlu dukungan 45
dari berbagai
pihak
Meningkatnya
31
akses bantuan
usaha
Peningkatan
16
akses prasarana
173
Jumlah
Total (%)
30,35
4
Alternatif jawaban
3
2
%
Frek
%
Frek
%
35,79
58
61,05
3
3,15
0
34,74
61
64,21
1
1,05
14,74
80
84,21
1
47,36
49
51,57
32,63
63
66,31
16,84 79
Total
Jawaban
Responden
1
Frek % Frek %
0
95
0
0
95
1,05
0
0
95
1
1,05
0
1
1,05
0
-
0
83,15 0
-
-
0
-
95
0
-
0
95
-
95
390
7
0
0
95
68,42
1,23
0
0
100%
Sumber : Data olahan penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.12menunjukan pada tiap-tiap pertanyaan lebih
dominan menjawab setujujika dibandingkan dengan jawaban yang lain, yaitu
sebesar 61,05 % pertanyaan pertama, 64,21% pertanyaan kedua, 84,21 %
pertanyaan ketiga, 51,57 % pertanyaan keempat, 66,31 % pertanyaan kelima dan
83,15 % pertanyaan keenam. Selain memilih setuju, responden juga masih
memilih sangat setuju dan masih ragu-ragu. Yang menjawab sangat setuju skor
tertinggi pada pertanyaan keempat sebanyak 45 orang, 47,36 %. Dan yang
menjawab ragu-ragu skor tertinggi adalah pada pertanyaan pertama sebanyak 3
responden, 3,15 %. Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa responden
Universitas Sumatera Utara
menanggapi variabel pemberdayaan masyarakat masih baik dan perlu dilakukan
peningkatatan.
4.1.8. Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
terhadap Pemberdayaan Kewirausahaan
Peran Pemuda Sarana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3)
terhadap pemberdayaan kewirausahaan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara dapat di lihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13. Rata - rata peran PSP3 terhadap pemberdayaan kewirausahaan
No.
Peran PSP3
Rata – rata
1
Penggerak
3,0
2
Pendampingan
5,0
3
Kemandirian
3,0
Rata - rata
3,70
Sumber : Diolah dari data primer, 2015
Penilaian masyarakat terhadap adanya Pemuda Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan (PSP3) menunjukan bahwa adanya peran PSP3
terhadap pemberdayaan kewirausahaan. Berdasarkan pada Tabel 4.13 peran PSP3
nilai rata-rata sebesar 3,70, artinya menunjukan nilai tersebut adalah positif
Dasar interpretasi terhadap skor dari variabel peran PSP3 adalah dengan
melihat skor rata – rata dan selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan
beracuan pada Tabel 4.14. Untuk menyatakan apakah seluruh variabel berada
pada daerah yang telah ditentukanadalah berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Dasar interpretasi skor item kuesioner variabel PSP3 pada
pemberdayaan kewirausahaan
No.
Nilai Skor
Interpretasi
1
0